Anda di halaman 1dari 46

GAMBARAN UMUM

PELATIHAN PPGDON

Oleh :
Nunik Endang Sunarsih, SST., SH., M.Sc
Advance Trainer P2KS DIY
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nunik Endang Sunarsih, SST., SH.,
M.Sc
TTL : Banyuwangi, 17 Mei 1959
Agama : Islam
Status : Menikah
Anak : Dua
1. Adisty Purinda M, SE
2. dr. Amarendra M.W
Cucu : Empat
Alamat : Klinik Pratama Puri Adisty
Jl. Depokan II RT 33, RW X,
Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta
No HP : 0813 9211 7555
Email : nunikagus175@gmail.com
Moto : Peduli dan Berbagi
Hidup
Hobby : Traveling dan Masak
RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun Program Perguruan Jurusan


Lulus Pendidikan Tinggi
1999 Sarjana Stisipol Kartika Ilmu Administrasi
Bangsa
2004 Diploma III Poltekkes Yogyakarta Kebidanan
2010 Magister UGM Hukum Kesehatan
2013 Diploma IV Poltekkes Surakarta D4 Bidan Pendidik
2014 Sarjana Univ. Jana Badra Ilmu Hukum
2015 Profesi Avokad UII Ilmu Hukum
RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun Tempat Kerja Waktu Status Jafung/Struktural
1981-19 ▪ Puskesmas Bangorejo, 18 tahun Bidan Puskesmas
99 Banyuwangi
▪ Puskesmas Tebet
Jakarta
▪ Puskesmas
Mergangsan Yogyakarta
▪ Puskesmas Kotagede II
Yogyakarta
1999-20 Dinkes Prov. DIY 10 tahun ▪ Plh Kasih KIA
09 ▪ Penanggungjawab
Program KB, Kespro
dan Gender
2009-20 BPPM Prov. DIY 2 tahun Kasubbid. Kespro (Pensiun
11 dini sejak tahun 2011)
PENGALAMAN ORGANISASI
TAHUN NAMA ORGANISASI JABATAN
2004 - 2009 IBI Cabang Kota Yogya Ketua
2009 - 2014 PD IBI DIY Ketua
Periode Pertama
2014 - 2019 PD IBI DIY Ketua
Periode Kedua
2009 - Sekarang P2KS DIY Wakil Ketua
2015 - Sekarang MHKI DIY Divisi Advokasi
2015 - Sekarang DPW PAN DIY Sek. Bidang Kesehatan
2016 - Sekarang Alumi SPN I Jakarta Kor. Bidang Kesehatan
2018 - Sekarang PP IBI Ketua 1 Bidang Hukum,
Organisasi, Penelitian
dan Pengembangan
Organisasi
BIDAN

Adalah seorang perempuan yang telah


menyelesaikan program pendidikan
Kebidanan baik di dalam negeri
maupun di luar negeri yang diakui
secara sah oleh Pemerintah Pusat dan
telah memenuhi persyaratan untuk
melakukan praktik Kebidanan (UU no 4
tahun 2019 tentang kebidanan)
Seorang perempuan yang LULUS
PENDIDIKAN BIDAN, memiliki kompetensi
dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi,
B lisensi untuk praktek.

I Profesional
menjalankan
dan akuntabel
perannya sebagai
dalam
mitra
D perempuan, dimana seorang bidan harus
mampu memberikan dukungan, nasihat, dan

A asuhan sesuai dengan siklus reproduksi


perempuan.

N Asuhan
pencegahan,
yang diberikan
promotif,
: kegiatan
deteksi dini
komplikasi, dan pelaksanaan tindakan
kegawatdaruratan.
Tugas BIDAN
“Continuum of Care
& Life Cycle”
AREA TUGAS
BIDAN

RS
(Tertier)

RS/Klinik (Sekunder)

Puskesmas Komunitas/Masyarakat
Peran Bidan dlm Pelayanan Kesehatan
Peran Bidan sebagai Pelaksana, mempunyai 3
Tugas :

Tugas Mandiri

Tugas
kolaborasi

Tugas rujukan
HARD SKILL

KOMPETENSI
PROFESIONAL
BIDAN

SOFT SKILL

GOOD
PERFORMANCE

KESEJAHTERAAN
IBU DAN ANAK
Standar Pelayanan Kebidanan

1. Standar pengelolaan
penyelenggaraan pelayanan
kebidanan
2. Standar asuhan kebidanan
3. Standar praktik bidan
4. Standar kinerja bidan
5. Pengendalian mutu
6. Standar operating procedure
Kepmenkes No.
369/MENKES/SK/III/2007
Tentang Standar Profesi Bidan
ASUHAN SELAMA PERSALINAN DAN KELAHIRAN

Kompetensi ke-4 :
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap
terhadap kebudayaan setempat selama persalinan,
memimpin selama persalinan yang bersih dan aman,
menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk
mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang
baru lahir.
UU no 04 tahun 2019 tentang Kebidanan
Tugas dan Wewenang
Pasal 46

1. Dalam menyelenggarakan Praktik


Kebidanan, Bidan bertugas memberikan
pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan KB
d. Pelaksanakan tugas berdasarkan
perlimpahan wewenang
e. Pelaksanaan tugas dalam keadaan
keterbatasan tertentu
Lanjut

2. Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dapat dilaksanakan secara
bersama atau sendiri

3. Pelaksanaan tugas sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
secara bertanggung jawab dan akuntabel
Pasal 47
1. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan,
Bidan dapat berperan sebagai :
a. Pemberi Pelayanan Kebidanan
b. Pengelola Pelayanan Kebidanan
c. Penyuluh dan konselor
d. Pendidik, Pembimbing dan fasilitator klinik
e. Penggerak peran serta masyarakat dan
pemberdayaan perempuan
f. Penelitian
2. Peran bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dg ketentuan peratruan
perundang - undangan
Pasal 48

Bidan dalam penyelenggaraan Praktik


Kebidanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 dan Pasal 47, harus sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya
Pasal 49
Dalam menjalankan tugas memberikan
pelayanan kesehatan ibu sebagaimana
dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) huruf a,
Bidan berwenang :
a. Memberikan Asuhan Kebidanan pada
masa sebelum hamil
b. Memberikan Asuhan kebidanan pada
masa kehamilan normal
c. Memberikan Asuhan Kebidanan pada
masa persalinan dan menolong
persalinan normal
Lanjut
Pasal 49

d. Memberikan Asuhan Kebidanan pada


masa nifas
e. Melakukan pertolongan pertama
kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin,
nifas dan rujukan
f. Melakukan deteksi dini kasus risiko dan
komplikasi pd masa kehamilan, masa
persalinan, pasca persalinan, masa
nifas, serta asuhan pascakeguguran dan
dilanjutkan dengan rujukan
Pasal 50
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan
anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) huruf b,
bidan berwenang :

1. Memberikan Asuhan Kebidanan pada BBL, Bayi, Balita, dan


anak prasekolah
2. Memberikan imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat
3. Memberikan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita
dan anak prasekolah serta deteksi dini kasus penyulit,
gangguan tumbuh kembang dan rujukan
4. Memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada
BBL dilanjutkan dengan rujukan
Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Perempuan dan Keluarga Berencana
Pasal 51

Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan


kesehatan reproduksi perempuan dan KB
sebagaimana dimaksud Pasal 46 ayat (1) huruf c,
Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi,
edukasi, konseling dan memberikan pelayanan
kontrasepsi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan
Pelimpahan Wewenang
Pasal 53

Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 46 ayat (1) huruf d terdiri atas

a. Pelimpahan secara mandat

b. Pelimpahan secara
delegatif
1. Pelimpahan wewenang secara mandat
sebagaimana dimaksud dalam pasal 53 huruf
a diberikan oleh dokter kepada bidan sesuai
kompetensinya
2. Pelimpahan wewenang secara mandat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
Pa dilakukan secara tertulis
sal 3. Pelimpahan wewenang secara mandat
54 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
tanggung jawab berada pada pemberi
pelimpahan wewenang
4. Dokter yang memberikan pelimpahan
wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus melakukan pengawasan dan evaluasi
secara berkala
1. Pelimpahan wewenang secara delegatif
sebagaimana dimaksud dalam pasal 53 huruf b
diberikan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah kepada Bidan
Pa 2. Pelimpahan wewenang secara delegatif
sa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
diberikan oleh Pemerintah Pusat atau
l Pemerintah Daerah dalam rangka :
5 a. Pelaksanaan tugas dalam keadaan
5 keterbatasan tertentu
b. Program pemerintah
3. Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan dengan disertai
pelimpahan tanggung jawab
AKI
ANGKA KEMATIAN IBU
5 besar negara paling tinggi di
ASEAN
1. 1.Laos
2. 2.Myanmar
3. 3.Cambodia
4. 4.Indonesia
5. 5.Filipina

AKI DI INDONESIA
390 305
Tahun 1991 Tahun 2015
Per 100.000 Kelahiran Hdup
DI INDONESIA KITA...

seminggu 213
ibu meninggal

sehari
30 ibu meninggal
Setiap jam
1 ibu meninggal
SP 2010
Riskesdas 2018
JENIS TENAGA KESEHATAN YANG MELAYANI
PERSALINAN
Masih ada 7%
persalinan di
dukun

Riskesdas 2018
Riskesdas 2018
Proporsi Tempat Persalinan pada Perempuan Umur 10 – 54
thn
Tahun 2018
Tren Angka Kematian Neonatal, Bayi dan
Balita
Tahun 1991 - 2017
AKB
68 24
Th 1991 Th 2017

TARGET
2 AKN 12
0
3 AKBA 25
0
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
TERKAIT DALAM KEGAWATDARURATAN
(UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan)

Pasal 32
1. Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib
memberikan pelayanan kesehatan bagi
penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu.
2. Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta
dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang
muka.
UU No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehata
Mengenai Ketentuan Pidana

Setiap orang yang bukan Tenaga


PA Kesehatan melakukan praktik seolah-olah
SA sebagai Tenaga Kesehatan yang telah
L memiliki zin sebagaimana dimaksud dalam
83 pasal 64 dipidana dengan pidanan
penjara paling lama 5 (lima ) tahun
PASAL 84

2. Jika kelalaian berat


1. Setiap Tenaga
sebagaimana
Kesehatan yg
dimaksud pd ayat (1)
melakuan kelalaian
mengakibatkan
berat yg
kematian, setiap
mengaibatkan
Tenaga Kesehatan
Penerima Pelayanan
dipidanan dengan
Kesehatan luka
pidana penjara
berat dipidana dg
paling lama 5 tahun
pidana penjara
paling lama 3 tahun
Pasal 85
1. Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan
sengaja menjalankan praktik tanpa memiliki
STR sebagaimana dimaksud dalam pasal 44
ayat (1) dipidanan dengan pidanan denda
paling banyak Rp 100.000.000,00
2. Setiap Tenaga Kesehatan warga negara
asing yag dengan sengaja memberikan
pelayanan kesehatan tanpa memiliki STR
Sementara sebagaimana dimaksud dalam
pasal 55 ayat (1) dipidana dengan pidanan
denda paling banyak Rp 100.000.000,00
PASAL 86

1. Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik


tanpa memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam
pasal 46 ayat (1) dipidana dengan pidanan denda
paling banyak Rp 100.000.000,00

2. Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing yang


dengan sengaja memberikan pelayanan kesehatan
tanpa memiliki SIP sebagaimana dimaksud dalam
pasal 55 ayat (1) dipidana dengan pidanan denda
paling banyak Rp 100.000.000,00
Penyelesaian Sengketa
Sengketa
Medik

Jalur Non
Jalur Litigasi
Litigasi
PENYELESAIANYA

TUNTUTAN PIDANA:
❑Melalui proses penyidikan
❑Penuntutan
❑Pengadilan dan eksekusi
TUNTUTAN PERDATA:
1. Melalui proses pengadilan
2. Di luar pengadilan :
❑Negosiasi
❑Mediasi, dll
Adalah penyelesaian kedua belah
pihak tanpa keterlibatan pihak ketiga

NE
GO Fisher R & William Ury : komunikasi
SIA dua arah dirancang untuk mencapai
SI kesepakatan pada saat kedua belah
pihak memiliki berbagai kepentingan
yang sama atau berbeda
Upaya penyelesaian sengketa secara damai
dimana ada keterlibatan pihak ketiga yg netral
(mediator), yg secara aktif membantu pihak –
pihak yg bersengketa untuk mencapai suatu
kesepakatan yg dpt diterima oleh semua pihak
ME Mediasi adalah cara penyelesaian dg
melibatkan pihak ketiga yg netral, tidak
DIA memihak, dan yg dapat diterima pihak yg
SI bersengketa untuk membatu merumuskan
kesepakatan untuk menyelesaikan sengketa
secara damai
Mediasi menurut PerMa No 2 tahun 2003 : yaitu
suatu penyelesaian sengketa melalui proses
perundingan para pihak dibantu oleh mediator
Pelatian Pertolongan Pertama Gawatdaruratan Obstetri
dan Neonatus terutama sekali ditunjukkan bagi
petugas kesehatan yang bekerja pada lini depan,
yaitu tingkatan pelayanan primer di desa atau wilayah
terpencil di mana kesediaan tenaga dan sumber daya
kesehatan adalah sangat terbatas.

Hal ini merupakan upaya antisipasi segera dan


esensial apabila didalam tugas kesehatan mereka
ternyata dijumpai kasus-kasus gawatdarurat yang
sudah ataupun belum diantisipasi sebelumnya
Walaupun prinsip mencegah adalah lebih baik dari
pada mengobati tetapi tanpa melakukan apapun maka
peluang untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang telah
dikandung selama berbulan-bulan akan hilang apabila
petugas kesehatan tidak memiliki kemampuan
untuk melakukan pertolongan pertama
gawatdarurat obstetri dan neonatal.
Melalui pelatihan ini, petugas kesehatan lini dapat
diberi bekal dan kemampuan untuk menangani
kondisi gawat darurat obstetri seperti:
A. Gawatdarurat maternitas:
1. pendarahan pada kehamilan muda dan
post partum
2. eklamsia/preeklamsia berat,
3. infeksi dan persalinan macet
B. Gawatdarurat neonatal:
1. gangguan pernafasan pada bayi baru lahir,
2. infeksi
3.berbagai gangguan atau komplikasi selama
persalinan dan segera setelah lahir
❑ Keterpaduan antara pelayanan dasar atau
primer di desa atau lini depan dengan
fasilitas rujukan, yaitu Puskesmas PONED
dan Rumah Sakit PONEK 24 jam
merupakan kunci keberhasilan penanganan
gawatdarurat obstetri dan neonatal.
❑ Tenaga Kesehatan Lini depan akan
melakukan pertolongan pertama dan
fasilitas rujukan akan melaksanakan
tindakan lanjutan yang telah distabillisasi
dan dikoreksi sebelumnya sehingga
diperoleh hasil seperti yang diinginkan.
Jadwal Pelatihan
HARI I HARI III HARI V HARI VII

- Registrasi Peserta - Preeklampsia dan Praktek pada Model Praktek Lapangan


- Gambaran Umum Eklampsia • Distosia Bahu - Laporan Kasus
• Perkenalan - Partus Macet, Distosia • Presbo Kelompok
• Harapan Bahu dan Presbo • KBI/KBE dan Atonia - Kuis tengah
• Kekhawatiran (Diskusi dan Praktek) Uteri - Evaluasi dan RTL
- Kuis Awal - Infeksi Nifas • Kompresi abdominal - Penutupan
- Praktek Lapangan
HARI II HARI IV HARI VI

- Pencegahan Infeksi - Penatalaksanaan Bayi Pratek Lapangan


- Partograf dan Praktek Baru Lahir Bermasalah
Partograf • BBLR
- Kegawatdarurratan medik • Kejang pada BBL
- Perdarahan Pada Kehamilan • Ikterus
Muda dan Kondom kateter • Infeksi BBL
(Diskusi dan Praktek ) • Praktek penggunaan
- Perdarahan Post Partum KMC
(Kompresi Bimanual, Atonia - Gangguan Napas pada
Uteri dan Kompresi Aorta BBL dan Asfeksi Pada
Abdominal) Diskusi dan BBL (Diskusi dan
Praktek Praktek pada Model)
- Penjahitan Perineum dan - Rujukan dan Transportasi
Praktek BBL

Anda mungkin juga menyukai