Anda di halaman 1dari 2

Jangan takut - Ulangan 31: 6

“Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu ,janganlah takut dan janganlah gemetar karena mereka,
sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan
engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”

Bapak ibu dan saudara yang dikasihi Tuhan, shalom. Selamat malam.

dalam kehidupan yang diciptakan Tuhan. dari kita lahir, bertumbuh, berproses..kita saling
berjumpa dengan sesama. ketika kita lahir, kita mungkin berjumpa dengan bu bidan, mbah
dukun, orang tua kita.

ketika kita masih berada di dalam kandungan, kelahiran kita sangat dinanti-nantikan. Kapan
to iki lahire? Kita lahir sebagai bayi yang mungil, bayi abang..kita di liling..lelo lelo ledung.
Kehadiran kita membuat orang lain berbahagia. Apalagi ketika masih kecil..tawa kita,
membuat mereka ikut tertawa. Ketika kita belum bisa bicara, orang tua, saudara kita pasti
ngajari kita untuk berbicara..

ketika kita belum bisa berjalan, orang-orang disekitar kita akan menemani kita, berproses
sampai kita bisa berjalan..yen merangkak, mereka akan mengawasi kita. ketika andan andan,
dan kita jatuh, mereka akan menolong kita untuk berdiri kembali. ketika di titah, mereka
memegang tangan kita, agar kita tidak jatuh dna kita tetap dapat berjalan. Orang-orang
disekitar kita menemani kita. kehadiran kita pada waktu lahir membawa sukacita bagi orang-
orang disekitar kita.

seiring berjalannya waktu, kita yang tadinya lucu, menggemaskan menjadi semakin dewasa
dan tua. Dan akhirnya kita kembali ke tanah. kita meninggal. Ini adalah suatu kenyataan yang
harus disadari dan diterima oleh setiap manusia..

nha ketika kita lahir, orang bersukacita, berbahagia. Tapi ketika kita meninggal, orang
bersedih dan menangis. Jadi ini ada kebalikan nggih. Ketika kita lahir, bayi mak
pencenger..nagis..owek..owek..tapi orang lain tertawa. Tapi ketika seorang meninggal, ia
sudah ayem bersama Tuhan. sudah bahagia dan damai di sorga. tapi orang yang ditinggalkan
menangis dan bersedih.

lha kenapa ketika seorang meninggal, orang disekitarnya menangis, bersedih? Karena
mereka telah hidup bersama, berkelana bersama dalam dunia ini. Jika ibu budi lestari
ditimbali Gusti di usia…. Berarti ibu budi lestari sudah berjumpa, menjalin relasi bersama
selama….., ,,,, tahun dari lahir, anak-anak, pemuda, dewasa, sepuh. Banyak hal yang sudah
dilakukan, dikerjakan, hidup bersama dengan keluarga, tetangga dan sesama. banyak kisah,
cerita yang sudah terbangun.
Jadi Ketika istri, ibu eyang kita ditimbalo Gusti, kita dan khususnya keluarga sanat bersedih,
berduka. Malah kita kaget.

Nha, bayangan dan kenangan ibu membuat kita sedih dan meneteskan air mata. Mungkin
ada perasaan gelisan dan takut..aku ditinggal sama orang yang aku kasihi, nanti bagaimana
ya kehidupanku?

Hal ini juga dialami oleh bangsa Israel ketika di tanah perbudakan. Bangsa Israel ketika
ditanah perbudakaan dan dibebaskan, mereka berjalan menuju tanah perjanjian yang
dipimpin oleh musa. Namun, karena musa sudah lanjut usia dan mau tidak mau harus
menghadapi kematian. Akhirnya kepemimpinan digantikan oleh yosua. Ada ketakutan dan
kegelisahan yang dialami oleh bangsa Israel maupun yosua sendiri. Bagaimana nanti kalo
yosua tidak berhasil membawa umat ke tanah perjanjian? Itu dari pihak umat. Dari pihak
yosua: tuhan aku masih muda, bisa ndak ya aku memimpin?. Mereka mengalami
ketakutan..jangan-jangan nanti kita tidak akan sampai ke tanah perjanjian, jangan-jangan
nanti kita diserang musuh. Waduh…umat sangat ketakutan dan gelisah.

Namun dalam ketakutan, kegelisahan Tuhan bersabda:

“Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu ,janganlah takut dan janganlah gemetar karena mereka,
sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan
engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”

Tuhan allah itu, Allah yang setia. Dia tidak membiarkan umat-Nya sendiri. Dia tidak
meninggalkan umat-Nya, Dia selalu menyertai umat-Nya. Kita hanya perlu berjuang
menguatkan dan meneguhkan hati. Tatag, teteg lan tanggon anggen ngadepi prekawis.

Seperti bangsa Israel yang sedang dalam ketakutan ketika hendak ditinggalkan musa.
Ketakutan menhadapi musuh. Namun, mereka harus tetap melanjutkan perjalanannya.
Dalam perjalanan itu, mereka tidak sendiri, namun ada Tuhan bersmaa dengan mereka.
Tuhan senantiasa menyertai.

Demikian, juga untuk keluarga besar bp. suparno, yang saat ini kita sedang berduka,
bersedih, karena ditinggalkan oleh suami, bapak, eyang, saudara kita bp. suparno. Tuhan
senantiasa menyertai keluarga. Tetap melanjutkan kehidupan. Tuhan menyertai dan
memberi kekuatan. Amin.

Anda mungkin juga menyukai