Anda di halaman 1dari 9

Dampak Globalisasi Terhadap Ekonomi Nasional

Globalisasi ekonomi, bukanlah fenomena baru dalam sejarah peradaban dunia. Jauh sebelum
nation-state, perdagangan dan migrasi lintas benua sudah berlangsung sejak lama. Kurang
lebih sejak lima abad yang lalu perusahaan – perusahaan di negaranegara yang
perekonomiannya sudah maju telah meluaskan jangkauannya melalui aktivitas produksi dan
perdagangan ke berbagai belahan dunia( Martin, 2002).
Globalisasi merupakan sebuah proses yang menjadikan masyarakat di seluruh dunia dapat
mengakses satu dengan yang lain atau saling terhubung dalam keseluruhan aspek kehidupan
mereka baik itu dalam sisi budaya, teknologi, ekonomi, politik maupun lingkungan. Adanya
hubungan antara globalisasi dan ekonomi dapat menimbulkan tatangan baru bagi ekonomi
nasional khususnya di Indonesia yang dimana semakin kuatnya kompetisi, integrasi keuangan
global dan multinasionalisasi produksi. Proses Globalisasi dari sisi ekonomi yaitu dimana
terdapat perubahan di dalam perekonomian dunia yang bersifat mendasar dan akan
berlangsung terus menerus dalam suatu kondisi yang makin pesat diikuti dengan kemajuan
teknologi yang prosesnya juga semakin cepat.
Secara ekonomi, negara Indonesia mempunyai ketergantungan pada perdagangan, produksi
dan finansial internasional. Oleh karena itu Negara Indonesia rentan terhadap tekanan
internasional atau globalisasi. Dalam membahas dampak globalisasi ekonomi terhadap
ekonomi nasional, berturut – turut akan dibahas tentang globalisasi ekonomi dan
pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia, kemudian dampak globalisasi ekonomi
terhadap penanaman modal asing.
Globalisasi ekonomi telah mendorong integrasi ekonomi global yang didorong oleh aliran
uang dan informasi pada satu sisi, dan perdagangan dan investasi pada sisi yang lain. Dewasa
ini, beberapa pusat dunia, seperti pasar interbank London, menangani lebih banyak uang
daripada yang dibutuhkan untuk membiayai real `economy dalam perdagangan dan investasi
internasional. Sementara aliran informasi, telekonferensi, meeting, seminar, dan
telekomunikasi baik melalui telepon, faks, dan bentuk – bentuk komunikasi lain yang
diciptakan oleh teknologi baru telah melebihi aliran uang dalam pembiayaan dan keuntungan.
Teknologi komunikasi ini telah mendorong pertumbuhan yang lebih cepat dari banyak
kategori transaksi yang pernah tumbuh sepanjang sejarah ekonomi. Dalam konteks ini aliran
uang transnasional dapat dilihat sebagai penerus bagi apa yang sering disebut para banker
sebagai investasi portofolio. Aliran investasi ini tidak hanya lebih besar dibandingkan era
sebelumnya, yang lebih penting adalah aliran uang global ini tidak dapat dikontrol oleh
kekutan negara – nasional manapun. Akibatnya, kebijakan – kebijakan ekonomi nasional
tidak dapat dipisahkan dari ekonomi global dan ekonomi nasional menjadi lebih stabil. Krisis
yang melanda beberapa negara Asia Timur dan Tenggara pada periode tahun 1997
membuktikan hal ini. Di sisi lain, integrasi ekonomi global juga ditopang oleh semakin
rendahnya biaya transportasi dan hambatan – hambatan perdagangan. Kedua faktor ini telah
menciptakan pasar – pasar dunia yang semakin terbuka. Biaya transportasi barang telah
menurun drastik sejak 1970 an dan biaya telekomunikasi telah semakin berkurang sejak era
1930 an. Pengurangan yang cukup signifikan kedua bidang ini telah menciptakan
perdagangan barang dan jasa yang semakin intensif ke seluruh dunia.
Dalam konteks ini, Garrett mengemukakan bahwa dampak integrasi ekonomi global terhadap
ekonomi nasional terjadi melalui tiga mekanisme, yakni tekanan perdagangan yang semakin
kompetitif, multinasionalisasi produksi, dan integrasi pasar keuangan. Semakin menajamnya
kompetisi perdagangan merupakan komponen utama dalam globalisasi konvensional dan hal
ini telah diakui secara umum, meskipun sebenarnya kompetisi itu tidak hanya terjadi dalam
perdagangan, tetapi juga dalam memperebutkan investasi. Perusahaan - perusahaan
transnasional dan investasi modal global akan mencari daerah – daerah yang menguntungkan
dan menawarkan insentif yang lebih baik. Oleh karena itu , di era ekonomiglobal sekarang
ini, tugas pemerintah negara-nasional adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi
investasi. Untuk itu para teoritikus telah mengembangkan berbagai wacana tentang reformasi
birokrasi publik atau pendifinisian kembali peran negara dalam ekonomi. Berbagai usaha ini
diarahkan untuk menjawab tantangan yang muncul akibat integrasi ekonomi nasional ke
dalam ekonomi global. Hanya ekonomi – ekonomi nasional yang efisien yang akan selamat
dalam kompetisi, dan ini hanya mungkin jika mereka mempunyai sistem pengambilan
keputusan yang transparan, akuntabel, responsif, dan melibatkan masyarakat luas. Dengan
kata lain, menurut pandangan ini pemerintah yang besar dianggap tidak kompetitif.
Dampak lain globalisasi ekonomi adalah berhubungan erat dengan multinasionalisasi
produksi dan ancaman perusahaan – perusahaan multinasional yang dapat memindahkan
lokasi produksi mereka dari satu negara ke negara lain dalam rangka mencari keuntungan
terbesar. Dampak multinasionalisasi produksi ini adalah pada bidang biaya produksi dan
pemerintahan intervensionis. Pemerintah nasional harus menerapkan kebijakan pasar bebas
jika mereka ingin berkompetisi dalam perebutan investasi dan penyediaan tenaga kerja oleh
perusahaan – perusahaan multinasional. Terakhir, dampak globalisasi terhadap ekonomi
nasional terletak pada integrasi pasar finansial global. Seperti telah disinggung di awal,
integrasi pasar finansial global ini telah mengurangi sedemikian rupa otonomi ekonomi
nasional mengingat aliran uang ini tidak dapat dikontrol oleh kekuatan negara manapun,
bahkan oleh negara superpower sekalipun.

Globalisasi Ekonomi dan Implikasinya Bagi Negara-Negara Berkembang


Pengertian Globalisasi Ekonomi
Tidak ada definisi yang baku atau standar mengenai globalisasi, tetapi secara sederhana
globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana semakin banyak negara
yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dunia.
Proses globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia
yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam laju yang semakin
pesat mengikuti kemajuan teknologi yang juga prosesnya semakin cepat. Perkembangan ini
telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan dan juga mempertajam persaingan
antarnegara, tidak hanya dalam perdagangan internasional tetapi juga dalam kegiatan
investasi, finansial dan produksi.
Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas kegiatan ekonomi atau
pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin mengglobal menjadi “satu” proses yang
melibatkan banyak negara. Dalam tingkat globalisasi yang optimal arus produk dan faktor-
faktor produksi lintas negara atau regional akan selancar lintas kota di suatu negara atau desa
di dalam suatu kecamatan.

Globalisasi dan Liberalisasi Ekonomi di Negara-Negara Berkembang


Kebijakan ekonomi negara-negara berkembang telah berubah secara drastis sejak tahun 1980-
an. Hampir semua negara berkembang menggeser kebijakan-kebijakan ekonomi mereka ke
arah liberalisasi yang lebih besar pada mekanisme pasar melalui serangkaian reformasi
ekonomi berorientasi pasar.
Nyaris di segala penjuru dunia, negara-negara berkembang mulai mengadopsi kebijakan-
kebijakan yang dimaksudkan untuk merestrukturisasi watak peran negara dalam
perekonomian untuk meliberalisasi perdagangan domestik dan regulasi investasi untuk
menswastakan perusahaan-perusahaan milik negara. Berbagai reformasi kebijakan tersebut
nyaris mengganti secara keseluruhan semua kebijakan sebelumnya yang mendominasi
negaranegara berkembang. Reformasi yang mengenyahkan nasionalis-ekonomi dari
perbendaharaan kata negara-negara itu, mengurangi peran eksesif negara dalam
perekonomian dan menghentikan kecenderungan pada pembangunan jenis sosialis. Orientasi
mutakhir pembangunan di negara-negara berkembang didasarkan pada premis kebijakan-
kebijakan memandang keluar, dirancang untuk mengintegrasikan perekonomian ke dalam
pasar global, utamanya ketika strategi-strategi berorientasi ekspor menggantikan
industrialisasi substitusi impor (Sugiono, 1999 : xi).

Implikasi Globalisasi Ekonomi


Menurut teori perdagangan internasional, perdagangan antar Negara yang tanpa hambatan
berpeluang memberi manfaat bagi masing-masing Negara melalui spesialisasi produksi
komoditas yang diunggulkan oleh masing-masing Negara itu. Namun dalam kenyataannya
tidaklah serta merta teori itu menciptakan kemakmuran bagi Negara-negara yang terlibat.
Dampak dari globalisasi ekonomi terhadap perekonomian suatu negara bisa positif atau
negatif, tergantung pada kesiapan negara tersebut dalam menghadapi peluang-peluang
maupun tantangantantangan yang muncul dari proses tersebut. Secara umum, ada empat (4)
wilayah yang pasti akan terpengaruh, yakni :
1. Ekspor
Dampak positifnya adalah ekspor atau pangsa pasar dunia dari suatu negara meningkat;
sedangkan efek negatifnya adalah kebalikannya: suatu negara kehilangan pangsa pasar
dunianya yang selanjutnya berdampak negatif terhadap volume produksi dalam negeri dan
pertumbuhan PDB serta meningkatkan jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan.
2. Impor
Dampak negatifnya adalah peningkatan impor yang apabila tidak dapat dibendung karena
daya saing yang rendah dari produk-produk serupa buatan dalam negeri, maka tidak mustahil
pada suatu saat pasar domestik sepenuhnya akan dikuasai oleh produkproduk dari luar negeri.
3. Investasi
Liberalisasi pasar uang dunia yang membuat bebasnya arus modal antar negara juga sangat
berpengaruh terhadap arus investasi neto ke Indonesia. Jika daya saing investasi Indonesia
rendah, dalam arti iklim berinvestasi di dalam negeri tidak kondusif dibandingkan di negara-
negara lain, maka bukan saja arus modal ke dalam negeri akan berkurang tetapi juga modal
investasi domestik akan lari dari Indonesia yang pada aknirnya membuat saldo neraca modal
di dalam neraca pembayaran Indonesia negatif. Pada gilirannya, kurangnya investasi juga
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan produksi dalam negeri dan ekspor.
4. Tenaga kerja
Dampak negatifnya adalah membanjirnya tenaga ahli dari luar, dan kalau kualitas SDM
dalam negeri tidak segera ditingkatkan untuk dapat menyaingi kualitas SDM dari negara-
negara lain, tidak mustahil pada suatu ketika pasar tenaga kerja atau peluang kesempatan
kerja di dalam negeri sepenuhnya dikuasai oleh orang asing.

Strategi Indonesia dalam Menghadapi Globalisasi Ekonomi


Munculnya globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan dampak negatif di
berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan
lain- lainnya.
Proses globalisasi yang bergulir, diiringi dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) memungkinkan terjadinya perubahan lingkungan strategi yang berdampak
luas terhadap eksistensi dan kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari aspek
eksternal, globalisasi menimbulkan pertemuan antar budaya bagi bangsa-bangsa di seluruh
dunia tidak terkecuali Indonesia. Dengan kata lain, globalisasi berdampak pada terjadinya
perubahan sosial besarbesaran yang belum tentu semua perubahan itu kongruen dengan
kemajuan sosial (sosial progress).
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan bangsa
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi, yakni pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh globalisasi juga merasuk dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk kehidupan
politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain sebagainya. Globalisasi berlangsung di
semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan dan lainlain. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan faktor pendukung
utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala
informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh
karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Selanjutnya yang harus di siapkan untuk menghadapi globalisasi adalah dengan memperkuat
posisi Indonesia dari berbagai bidang, salah satu aspek yang harus diperkuat adalah dibidang
ekonomi. Oleh karena itu dalam artikel ini akan di uraikan beberapa langkah strategis yang
harus dilakukan oleh Indonesia di bidang ekonomi. Beberapa hal yang bisa di lakuan adalah :
a. Peningkatan Daya Saing Ekonomi
Untuk meningkatkan daya saing, industrialisasi harus dilakukan dalam segala bidang, hanya
dengan industrialisasi, penerapan teknologi produksi yang lebih baik dapat dilakukan.
Teknologi produksi adalah syarat utama untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah.
Umumnya industrialisasi dilakukan oleh pemodal besar dengan kekuatan pendanaan dan
kemampuan entrepreneurship yang mumpuni. Namun, menarik para pemodal besar untuk
berinvestasi di Indonesia jelas tidak mudah. Banyak faktor eksternal dan internal yang harus
dibenahi. Stabilitas politik, pungutan liar, penegakan hukum, infrastruktur, dan lain-lain.
Mengundang investor asing g harus terus dilakukan untuk menggali potensi ekonomi yang
belum tersentuh dan membuka lapangan pekerjaan. Harus diakui, pemodal besar bisa
mengubah warna ekonomi suatu daerah secara cepat dan instan. Namun, penguatan ekonomi
kerakyatan juga wajib dilakukan.
b. Peningkatan Laju Ekspor
Indonesia harus bekerja ekstra keras menjadi pelaku perdagangan. Produk-produk yang
dihasilkan perusahaan baik kategori besar atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
harus mampu berdaya saing. Oleh sebab itu kualitas produk dan jasa harus dinomorsatukan
agar bisa diterima di pasar global. Hal ini bukan masalah yang mudah buat Pemerintah dan
pelaku industri. Menurut laporan tahunan dari World Trade Organization (WTO), yang
menyatakan bahwa berdasarkan sumbangannya terhadap nilai total ekspor dunia, Indonesia
hingga saat ini tidak termasuk negara-negara eksportir penting untuk hampir semua barang
dan jasa yang diperdagangkan secara internasional. Dalam perdagangan dunia, Indonesia
bukan penentu harga, melainkan price taker. Pemerintah Indonesia hanya bisa mempengaruhi
harga dalam mata uang asing dari produk-produk ekspor Indonesia lewat perubahan kurs
rupiah (devaluasi atau revaluasi).
Perlu adanya langkah cerdas dari kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada para pelaku industri, seperti beban pajak yang tidak memberatkan,
proses pengurusan usaha yang tidak membutuhkan banyak “meja” (aturan berbelit),
meniadakan aroma korupsi birokrasi dalam pengurusan usaha. Masalah tersebut dimaksudkan
untuk menimbulkan gairah kepada masyarakat Indonesia agar ikut andil dalam menciptakan
ekonomi kreatif yang berdaya saing tinggi dan meningkatkan laju ekspor. Dalam bidang jasa,
peran pemerintah sangat penting seperti program peningkatan kemampuan berbahasa asing
agar tenaga kerja di Indonesia mampu bersaing dengan tenaga kerja lokal di luar negeri.
Pengurusan sertifikasi keahlian pun jangan sampai memakan waktu lama (berbelit).
c. Pemberdayaan UMKM
Belum kokohnya fundamental perekonomian Indonesia saat ini, mendorong pemerintah
untuk terus memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sektor ini mampu
menyerap tenaga kerja cukup besar dan memberi peluang bagi UMKM untuk berkembang
dan bersaing dengan perusahaan yang lebih cenderung menggunakan modal besar (capital
intensive). Eksistensi UMKM memang tidak dapat diragukan lagi karena terbukti mampu
bertahan dan menjadi roda penggerak ekonomi, terutama pasca krisis ekonomi. Disisi lain,
UMKM juga menghadapi banyak sekali permasalahan, yaitu terbatasnya modal kerja,
Sumber Daya Manusia yang rendah, dan minimnya penguasaan ilmu pengetahuan serta
teknologi (Sudaryanto dan Hanim, 2002). Kendala lain yang dihadapi UMKM adalah
keterkaitan dengan prospek usaha yang kurang jelas serta perencanaan, visi dan misi yang
belum mantap. Hal ini terjadi karena umumnya UMKM bersifat income gathering yaitu
menaikkan pendapatan, dengan ciri-ciri sebagai berikut: merupakan usaha milik keluarga,
menggunakan teknologi yang masih relatif sederhana, kurang memiliki akses permodalan
(bankable), dan tidak ada pemisahan modal usaha dengan kebutuhan pribadi.
Pemberdayaan UMKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan membuat UMKM
harus mampu mengadapai tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa,
pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran. Hal ini
perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UMKM itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing
dengan produk-produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di
Indonesia, mengingat UMKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja
terbesar di Indonesia (Sudaryanto, 2011).
d. Perbaikan Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan ital untuk mempercepat
proses pembangunan nasional. Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah
satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan pertumbuhan
ekonomi suatu negara tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti
transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Oleh karena itu, pembangunan sektor ini
menjadi fondasi dari pembangunan ekonomi selanjutnya. Tapi faktanya bertahun-tahun saat
ini perkembangan infrastruktur yang diharapkan selalu berkembang lebih baik di Indonesia
malah sangat mencemaskan, sebagai contoh pergerakan barang hampir pada posisi terkunci
karena kondisi infrastruktur sangat parah dan sistem logistik yang sangat rapuh. Dengan
melihat informasi di berita dan berfikir sejenak ternyata pertumbuhan ekonomi Indonesia 2
tahun terakhir naik sekitar 6 persen, bahkan menurut berita Indonesia sebagai salah satu
Negara terbaik yang mampu melewati masa-masa krisis dunia. Akan tetapi tidak dibarengi
dengan kenaikan kapasitas infrastruktur, yang ada perkembangan infrastruktur menjadi minus
karena kerusakan infrastruktur yang sudah ada diperparah oleh alam yang tidak bersahabat.
Kemampuan daya saing produk Indonesia menuntut ketersediannya infrastruktur yang
memadahi. Infrastruktur yang kurang maksimal akan memperlambat gerak laju ekspor
berbagai produk. Akibatnya kepercayaan permintaan luar negeri terhadap produk kita
mengalami penurunan. Bahkan produk yang berdiam lama selama di perjalanan akan
mengalami penyusutan kualitas. Sama halnya dalam permintaan jasa, seperti tenaga kerja kita
ke luar negeri juga membutuhkan sarana infrastruktur yang memadai, agar permintaan luar
negeri terhadap tenaga kerja kita bisa sesuai jadwal.
e. Ketahanan Ekonomi
Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan perekonomian bangsa
yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan
dan tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam negeri baik yang langsung maupun
tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup pereokonomian bangsa dan negara
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa, yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta
kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan
mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata. Dengan demikian, pembangunan
ekonomi diarahkan kepada mantapnya ketahanan ekonomi melalui terciptanya iklim usaha
yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tersedianya barang dan jasa,
terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta meningkatkan daya saing dalam lingkup
persaingan global.
Usaha untuk mencapai ketahanan ekonomi yang diinginkan perlu upaya pembinaan terhadap
berbagai hal yang dapat menunjangnya antara lain yaitu:
a) Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah nusantara melalui ekonomi kerakyatan
untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional kelangsungan hidup bangsa dan
negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. b) Strukttur ekonomi dimantapkan secara
seimbang dan saling menguntungkan dalam keselarasan dan keterpaduan antar sektor
pertanian dengan perindustrian dan jasa. c) Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai
usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan dibawah pengawasan anggota masyarakat, serta
memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif. Harus diusahakan
keterkaitan dan kemitraan antara para pelaku dalam wadah kegiatan ekonomi yaitu
Pemerintah, BUMN, Koperasi, Badan Usaha Swasta, dan sektor informal untuk mewujudkan
pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas ekonomi. d) Pemerataan pembangunan dan
pemfaatan hasil-hasilnya senantiasa dilaksanakan melalui keseimbangan dan keserasian
pembangunan antar wilayah dan antar sektor. e) Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan
secara sehat dan dinamis dalam mempertahankan serta meningkatkan eksistensi kemandirian
perekonomian nasional, dengam memanfaatkan sumber daya nasional secara optimal dengan
sarana iptek tepat guna dalam menghadapi setiap permasalahan serta dengan tetap
memperhatikan kesempatan kerja.

DAFAR PUSTAKA
Nurhayati, D. (2015). Strategi Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan Global Dibidang
Ekonomi. Jurnal Heritage, 3(1), 33-48.
Suprijanto, A. (2011). Dampak globalisasi ekonomi terhadap perekonomian Indonesia.
CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan, 1(2).
Akhmad Nur Zaroni. (2015). Globalisasi Ekonomi Dan Implikasinya Bagi Negara-Negara
Berkembang : Telaah Pendekatan Ekonomi Islam. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 01,
No. 01.

Anda mungkin juga menyukai