Anda di halaman 1dari 131

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

Y KHUSUSNYA PADA
NY.D DENGAN KASUS DIABETES MILLETUS DI DUSUN
JATISARI DESA TISNOGAMBAR KEC.BANGSALSARI
KAB.JEMBER

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh
ACHMAD HASAN WAKHID
NIM : 1801021036

PROGRAM STUDI DIPLOMA IIIKEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021

1
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.Y KHUSUSNYA PADA
NY.D DENGAN KASUS DIABETES MILLETUS DI DUSUN
JATISARI DESA TISNOGAMBAR KEC.BANGSALSARI
KAB.JEMBER

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh
ACHMAD HASAN WAKHID
NIM : 1801021036

PROGRAM STUDI DIPLOMA IIIKEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021

2
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Achmad Hasan Wakhid


NIM : 1801021036
Judul : Karya Tulis: Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga
Tn.Y Terutama Pada Ny.D dengan Kasus Diabetes Milletus Di Dusun Jatisari
Desa Tisnogambar Kec.Bangsalsari Kab.Jember

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini


Telah Disetujui Pembimbing untuk Dipertahankan
di Sidang KTI Program Studi Diploma III Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jember, Juli 2021


Pembimbing,

Ns. Cahya Tribagus Hidayat, S. Kep., M. Kes


NPK. 1986051711503614

3
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Achmad Hasan Wakhid


NIM : 1801021036
Judul : Karya Tulis: Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga
Tn.Y Terutama Pada Ny.D dengan Kasus Diabetes Milletus Di Dusun Jatisari
Desa Tisnogambar Kec.Bangsalsari Kab.Jember

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini


Telah Disetujui Pembimbing untuk Dipertahankan
di Sidang KTI Program Studi
di Diploma III Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jember, Juli 2021


Pembimbing,

Ns. Cahya Tribagus Hidayat, S. Kep., M. Kes


NPK.1986051711503614
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember

Ners. Sasmiyanto, S. Kep., M. Kes

4
NPK. 1979041610305358
HALAMAN PENGESAHAN

Tim KaryaTulisIlmiah (KTI)


Program Studi Diploma III Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Jember, Juli 2021
Ketua Penguji

Penguji Anggota 1

Penguji Anggota 2

Ns. Cahya Tribagus Hidayat, S. Kep., M. Kes


NPK.1986051711503614

5
PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lengkap : Achmad Hasan Wakhid


NIM : 1801021036
Tempat/Tanggal Lahir : Jember, 10 September 1999
Fakultas/Universitas : Fakultas Ilmu Kesehatan / Universitas
Muhammadiyah Jember
AlamatRumah : Jl. Kerajan Klampok Arum, Kec. Tekung, Kab.
Lumajang

Dengan ini menyatakan bahwa karya dengan judul “Asuhan Keperawatan


Keluarga Pada Keluarga Tn.Y Terutama Pada Ny.D dengan Kasus Diabetes
Milletus di Dusun Jatisari Desa Tisnogambar Kec.Bangsalsari Kab.Jember”
belum pernah dipublikasikan dan belum pernah diikutsertakan dalam perlombaan
di tingkat Regional, Nasional atau Internasional sebelumnya serta tidak
mengandung unsur plagiat di dalamnya.

Demikianlah pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur
paksaan dari siapapun. Jika di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran
informasi, maka saya bersedia didiskualifikasi ataupun dibatalkan dari status juara
jika nanti menjadi juara dalam perlombaan ini.

Jember, Juli 2021


Yang menyatakan,

Achmad Hasan Wakhid


1801021036

6
HALAMAN MOTTO

1. Berbaktilah kepada orang tuamu dan meminta ridholah kepadanya agar kamu

dijauhkan dari murkanya Allah SWT (K.H Imam Hasan).

2. Jangan jadikan pendidikan sebagai alat untuk mendapatkan harta, demi

memperoleh uang untuk memperkaya dirimu, belajarlah supaya tidak menjadi

orang bodoh dan di bodohi oleh orang (Ulilamrir Rahman).

3. Sukses adalah guru yang buruk. Sukses menggoda orang yang tekun kedalam

pemikiran bahwa mereka tidak dapat gagal (Bill Gates).

4. Hanya ada dua pilihan untuk memenangkan kehidupan: keberanian, atau

keikhlasan. Jika tidak berani, ikhlaslah menerimanya. Jika tidak ikhlas,

beranilah mengubahnya (LenangManggala).

5. Amalan yang lebih dicintai oleh Allah yaitu amalan yang terus menerus

dilakukan walaupun sedikit (Nabi Muhammad SAW).

6. Orang yang paling memaaf yaitu ia yang mau memaafkan meski bisa

membalas dendam (Imam Husain).

7. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya (QS Al

Baqaah 286).

8. Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala

seperti pahala orang yang mengerjakannya (HR. Muslim).

“Semoga Motto Ini Bermanfaat Bagi Pembaca dan Bisa Memberikan


Dampak Positif Bagi Para Pembaca”

7
HALAMAN PERSEMBAHAN

Pada kesempatan kali ini penulis mempersembahkan hasil dari tugas akhir
kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya

sehingga saya mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan lancer dan

tepat waktu.

2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan do’a dan kasih sayang serta

dukungan dan semangat yang luar biasa baik dalam materi maupun spiritual

yang tiada ternilai. Terimakasih atas kasih sayang yang kalian berikan selama

ini.

3. Kepada Bpk. Ns. Mad Zaini, M. Kep., Sp. Kep. J selaku Kaprodi DIII

Keperawatan yang telah memberikan semangat kepada saya dan banyak

mengajarkan saya ilmu-ilmu Keperawatan.

4. Kepada Bpk. Ns. Sasmiyanto, S. Kep., M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan yang telah memberikan dukungan semangat kepada saya saat

mengerjakan tugas akhir ini.

5. Kepada Bpk. Ns. Cahya Tribagus Hidayat, S. Kep., M. Kes selaku dosen

pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan kepada saya.

6. Sosok spesial yang sangat saya sayangi, Titin Novikasari yang dengan penuh

kasih sayang selalu meluangkan waktu dan pikirannya serta menjadi sumber

inspirasi dan motivasi saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

8
7. Kepada teman saya prodi Keperawatan DIII angkatan 2018 Fakultas Ilmu

Kesehatan yang selalu memberikan semangat kepada saya saat mengerjakan

tugas akhir ini.

8. Terimakasih kepada Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keperawatan DIII yang

telah memberikan saya pengalaman ilmu, inspirasi, dan juga cara etika yang

benar.

9
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Tn.Y Terutama Pada

Ny.D dengan Kasus Diabetes Milletus di Dusun Jatisari Desa Tisnogambar

Kec.Bangsalsari Kab.Jember”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir Program Studi Diploma DIII Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember, Karya Tulis Ilmiah ini dapat

selesai tepat waktu berkat berbagai pihak yang telah membantu serta mendukung

penelitian. Peneliti berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat

bagi pembaca maupun umumnya.

Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Jember Bapak Dr. Hanafi M.Pd

2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan do’a dan kasih sayang serta

dukungan dan semangat yang luar biasa baik dalam materi maupun spiritual

yang tiada ternilai. Terimakasih atas kasih sayang yang kalian berikan selama

ini.

3. Bapak Ns. Sasmiyanto, S. Kep., M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Jember.

10
4. Ibu Ns. Sofia Rhosma Dewi, S. Kep., M. Kep selaku sebagai Wakil Dekan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.

5. Bapak. Ns. Cahya Tribagus Hidayat, S. Kep., M. Kes selaku dosen

pembimbing dalam penelitian yang telah banyak memberikan arahan masukan

serta motivasi kepada peneliti.

6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Jember.

7. Sosok spesial yang sangat saya sayangi, Titin Novikasari yang dengan penuh

kasih sayang selalu meluangkan waktu dan pikirannya serta menjadi sumber

inspirasi dan motivasi saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan semangat kepada saya

selama mengerjakan tugas akhir.

11
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR.......................................................................... i


HALAMAN SAMPUL DALAM...................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI........................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KARYA PRIBADI ......................................... vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ viii
HALAMAN KATA PENGANTAR.................................................................. x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 18
A. Latar Belakang.................................................................................... 18
B. Tujuan ................................................................................................. 21
C. Metodologi ......................................................................................... 22
D. Tehnik Pengumpulan data................................................................... 22
E. Manfaat................................................................................................ 23

BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................. 24


A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan ..................................................... 24
1. Definisi Diabetes Melitus............................................................... `24
2. Klasifikasi Diabetes Melitus........................................................... 24
3. Etiologi Diabetes Melitus............................................................... 25
4. Patofisiologi ................................................................................... 26
5. Manifestasi Klinis........................................................................... 27
6. Komplikasi...................................................................................... 28

12
7. Penatalaksanan Diabetes Melitus................................................... 29

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ............................................. 31


1. Konsep Keluarga............................................................................ 31
C. Konsep Proses Keperawatan Keluarga................................................ 35

BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................... 46


A. Identitas Umum Keluarga .................................................................. 46
B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga .................................... 49
C. Pengkajian Lingkungan....................................................................... 52
D. Struktur Keluarga ............................................................................... 52
E. Fungsi Keluarga ................................................................................. 53
F. Fungsi keperawatan kesehatan............................................................ 54
G. Fungsi Reproduksi .............................................................................. 55
H. Fungsi Ekonomi ................................................................................. 55
I. Stres Dan Koping Keluarga................................................................. 55
J. Keadaan Gizi Keluarga ...................................................................... 56
K. Pemeriksaan Fisik ............................................................................... 57
L. Harapan Keluarga ............................................................................... 61
M. Kriteria kemandirian keluarga........................................................... 61

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................103


A. Pengkajian...........................................................................................103
B. Diagnosa Keperawatan .......................................................................105
C. Intervensi Keperawatan ......................................................................106
D. Implementasi keperawatan .................................................................107
E. Evaluasi keperawatan .........................................................................108

BAB V PENUTUP .............................................................................................110


A. Kesimpulan..........................................................................................110

13
B. Saran ...................................................................................................112
DAFTRA PUSTAKA ........................................................................................113
Lampiran

14
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Tahap Dan Tugas Perkembangan Keluarga...................................... 20


Tabel 2.2 Skala Penentuan Prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga................. 32
Tabel 3.1 Komposisi Keluarga............................................................................ 37
Tabel 3.2 Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga......................... 41
Tabel 3.3 Pemeriksaan Fisik 61.......................................................................... 48

15
DAFTAR LAMPIRAN

RANCANGAN RENCANA KEGIATAN (PRA PLANNING)


SATUAN ACARA PENYULUHAN
LEAFLET DM

16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus yang biasa disebut dengan DM merupakan
sebuahpenyakit yang dikenal masyarakat dengan sebutan penyakit kencing
manis.Diabetes Mellitus merupakan penyakit dengan gangguan metabolik
secara kronis atau menahun yang terjadi karena tubuh tidak mempunyai
hormon insulin yang cukup yang diakibatkan gangguan pada sekresi insulin,
hormon insulin tersebut tidak bekerja sebagaimana mestinya maupun
keduanya (WHO, 2016).
Ewadh (2014) menyatakan bahwa Diabetes Mellitus merupakan
penyakit dengan gangguan metabolik yang dapat ditemukan dengan ciri
konsentrasi glukosa yang tinggi didalam darah (hiperglikemia).
Diabetes Mellitus merupakan sekumpulan dari suatu gejala penyakit
yang timbul pada seseorang yang ditandai dengan adanya hiperglikemia
yang di sebabkan oleh meningkatnya kadar gula dalam darah dikarenakan
penurunan sekresi kinerja insulin progresif, sehingga dalam hal ini muncul
gejala polifagi, polidipsi, dan poliuri.Diabetes Mellitus merupakan sebuah
penyakit yang telah menjadi masalah utama di dalam dunia kesehatan
dikarenakan semakin tingginya tingkat mortalitas dan morbiditas (Buraerah
dalam Fatimah, 2015 ; Laurentia et al dalam Fathurrohman, 2016).
Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa terdapat adanya
kecenderungan peningkatan angka pada insidensi dan prevalensi Diabetes
Mellitus di berbagai penjuru dunia. World Health Organization (WHO)
yang merupakan Badan Kesehatan Dunia memprediksikan adanya
peningkatan jumlah penderita Diabetes Mellitus yang akan menjadi salah
satu ancaman bagi kesehatan global (PERKENI, 2015).

17
Di Indonesia diketahui berdasarkan data terbaru pada Riskesdas 2018,
secara umum angka prevalensi Diabetes Mellitus mengalami peningkatan
yang cukup signifikan selama 5 tahun terakhir. Pada saat tahun 2013, angka
prevalensi penyakit Diabetes Mellitus pada orang dewasa saja mencapai
6,9%, dan di tahun 2018 angka tersebut terus melonjak hingga menjadi
8,5%.Jumlah penderita Diabetes Mellitus ini diperkirakan akan meningkat
pada tahun 2040, yaitu hingga sebanyak 16,2 juta jiwa penderita, dapat
diartikan bahwa tidak menutup kemungkinan akan terjadi peningkatan
penderita hingga sebanyak 56,2% dari tahun 2015 sampai 2040. Indonesia
juga merupakan Negara ketiga dengan jumlah orang dengan gangguan
toleransi glukosa (rentang usia 20-79 tahun) pada tahun 2015 yakni sebesar
29 juta jiwa orang (IDF, 2015).
Di Provinsi Jawa Timur memiliki prevalensi penderita Diabetes
Mellitus hingga sebesar 2,1%. Diperoleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur tahun 2012, adapun 10 pola penyakit terbanyak yang dialami
oleh pasien rawat jalan pada rumah sakit tipe-X Diabetes Mellitus yakni
penyakit dengan prevalensi terbanyak setelah hipertensi sebanyak 102.399
kasus (Martins, dkk., 2018). Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) yang
dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2018 menunjukkan adanya prevalensi
Diabetes Mellitus pada Kabupaten Jember yang telah mengalami kenaikan
jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Berdasarkan pemeriksaan gula
darah yang dilakukan, Diabetes Mellitus naik dari angka 6,9% menjadi
8,5%.
Hasil yang telah diperoleh dari data Dinkes Kabupaten Jember
mengenai jumlah kasus penderita Diabetes Mellitus merupakan terbanyak
ke empat yang berada di Puskesmas Bangsalsari Kabupaten Jember dengan
jumlah kasus 25 jiwa. Dibandingkan dengan jumlah kasus DM yang berada
di Wilayah kerja Puskesmas lain sebanyak 44 jiwa, sebanyak 40 jiwa dan
sebanyak 40 jiwa. Penelitian ini penting dilakukan karena bertujuan untuk

18
mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada
penderita Diabetes Melitus yang berobat di Puskesmas Bangsalsari.
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik
kronis yang masih menjadi perhatian dunia. Penyakit diabetes mellitus ini
ditandai dengan tingginya kadar glukosa pada darah atau disebut dengan
hiperglikemia.
Faktor resiko terjadinya penyakit diabetes mellitus ini yaitu obesitas,
gaya pola hidup yang tidak sehat, dan juga faktor keturunan. Seseorang
dikatakan menderita penykit diabetes mellitus apabila dijumpai gejala
klasik, antara lain yaitu poliuri (banyak minum), polifagi (banyak makan),
polidipsi (banyak kencing), dan penurunan berat badan, ditambah kadar
glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL (Asmadi,2013].
Deteksi dini penyakit diabetes mellitus dan pemantauan kadar glukosa
darah pada penderita penyakit diabetes mellitus sangatlah penting untuk
dilakukan. Hal tersebut dikarenakan apabila kadar glukosa darah sangat
tinggi atau tidak terkontrol akan menyebabkannya komplikasi serius
diberbagai organ tubuh seperti pada jantung, ginjal, mata, dan syaraf,
sehingga dapat meningkatkan angka kematian dan angka kesakitan.
Pada saat ini, telah tersedia alat untuk pemeriksaan glukosa darah
yang sangat mudah digunakan masyarakat yaitu glukometer. Namun,
tampaknya masih banyak masyarakat yang belum terampil
menggunakannya. Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum
memahami penyakit diabetes mellitus secara holistik.
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang memiliki peranan penting
dan strategis dalam memberikan pengertian dan kemampuan kepada
keluarga dan pasien untuk melakukan penanganan secara mandiri. Beberapa
penelitian eksperimental memperlihatkan bahwa perawat sebagai tenaga
medis mempunyai peran yang cukup mempengaruhi perilaku pasien
(Tagliacozzo D.M., et.al., 1974).
Dengan pemberian pemahaman oleh perawat terhadap keluarga
mengenai penanganan yang benar dan memberdayakan keluarga, dan juga

19
pasien dalam partisipasinya untuk dapat melakukan perawatan diri secara
mandiri. Berbagai komplikasi mungkin akan muncul jika dapat dikendalikan
dan pasien memiliki angka derajat kesehatan yang optimal. Beberapa
penelitian mencatat kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam
mengelola penyakit pada diabetisi mencapai 50-80% (Norris, Engelgau, &
Narayan, 2001 ; Palestin, Hermawan, & Donsu, 2005).
Salah satu yang menjadi fungsi keluarga adalah fungsi perawatan atau
pemeliharaan kesehatan pada keluarganya yakni keluarga berfungsi untuk
menjaga dan mempertahankan keadaan kesehatan pada anggota
keluarganya. Namun kenyataannya masih banyak keluarga yang belum dan
tidak memiliki kemampuan untuk merawat anggota keluarganya sendiri
dengan masalah kesehatan Diabetes Mellitus sehingga dalam hal ini
diperlukan intervensi pendidikan kesehatan bagi setiap keluarga.
Masyarakat bisa saja tidak sepenuhnya memahami Diabetes Mellitus,
terutama pada masyarakat dengan pendidikan rendah dan kelompok tidak
bekerja

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umun diadakannya penelitian ini yaitu untuk menerapkan
asuhan keperawatan kepada keluarga-keluarga yang menderita
penyakit Diabetes Mellitus.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus diadakannya penelitian ini yaitu sebagai di bawah
berikut:
a. Mampu melakukan analisis dan pengkajian terhadap
keluargadengan Diabetes Mellitus.
b. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan terhadap keluarga
yang menderita Diabetes Mellitus berdasarkan data yang diperoleh.
c. Mampu melakukan tindakan keperawatan terhadap keluarga-
keluarga yang menderita Diabetes Mellitus.

20
d. Menggambarkan perencanaan keperawatan terhadap pengelolaan
keluarga dengan Diabetes Mellitus.
e. Dapat mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan
terhadap keluarga yang menderita Diabetes Mellitus.
C. Metodologi
1. Penelitian ini menggunakan pendekatan pada proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, analisis data, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
2. Tempat dan waktu pelaksanaan pengambilan kasus pada penelitian ini
dilakukan di Dusun Jatisari, Desa Tisnogambar, Kec. Bangsalsari, Kab.
Jember pada 1 Februari 2021.
3. Alasan penulis mengambil kasus tersebut karena masih kurangnya
pengetahuan akan Diabetes Mellitus pada penduduk wilayah tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif
berbentuk studi kasus dengan cara memecahkan masalah. Teknik untuk
mengumpulkan data yaitu dilakukan adalah dengan:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan berkomunikasi langsung pada keluarga
yang menderita Diabetes Mellitus.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan pengumpulan data dan melakukan
pengamatan secara langsung dan sistematis.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara berkala terhadap penderita
Diabetes Mellitus dari ujung rambut hingga ujung kaki (head to toe)
dengan metode inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi.

21
E. Manfaat
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Keluarga
Diharapkan keluarga dapat mengetahui dan mampu mengatasi
masalah kesehatan Diabetes Mellitus
2. Puskesmas Bangsalsari
Diharapkan hasil studi kasus pada penelitian ini dapat menjadi bahan
masukan dan evaluasi Puskesmas Bangsalsari dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga pada keluarga dengan masalah
kesehatan Diabetes Mellitus.
3. Penelitian Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan terhadap penelitian
selanjutnya dan berguna bagi keberlangsungan penelitian selanjutnya.

22
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan
1. Definisi Diabetes Melitus
Pengertian Diabetes melitus adalah suatu sindroma yang ditandai
dengan hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein yang saling berhubungan dengan defisiensi absolut atau relatif
pada sekresi insulin. (Nugroho, 2012)
Penyakit Diabetes mellitus adalah sekumpulan gangguan pada
metabolik yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa darah,
akibat kerusakan itu sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. ada tiga
macam komplikasi akut utama diabetes terkait ketidakseimbangannya kadar
glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu pendek ialah hipoglikemia,
ketoasidosis diabetik (DKA) dan sindrom non ketoik hiperosmolar
hiperglikemik. Hiperglikemia pada jangka panjang dapat menyebabkan
komplikasi pada mikrovaskular kronik (penyakit ginjal dan mata) dan
komplikasi neuropatik.
Diabetes juga berkaitkan dengan peningkatan insidensi penyakit
makrovaskular, seperti penyakit arteri koroner (infarkmiokard), penyakit
serebrovaskular (stroke), dan penyakit vascular perifer. (Smeltzer, 2014)
Diabetes Mellitus adalah penyakit manusia yang menyerang gangguan
pada metabolisme yang sifatnya kronis dengan karakteristiknya
hiperglikemia. (Perkeni 2011)

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus


Diabetes diklasifikasikan menjadi:
a. Diabetes Mellitus tipe 1

23
Penyakit diabetes tipe 1 ini yang tergantung dengan insulin, diabetes 1
disebabkan karena kerusakan sel beta pankreas yang menghasilkan
insulin.Hal inilah yang sangat berhubungan dengan adanya kombinasi
antara faktor genetik, immunologi dan kemungkinan
lingkungan.Terdapat juga hubungan terjadinya diabetes tipe 1 dengan
beberapa antigen leukosit manusia dan adanya autoimunantibody sel
islet yang dapat merusak sel-sel beta pankreas
b. Diabetes Mellitus tipe 2
Penyakit diabetes tipe 2 tergantung pada insulin, kurang lebih 90%-
95% penderita diabetes melitus adalah diabetes tipe ini. Penyakit ini
terjadi akibat adanya penurunan sensitivitas terhadap insulin
(resistensi insulin) atau akibat menurunanya produksi insulin. Pada
penyakit diabetes tipe 2 reaksi dalam sel kurang efektif dikarena
kurangnya insulin bereran dalam menstimulasi glukosa masuk
kejaringan dan pengaturan pelepasan glukosa dihati.Adanya insulin ini
juga yang dapat mencegah pemecahan lemak yang menghasilkan
badan keton.

3. Etiologi Diabetes Melitus


Penyebab penyakit diabetes melitus ini belum dapat diketahui secara
lengkap dan kemungkinan faktor penyebab dan faktor resiko diabetes
melitus diantaranya:
1) Riwayat keturunan dengan mempunyai diabetes melitus, misalnya
pada diabetes tipe 1 diturunkan sebagai sifat heterogen, mutigenik.
Kembar identic mempunyai resiko 25-50 persen sementara saudara
kandung beresiko 6 persen dan anak beresiko 5 persen.
2) Lingkungan yang ada virus (cytomegalovirus, mumps, rubella) yang
dapat memicu terjadinya autoimun dan menghancurkan sel-sel beta
pankreas, obat-obatan dan zat kimia seperti alloxan, streptozotocin,
pentamidine.
3) Usia 45 tahun keatas.

24
4) Obesitas, berat badan lebih dari atau sama dengan 20 persen berat
badan ideal.
5) Hipertensi atau di sebut dengan tekanan darah lebih dari atau sama
dengan 140/90 mmHg.
6) Etnik, banyak terjadi pada orang Amerika keturunannya Afrika, Asia.
7) Kurang berolahraga dll.

4. Patofisiologi
a. Diabetes Mellitus Tipe I
Orang yang mempunyai penyakit Diabetes tipe I ini terdapat
ketidakmampuan pankreas yang menghasilkan insulin dikarena
hancurnya sel-sel beta pulau langerhans. Di dalam hal inilah yang
menimbulkannya hiperglikemia puasa dan hiperglikemia post
prandial. Dengan tingginya konsentrasi pada glukosa dalam darah,
maka akan muncul glukosuria (glukosa dalam darah) dan ekskresi ini
akan disertai dengan adanya pengeluaran cairan dan elektrolit yang
berlebihan (diuresis osmotic) sehingga pasien mengalami peningkatan
saat berkemih (poliurra) dan rasa haus (polidipsia). Akibatnya yaitu
terjadilah proses glikogenolisis (pemecahan glukosa yang disimpan)
dan glukogeonesis tanpa ada hambatan sehingga efeknya yaitu
pemecahan lemak dan yang akan terjadi peningkatan keton yang dapat
mengganggu pada keseimbangan asam basa dan mengarah pada
terjadinya ketoasidosis (Brunner & suddarth 2015)
b. DM Tipe II
Orang yang mempunyai penyakit DM Tipe II yaitu resistensi
insulin dan gangguan pada sekresi insulin. Jika insulin akan
berkaitannya pada reseptor kurang dan meskipun kadar insulin tinggi
dalam darah tetap saja glukosa tidak dapat masuk kedalam sel
sehingga sel yang akan kekurangan glukosa. Mekanisme inilah yang
dapat dikatakan sebagai resistensi insulin. Agar bisa dapat mengatasi
resistensi insulin dan bisa mencegah terbentuknya glukosa dalam darah

25
yang berlebihan maka harus terdapat peningkatan pada jumlah insulin
yang disekresikan. Namun demikian jika sel-sel beta tidak mampu
mengimbanginyamaka kadar glukosa akan meningkat dan terjadilah
DM tipe II (Brruner & suddarth 2015).
5. Manifestasi Klinis
1) Seringnya kencing/miksi atau meningkatnya frekuensi buang air kecil
(poliuria) adanya hiperglikemia menyebabkan sebagian glukosa di
keluarkan oleh ginjal bersama urine karena keterbatasan kemampuan
filtrasi ginjal dan kemampuan reabsorpsi dari tubulus ginjal.
2) Penurunan berat badan
Penurunan pada berat badan dikarenakan banyaknya kehilangan
cairan, glikogen dan cadangan trigliserida serta massa otot.
3) Meningkatnya rasa lapar (polipagia)
Meningkatkan ketabolisme, pemecahan glikogen untuk energi
menyebabkan cadangan energy berkurang, keadaan ini bisa
menstimulasi pusat lapar.
4) Meningkatnya rasa haus (polidipsi)
Banyaknya miksi menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi),
hal ini merangsang pusat haus, mengakibatkan peningkatan rasa haus.
5) Kelainan pada mata, penglihatan kabur
Pada saat kondisi kronis ini, keadaan hiperglikemianya bisa
menyebabkan aliran darah menjadi lambat, sirkulasi ke vaskuler tidak
lancar, termasuk pada mata yang dapat merusak retina serta kekeruhan
pada lensa.
6) Kulitnya gatal-gatal, infeksi kulit, gatal-gatal disekitar penis dan
vagina peningkatan glukosa darah mengakibatkan penumpukan pla
pada kulit sehingga menjadi gatal, jamur, dan bakteri mudah
menyerang kulit.
7) Ketonuria
Ketika pada saat glukosa tidak dapat lagi digunakan untuk
energy, maka digunakan asam lemak untuk energi, asam lemak akan

26
dipecah menjadi keton yang kemudian berada pada darah dan
dikeluarkan melalui ginja.

8) Kelemahan dan keletihan


Kurangnya cadangan energi, adanya kelaparan sel, menjadi
akibat pasien mudah lelah dan letih.
9) Terkadang tanpa gejala
Pada saat keadaan tertentu, tubuh seseorang sudah dapat
beradaptasi dengan peningkatannya glukosa darah.

6. Komplikasi
Pasien degan penyakit diabetes melitus beresiko terjadi komplikasi
baik bersifat akut maupun kronis diantaranya:
a. Komplikasi akut
1) ketoasidosis atau disebut dengan keracunan zat keton sebagai
hasilnya metabolisme lemak dan protein terutama terjadi pada
IDDM.
2) Koma hiperglikemia dikarenakan kadar gula yang sangat tinggi
yang biasanya terjadi pada NIDDM.
b. Komplikasi kronis
1) Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata) sehingga
dapat mengakibatkan kebutaan.
2) Neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf perifer) gangguan
sensoris pada organ tubuh.
3) Nefropati diabetika (kelainan/kerusakan pada ginjal) dapat
mengakibatkan gagal ginjal dll.
c. Makroangiopati
1) Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti miokard
infark maupun gangguan fungsi jantung dikarenakan
arteriskelosis.

27
2) Gangguan sistem pembuluh darah otak atau penyakit stroke.
d. Gangren diabetika karena adanya neuroati dan terjadi luka yang tidak
sembuh-sembuh.
e. Disfungsi erektil diabetika.
f. Angka kematian dan kesakitan dari diabetes terjadi akibat komplikasi
seperti karena:
1) Hiperglikemia atau hipoglikemia.
2) Meningkatnya resiko infeksi.
3) Komplikasi mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati.
4) Komplikasi neurofatik, komplikasi makrovaskuler seperti
penyakit jantung koroner, stroke dll.

7. Penatalaksanan Diabetes Melitus


a. Managemen diet diabetes mellitus
Kotrol pada nutrisi, diet dan berat badan merupakan dasar
penangan pasien diabetes melitus. Yang paling penting dalam
managemen nutrisi dan diet adalah mengontrol total kebutuhan kalori
tubuh, inteke yang dibutuhkan, mencapai kadar serum lipid normal.
Komposisi pada diet diabetes melituse adalah kebutuhan kalori,
karohidret, lemak, protein dan serat.
1) Kebutuhan kalori
Kebutuhan kalori tergantung dari berat badan (kurus,
ideal, obesitas), jenis, kelamin, usia, aktivitas fisik. Agar bisa
menentukan kalori dipakai rumus broca yaitu:
Berat badan yang ideal = (TB (cm) -100) – 10%
Ketentuan:
Berat badan kurang = < 90% BB ideal
Berat badan normal = 90 – 110% BB ideal
Berat badan lebih = 110 – 120% BB ideal
Gemuk = > 120% BB ideal
2) Kebutuhan karbohidrat

28
Karbohidrat merupakan komponen terbesar dari
kebutuhan kalori tubuh, yaitu sekitar 50% - 60%.

3) Kebutuhan protein
Untuk adekuatnya cadangan protein, diperlukan kira-kira
10% - 20% dari kebutuhan kalori atau 0,8 g/kg/hari.
4) Kebutuhan lemak
Kebutuhan lemak kurang dari 30% dari total kalori,
sebaiknya dari lemak nabati dan sedikit dari lemak hewani.
5) Kebutuhan serat
Serat dibutuhkan sekitar 20 – 50 g per hari dari berbagai
bahan makanan atau rata-rata 25 g per hari.
b. Latihan fisik/exercise
Latihan fisik bagi penderita penyakit diabetes melitus sangat
dibutukan, karena pada saat latihan fisik energy yang dipakai adalah
glukosa dan asam lemak bebas. Latihan fisik bertujuan:
1) Menurunkannya gula darah dengan meningkatkan metabolisme
karbohidrat.
2) Menurunkanya berat badan dan mempertahankan berat badan
yang normal.
3) Meningkat kan sensitifitas insulin.
4) Meningkatkan kadar HDL (hightdensity lipoprotein) dan
menurunkan kadar trigliserida dan menurunkan tekanan darah
c. Obat-obatan
Obat antidiabetik oral atau oral hypoglokemikagent (OH) efektif
pada diabetes melitus tipe 2, jika manegemen nutrisi dan latihan gagal.
Jenis obat-obatan antidiabetik oral diantaranya:
1) Sulfonilurea: bekerja dengan merangsang beta sel pankreas
untuk melepaskan cadangan insulinya. Yang termasuk dalam
jenis obat ini adalah glibentklamid, tolbutamid, klorpropamid

29
2) Biguanida: bekerja dengan menghabat penyerapan glukosa di
usus, misalnya metformin, glukophage
3) Pemberian hormon insulin
Pasien dengan penyakit diabetes melitus tipe 1 tidak
mampu memproduksi insulin dalam tubuhnya, sehingga sangat
tergantung pada pemberian insulin. Berbeda dengan penyakit
diabetes melitus tipe 2 yang tidak tergantung pada insulin, tetapi
memerlukan sebagai pendukung untung menurunkan glukosa
darah dalam mempertahankan kehidupan.
Tujuan untuk pemberian insulin yaitu untuk meningkatkan
transport glukosa ke dalam sel dan akan menghambat konversi
glikogen dan asam amino menjadi glukosa. Berdasarkan daya kerja
insulin dibedakan menjadi:
1) Insuin dengan masa kerja pendek (2 sampai 4 jam) contohnya
yaitu seperti regular insulin.
2) Insulin dengan masa kerja menengah (6 sampai 12 jam)
contohnya yaitu seperti NPH (NutralProtamineHagedorn)
insulin.
3) Insulin dengan masa kerja panjang (18 sampai 24 jam)
contohnya yaitu seperti protaminezinc insulin.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Konsep keluarga
a) Pengertian
Friedman (1998) (dikutip Sudiharto. tahun 2007) menyebutkan
keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan
tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan
pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari keluarga.
Stanhope dan Lancester (1996) (dikutip Susanto., 2012)
menyebutkan keluarga adalah dua atau lebih individu yang berasal

30
dari kelomok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling
mengikutsertakan dalam kehidupan yang secara terus-menerus,
biasanya bertempat tinggal di dalam satu rumah, mempunyai ikatan
emosional dan adanya pembagian tugas anatara satu dengan yang
lainnya.
Keluarga yaitu suatu sistem social yang terdiri dari individu-
individu yang bergabung dan berinteraksi secara teratur anatara satu
dengan yang lain yang diwujudkan dengan adanya saling
ketergantungan dan berhubungan untuk mencapai tujuan bersama.
(Andarmoyo S., 2012)
b) Tahap Dan Tugas Perkembangan Keluarga
Menurut Friedman (dalam Suprajitno,tahun2004) tahap dan
tugas perkembangan keluarga sebagai berikut:
Tabel 2.1Tahap Dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga
1. Membina hubungan harmonis dan
memuaskan
1. Keluarga yang baru
2. Membina hubungan antar keluarga lain,
menikah
teman dan kelompok sosial
3. Mendiskusikan tentang rencana memiliki
anak/keturunan
1. Persiapan menjadi orang tua yang baik
2. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota
2. Keluarga yang baru keluarga baru dalam anggota keluaga
mempunyai anak tersebut, kegiatan dan hubungan seksual
3. Mempertahankan hubungan untuk
memuaskan hubungan
3. Keluarga dengan anak 1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga dan
usia pra-sekolah semampu mungkin

31
2. Membantu/mengajarkan anak untuk
bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir
4. Mempertahnkan hubungan yang sehat dalam
keluarga tersebut
5. Pembagian waktu untuk individu pasangan
dan anak
6. Pembagian tanggung jawab
7. Stimulasi tumbuh kembang anak

1. Membantu sosialisasi anak di luar


rumah,contohnya yaitu sekolah dan
4. Keluarga dengan anak usia
masyarakat
sekolah
2. Mepertahankan keharmonisan pasangan
3. Memenuhi kebutuhan
1. Memberikan kebebasan dan
bertanggungjawab pada remaja.
2. Mempertahankan hubungan yang harmonis
dalam keluarga
5. Keluarga dengan anak 3. Mempertahankan komunikasi terbuka di
remaja dalam keluarga tersebut
4. Hindari terjadinya perdebatan, kecurigaan,
dan permusuhan.
5. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan
tumbuhkembang anak remaja.
6. Keluarga dengan anak 1. Memperluas jaringan keluarga,
yang sudah dewasa Mempertahankan keharmonisan pasangan
2. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
3. Menata kembali peran orang tua dan kegiatan

32
yang ada di rumah.
1. Mempertahan kesehatan individu dan
pasangan
7. Keluarga usia pertengahan 2. Mempertahankan hubungan yang serasi dan
memuaskan dengan anak- anak dan sebaya
Meningkatkan keakraban pasangan
1. Mempertahankan suasana kehidupan dalam
rumah tangga
2. Adaptasi terhadap proses kehilangan
8. Keluarga Usia Tua pasangan kesehatan fisik dan penghasilan
3. Mempertahankan keakraban pasangan dan
saling merawat
4. Melakukan liferievew
Tugas keluarga di dalam bidang kesehatan yaitu sebagai berikut:
1) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan.
2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk
melakukan tindakan.
3) Keluarga mampu melakukan perawatan jika di dalam
keluarganya ada aggota keluarga yang sakit.
4) Keluarga mampu menciptakanya lingkungan yang bisa
meningkatkan kesehatan.
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungan tersebut
c) Tipe keluarga menurut (Friedman, Bowden, & Jones, 2003 didalam
Buku Ajar Keperawatan Keluarga, 2012) Keluarga memerlukan
pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan.
Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga juga akan
berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta
dalam keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat
perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.

33
1) Keluarga tradisional
a. The nuclear family (keluarga inti), yaitu suami, istri dan
anak.
b. The dyad family, yaitu suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila, yaitu yang terdiri dari suami dan istri yang
sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri dari orang
tuanya.
d. The childless family, yaitu keluarga tanpa anak karena
terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya yang di sebabkan karena mengejar karir/
pendidikan yang terjadi pada wanita.
2) Keluarga non tradisional
a. The unmarried teenage mother, pengertiannya yaitu
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) anak
dari hubungan tanpa pernikahan.
b. The stepparent family, pengertiannya yaitu keluarga
dengan orang tua tiri.
c. Commune family, yaitu ada beberapa pasangan keluarga
(dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang
hidup bersama dalam satu -rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama.
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family,
pengertiannya yaitu keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui hubungan
pernikahan.

C. Konsep Proses Keperawatan Keluarga


Struktur ini di dasari oleh organisasi meliputi keanggotaan dan pola
hubungan yang terus menerus. (Friedman, Bowden, & Jones, tahun 2003
didalam Buku Ajar Keperawatan Keluarga,tahun 2012) membagi struktur

34
keluarga menjadi empat elemen, yaitu pola komunikasi, peran keluarga, nilai
dan norma keluarga, dan kekuatan keluarga.
1) Pola komunikasi keluarga
Komunikasi di dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang
tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam
komponen komunikasi seperti sender, chanel-media, message,
environment, dan receiver. Komunikasi di dalam keluarga dapat berupa
komunikasi secara emonisional, komunikasi verbal, dan non verbal,
komunikasi sirkular. Komunikasi emosional bisa memungkinkan setiap
individu dalam keluarga dapatmengekspresikan perasaan seperti bahagia,
sedih, atau marah diantara para anggota keluarga.Didalam komunikasi
verbal individu dalam keluarga dapat mengungkapkan sesuatu yang
diinginkan melalui kata-kata yang dapat diiringi dengan ada nya
komunikasi non verbal yang dapat berupa gerakan tubuh dalam
penekanan sesuatu hal yang diucapkannya dalam keluarga. Komunikasi
sirkular juga dapat mencakup sesuatu yang melingkar dua arah dalam
keluarga, misalnya apabila istri marah pada suami, maka suami akan
melakukan klarifikasi kepada istri tentang sesuatu yang membuat istri
marah kepada suami.
2) Pola peran keluarga
Pengertian dari peran yaitu serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan sehingga pada struktur peran
bisa bersifat formal atau informal.Posisi atau disebut status dalam
keluarga adalah posisi individu dalam kelarga yang dapat dipandang oleh
masyarakat sebagai istri, suami atau anak. Peran formal didalam keluarga
merupakan kesepakatan bersama yang dibentuk di dalam suatu norma
keluarga. Peran didalam keluarga juga bisa menunjukan pola tingkah
laku dari semua anggota didalam keluarga. Peran dalam keluarga
merupakan pola tingkah laku yang dikonsistenkan terhadap suatu situasi
didalam keluarga yang terjadi akibat interaksi diantara anggota keluarga,
seperti menyapu, membersihkan rumah. Peran didalam keluarga sekarang

35
ini mengalami perubahan. Peran di dalam keluarga dapat fleksibel
sehingga anggota keluarganya dapat beradaptsi terhadap perubahan yang
terjadi.

3) Pola norma dan nilai keluarga


Nilai yaitu merupakan persepsi seseorang tentang sesuatu hal
apakah baik atau bermanfaat bagi dirinya.Norma yaitu peran-peran yang
dilakukan oleh manusia, berrasal dari nilai budaya terkait.Norma berasal
dari niai budaya terkait.Norma itu mengarah sesuai dengan nilai yang
dianut oleh masyarakat, dimana norma-norma dipelajari sejak
kecil.Persepsi seseorang tentang nilai dipengaruhi nilai. Nilai itu
mengarahkan respon seseorang terhadap nilai orang lain. Nilai itu
merefleksikan identitas seseorang sebagai bentuk dasar evaluasi diri.
Nilai juga dapat memberikan dasar untuk posisi seseorang pada berbagai
issue personal, professional, sosial, politik. Nilai itu merupakan perilaku
motifasi diekspresikan melalui perasaan, tindakan dan
pengetahuan.Nilai-nilai merupakan tujuan dari keperilakuan
individu.Nilai memberikan arti kehidupan dan meningkatkan harga
diri.Nilai ialah suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam suatu budaya.
4) Pola kekuatan keluarga
Kekuatan keluarga ialah kemampuan (potensial atau aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah
perilaku orang lain kearah positif, tipe struktur kekuatan dalam keluarga
antara lain: legitimate power/authority (hak digunakan untuk mengontrol)
seperti orangtua terhadap anak, referent power (sseorang yang ditiru),
resource or expert power (pendapat, ahli dan lain-lain), reward power
(pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang diterima), coercive
power (pengaruhnya dipaksakan sesuai keinginannya), informational
power (pengaruh yang dilalui melalui keinginannya), informational

36
power (pengaruh yang dilalui melaluipersuasi), affective power
(pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan sexual). Hasilnya dari kekuatan tersebut yang akan
mendasari suatu proses didalam pengambilan keputusan dalam keluarga
seperti konsesus, tawar menawar atau akomodasi, kompromi atau de
facto, dan paksaan.
5) Peran keluarga
1. Peran-peran formal keluarga
Peran formal bersifat ekplisit. Peran formal keluarga antara
lain adalah:
a. Peran parental dan perkawinan
(Nye dan Gecas 1976 di dalam Buku Ajar Keperawatan
Keluarga, 2012), telah mengidentifikasi enam peran dasar
yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-
ibu. Peran tersebut yaitu: peran provider/penyedia, peran
pengatur rumah tangga, peran perawatan anak, peran
sosialisasi anak, peran rekreasi, peran persaudaraan, peran
terapeutik atau memenuhi kebutuhan efektif dari pasangan,
peran seksual.
b. Peran anak
Peran anak yaitu melaksanakan tugas perkembangan dan
pertumbuhan fisik, psikis, sosial.
c. Peran kakek/nenek
Peran kakek atau nenek dalam keluarga yaitu hanya semata-
mata hadir didalam keluarga, pengawal atau menjaga dan
melindungi bila di perlukan, menjadi hakim, negosisasi
antara anak dan orng tua, menjadi partisipan aktif,
menciptakannya keterkaitan antara masa lalu dengan
sekarang serta masa yang akan datang.
2. Peran-peran informal keluarga

37
Peran - praninformal keluarga bersifat implisit biasanya tidak
tampak kepermukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan emosional individu (Satir, 1967 didalam
Buku Ajar Kepetawatan Keluarga, 2012) dan untuk menjaga
keseimbangan dalam keluarga.Keberadaan peraninformal sangat
penting bagi tuntutan-tuntutan integrative dan adaktif kelompok
keluarga.
a. Pendorong
Pendorong atau memuji, setuju dengan, dan menerima
kontribusi dari orang lain. Akibatnya ia dapat merangkul
orang lain dan dapat membuat mereka merasa bahwa
pemikiran mereka penting dan bernilai untuk didengar.
b. Pengharmonis
Pengharmonis itu menengahi perbedaan yang terdapat di
antara para anggota menghibur menyatukan kembali
perbedaan pendapat.
c. Inisiator-konstributor
Inisiator-konstributor mengemukakan dan mengajukan cara-
cara yang baru ataupun mengingat masalah-masalah dan
tujuan dalam kelompok.
3. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut WHO (1978) dikutip Andarmayo
(2012):
a. Fungsi ekonomi
Fungsi ini hanyalah untuk memenuhi sumber penghasilan,
menjamin keamanan finansial anggota keluarga, dan
menentukan alokasi sumber yang diperlukan.Prasyarat untuk
memenuhi fungsi ini adalah keluarga mempunyai
pengetahuan atau keterampilan yang sesuai serta tanggung
jawabnya.
b. Fungsi biologis

38
Fungsi ini artinya adalah fungsi reproduksi, pemelihara dan
membesarkan anak, memberi makan, mempertahankan
kesehatan, dan rekreasi.Syarat yang harus dipenuhi untuk
mengatasi fungsi ini yaitu pengetahuan dan pemahaman
tentang manajemen fertilitas, kesehatan genetik, perawatan
selamahamil, perilaku konsumsi yang sehat, serta melakukan
perawatan anak.
c. Fungsi psikologis
Fungsi in artinya hanya untuk menyediakan lingkungan yang
dapat meningkatkan kepribadian secara alami, guna
memberikan perlindungan psikologis yang optimum.
Prasyarat ini yang harus dipenuhi untuk melaksanakannya
yaitu emosi yang stabil, perasaan antara anggota keluarga
baik, kemampuan untuk mengatasi sters dan krisis.
1. Pengkajian
a) Model pengkajian
Menurut (friedman) dia menguraikan beberapa hal yang dapat dikaji
di dalam keluarga binaan. Ada beberapa aspek yang dapat dikaji
dalam keluarga seperti data sosial budaya, data lingkungan, struktur
dan fungsi keluarga serta status kesehatan anggota keluarga
merupakan suatu stressor dalam sistem keluarga yang memerlukan
suatu mekanisme adaptasi. (Susanto tahun 2012).
b) Pengertian
Pengkajian ini merupakan suatu tahapan dimana perawat harus
mengambil informasi dengan pendekatannya sistematis untuk
mengumpulkan sebuah data dan menganalisanya, sehingga dapat
diketahui kebutuhan keluarga yang telah dibinanya, wawancara,
observasi fasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari anggota
keluarga, measurement dari data sekunder (kk/kartu keluaga, hasil lab,
papsmear, dan sebagainya).

39
2. Diagnosa Keperawatan
Pengertian diagnosa keperawatan ini adalah keputusan klinis
mengenal individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui
suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis,
memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat
bertanggung jawab melaksnakannya. Diagnosa keperawatan keluarga
dapat dianalisis dari hasil pengkajian terhadap adanya masalah dalam
tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga,
fungsi-fungsi keluarga, dan koping keluarga, baik yang bersifat actual,
resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk melakukan tindakan-tindakan keperawatan
bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan kemampuan dan
sumberdaya keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga diangkat setelah stressor mengenai
garis pertahanan keluaga baik garis pertahanan fleksibel, garis pertahanan
normal, dan garis pertahanan resisten. Diagnosa keperawatan ini juga bisa
bersifat actual, resiko maupun sejahtera tergantung dari garis pertahanan
dalam keluarga yang terdapat stressor baik sehat maupun sakit(Susanto
tahun 2012).

3. Perencanaan Keperawatan
Pengertian perencanaan keperawatan keluarga yaitu kumpulan semua
tindakan yang ditentukan oleh perawat bersama-sama untuk sasaran yaitu
keluarga untuk dilaksanakan, sehingga masalah kesehatan dan masalah
keperawatan yang telah diidentifikasi dapat diselesaikan dengan baik.Pada
kualitas rencana keperawatan keluarga sebaiknya berdasarkan masalahnya
yang jelas, harus realitas, sesuai dengan tujuan, dibuat secara tertulis, dan
dibuat bersama keluarga. Dalam melakukan perencanaan keperawatan
keluarga ada beberapa hal yang harus dapat dilakukan perawat keluarga
yaitu penyusun tujuan ,mengidentifikasi sumber-sumber,

40
mengidentifikasikan pendekatan alternatif, memilih intervensi perawatan,
dan penyusunan prioritas.
1) Menetapkan prioritas masalah keperawatan
Menetapkanya prioritas masalah/diagnosa keperawatan keluarga
adalah dengan menggunakan skala menyusun prioritas dari Bailon dan
Maglaya:

Tabel 2.2 Skala yaitu Penentuan Prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga


No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah:
-Aktual 3
-Resiko 2 1
-Potensial 1

Kemungkinan masalah dapat


2. diubah:
-Mudah 2
-Sebagian 1 2
-Tidak dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah:


-Tinggi 3
-Sebagian 2 1
-Rendah 1

4. Menonjolnya masalah:
-Masalah dirasakan dan harus
segera
Ditangani 2
-Ada masalah tetapi tidak perlu 1 1
Ditangani 0
-Masalah tidak dirasakan

41
1. Skoring:
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang dibuat.
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi kemudian dikalikan dengan
bobot.

X NILAI BOBOT
c. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria (skor tertinggi sama
dengan jumlah bobot, yaitu 5.
2. Jumlahkanlah tujuan keperawatan
3. Menetapkan tujuan keperawatan
Tujuan keperawatan harus bisa mewakili status yang diinginkan
dan juga dapat dicapai atau dipertahankan melalui program intervensi
keperawatan (mandiri) (Carpenito,tahun 1988 dalam Buku Ajar
Keperawatan Keluarga tahun 2012). Sasarannya merupakan tujuan
umum yang merupakan akhir yang dituju dengan semua usaha. Tujuan
merupakan pernyataan yang spesifik tentang hasil yang bisa
diharapkan dari tindakan keperawatan yang terdiri dari jangka panjang
dan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang yaitu target dari kegiatan atau hasil akhir
yang diharapkan dari rangkaian proses penyelesaian masalah
keperawatan (penyeselsaian satu diagnosa atau masalah) dan biasanya
berorientasi pada perubahan perilaku seperti pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
4. Menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga
Rencana tindakan keperawatan keluarga yaitu langkah untuk
menyusun alternative-alternatif dan mengidentifikasi sumber-sumber
kekuatan di dalam keluarga (kemampuan perawatan mandiri, sumber
pendukung/bantuan yang bisa dimanfaatkan) yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah dalam keluarga. Dalam setiap tindakan
rencana keperawatan perawat keluarga menetapkan aktifitas untuk
setiap tujuan keperawatan. Perawat\keluarga yang merencanakan

42
kegiatan apa yang akan dilakukan, kapan, bagaimana melakukan,
siapa yang melakukan, dan berapa banyak yang akan dilakukan.

5. Implementasi Keperawatan
Menurut (Friedman, pada tahun 2004 dalam Buku Ajar Keperawatan
Keluarga tahun 2012), Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan
yang tepat dengan cara yaitu dengan:
a. Akan diakui tentang konsekuensi tidak melakukan tindakan.
b. Dengan identifikasikan sumber tindakan dan langkah serta sumber
yang dibutuhkan.
c. Memperluas infomasi keluarga, Membantu untuk melihat dampak
akibat situasi yang ada, Hubungan kebutuhan kesehatan dengan
sasaran keluarga, Dorong sikap emosi yang sehat menghadapi
masalah.
d. Diberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang sakit,
dengan cara: Mendemonstrasikan cara perawatan, Menggunakan alat
dan fasilitas yang ada dirumah, Mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
e. Dengan tindakan intervensi untuk menurunkannya ancaman
psikologis: Meningkatkan hubungan yang terbuka dan dekat,
meningkatkan pola komunikasi/interaksi, meningkatkan peran dan
tanggung jawab, Memilih intervensi keperawatan yang tepat.
f. Pemilihan metode kontak yang tepat: kunjungan rumah, konferansi di
klinik/puskesmas, pendekatan kelompok.
g. Membantu keluarga untuk bisa menemukan cara untuk membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara: Menemukan sumber-sumber
yang dapat digunakan keluarga, Melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin.

43
h. Memotivasi keluarga untuk agar bias memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada dengan cara: Mengenalkan fasilitas kesehatan
yang ada dilingkungan keluarga, Membantu keluarga menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada.
i. Catatan tindakan keperawatan merupakan seperangkat
tindakan/perlakuan yang diberikan kepada keluarga dimana tindakan
bisa bersifat independen, dependen maupun interdependen dalam
rangka mengatasi permasalahan keluarga.
j. Evaluasi Keperawatan
Tahapan ini adalah tahapan terakhir dari rangkaian praktik
keperawatan. Pada tahapan ini akan dievaluasi perkembangan dari
masalah klien dengan menggunakan pendekatan SOAP secara
operasional dengan tahapan sumatif (dilakukan selama proses asuhan
keperawatan) maupun formatif/evaluasi akhir(Susanto, tahun 2012).

44
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Umum Keluarga
1. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Tn.Y Pendidikan : SMA
Umur : 42 tahun Pekerjaan : Petani
Agama : Islam Alamat : Desa Tisnogambar, Jember
Suku : Madura Nomor Telp : 085*********
2. Komposisi Keluarga:
Tabel 3.1 Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan

1. Tn. S L 67 thn Ayah Petani SD


2. Tn. Y L 42 thn Suami Petani SMA
3. Ny. D P 38 thn Istri Pedagang SMP
4. Tn. A L 24 thn Anak Anak SMA
5. Ny. S P 22 thn Menantu Menantu SMP
Nn. I P 4 thn Cucu Cucu TK

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu meninggal akibat Diabetes melitus (DM) atau penyakit gangguan
metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif
sehingga menyebabkan kematian.

45
4. Genogram:

X X
X X
X
X
X
3
8

Keterangan
: laki-laki
: Perempuan
: Menikah dengan
: Keturunan
: Pasien
--------- : Penderita DM

5. Pemahaman Keluarga Tentang Kondisi Klien:


a. Ny. D jenis kelamin perempuan umur 38 tahun, pasien menganut
agama Islam.
b. Pasien dan keluarga sudah mengetahui tentang penyakit DM.
Keluarga tidak mengetahui apa yang menyebabkan Ny. D mengalami
sakit DM,
c. Anggota keluarga tidak mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi masalah pada kesehatan yang diderita oleh Ny. D
keluarga.

46
d. Tidak paham akibat dari penyakit DM, keluarga tidak paham cara
pencegahan penyakit DM, keluarga tidak tahu cara merawat anggota
Keluarga yang mengalami sakit DM
e. Keluarga tidak paham akibat dari penyakit DM.
f. Keluarga tidak paham cara pencegahan penyakit DM, keluarga Ny. D
belum mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat.
6. Type Keluarga:
Type keluarga ini adalah extended family dimana mereka tinggal
bersama anak, menantu, cucu dan ayahnya.

7. Suku Bangsa:
a. Asal suku bangsa: Madura
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: jika ada keluarga yang sakit,
langsung di bawa ke pelayanan kesehatanterdekat.

8. Agama dan keperacayaan yang mempengaruhi kesehatan:


Keluarga Tn. Ymenganut agama Islam, Ny. D menjalakan ibadah sholat 5
waktu dan Tn. Y kadang solat di masjid terdekat.

9. Status sosial ekonomi keluarga:


a. Anggota keluarga yang mencari nafkah: Bapak dan Ibu
b. Penghasilan: Rp. 2.500.000 – 3.000.000 / bulan

10. Upaya lain: -


a. Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi,dll):sepeda motor, kulkas
1, tv 1, lemari 2, buffet, kursi 1 set, kompor gas 1, jenset 1,dap/sanyo,dll
b. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: 2.000.000

6. Aktivitas Rekreasi Keluarga:


Keluarga jarang bepergian ke tempat pariwisata, rekreasi yang sering
dilakukan oleh keluarga adalah menonton acara tv, berkumpul dengan

47
keluarga, anak dan cucu, selain itu Ny. D terkadang jalan – jalan
mengunjungi rumah anak dan sanak saudaranya.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga Tn.Y adalah termasuk dalam tahap perkembangan VI
(Keluarga dengan anak dewasa). Keluarga Tn.Y sudah melaksanakan tugas
perkembangan keluarga dimana memperluas keluarga inti menjadi keluarga
besar, mempertahankan keintiman pasangan, membantu anak untuk mandiri
sebagai keluarga baru di masyarakat,menciptakan lingkungan rumah yang
dapat menjadi contoh bagi anak-anak. Jika ada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan langsung dibawah ke fasilitas kesehatan
terdekat. Keluarga Ny. D memiliki riwayat penyakit turunan yaitu penyakit
DM.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum dapat terpenuhi:
Keluarga Tn. Y masih tidak bisa memenuhi kebutuhan kesehatan
keluarga karena pengetahuan tentang kesehatan sangat kurang sekali dan
terbukti Ny. D menderita DM dan terlihat bingung apa yang harus pasien
lakukan.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga ini:
a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Dijelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat
penyakit turunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk status
imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan keluarga
dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan. Perlu dikaji riwayat
kesehatan keluarga karena Diabetes Mellitus juga merupakan salah
satu dari penyakit keturunan, disamping itu juga pengkajian tentang

48
perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan
kesehatan yang biasanya digunakan keluarga serta pengalaman
terhadap pelayanan kesehatan.
b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

49
Tabel 3.2 Riwayat Kesehatan Masing-Masing Anggota Keluarga
Tindakan
Imunisasi Masalah
No Nama Jenis Kelamin Umur Keadaan Kesehatan yang telah
(BCG/Polio/DPT/HB/Campak) Kesehatan
dilakukan
1 Tn. Y L 42 Tahun Baik (BCG/Polio/DPT/HB/Campak) Tidak ada Tidak ada
2 Ny. D P 38 Tahun Kurang Baik (BCG/Polio/DPT/HB/Campak) Mengalami Opname
Diabetes
Mellitus
3 Tn. A L 24 Tahun Baik (BCG/Polio/DPT/HB/Campak) Tidak ada Tidak ada
4 Ny. S P 22 Tahun Baik (BCG/Polio/DPT/HB/Campak) Tidak ada Tidak ada
5 Nn. I P 4 Tahun Baik (BCG/Polio/DPT/HB/Campak) Tidak ada Tidak ada

50
Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: Puskesmas
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:Diabetes Mellitus, Hipotensi
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami
dan istri untuk mengetahui kemungkinan jika diabetes mellitus yang terjadi
pada pasien merupakan faktor keturunan.

C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Luas Rumah:20 m
b. Type Rumah:Permanen
c. Kepemilikan: Milik sendiri
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan:5 kamar, 1 dapur, ruang tamu
e. Ventilasi/cendela:jendela 8
f. Pemanfaatan ruangan:Tidur, masak, bertamu
g. Septic tank: ada. letak belakang rumah
h. Sumber air minum:sumber (mata air gunung)
i. Kamar mandi/WC:ada 1
j. Sampah: tempat sampah ada
k. Kebersihan lingkungan: kurang bersih, banyak kotoran, jarang
dibersihkan, dan kurang menjaga kebersihan
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a. Kebiasaan:minimnya sosialisasi dengan tetangga
b. Aturan dan kesepakatan:tidak ada
c. Budaya:tidak ada
3. Mobilitas Geografis Keluarga:tidak ada
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat:Kurang/minim

D. Struktur Keluarga
1. Pola/cara Komunikasi Keluarga:
Keluarga Tn Y berkomunikasi sehari - harinya menggunakan bahasa
Indonesia dan madura. Dalam keadaan emosi keluarga Tn.Y menggunakan

51
kalimat positif, setiap masalah dalam keluarga selalu dirembukkan dan
mencari jalan keluarnya dengan musyawarah keluarga.
2. Struktur Kekuatan Keluarga:
Dalam mengambil keputusan keluarga Tn. Y selalu bermusyawarah
dalam menyelesaikan masalah keluarganya dan kebiasaanya Ny. D juga
sering menasehati anaknya.
3. Struktur Peran:
Tn. Yberperan mencari nafka untuk keluarganya/istrinya
Ny. D sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah
Tn. A sebagai anak dan pencari nafkah
Ny. S sebagai menantu dan pencari nafkah
Nn.I sebagai cucu
4. Nilai dan Norma Keluarga:
Di dalam keluarga Tn. Y tidak ada aturan atau kesepakatan yang
mengatur dan mempengaruhi kesehatan.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif:
Ny. D mengatakan hubungan antara keluarga berjalan harmonis dan
saling asah, asih, asuh serta saling menghargai satu sama lain, jika ada
anggota yang sakit saling membantu
2. Fungsi sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga: semua anggota keluarga hidup
rukun/damai
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga:sangat baik
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Tn.
Y
4) Kegiatan keluarga waktu senggang:Beristirahat/tidur
5) Partisipasi dalam kegiatan sosial:sesekali saja

52
F. Fungsi keperawatan kesehatan
1. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah
Ny. D mengatakan tidak mengerti tentang penyakit diabetes melitus,
tanda gejala dari penyekit diabetes melitus, Ny. D mempunyai riwayat
penyakit asam urat, sudah 2 tahun Ny. D terdapat pembengkakan pada mata
kakinya, dan cara berjalan pun kurang seimbangan (sempoyongan).
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Tn.Y belum tahu akibat lanjut dari penyakit jika tidak cepat
ditangani.Upaya yang dilakukan saat kambuh adalah berobat ke
puskesmas.Ny.D tidak pernah merasa putus asa dengan penyakit diabetes
3. Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sedang sakit
Keluarga Tn Y mengatakan belum mengetahui tentang cara merawat
anggota keluarga yang sakit dan tidak mengerti tentang penyakit diabetes,
penyebab dan akibat yang akan di timbulkan, Ny. D tidak bisa mengontrol
gula darah, Ny. D kurang mengatur dietnya Ny. D makan-makan sembarang
makannya yang tidak menentu, Ny. D tidak membiasakan berolah raga
seperti mengikuti kegiatan yang ada di pukesmas seperti senam diabetes,
Ny. D sering lupa meminum obatnya Ny. Dmeminum obat hanya sewaktu
Ny. D nengingat, keluarga selalu berupaya untuk mengobati kesembuhan
penyakit yang di dalami keluarga khusus nya Ny. D yaitu penyakit diabetes
melitus.
4. Mampuan keluarga untuk memelihara lingkungan rumah sehat.
Keluarga Ny. D mengatakan belum mampu
memeliharalingkunganrumah yang sehat, hal tersebut ditunjukan dengan
jendela rumah tidak pernah dibuka setiap pagi hari, ventilasi udara kurang
baik, lantai teraba kasar karena jarang disapu, serta masih terdapat kandang
ayam di dalam dapur serta baju-baju masih tampak berantakan di depan
ruang TV.
5. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Tn Y mengetahui fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
disekitar seperti dokter, bidan, mantra, dan puskesmas, keluarga mampu

53
menyebutkan manfaat berkunjung kepelayanan, keluarga mengatakan tidak
ada pengobatan yang kurang baik dengan pelayanan kesehatan, keluarga
mengatakan tidak ada pengalaman yang kurang baik dengan pelayanan
kesehatan, keluarga mengatakan pelayanan kesehatan yang terdekat dengan
rumah adalah puskesmas Bangsalsari.

G. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. Y mengatakan tidak memiliki rencana menambah anak
karena keluarga Tn.Y sudah mempunyai cucu, itu sudah lebih cukup

H. Fungsi Ekonomi/kebutuhan
Keluarga mengatakan penghasilanya dan usahanya sekarang masih cukup
untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga khusunya untuk sehari-hari.

I. Stres Dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka panjang dan pendek
Keluarga Tn. Y mengatakan yang menjadi masalah utama dalam
keluarga saat ini adalah sakit yang di derita Ny. D yaitu diabetes yang tidak
kunjung sembuh.
2. Respon keluarga terhadap stressor
Keluargamenganggap bahwa sakit yang dialami merupakan cobaan
dari Allah dan tetap berdoa supaya diberikan kesembuhan, tidak dibawa
berobat karena keterbatasan ekonomi
3. Strategi koping
Upayayang dilakukan Ny. Dadalah dengan mengontrol makanan dan
minuman yang manis-manis atau mengurangi makanan yang manis-manis.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Setiap ada masalah Tn. Y menghadapinya dengan sabar dan pasrah.

54
J. Keadaan Gizi Keluarga
1. Pemenuhan gizi: keluarga setiap hari makan nasi, sayur, lauk pauk, jarang
makan buah. makan selalu diusahkan 3x sehari.
2. Upaya lain: keluarga sering membeli cemilan.

55
K. Pemeriksaan Fisik (keluarga)

No Pemeriksaan Fisik Tn. Y Ny. D Tn. A Ny. S Nn. I

1 Keadaan kondisi Umum - CM - CM - CM - CM -CM


2 TTV:
TD: mmHg 120/80mmHg 150/80mmHg 110/70mmHg 110/60mmHg 95x/mnt
Nadi:x/menit 72x/mnt 78x/mnt 92x/mnt 70x/mnt
Suhu:0C 36,5 36,2 37,5 37,2 36,9
RR:x/menit 18x/mnt 21x/mnt 20x/mnt 16x/mnt 24x/mnt
3 Antropometri: 14 kg
BB:Kg 60 kg 65 kg 50 kg 53 kg
TB:Cm 168 cm 155 cm 165 cm 152 cm 65 cm
4 Kepala: Bulat, simetris Bulat, simetris Bulat, simetris Bulat, simetris Bulat, simetris
Bentuk Merata, tidak Merata, tidak Merata, tidak Merata, tidak Merata, tidak
Rambut rontok rontok rontok rontok rontok
Kulit kepala
Kelainan
5 Mata:
Konjungtiva Merah Merah Merah Merah Merah

56
Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
6 Hidung Normal, bersih Normal, bersih Normal, bersih Normal, bersih Normal, bersih
7 Telinga:
Ukuran Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
Lubang telinga Tidak berdarah Tidak berdarah Tidak berdarah Tidak bedarah Tidak bedarah
Baik Baik Baik Baik Baik
Pendengaran
8 Mulut dan Faring:
Bibir Td eyasnosis Td eyasnosis Td eyasnosis Td eyasnosis Td eyasnosis
Gigi Td caries Td caries Td caries Td caries Td caries
Gusi Td luka Td luka Td luka Td luka Td luka
Tonsil Td membesar Td membesar Td membesar Td membesar Td membesar
9 Leher: Tidak membesar Tidak membesar Tidak membesar Tidak membesar Tidak
Kel. Tyroid membesar
10 Integumen&Kuku:
Integumen Tidak luka Tidak luka Tidak luka Tidak luka Tidak luka
Kuku Tidak eyanosis Tidak eyanosis Tidak eyanosis Tidakk eyanosis Tidak eyanosis

57
11 Thorak: Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan
ataupun nyeri ataupun nyeri ataupun nyeri ataupun nyeri ataupun nyeri
lepas, perkusi lepas, perkusi lepas, perkusi lepas, perkusi lepas, perkusi
sonor&redup, sonor&redup, sonor&redup, sonor&redup, sonor&redup,
suara nafas suara nafas suara nafas suara nafas suara nafas
vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler
12 Abdomen Td ada lesi, Td ada lesi, Td ada lesi, Td ada lesi, Td ada lesi,
bentuk abdomen bentuk abdomen bentuk abdomen bentuk abdomen bentuk
flat, bising usus flat, bising usus flat, bising usus flat, bising usus abdomen flat,
15x/mnt, perkusi 13x/mnt, perkusi 17x/mnt, perkusi 12x/mnt, perkusi bising usus
abdomen abdomen abdomen abdomen 14x/mnt,
timpani, tidak timpani, tidak timpani, tidak timpani, tidak perkusi
ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan abdomen
ataupun nyeri ataupun nyeri ataupun nyeri ataupun nyeri timpani, tidak
lepas, tidak ada lepas, tidak ada lepas, tidak ada lepas, tidak ada ada nyeri tekan
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran ataupun nyeri
hepar hepar hepar hepar lepas, tidak ada

58
pembesaran
hepar
13 Muskuloskeletal Tidak oedema Tidak oedema Tidak oedema Tidak oedema Tidak oedema
Tidak atropi Tidak atropi Tidak atropi Tidak atropi Tidak atropi
5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555 5555
555 555 555 555 555 555 555 555
555 555
14 Neurologis 456 CM 456 CM 456 CM 456 CM 456 CM
15 System Genetalia Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji

Kesimpulan hasil pemeriksaan fisik:


Tn. Y: Hasil pemeriksaan fisik Tn. Y tidak ada masalah yang sangat serius.
Ny. D: Hasil pemeriksaan fisik Ny. D tidak ada masalah yang sangat serius.
Tn. A: Hasil pemeriksaan fisik Tn. A tidak ada masalah yang sangat serius.
Ny. S: Hasil pemeriksaan fisik Ny. S tidak ada masalah yang sangat serius.
An. I: Hasil pemeriksaan fisik An. I tidak ada masalah yang sangat serius.

59
L. Harapan Keluarga
1. Terhadap masalah kesehatannya:berharap bebas dari penyakitnya
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada:berharap mendapat pengobatan gratis
3. Terhadap petugas kesehatan adalah agar lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan. Harapan keluarga semoga keluarga yang sakit cepat sembuh.

M. Kriteria Kemandirian Keluarga


Kemandirian keluarga tingkat 2 karena menerima petugas kesehatan,
menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan, tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar, melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai dengan yang
dianjurkan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif.

60
FORMAT ANALISA DATA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Achmad Hasan Wakhid
Tanggal Analisa : 5 februari 2021
No. Tanggal Data Diagnosa Keperawatan
1 5-2-2021 Data Subjectif:
a. Keluarga mengatakan tidak Defisiensi pengetahuan
begitu mengerti terkait yang sangat kurang yang
penyakitnya yang dialami berhubungan dengan kurang
Ny.D informasi tentang
b. Keluarga mengatakan tidak penyakitDM
mengerti menanggulangi
penyakit DM
c. Keluarga mengatakan tidak
tahu apa yang harus di
ambil tindakan mengenai
penyakit DM
d. Keluarga mengatakan tidak
tahu informasi tentang
penanganan penyakit DM

Data Objectif:
a. TD:150/80 mmHg
N: 78x/mnt
b. GdA: 235mg/dL
c. Keluarga tampak tidak
paham bagaimana cara
perawatan penyakit DM
yang dialami Ny.D
Ketidakefektifan

61
5-2-2021 pemeliharaan
2 Data Subjectif: kesehatan dalam keluarga
a. Keluarga mengatakan yang berhubungan dengan
Ny.D masih sering makan Tidak menunjukkan minat
sembarangan dan sering pada perbaikan perilaku
makan di luar rumah sehat
b. Keluarga mengatakan
Ny.D sering makan yang
tidak menentu
c. Keluarga mengatakan
Ny.D terkadang meminum
obat sewaktu ingat saja
d. Keluarga Ny. D
mengatakan kurang klien
kurang mengatur dietnya
Data Objectif:
a. Keluarga menolak untuk di
ajak ke tempat kesehatan
Khususnya Ny.D
b. Ekspresi keluarga tampak
tidak senang jika ada
tenaga kesehatan yang
bersosialisasi ke rumah
Ny.D

Data Subjectif:
a. Keluarga Tn. Y
mengatakan belum mampu Hambatan Pemeliharaan
memelihara lingkungan Rumah yang berhubungan
rumah yang sehat. dengan Kurang pengetahuan

62
5-2-2021 b. Keluarga Ny.D tentang pemeliharaan rumah
3. mengatakan jarang
membersihkan rumahnya
akibat sibuk bekerja dari
pagi sampai sore hari
Data Objectif:
a. Saat kunjungan tampak
jendela tertutupsemua,
ventilasi jugakurang baik,
lantai rumahteraba
kasarditelapak kaki.
b. peralatan makan belum
tertata rapi, terdapat
kandang ayam di dalam
dapur, baju tampak
berantakan di depan ruang
TV.

63
SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosis Keperawatan: Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dalam keluarga
yang berhubungan dengan Tidak menunjukkan minat pada perbaikan perilaku
sehat

N Kriteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran


o
1. Sifat Masalah: Masalah benar
- Aktual 3 1 3/3x1=1 terjadi karena
- Sejahteraa/ 3 keluarga kurang
Wellness 2 mengetahui
- Resiko 1 tentang perilaku
- Potensial hidup sehat.

Kemungkinan kemungkinan
masalah dapat masalah dapat
2. diubah: 2 diubah
- Mudah 1 2 0/2x2=0 sebagiandikarena
- Sebagian 0 kan keluarga
- Tidak dapat belum terbiasa
3. Potensial untuk Potensial untuk di
dicegah: 3 1 1/3x1=1/3 cegah rendah
- Tinggi 2 karena pasien
- Cukup 1 sudah terbiasa
- Rendah makan makanan
yang
sembarangan.
4. Menonjolnya Masalah
masalah: dirasakan tapi

64
- Masalah tidak perlu
dirasakan dan 2 1 1/2x1=1/5 ditindak lanjuti
harus segera 1 dengan segera
ditangani 0 karena pasien
- Masalahdiras masih saja makan
akan tapi makanan yang
tidak perlu sembarang.
ditindak
lanjutidengan
segera
- Masalah
dirasakan tidak
ada

Jumlah score 5 1 1/8

65
SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosis Keperawatan: Defisiensi pengetahuan yang sangat kurang yang
berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit DM
No Kriteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran
1. Sifat Masalah: Masalah benar
- Aktual 3 1 3/3x1=1 terjadi karena
- Sejahteraa/Wellness 3 kurangnya informasi
- Resiko 2 keluarga terkait
- Potensial 1 penyakit DM

2. Kemungkinan masalah Kemungkinan


dapat diubah: masalah tidak dapat
- Mudah 2 2 0/2x2=0 diubahkarena
- Sebagian 1 pengetahuan
- Tidak dapat 0 keluarga tentang
penyakit DM sangat
rendah
3. Potensial untuk Potensi untuk
dicegah: 3 1 1/3x1=1/ dicegah rendah
Skala: 2 3 karena sudah lama
- Tinggi 1 pasien menderita
- Cukup penyakit DM dan
- Rendah tidak begitu
mengerti terkait
penyakitnya
4. Menonjolnya masalah: Masalah dirasakan
Skala: dan harus segera
- Masalah 2 1 2/2X1=1 ditangani karena
dirasakan dan 1 berhubungan dengan

66
harus segera 0 kesehatan keluarga
ditangani
- Masalahdirasakan
tapi tidak perlu
ditindak lanjuti
dengan segera
- Masalah dirasakan
tidak ada
Jumlah score 5 2 1/3

SCORING/PRIORITAS
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosis Keperawatan: Hambatan Pemeliharaan Rumah yang berhubungan
dengan Kurang pengetahuan tentang pemeliharaan rumah
No Kriteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran
1. Sifat Masalah: Masalah benar terjadi
- Aktual 3 1 3/3x1=1 tidak membersihkan
- Sejahteraa/ 3 rumahnya, rumah tampak
Wellness 2 kotor dan berantakan.
- Resiko 1
- Potensial
2. Kemungkinan Kemungkinan masalah
masalah dapat tidak dapat diubahdi
diubah: 2 2 0/2x2=0 karenakan pengetahuan
- Mudah 1 keluarga tentang rumah
- Sebagian 0 sehat kurang
- Tidak dapat
3. Potensial untuk Potensi untuk dicegah
dicegah: 3 1 1/3x1=1/3 rendah karena keluarga
- Tinggi 2 dan pasien sudah lama

67
- Cukup 1 sibuk bekerja
- Rendah
4. Menonjolnya Pemeliharaan
masalah: rumahdirasakan dan
Skala: 2 1 1/2x1=1/2 harus segera ditangani
- Masalah 1 karena keluarga
dirasakan dan 0 merasakan keadaan
harus segera rumah nya yang kotor
ditangani dan ingin segera
- Masalahdira membersihkan.
sakan tapi
tidak perlu
ditindak
lanjuti
dengan
segera
- Masalah
dirasakan
tidak ada

Jumlah score 5 1 1/5

Diagnosis Keperawatan sesuai prioritas:


1. Defisiensi pengetahuan yang sangat kurang yang berhubungan dengan
kurang informasi tentang penyakit DM (2 1/3)
2. Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan dalam keluarga yang
berhubungan dengan tidak menunjukkan minat pada perbaikan
perilaku sehat (1 1/8)
3. Hambatan Pemeliharaan Rumah yang berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang pemeliharaan rumah (1 1/5).

68
INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Achmad Hasan Wakhid
Tanggal : 5-2-2021
Diagnosis Tujuan Evaluasi Intervensi
Keperawatan
TUM TUK Kriteria Standart
Hambatan Setelah 1.Keluarga dan pasien Verbal: keluarga dapat Keluarga 1. Berikan
Pemeliharaan dilakukan mampu mengenal menyebutkan: memperhatikan akan manajemen
Rumah yang pertemuan dan mengerti dampak tidak hambatan
berhubungan kunjungan tentang masalah 1. Dampak tidak mampu mengenal pemeliharaan
dengan Kurang sebanyak 3x, hambatan mampu mengenal dan mengerti rumah:
pengetahuan diharap pemeliharaan dan mengerti tentang msalah a. Berikan informasi
tentang kan lingkungan rumah. tentang msalah hambatan penting secara
pemeliharaan rumah menjadi 2. Keluarga dan hambatan pemeliharaan tertulis maupun
rumah bersih, sehat dan pasien biasa pemeliharaan rumah. lisan sesuai
aman mengerti rumah. dengan bahasan
bagaimana 2. Cara hidup sehat Mengetahui cara utamanya.
memaksimalkan dengan dengan benar dalam b. Mediakan materi

69
pemeliharaan memaksimalkan memelihara rumah informasi
rumah yang sehat pemeliharaan kesehatan yang
3. keluarga dan pasien rumah yang sehat tertulis dan
mengerti 3. Dapat mengerti mudah difahami.
perawatan rumah pemeliharaan c. Bantu pemahama
yang sehat itu rumah dalam pokok
bagaimana yang sehat dan benar. pembahasan

2. Monitor dan
Evaluasi
a. Menyebutkan
dampak tidak
mampu mengenal
dan mengerti
tentang msalah
hambatan
pemeliharaan
rumah.

70
b. Menjelaksan
bagaimana cara
hidup sehat
dengan
memaksimalkan
pemeliharaan
rumah yang sehat
c. Memberi
pengertian
pemeliharaan
rumah yang sehat
dan benar.
3. Edukasi
pendidikan
kesehatan tentang
pemeliharaan
rumah dengan
jaga kebersihan

71
INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa : Achmad Hasan Wakhid


Tanggal : 5-2-2021
Diagnosis Tujuan Evaluasi Intervensi
Keperawatan
TUM TUK Kriteria Standart
Ketidakefektifan Setelah 1.Keluarga pasien Verbal: keluarga dapat Keluarga 1. Berikan
pemeliharaan dilakukan mampu mengenal menyebutkan: memperhatikan manajemen
kesehatan dalam pertemuan dan mengerti cara akan dampak tidak hambatan tentang
keluarga yang kunjungan pemeliharaankeseh 1.Dampak tidak mampu mengenal pemeliharaan
berhubungan sebanyak 3x, atan mampu mengenal dan mengerti kesehatan:
dengan Tidak keluarga 2. Keluraga dapat dan mengerti tentang msalah a. Kaji tingkat
menunjukkan mampu dalam mengerti cara tentang msalah pemeliharaan pengetahuandan
minat pada melaksanakan hidup sehat dengan pemeliharaankeseh kesehatan. pemahaman pasien

72
perbaikan pemeliharaan benar atan tentang
perilaku sehat kesehatan 3 Keluarga dapat 2. Cara hidup sehat Mengetahui cara pemeliharaan
dengan baik mengerti tentang dengan dengan benar kesehatan
pemeliharaan memaksimalkan dalam memelihara b.Berikan informasi
kesehatan yang pemeliharaan kesehatan tentang
benar kesehatan pemeliharaan
3. Dapat mengerti kesehatan
pemeliharaan b. Memberi
kesehatanyang penjelasan kepada
benar. keluarga pasien
tentang
pemeliharaan
kesehatan pokok
pembahasan

2. Monitor dan
Evaluasi
a. Menyebutkan

73
dampak tidak
mampu mengenal
dan mengerti
tentang msalah
pemeliharaankeseh
atan
b. Menyampaikan
cara hidup sehat
dengan
memaksimalkan
pemeliharaan
kesehatan
c. Menjelaskan
pemeliharaan
kesehatanyang
benar.
.
3. Edukasi berikan

74
pendidikan
kesehtan tentang
pemeliharaan
kesehatan dengan
jaga pola makan
dan teratur minum
obat

4. Kolaborasi dengan
team medis
pukesmas untuk
pemeberian obat.

75
INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Achmad Hasan Wkhid
Tanggal : 5-2-2021
Diagnosis Tujuan Evaluasi Intervensi
Keperawatan
TUM TUK Kriteria Standart
Defisiensi Setelah 1.Menjelaskan tentang Verbal: keluarga Keluarga bisa 1. Berikan pengetahuan
pengetahuan dilakukan definisi penyakit dapat menjelaskan tentang DM:
yang sangat pertemuan DM menyebutkan: tentang segala a. Berikan penjelasan tentang
kurang yang kunjungan 2. Menyebut informasi sesuatu yang defisiensi pengetahuan
berhubungan sebanyak 3x, tentang 1. Menyebutkan berkaitan dengan penyakitDM
dengan dengan keluarga mampu akibat lanjut defisiensi b. Memberikan penjelasan

76
kurang mengetahui penyakitDM dari pengetahuan kepada keluarga tentang
informasitenta penyakit dm 3. Mengenalkan defisiensi penyakit DM pengertian, penyebab,
ng dengan maksinal defisiensi pengetahuan tanda dan gejala dari
penyakitDM pengetahuan yang sangat Keluarga defisiensi pengetahuan
penyakit DM kurang memperhatikan penyakitDM
sesuai informasi 2. Cara hidup tentang segala c. Memberikan informasi
yang diberikan sehat dengan sesuatu yang penting tentang penyakit
memaksimal berkaitan dengan DM
kan defisiensi
pemeliharaan pengetahuan 2. Monitor dan Evaluasi
kesehatan penyakit DM a. Klasifikasi masalah dari
3. Dapat yang sangat defisiensi pengetahuan
mengerti kurang penyakitDM yang sangat
pemeliharaan minim
kesehatanyan b. Klasifikasi apakah
g benar. keluarga menyerah
terhadap defisiensi
pengetahuan penyakitDM

77
yang sangat kurang
c. Memberikan pengertian
dampak penyakit DM

3. Edukasi berikan
pendidikan kesehatan
tentang defisiensi
pengetahuan dengan
informasi penyakit DM

4. Kolaborasi dengan team


medis pukesmas untuk
pemeberian obat.

78
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Achmad Hasan Wakhid
Tanggal : 5-2-2021
Diagnosa
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan
3. Hambatan 1. Berikan manajemen KeluargaTn.Y belum
Pemeliharaan hambatan pemeliharaan mengetahuipentingya
Rumah yang rumah: pemeliharaan rumah
berhubungan a. Berikan informasi penting
dengan secara tertulis maupun Keluarga

Kurangnya lisan sesuai dengan memperhatikan

pengetahuan bahasan utamanya. penjelasan tentang

tentang R/ Keluarga belum segala sesuatu yang

pemeliharaan memahaminya. berkaitan dengan

rumah . b. Sediakan materi informasi pemeliharaan rumah

kesehatan yang tertulis


dan mudah difahami.
R/ Keluarga belum A: Tujuan belum

memahaminya. Tercapai

c. Bantu pemahama dalam P: Intervensi

pokok pembahasan dilanjutkan

R/ Keluarga belum
memahaminya.

2. Monitor dan Evaluasi


a. Menyebutkan dampak
tidak mampu mengenal
dan mengerti tentang
msalah hambatan

79
pemeliharaan rumah.
R/ Keluarga belum
melakukannya.
b. Menjelaksan bagaimana
cara hidup sehat dengan
memaksimalkan
pemeliharaan rumah yang
sehat
R/ Keluarga belum
melakukannya.
c. Memberi pengertian
pemeliharaan rumah yang
sehat dan benar.
R/ Keluarga belum
melakukannya.

3. Edukasi berikan
pendidikan kesehatan
tentang pemeliharaan
rumah dengan jaga
kebersihan
R/ Keluarga belum
melakukannya.

80
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Achmad Hasan Wakhid
Tanggal : 5-2-2021
No. Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
2. Ketidakefektifan 1.Berikan penjelasan Keluarga
pemeliharaankesehata tentang pemeliharaan memperhatikan
n dalam keluarga yang kesehatan yang baik akan dampak tidak
berhubungan dengan di keluarga Tn.Y: mampu mengenal
Tidak menunjukkan a. Kaji tingkat dan mengerti
minat pada perbaikan pengetahuandan tentang msalah
perilaku sehat pemahaman pasien pemeliharaan
tentang pemeliharaan kesehatan.
kesehatan
R/ Keluarga belum Keluarga belum
memahaminya. mengetahui cara
b.Berikan informasi yang benar
tentang pemeliharaan dalam
kesehatan memelihara
R/ Keluarga belum kesehatan
memahaminya.
b. Memberi penjelasan A: Tujuan belum
kepada keluarga tercapai
pasien tentang P: Intervensi
pemeliharaan dilanjutkan
kesehatan pokok
pembahasan
R/ Keluarga belum

81
memahaminya.

2. Monitor dan Evaluasi


a. Menyebutkan dampak
tidak mampu
mengenal dan
mengerti tentang
msalah
pemeliharaankesehata
n
R/ Keluarga belum
melakukannya.
b. Menyampaikan cara
hidup sehat dengan
memaksimalkan
pemeliharaan
kesehatan
R/ Keluarga belum
melakukannya.
c. Menjelaskan
pemeliharaan
kesehatanyang benar.
. R/ Keluarga belum
melakukannya.

3. Edukasi berikan
pendidikan kesehatan
tentang pemeliharaan
kesehatan dengan
jaga pola makan dan

82
teratur minum obat
R/ Keluarga belum
melakukannya.

4. Kolaborasi dengan
team medis pukesmas
untuk pemeberian
obat.
R/ Keluarga belum
melakukannya.

83
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Achmad Hasan Wakhid
Tanggal : 5-2-2021
N Diagnosis
Implementasi Evaluasi
o. Keperawatan
1. Defisiensi 1. Keluarga belum bisa
pengetahuan Berikanpengetahuankeluarga menjelaskan tentang
yang sangat tentangpenyakit Diabetes segala sesuatu yang
kurang yang a. Berikan penjelasan tentang berkaitan dengan
berhubungan defisiensi pengetahuan defisiensi pengetahuan
dengan dengan penyakit DM penyakit DM
kurang R/ Keluarga belum
informasi memahaminya. Keluarga
tentang penyakit b. Memberikan penjelasan memperhatikan
DM kepada keluarga tentang tentang segala sesuatu
pengertian, penyebab, yang berkaitan dengan
tanda dan gejala dari defisiensi pengetahuan
defisiensi pengetahuan penyakit DM yang
penyakit DM sangat kurang
R/ Keluarga belum
memahaminya. A: Tujuan tercapai
c. Memberikan informasi sebagian
penting tentang penyakit P: Intervensi
DM dilanjutkan
R/ Keluarga belum
memahaminya.

84
2. Monitor dan Evaluasi
a. Klasifikasi masalah dari
defisiensi pengetahuan
penyakit DM yang sangat
minim
R/ Keluarga belum
melakukannya.
b. Klasifikasi apakah
keluarga menyerah
terhadap defisiensi
pengetahuan penyakit DM
yang sangat kurang
R/ Keluarga sudah
melakukannya.
c. Memberikan pengertian
dampak penyakit DM
R/ Keluarga belum
melakukannya.

3. Edukasi berikan
pendidikan kesehtan
tentang defisiensi
pengetahuan dengan
informasi penyakit DM
R/ Keluarga belum
melakukannya.

4. Kolaborasi dengan team

85
medis pukesmas untuk
pemeberian obat.
R/ Keluarga sudah
melakukannya.

86
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Achmad Hasan Wakhid
Tanggal : 6-2-2021
No. Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
2. Ketidakefektifan 1. Berikan penjelasan Keluarga
pemeliharaankesehata tentang memperhatikan akan
n dalam keluarga yang pemeliharaan dampak tidak
berhubungan kesehatan yang baik mampu mengenal
denganTidak di keluarga Tn.Y: dan mengerti tentang
menunjukkan minat a. Kaji tingkat msalah
pada perbaikan pengetahuandan pemeliharaan
perilaku sehat pemahaman pasien kesehatan.
tentang
pemeliharaan Keluarga
kesehatan masihtampak
R/ Keluarga belum bingung cara yang
memahaminya. benar dalam
b.Berikan informasi memelihara
tentang kesehatan
pemeliharaan
kesehatan A: Tujuan sebagian
R/ Keluarga belum tercapai
memahaminya. P: Intervensi
b. Memberi penjelasan dilanjutkan
kepada keluarga
pasien tentang
pemeliharaan

87
kesehatan pokok
pembahasan
R/ Keluarga belum
memahaminya.

2. Monitor dan
Evaluasi
a. Menyebutkan
dampak tidak
mampu mengenal
dan mengerti
tentang msalah
pemeliharaankeseha
tan
R/ Keluarga belum
melakukannya.

b. Menyampaikan cara
hidup sehat dengan
memaksimalkan
pemeliharaan
kesehatan
R/ Keluarga belum
melakukannya.
c. Menjelaskan
pemeliharaan
kesehatanyang
benar.
. R/ Keluarga belum

88
melakukannya.

3. Edukasi berikan
pendidikan kesehtan
tentang
pemeliharaan
kesehatan dengan
jaga pola makan dan
teratur minum obat
R/ Keluarga belum
melakukannya.

4. Kolaborasi dengan
team medis
pukesmas untuk
pemeberian obat.
R/ Keluarga sudah
melakukannya.

89
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Achmad Hasan Wakhid
Tanggal : 6-2-2021
Diagnosis
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Defisiensi 1. Berikan pengetahuan Keluarga mulai bisa
pengetahuan yang keluarga tentang menjelaskan tentang
sangat kurang yang penyakit Diabetes segala sesuatu yang
berhubungan a. Berikan penjelasan berkaitan dengan
dengan dengan tentang defisiensi defisiensi pengetahuan
kurang informasi pengetahuan penyakit DM
tentang penyakit penyakit DM
DM R/ Keluarga belum Keluarga
memahaminya. memperhatikan
b. Memberikan tentang segala sesuatu
penjelasan kepada yang berkaitan dengan
keluarga tentang defisiensi pengetahuan
pengertian, penyakit DM yang
penyebab, tanda dan sangat kurang
gejala dari defisiensi
pengetahuan A: Tujuan tercapai
penyakit DM sebagian
R/ Keluarga belum P: Intervensi
memahaminya. dilanjutkan
c. Memberikan
informasi penting
tentang penyakit
DM
R/ Keluarga belum

90
memahaminya.

2. Monitor dan
Evaluasi
a. Klasifikasi masalah
dari defisiensi
pengetahuan
penyakit DM yang
sangat minim
R/ Keluarga belum
melakukannya.
b. Klasifikasi apakah
keluarga menyerah
terhadap defisiensi
pengetahuan
penyakit DM yang
sangat kurang
R/ Keluarga belum
melakukannya.
c. Memberikan
pengertian dampak
penyakit DM
R/ Keluarga belum
melakukannya.

3. Edukasi berikan
pendidikan kesehtan
tentang defisiensi
pengetahuan dengan
informasi penyakit
DM

91
R/ Keluarga belum
melakukannya.

4. Kolaborasi dengan
team medis
pukesmas untuk
pemeberian obat.
R/ Keluarga sudah
melakukannya.

92
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Achmad Hasan Wakhid
Tanggal : 7-2-2021
Diagnosa
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan
3. Hambatan 1. Berikan manajemen Keluarga bisa
Pemeliharaan Rumah hambatan menjelaskan tentang
yang berhubungan pemeliharaan segala sesuatu yang
dengan Kurangnya rumah: berkaitan dengan
pengetahuan tentang a. Berikan informasi pemeliharaan rumah
pemeliharaan rumah penting secara yang benar
tertulis maupun
lisan sesuai dengan
bahasan utamanya.
R/ Keluarga sebagian
memahaminya.
b. Sediakan materi
informasi kesehatan
yang tertulis dan Keluarga
mudah difahami. memperhatikan
R/ Keluarga belum tentang segala
memahaminya. sesuatu yang
c. Bantu pemahama berkaitan dengan
dalam pokok pemeliharaan rumah
pembahasan
R/ Keluarga belum
memahaminya.

93
2. Monitor dan
Evaluasi
a. Menyebutkan
dampak tidak
mampu mengenal A: Tujuan Tercapai
dan mengerti sebagian
tentang msalah P: Intervensi
hambatan dilanjutkan
pemeliharaan
rumah.
R/ Keluarga sebagian
melakukannya.

b. Menjelaksan
bagaimana cara
hidup sehat dengan
memaksimalkan
pemeliharaan rumah
yang sehat
R/ Keluarga sebagian
melakukannya.
c. Memberi pengertian
pemeliharaan rumah
yang sehat dan
benar.
R/ Keluarga belum
melakukannya.

3. Edukasi berikan
pendidikan kesehtan

94
tentang
pemeliharaan rumah
dengan jaga
kebersihan
R/ Keluarga sebagian
melakukannya.

95
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Achmad Hasan wakhid
Tanggal : 7-2-2021
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Ketidakefektifan 1. Berikan penjelasan Keluarga mampu
pemeliharaankesehata tentang pemeliharaan mengenal dan
n dalam keluarga yang kesehatan yang baik mengerti tentang
berhubungan di keluarga Tn.Y: masalah
denganTidak a. Kaji tingkat pemeliharaan
menunjukkan minat pengetahuandan kesehatan.
pada perbaikan pemahaman pasien
perilaku sehat tentang pemeliharaan Mengetahui cara
kesehatan dengan benar dalam
R/ Keluarga sebagian memelihara
memahaminya. kesehatan
b.Berikan informasi
tentang pemeliharaan A: Tujuan tercapai
kesehatan sebagian
R/ Keluarga sebagian P: Intervensi
memahaminya. dilanjutkan
b. Memberi penjelasan
kepada keluarga
pasien tentang
pemeliharaan
kesehatan pokok
pembahasan
R/ Keluarga sebagian
memahaminya.

96
2. Monitor dan Evaluasi
a. Menyebutkan dampak
tidak mampu
mengenal dan
mengerti tentang
msalah
pemeliharaankesehata
n
R/ Keluarga belum
melakukannya.

b. Menyampaikan cara
hidup sehat dengan
memaksimalkan
pemeliharaan
kesehatan
R/ Keluarga belum
melakukannya.
c. Menjelaskan
pemeliharaan
kesehatanyang benar.
. R/ Keluarga sudah
melakukannya
sebagian

3. Edukasi berikan
pendidikan kesehtan
tentang pemeliharaan
kesehatan dengan

97
jaga pola makan dan
teratur minum obat
R/ Keluarga belum
melakukannya.

4. Kolaborasi dengan
team medis pukesmas
untuk pemeberian
obat.
R/ Keluarga sudah
melakukannya.

98
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Achmad Hasan Wakhid
Tanggal : 7-2-2021
Diagnosis
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Defisiensi 1. Keluarga bisa
pengetahuan yang Berikanpengetahuankelu menjelaskan
sangat kurang yang arga tentangpenyakit tentang segala
berhubungan dengan Diabetes sesuatu yang
dengan kurang a. Berikan penjelasan berkaitan dengan
informasi tentang tentang defisiensi defisiensi
penyakit DM pengetahuan pengetahuan
penyakit DM penyakit DM
R/ Keluarga sebagian
memahaminya. Keluarga
b. Memberikan memperhatikan
penjelasan kepada tentang segala
keluarga tentang sesuatu yang
pengertian, berkaitan dengan
penyebab, tanda dan defisiensi
gejala dari defisiensi pengetahuan
pengetahuan penyakit DM yang
penyakit DM sangat kurang
R/ Keluarga sebagian
memahami A: Tujuan tercapai
c. Memberikan sebagian
informasi penting P: Intervensi
tentang penyakit DM dilanjutkan
R/ Keluarga sebagian
memahaminya.

2 . Monitor dan Evaluasi


a. Klasifikasi masalah
dari defisiensi
pengetahuan
penyakit DM yang
sangat minim
R/ Keluarga belum
melakukannya.
b. Klasifikasi apakah
keluarga menyerah
terhadap defisiensi
pengetahuan
penyakit DM yang

99
sangat kurang
R/ Keluarga belum
melakukannya.
c. Memberikan
pengertian dampak
penyakit DM
R/ Keluarga belum
melakukannya.
3. Edukasi berikan
pendidikan kesehtan
tentang defisiensi
pengetahuan dengan
informasi penyakit
DM
R/ Keluarga belum
melakukannya
sebagian.
4. Kolaborasi dengan
team medis
pukesmas untuk
pemeberian obat.
R/ Keluarga sudah
melakukannya.

100
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan keluarga yang diberikan kepada pasien Ny. D dengan


diagnosis medik Diabetes Melitus di wilayah kerja upt Puskesmas Bangsalsari,
Jember dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan dimulai dari pengkajian
dilanjutkan dengan diagnosa keperawatan, menyusun rencana tindakan,
melaksanakannya rencana tindakan perawatan dan membuat kegiatan evaluasi
kesenjangan yang ditemukan mulai dari pengkajian sampai evaluasi dalam
merawat kasus tersebut adalah sebagai berikut.
A. Pengkajian
Tahap pengkajian yang sistematis dalam pengumpulan data tentang
individu, keluarga, dan kelompok. Pengkajian ini dilakukan secara
komperhensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual
(Carpenito & Moyet, tahun 2007).
Pengertian pengkajian yaitu pengumpulan, pengaturan, validasi dan
dokumentasi data yang sistematis dan berkesinambungan. Pengkajian adalah
tahap awal dari suatu proses keperawatan, kegiatan yang dilakukan pada tahap
ini adalah pengumpulan data, seperti riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan data sekunder lainnya yang meliputi: catatan, hasil dari
pemeriksaan diagnostik, dan literature (Deswani tahun 2009).
Hasil pengkajiannya yang dilakukan ke keluarga Tn. Y tanggal 5–9
Februari 2021 di wilayah kerja upt Puskesmas bangsalsari Jember didapatkan:
Ny. D jenis kelami perempuan, umur 38 tahun, pasien menganut agama islam,
asal Desa Tisnogambar bangsalsari Jember, bekerja sebagai pedagang. Pasien
dan anggota keluarga tidak dapat mengetahui tentang penyakit DM, keluarga
tidak mengetahui apa yang dapat menyebabkan Ny. D mengalami penyakit
DM, keluarga tidak mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan yang diderita oleh Ny. D keluarga tidak paham akibat dari
penyakit DM, keluarga tidak paham cara pencegahan penyakit DM, keluarga
Ny. D belum mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal tersebut

101
ditunjukan dengan jendela rumah yangtidak pernah dibuka pagi pagi hari,
ventilasi udara yang kurang baik, lantai teraba kasar karena jarang
disapu/dibersihkan, peralatan makan antara penderita dengan anggota keluarga
yang lain belum dipisah/tertata serta masih terdapat kandang ayam di dalam
dapur serta terdapat baju-baju masih tampak berantakan di depan TV. Ny. D
kurang mengatur dietnya Ny. D sering makan-makan sembarang makannya
yang tidak menentu, Ny. D tidak bisa membiasakan berolah raga seperti
mengikuti kegiatan yang ada di pukesmas seperti senam diabetes, Ny. D sering
lupa meminum obatnya Ny. D meminum obat hanya sewaktuNy. D nengingat.
Tetapi keluarga tetap berupaya mengobati untuk kesembuhan penyakit yang di
derita oleh Ny. D yaitu penyakit diabetes melitus. Tipe dari keluarga tersebut
adalah keluarga besar yang terdiri dari Ibu, Ayah, 1 orang anak kandung,1
menantu dan 1 oran cucu. Tahap dari perkembangan keluarga tersebut yaitu
keluarga dengan anak dewasa. Pendidikan terakhir kepala keluarga SMA,
untuk pendidikan terakhir Ny D yaitu SMP, pendidikan terakhir anak SMA,
pendidikan terakhir menantu SMP dan status ekonomi cukup dan cucunya
berada dalam bangku pendidikan. Dari 5 fungsi kesehatan keluarga, keluarga
Ny.D belum mampu mengenal masalah kesehatan karena pada saat ditanya
penderita masih mengkonsumsi makanan sembarang yang tidak menentu. Dari
masalah belum mengenal sampai dengan masalah kesehatan sehingga
dilakukan pendidikan kesehatan yang bertujuan memberikan pengetahuan
keluarga karena kesehatan adalah salah satu kebutuhan keluarga yang perlu
diperhatikan dan pengetahuan keluarga tentang komplikasi penyakit dan
makanan yang baik dikonsumsi pada Ny.D terbatas, keluarga Ny.D tidak tahu
cara merawat anggota keluarga yang sakit DM, dimana Ny.D mengkonsumsi
makanan secara teratur dan tidak pernah tahu cara senam kaki diabetic, jarang
berolaraga, dan tidak adanya dukungan keluarga dalam mengatur porsi makan
dan tidak memisahkan makanan dengan penderita dan anggota keluarga.

102
B. Diagnosa Keperawatan
(Nanda tahun 2015) Diagnosa keperawatan yaitu keluarga, masyarakat
tentang masalah kesehatan yang aktual ataupun potensial, sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk bisa mencapai tujuan asuhan keperawatan
sesuai/tepat dengan kewenangan perawat.
(Carpenito, tahun 2000) Pengertian diagnosa keperawatan yaitu suatu
pernyataan yang bisa menjelaskan tentang respon pada manusia (status
kesehatan atau disebut resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akuntabilitas bisa mengidentifikasi dan dapat
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada keluarga Ny. D di wilayah
kerja upt Puskesmas bangsalsari Jember pada tanggal 5 februari 2021 adalah
“Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga”.
Terdapat diagnosa ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga di
tetapkan dikarena berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Ny. D
didapatkan data:
1) Keluarga tidak dapat mengerti secara apa yang menyebabkan Ny.D
mengalami penyakit DM,
2) Keluarga belum bisa mengetahui secara tepat tentang tanda dan gejalanya
penyakit DM,
3) Keluarga tidak dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan yang diderita oleh Ny.D
4) Keluarga tidak bisa mengetahui akibat dari penyakit DM,
5) Keluarga kurang mengetahui tentang cara pencegahan penyakit DM.

103
C. Intervensi Keperawatan
Dalam menyusun perencanaan tindakan keperawatan ini penulis
melibatkan keluarga dalam penyusunannya yang disesuaikan dengan NOC
(Nursing Outcomes Classification) dan NIC (Nursing Interventions
Classification) (Margaretha Teli, 2018).
Menurut Susanto (2012), Perencanaan keperawatan keluarga yaitu
kumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat bersama-sama sasarannya
adalah keluarga untuk dilaksanakan, sehingga masalah kesehatan dan masalah
keperawatan yang telah diidentifikasi dapat diselesaikan. Intervensi yang di
tetapkan adalah:
1) Mampu mengenal
2) Pendidikan kesehatan,
3) Pengajaran proses penyakit,
4) Keluarga mampu merawat, Konseling,
5) keluarga mampu memelihara rumah,
6) Dukungan terhadap pemberian perawatan,
7) Pemeliharaan proses keluarga (Carpenito & Moyet).
Intervensi yang direncanakan pada keluarga Ny.D di wilayah kerja upt
Puskesmas Bangsalsari Jember pada tanggal 5 Februari 2021 yaitu:
1) Bina hubungan saling percaya,
2) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang proses tejdinya penyakit
DM.
3) Identifikasi penyebab dan factor resiko DM,
4) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tanda dan gejala penyakit DM
5) Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang terapi senam kaki diabetik.
diabetic.
6) Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk menyiapkan pola diet yang
tepat.
Intervensi disusun dalam:
1) Bina hubungan saling percaya. Dengan cara membina hubungan saling
percaya maka data yang didapatkan lebih lengkap dan bersosialisasi

104
dengan baik dengan keluarga dan keluarga bisa menerima keberadaan
petugas kesehatan.
Pendapat ini berdasarkan teori (Notoatmojo tahun 2002) yaitu dengan
rasa saling percaya, keluarga bisa mengungkapkan perasaan sehingga
data yang didapat akurat dan mudah melakukan tindakan keperawatan.
2) Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang proses penyakit DM.Dengan
menjelaskan proses penyakit DM,maka pasien dan keluarga mampu
mengetahui proses penyakit DM.
3) Identifikasi penyebab dan factor resiko penyakit DM.Dengan
mengidentifikasi penyebab dan faktor resiko penyakit DM, maka pasien
dan keluarga mampu menjaga kondisi kesehatan.
4) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tanda dan gejala penyakit DM.
Dengan menjelaskan tanda dan gejala DM, maka pasien dan keluarga
dapat lebih cepat berespon apabila ada keluarga yang menderita DM.
5) Ajarkan pada pasien dan keluarga tentang terapi senam kaki diabetic.
Dengan mengajarkan senam kaki pasien dan keluarga dapat mengikuti
dan mempraktikkannya Sendiri di rumah tanpa harus di dampingi oleh
perawat,untuk dapat melancarkan peredaran darah pada kaki klien.
6) Ajarkan pasien dan keluarga untuk bisa menyiapkan diet yang tepat.
Dengan diet penyakit DM dapat menurunkan kadar glukosa darah.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tahap keempat dalam proses
keperawatan dalam melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
intervensi (Nurarif, tahun 2004).
Implementasi yaitu tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana
asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu
klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmadi, tahun 2008).
Implementasi keperawatan yaitu tahap melaksnakan rencana tindakan
keperawatan atau strategi-strategi keperawatan. Implementasi keperawatan
dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah ditetapkan serta

105
sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah diangkat berdasarkan masalah
yang ada pada pasien.
Implementasi yang dilakukan pada keluarga Ny.D di wilayah kerja upt
Puskesmas Sukorambi Jember pada tanggal 5 sampai 9 Februari 2021 yang
pertama memberikan edukasi yaitu: memberikan pendidikan kesehatan
mengenai pengertian DM, penyebab DM, tanda dan gejala DM, pencegahan
DM. Yang kedua yaitu, Demonstrasi. Demontrasi yang diberikan yaitu
mengajarkan keluarga terapi senam kaki diabetik. Yang ketiga kunjungan
rumah.
Implementasi yang telah dilakukan pada keluarga Ny. D yaitu:
1) Pendidikan kesehatan. Dengan pendidikan kesehatan mempunyai
peluang lebih besar dalam perubahan sikap dan perilaku keluarga
dibandingkan dengan tidak ada pendidikan kesehatan sebelumnya.
2) Demonstrasi. Dengan adanya demonstrasi keluarga lebih mudah
memahami dengan cara pencegahannya karena dilihat secara nyata lebih
mudah diingat.
3) Kunjungan rumah. Dengan adanya kunjungan rumah perawat dapat
mengevaluasi kembali intervensi yang sudah dilakukan.

E. Evaluasi Keperawatan
Pengertian evaluasi keperawatan yaitu penilaian proses yang menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi itu sendiri (Ali, tahun 2009).
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi
suatu masalah (Meirisa, tahun 2013).
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak
(Friedman, tahun 1998).
Evaluasi yang didasarkan kepada bagaimana efektifnya intervensi-
intervensi yang dapat di lakukan oleh keluarga, perawat, dan lainnya. Faktor
yang paling penting yaitu bahwa metode harus disesuaikan dengan tujuan dan

106
intervensi yang sedang di evaluasi, bila tujuan tersebut sudah tercapai, maka
akan membuat rencana tindakan lanjut.
Evaluasi pada tanggal 5-9 Februari 2021 di wilayah kerja upt Puskesmas
bangsalsari Jember adalah:
1) Ny.D dan keluarga sudah mampu mengenal masalah kesehatan.
2) Keluarga dapat mampu merawat anggota keluarga yang sakit.
Evaluasi yang didapat pada tanggal 5-9 Februari 2021 di wilayah kerja
upt Puskesmas bangsalsari Jember adalah:
1) Ny. D dan keluarga sudah mampu mengenal masalah kesehatan. Pada
saat akan diberikan pendidikan kesehatan pasien mengikuti dan
memahaminya dengan baik dan pada saat penyuluh mengevaluasi
kembali pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik, karena pasien
memperhatikan penyuluhan dengan sangat baik.
2) Keluarga juga dapat mampu merawat anggota keluarga yang sakit,
setelah diberikan demonstrasi senam kaki diabetic, keluarga sudah
mampu melakukan. Dengan demonstrasi keluarga lebih mudah
memahami cara pencegahannya karena dilihat secara nyata dan lebih
mudah diingat, dan saat dievaluasi keluarga mau melakukan senam kaki
sesuai yang diajarkan. Adannya kerja sama antara keluarga dengan
petugas kesehatan dengan memberikan latihan senam kaki diabetic
secara rutin, keluarga memberikan respon yang baik, klien mau dan
mampu melaksanakan latihan senam kaki diabetic. Hasil selama
melakukan senam kaki diabetic secara rutin didapatkan ada pengaruh
dilakukan senam kaki diabetic terhadap sensitifitas kaki dibuktikan
dengan, sudah berkurangnya rasa kebas dan kaku yang dirasakan Ny. D.

107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa: Pertama,
Pengkajian: Hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis menunjukan keluarga
Ny.D tidak tahu cara merawat anggota keluarga yang sakit DM, dimana Ny.D
mengkonsumsi makanan secara teratur dan tidak pernah tahu cara senam kaki
diabetic, jarang berolaraga, dan tidak adanya dukungan keluarga dalam mengatur
porsi makan dan tidak memisahkan makanan dengan penderita dan anggota
keluarga.
Kedua, Diagnosa Keperawatan: Diagnosa keperawatan yang ditemukan
pada keluarga Ny. D di wilayah kerja upt Puskesmas bangsalsari Jember pada
tanggal 5 februari 2021 adalah “Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga”. Terdapat diagnosa ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga
di tetapkan dikarena berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Ny. D
didapatkan data: a). Keluarga tidak dapat mengerti secara apa yang menyebabkan
Ny.D mengalami penyakit DM, b). Keluarga belum bisa mengetahui secara tepat
tentang tanda dan gejalanya penyakit DM, c). Keluarga tidak dapat mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan yang diderita oleh Ny.D. d).
Keluarga tidak bisa mengetahui akibat dari penyakit DM, e). Keluarga kurang
mengetahui tentang cara pencegahan penyakit DM. Ketiga, Intervensi
Keperawatan: Dalam menyusun perencanaan tindakan keperawatan ini penulis
melibatkan keluarga dalam penyusunannya yang disesuaikan dengan NOC
(Nursing Outcomes Classification) dan NIC (Nursing Interventions Classification)
(Margaretha Teli, 2018). Intervensi yang direncanakan pada keluarga Ny.D di
wilayah kerja upt Puskesmas Bangsalsari Jember pada tanggal 5 Februari 2021
yaitu: a). Bina hubungan saling percaya. b). Jelaskan kepada pasien dan
keluarga tentang proses tejdinya penyakit DM. c). Identifikasi penyebab dan
factor resiko DM, d). Jelaskan kepada pasien dan keluarga tanda dan gejala
penyakit DM. e). Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang terapi senam kaki

108
diabetik. diabetic. f). Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk menyiapkan
pola diet yang tepat.
Keempat, Implementasi Keperawatan: Implementasi yang telah
dilakukan pada keluarga Ny. D yaitu: a). Pendidikan kesehatan. Dengan
pendidikan kesehatan mempunyai peluang lebih besar dalam perubahan sikap dan
perilaku keluarga dibandingkan dengan tidak ada pendidikan kesehatan
sebelumnya. b). Demonstrasi. Dengan adanya demonstrasi keluarga lebih mudah
memahami dengan cara pencegahannya karena dilihat secara nyata lebih mudah
diingat. c). Kunjungan rumah. Dengan adanya kunjungan rumah perawat dapat
mengevaluasi kembali intervensi yang sudah dilakukan.
Kelima, Evaluasi: Evaluasi yang didapat pada tanggal 5-9 Februari 2021
di Bangsalsari Jember adalah: a). Ny. D dan keluarga sudah mampu mengenal
masalah kesehatan. Pada saat akan diberikan pendidikan kesehatan pasien
mengikuti dan memahaminya dengan baik dan pada saat penyuluh mengevaluasi
kembali pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik, karena pasien
memperhatikan penyuluhan dengan sangat baik. b). Keluarga juga dapat mampu
merawat anggota keluarga yang sakit, setelah diberikan demonstrasi senam kaki
diabetic, keluarga sudah mampu melakukan. Dengan demonstrasi keluarga lebih
mudah memahami cara pencegahannya karena dilihat secara nyata dan lebih
mudah diingat, dan saat dievaluasi keluarga mau melakukan senam kaki sesuai
yang diajarkan. Adannya kerja sama antara keluarga dengan petugas kesehatan
dengan memberikan latihan senam kaki diabetic secara rutin, keluarga
memberikan respon yang baik, klien mau dan mampu melaksanakan latihan
senam kaki diabetic. Hasil selama melakukan senam kaki diabetic secara rutin
didapatkan ada pengaruh dilakukan senam kaki diabetic terhadap sensitifitas kaki
dibuktikan dengan, sudah berkurangnya rasa kebas dan kaku yang dirasakan Ny.
D.

109
B. Saran
1. Bagi Keluarga
Diharapkan jika berakhirnya perawatan keluarga ini, keluarga akan bisa
melakukan tindakan yang telah di ajarkan sampai, serta bisa juga menjadi
salah satu contoh untuk keluarga lain.

2. Bagi Puskesmas
Diharapkan kepada pihak puskesmas ataupun institusi lainnya agar
memberikan lebih sering penyuluhan tentang penyakit DM dan bagi
Perawat diharapkan bagi perawat-perawat yang melakukan home care bisa
lebih memperhatikan dan menekankan perawatan secara komprehensif.

3. Bagi Institusi Kesehatan


Diharapkan dengan adanya studi kasus ini, juga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran bagi seluruh mahasiswa maupun mahasiswi di
kampus Kesehatan.

4. Bagi Penulis
Diharapkan juga kepenulis agar juga dapat memanfaatkan waktu lebih
efektif, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan keluarga secara
optimal.

110
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, dkk. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group.
Ahmad Susanto, (2012). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Andarmoyo, Sulistyo. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori dan Praktik
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Andri. (2011). Android A sampai Z. Jakarta: PC Plus.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: EGC.
Asmadi. (2013). Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit. Yogyakarta: Goysen
Publishing.
Black, M. J. & Hawks, H .J., (2009). Medical and Surgical Nursing: Clinical
Management for Continuity of Care, 8th ed. Philadephia: W.B. Saunders
Company.
Brunner & Suddarth. (2015). Buku Keperawatan Medikal Bedah Edisi (8 volume
2). Jakarta: EGC.
Carpenito. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8 (terjemahan).
Jakarta: EGC.
Carpenito, L.J., (1988). Buku Saku Diagnosa Keperawatan, volume 2. Jakarta:
EGC.
Carpenito, L. J. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10. Jakarta:
EGC.
Deswani. (2009). Asuhan Keperawatan dan Berfikir Kritis. Jakarta: Salemba
Medika.
Donsu, J.D.T., 2017. Psikologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.
Fathurrohman, Muhammad. 2016. Model-Model Pembelajaran Inovatif.
Yogyayakarta: Ar-Ruzz Media.
Friedman, 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

111
Friedman, Marilyn M. 2016. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teoridan
Praktek. Jakarta: EGC.
Friedman, MM, Bowden, O & Jones, M. 2003. Family Nursing:Theory and
Practice . Philadelphia: Appleton & Lage.
Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi tahun (2015-2017)
Edisi 10 editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.
Norris S, Engelgau M, Narayan K. (2001). Effectiveness of Self and Management
Training (Type 2) Diabetes: A Systematic Review Of Randomized
Controlled Trials. Diabetes Care.
Notoatmodjo, S. 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, S. (2012). Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Mellitus Melalui
Olahraga. Jurnal Ilmiah Kesehatan Olahraga Vol. IX (1).
Nurarif, A. H., Kusuma, H. (2004). AsuhanKeperawatan, Diagnosa Medisdan
Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Mediction.
Smeltzer, S. C. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth.Edisi
12. Jakarta: Kedokteran EGC.
Stanhope. Lancaste.r (1996). Community Health Nursing Promoting Health and
Aggregates, Families St. Louis: Mosby.
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan yang Transkultural. Jakarta: EGC.
Suprajitno, (2004), Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik,
Jakarta: EGC.
Susanto. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Jakarta:
EGC.
Suyono, Slamet. (2007). Patofisiologi Penyakit Diabetes Mellitus dalam:
Waspadi, S., Sukardji, K., Octariana, M. Pedoman Diet Diabetes Melitus.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
WHO. Global Report On Diabetes. France: World Health Organization; 2016

112
RANCANGAN RENCANA KEGIATAN (PRA PLANNING)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. Y
KHUSUSNYA PADA Ny. D DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS

Nama : ACHMAD HASAN WAKHID


NIM : 1801021036
Nama KK : Tn. Y
Alamat : Desa Tisno Gambar Bangsalsari, Jember
Kunjungan : 1 (pertama)
Tanggal : Kamis, 04 Februari 2021, Pukul 08.30 - selesai

A. FASE PERSIAPAN

1. Latar Belakang Kegiatan

Keluarga merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang baagian

terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap

keluarga sehat akan terciptanya komunitas yang sehat. Masalah kesehatan

yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi

anggota keluarga yang lainnya. Masalah kesehatan yang dialami oleh

sebuah keluarga juga dapat mempengaruhi sistem keluarga tersebut dan

mempengaruhi komunitas setempatnya, bahkan komunitas global.

Perawatan keluarga yang komprehensif merupakan salah satu proses yang

rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis

untuk bekerja dengan keluarga dan anggota keluarga. Keluarga memiliki

peran sangat penting dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan

anggota keluarga yang sakit. Dengan ini untuk membangun Indonesia

113
sehat seharusnya dimulai dengan membangun keluarga sehat sesuai denan

budaya keluarga.

Berkaitan dengan praktek keperawatan komunitas yang sudah mulai

memasuki kegiatan intervensi keperawatan, maka dilaksanakan juga

penerapan asuhan keperawatan keluarga kepada keluarga atau klien yang

memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan. Salah satu contohnya yaitu

asuhan keperawatan keluarga kepada keluarga Tn. Y yang memiliki

masalah kesehatan khususnya Ny. D yang memiliki masalah Diabetes

Mellitus.

2. Tujuan Umum

Setelah kegiatan, maka keluarga mampu menerapkan asuhan keperawatan

dengan masalah kesehatan penyakit Diabetes Mellitus yang diderita Ny. D

3. Tujuan Khusus

Setelah kegiatan pada kunjungan pertama, maka keluarga Ny. D mampu

mengenal masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga.

B. FASE PENDAHULUAN

1. Perkenalan

a. Mahasiswa memperkenalkan diri pada keluarga dengan menyebutkan :

1. Nama

2. Asal Institusi

3. Tujuan

1. Menjelaskan kunjungan dalam rangka asuhan keperawatan

keluarga

114
2. Membuat kesepakatan bersama mengenai rencana kontrak kerja

dalam asuhan keperawatan keluarga tentang kesediaan keluarga

Ny. .D untuk menjadi keluarga binaan.

3. Melakukan pengkajian dalam memperoleh data pada keluarga

binaan yang meliputi pengkajian :

a) Data umum keluarga

b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

c) Pengkajian lingkungan keluarga

d) Struktur keluarga

e) Fungsi keluarga

f) Stress dan koping keluarga

g) Pemeriksaan fisik keluarga

h) Harapan keluarga

2. Kontrak Belajar Asuhan

Menetapkan kontrak waktu pertemuan dengan klien yang disepakati oleh klien dan

mahasiswa, yaitu :

NO URAIAN KEGIATAN WAKTU

1 a. Pengkajian, meliputi : Kamis, 04-02-2021


1. Anamnesa Pukul : 08.30 WIB -
2. Observasi selesai
3. Pemeriksaan fisik
Jum’at, 05-02-2021
b. Pengkajian lanjutan, meliputi :
1. Pemeriksaan fisik lanjutan Pukul : 13:30 WIB
2. Anamnesa data yang belum – selesai
lengkap Sabtu, 06-02-2021
c. Perencanaan, meliputi : Pukul : 13:30 WIB-
1. Penentuan masalah keperawatan selesai
2. Penentuan prioritas masalah

115
d. Implementasi, meliputi : Senin,07-02-2021
1. Penyuluhan tentang penyakit Pukul : 15:00 WIB-
Diabetes Mellitus selesai
2. Melakukan diskusi bersama
tindakan yang dapat dilaukan
e. Evaluasi terminasi, meliputi :
1. Evaluasi masalah

3. Tujuan Kunjungan

a. Mengadakan dan menyepakati kontrak waktu dengan klien Ny. D dan

Keluarga

b. Mengadakan Pengkajian tahap 1 yaitu apakah ada ancaman kesehatan,

kurang sehat, atau krisis.

C. FASE KERJA

Pertanyaan inti meliputi :

1. Data umum keluarga

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

3. Pengkajian lingkungan keluarga

4. Struktur keluarga

5. Fungsi keluarga

6. Stress dan koping keluarga pemeriksaan fisik keluarga

7. Harapan keluarga

Kegiatan yang dilaksanakan :

1. Anamnesa untuk mengumpulkan data klien dan keluarga

2. Observasi terhadap keadaan lingkungan fisik tempat tinggal keluarga Ny. D

116
3. Pemeriksaan fisik terhadap semua anggota keluarga

D. FASE TERMINASI

1. Resume kegiatan

2. Resume kegiatan yang telah dilaksanakan

3. Kontrak waktu kegiatan berikutnya

4. Kontrak waktu disesuaikan dengan kesepakatan antara mahasiswa dengan

keluarga

Lampiran :

Format pengkajian asuhan keperawatan keluarga

Mengetahui

Mahasiswa ` Kepala Keluarga

(Achmad Hasan.W) (Tn. Y)

117
RANCANGAN RENCANA KEGIATAN (PRA PLANNING)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. Y
KHUSUSNYA PADA Ny. D DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS

Nama : Achmad HasanWakhid


NIM : 1801021036
Nama KK : Tn. Y
Alamat : Desa Tisno Gambar Bangsalsari, Jember
Kunjungan : 2 (kedua)
Tanggal : Jum’at, 05 Februari 2021 pukul: 13.30 - selesai

FASE PERSIAPAN
1. Menentukan tujuan kunjungan kedua

2. Menyiapkan pengkajian II

A. FASE KERJA

Kegiatan yang dilaksanakan :

1. Menentukan waktu yang telah disepakati

2. Melakukan pengkajian II tentang masalah tugas kesehatan keluarga

3. Memberikan kesepakatan klien untuk menjelaskan kesulitan yang dihadapi

pada tugas kesehatan keluarga

4. Merumuskan masalah

B. FASE TERMINASI

118
1. Resume kegiatan

2. Resume kegiatan yang telah dilakukan

3. Kontrak waktu kegiatan berikut

4. Kontrak waktu disesuaikan dengan kesepakatan antara mahasiswa dengan

keluarga

Lampiran :

Format pengkajian asuhan keperawatan keluarga

Mengetahui

Mahasiswa Kepala Keluarga

(Achmad Hasan.W) (Tn. Y)

119
RANCANGAN RENCANA KEGIATAN (PRA PLANNING)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. Y
KHUSUSNYA PADA Ny. D DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS

Nama : Achmad Hasan Wakhid


NIM : 1801021036
Nama KK : Tn. Y
Alamat : Desa Tisno Gambar Bangsalsari, Jember
Kunjungan : 3 (ketiga)
Tanggal : Sabtu, 06-02-2021 Pukul 13:30 - selesai

A. FASE PERSIAPAN

1. Menentukan tujuan kunjungan ketiga

2. Menyiapkan materi penyuluhan

B. FASE KERJA

Kegiatan yang dilaksanakan

1. Menentukan waktu yang telah disepakati

2. Melakukan penyuluhan pada keluarga tentang penyakit Diabetes Mellitus

3. Mendemonstrasikan penatalaksanaan dari Diabetes Mellitus

4. Memberi kesempatan klien untuk bertanya hal-hal yang kurang di mengerti

klien dan keluarga

5. Melakukan evaluasi tentang hasil dari penyuluhan

120
C. FASE TERMINASI

1. Resume kegiatan

2. Resume kegiatan yang telah dilakukan

3. Kontrak waktu kegiatan berikut

4. Kontrak waktu disesuaikan dengan kesepakatan antara mahasiswa dengan

keluarga

Lampiran :

Format pengkajian asuhan keperawatan keluarga

Mengetahui

Mahasiswa Kepala Keluarga

(Achmad Hasan Wakhid) (Tn. Y)

121
RANCANGAN RENCANA KEGIATAN (PRA PLANNING)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. Y
KHUSUSNYA PADA Ny. D DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS

Nama : Achmad Hasan Wakhid


NIM : 1801021036
Nama KK : Tn. Y
Alamat : Desa Tisno Gambar Bangsalsari, Jember
Kunjungan : 4 (keempat)
Tanggal : Senin,07-02-2021, Pukul 15:00 - selesai

A. FASE PERSIAPAN

1. Menentukan tujuan kunjungan yang keempat

2. Menyiapkan hasil Laporan penyuluhan

B. KEGIATAN YANG DILAKUKAN :

1. Menentukan waktu yang telah disepakati oleh keluarga

2. Melakukan evaluasi hasil akhir perkembangan pada keluarga Tn.Y

3. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya hal-hal yang kurang

dimengerti keluarga

C. FASE TERMINASI

1. Resume kegiatan

122
2. Resume kegiatan yang telah dilaksanaka

Lampiran :

Format pengkajian asuhan keperawatan keluarga

Mengetahui

Mahasiswa Kepala Keluarga

(Achmad Hasan Wakhid) (Tn. Y)

123
SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELLITUS PADA KELUARGA Tn.Y

KHUSUSNYA Ny.D DI DESA TISNO GAMBAR BANGSALSARI JEMBER

Topik Diabetes Mellitus


Sasaran Keluarga Tn.Y Khususnya Ny.D
Hari / Tanggal Jum’at, 05-02-2021
Waktu 30 menit
Tempat Rumah Ny. D Desa Tisno Gambar Bangsalsari
Jember

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Tn.Y dapat melakukan

tindakan perawatan pada penyakit DM

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit peserta penyuluhan

dapat:

1. Menjelaskan Pengertian Diabetes Mellitus

2. Menjelaskan Penyebab Diabetes Mellitus

3. Menjelaskan Tanda Gejala Diabetes Mellitus

4. Menjelaskan Faktor Risiko Diabetes Mellitus

5. Menjelaskan Komplikasi Diabetes Mellitus

6. Menjelaskan Pengelolaan Diabetes Mellitus

7. Menjelaskan Pencegahan Diabetes Mellitus

124
C. Kegiatan

Langkah-
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
Langkah
1. Pendahuluan 2 menit a. Memberi salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Kontrak waktu
d. Menjelaskan maksud
dan tujuan
2. Penyajian 15 menit Menjelaskan materi Memperhatikan dan
penyuluhan pada sasaran mendengarkan dengan
yang meliputi: seksama
a. Pengertian Diabetes
Mellitus
b. Penyebab Diabetes
Mellitus
c. Tanda dan gejala
Diabetes Mellitus
d. Pencegahan Diabetes
Mellitus
e. Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus
3. Evaluasi 10 menit a. Memberi kesempatan Berpartisipasi aktif
sasaran untuk (bertanya, menjawab,
bertanya menyampaikan pendapat)
b. Melakukan sesi tanya
jawab
c. Menanyakan kembali
materi yang telah
disampaikan
4. Penutup 3 menit a. Meminta dan memberi a. Memberikan pesan dan
pesan serta kesan pada kesan tentang acara
sasaran tentang acara penyuluhan
penyuluhan hari ini b. Menjawab salam
b. Salam dan berpamitan

125
D. Evaluasi

1. Keluarga Ny. D memperhatikan dan mendengarkan materi dengan baik


2. Keluarga Ny. D mengerti dan memahami serta mengaplikasikan diet yang
sesuai dengan penyakit diabetes melitus.
3. Keluarga Ny. D mampu menjawab pertanyaan dengan benar.

126
DIABETES MELLITUS PADA KELUARGA Tn.Y

KHUSUSNYA Ny.D DI DESA TISNO GAMBAR BANGSALSARI JEMBER

A. Definisi

(Kemenkes RI, tahun 2014) Pengertian diabetes Mellitus merupakan suatu

penyakit berbahaya yang dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan nama

penyakit kencing manis. DM yaitu penyakit dengan gangguan metabolic yang

teradi secara kronia ataupun menahun karena tubuh tidak mempunyai

hormone insulin yang cukup akibat gangguan pada sekresi insulin, hormone

insulin yang tidak bekerja sebagaimana mestinya atau keduanya .

Mufeed Jalil Ewadh ( Tahun 2014) menyebutkan bahwa DM adalah

penyakit gangguan metabolic dengan ciri ditemukan konsentrasi glukosa

yang tinggi di dalam darah (hiperglikemia).

World Health Organization atau WHO (2016) menyebutkan bahwa

penyakit ini ditandai dengan munculnya gejala khas yaitu polyphagia,

polydipsia dan poliuria serta sebagian mengalami kehilangan berat badan.

DM merupakan suatu penyakit kronis yang sangat perlu diperhatikan dengan

sangat serius. DM yang tidak terkontrol akan menyebabkan beberapa

komplikasi seperti kerusakan mata, ginjal, pembuluh darah, saraf dan jantung

dll.

B. Etiologi

1. Keturunan

127
2. Usia

3. Kegemukan

4. Kurang gerak / Aktivitas

5. Kehilangan insulin

6. Alkoholisme

7. Obat-obatan

C. Manifestasi klinis

1. keseringan merasa haus

2. Sering kencing terutama pada saat malam hari

3. Pandangan kabur

4. Sering merasa lelah / capek tanpa sebab yang jelas dan mengantuk

5. Penurunan berat badan

6. Kulit terasa kering

7. Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit untuk

sembuh

8. Mati rasa atau biasanya disebut kesemutan di kaki dan tangan

9. Mual dan muntah

D. Faktor Risiko

Faktor keturunan

Usia lebih dari 40 tahun

Gaya hidup yang kurang sehat

128
Kegemukan

Kurang beraktivitas dan olahraga

C. Komplikasi

Kerusakan jantung

Kerusakan saraf

Katarak dan kebutaan

Kerusakan ginjal

Disfungsi seksual

Kerusakan pembuluh darah kaki

Kerusakan dan kematian jaringan

D. Pengelolaan

Perawatan DM dirumah saat ini dianjurkan karena pengobatan dan

perawatan DM membutuhakn waktu yang lama. Cara perawatan pasien DM

dirumah adalah dengan :

1. Minum obat secara teratur sesuai program

2. Olahraga yang teratur

3. Control Gula Darah teratur

4. Pencegahan komplikasi

E. Pencegahan
1. Menerapkan pola makan sehat
2. Menjalani olahraga secara rutin

129
3. Menjaga berat badan ideal
4. Mengelola stress dengan baik
Melakukan pengecekan gula darah secara rutin.

130
131

Anda mungkin juga menyukai