Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PENGANTAR BISNIS

DOSEN JIZENJI TYAS WIRASTOMO, S.Sos., M.M.,

NAMA : PUTRI CHRISTI LESTARI

NPM : 11211408

KELAS : MA.21.CA.1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2021/2022
GLOBALISASI EKONOMI DAN BISNIS INTERNASIONAL

Globalisasi telah menjadi tren ekonomi dunia. Perekonomian dunia telah semakin terbuka
dan menjadi satu kesatuan ekonomi global. Globalisasi merupakan suatu kondisi saling tergantung
dalam jaringan internasional yang meliputi transportasi, distribusi, komunikasi dan ekonomi yang
melampaui garis batas teritori suatu negara. Globalisasi membuat proses produksi dan konsumsi
produk menjadi suatu jaringan internasional yang melibatkan banyak negara. Salah satu bentuk
globalisasi ekonomi adalah terbentuknya perusahaan global yang semakin berkembang di ekonomi
global, seperti IBM, Coca Cola, Sony, Toyota, dll. Perkembangan globalisasi memperoleh
dukungan maupun penolakan yang berkembang dimasyarakat. Para pendukung globalisasi
menganggap dengan adanya globalisasi akan membawa kemakmuran pada ekonomi dunia secara
keseluruhan karena adanya spesialisasi produk yang ekonomis untuk masing – masing negara.
Sedangkan yang menentang globalisasi berpendapat bahwa globalisasi membawa implikasi
perdagangan bebas yang akan dapat mematikan perusahaan domestik yang belum siap bersaing.

Secara harfiah, globalisasi dapat diartikan sebagai proses suatu hal jadi mendunia. “Hal”
di sini dapat berupa teknologi, pemikiran, informasi, dan gaya hidup masyarakat. Menurut
Profesor Selo Soemardjan seorang profesor di bidang sosiologi, globalisasi merupakan sebuah
proses terbangunnya sistem organisasi dan komunikasi di antara masyarakat dunia untuk menuruti
sistem dan beragam kaidah yang sama.

Globalisasi memiliki ciri khas, yaitu, adanya perubahan dalam bentuk perkembangan dan
kemajuan teknologi, munculnya ketergantungan antar negara terkait produksi ekonomi dan pasar,
masalah bersama negara-negara di dunia meningkat, serta terjadinya pertukaran budaya dan
interaksi antarwarga dunia. Istilah globalisasi sebenarnya sudah mulai digunakan masyarakat
dunia sejak abad ke-19. Hanya saja saat itu kata yang digunakan adalah globalize, yang mengacu
kepada munculnya jaringan sistem ekonomi dan sosial dalam skala internasional. Namun,
sejatinya ekonomi bukan satu-satunya sektor yang terdampak arus globalisasi. Menurut Ketua
Riset di Global Cities Institute dari RMIT University yang juga seorang Dosen Studi Global,
Manfred Steger, ada empat dimensi empiris utama dari globalisasi, yaitu, ekonomi, ekologi,
budaya, dan politik. Belakangan ada satu tambahan dimensi lagi dan menjadi dimensi kelima dari
globalisasi, yaitu ideologi. Dimensi kelima ini melintasi keempat dimensi lainnya. Mengapa
demikian? Karena menurut Steger, pada dimensi ideologi ini penuh oleh seperangkat norma,
kepercayaan, klaim, dan penjelasan mengenai fenomena globalisasi itu sendiri.

Kembali ke globalisasi di bidang ekonomi. Apa sih sebenarnya pengertian dari globalisasi
ekonomi? Fenomena terjadinya pembauran ekonomi serta munculnya ketergantungan ekonomi
antarbangsa baik di level lokal, regional, bahkan nasional melalui pergerakan yang intensif dari
produk teknologi, barang, jasa, dan modal, adalah definisi dari globalisasi ekonomi. Globalisasi di
sektor ekonomi kekinian muncul karena cepatnya perkembangan informasi pada semua aktivitas
yang bersifat produksi, pemasaran, serta sains dan teknologi. Dalam bahasa yang lebih sederhana,
globalisasi ekonomi menempatkan dunia menjadi suatu kesatuan, tujuannya adalah untuk
membangun sebuah kawasan perniagaan yang luas dan melewati batasan negara.

Globalisasi ekonomi juga berkaitan erat dengan fenomena perdagangan bebas yang
berupaya menghapus beragam hambatan pada proses perdagangan di kancah internasional.
Serangkaian hambatan itu biasanya disebabkan oleh tarif ekspor dan atau impor yang terlampau
tinggi sehingga menyebabkan harga barang tak lagi bersaing dengan sehat. Hambatan lainnya
dapat pula berwujud politik dalam perdagangan yang dianut oleh suatu negara. Tujuan politik
tersebut tak lain tak bukan adalah untuk melakukan proteksi terhadap proses produksi di dalam
negara itu. Berdasarkan teori, perdagangan bebas menolak beragam hambatan tersebut.

Banyak orang mungkin kebingungan dan bertanya-tanya, sudahkah globalisasi ekonomi


terjadi di dunia khususnya di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa ciri
khas dari globalisasi ekonomi, yaitu:

 Teknologi berkembang demikian pesat, bahkan melintas ruang dan waktu. Eksistensi dari
produk teknologi seperti satelit, televisi, handphone, dan terutama internet, berhasil
menciptakan proses komunikasi dalam lingkup global mampu berlangsung sangat cepat
 Masalah global yang menyedot perhatian seluruh dunia pun meningkat intensitasnya,
sebagai contoh, krisis yang bersifat multinasional, regulasi wilayah, serta yang paling
banyak diperhatikan saat ini adalah mengenai lingkungan hidup
 Munculnya ketergantungan pada produksi ekonomi dan pasar di negara-negara dunia yang
diakibatkan oleh perdagangan global
 Terjadinya interaksi yang bersifat kultural dan melintasi budaya antarwarga dunia yang
menyoal beragam hal baru.

A . Bentuk Nyata Globalisasi Ekonomi

 Meski tak dapat diindra secara langsung, globalisasi ekonomi memiliki bentuk nyata yang
dapat dirasakan. Hal ini karena fenomena tersebut memiliki kekhasan yang membuatnya
mudah diidentifikasi. Misalnya, adanya hubungan yang bersifat kultural karena munculnya
ketergantungan di pasar global.
 Adalah seorang entrepreneur ternama di Indonesia, Dr. Tanri Abeng, S.E., M.B.A., yang
mencetuskan gagasan mengenai lima bentuk globalisasi ekonomi. Selain sebagai pelaku
ekonomi dalam statusnya sebagai pengusaha, Tanri Abeng juga pernah duduk dalam
jajaran pembuat kebijakan pada Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi
Pembangunan, dengan menjabat Menteri Negara Pendayagunaan BUMN. Beliau juga
pernah menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
 Dengan kapasitasnya tersebut, berikut adalah gagasan Tanri Abeng tentang beberapa
bentuk nyata dari globalisasi ekonomi:

1. Globalisasi Produksi

 Bentuk globalisasi produksi adalah adanya satu atau lebih perusahaan yang mendirikan
pabrik di banyak negara. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan biaya
produksi.
 Negara yang dipilih pun biasanya adalah negara yang memiliki tarif upah rendah. Selain
itu tarif bea masuk yang diberlakukan oleh negara tersebut juga murah.
 Selanjutnya, infrastruktur di negara tersebut memadai untuk melakukan produksi.
Terakhir, iklim usaha di negara tujuan juga kondusif untuk aktivitas produksi perusahaan
tersebut.
 Perusahaan yang sering melakukan globalisasi produksi biasanya adalah mereka yang
bergerak di industri manufaktur. Indonesia pun telah menjadi salah satu negara tujuan
untuk globalisasi produksi ini. Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini banyak perusahaan
manufaktur kelas dunia berbondong-bondong mendirikan pabriknya di Indonesia.

2. Globalisasi Pembiayaan

 Globalisasi produksi dapat dilakukan karena adanya globalisasi pembiayaan, yaitu,


fasilitas pinjaman yang bisa didapatkan oleh perusahaan berkelas internasional di seluruh
negara di dunia.
 Selain pinjaman, sang perusahaan global juga bisa mendapatkan fasilitas untuk
melaksanakan investasi. Globalisasi pembiayaan ini kemudian memungkinkan perusahaan
internasional untuk melakukan produksi dan menanam modal di banyak negara.

3. Globalisasi Tenaga Kerja

 Fenomena globalisasi ini yang belakangan marak menjadi bahan perbincangan di negeri
ini, baik di dunia maya maupun secara kopi darat. Masuknya tenaga kerja asing ke dalam
suatu negara merupakan pertanda terjadinya globalisasi tenaga kerja ini.
 Pada kasus ini, perusahaan global sangat mungkin untuk menggunakan sumber daya
manusia dari banyak negara di dunia. Tenaga kerja yang digunakan juga sesuai dengan
tingkatannya.
 Namun sayangnya, hal ini juga membuka peluang bagi perusahaan tersebut untuk memakai
jasa SDM yang sudah berpengalaman secara internasional. Sementara mayoritas tenaga
dari negara berkembang atau negara tempat produksi hanya akan digunakan untuk menjadi
buruh dengan pekerjaan kasar saja.

4. Globalisasi Jaringan Informasi

 Fenomena borderless world tampak nyata pada globalisasi jaringan informasi ini.
Masyarakat dimanapun saat ini dapat secara cepat, mudah, dan murah mengakses informasi
dari seluruh dunia.
 Kemajuan teknologi disinyalir menjadi penyebab utama dari munculnya fenomena ini,
terutama teknologi komunikasi dan informasi. Pada akhirnya, majunya teknologi inilah
yang dimanfaatkan oleh perusahaan global untuk memasarkan produknya ke seluruh dunia.
 Masuknya brand internasional ternama di bidang fesyen dan kuliner pun pada akhirnya
menjadi selera global. Hal inilah yang kekinian sangat terasa di Indonesia. Bahkan tak
hanya di perkotaan, masyarakat di pedesaan pun merasa lebih bangga memakai atau
mengonsumsi merek internasional daripada produksi local.

5 Globalisasi Perdagangan

 Fenomena ini menjadi pamungkas dari bentuk globalisasi ekonomi. Globalisasi


perdagangan diwujudkan dengan adanya tarif yang seragam.
 Bahkan tak jarang negara-negara di dunia menurunkan tarif ekspor dan impor serta
menghapus beragam hambatan yang sifatnya non tarif. Hal ini dilakukan agar perdagangan
global menjadi makin cepat, adil, tetapi sekaligus ketat persaingannya.
 Dengan cepatnya perdagangan global tersebut, semakin isu mengenai HKI, Pelanggara
hukum di dalam E-Commerce, kontrak elektronik, perlindungan konsumen di dunia maya,
serta berbagai isu lainnya yang terjadi. Pelajari itu semua pada buku Pengaruh Era
Globalisasi Terhadap Hukum Bisnis Di Indonesia.

Contoh Globalisasi di Bidang Ekonomi

Contoh globalisasi di bidang ekonomi dapat dilihat dalam aktivitas perdagangan yang
bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan antarnegara seperti:

1. Aktivitas Ekspor-Impor
Ekspor-impor dapat meningkatkan devisa suatu negara dan memenuhi kebutuhan di dalam
negeri.
2. Kemunculan E-Commerce

Dengan berkembangnya teknologi informasi, saat ini transaksi jual beli antar negara
bukanlah hal yang eksklusif lagi. Ditambah lagi dengan banyaknya bisnis e-commerce
yang bermunculan di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
C. Pengaruh dan Dampak Globalisasi Ekonomi pada Suatu Negara

Setelah menelaah pengertian juga bentuk-bentuk globalisasi ekonomi di atas, tentu saja fenomena
ini menimbulkan pengaruh dan dampak yang signifikan pada suatu negara. Seperti dua sisi mata
uang, globalisasi ekonomi memiliki dampak positif yang menguntungkan, tetapi sekaligus dampak
negatif yang merugikan pun tak bisa terelakkan.

1. Dampak Positif Globalisasi Ekonomi

Adanya perusahaan global yang melebarkan sayapnya ke seluruh dunia tentu saja menjadi
angin segar bagi perekonomian, terutama bagi negara-negara berkembang. Indonesia tak
terkecuali. Hal ini menjadi berkah tersendiri yang harus disyukuri, tetapi sekaligus harus
tetap diwaspadai.

Berikut adalah beberapa dampak positif dari globalisasi ekonomi secara lebih terperinci:

1. Globalisasi ekonomi mampu menstimulus tumbuhnya perekonomian di negara tujuan—


yang mayoritas adalah negara berkembang, negeri kita pun turut merasakannya
2. Globalisasi ekonomi membuat lebih terbukanya mekanisme dan kesempatan investasi di
kancah internasional
3. Globalisasi ekonomi mendorong ekonomi dunia untuk terus tumbuh. Tak hanya parsial
dan sektoral, perekonomian dunia tumbuh secara menyeluruh. Hal tersebut disebabkan
karena adanya industri yang lokasinya berubah sehingga mendorong efisiensi
4. Pendapatan yang meningkat di negara-negara berkembang sebagai buah dari bebasnya
perdagangan berskala internasional juga menjadi dampak positif dari globalisasi ekonomi.
Peningkatan pendapatan itu pada akhirnya mampu menekan angka kemiskinan di dunia
5. Masih berhubungan dengan poin di atas, meningkatnya pendapatan negara-negara
berkembang akibat perdagangan global pada gilirannya mampu membuat pendapatan per
kapita turut meningkat di skala global
6. Globalisasi ekonomi membuat komoditas barang dan jasa di satu negara meningkat
variasinya. Hal ini disebabkan karena banyaknya tawaran beragam barang dan jasa oleh
banyak negara, sehingga variasinya pun menjadi lebih banyak di pasar global.
Meningkatnya variasi ini juga berakibat terpenuhinya kebutuhan dari penduduk di satu
negara
7. Terakhir, globalisasi ekonomi membuat sebuah negara mampu bersaing di pasar global
secara lebih efisien.

2. Dampak Negatif Globalisasi Ekonomi

Seperti telah disebutkan di atas bahwa globalisasi ekonomi selain memiliki dampak positif, dalam
waktu bersamaan juga membawa dampak negatif. Karenanya setiap negara harus meningkatkan
kewaspadaan demi menghadapi dampak negatif globalisasi ekonomi ini. Berikut adalah
beberapa dampak negatif dari globalisasi ekonomi :

1. Globalisasi ekonomi menyebabkan tidak efektifnya proses penyesuaian ekonomi di suatu


negara. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas yang harus dimiliki oleh negara tersebut
sebagai tuntutan saat ingin terjun dalam perdagangan global.
2. Globalisasi ekonomi juga mengakibatkan adanya peningkatan kondisi ekonomi yang tak
stabil dan sensitif terhadap bermacam peristiwa, misalnya terjadinya perang dan adanya
terorisme di suatu negara.
3. Globalisasi ekonomi memicu terjadinya kerusakan lingkungan. Hal ini karena
meningkatnya pihak yang melakukan aktivitas industri, dari produksi sampai konsumsi.
4. Globalisasi ekonomi menyebabkan adanya pendapatan per kapita yang timpang antara
negara berkembang dengan negara maju
5. Masih berhubungan dengan poin di atas, kesenjangan pendapatan ternyata tidak hanya
terjadi antarnegara. Kesenjangan tersebut dapat juga terjadi dalam lingkup suatu negara.
Hal ini disebabkan karena tidak meratanya wilayah yang mendapatkan dampak langsung
dari globalisasi. Wilayah perkotaan biasanya mendapatkan penghasilan yang lebih besar
dibanding pedesaan karena memiliki akses yang juga lebih besar terhadap perdagangan
global. Ketimpangan ini menjadi risiko yang tak bisa dihindari, meskipun di sisi lain
globalisasi memberikan dampak nyata terhadap ekonomi secara keseluruhan.
6. Globalisasi ekonomi mengakibatkan menurunnya level keamanan dalam pekerjaan. Hal ini
merupakan dampak dari makin luasnya lingkup pasar, sehingga keamanan saat
bertransaksi atau menjalankan pekerjaan menjadi sulit untuk dipastikan.
D. Peran Globalisasi dalam Dinamika Bisnis Internasional

Globalisasi yang menjadikan kebutuhan manusia lebih beragam sejatinya juga


berhubungan dengan pola dan cakupan dalam kegiatan bisnis yang semakin hari semakin
berkembang. Seiring dengan pernyataan tersebut, bisnis dalam lingkup domestik kemudian
semakin melebarkan sayapnya ke ranah internasional untuk dapat memenuhi dan menyeimbangi
dinamika kebutuhan masyarakat. Bisnis internasional itu sendiri didefinisikan oleh Daniels Et Al
sebagai semua kegiatan transaksi yang melibatkan dua negara atau lebih dan dapat dilakukan oleh
sektor privat atau swasta maupun pemerintah. Bisnis yang dimaksud di sini dapat berupa
transportasi, teknologi, pemanufakturan, pariwisata, perbankan, hingga investasi. Pengaruh
globalisasi dalam bisnis internasional yang paling jelas terlihat yaitu perkembangan informasi dan
teknologi, liberalisasi perdagangan, mobilisasi sumber daya, meningkatnya permintaan, dan
perluasan kerjasama antar negara. Contoh-contoh Bisnis Internasional sebagai berikut :

1. Ekspor
Ekspor adalah kegiatan menjual barang ke luar negeri. Contohnya, ketika Indonesia melakukan
ekspor pakaian ke Amerika Serikat. Itu artinya Indonesia menjadi negara yang melakukan
penjualan pakaian. Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam melakukan ekspor, yitu ekspor Biasa
dan ekspor tanpa L/C.
Perbedaan dari keduanya terletak di penggunaan letter of credit sebagai alat pembayaran. Ekspor
biasa adalah penjualan ke luar negeri dengan segala ketentuan yang berlaku, yang kemudian
ditujukan ke pembeli menggunakan L/C. Sementara Ekspor Tanpa L/C bisa terjadi jika mendapat
izin khusus dari departemen perdagangan.
2. Impor
Impor adalah kegiatan membeli barang dari luar negeri. Impor ini kebalikan dari ekspor. Artinya,
jika Amerika Serikat membeli kelapa sawit dari Indonesia, dapat dikatakan bahwa Amerika Serikat
melakukan impor kelapa sawit.
3. Barter
Merupakan transaksi dengan saling menukarkan barang satu sama lain. Barter dilakukan dengan
terlebih dahulu menentukan nilai suatu barang, untuk kemudian dibayar kembali dengan barang
yang memiliki nilai yang sesuai dengan disepakati. Contohnya Indonesia menukar pesawat dengan
beras ketan Thailand dan pepsi ditukar dengan kapal perang Uni Soviet.
4. Konsinyasi (Consignment)
Transaksi dengan sistem “menitipkan barang” disebut dengan konsinyasi. Dalam lingkup
internasional, barang-barang yang mau dijual “dititipkan” di pasar internasional dulu menunggu
adanya pembeli. Penjualannya dapat dilakukan melalui pasar bebas atau bursa dagang dengan cara
dilelang.
Contoh perdagangan konsinyasi adalah bisnis action figure. Saat ini, bisnis action figure hanya
dikuasai oleh 5 perusahaan berbeda, yakni Mattel, Namco Bandai, Lego, Hasbro dan Jakks Pacific.
Tidak semua mainan ini bisa ditemukan di Indonesia sehingga para kolektor harus mencarinya
hingga ke luar negeri.
5. Package Deal
Merupakan kegiatan perdagangan internasional yang berguna untuk memperluas pasar suatu
produk. Sistem ini dilakukan dengan cara membuat perjanjian dagang (trade agreement) dengan
suatu negara. Isi perjanjian tersebut berupa ketetapan jumlah barang yang akan diekspor ke negera
lain atau diimpor ke negara tertentu
6. Border Crossing
Border Crossing adalah perdagangan yang terjadi di negara yang saling berbatasan dan
berdasarkan perjanjian tertentu. Tujuan perdagangan ini adalah untuk memudahkan penduduk
yang berada di negara perbatasan agar lebih mudah dalam berbelanja.
(MSD).

Anda mungkin juga menyukai