Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Veteriner Maret 2022 Vol. 23 No.

1 : 70 - 79
pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2022.23.1.70
Terakreditasi Nasional, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, online pada http://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet
Kemenristek Dikti RI S.K. No. 36a/E/KPT/2016

Respons Fisiologis Babi Bali Terhadap


Anestetik Ketamin dan Propofol
(THE PHISIOLOGICAL RESPONSE OF BALINESE PIGS
ON ANESTHETIC OF KETAMINE AND PROPOFOL)

I Gusti Agung Gde Putra Pemayun, I Gusti Ngurah Sudisma

Laboratorium Ilmu Bedah Veteriner,


Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana
Jl. Sudirman, Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia 80234
Telpon (0361) 223791.
Email: putrapemayun@unud.ac.id

ABSTRAK

Anestesi merupakan tahapan yang sangat penting sebelum dilakukan tindakan pembedahan.
Anestesi ketamin dan propofol sering digunakan sebagai agen induksi pada manusia maupun hewan
kesayangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu induksi, durasi anestesi, waktu
pemulihan dan respons fisiologis babi bali terhadap anestesi ketamin, propofol dan kombinasi ketamin-
propofol (ketafol). Digunakan 12 ekor babi bali, bobot 22-27 kg, umur 2,5-3,0 bulan, dan jenis kelamin
jantan. Alat fisiograf digunakan untuk pemantauan perubahan fisiologis pada sistem kardiovaskuler,
respirasi dan suhu tubuh. Babi dipremedikasi dengan atropin sulfat (0,02 mg/kg bb) dan xilazin (2 mg/kg
bb) secara intramuskuler, 20 menit kemudian diinduksi dengan ketamin (4 mg/kg bb), propofol (1,5 mg/
kg bb) dan kombinasi ketamin- propofol (2 dan 0,75 mg/kg bb) secara intravena. Babi yang diinduksi
ketamin menghasilkan waktu induksi 1,87±0,41 menit, durasi anestesi 13,00±2,55 menit, dan waktu
pemulihan 14,25±3,77 menit, yang diinduksi propofol menghasilkan waktu induksi 2,75±0,56 menit,
durasi anestesi 19,25±3,77 menit dan waktu pemulihan 7,50±1,80 menit, sedangkan yang diinduksi
ketafol menghasilkan waktu induksi 2,25±0,56 menit, durasi anestesi 25,50±3,64 menit dan waktu
pemulihan 8,50±1,66 menit. Babi yang diinduksi ketamin, propofol dan ketafol menunjukkan waktu
induksi yang tidak berbeda nyata, tetapi durasi anestesi dengan ketapol nyata lebih lama dibandingkan
dengan ketamin atau propofol dan waktu pemulihan tidak berbeda nyata dengan propofol tetapi sangat
nyata lebih singkat dibandingkan dengan ketamin. Anestesi dengan ketafol menghasilkan durasi
anestesi yang nyata lebih lama dan waktu pemulihan yang sangat nyata lebih cepat, tidak ditemukan
perubahan yang ekstrim terhadap respon fisiologis pada sistem kardiovaskuler dan respirasi selama
babi bali teranestesi.

Kata-kata kunci: anestesi; babi bali; ketamin; propofol; ketafol; respons fisiologis

ABSTRACT

Anesthesia is very important stage before surgical performed. Ketamine and propofol anesthetic
often used as induction agent to human and pet animal. The purpose this research was to determine the
induction time, duration of anesthesia, recovery time, and phsiological response of Bali pig on anesthetic
of ketamine, propofol and its combination (ketafol). Twelve male Bali pigs, weighing 22-27 kg with age of
2.5- 3 mounth were used in this research. Physiological changes in the cardiovascular and respiratory
system, also body temperature was monitored using a physiograph tool. All pigs were premedicated with
atrophine sulphate (0.02 mg/kg bw) and xylazine (2 mg/kg bw) intramuscularly, and 20 minutes later was
induced with ketamine (4 mg/kg bw), propofol (1.5 mg/kg bw) and ketamine-propofol (2 and 0.75 mg/kg bw)
intravenously. Ketamine induced pigs showed results of induction time after 1.87±0.41 minutes, duration
of anesthesia is 13,00±2.55 minute, and recovery time is 14.25±3.77 minutes. The induction time using
propofol is 2.75±0.56 minutes, duration of anesthesia is 19.25±3.77 minutes, recovery time 7.50±1.80
minutes and pigs induced with ketafol produced 2.25±0,56 minutes for induction time, duration of
anesthesia was 25.50±3.64 minutes and recovery time was 8.50±1.66 minutes. The Bali pigs that were
induced with ketamin, propofol and ketafol show that the induction time is not significantly different, but

70
Pemayun dan Sudisma Jurnal Veteriner

for ketafols duration of anesthesia was significantly longer compared with ketamin or propofol and recovery
time was significantly faster compared with ketamine, but not significantly different from propofol.
Anesthetic combination ketamin-propofol (ketafol) in Bali pigs showed that the duration of anesthesia
was longer and recovery time was faster and no the extreme physiological changes in the cardiovascular
and respiratory system was found.

Key words: anesthesia; Bali pig; ketamine; propofol; ketapol; physiological response

PENDAHULUAN Dilaporkan juga anestesi inhalasi, seperti gas


nitrogen oksida dan anestesi yang diuapkan
Babi sering digunakan sebagai hewan model dengan halogen mengakibatkan pencemaran
pembedahan untuk manusia terutama lingkungan dan penipisan lapisan ozon
pembedahan pada rongga abdomen. Di Bali (Amadasun dan Edomwonyi, 2005).
awal tahun 2020 banyak terjadi kematian pada Anestesi umum injeksi maupun inhalasi
babi yang diduga disebabkan oleh visus African pada babi memiliki beberapa kelemahan seperti
Swine Fever . Kematian sangat banyak dijumpai terjadinya hipersalivasi, terbatasnya pembuluh
pada babi-babi ras luar sementara babi bali yang darah perifer, bentuk anatomi laring yang
berwarna hitam relatif lebih kuat dan sekarang menjadi penyulit dalam intubasi trakhea, serta
banyak dipelihara oleh peternak. Kebutuhan cenderung menyebabkan terjadinya laringos-
babi untuk hewan model pembedahan pada pasmus (Geovanini et al., 2008). Babi bali juga
manusia semakin banyak diperlukan termasuk sulit untuk dikekang (restraint) sehingga
babi bali yang merupakan salah satu plasma penyuntikan intravena sulit untuk dilakukan.
nutfah yang semakin berkurang populasinya. Dengan kesulitan-kesulitan tersebut, metode
Akibat kematian dalam jumlah banyak pada pembiusan dengan memberikan premedikasi
babi ras asal luar Indonesia, sekarang peternak anestesi secara intramuskuler dan anestesi
banyak yang beralih memelihara babi bali yang intravena merupakan salah satu pilihan
memiliki ketahanan tubuh lebih kuat terhadap pembiusan (Gunanti et al., 2011). Senyawa
penyakit dibandingkan babi ras. premedikasi anestesi intramuskuler yang sering
Pembedahan tidak dapat dilakukan bila digunakan pada babi adalah xilazin. Pemberian
pembiusan belum dilaksanakan, maka anestesi anestesi umum harus memiliki waktu induksi
merupakan tahapan yang sangat penting pada yang cepat dan volume pemberian yang sedikit
tindakan pembedahan. Anestesi mempunyai agar pemberian obat bius dapat dengan cepat
risiko yang jauh lebih besar dari prosedur dilakukan. Karakter mulai kerja obat yang
pembedahan karena nyawa pasien yang cepat juga harus memiliki batas keamanan yang
dianestesi dapat terancam. Untuk itu pemilihan luas, langsung memberikan efek hipnosis, serta
agen anestetik yang ideal diperlukan dalam analgesia yang kuat (Geovanini et al., 2008).
menghasilkan efek analgesia, sedasi, relaksasi, Anestetik parenteral yang dapat diberikan
keamanan dan kenyamanan untuk sistem vital melalui intravena adalah propofol. Propofol
tubuh, ekonomis serta mudah diaplikasikan. adalah substansi parenteral sebagai agen
Sampai saat ini anestesi yang memenuhi induksi pada anestesi umum (Wanna et al.,
kriteria ideal tersebut belum ada (Fossum 1997). 2004) khususnya untuk anestesi inhalasi
Anestesi umum yang sering digunakan dan (Dzikiti et al., 2007). Propofol mempunyai waktu
dinyatakan aman baik pada hewan kecil pemulihan yang singkat, tetapi mengakibatkan
maupun pada manusia adalah anestesi inhalasi. bradikardia dan pemberian dosis tinggi bisa
Namun, anestesi inhalasi memerlukan mengancam nyawa pasien. Ketamin dapat
perangkat yang rumit, mahal, dan waktu dikombinasikan dengan propofol untuk
induksinya lambat, serta tidak praktis dalam menurunkan dosis propofol sehingga
menangani kasus pembedahan di lapangan. mengurangi pengaruh depresi kardiovaskuler
Anestesi inhalasi seperti halotan dapat akibat propofol (Badrinath et al., 2000).
mengakibatkan keracunan organ dan Kombinasi ketamin dan propofol dapat
menyebabkan polusi terhadap individu yang digunakan sebagi agen induksi anestesi dan
berada di ruangan operasi. Individu yang sebagai alternatif anestesi umum inhalasi bila
terpapar halotan secara diberikan melalui tetes infus dalam waktu yang
subklinis dapat mengakibatkan lama pada anjing namun belum diketahui
gangguan fungsi hati (Ernawati 2006). bagaimana respons fisiologis dan durasi anestesi
pada babi bali.

71
Jurnal Veteriner Maret 2022 Vol. 23 No. 1: 70 - 79

Ketamin hidroklorida adalah anestetik pembedahan (Gunanti et al., 2011). Sampai saat
disosiatif dari golongan nonbarbiturat dengan ini penelitian mengenai anestesi ketamin dan
sifat menghilangkan rasa nyeri yang kuat serta propofol pada babi bali belum pernah dilaporkan
reaksi anestesi tidak menyebabkan ngantuk dan belum diketahui berapa dosis yang aman
(Kul et al., 2001). Penghambatan reseptor digunakan. Di sisi lainnya penggunaan babi
NMDA dengan dosis ketamin rendah sebagai hewan model pembedahan saat ini
menghasilkan analgesik yang baik (Intelisano semakin berkembang sehingga perlu dilakukan
et al., 2008), tetapi ketamin menyebabkan penelitian tentang respons fisiologis babi bali
kekejangan otot dan peningkatan detak jantung terhadap anestesi ketamin dan propofol yang
(Pathak et al., 1982; Kul et al., 2001). Mengatasi bertujuan untuk mengetahui waktu induksi,
efek samping ketamin tersebut, sering lama kerja anestesi dan waktu pemulihan
dikombinasikan dengan premedikasi sedatif anestesi di samping itu untuk mengetahui
hipnotik golongan alfa2-adrenoceptor seperti pengaruh, dan respons fisiologis penggunaan
xilazin atau golongan benzodiazepin seperti anestesi ketamin, propofol dan kombinasi
diazepam dan midazolam. ketamin-propofol pada babi bali.
Xilazin adalah salah satu golongan alpha2-
adrenoceptor stimulant yang menghasilkan METODE PENELITIAN
pengaruh sedasi, muscle relaxan (pelemas otot),
efek analgesik yang baik, mudah diaplikasikan Digunakan 12 ekor babi bali dengan bobot
pada hewan namun dapat menyebabkan 22-27 kg, umur 2,5-3,0 bulan, dan jenis kelamin
terjadinya muntah. Xilazin hidroklorida jantan. Babi diadaptasikan selama 10 hari.
mempunyai rumus kimia 2(2,6- sebelum diberikan perlakuan, selama proses
dimethylphenylamino)-4H-5,6-dihydro 1,3- adaptasi semua hewan dibebaskan dari parasit
thiazine hydrochloride. Xilazin bekerja melalui interna dengan memberikan obat cacing
mekanisme yang menghambat tonus pyrantel pamoat. Sebelum perlakuan anestesi
parasimpatik karena xilazin mengaktivasi hewan dipuasakan makan selama 14-18 jam dan
reseptor postsinap alfa2-adrenoseptor sehingga tidak diberikan air minum tiga jam menjelang
menyebabkan medriasis, relaksasi otot, perlakuan (Intelisano et al., 2008).
penurunan detak jantung, penurunan Alat fisiograf model BSM-800 (Nihon
peristaltik, relaksasi saluran cerna, dan Kohden ® ) digunakan untuk melakukan
menyebabkan sedasi. Aktivitas xilazin pada pemantauan perubahan-perubahan parameter
susunan saraf pusat adalah melalui aktivasi fisiologis selama babi teranestesi. Seluruh
atau stimulasi reseptor alfa2-adrenoseptor, yang parameter fisiologis dapat diukur secara
menyebabkan penurunan pelepasan simpatis bersamaan, yaitu parameter sistem respirasi,
dan mengurangi pengeluaran norepineprin dan kardiovaskuler dan temperatur tubuh. Saat
dopamin sehingga menyebabkan relaksasi otot babi teranestesi (menit ke-0) dilakukan
melalui penghambatan transmisi impuls pengukuran terhadap seluruh parameter,
intraneural pada susunan saraf pusat. Atropin dilakukan pengukuran parameter setiap 10
adalah premedikasi antikolinergik merupakan menit selama babi teranestesi.
obat antimuskarinik yang digunakan untuk Penelitian dilakukan dengan tiga perla-
mencegah muntah dan mengurangi kuan, setiap perlakuan masing-masing terdiri
hipersalivasi, mengurangi sekresi bronchial dan atas empat ekor babi sebagai ulangan yaitu AX-
untuk melindungi serta mencegah kejadian K: Atropin sulfat (0,02 mg/kg BB) dan xilazin
aritmia yang disebabkan oleh prosedur atau sifat ( 2 mg/kg BB) sebagai premedikasi
obat-obat anestesi. diberikan secara intramuskuler pada
Penggunaan babi sebagai hewan model muskulus gluteus dan 20 menit kemudian
pembedahan terutama untuk pembedahan diinduksi secara intra-vena dengan ketamin
laparoskopi semakin berkembang saat ini dan (4 mg/kg BB); AX-P: Atropin sulfat (0,02
telah digunakan di berbagai negara termasuk mg/kg BB) dan xilazin (2 mg/kg BB) secara
Indonesia. Hewan babi termasuk babi bali intramuskuler dan 20 menit kemudian
merupakan hewan model yang ideal untuk diinduksi secara intravena dengan propofol
berbagai pelatihan teknik bedah laparoskopi (1,5 mg/kg BB). dan AX-KP: Atropin sulfat
karena anatomi abdomen babi secara umum (0,02 mg/kg BB) dan xilazin (2 mg/kg BB) secara
memiliki kesamaan dengan anatomi pada intramuskuler dan 20 menit diinduksi secara
manusia. Pelatihan dengan hewan babi sebagai intravena dengan kombinasi ketamin dan
model dapat memperhalus teknik pembedahan propofol (2 mg/kg dan 0,75 mg/kg BB) dicampur
dan meningkatkan efisiensi serta keahlian dalam satu spuit pada vena auricularis.

72
Pemayun dan Sudisma Jurnal Veteriner

Parameter yang diamati dalam penelitian elektroda dilakukan dengan cara yang sama
ini adalah: 1) Parameter waktu anestesi (Waktu dengan perekaman elektrokardiogram (EKG).
induksi [Induction time]; Lama anestesi
[Duration of actions]; dan Waktu pemulihan Pengukuran Detak Jantung
[Recovery periode]); 2) Parameter respirasi Slot panel bawah NIBP dihubungkan
(Frekuensi respirasi [Respiratory Rate]; dengan slot yang menghubungkan pasien
Saturasi oksigen [SpO 2 ]); 3) Parameter dengan kode slot AP-860PA. Pada ujung slot
kardiovaskuler (Frekuensi detak jantung dipasangkan cuff ukuran kecil (Model YS-025P4,
[Heart Rate]; Nilai Capillary Refill Time [CRT]); diameter 18–26 cm). Penempelan cuff
4) Parameter suhu rektal [Rectal Temperature). dilakukan pada sepertiga daerah proximal
radius untuk mengukur degup jantung dan
Pengukuran Waktu Anestesi tekanan darah arteri brachialis (Rossi dan
Waktu induksi (Induction time) adalah Junqueira, 2003).
waktu yang diukur dari awal penyuntikan
sampai awal terjadinya anesthesia yaitu Rancangan Penelitian dan Analisis
hilangnya rasa nyeri (diperiksa dengan cara Statistika
dijepit dengan pinset pada telinga, ekor, dan sela Rancangan penelitian yang digunakan
jari/interdigitti), hilangnya reflex-refleks adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan
(palpebral, pupil, dan pedal), dan bola mata data hasil penelitian dianalisis dengan Sidik
pandangannya mengarah ventrocantus. Lama Ragam. Untuk mengetahui perbedaan yang
anestesi (duration of actions) adalah waktu nyata antar perlakuan, dilakukan dengan Uji
yang diukur dari mulai kejadian anestesia Wilayah Berganda Duncan dengan selang
sampai hewan mulai sadar ditandai dengan kepercayaan 95% dan 99% (Rossi dan Junqueira
adanya gerakan (ekor, kaki, telinga atau 2003; Steel dan Torrie 1981).
kepala), ada respons rasa nyeri (dijepit dengan
pinset pada telinga, ekor, dan sela jari/
interdigitti), ada suara erangan dari hewan, ada HASIL DAN PEMBAHASAN
reflex-refleks (palpebral, pupil, dan pedal).
Waktu pemulihan (recovery) adalah waktu Nilai rataan waktu induksi, lama kerja
yang diukur dari hewan mulai sadar sampai anestesi, dan waktu pemulihan anestesi
hewan bisa berdiri. ketamin, propofol dan kombinasi ketamin-
propofol pada babi bali, disajikan pada Tabel 1.
Pengukuran Frekuensi Respirasi Perlakuan anestesi dengan ketamin (P1)
Slot panel bawah ECG/RESP dihubungkan pada babi bali menghasilkan waktu induksi
dengan slot yang menghubungkan pasien 1,87 ± 0,41 menit, durasi anestesi 13,00 ± 2,55
dengan kode AC-800PJ yang mempunyai tiga menit, dan waktu pemulihan 14,25 ± 3,77 menit.
elektroda. Tempatkan elektroda merah (R) dan Perlakuan dengan induksi propofol (P2)
elektroda hijau (F) sehingga paru-paru berada menghasilkan waktu induksi 2,75 ± 0,56 menit,
di antara elektroda tersebut. Pemasangan durasi anestesi 19,25 ± 3,77 menit, dan waktu

Tabel 1. Nilai rataan (menit) waktu induksi, lama anestesi, dan waktu pemulihan anestesi dengan
ketamin dan propofol pada babi bali

Waktu (menit)
Perlakuan Anestesi
Induksi Durasi Pemulihan

P1 (AX-K) 1,87 ± 0,41a 13,00 ± 2,55a 14,25 ± 3,77aα


P2 (AX-P) 2,75 ± 0,56a 19,25 ± 3,77b 7,50 ± 1,80b β
P3(AX-KP) 2,25 ± 0,56a 25,50 ± 3,64c 8,50 ± 1,66b β

Keterangan: Atropin 0,02 mg/kg dan xilazin dosis 2 mg/kg bb secara intramuskuler, selanjutnya P1 (AX-
K) : 20 menit kemudian diinduksi secara intravena dengan ketamin (4 mg/kg BB).; P2 (AX-
P) : 20 menit kemudian diinduksi secara intravena dengan propofol (1,5 mg/kg BB); dan
P3(AX-KP) : 20 menit kemudian diinduksi secara intravena dengan campuran ketamin-
propofol (Ketapol) (2 dan 0,75 mg/kg BB); Pada kolom (waktu anestesi) huruf a yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata, huruf (a,b,c) yang berlainan menunjukkan berbeda
nyata (P<0,05), huruf (,â, d) yang berlainan menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0,01).

73
Jurnal Veteriner Maret 2022 Vol. 23 No. 1: 70 - 79

pemulihan 7,50 ± 1,80 menit. Perlakuan dengan singkat. Oleh karena itu pemberian anestesi
ketapol (P3) menghasilkan waktu induksi 2,25 ketamin perlu dikombinasikan dengan
± 0,56 menit tidak berbeda nyata dengan premedikasi yang dapat menimbulkan relaksasi
perlakuan induksi ketamin dan propofol, durasi otot yang baik seperti xilazin, atau
anestesi 25,50 ± 3,64 menit nyata lebih lama dikombinasikan dengan propofol yang memiliki
dibandingkan dengan ketamin dan propofol, dan efek relaksasi otot yang baik (Intelisano et al.,
waktu pemulihan 8,50 ± 1,66 menit, sangat 2008). Perlakuan dengan induksi propofol
nyata lebih singkat/cepat dibandingkan dengan menghasilkan pemulihan yang paling singkat
perlakuan ketamin tetapi tidak berbeda nyata tetapi tidak berbneda nyata dengan ketafol, hal
dengan propofol. Perlakuan dengan induksi ini karena propofol cepat dimetabolisme sehingga
ketamin, propofol, dan ketafol menunjukkan cepat dibuang dari dalam tubiuh (McKelvey dan
waktu induksi yang tidak berbeda nyata. Hal Hollingshead, 2003; Tsai et al., 2007).
ini karena perlakuan anestesi diberikan secara Dilaporkan juga propofol sangat aman diberikan
intravena sehingga cepat mencapai sistem saraf pada hewan dengan gangguan fungsi hati dan
pusat, hasil yang sama juga diperoleh pada ginjal (Tsai et al., 2007). Selama babi bali
penelitian sapi bali sebelumnya yaitu ketiga teranestesi dengan ketiga perlakuan tidak
perlakuan anestesi menunjukkan hasil yang ditemukan adanya tanda-tanda kelainan seperti
tidak berbeda nyata. Durasi anestesi pada hipersalivasi, bloat, kejang atau kelainan
ketiga perlakuan menunjukkan ada perbedaan lainnya. Berbeda dengan anestesi pada sapi bali
yang nyata. Durasi anestesi dengan ketapol ditemukan adanya bloat dan hipersalivasi pada
nyata paling lama dibandingkan dengan dua beberapa sapi yang diduga akibat puasa yang
perlakuan lainnya. Hal ini berarti status kurang bagus, karena sapi adalah hewan
teranestesi dengan menggunakan kombinasi ruminansia dan proses fermentasi pada rumen
ketamin-propofol (ketapol) menunjukkan hasil bisa berlangsung beberapa hari sehingga sangat
yang sangat baik untuk induksi pada babi bali. menyulitkan dalam mengosongkan rumennya
Ketamin dan propofol adalah agen anestesi yang sebelum dilakukan anestesi.
memiliki masa kerja anestesi yang sangat
singkat, bila dikombinasikan dapat mengurangi Detak Jantung
dosis anestesi yang digunakan dan Nilai rataan frekuensi detak jantung babi
memperpanjang masa kerja anestesinya. bali saat teranestesi (menit ke-0) dan selama
Ketamin mempunyai sifat analgesik yang sangat teranestesi dengan anestesi ketamin, propofol,
kuat namun bila diberikan secara tunggal dan kombinasinya disajikan pada Gambar 1.
menimbulkan relaksasi otot yang sangat jelek Perlakuan anestesi dengan kombinasi
bahkan pada anjing dapat menyebabkan atropin-xilazin-ketamin, atropin-xilazin-propofol,
kekejangan dan kerja anestesi yang angat dan kombinasi atropin-xilazin-ketamin-propofol

Gambar 1. Perubahan nilai rata-rata detak jantung saat teranestesi (menit ke-0) dan selama
teranestesi dengan ketamin, propofol dan ketafol pada babi bali. (Keterangan: X=
xilazin, K= ketamine, P= propofol).

74
Pemayun dan Sudisma Jurnal Veteriner

menunjukkan pola perubahan detak jantung Respirasi


yang hampir sama. Pada perlakuan induksi Nilai rataan frekuensi respirasi babi bali
dengan propofol menunjukkan pola detak saat teranestesi (menit ke-0) dan selama
jantung yang menurun lebih tajam sampai teranestesi dengan anestesi ketamin, propofol
menit ke-30, selama babi bali teranestesi semua dan kombinasinya disajikan pada Gambar 2.
perlakuan terjadi penurunan nilai rataan detak Sama halnya dengan detak jantung, semua
jantung dibandingkan dengan saat teranestesi perlakuan anestesi menunjukkan pola peruba-
(menit ke-0). Perlakuan dengan ketamin dan han nilai respirasi yang sama. Selama teranes-
kombinasi ketamin-propofol menunjukkan pola tesi, terjadi penurunan nilai rataan respirasi
penurunan detak jantung sampai menit ke-10, dibandingkan dengan saat teanestesi (menit ke-
dan pada menit 20 mulai naik menuju stabil 0). Penurunan nilai respirasi yang tajam terjadi
sampai akhir perlakuan anestesi, sedangkan pada perlakuan xilasin-propofol dan xilasin-
perlakuan dengan induksi propofol menunjukan ketamin-propofol pada menit ke-10 sampai menit
pola detak jantung menurun sampai menit ke- ke-30, selanjutnya meningkat kembali menuju
30 kemudian meningkat. Hal ini karena nilai normal sampai akhir perlakuan anestesi,
propofol mempunyai efek menekan sistem sedangkan perlakuan xilazin-ketamin
kardiovaskuler yang lebih kuat dibandingkan menunjukkan nilai respirasi yang lebih stabil
dengan ketamin (Badrinath et al., 2000; Dzikiti dan tidak terjadi penurunan respirasi yang
et al., 2007). Peranan premedikasi xilazin juga tajam. Hal ini karena propofol mempunyai efek
berpengaruh terhadap penurunan detak jantung depresi terhadap sistem respirasi dan
selama babi teranestesi. Belo et al. (1994) kardiovaskuler yang lebih dalam jika
menyatakan bahwa propofol dapat menyebabkan dibandingkan dengan anestesi ketamin
penurunan tekanan darah tetapi tidak nyata (Badrinath et al., 2000; Dzikiti et al., 2007).
menyebabkan perubahan pada detak jantung, Penurunan frekwensi respirasi juga karena
perubahan detak jantung adalah akibat dari pengaruh xilazin yang dapat menyebabkan
penggunaan premedikasi xilazin sebelum relaksasi otot-otot sela tulang iga dan perut yang
diberikan anestesi. Mohamadnia et al. (2008) dapat mengembang-kempiskan rongga dada
juga melaporkan bahwa propofol menimbulkan sewaktu respirasi. Xilazin termasuk golongan
pengaruh yang tidak nyata terhadap detak alfa2-adrenergik agonis yang menyebabkan
jantung walaupun dapat menyebabkan terjadinya sedasi dan tertekannya respirasi
terjadinya penurunan tekanan darah. (Rossi dan Junqueira, 2003). Pada menit ke-50
Penurunan detak jantung pada babi hanya sudah mencapai peningkatan nilai rrespirasi
bersifat sementara, pada menit ke-30 mulai kearah normal dan hewan telah mengalami
terjadi peningkatan detak jantung menuju ke kesadaran sehingga data nilai respires tidak bisa
arah normal dan pada menit ke-50 detak jantung diambil.
sudah mencapai sekitar 100 kali per menit.

Gambar 2. Perubahan nilai rata-rata respirasi saat teranestesi (menit ke-0) dan selama teranestesi
dengan Ketamin, propofol dan ketafol pada babi bali. (X= xilazin, K= ketamine, P=
propofol).

75
Jurnal Veteriner Maret 2022 Vol. 23 No. 1: 70 - 79

Suhu Rektal panas juga menurun. Penggunaan premedikasi


Nilai rataan suhu rektal babi bali saat xilazin juga menyebabkan penurunan
teranestresi (menit ke-0) dan selama teranestesi metabolisme tubuh, relaksasi otot dan
dengan ketamin, propofol dan kombinasinya, tertekannya susunan saraf pusat serta
disajikan pada Gambar 3. menyebabkan penekanan termoregulasi yang
Penurunan suhu rektal terjadi pada lebih lama sehingga juga berpengaruh terhadap
perlakuan induksi dengan ketamin sampai penurunan suhu tubuh (Rossi dan Junqueira,
menit ke-10 dan kembali menuju normal, 2003). Tidak ditemukan perubahan yang
sedangkan dengan propofol penurunan suhu ekstrim terhadap respons fisiologis tubuh pada
yang lebih lama terus terjadi sampai menit ke- babi bali baik dengan anestesi ketamin, propofol
30 dan kembali menuju normal. Hal ini karena dan kombinasi ketamin-propofol (ketafol) selama
pada keadaan teranestesi laju metabolisme teranestesi. Hal ini menunjukkan bahwa babi
tubuh menurun sehingga proses pembentukan bali sangat toleran terhadap anestesi ketamin,
energi tubuh yang menghasilkan panas juga propofol maupun kombinasi ketamin dan
menurun. Pada propofol penurunan suhu lebih propofol (ketapol).
lama, hal ini akibat dari efek penekanan
terhadap sistem kardiovaskuler yang lebih kuat Saturasi Oksigen (SpO2)
(Badrinath et al., 2000; Dzikiti et al., 2007). Pada Nilai rataan saturasi oksigen babi bali
perlakuan dengan ketamin-propofol (ketapol) saat teranestesi (menit ke-0) dan selama
fluktuasi suhu rektal cenderung lebih stabil teranestesi dengan ketamin, propofol dan
sampai menit ke-50 bahkan sedikit terjadi kombinasinya disajikan pada Gambar 4.
peningkatan suhu tubuh mulai menit ke-20 Pola perubahan nilai saturasi oksigen
sampai menit ke-50 walaupun tidak signifikan. respirasi (SpO2) selama babi dalam keadaan
Setelah menit ke-50 suhu rektal sudah mencapai teranestesi tidak menunjukkan perubahan yang
ke keadaan normal pada ketiga perlakuan dan berbeda nyata, begitu pula antara jenis
hewan mulai pulih kesadaran sehingga data perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang
suhu rektal tidak diambil. nyata. Hal ini karena perlakuan anestesi tidak
Perubahan suhu tubuh pada perlakuan mengakibatkan perubahan terhadap volume
dengan propofol menunjukkan pengaruh tidal dan nilai O2 respirasinya pada babi bali.
penurunan yang lebih tajam dibandingkan Menurut Greene dan Thurmon (1988)
ketamin atau ketamin-propofol. Penurunan bahwasanya tidak ditemukan perubahan
suhu terjadi pada perlakuan dengan propofol, tekanan O2 dan CO2 setelah penyuntikan xilazin
karena pada keadaan teranestesi laju maupun induksi dengan anestesi ketamin dan
metabolisme tubuh menurun sehingga proses propofol pada anjing.
pembentukan energi tubuh yang menghasilkan

Gambar 3. Perubahan nilai rata-rata suhu rektal saat teranestesi (menit ke-0) dan selama
teranestesi dengan ketamin, propofol dan ketafol pada babi bali. (Keterangan: X=
xilazin, K= ketamine, P= propofol).

76
Pemayun dan Sudisma Jurnal Veteriner

Capillary Refill Time (CRT) 50. Selanjutnya nilai CRT untuk semua
Nilai rataan CRT babi bali saat teranestesi perlakuan cenderung menunjukan penurunan
(menit ke-0) dan selama teranestesi dengan sampai akhir periode anestesi menuju ke
ketamin, propofol dan kombinasinya, disajikan keadaan normal sebelum dianestesi.
pada Gambar 5 Peningkatan nilai rataan CRT sejalan dengan
Nilai CRT menandakan adanya pengisian detak jantung yaitu terjadi penurunan detak
kapiler atau aliran darah pada jaringan perifir. jantung hingga menit ke-10 terus meningkat
Nilai CRT meningkat menandakan pengisian kembali pada menit ke-30 dan 40, selanjutnya
jaringan oleh darah tidak optimal atau aliran stabil sampai akhir perlakuan anestesi.
darah ke jaringan menurun, yaitu lebih dari dua Peningkatan nilai CRT disebabkan karena
detik. Pola perubahan CRT babi bali selama pengaruh dari agen anestesi yang menyebabkan
teranestesi dengan ketamin, propofol dan ketafol depresi terhadap sistem kardiovaskuler dan
menunjukkan pola perubahan yang sama. respirasi yang berpengaruh terhadap
Selama teranestesi terjadi peningkatan nilai CRT menurunya aliran darah ke jaringan, di
mulai menit ke 10, dan setelah menit ke-30 samping itu penggunaan premedikasi xilazin
sampai 40 terjadi penurunan sampai menit ke- yang mempunyai pengaruh kuat menurunkan

Gambar 4. Perubahan nilai rata-rata saturasi oksigen saat teranestesi (menit ke-0) dan selama
teranestesi dengan ketamin, propofol dan ketafol pada babi bali. (Kegerangan: X=
xilazin, K= ketamine, P=propofol)

Gambar 5. Perubahan nilai rataan CRT (Capillary Refill Time) saat teranestesi (menit ke-0) dan
selama teranestesi dengan ketamin, propofol dan ketafol pada babi Ba
(Keterangan: X= xilazin, K= ketamine, P= propofol).

77
Jurnal Veteriner Maret 2022 Vol. 23 No. 1: 70 - 79

detak jantung sehingga aliran darah ke jaringan alternatif anestesi umum inhalasi terutama bila
juga menurun. Menurut Rossi dan Junqueira pembedahan dilakukan di lapangan.
(2003) dan Kul et al. (2001) bahwa penurunan
curah jantung dan dilatasi pembuluh darah
perifir dapat menyebabkan meningkatnya nilai UCAPAN TERIMA KASIH
CRT.
Perlakuan anestesi dengan kombinasi Penulis mengucapkan terima kasih kepada
ketamin-propofol (ketapol) menunjukkan pola Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
perubahan detak jantung, respirasi, CRT, suhu Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana dan
tubuh, dan saturasi oksigen pada babi bali yang Fakultas Kedokteweran Hewan Universitas
tidak berbeda nyata dibandingkan dengan dua Udayana yang telah mendanai penelitian ini
perlakuan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa melalui skim Penelitian Unggulan Program
ketamin dosis 2 mg/kg BB dicampur dengan Studi (PUPS) tunda tahun 2020.
propofol dosis rendah 0,75 mg/kg BB
menimbulkan pengaruh yang tidak nyata
terhadap detak jantung maupun respirasi DAFTAR PUSTAKA
(Mohamadnia et al., 2008). Belo et al. (1994) juga
menyatakan bahwa propofol dosis rendah bisa Amadasun FE, Edomwonyi NP. 2005.
menyebabkan penurunan tekanan darah tetapi Evaluation of the gravimetric method of
tidak menyebabkan perubahan pada detak propofol infusion with intermittent
jantung. Terjadinya penurunan detak jantung, ketamine injections for total intravenous
respirasi, dan saturasi oksigen adalah akibat anaesthesia (TIVA). Journal of Medicine
pengaruh premedikasi xilazin. Xilazin tergolong and Biomedical Research 4: 65-70.
muscle relaxant yang menyebabkan terjadinya
Badrinath S, Avramov MN, Shadrick, Witt TR,
relaksasi otot-otot sela tulang iga dan perut yang
Ivankovich AD. 2000. The use of a ketamine-
dapat mengembang-kempiskan rongga dada
propofol combination during monitored
sewaktu terjadi respirasi.Xilazin termasuk
anesthesia care. Anesth. Analg 90: 858-
golongan alfa2-adrenergik agonis, bila
862.
dikombinasikan dengan ketamin dapat
menyebabkan terjadinya sedasi dan tertekannya Belo SE, Kolesar R, Maser CD. 1994.
otot-otot respirasi (Rossi dan Junqueira, 2003). Intracoronary propofol does not decrease
myocardial contractile function in the dog.
Can J Anesth 4: 43-49.
SIMPULAN
Dzikiti TB, Chanaiwa S, Mponda P, Sigauke C,
Dzikiti LC. 2007. Comparison of quality of
Anestesi kombinasi ketamin dosis 2 mg/kg
induction of anaesthesia between
BB dan propofol dosis 0,75 mg/kg BB aman
intramuscullary administered ketamine,
digunakan sebagai agen induksi anestesi pada
intravenously administered ketamin and
babi bali karena menghasilkan induksi yang
intravenously administered propofol
cepat, durasi anestesi yang lebih lama dan
inxylazine premedicated cats. J South
waktu pemulihan yang lebih singkat
African Vet Assoc 78: 201-204.
dibandingkan dengan ketamin dosis 4 mg/kg BB
dan propofol dosis 1,5 mg/kg BB dan tidak Ernawati MDW. 2006. Pengaruh paparan udara
menimbulkan perubahan yang ekstrim terhadap halotan dengan dosis subanestesi terhadap
respons fisiologis pada tubuh babi bali selama gangguan hati mencit. Jurnal Sains dan
teranestesi. Teknologi Farmasi 11: 71-75.
Franks NP. 2008. General anaesthesia: from
molecular targets to neuronal athways of
SARAN sleep and arousal. Nature Reviews
Neuroscience 9: 370-386. www.nature.com/
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk reviews/neuro. [24 Juli 2009].
mengetahui respons fisiologis tubuh pada babi
bali bila kombinasi ketamin dan propofol Geovanini GR, Pina FR, Prado FAP, Tamaki
diberikan melalui tetes infus (metode WT, Marques E. 2008. Standardization of
gravimetrik) dalam waktu yang lama sebagai anesthesia in swine for experimental

78
Pemayun dan Sudisma Jurnal Veteriner

cardiovascular surgeries. Rev Bras McKelvey D, Hollingshead KW. 2003. Veterinary


Anesthesia 58(4): 363-370. Anesthesia and Analgesia. Ed ke-3. United
Greene SA, Thurmon TC. 1988. Xylazine a States of America: Mosby. 448 hlm.
review of its Pharmacology and use in Mohamadnia AR, Shabazkia H, Shahrokhi M,
Veterinary Medicine. Journal of Veterinary Saberin L. Clinical evaluation of repeated
Pharmacology and Therapeutics 11: 295- propofol total intravenous anesthesia in dog.
313. 2008. Pakistan Journal of Biological
Gunanti, Siswandi R, Soehartono RA, Ulum Science 11: 1820-1824.
MF, Sudisma IGN. 2011. Pembiusan Sapi Pathak SC, Migan JM, Peshin PK, Singh AP.
Bali Model Laparoskopi untuk Manusia 1982. Anesthetic and Hemodynamic Effecs
dengan Zoletyl, Ketamin dan Xylazin. of Ketamine Hydrochloride in Buffalo
Jurnal Veteriner 12(4): 247-253. Calves. Am J Vet 5: 875-877.
Intelisano TR, Kitahara FR, Otsuki DA, Fantoni Pretto EA. 2002. Pursuing the holy grail of
DT, Auler JOC, Cortopassi SRG. 2008. Total anesthesia. Anesthesiology News 1: 1-9.
intravenous anaesthesia with propofol-
racemic ketamine and propofol-S-ketamine: Rossi RD, Junqueira AL. Analgesic and systemic
a comparative study and haemodynamic effect of ketramine, xylazine, and lidocaine
evaluation in dogs undergoing after subarachnoid administration in goats.
ovariohysterectomy. Pesquisa Veterinaria 2003. Am J Vet Res 64: 51-56
Brasileira 28: 216-222 Tsai YC, Wang LY, and Yeh LS. 2007.
Kul M, Koc Y, Alkan F, Ogurtan Z. 2000. The Clinical comparison of recovery
effects of xilasine-ketamine and diazepam- from total intravenous anesthesia
ketamine on arterial blood pressure and with propofol and inhalation with
blood gases in dog. Online Journal of isoflurane in dogs. J Vet Med Sci 69:
Veterinary Research 4: 124-132. 1179-1182
Wanna T, Werawatganon S, Piriyakitphaiboom
Mashour GA. 2006. Integrating the science of
BA. Taesiri. Comparison of propofol and
consciousness and anesthesia. Anesth Analg
ketamine as induction agents for Cesarean
103: 975-982.
section. 2004. J Med AssocThai 87: 774-
779

79

Anda mungkin juga menyukai