Respons Fisiologis Babi Bali Terhadap Anestetik Ketamin Dan Propofol
Respons Fisiologis Babi Bali Terhadap Anestetik Ketamin Dan Propofol
1 : 70 - 79
pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2022.23.1.70
Terakreditasi Nasional, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, online pada http://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet
Kemenristek Dikti RI S.K. No. 36a/E/KPT/2016
ABSTRAK
Anestesi merupakan tahapan yang sangat penting sebelum dilakukan tindakan pembedahan.
Anestesi ketamin dan propofol sering digunakan sebagai agen induksi pada manusia maupun hewan
kesayangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu induksi, durasi anestesi, waktu
pemulihan dan respons fisiologis babi bali terhadap anestesi ketamin, propofol dan kombinasi ketamin-
propofol (ketafol). Digunakan 12 ekor babi bali, bobot 22-27 kg, umur 2,5-3,0 bulan, dan jenis kelamin
jantan. Alat fisiograf digunakan untuk pemantauan perubahan fisiologis pada sistem kardiovaskuler,
respirasi dan suhu tubuh. Babi dipremedikasi dengan atropin sulfat (0,02 mg/kg bb) dan xilazin (2 mg/kg
bb) secara intramuskuler, 20 menit kemudian diinduksi dengan ketamin (4 mg/kg bb), propofol (1,5 mg/
kg bb) dan kombinasi ketamin- propofol (2 dan 0,75 mg/kg bb) secara intravena. Babi yang diinduksi
ketamin menghasilkan waktu induksi 1,87±0,41 menit, durasi anestesi 13,00±2,55 menit, dan waktu
pemulihan 14,25±3,77 menit, yang diinduksi propofol menghasilkan waktu induksi 2,75±0,56 menit,
durasi anestesi 19,25±3,77 menit dan waktu pemulihan 7,50±1,80 menit, sedangkan yang diinduksi
ketafol menghasilkan waktu induksi 2,25±0,56 menit, durasi anestesi 25,50±3,64 menit dan waktu
pemulihan 8,50±1,66 menit. Babi yang diinduksi ketamin, propofol dan ketafol menunjukkan waktu
induksi yang tidak berbeda nyata, tetapi durasi anestesi dengan ketapol nyata lebih lama dibandingkan
dengan ketamin atau propofol dan waktu pemulihan tidak berbeda nyata dengan propofol tetapi sangat
nyata lebih singkat dibandingkan dengan ketamin. Anestesi dengan ketafol menghasilkan durasi
anestesi yang nyata lebih lama dan waktu pemulihan yang sangat nyata lebih cepat, tidak ditemukan
perubahan yang ekstrim terhadap respon fisiologis pada sistem kardiovaskuler dan respirasi selama
babi bali teranestesi.
Kata-kata kunci: anestesi; babi bali; ketamin; propofol; ketafol; respons fisiologis
ABSTRACT
Anesthesia is very important stage before surgical performed. Ketamine and propofol anesthetic
often used as induction agent to human and pet animal. The purpose this research was to determine the
induction time, duration of anesthesia, recovery time, and phsiological response of Bali pig on anesthetic
of ketamine, propofol and its combination (ketafol). Twelve male Bali pigs, weighing 22-27 kg with age of
2.5- 3 mounth were used in this research. Physiological changes in the cardiovascular and respiratory
system, also body temperature was monitored using a physiograph tool. All pigs were premedicated with
atrophine sulphate (0.02 mg/kg bw) and xylazine (2 mg/kg bw) intramuscularly, and 20 minutes later was
induced with ketamine (4 mg/kg bw), propofol (1.5 mg/kg bw) and ketamine-propofol (2 and 0.75 mg/kg bw)
intravenously. Ketamine induced pigs showed results of induction time after 1.87±0.41 minutes, duration
of anesthesia is 13,00±2.55 minute, and recovery time is 14.25±3.77 minutes. The induction time using
propofol is 2.75±0.56 minutes, duration of anesthesia is 19.25±3.77 minutes, recovery time 7.50±1.80
minutes and pigs induced with ketafol produced 2.25±0,56 minutes for induction time, duration of
anesthesia was 25.50±3.64 minutes and recovery time was 8.50±1.66 minutes. The Bali pigs that were
induced with ketamin, propofol and ketafol show that the induction time is not significantly different, but
70
Pemayun dan Sudisma Jurnal Veteriner
for ketafols duration of anesthesia was significantly longer compared with ketamin or propofol and recovery
time was significantly faster compared with ketamine, but not significantly different from propofol.
Anesthetic combination ketamin-propofol (ketafol) in Bali pigs showed that the duration of anesthesia
was longer and recovery time was faster and no the extreme physiological changes in the cardiovascular
and respiratory system was found.
Key words: anesthesia; Bali pig; ketamine; propofol; ketapol; physiological response
71
Jurnal Veteriner Maret 2022 Vol. 23 No. 1: 70 - 79
Ketamin hidroklorida adalah anestetik pembedahan (Gunanti et al., 2011). Sampai saat
disosiatif dari golongan nonbarbiturat dengan ini penelitian mengenai anestesi ketamin dan
sifat menghilangkan rasa nyeri yang kuat serta propofol pada babi bali belum pernah dilaporkan
reaksi anestesi tidak menyebabkan ngantuk dan belum diketahui berapa dosis yang aman
(Kul et al., 2001). Penghambatan reseptor digunakan. Di sisi lainnya penggunaan babi
NMDA dengan dosis ketamin rendah sebagai hewan model pembedahan saat ini
menghasilkan analgesik yang baik (Intelisano semakin berkembang sehingga perlu dilakukan
et al., 2008), tetapi ketamin menyebabkan penelitian tentang respons fisiologis babi bali
kekejangan otot dan peningkatan detak jantung terhadap anestesi ketamin dan propofol yang
(Pathak et al., 1982; Kul et al., 2001). Mengatasi bertujuan untuk mengetahui waktu induksi,
efek samping ketamin tersebut, sering lama kerja anestesi dan waktu pemulihan
dikombinasikan dengan premedikasi sedatif anestesi di samping itu untuk mengetahui
hipnotik golongan alfa2-adrenoceptor seperti pengaruh, dan respons fisiologis penggunaan
xilazin atau golongan benzodiazepin seperti anestesi ketamin, propofol dan kombinasi
diazepam dan midazolam. ketamin-propofol pada babi bali.
Xilazin adalah salah satu golongan alpha2-
adrenoceptor stimulant yang menghasilkan METODE PENELITIAN
pengaruh sedasi, muscle relaxan (pelemas otot),
efek analgesik yang baik, mudah diaplikasikan Digunakan 12 ekor babi bali dengan bobot
pada hewan namun dapat menyebabkan 22-27 kg, umur 2,5-3,0 bulan, dan jenis kelamin
terjadinya muntah. Xilazin hidroklorida jantan. Babi diadaptasikan selama 10 hari.
mempunyai rumus kimia 2(2,6- sebelum diberikan perlakuan, selama proses
dimethylphenylamino)-4H-5,6-dihydro 1,3- adaptasi semua hewan dibebaskan dari parasit
thiazine hydrochloride. Xilazin bekerja melalui interna dengan memberikan obat cacing
mekanisme yang menghambat tonus pyrantel pamoat. Sebelum perlakuan anestesi
parasimpatik karena xilazin mengaktivasi hewan dipuasakan makan selama 14-18 jam dan
reseptor postsinap alfa2-adrenoseptor sehingga tidak diberikan air minum tiga jam menjelang
menyebabkan medriasis, relaksasi otot, perlakuan (Intelisano et al., 2008).
penurunan detak jantung, penurunan Alat fisiograf model BSM-800 (Nihon
peristaltik, relaksasi saluran cerna, dan Kohden ® ) digunakan untuk melakukan
menyebabkan sedasi. Aktivitas xilazin pada pemantauan perubahan-perubahan parameter
susunan saraf pusat adalah melalui aktivasi fisiologis selama babi teranestesi. Seluruh
atau stimulasi reseptor alfa2-adrenoseptor, yang parameter fisiologis dapat diukur secara
menyebabkan penurunan pelepasan simpatis bersamaan, yaitu parameter sistem respirasi,
dan mengurangi pengeluaran norepineprin dan kardiovaskuler dan temperatur tubuh. Saat
dopamin sehingga menyebabkan relaksasi otot babi teranestesi (menit ke-0) dilakukan
melalui penghambatan transmisi impuls pengukuran terhadap seluruh parameter,
intraneural pada susunan saraf pusat. Atropin dilakukan pengukuran parameter setiap 10
adalah premedikasi antikolinergik merupakan menit selama babi teranestesi.
obat antimuskarinik yang digunakan untuk Penelitian dilakukan dengan tiga perla-
mencegah muntah dan mengurangi kuan, setiap perlakuan masing-masing terdiri
hipersalivasi, mengurangi sekresi bronchial dan atas empat ekor babi sebagai ulangan yaitu AX-
untuk melindungi serta mencegah kejadian K: Atropin sulfat (0,02 mg/kg BB) dan xilazin
aritmia yang disebabkan oleh prosedur atau sifat ( 2 mg/kg BB) sebagai premedikasi
obat-obat anestesi. diberikan secara intramuskuler pada
Penggunaan babi sebagai hewan model muskulus gluteus dan 20 menit kemudian
pembedahan terutama untuk pembedahan diinduksi secara intra-vena dengan ketamin
laparoskopi semakin berkembang saat ini dan (4 mg/kg BB); AX-P: Atropin sulfat (0,02
telah digunakan di berbagai negara termasuk mg/kg BB) dan xilazin (2 mg/kg BB) secara
Indonesia. Hewan babi termasuk babi bali intramuskuler dan 20 menit kemudian
merupakan hewan model yang ideal untuk diinduksi secara intravena dengan propofol
berbagai pelatihan teknik bedah laparoskopi (1,5 mg/kg BB). dan AX-KP: Atropin sulfat
karena anatomi abdomen babi secara umum (0,02 mg/kg BB) dan xilazin (2 mg/kg BB) secara
memiliki kesamaan dengan anatomi pada intramuskuler dan 20 menit diinduksi secara
manusia. Pelatihan dengan hewan babi sebagai intravena dengan kombinasi ketamin dan
model dapat memperhalus teknik pembedahan propofol (2 mg/kg dan 0,75 mg/kg BB) dicampur
dan meningkatkan efisiensi serta keahlian dalam satu spuit pada vena auricularis.
72
Pemayun dan Sudisma Jurnal Veteriner
Parameter yang diamati dalam penelitian elektroda dilakukan dengan cara yang sama
ini adalah: 1) Parameter waktu anestesi (Waktu dengan perekaman elektrokardiogram (EKG).
induksi [Induction time]; Lama anestesi
[Duration of actions]; dan Waktu pemulihan Pengukuran Detak Jantung
[Recovery periode]); 2) Parameter respirasi Slot panel bawah NIBP dihubungkan
(Frekuensi respirasi [Respiratory Rate]; dengan slot yang menghubungkan pasien
Saturasi oksigen [SpO 2 ]); 3) Parameter dengan kode slot AP-860PA. Pada ujung slot
kardiovaskuler (Frekuensi detak jantung dipasangkan cuff ukuran kecil (Model YS-025P4,
[Heart Rate]; Nilai Capillary Refill Time [CRT]); diameter 18–26 cm). Penempelan cuff
4) Parameter suhu rektal [Rectal Temperature). dilakukan pada sepertiga daerah proximal
radius untuk mengukur degup jantung dan
Pengukuran Waktu Anestesi tekanan darah arteri brachialis (Rossi dan
Waktu induksi (Induction time) adalah Junqueira, 2003).
waktu yang diukur dari awal penyuntikan
sampai awal terjadinya anesthesia yaitu Rancangan Penelitian dan Analisis
hilangnya rasa nyeri (diperiksa dengan cara Statistika
dijepit dengan pinset pada telinga, ekor, dan sela Rancangan penelitian yang digunakan
jari/interdigitti), hilangnya reflex-refleks adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan
(palpebral, pupil, dan pedal), dan bola mata data hasil penelitian dianalisis dengan Sidik
pandangannya mengarah ventrocantus. Lama Ragam. Untuk mengetahui perbedaan yang
anestesi (duration of actions) adalah waktu nyata antar perlakuan, dilakukan dengan Uji
yang diukur dari mulai kejadian anestesia Wilayah Berganda Duncan dengan selang
sampai hewan mulai sadar ditandai dengan kepercayaan 95% dan 99% (Rossi dan Junqueira
adanya gerakan (ekor, kaki, telinga atau 2003; Steel dan Torrie 1981).
kepala), ada respons rasa nyeri (dijepit dengan
pinset pada telinga, ekor, dan sela jari/
interdigitti), ada suara erangan dari hewan, ada HASIL DAN PEMBAHASAN
reflex-refleks (palpebral, pupil, dan pedal).
Waktu pemulihan (recovery) adalah waktu Nilai rataan waktu induksi, lama kerja
yang diukur dari hewan mulai sadar sampai anestesi, dan waktu pemulihan anestesi
hewan bisa berdiri. ketamin, propofol dan kombinasi ketamin-
propofol pada babi bali, disajikan pada Tabel 1.
Pengukuran Frekuensi Respirasi Perlakuan anestesi dengan ketamin (P1)
Slot panel bawah ECG/RESP dihubungkan pada babi bali menghasilkan waktu induksi
dengan slot yang menghubungkan pasien 1,87 ± 0,41 menit, durasi anestesi 13,00 ± 2,55
dengan kode AC-800PJ yang mempunyai tiga menit, dan waktu pemulihan 14,25 ± 3,77 menit.
elektroda. Tempatkan elektroda merah (R) dan Perlakuan dengan induksi propofol (P2)
elektroda hijau (F) sehingga paru-paru berada menghasilkan waktu induksi 2,75 ± 0,56 menit,
di antara elektroda tersebut. Pemasangan durasi anestesi 19,25 ± 3,77 menit, dan waktu
Tabel 1. Nilai rataan (menit) waktu induksi, lama anestesi, dan waktu pemulihan anestesi dengan
ketamin dan propofol pada babi bali
Waktu (menit)
Perlakuan Anestesi
Induksi Durasi Pemulihan
Keterangan: Atropin 0,02 mg/kg dan xilazin dosis 2 mg/kg bb secara intramuskuler, selanjutnya P1 (AX-
K) : 20 menit kemudian diinduksi secara intravena dengan ketamin (4 mg/kg BB).; P2 (AX-
P) : 20 menit kemudian diinduksi secara intravena dengan propofol (1,5 mg/kg BB); dan
P3(AX-KP) : 20 menit kemudian diinduksi secara intravena dengan campuran ketamin-
propofol (Ketapol) (2 dan 0,75 mg/kg BB); Pada kolom (waktu anestesi) huruf a yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata, huruf (a,b,c) yang berlainan menunjukkan berbeda
nyata (P<0,05), huruf (,â, d) yang berlainan menunjukkan berbeda sangat nyata (P<0,01).
73
Jurnal Veteriner Maret 2022 Vol. 23 No. 1: 70 - 79
pemulihan 7,50 ± 1,80 menit. Perlakuan dengan singkat. Oleh karena itu pemberian anestesi
ketapol (P3) menghasilkan waktu induksi 2,25 ketamin perlu dikombinasikan dengan
± 0,56 menit tidak berbeda nyata dengan premedikasi yang dapat menimbulkan relaksasi
perlakuan induksi ketamin dan propofol, durasi otot yang baik seperti xilazin, atau
anestesi 25,50 ± 3,64 menit nyata lebih lama dikombinasikan dengan propofol yang memiliki
dibandingkan dengan ketamin dan propofol, dan efek relaksasi otot yang baik (Intelisano et al.,
waktu pemulihan 8,50 ± 1,66 menit, sangat 2008). Perlakuan dengan induksi propofol
nyata lebih singkat/cepat dibandingkan dengan menghasilkan pemulihan yang paling singkat
perlakuan ketamin tetapi tidak berbeda nyata tetapi tidak berbneda nyata dengan ketafol, hal
dengan propofol. Perlakuan dengan induksi ini karena propofol cepat dimetabolisme sehingga
ketamin, propofol, dan ketafol menunjukkan cepat dibuang dari dalam tubiuh (McKelvey dan
waktu induksi yang tidak berbeda nyata. Hal Hollingshead, 2003; Tsai et al., 2007).
ini karena perlakuan anestesi diberikan secara Dilaporkan juga propofol sangat aman diberikan
intravena sehingga cepat mencapai sistem saraf pada hewan dengan gangguan fungsi hati dan
pusat, hasil yang sama juga diperoleh pada ginjal (Tsai et al., 2007). Selama babi bali
penelitian sapi bali sebelumnya yaitu ketiga teranestesi dengan ketiga perlakuan tidak
perlakuan anestesi menunjukkan hasil yang ditemukan adanya tanda-tanda kelainan seperti
tidak berbeda nyata. Durasi anestesi pada hipersalivasi, bloat, kejang atau kelainan
ketiga perlakuan menunjukkan ada perbedaan lainnya. Berbeda dengan anestesi pada sapi bali
yang nyata. Durasi anestesi dengan ketapol ditemukan adanya bloat dan hipersalivasi pada
nyata paling lama dibandingkan dengan dua beberapa sapi yang diduga akibat puasa yang
perlakuan lainnya. Hal ini berarti status kurang bagus, karena sapi adalah hewan
teranestesi dengan menggunakan kombinasi ruminansia dan proses fermentasi pada rumen
ketamin-propofol (ketapol) menunjukkan hasil bisa berlangsung beberapa hari sehingga sangat
yang sangat baik untuk induksi pada babi bali. menyulitkan dalam mengosongkan rumennya
Ketamin dan propofol adalah agen anestesi yang sebelum dilakukan anestesi.
memiliki masa kerja anestesi yang sangat
singkat, bila dikombinasikan dapat mengurangi Detak Jantung
dosis anestesi yang digunakan dan Nilai rataan frekuensi detak jantung babi
memperpanjang masa kerja anestesinya. bali saat teranestesi (menit ke-0) dan selama
Ketamin mempunyai sifat analgesik yang sangat teranestesi dengan anestesi ketamin, propofol,
kuat namun bila diberikan secara tunggal dan kombinasinya disajikan pada Gambar 1.
menimbulkan relaksasi otot yang sangat jelek Perlakuan anestesi dengan kombinasi
bahkan pada anjing dapat menyebabkan atropin-xilazin-ketamin, atropin-xilazin-propofol,
kekejangan dan kerja anestesi yang angat dan kombinasi atropin-xilazin-ketamin-propofol
Gambar 1. Perubahan nilai rata-rata detak jantung saat teranestesi (menit ke-0) dan selama
teranestesi dengan ketamin, propofol dan ketafol pada babi bali. (Keterangan: X=
xilazin, K= ketamine, P= propofol).
74
Pemayun dan Sudisma Jurnal Veteriner
Gambar 2. Perubahan nilai rata-rata respirasi saat teranestesi (menit ke-0) dan selama teranestesi
dengan Ketamin, propofol dan ketafol pada babi bali. (X= xilazin, K= ketamine, P=
propofol).
75
Jurnal Veteriner Maret 2022 Vol. 23 No. 1: 70 - 79
Gambar 3. Perubahan nilai rata-rata suhu rektal saat teranestesi (menit ke-0) dan selama
teranestesi dengan ketamin, propofol dan ketafol pada babi bali. (Keterangan: X=
xilazin, K= ketamine, P= propofol).
76
Pemayun dan Sudisma Jurnal Veteriner
Capillary Refill Time (CRT) 50. Selanjutnya nilai CRT untuk semua
Nilai rataan CRT babi bali saat teranestesi perlakuan cenderung menunjukan penurunan
(menit ke-0) dan selama teranestesi dengan sampai akhir periode anestesi menuju ke
ketamin, propofol dan kombinasinya, disajikan keadaan normal sebelum dianestesi.
pada Gambar 5 Peningkatan nilai rataan CRT sejalan dengan
Nilai CRT menandakan adanya pengisian detak jantung yaitu terjadi penurunan detak
kapiler atau aliran darah pada jaringan perifir. jantung hingga menit ke-10 terus meningkat
Nilai CRT meningkat menandakan pengisian kembali pada menit ke-30 dan 40, selanjutnya
jaringan oleh darah tidak optimal atau aliran stabil sampai akhir perlakuan anestesi.
darah ke jaringan menurun, yaitu lebih dari dua Peningkatan nilai CRT disebabkan karena
detik. Pola perubahan CRT babi bali selama pengaruh dari agen anestesi yang menyebabkan
teranestesi dengan ketamin, propofol dan ketafol depresi terhadap sistem kardiovaskuler dan
menunjukkan pola perubahan yang sama. respirasi yang berpengaruh terhadap
Selama teranestesi terjadi peningkatan nilai CRT menurunya aliran darah ke jaringan, di
mulai menit ke 10, dan setelah menit ke-30 samping itu penggunaan premedikasi xilazin
sampai 40 terjadi penurunan sampai menit ke- yang mempunyai pengaruh kuat menurunkan
Gambar 4. Perubahan nilai rata-rata saturasi oksigen saat teranestesi (menit ke-0) dan selama
teranestesi dengan ketamin, propofol dan ketafol pada babi bali. (Kegerangan: X=
xilazin, K= ketamine, P=propofol)
Gambar 5. Perubahan nilai rataan CRT (Capillary Refill Time) saat teranestesi (menit ke-0) dan
selama teranestesi dengan ketamin, propofol dan ketafol pada babi Ba
(Keterangan: X= xilazin, K= ketamine, P= propofol).
77
Jurnal Veteriner Maret 2022 Vol. 23 No. 1: 70 - 79
detak jantung sehingga aliran darah ke jaringan alternatif anestesi umum inhalasi terutama bila
juga menurun. Menurut Rossi dan Junqueira pembedahan dilakukan di lapangan.
(2003) dan Kul et al. (2001) bahwa penurunan
curah jantung dan dilatasi pembuluh darah
perifir dapat menyebabkan meningkatnya nilai UCAPAN TERIMA KASIH
CRT.
Perlakuan anestesi dengan kombinasi Penulis mengucapkan terima kasih kepada
ketamin-propofol (ketapol) menunjukkan pola Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
perubahan detak jantung, respirasi, CRT, suhu Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana dan
tubuh, dan saturasi oksigen pada babi bali yang Fakultas Kedokteweran Hewan Universitas
tidak berbeda nyata dibandingkan dengan dua Udayana yang telah mendanai penelitian ini
perlakuan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa melalui skim Penelitian Unggulan Program
ketamin dosis 2 mg/kg BB dicampur dengan Studi (PUPS) tunda tahun 2020.
propofol dosis rendah 0,75 mg/kg BB
menimbulkan pengaruh yang tidak nyata
terhadap detak jantung maupun respirasi DAFTAR PUSTAKA
(Mohamadnia et al., 2008). Belo et al. (1994) juga
menyatakan bahwa propofol dosis rendah bisa Amadasun FE, Edomwonyi NP. 2005.
menyebabkan penurunan tekanan darah tetapi Evaluation of the gravimetric method of
tidak menyebabkan perubahan pada detak propofol infusion with intermittent
jantung. Terjadinya penurunan detak jantung, ketamine injections for total intravenous
respirasi, dan saturasi oksigen adalah akibat anaesthesia (TIVA). Journal of Medicine
pengaruh premedikasi xilazin. Xilazin tergolong and Biomedical Research 4: 65-70.
muscle relaxant yang menyebabkan terjadinya
Badrinath S, Avramov MN, Shadrick, Witt TR,
relaksasi otot-otot sela tulang iga dan perut yang
Ivankovich AD. 2000. The use of a ketamine-
dapat mengembang-kempiskan rongga dada
propofol combination during monitored
sewaktu terjadi respirasi.Xilazin termasuk
anesthesia care. Anesth. Analg 90: 858-
golongan alfa2-adrenergik agonis, bila
862.
dikombinasikan dengan ketamin dapat
menyebabkan terjadinya sedasi dan tertekannya Belo SE, Kolesar R, Maser CD. 1994.
otot-otot respirasi (Rossi dan Junqueira, 2003). Intracoronary propofol does not decrease
myocardial contractile function in the dog.
Can J Anesth 4: 43-49.
SIMPULAN
Dzikiti TB, Chanaiwa S, Mponda P, Sigauke C,
Dzikiti LC. 2007. Comparison of quality of
Anestesi kombinasi ketamin dosis 2 mg/kg
induction of anaesthesia between
BB dan propofol dosis 0,75 mg/kg BB aman
intramuscullary administered ketamine,
digunakan sebagai agen induksi anestesi pada
intravenously administered ketamin and
babi bali karena menghasilkan induksi yang
intravenously administered propofol
cepat, durasi anestesi yang lebih lama dan
inxylazine premedicated cats. J South
waktu pemulihan yang lebih singkat
African Vet Assoc 78: 201-204.
dibandingkan dengan ketamin dosis 4 mg/kg BB
dan propofol dosis 1,5 mg/kg BB dan tidak Ernawati MDW. 2006. Pengaruh paparan udara
menimbulkan perubahan yang ekstrim terhadap halotan dengan dosis subanestesi terhadap
respons fisiologis pada tubuh babi bali selama gangguan hati mencit. Jurnal Sains dan
teranestesi. Teknologi Farmasi 11: 71-75.
Franks NP. 2008. General anaesthesia: from
molecular targets to neuronal athways of
SARAN sleep and arousal. Nature Reviews
Neuroscience 9: 370-386. www.nature.com/
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk reviews/neuro. [24 Juli 2009].
mengetahui respons fisiologis tubuh pada babi
bali bila kombinasi ketamin dan propofol Geovanini GR, Pina FR, Prado FAP, Tamaki
diberikan melalui tetes infus (metode WT, Marques E. 2008. Standardization of
gravimetrik) dalam waktu yang lama sebagai anesthesia in swine for experimental
78
Pemayun dan Sudisma Jurnal Veteriner
79