Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP
Kesimpulan
Keluarga adalah fondasi pertumbuhan dan perkembangan anak, yang
membentuk kepribadian mereka. Orang tua adalah guru utama di tahun-tahun
awal seorang anak, yang bertindak sebagai panutan. Ada tiga gaya pengasuhan
utama: otoriter, demokratis, dan permisif. Pola asuh otoriter menetapkan aturan
yang ketat, dengan anak-anak yang kurang terbuka dan kurang inisiatif. Pola asuh
demokratis mendorong anak untuk belajar mandiri dengan tetap mempertahankan
kontrol orang tua, sehingga tercipta komunikasi yang terbuka dan hubungan yang
positif. Pola asuh permisif tidak menetapkan batasan, sehingga menghasilkan
anak-anak yang berpikiran sempit dan melanggar norma sosial. Di era digital,
pengasuhan anak memiliki tantangan baru. Wawancara dengan lima responden
mengungkapkan berbagai masalah. Ibu Masruro, seorang ibu tunggal, merasa sulit
untuk memantau aktivitas online anaknya. Ibu Maya kesulitan dalam mengawasi
penggunaan gawai dan jam belajar anaknya. Ibu Indah menghadapi tantangan
dalam mengontrol akses internet dan memahami teknologi. Ibu Siti berusaha
menyeimbangkan antara kebebasan dan perlindungan, dengan menjaga dialog
terbuka dengan anak-anaknya. Ibu Rahmah melibatkan anaknya dalam
pengambilan keputusan terkait penggunaan teknologi.
Mengasuh anak di era digital merupakan tantangan tersendiri bagi orang
tua tunggal di Kecamatan Panceng. Mereka harus memahami dampak teknologi
terhadap perkembangan anak, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti
penggunaan gawai, akses internet, dan paparan informasi. Menyesuaikan pola
pengasuhan anak dengan perkembangan teknologi sangatlah penting. Pengawasan
penggunaan gawai, akses internet yang terkendali, dan memberikan paparan
informasi yang positif merupakan hal yang perlu diperhatikan. Manajemen waktu,
memastikan pendidikan yang seimbang, keterbatasan keuangan, dan membangun
hubungan yang sehat adalah tantangan tambahan bagi orang tua tunggal di era
digital. Mengelola waktu di depan layar, fokus pada konten yang sesuai,
manajemen keuangan yang bijak, dan menyeimbangkan perhatian pada anak dan
tanggung jawab lainnya adalah hal yang penting. Mengasuh anak di era digital,
terutama bagi orang tua tunggal, membutuhkan adaptasi yang terus menerus
terhadap perkembangan teknologi yang begitu cepat.
Sebuah penelitian terhadap 15 ibu tunggal menemukan bahwa hanya lima
orang ibu yang memiliki anak berusia 10-15 tahun, yang menyoroti tantangan
yang mereka hadapi di era digital. Para ibu ini harus mengendalikan waktu di
depan layar, memastikan akses ke pembelajaran online, mengelola kesulitan
keuangan, dan mengelola konten digital. Mereka juga bergelut dengan kesulitan
keuangan dan menyeimbangkan gaya pengasuhan yang permisif dan demokratis.
Meskipun memahami pentingnya batasan, mereka berjuang untuk
menegakkannya. Meskipun demikian, mereka secara aktif berpartisipasi dalam
pendidikan digital anak-anak mereka dan mencari dukungan dari kelompok
komunitas ibu tunggal. Terlepas dari tantangan yang dihadapi, para ibu ini
berusaha keras untuk membangun rasa tanggung jawab dan kemandirian di antara
anak-anak mereka melalui percakapan terbuka tentang batasan dan penggunaan
teknologi.
Ibu Masruro tetapi memprioritaskan pendidikan anak-anak, yang
membantu membantu belajar internet dengan aman, menemukan sumber
informasi, dan memahami manfaat dan efek media sosial. Ibu Masruro
menggunakan platform online untuk mendapatkan dukungan dari kelompok
komunitas tunggal di Kecamatan Panceng, membantu anak-anak mengatasi
masalah keuangan dan masalah lainnya, dan membantu anak-anak mengatasi
masalah keuangan dan masalah lainnya.
Ibu Maya menghadapi tantangan khusus dalam mengasuh anak-anaknya di
era digital, meskipun mereka mencoba berbagai gaya pengasuhan, mereka
mencoba berbagai keseimbangan antara eksplorasi digital dan aktivitas lainnya.
Ibu Maya terus berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak, membantu
mereka memahami dan mematuhi aturan digital. Ibu Indah dapat membuat jadwal
terstruktur untuk penggunaan perangkat digital anak-anaknya, memberikan waktu
khusus untuk bermain, belajar, dan berinteraksi langsung dengan orang lain, dan
menetapkan batasan yang jelas dan konsisten terkait penggunaan perangkat
digital. Dialog Terbuka: Kedua anak ibu Siti berbicara secara terbuka, membantu
ibu dan anak berbicara dengan baik, terutama tentang teknologi. Ibu Siti
memastikan anak-anak terlibat dalam pengambilan keputusan, menanamkan rasa
tanggung jawab dan memperkuat kemandirian. Ibu Rahma membuat ruang untuk
berbicara dengan anak-anaknya dan membangun lingkungan yang memungkinkan
diskusi terbuka tentang teknologi. Keterlibatan Anak dalam Pembuatan Peraturan
Anak-anak bertanggung jawab untuk membuat peraturan dan peraturan tentang
penggunaan digital.

Saran

Anda mungkin juga menyukai