Anda di halaman 1dari 21

MATERI BAB V

A. Efek Perdagangan Internasional

a. Pertumbuhan Ekonomi

Perdagangan Internasional memegang peranan penting dalam sejarah pembangunan di


negara berkembang. Sejak dekade lalu, ekspor komoditi primer di negara-negara Afrika,
Asia, Timur Tengah dan Amerika Latin, selalu merupakan bagian yang cukup besar dalam
perolehan Gross National Product (GNP) masing-masing negara tersebut. Di beberapa
negara, sekitar 25-40 % dari GNP mereka berasal dari ekspor komoditi pertanian dan
komoditi primer lainnya, seperti kopi, teh, kapas, coklat. Hal ini menunjukkan bahwa
perdagangan internasional dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi bagi suatu
negara.
Juga dapat disimpulkan bahwa Perdagangan Internasional berpengaruhh terhadap
pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengaruhnya besar. Sehingga dalam periode ini
perdagangan internasional berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, itu dapat dilihat dari
menurunnya perdagangan internasional akibat pengaruh krisis global yang dialami setiap
negara maka pertumbuhan ekonomi juga mengalami perlambatan.
Perdagangan internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi suatu negara, karena saling bersaing di dalam pasar internasional.Salah satu
keuntungan perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk
berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa yang murah. Disamping itu, manfaat
nyata dari perdagangan internasional dapat berupa kenaikan pendapatan negara, cadangan
devisa, transaksi modal dan luasnya kesempatan kerja.
Pertumbuhan ekonomi merupakan satu capaian yang menjadi prioritas utama bagi
sebuah Negara. Pemerintah akan melakukan berbagai strategi ekonomi yang dapat
menunjang tercapainya tingkat pertumbuhan ekonomi dan menjadi gambaran tingkat
kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perekonomian suatu Negara dapat dilihat dari semakin kuatnya atau semakin tingginya

1|Page
pertumbuhan ekonomi Negara yang bersangkutan. Dengan pertumbuhan ekonomi yang
semakin membaik akan membawa dampak positif bagi perkembangan perekonomian
khususnya bagi sektor-sektor perekonomian yang berhubungan dengan pendapatannasional.
Selain itu pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sebagai kenaikan PDB riil suatu Negara
pada tahun tertentu yang menunjukkan naiknya pendapatan perkapita dalam perekonomian
(Mankiw,2003). Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makro ekonomi
jangka panjang dimana disetiap periode masyarakat suatu negara akan berusaha menambah
kemampuannya untuk memproduksi barang dan jasa.

b. Produksi
Pengertian Produksi Menurut Para Ahli

“Produksi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau menambah
guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain
melalui pertukaran.” (Partadireja, Ace, Pengantar Ekonomi, BPFE-UGM, Yogyakarta, 1985,
Hal 21)

“Produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan


barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi.”
(Sumiarti, Murti et, al., Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi II, Penerbit Liberty,
Yogyakarta, 1987, Hal 60.)

Dari pengertian tentang definisi produksi diatas, maka dapat diartikan bahwa produksi
merupakan suatu kegiatan untuk mentransformasikan faktor-faktor produksi, sehingga dapat
meningkatkan atau menambah faidah bentuk, waktu dan tempat suatu barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui pertukaran.

Faktor terhadap Pedagangan luar negeri mempunyai pengaruh yang kompleks


terhadap sektor produksi di dalam negeri. Secara umum kita bisa menyebutkan empat macam
pengaruh yang bekerja melalui adanya:

1) Spesialisasi produksi

Perdagagangan internasional mendorong masing-masing Negara kearah spesialisasi


dalam produksi barang di mana Negara tersebut memiliki keunggulan komperatifnya. Dalam
kasus constant-cost, akan terjadi spesialisasi produksi yang penuh, sedangkan dalam kasus
increasing-cost terjadi spesialisasi yang tidak penuh. Yang perlu diingat disini adalah

2|Page
spesialisasi itu sendiri tidak membawa manfaat kepada masyarakat kecuali apabila disertai
kemungkinan menukarkan hasil produksinya dengan barang-barang lain yang dibutuhkan.
Spesialisasi plus perdagangan bisa meningkatkan pendapatan riil masyarakat, tetapi
spesialisasi tanpa perdagangan mungkin justru menurunkan kesejahteraan masyarakat.

2) Kenaikan “investasi surplus”

Perdagangan meningkat pendapatan riil masyarakat. Dengan pendapatan riil yang


lebih tinggi berarti negara tersebut mampu untuk menyisihkan dana sumber-sumber ekonomi
yang lebih besar bagi investasi (inilah yang disebut “investible surplus”). Investasi yang lebih
tinggi berarti laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Jadi perdagangan bisa
memdorong laju pertumbuhan ekonomi. Inilah inti dari pengaruh perdagangan internasional
terhadap produksi lewat investible surplus. Ada tiga hal mengenai pengaruh ini perlu dicatat:

a. Kita harus menanyakan berapa dari manfaat perdagangan (kenaikan pendapatan riil) yang
diterima oleh warga negara tersebut, dan berapa yang diterima oleh warga negara asing yang
memiliki faktor produksi, misalnya modal, tenaga kerja, yang diperkejakan di negara
tersebut. Dengan lain perkataan, yang lebih penting adalah berapa kenaikan GNP, bukan
kenaikan GDP, yang ditimbulkan oleh adanya perdagangan.

b. Kita harus menanyakan pula berapa dari kenaikan pendapatan riil karena perdagangan
tersebut akan diterjemahkan menjadi kenaikan investasi dalam negeri, dan berapa ternyata
dibelanjakan untuk konsumsi yang lebih tinggi atau ditransfer ke luar negeri oleh perusahaan-
perusahaan asing sebagai imbalan bagi modal yang ditanamkannya? Dari segi pertumbuhan
ekonomi yang paling penting adalah kenaikan investasi dalam negeri dan bukan hanya
“investible surplus”-nya.

c. Kita harus pula membedakaan antara “ pertumbuhan ekonomi” dan “pertumbuhan


ekonomi”. Disebutkan di atas bagaimana dualisme dalam struktur perekonomian bisa timbul
dari adanya perdagangan internasional. Di masa lampau, dan gejala-gejalanya masih tersisa
sampai sekarang, kenaikan ivestible surplus tersebut cenderung untuk diinvestasikan di sektor
“modern” dan hanya sedikit yang mengalir ke sektor “tradisional”. Pertumbuhan semacam ini
justru semakin mempertajam dualisme dan perbedaan antara kedua sektor tersebut. Dalam hal
ini kita harus berhati-hati untuk tidak mempersamakan pertumbuhan ekonomi dengan
pembagunan ekonomi dalam arti sesungguhnya.

3|Page
Inti dari uraian diatas adalah bahwa kenaikan investible surplus karena perdagangan
adalah sesuatu yang nyata. Tetapi kita harus mmpertanyakan lebih lanjut siapa yang
memperoleh manfaat, berapa besar manfaat tersebut yang di realisir sebagai investasi dalam
negeri, dan adakah pengaruh dari manfaat tersebut terhadap pembangunan ekonomi dalam
arti yang sesungguhnya.

3) “Vent for Surplus”.

Sumber-sumber ekonomi yang semula menggangur (surplus) sekarang memperoleh


saluran (vent) untuk bisa dimanfaatkan, karena adanya daerah pasar yang baru. Inti dari
konsep “vent for surplus” adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terangsang oleh terbukanya
daerah pasar baru. Sebagai contoh, suatu negara yang kaya akan tanah pertanian tetapi
penduduk relatif sedikit. Sebelum kemungkinan perdagangan dengan luar negeri terbuka,
negara tersebut hanya mnghasilkan bahan makanan yang cukup untuk menghidupi
penduduknya dan tidak lebih dari itu. Banyak tanah yang sebenarnya subur dan cocok bagi
pertanian dibiarkan tak terpakai. Dengan adanya kontak dengan pasar dunia, negara tersebut
mulai menamam barang-barang perdagangan dunia seperti lada, kopi, teh, karet, gula, dan
sebagainya dengan memanfaatkan tanah pertanian yang menganggur tersebut. Dengan
demikian pertumbuhan ekonomi meningkat.

4) Kenaikan produktivitas.

Ada beberapa hal penting untuk dicatat mengenai kemungkinan peningkatan


produktivitas melalui hubungan internasional ini. Diantara ketiga sumber peningkatan
produktivitas yaitu Economies of scale, teknologi baru dan rangsangan persaingan. Salah satu
mendapatkan penekanan dan perhatian khusus dari Negara sedang berkembang yaitu
teknologi baru. Masalah pemindahan teknologi atau transfer of technologi dari Negara maju
ke negar sedang berkembang merupakan topik yang paling banyak diperbincangkan baik
dikalangan keilmuan maupun perundingan internasional antara kelompok Negara sedang
berkembang dengan kelompok Negara maju. Pemindahan teknologi dilihat sebagai salah satu
kunci dari keberhasilan pembangunan di negara yang sedang berkembang. Sampai berapa
jauhkan Negara sedang berkembang dapat memperoleh manfaat teknologi baru melalui
perdagangan internasional, modal asing dan bantuan luar negari? Jawaban untuk

4|Page
a. Seberapa jauhkah produsen dan pelaku – pleku ekonomi di dalam negeri siap untuk
menerima teknologi baru tersebut ? Hal ini menyangkut bukan hanya keterampilan dan
pengetahuan minimal yang harus lebih dulu dimiliki oleh para produsen, buruh didalm negeri
tetapi juga berkaitan dengan kesiapan mereka dan dengan ada – tidaknya lingkungan yang
menunjang pengalihan teknologi tersebut. Ketidaksiapan dari pihak penerima merupakan
faktor penghambat meskipun negaraterkadang Negara sedang berkembang tidak selalu mau
mengakuinya dengan jujur.

b. Sampai berapa jauhkan Negara maju termasuk perusahaan asing yang beroperasi dinegara
tersebut bersedia untuk memberikan dan mengajar teknologi mereka kepada Negara sedang
berkembang? Kemauan dan kejujuran yang sungguh – sungguh dipihak Negara maju
merupakan syarat utama dari berhasilnya program pengalihan teknologi ini. Itikad dari pihak
Negara maju dan perusahaan – perusahaannya untuk menyebarkan dan mengajarkan
teknologinya juga perlu dipertanyakan, kalau kita lihat betapa lambatnya proses “transfer of
technologi ini berjalan dalam prakteknya.

c. Neraca Perdagangan

5|Page
Neraca perdagangan atau balance of trade (BoT) ialah perbedaan antara nilai
semua barang dan jasa yang diekspor dan diimpor dari suatu negara dalam periode waktu
tertentu. Neraca perdagangan menjadi komponen terbesar dalam neraca pembayaran
karena menjadi indikator untuk mengukur seluruh transaksi internasional.

Dalam praktiknya, neraca perdagangan mempunyai dua sifat, yaitu positif dan
negatif. Suatu negara dikatakan mempunyai neraca perdagangan yang positif apabila
negera tersebut lebih banyak melakukan ekspor daripada impor. Hal itu disebut
sebagai surplus perdagangan. Sebaliknya, ketika suatu negara lebih banyak menerima
impor dari negara lain daripada ekspor, negara tersebut mempunyai neraca perdagangan
yang negatif. Kondisi yang demikian dikatakan sebagai defisit neraca perdagangan.

Tingkat neraca perdagangan dan perubahan ekspor dan impor diikuti secara luas
dalam pasar valuta asing. Efek terhadap neraca perdagangan cenderung menaikkan
barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka
ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran.
Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto
pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing
yang bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan)
investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat
berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.
Pada dasarnya, neraca perdagangan mempunyai rumus yang sederhanya, yaitu hanya
dengan mengurangi nilai ekspor dan nilai impor atas suatu barang dan jasa.
Neraca perdagangan = Ekspor – Impor
Ekspor yang dimaksud ialah barang dan jasa yang dibuat di dalam negeri dan dijual
kepada orang asing. Adapun impor adalah barang dan jasa yang dibeli oleh penduduk
suatu negara, di mana barang dan jasa tersebut dibuat di luar negeri.
Namun, ada celah yang menyebabkan penghitungan neraca perdagangan menjadi tidak
akurat. Salah satunya adalah perdagangan gelap. Pasalnya, dalam perdagangan gelap,
beberapa kegiatan transaksi tersebut hanya tercatat di satu negara (yang mengekspor atau
yang mengimpor), sedangkan negara lainnya tidak. Alhasil, akumulasi dari seluruh
neraca perdagangan dunia menjadi tidak seimbang.

Surplus vs Defisit
Ketika berbicara mengenai neraca perdagangan, surplus dan defisit bukan menjadi suatu
yang bersifat hitam dan putih. Artinya, surplus tidak selamanya baik, begitu pun juga
defisit yang tidak selamanya menunjukkan tanda bahaya terhadap perekonomian.

6|Page
Neraca perdagangan yang surplus akan sangat dibutuhkan ketika perekonomian berada
dalam fase resesi. Pasalnya, dalam keadaan tersebut, surplus perdagangan akan
membantu dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan permintaan atas suatu
barang dan jasa.
Sementara itu, defisit perdagangan akan sangat dibutuhkan ketika ekonomi suatu negara
dalam keadaan ekspansi. Pasalnya, di saat seperti itu jumlah barang yang diimpor akan
semakin banyak, namun harga tetap rendah karena banyaknya persaingan usaha.

Contoh Neraca Perdagangan

B. Hambatan Perdagangan Internasional

Hambatan perdagangan adalah regulasi atau peraturan pemerintah yang


membatasi perdagangan bebas. Hambatan perdangan mengurangi efisiensi ekonomi, karena
masyarakat tidak dapat mengambil keuntungan dari produktivitas negara lain. Pihak yang
diuntungkan dari adanya hambatan perdangan adalah produsen dan pemerintah. Produsen
mendapatkan proteksi dari hambatan perdagangan, sementara pemerintah mendapatkan
penghasilan dari bea-bea.

Argumen untuk hambatan perdangan antara lain perlindungan terhadap industri


dan tenaga lokal. Dengan tiadanya hambatan perdangan, harga produk dan jasa dari luar
negeri akan menurun dan permintaan untuk produk dan jasa lokal akan berkurang. Hal ini
akan menyebabkan matinya industri lokal perlahan-lahan. Alasan lain yaitu untuk
melindungi konsumen dari produk-produk yang dirasa tidak patut dikonsumsi, contoh:
produk-produk yang telah diubah secara genetika.Di Indonesia, hambatan perdagangan

7|Page
banyak digunakan untuk membatasi impor pertanian dari luar negeri untuk melindungi petani
dari anjloknya harga lokal.

Hambatan Perdagangan Internasional di INDONESIA

Dalam perdagangan internasional hubungan antarnegara tidak selalu berjalan dengan lancar.
Pasti ada beberapa hambatan yang akan mempengaruhi kegiatan perdagangan internasional.
Beberapa hambatan dalam perdagangan internasional yaitu sebagai berikut :

1) Perbedaan mata uang antara negara pengekspor dengan pengimpor.

2) Adanya kebijakan impor yang dilakukan suatu Negara

3) Perbedaan bahasa antara negara pengekspor dengan pengimpor

4) Adanya pengenaan bea masuk yang tinggi

5) Adanya perbedaan ketentuan atau peraturan

6) Adanya organisasi ekonomi yang mementingkan negara anggotanya

7) Proses dan prosedur ekspor impor yang panjang dan lama

8) Adanya perang yang dialami suatu negara dan perompak

8|Page
a. Yang diterapkan Pemerintah
1. Tarif
Adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati
batas suatu negara. Kelancaran dan keberhasilan pembangunan suatu negara merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Salah satu bentuk tanggung
jawab masyarakat kepada negara adalah dengan membayar pajak. Pajak merupakan suatu
sumber dana pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik di pemerintah pusat maupun
tingkat daerah yang sudah diatur undang-undang.
Unsur-Unsur Pajak

Subjek Pajak
Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut
pajak atau pemotong pajak tertentu, misalnya pegawai, pengusaha, dan perusahaan.
Wajib pajak
Adalah orang atau badan yang menurut undang-undang memiliki kewajiban seperti
mendapatkan/mencari nomor pokok wajib pajak (NPWP) di Direktorat Jendral Pajak (Dirjen
Pajak) guna menghitung besarnya pajak dan menyetorkan sejumlah dana pajak ke kas negara.
Objek Pajak
Adalah benda atau barang yang menjadi sasaran pajak contohnya mobil, rumah, dan
sebagainya.
Tarif Pajak
Pengenaan besarnya pajak yang harus dibayarkan subjek pajak atas objek pajak yang menjadi
tanggungannya. Tarif pajak umumnya dinyatakan dengan persentase. Semua jenis pajak

9|Page
mempunyai tarif yang berbeda-beda. Perbedaan tarif pajak disesuaikan dengan sistem pajak
Indonesia yang menggunakan sistem tarif pajak progresif yang disusun sesuai kebijakan
pemerintah sesuai keadaan ekonomi negara dan program pembangunan.

Bentuk Tarif Pajak yang Ada di Indonesia

Tarif Pajak Progresif


Tarif pajak progresif adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang semakin
meningkat mengikuti pertambahan jumlah pendapatan yang dikenakan pajak.
Tarif Pajak Degresif
Tarif pajak degresif adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang semakin kecil
dengan semakin besarnya jumlah pendapatan yang dikenakan pajak.
Tarif Pajak Proporsional
Tarif pajak proporsional adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase tetap, berapapun
jumlah pendapatan yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak.
Tarif Pajak Tetap
Tarif pemungutan pajak dengan besar yang sama untuk semua jumlah. Dengan demikian,
besarnya pajak yang terutang tidak tergantung pada jumlah yang dikenakan pajak. Contoh
tarif pajak tetap adalah bea meterai.
Pajak merupakan suatu kewajiban sekaligus bentuk pengabdian dan peran aktif warga negara
dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional. Untuk memudahkan perhitungan pajak,
baik bagi usaha milik perorangan maupun badan usaha, maka dibutuhkan pencatatan
keuangan secara tertib dari awal usaha.

10 | P a g e
Penggolongan Tarif

a. Bea Ekspor (Export Duties)

Bea ekspor adalah pajak atau bea yang dikenakanterhadap barang yang diangkut
menuju negara lain.

b. Bea Transito (Transit Duties)

Bea transito adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang melalui
wilayah suatu negara dengan tujuan negara lain.

c. Bea Impor (Import Duties)

Bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang masuk dalam
wilayah pabean (custom area) suatu negara yang merupakan tujuan akhir

Alasan Pengenaan Tarif (Pembebanan Tarif)

A. Yang Secara Ekonomis Dapat Dipertanggung Jawabkan

1) Untuk memperbaiki terms of trade (TOT).

2) Untuk melindungi industri yang baru tumbuh (infant industry) terhadap persaingan industri

luar negeri yang lebih besar dan lebih maju.

3) Untuk menaikkan kesempatan kerja.

4) Untuk melaksanakan politik anti dumping.

5) Bagi negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang, pendapatan yang
diperoleh dari tarif dapat digunakan untuk memperbanyak jumlah serta jenis barang yang
dihasilkan (diversifikasi)

B. Yang Secara Ekonomis Tidak Dapat

Dipertanggung Jawabkan

1) Untuk mencegah larinya uang ke luar negeri (to keep money at home).

2) Untuk melindungi para pekerja di negara yang

11 | P a g e
mempunyai tingkat upah yang relatif tinggi dari persaingan dengan para pekerja dari negara
yang mempunyai tingkat upah yang lebih rendah.

3) Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar di dalam negeri (home market).

EFEK PENGENAAN TARIF

Tanpa adanya perdagangan luar negeri, harga dan jumlah barang di dalam negeri akan
berada pada ekuilibrium (keseimbangan), dengan harga barang ekuilibrium sebesar 0P1 dan
jumlah barang ekuilibrium sebesar 0Q1. Apabila terjadi perdagangan luar negeri, karena
banyak barang impor masuk ke dalam negeri, maka harga akan turun ke 0P2. Di dalam negeri
akan terjadi permintaan yang lebih besar dari penawaran (defisit), yaitu permintaan sebesar
0Q5 dan penawaran sebesar 0Q2. Barang sejumlah Q2Q5 akan diimpor dari luar negeri.
Apabila misalnya pemerintah mengenakan tarif, dalam bentuk bea masuk, sebesar P2P3,
maka harga akan naik ke 0P3. dampak pengenaan tarif ini adalah sebagai berikut :

 Harga barang di dalam negeri naik dari 0P2 ke 0P3 (price effect).
 Jumlah barang yang diminta berkurang dari 0Q5 menjadi 0Q4 (consumption effect).
 Produksi di dalam negeri naik dari 0Q2 menjadi 0Q3 (protective/import substitution
effect).

 Adanya pendapatan yang diterima dari pemerintah dari tarif sebesar CFHG (revenue
effect).

12 | P a g e
 Adanya ekstra pendapatan yang dibayarkan oleh konsumen di dalam negeri kepada
produsen di dalam negeri sebesar P3CAP2 (redistribution effect).
 Pembebanan tarif menyebabkan kerugian neto masyarakat (welfare losses) sebesar
segitiga ACG ditambah HFG.

2. Kuota
Kuota dalam KBBI adalah jumlah tertinggi dari barang yang mendapat izin impor
(ekspor) ke pasaran internasional, negara lain, dan sebagainya dalam jumlah dan periode
tertentu. Adapun dalam kamus istilah perdagangan internasional ada berbagai macam kuota
yaitu ;

1. Kuota Absolut adalah pembatasan jumlah absolut terhadap kuantitas impor secara
ketat dalam jangka watu tertentu.
2. Kuota Bea adalah kuota yang mengizinkan diimpornya produk dalam jumlah terbatas
dengan tarif atau bea yang dikurangi
3. Kuota Bilateral adalah kuota yang ditetapapkan atas dasar perjanjian antara dua
negara atau lebih.
4. Kuota Ekspor adalah pembatasan yang dikenal negara tertentu atas produk ekspor.
5. Kuota Pertumbuhan adalah kuora yang diberikan oleh negara kuota (pengimpor) pada
tahun kuota berikutnya yang presentasenya berdasarkan perjanjian bilateral yang
diatur oleh WTO (wolrd trade organization)
6. Kuota Pinjaman (KP) adalah kuota yang dipinjam dari kuota dasar tahun kuota
berikutnya yntuk dipergunakan pada tahun kuota berjalan
7. Kuota Special Shift (KSS) adalah kuota yang berasal dari pertukaran kategori tertentu
dari dua negara.
8. Kuota Tarif adalah kombinasi penetapan kuota dan tariff terhadap sejenis barang atau
komoditi.
9. Kuota unilateral adalah kuota yang ditetapkan secara sepihak oleh suatu negara tanpa
persetujuan negara lain.

3. Embargo
Embargo adalah suatu perintah yang membatasi, melarang ataun mengatur
pengiriman barang-barang (biasaya dengan kapal) pada suatu negara, disebabkan keadaan
darurat. Dalam perdaganggan internasional bentuknya berupa larangan atau pengaturan impor
serta ekspor barang atau jasa oleh suatu negara terhadap negara lain.

13 | P a g e
4. Standard
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa melakukannya secara formal.
Untungnya atau sayangnya, begitu mudah untuk membelitkan standar kesehatan, keamanan,
dan prosedur pabean sedemikian rupa sehingga merupakan perintang dalam perdagangan.
Contoh klasiknya adalah Surat Keputusan Pemerintah Perancis 1982 yang mengharuskan
seluruh alat perekam kaset video melalui jawatan pabean yang kecil di Poltiers yang secara
efektif membatasi realiasi sampai jumlah yang relatif amat sedikit.

Standar Industri (SI)

Ketentuan-keterntuan terhadap hasil industri yang dari satu segi menyangkut cara mengolah,
cara menggambarkan, cara lainnya. Tujuannya untuk menjamin serta meningkatkan mutu
hasil industri, untuk menormalisasikan penggunaan bahan baku dan ba- rang serta untuk
rasionalisasi produk dan cara kerja demi tercapainya daya guna sebesar-besarnya. SI disusun
oleh lembaga yang didirikan oleh Pemerintah dan mengikutsertakan pihak swasta, Kamar
Dagang dan Industri Indonesia Asosiasi, Balai-balai Penelitian, Lembaga-lembaga ilmiah,
Lembaga Konsumen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan proses dalam
standarisasi industri. Secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan standar industri dapat dilihat
dalam Undang-undang No. 5/84 tentang Perindustrian berikut ketentuan pelaksanaannya.

Standar Nasional Indonesia (SNI)

Standar yang ditetapkan oleh Instansi Teknis Pemerintah setelah mendapat persetujuan dari
Dewan Standarisasi Nasional dan berlaku secara nasional di Indonesia. SNI bertujuan untuk
memberikan perlindungan kepada konsumen, tenaga kerja dan masyarakat, baik dalam
keselamatan maupun kesehatan; mewujudkan jaminan mutu dengan memperhatikan sektor-
sektor yang terkait; meningkatkan daya guna, hasil guna dan produktivitas dalam mencapai
mutu produk dan/atau jasa yang memenuhi standar; mewujudkan tercapainya persaingan
yang sehat dalam perdagangan; dan menunjang kelestarian lingkungan hidup. Dalam
menetapkan SNI, dilakukan perumusan yang meliputi kegiatan sejak pengumpulan dan
pengolahan data untuk menyusun konsep standar sampai tercapainya kesepakatan (konsesus)
dari semua Rancangan SNI dapat dilakukan dengan mengangkat (adopsi) standar
internasional atau standar negara lain.

5. Subsidi

14 | P a g e
Di dalam perdagangan internasional diartikan setiap bantuan keuangan yang
diberikan oleh pemerintah atau badan pemerintah baik langsung atau tidak langsung kepada
perusahaan, industri, kelompok industri, atau eksportir; atau setiap bentuk dukungan terhadap
pendapatan atau harga yang diberikan secara langsurng atau tidak langsung untuk
meningkatkan ekspor atau menurunkan impor dari atau ke ne- gara yang bersangkutan.

Subsidi Ekspor

Subsidi yang diberikan pemerintah kepada perusahaan yang memproduksi barang-barang


ekspor tertentu, tanpa adanya kewajiban si penerima untuk memberikan imbalan yang
sepadan dari nilai subsidi tersebut. Subsidi biasanya diberikan dalam bentuk suku bunga
pinjaman modal kerja yang rendah. Pemerintah Indonesia mulai mengurangi pemberian
subsidi ini sejak tahun 1987 untuk memenuhi ketentuan dalam Codes on Subsidies GATT,
yang antara lain menyebutkan bahwa produk-produk ekspor yang mendapat subsidi
pemerintah bisa dikenakan bea masuk tambahan (countervailing duties) oleh negara importir
(lihat, Fasilitas Ekspor). (Export Subsidies)

Subsidies and Countervailing Measures

Subsidi dan tindakan pengimbang. Salah satu yang menjadi pokok bahasan dalam
perundingan putaran Uruguay yang tujuannya untuk menyempurnakan aturan dan disiplin
GA semua bentuk subsidi dan tindakan pengimbang sebagaimana tertuang dalam aturan
tentang subsidi dan pungutan tambahan sebagai tindakan pengimbang. yang berkaitan dengan
Subsidi Neto Selisih antara subsidi dengan biaya permohonan, tanggungan yang dikeluarkan
untuk memperolah subsidi; dan/atau pungutan yang dikenakan pada saat ekspor untuk
penggantian subsidi yang diberikan ke- pada barang ekspor tersebut.

6. Dumping
Dumping merupakan ditetapkannya harga ekspor suatu barang yang lebih rendah
daripada harga jual produk yang sama di dalam negerinya atau nilai normal yang bertujuan
sebagai peningkat pangsa pasar. Dumping dapat disebut juga dengan salah satu kecurangan
dalam perdagangan internasional.

Pengertian Dumping Menurut Para Ahli

1. Kamus Hukum Ekonomi

15 | P a g e
Pengertian Dumping menurut Kamus Hukum Ekonomi adalah praktik dagang yang olek
eksportir dijual dengan harga rendah (kurang dari harga wajar) di pasar internasional di sisi
lain harga produk yang sama di jual di negerinya lebih tinggi atau di negara pihak ketiga
lainnya. Hal ini tentu merugikan pesain di negara yang dilakukan praktik dumping oleh
eksportirnya.

2. Kamus Lengkap Perdanganan Internasional

Pengertian Dumping menurut Kamus Lengkap Perdagangan Internasional adalah komoditi


pada pasar luar negeri yang tingkat harga cenderung lebih rendah dibandingkan nilai pasar
wajar atau tingkat harga yang dianggap lebih rendah dari tingkat harga di pasar wilayahnya
sendiri atau negara ketiga

Tujuan Dumping

Tujuan dari dumping mengarah pada politik untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya
dengan cara mendiskriminasi harga yakni dengan cara menjual atau melakukan ekspor
produk ke negara lain dengan menetapkan harga yang murah atau lebih rendah daripada
harga yang dijual pada negara pengeskport atau negara lainnya.

Jenis-Jenis Dumping

Pada umumnya praktik melakukan dumping pada perdagangan internasional dibagi menjadi
tiga jenis antara lain:

1. Sporadic Dumping

Sporadic dumping yaitu dumping yang sifatnya sporadis. Dumping ini dijalankan dengan
menjual barang ke luar negeri dengan waktu yang cepat/pendek. Tujuan sporadic dumping
adalah untuk sebagai pencegah menumpuknya barang pada pasar domestik karena kelebihan
produksi pada pabrik menjadikan di eksport dengan harga yang murah. Hal itu tentu saja
akan menimbulkan diskriminasi harga di waktu tertentu oleh produsen yang untuk karena
dapat menjual kelebihan produk di luar negeri.

2. Persistent Dumping

Dumping persistent merupakan penjualan dumping yang dijalankan dengan terus menerus
dan menetap. Jenis dumping ini dinamakan juga diskriminasi harga Internasional. Dumping
ini dijalankan oleh para produsen barang yang mempunyai pasar monopolistik dalam negeri

16 | P a g e
yang bertujuan memaksimalkan keuntungan dari menjual barang yang lebih tinggin pada
pasar domestiknya. Dumping ini bisa berjalan dalam waktu lama karena terdapat perbedaan
pasar antara negara importir dan eksportir.

3. Predatory Dumping

Predatory dumping mempunyai tujuan untuk melumpuhkan para pesaing. Sesudah pesaing
tumbang, pelaku dumping ini akan menaikan harga barangnya sesuai kemauannya. Dengan
seperti itu, perdagangan bisa dimonopoli dan membatasi pesaing dalam jangka waktu yang
lama meskipun sebelumnya menimbulkan kerugian jangka pendek.

Sedang menurut Robert WIllig, dilihat dari tujuannya dumping dibagi menjadi:

1. Market Expansion Dumping

Keuntungan didapat dari perusahaan pengekspor dengan cara menentukan mark-up yang
lebih rendah di pasar impor disebabkan menghadapi elastisitas permintaan yang lebih besar
selama harga yang ditawarkan rendah.

2. Cyclical Dumping

Cyclical dumping timbul akibat biaya marginal yang tidak jelas atau cenderung rendah.
Dapat saja sebabnya adalah biaya produksi yang disertai keadaan dari kelebihan kapasitas
produksi yang terpisah dari pembuatan produk terkait.

3. State Trading Dumping

State trading dumping timbul dikarenakan hampir sama dengan aksi dumping lainnya, tetapi
lebih menonjol di akuisisi moneternya.

4. Strategic Dumping

Jenis dumping ini menunjukkan ekspor yang merugikan perusahaan saingan pada negara
pengimpor. Hal itu dapat dijalankan dengan strategi pemotongan harga ekspor dan
pembatasan pada produk yang sama pada pasar negara pengekspor
b. Hambatan Alamiah
1. Jarak
Jarak suatu Negara dapat mempengaruhi kondisi perdagangan internasional
disebabkan oleh beberapa hal diantara lain sebagai berikut:

17 | P a g e
- Tarif yang melambung tinggi
- Kondisi geografis yang berbeda
2. Geografis
Setiap Negara memiliki geografis yang berbeda-beda yang menyebabkan
kebutuhan akan suatu SDA yang bisa di penuhi oleh Negara lain, kondisi geografi juga
membuat barang tersebut mengalami kerusakan , misalnya gempa bumi,tsunami dan
bencana alam lainnya

c. Hambatan Regulasi Rugikan Indonesia

MERUGIKAN INDONESIA

Konsep dan bahaya Korupsi

a. Bahaya Korupsi terhadap Masyarakat dan Individu Jika korupsi dalam suatu
masyarakat telah merajalela dan menjadi makanan masyarakat setiap hari, maka
akibatnya akan menjadikan masyarakat tersebut sebagai masyarakat yang kacau, tidak
ada sistem sosial yang dapat berlaku dengan baik. Setiap individu dalam masyarakat
hanya akan mementingkan diri sendiri (self interest), bahkan selfishness. 6 Tidak akan
ada kerja sama dan persaudaraan yang tulus. Fakta empirik dari hasil penelitian di banyak
negara7 dan dukungan teoritik oleh para saintis sosial menunjukkan bahwa korupsi
berpengaruh negatif terhadap rasa keadilan sosial dan kesetaraan sosial. Korupsi
menyebabkan perbedaan yang tajam di antara kelompok sosial dan individu baik dalam
hal pendapatan, prestis, kekuasaan dan lain-lain. Korupsi juga membahayakan terhadap
standar moral dan intelektual masyarakat. Ketika korupsi merajalela, maka tidak ada nilai
utama atau kemulyaan dalam masyarakat. Theobald menyatakan bahwa korupsi
menimbulkan iklim ketamakan, selfishness, dan sinisism.9 Chandra Muzaffar
menyatakan bahwa korupsi menyebabkan sikap individu menempatkan kepentingan diri
sendiri di atas segala sesuatu yang lain dan hanya akan berpikir tentang dirinya sendiri
semata-mata.10 Jika suasana iklim masyarakat telah tercipta demikian itu, maka
keinginan publik untuk berkorban demi kebaikan dan perkembangan masyarakat akan
terus menurun dan mungkin akan hilang.

b. Bahaya Korupsi terhadap Generasi Muda Salah satu efek negatif yang paling
berbahaya dari korupsi pada jangka panjang adalah rusaknya generasi muda. Dalam

18 | P a g e
masyarakat yang korupsi telah menjadi makanan sehari-hari, anak tumbuh dengan pribadi
antisosial, selanjutnya generasi muda akan menganggap bahwa korupsi sebagai hal biasa
(atau bahkan budaya), sehingga perkembangan pribadinya menjadi terbiasa dengan sifat
tidak jujur dan tidak bertanggung jawab. Jika generasi muda suatu bangsa keadaannya
seperti itu, bisa dibayangkan betapa suramnya masa depan bangsa tersebut.

c. Bahaya Korupsi terhadap Politik Kekuasaan politik yang dicapai dengan korupsi akan
menghasilkan pemerintahan dan pemimpin masyarakat yang tidak legitimate di mata
publik. Jika demikian keadaannya, maka masyarakat tidak akan percaya terhadap
pemerintah dan pemimpin tersebut, akibatnya mereka tidak akan patuh dan tunduk pada
otoritas mereka.12 Praktik korupsi yang meluas dalam politik seperti pemilu yang curang,
kekerasan dalam pemilu, money politics dan lainlain juga dapat menyebabkan rusaknya
demokrasi, karena untuk mempertahankan kekuasaan, penguasa korup itu akan
menggunakan kekerasan (otoriter)13 atau menyebarkan korupsi lebih luas lagi di
masyarakat.

d. Bahaya Korupsi Bagi Ekonomi Bangsa Korupsi merusak perkembangan ekonomi suatu
bangsa.16 Jika suatu projek ekonomi dijalankan sarat dengan unsur-unsur korupsi
(penyuapan untuk kelulusan projek, nepotisme dalam penunjukan pelaksana projek,
penggelepan dalam pelaksanaannya dan lain-lain bentuk korupsi dalam projek), maka
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dari projek tersebut tidak akan tercapai.17
Penelitian empirik oleh Transparency International menunjukkan bahwa korupsi juga
mengakibatkan berkurangnya investasi dari modal dalam negeri maupun luar negeri,
karena para investor akan berpikir dua kali untuk membayar biaya yang lebih tinggi dari
semestinya dalam berinvestasi (seperti untuk penyuapan pejabat agar dapat izin, biaya
keamanan kepada pihak keamanan agar investasinya aman dan lain-lain biaya yang tidak
perlu). Sejak tahun 1997, investor dari negara-negera maju (Amerika, Inggris dan lain-
lain) cenderung lebih suka menginvestasikan dananya dalam bentuk Foreign Direct
Investment (FDI) kepada negara yang tingkat korupsinya kecil.

e. Bahaya Korupsi Bagi Birokrasi Korupsi juga menyebabkan tidak efisiennya birokrasi
dan meningkatnya biaya administrasi dalam birokrasi. Jika birokrasi telah dikungkungi
oleh korupsi dengan berbagai bentuknya, maka prinsip dasar birokrasi yang rasional,
efisien, dan berkualitas akan tidak pernah terlaksana. Kualitas layanan pasti sangat jelek
dan mengecewakan publik. Hanya orang yang berpunya saja yang akan dapat layanan

19 | P a g e
baik karena mampu menyuap.19 Keadaan ini dapat menyebabkan meluasnya keresahan
sosial, ketidaksetaraan sosial dan selanjutnya mungkin kemarahan sosial yang
menyebabkan jatuhnya para birokrat.

20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

1. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ekonomi-pembangunan/article/view/24380
2. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/EKaPI/article/viewFile/8511/6884
3. https://indoforwarding.com/hambatan-perdagangan-internasional-di-indonesia/
4. https://www.jurnal.id/id/blog/2017-mengenal-unsur-tarif-pajak-yang-berlaku-di-
indonesia/
5. Assauri, Sofyan, Manajemen Produksi, Penerbit FE-UI, Jakarta, 1980
6. Partadireja, Ace, Pengantar Ekonomi, BPFE-UGM, Yogyakarta, 1985
7. Sumiarti, Murti et, al., Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi II, Penerbit
Liberty, Yogyakarta, 1987
8. http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-produksi-luas-menurut-para.html
9. https://www.dictio.id/t/bagaimana-efek-perdagangan-internasional-terhadap-faktor-
produksi/107900/2
10. http://azthreenancy.blogspot.com/2010/01/efek-terhadap-produksi_02.html
11. Sukirno, sadono, 2005, Makro Eonomi : Teori Pengantar, Edisi ke-3, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
12. http://ardiyansarutobi.blogspot.com/2010/11/neraca-perdagangan-internasional-
ekspor.html
13. http://azthreenancy.blogspot.com/2010/01/efek-terhadap-produksi_02.html
14. Rinaldy, Eddie.2000. Kamus Istilah Oerdagangan Internasional. Jakarta. Murai
Kencana.
15. Rinaldy, Eddie.2000. Kamus Istilah Oerdagangan Internasional. Jakarta. Murai
Kencana.

16. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/03/pengertian-dumping-tujuan-jenis-
jenis.html
17. file:///C:/Users/User/Downloads/234-822-1-PB%20(5).pdf

21 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai