Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada praktikum kali ini berjudul mineralogi kimiawi, oleh karena itu
mineral mempunyai komposisi kimia dan struktur dalam Kristal tertentu maka ia
mempunyai sifat kimia. Berdasarkan sifat-siafat kimia mineral digolongkan
menjadi delapan golongan yaitu, golongan Native Element, golongan sulfida,
golongan oksida dan Hidroksida, golongan Halida, golongan Karbonat Nitrat dan
Borates, golongan Sulfat, golongan Fosfat, dan golongan Silika
Mineralogi Kimiawi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat kimiawi dari
mineral. Meliputi perubahan yang terjadi apa bila dipanasi oleh api oksidasi
maupun api reduksi mengenai perubahan warna, sublimasi, pengembunan,
penggarangan, serta mempelajari sistematika mineral kedalam golongan-golongan
atas dasar senyawa kimianya. Mineral didefinisikan sebagai bahan padat
anorganik yang terdapat secara alamiah, terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam
perbandingan tertentu, dimana atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu
pola yang sistematis. Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu
dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur
didalamnya. Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama
adalah dengan melakukan analisis secara kimiawi, dan yang kedua yang paling
umum dilakukan adalah dengan cara mengenali sifat-sifat fisiknya. Beberapa dari
mineral dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam keadaan
padatnya, sebagai memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak.
Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara
alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis.
Berdasarkan dari pengertian tersebut maka dapat kita simpulkan pula bahwa
mineral adalah benda padat homogen yang terdapat di alam, secara anorganik,
mempunyai kompisisi kimia pada batas tertentu, cakupannya meliputi pengenalan
karakteristik fisik, komposisi kimia, pengelompokan, sampai proses terbentuknya
mineralogi. Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud
sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai.

Mineralogi Kimiawi 1
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Mengetahui dengan jelas apa itu mineralogi kimiawi
2. Mengetahui struktur nyala api, reduksi dan oksidasi
3. Mengetahui unsur-unsur pada tabel Bead Coloration Kranss
1.3 Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada saat praktikum sebagai berikut :
1. Pipa tiup
2. Lampu spiritus
3. Kawat platina
4. Jarum preparat
5. Gelas arloji
6. Keping gips
7. Bor tangan
8. Buluh tertutup
9. Magnet
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum sebagai berikut :
1. LKS
2. Sampel mineral
3. HVS
1.4 Cara kerja
Adapun langkah-langkah dalam praktikum kali ini sebagai berikut :
1. Dibersihkan kawat platina dengan jalan memasukkannya kedalam lampu
spirtus, supaya cepat bersih, masukkan kedalam HCl encer, kemudian
dipanaskan. Begitu berulang-ulang sampai bersih.
2. Dimasukkan kawat platina ke dalam tepung borax.
3. Dipanaskan kedalam api oksidasi sampai terbentuk manik-manik (mutiara
borax) yang berwarna jernih tanpa noda sedikitpun.
4. Dimasukkan mutiara borax (dalam keadaan panas) kedalam bubuk mineral
yang akan diselidiki.

Mineralogi Kimiawi 2
5. Dipanaskan dengan api oksidasi
6. Diamati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.
7. Dibuat mutiara borax lagi dan masukkan kedalam tepung mineral.
8. Dipanasi dengan api reduksi.
9. Diamati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin dan
dicocokkan dengan tabel Kranss.

BAB II
Mineralogi Kimiawi 3
DASAR TEORI
Mineral dapat didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang
terdapatsecara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan
tertentu. Pada mineral, atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang
sistematis. Mineral dapat dijumpai dimana-mana, dapat berwujud sebagai batuan,
tanah atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa dari mineral
mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga
memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, 20 kecuali
beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai
perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya
memungkinkan, akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai
bentuk-bentuk yang teratur. Kristalsecara umum didefinisikan sebagai bahan
padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang
teratur. Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis
karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk
ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat,
bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang
teratur didalamnya.kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat
yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi (Noor, 2014).
Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan anorganik yang terdapat secara
alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola sistematis. Mineral
dapat kita jumpai dimana-mana di sekitar kita, dapat berwujud batuan, tanah, atau
pasir yang diendapkan di dasar sungai. Beberapa dari mineral tersebut dapat
mempunya nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga
memungkinkan untuk ditambang seperti emas, perak dan nikel. Mineral kecuali
beberapa jenis, memiliki sifat-sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya,
sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya
memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan
sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal dengan “Kristal”. Dengan
demikian Kristal secara umum dapat di-defenisikan sebagai bahan padat yang
homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi-

Mineralogi Kimiawi 4
studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara yang
terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi (Audia, 2010).
Nyala api reduksi adalah nyala api akibat adanya reaksi reduksi dimana suatu
unsur mengalami peristiwa penangkapan elektron sehingga bilangan oksidasinya
menurun. Nyala api reduksi adalah nyala api yang timbul ketika suatu unsur
mengalami reduksi, Karena setiap akan memiliki nomor aton yang berbeda-beda
yang mengakibatkan perbedaan jumlah elektron tersebut menentukan warna yang
dimiliki oleh setiap atom sehingga warna garis bersifat khas (Syukri, 2008).
Mineralogi Kimiawi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari sifat-
sifat kimiawi dari mineral. Meliputi perubahan yang terjadi bila dipanasi oleh api
oksida maupun api reduksi mengenai perubahan warna, sublimasi, pengembunan,
penggarangan dan lain-lain, serta mempelajari sistematika mineral kedalam
golongan-golongan atas dasarnya dan unsur-unsur penyusunnya(Arlondo, 1977).
Mineralogi merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, antara lain sifat-sifat fisik,sifat kimia, keterdapatannya, cara terjadinya
dan keguanaannya. Mineral adalah benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik mempunyai beberapa komposisi kimia tertentu dan
mempunyai susunan atom yang teratur, yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimia
tertentu serta umumnya berbentuk kristalin. Meskipun demikian ada beberapa
bahan yang terjadi karena penguraian atau perubahan (Danisworo, 1994).
Dalam kimiawi terdapat pembelajaran mengenai reaksi reduksi oksidasi,
dimana reduksi adalah penerimaan electron atau penurunan bilangan oksidasi.
Sedangkan oksidasi adalah perlepasan elektron atau peningkatan bilangan
oksidasi.Sedangkan oksidasi adalah perlepasan elektron atau peningkatan
bilangan oksidasi. Sedangkan bilangan oksidasi merupakan muatan ion pada suatu
unsure kimia. Dalam pengujian ada atau tidaknya reaksi redoks, dapat dilakukan
suatu uji nyala api.Kombinasi udara dan gas dapat diatur untuk memastikan lebih
tinggi atau lebih rendah aliran udara bersama dengan gas untuk menghasilkan api
yang diinginkan. Rasio normal udara dan gas dalam api adalah tiga bagian dari
udara bersama dengan satu bagian dari gas.Gas yang biasanya digunakan oleh
Bunsen adalah sebuah alat untuk menghasilkan api (Noor,2012).

Mineralogi Kimiawi 5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAAN
3.1 Hasil
No Gambar Nama Borax Bead Sumber
mineral Mineral Nyala api Nyala api
(unsur oksidasi reduksi
kimia)
1 Manganit Violet Tak berwarna https://
(Mn) kemerahan de.wikipedia.org/
wiki/manganit

2 Cobalt Biru Biru https://


(Co) id.pinterest.com/pin/
292452569522621807
/

3 Tembaga Biru Merah opaq https://


(Cu) kehijauan universeater.wordpres
s.com/2016/08/25/
native-element-gold-
group-copper-cu/amp/
4 Nikel (Ni) Coklat Abu-abu https://
kemerahan opaq images.app.goo.gl/
g4trfWNS6vMqzsmg
8
5 Besi (Fe) Kuning Hijau pucat https://kpssteel.com/
besi-baja/proses-
pembuatan-bijih-besi-
menjadi-besi-kasar-1/
6 Kromit Hijau Hijau pucat https://
(Cr) kekuningan www.slideshare.net/
BonitaSusimah/

Mineralogi Kimiawi 6
kromit-bahan-galian-
industri-bonita
7 Uranium Kuning Hijau puca https://fst.unair.ac.id/
(U) tak en/uranium-and-its-
baerwarna uses/

8 Vanadium Hijau Hijau cerah https://


(V) kekuningan images.app.goo.gl/
uvVoWfbr27iexkAx9

9 Titanium Tak berwarna Violet https://


(Ti) kecoklatan www.dreamstime.com
/photos-images/
titanium-ore.html

10 Molybden Tak berwarna Coklat https://


um (Mo) www.refractorymetal.
org/facts-about-
molybdenum/
11 Wolframit Tak berwarna Kuning- http://nevada-outback-
(w) coklat gems.com/
kemerahan mineral_information/
Wolframite_mineral_i
nfo.htm
12 Silikon Tak berwarna Tak berwarna http://
(Si) cmis307unsrat.blogsp
ot.com/2010/01/
silikon_31.html?m=1

3.2 Pembahasan
Mineralogi Kimiawi 7
Pada kegiatan praktikum kristalografi dan mineralogi, dilakukan praktikum
dengan judul mineralogi kimiawi, Mineralogi Kimiawi adalah ilmu yang
mempelajari sifat-sifat kimiawi dari mineral. Meliputi perubahan yang terjadi bila
dipanasi oleh api oksidasi maupun reduksi mengenai perubahan warna, sublimasi,
penegembunan, dan lain-lain, serta mempelajari sistematika mineral kedalam
golongan-golongan atas dasar senyawa kimianya. Pada praktikum ini menguji
kompoosisi kimia dari mineral menggunakan uji nyala api reduksi maupun
oksidasi.Nyala api reduksi adalah nyala api akibat adanya reaksi reduksi dimana
suatu unsur mengalami peristiwa penangkapan electron sehingga bilangan
oksidasinya menurun. Sedangkan nyala api oksidasi adalah nyala api akibat
adanya reaksi oksidasi dimana suatu unsur melepaskan electron.
Dimana unsur yang bereaksi secara reduksi akan menunjukan warna
khasnya sebagai akibat pancaran radiasi yang berasal dari unsur tersebut sehingga
dapat diketahui jenis mineral dari hasil warna reduksi. Sedangkan nyala api
oksidasi bertujuan untuk mengetahui warna oksidasi yang dihasilkan suatu
mineral. Hal ini di karenakan unsur didalamnya ada yang dapat bereaksi secara
oksidasi pada bagian oksidasi, diketahui jika bagian tiga merupakan daerah
oksidasi terkuat. Hal ini disebabkan karena daerah tersebut mempergunakan O2
secara maksimal sehingga membuat api yang menyala pada bagian empat walau
tidak sekuat daerah tiga, tapi merupakan tempat yang kaya akan 02 yang menjadi
pasokan proses oksidasi dari pembakaran yang terjadi akibat pembakaran.
Pada nyala api oksidasi dan reduksi terdapat perbedaan. Perbedaanya yaitu
pada reaksi oksidasi mengandung lebih banyak oksigen dari pada asetilena (bahan
bakar gas lainnya), sedangkan pada reaksi reduksi berisi lebih banyak asetilena
(bahan bakar gas) dari pada oksigen.Uji nyala api ini menimbulkan warna yang
berbeda-beda pada setiap unsurnya dan dapat dibuktika dengan table Bead
coloration krans. Contohnya seperti unsur Mn, pada reaksi oksidasi nyala api
warna yang akan dihasilkan adalah Violet Kemerahan sedangkan pada reaksi
reduksi api tersebut tidak menimbulkan warna atau tidak berwarna. Pada unsur Cu
warna api oksidasi yang dihasilkan adalah biru hijau sedangkan warna api
reduksinya adalah merah opaq. Pengaruh mineral terhadap uji nyala reduksi
adalah untuk menentukan unsur yang terdapat dalam mineral tersebut.

Mineralogi Kimiawi 8
Disini warna api hanya untuk mengujji hasil warna yang terjadi apabila
teroksidasi dengan unsur kimia dan juga pengaruhnya kepda uji nyala itu terlihat
pada perbedaan warnanya.setiap mineral mempunyai warna api yang
dihasilkannya berbeda. karena mineral mempunyai sifat warna nyala api yang
berbeda-beda. Hubunga antara persamaan kimia dan nyala api itu terletak pada
persamaan kimianya menunjukan bahwa persamaan kimia itu reduksi, maka
secara langsung nyala api tersebut menunjukan sifat reduksi yaitu redup dari pada
oksidasi yang terang jadi, mineral mempunyai siat kimianya masing-masig dan uji
nyala api adalah salah satu metode untuk mengetahui sifat kimia mineral. Warna
api bukanlah menjadi sebagai parameter untuk menentukan mineral, namun hanya
untuk menentuka indicator panas api pada mineral. Hal ini dikarenakan warna api
yang ada menunjukan sebeberapa panas api yang terbentuk, warna api sangat
dipengaruhi oleh elektron-elektron dalam api yang selalu berpindah-pindah.
Setiap unsur mempunyai spectrum emisi tertentu tapi maka akan
memancarkan radiasi elektromagnetik yang akan menghasilka pancaran api
dengan warna-warna tertentu. Peletakan minerl pada struktur nyala api yaitu
menggunakan alat bantu seperti pipa tiup karena pembakaran mineral tanpa
adanya alat bantu dapat menyulitkan praktikan dan dapat membuat, praktikan
kesusahan untuk melihat nyala api yang dihasilkan.Setelah uji nyala dilakukan
diperoleh hasil nya seperti litium menghasilkan warnah merah yang merupkan
suhu panasnya paling rendah dibandingkan dengan unsur lainnya lalu ada natrium
warna yang dihasilkan adalah kuning. Warna-warna yang dihasilkan tersebut
memiliki warna yang khas dan tentunya berbeda-beda.Kegunaan dari mempelajari
mineralogy kimiawi yaitu untuk membantu saat kita tidak mengetahui nama
mineral yang kita temukan dan tidak bias dideskripsikan secara visual jadi dengan
mempelajari mineralogy kimiawi dapat membantu agar dapat mengetahui apa saja
yang terkandung di dalam mineral tersebut sehingga kita dapat mengetahui nama
dari mineral tersebut. Kegunaan dari mempelajari mineralogi kimiawi ini yaitu
untuk membantu saat para praktikan tidak mengetahui nama-nama mineral yang
praktikan temukan serta juga tidak bisa mendeskripsikannya secara visual.
BAB IV
PENUTUP

Mineralogi Kimiawi 9
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Nyala api reduksi adalah nyala api akibat adanya raeksi reduksi dimana
suatu unsur mengalami peristiwa penangkapan elektron sehingga bilangan
oksidasinya menurun. Sedangkan nyala api oksidasi adalah nyala api
akibat adanya reaksi oksidasi dimana suatu unsur melepaskan elektro
sehingga bilangan oksidanya meningkat.
2. Unsur unsur yang ada pada tabel Bead Coloration Krans ada 12 yaitu
Mangan (Mn), Cobalt (Co), Tembaga (Cu), Nikel (Ni), Besi (Fe), Kromit
(Cr), Uranium (U), Vanadium (V), Talium (Ti), Molibden (Mo), Wolfram
(W), dan Silicon (Si).
3. Mineral merupakan hal yang sangat mendasar, karena beberapa sifat-sifat
mineral/kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/ kristal tidak
hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang
dari atomatom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun
kristal/mineral.

4.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya lebih menghargai waktu, lebih memahami
dan mempelajari materi dan tugas yang diberikan sebelum praktikum.Serta
lebih banyak membaca buku atau artikel tentang mineralogi kimiawi untuk
menambah wawasan dan pengetahuan praktikan untuk kedepannya.

Mineralogi Kimiawi 10
DAFTAR PUSTAKA
Audia. 2010. Kristalografi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Ariondo, M.1977." Simons & Schuster's Guide to Rocks and Minerals".Milan: Simons
& Schuster'sInc.
Danisworo, dkk. 1994. Penuntun praktikum kristalografi dan mineralogi. Yogyakarta:
Universitas Pembangunan Nasional.
Noor, D. 2014. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan.
Noor, D. 2012. Pengantar Geologi Jilid II. Bogor: Graha Ilmu.
Syukri, Ahmad.2010. Kimia Dasar II. Bandung: ITB Press

Mineralogi Fisik II 11

Anda mungkin juga menyukai