Anda di halaman 1dari 12

Tugas:

MAKALAH PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN


WILAYAH

OLEH :
FITRAHAYU
DIDI22014

JURUSAN/PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2024
BAB I.
PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara agraris hal tersebut berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik (BPS), jumlah petani di Indonesia tahun 2013 mencapai 31,70 juta
orang yang terbagi ke dalam sektor tanaman pangan, holtikultural, perkebunan,
peternakan, budidaya ikan, penangkapan ikan dan kehutanan. Indonesia sebagai
negara agraris, yang sebagaian besar penduduknya bekerja di bidang pertanian,
tergantung pada keberhasilan petaninya untuk mendukung ketahanan pangan di
Indonesia. Petani yang ada di Indonesia membantu pemerintah dalam memenuhi
kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk yang ada di Indonesia. Oleh karena itu,
petani yang ada di Indonesia harus diperhatikan dengan baik agar Indonesia yang
sebagai negara agraris dapat terus memasok pangan yang bersumber dari petani
dalam negeri.

sektor pertanian merupakan sektor yang paling besar menyerap tenaga kerja
dengan kontribusi rata-rata sebesar 36,59 persen dari 17 sektor ekonomi.
Berdasarkan dua indikator di atas dapat disimpulkan bahwa pertanian memiliki
peran strategis bagi perekonomian Sulawesi Tenggara

Sektor pertanian juga memiliki spesialisasi efek alokasi, nilai keterkaitan


yang kuat dengan sektor lain, memberikan pengaruh yang positif pada sektor
lainnya, dan menjadi daya ungkit dalam pertumbuhan output wilayah. Analisis ini
perlu dilanjutkan pada tataran yang lebih mikro, terutama untuk mendapatkan
gambaran pergeseran komoditas dan spesialisasi wilayah yang lebih detail dalam
menentukan prioritas pengembangan komoditas yang terspesialisasi dan memiliki
keterkaitan dengan sektor lain dalam meningkatkan output wilayah secara agregat.

Tingginya nilai sektor pertanian tidak dapat dipisahkan dari keadaan sumber
daya wilayah yang memang masih didominasi oleh sektor pertanian. Secara spesifik
pertumbuhan subsektor dalam pertanian menunjukkan subsektor perkebunan,
tanaman pangan, perikanan dan peternakan terus tumbuh secara signifikan
sementara subsektor kehutanan cenderung stagnan
Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari
perubahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Peranan masing-masing
sektor terhadap pembentukan PDRB suatu daerah mencerminkan kecenderungan
struktur ekonomi daerah tersebut. Perubahan struktur perekonomian yang terjadi
umumnya bergerak dari sektor pertanian menuju industri dan selanjutnya ke sektor
jasa.

Hasil analisis menujukkan sektor pertanian memiliki efek alokasi, atau


memiliki potensi sebagai penyumbang PDRB wilayah Sultra. Selanjutnya diketahui
bahwa secara agregat sektor pertanian di Provinsi Sultra terspesialisasi dan
memiliki keunggulan kompetitif, meskipun beberapa subsektor misalnya subsektor
tanaman pangan tidak terspesialisasi dan subsektor tanaman perkebunan tidak
memiliki keunggulan kompetitif, sementara subsektor peternakan, perikanan, dan
kehutanan terspesialisasi dan memiliki keunggulan kompetitif.

Pertanian di Indonesia memiliki ciri khas yang beragam, terutama di daerah-


daerah seperti Kota Kendari, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Konawe Selatan.
Setiap wilayah tersebut memiliki perbedaan dalam hal karakteristik, kondisi
geografis, kebijakan pertanian, dan potensi sumber daya alam yang memengaruhi
sektor pertanian mereka. Makalah ini akan mengulas perbedaan sektor pertanian di
ketiga wilayah tersebut.
BAB II.

KONDISI SEKTOR PERTANIAN KOTA KENDARI

Kota Kendari, sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, memiliki sektor
pertanian yang berkembang di tengah urbanisasi dan pertumbuhan perkotaan.
Perbedaan sektor pertanian di Kota Kendari dapat dicerminkan dalam hal berikut

a. Keterbatasan lahan pertanian: Kota Kendari memiliki keterbatasan lahan


pertanian karena sebagian besar wilayahnya telah dijadikan area perkotaan
dan infrastruktur.
b. Fokus pada pertanian perkotaan: Pertanian di Kota Kendari cenderung
berfokus pada pertanian perkotaan, seperti penanaman sayuran, tanaman
hias, dan budidaya ikan dalam skala kecil.
c. Peran pasar tradisional: Pasar tradisional di Kota Kendari masih memegang
peran penting dalam distribusi hasil pertanian lokal

Berikut di lampirkan beberapa hasil produksi pertanian di Kota Kendari tahun


2019-2021:

Tabel 2.1Hasil Produkssi Tanaman Perkebunan Kota Kendari Tahun 2019-2021

Jenis Tahun
tanaman 2019 2020 2021
Kelapa sawit - - -
Kelapa 53 379 391,00
Karet - - -
Kopi - - 14,00
Kakao 27 29 21,00
BAB III.

KONDISI SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN

KONAWE

Kabupaten Konawe, terletak di bagian tenggara Pulau Sulawesi, memiliki


potensi pertanian yang lebih luas dibandingkan dengan Kota Kendari. Beberapa
perbedaan sektor pertanian di Kabupaten Konawe meliputi:

a. Keanekaragaman komoditas: Kabupaten Konawe memiliki lahan


pertanian yang lebih luas, memungkinkan untuk bermacam-macam
komoditas pertanian seperti padi, kelapa, kopi, cokelat, dan kakao.
b. Peran petani: Petani di Kabupaten Konawe cenderung lebih bergantung
pada pertanian sebagai mata pencaharian utama dibandingkan dengan
Kota Kendari
c. Pengembangan agribisnis: Kabupaten Konawe mulai mengembangkan
agribisnis dengan memanfaatkan potensi sumber daya alamnya untuk
meningkatkan nilai tambah produk pertaniannya

Berikut di lampirkan beberapa hasil produksi pertanian di Kota Kabupaten


Kolaka tahun 2019-2021:

Tabel 3.1 Hasil Produkssi Tanaman Perkebunan KabupatenKonawei Tahun 2019-


2021

Jenis Tahun
tanaman 2019 2020 2021
Kelapa sawit 191 420 871,00
Kelapa 2,078 2,086 2,379,00
Karet - - 28,00
Kopi - - 411,00
Kakao 10,377 10,345 9,218,00
BAB IV.
KONDISI SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN

KONAWE SELATAN

Kabupaten Konawe Selatan memiliki karakteristik yang serupa dengan


Kabupaten Konawe namun memiliki perbedaan tersendiri dalam sektor
pertaniannya:

a. Dominasi perkebunan: Kabupaten Konawe Selatan cenderung


didominasi oleh sektor perkebunan, terutama perkebunan kelapa dan
kakao.
b. Topografi dan iklim: Topografi dan iklim di Kabupaten Konawe Selatan
memengaruhi jenis tanaman yang dapat tumbuh, dengan kondisi yang
lebih mendukung untuk perkebunan daripada pertanian padi.
c. Pengembangan agrowisata: Potensi alam yang dimiliki Kabupaten
Konawe Selatan juga merangsang pengembangan agrowisata, yang
berkontribusi pada diversifikasi ekonomi masyarakat lokal.

Berikut di lampirkan beberapa hasil produksi pertanian di Kota Kendari


tahun 2019-2021:

Tabel 4.1 Hasil Produkssi Tanaman Perkebunan Kabupaten Konawe Selatan


Tahun 2019-2021

Jenis tahun
tanaman 2019 2020 2021
Kelapa sawit 25 51 35,00
Kelapa 3,656 3,656 6,605,00
Karet - - 20,00
Kopi - - 319,00
Kakao 8,422 8,422 8,391,00

Kabupaten Konawe Selatan sendiri adalah kabupaten penghasil pertanian


terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara, keberadaan hasil pertanian di Kabupaten
Konawe Selatan sangat mempunyai peranan penting pada ketersediaan pangan di
Kota Kendari sebagai pusat atau ibu kota Provinsi Sulawesi tenggara dan beberpa
Kabupaten lainnya, hal ini dapat dilihat dengan hasil pertanian Kota Kendari dan
Sulawesi Tenggara terpusat pada Pasar Baruga sebagai pusat terkumpulnya hasil
pertanian khususnya yang bersumber dari Kabupaten Konawe Selatan karena
secara geografis pasar ini berda di dalam lokasi Kota Kendari namun sangat dekat
atau berbatasan langsung dengan Kabupaten Konawe Selatan, sehingga dari hal
tersebut saja dapat terlihat kedudukan Kabupaten Konawe Selatan sebagai lumbung
pangan bagi Kota Kendari dan Sulawesi tenggara.
BAB V.
PERBEDAAN KONDISI SEKTOR PERTANIAN ANTARA

KOTA KENDARI, KABUPATEN KONAWE, DAN KONAWE

SELATAN

Kota Kendari, sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, memiliki


karakteristik pertanian yang berbeda dengan wilayah pedesaan. Pertanian di Kota
Kendari cenderung lebih terfokus pada pertanian perkotaan, seperti pertanian
hidroponik, pertanian vertikultur, dan budidaya tanaman hias. Dukungan
infrastruktur dan akses pasar yang lebih baik juga menjadi faktor utama yang
memengaruhi kondisi pertanian di Kota Kendari.

Kabupaten Konawe, yang merupakan wilayah agraris di Provinsi Sulawesi


Tenggara, memiliki kondisi pertanian yang didominasi oleh pertanian padi, kakao,
kelapa, dan kopi. Sistem pertanian di Kabupaten Konawe cenderung lebih
tradisional dengan pemanfaatan lahan pertanian yang luas. Faktor geografis dan
iklim juga memengaruhi jenis tanaman yang diusahakan di wilayah ini.

Kabupaten Konawe Selatan memiliki kondisi pertanian yang mirip dengan


Kabupaten Konawe namun dengan karakteristik yang sedikit berbeda. Pertanian di
Kabupaten Konawe Selatan juga didominasi oleh pertanian padi, kakao, kelapa, dan
kopi. Namun, faktor-faktor seperti ketersediaan air irigasi dan keberlanjutan
pertanian menjadi perhatian utama dalam pengembangan sektor pertanian di
wilayah ini.

Berikut di lampirkan jumblah rata-rata hasil produksi pertanian di ketiga


wilayah tersebut:

Tabel 5.1Hasil rata-rata Produkssi Tanaman Perkebunan tahun 2019-2021

Jenis Tahun 2019-2021


tanaman Kendari Konawe Konawe Selatan
Kelapa sawit - 494 37
Kelapa 274,3 2181 4639
Karet - 9,3 6,7
Kopi 4,6 137 106,3
Kakao 25,7 9,980 8.411,6

Dari analisis data tersebut diwilayah Kota Kendari Memiliki rata-rata


produksi pertanian yang rendah hal ini di sebabkan karena ketiga wilayah tersebut,
terdapat perbedaan utama dalam kondisi pertanian yang meliputi jenis tanaman
yang diusahakan, sistem pertanian yang digunakan, serta faktor geografis dan iklim
yang memengaruhi pertanian. Perbedaan ini juga tercermin dalam tingkat produksi,
kualitas hasil pertanian, dan potensi pengembangan sektor pertanian di masing-
masing wilayah.
BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil analisis menujukkan sektor pertanian memiliki efek alokasi, atau
memiliki potensi sebagai penyumbang PDRB wilayah Sultra. Selanjutnya
diketahui bahwa secara agregat sektor pertanian di Provinsi Sultra terspesialisasi
dan memiliki keunggulan kompetitif, meskipun beberapa subsektor misalnya
subsektor tanaman pangan tidak terspesialisasi dan subsektor tanaman
perkebunan tidak memiliki keunggulan kompetitif, sementara subsektor
peternakan, perikanan, dan kehutanan terspesialisasi dan memiliki keunggulan
kompetitif. menunjukkan bahwa subsektor pertanian di tingkat kabupaten/kota
dipengaruhi secara positif oleh pertumbuhan di tingkat provinsi. Laju
pertumbuhan sektor pertanian di tingkat kabupaten lambat. Namun beberapa
subsektor pertanian di beberapa kabupaten memiliki keunggulan komparatif
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kondisi pertanian di Kota
Kendari, Kabupaten Konawe, dan Kabupaten Konawe Selatan memiliki
perbedaan yang signifikan yang perlu diperhatikan dalam upaya pengembangan
sektor pertanian di masing-masing wilayah.
Selain itu berdasarkan data yang diperoleh diatas menunjukkan bahwa
subsektor pertanian memiliki dinamika yang relatif berbeda pada masing-masing
kabupaten. Hal ini tidak terlepas dari potensi sumberdaya alam dan kebijakan
pembangunan yang ditempuh masing-masing kabupaten
Pentingnya Sumber Daya Manusia dalam ketahanan dan pembangunan
pertanian tentulah sangat dibutuhkan apalagi pembangunan pertanaian yang
berkelanjutan. Pemerintah Nasional saat ini telah memfokuskan pembangunan
pertanian melalui konsep pembangunan pertanian berkelanjutan yang termuat
dalam Rencana Strategis Nasional.
B. Saran
Pengaruh sektor pertanian sebagai sektor penyangga (buffer sector)
diharapkan dapat menampung atau mendukung pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Tenggara untuk mengatasi krisis ekonom
Dalam meremcanakan pengembangan wilayah di tiga daerah
kabupaten/kota tersebut sebaiknya memperhatikan kondisi wilayah, topografi,
iklim, dan komoditas pertanian. Selain itu pengembangan agribisnis dan
agrowisata serta peran petani sangat perlu di perhatikan agar dalam perencanaan
pengembangan di suatu wilayah dapat mecapai hasil yang optimal
DAFTAR PUSTAKA

BPS Sulawesi Tenggara. (Tahun Terbaru). Data Pertanian Kota Kendari, Kabupaten
Konawe, dan Kabupaten Konawe Selatan.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. (Tahun Terbaru). Laporan Potensi Pertanian
Indonesia: Sulawesi Tenggara.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (Tahun Terbaru). Rencana
Pembangunan Pertanian Daerah: Sulawesi Tenggara.
Susanti, R., & Siregar, H. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Padi di Kabupaten Konawe. Jurnal Agro Ekonomi, 36(2), 107-118.
Marder, A. (2019). Potensi Pertanian Hidroponik di Kota Kendari. Jurnal
Hortikultura Tropika, 24(1), 45-56.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2020). Statistik Pertanian Sulawesi
Tenggara 2020. Jakarta: Kementerian Pertanian.
Tim Penyusun. (2017). Buku Panduan Budidaya Kakao di Daerah Tropis. Jakarta:
Penerbit Agromedia Pustaka.
Nurcayah,Syamsinasi, Nur M dan Sufa B.2022.Peran Sektor Pertanian Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara Masa Pandemi Covid-
19.Agrisurya.1(2).

Angreini N, Rahim M dan Salam I.2021.Analisis Pengembangan Komoditas


Unggulan Sub Sektor Hortikultura Di Kabupaten Konawe.Jurnal
Perencanaan Wilayah.6(1).

Wahyu P.2023.Upaya Pemerintah Konawe Selatan Terkait Pertumbuhan Petani


Usia Muda Melalui Prodak Hukum.Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan
Pendidikan.1(1).

Abidin Z.2015.Aplikasi Analisis Shift Pada Transformasi Sektor Pertaniam Dalam


Perekonomian Wilayah Di Sulawesi Tenggara.Informatika Pertanian.24(2)

Anda mungkin juga menyukai