BAB 12
GLOBALISASI DAN BISNIS INTERNASIONAL
PENGERTIAN GLOBALISASI
Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis.
Perekonomia dunia semakin terbuka dan mengarah pada suatu kesatuan global. Lalu lintas
barang dan jasa telah melewati batas-batas negara. Barang dan jasa yang diproduksi tidah
hanya dikonsumsi oleh negera tersebbut, namun sudah dikonsumsi oleh negara-negara lain.
Globalisasi telah membuat batas-batas geografis dan teritorial suatu negara menjadi
semakin kabur. Globalisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi saling tergantung
dalam jaringan internasional meliputi transportasi, distribusi, komunikasi, dan ekonomi
yang melampaui garis batas teritorial negara. Kegiatan produksi dan konsumsi sudah
menjadi suatu “kegiatan bersama” di muka bumi ini.
Globalisasi ekonomi membuat proses produksi dan konsumsi barang dan jasa menjadi suatu
“kerja internasional” yang melibatkan banyak negara. Dalam memproduksi barang, suatu
negara memerlukan banyak sumberdaya yang diperolehnya dari berbagai negara.
Pertimbangan yang dipakai dalam mencari berbagai sumberdaya adalah pertimbangan
ekonomis.
Salah satu bentuk globaliasasi ekonomi adalah tumbuhnya bisnis dalam skala global.
Dewasa ini, perusahaan-perusahaan berskala multinasional yang memiliki jaringan bisnis
global berkembang semakin banyak. Perusahaan-perusahaan seperti IBM, Coca Cola, Philip
Morris, Sony, Toyota, General Motor, DHL, UPS, Caltex, adalah beberapa perusahaan yang
beroperasi di banyak negara. Setelah berhasil mengembangkan bisnis di negara asal, mereka
kemudian melebarkab bisnisnya memasuki pasar global.
Pada posisi lain, globalisasi dapat dipandang sebagai ancaman bagi perekonomian suatu
negara. Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut dianggap memiliki daya saing yang
lebih kuat dibandingkan perusahaan nasional. Perusahaan multinasional pada umumnya
memiliki keunggulan sumberdaya manusia, teknologi, dan modal yang sulit ditandingi
perusahaan lokal. Dikhawatirkan ekspansi perusahaan multinasional akan dapat
mematikan industri dalam negeri. Kondisi tersebut menimbulkan pro-kontra yang panjang
diantara pelaku-pelaku ekonomi.
Pada akhirnya, sudah tidak ada lagi negara yang dapat bertahan hidup dalam mencukupi
kebutuhannya sendiri jika negara tersebut mengabaikan sektor luar negeri. Globalisasi
ekonomi telah dipandang sebagai fakta yang tidak dapat dihindari oleh semua negara di
dunia. Kesiapan negara-negara di dunia dalam menghadapi era globaliasasi akan
menentukan ‘survive’ tidaknya ekonomi suatu negara.
PENDORONG GLOBALISASI
Globalisasi adalah suatu proses sosial dan budaya yang dimulai dengan berinteraksinya
suatu bangsa dengan bangsa lain. Interaksi sosial budaya tersebut membawa pengaruh bagi
bangsa-bangsa di dunia. Kebudayaan suatu bangsa menyerap berbagai pengaruh
kebudayaan lain. Terjadi banyak penyerapan atas unsur-unsur budaya seperti nilai, adat
istiadat, kebiasaan, kesenian, dan bahasa dalam suatu kebudayaan. Saat ini fenomena
globalisasi mengalami proses percepatan, bangsa-bangsa di dunia saling berinteraksi dan
bertukar kebudayaan.
Proses globalisasi mengalami perkembangan yang amat cepat karena adanya dorongan-
dorongan sebagai berikut :
1. Dorongan Pasar
Pasar dunia merupakan pasar yang amat besar. Banyak perusahaan berlomba untuk
meperebutkannya. Perusahaan-perusahaan tersebut mengabaikan batas-batas negara
dalam operasinya. Banyak anak perusahaan, saluran pemasaran global dan regional
didirikan untuk ekspansi pasar. Upaya tersebut didukung strategi pemasaran global
untuk memenuhi permintaan pasar global.
2. Dorongan Biaya
Perusahaan-perusahaan yang beroperasi secara global sudah tidak lagi
mempertimbangkan faktor geografis dalam bisnisnya. Mereka lebih tertarik untuk
mencari faktor-faktor produksi yang memberikan ongkos yang paling murah.
Penguasaan atas sumberdaya yang murah memungkinkan mereka untuk bersaing
dalam persaingan global
3. Dorongan Pemerintah
Proses globalisasi semakin cepat dengan adanya perjanjian internasional untuk
melakukan liberalisasi perdagangan internasional, seperti GATT, WTO, NAFTA, AFTA,
APEC, dan Masyarakat Uni-Eropa, semakin memberikan fasilitas bagi globalisasi.
Pemerintah-pemerintah di dunia memiliki kepentingan untuk memajukan
perekonomiannya dan berupaya untuk mengikuti trend perdagangan bebas agar
perekonomiannya maju dan tidak terkucil.
4. Dorongan Persaingan
Perluasan jaringan global antar industri terkait berlangsung sangat cepat. Persaingan
bisnis global dari tahun ke tahun semakin ketat. Perusahaan yang berupaya memasuki
bisnis global semakin bertambah banyak. Untuk memenangkan persaingan, beberapa
perusahaan mencoba membetuk kerja sama demi mengalahkan pesaingnya, dikenal
dengan aliansi startegis.
5. Dorongan Lain
Proses globalisasi tidak akan mengalami percepatan apabila tidak ditunjang teknologi
informasi. Kemajuan teknologi informasi dewasa ini membuat komunikasi antarwilayah
menjadi lebih cepat, on-line, mudah, luas, dan handal. Perangkat-perangkat
komunikasi seperti PC, internet, facsimile machines, handphone, satelit, dan jaringan
serat optik, memungkinkan kemudahan arus informasi antar belahan bumi.
FAKTOR-FAKTOR GLOBALISASI
Globalisasi memiliki tiga faktor utama, yaitu :
1. Kedekatan (proximity)
Kemajuan teknologi membuat dunia seperti mengecil. Jarak antara satu tempat dengan
tempat lain serasa semakin dekat, seolah-olah sma. Dalam mengambil keputusan-
keputusan bisnis, manajer tidak harus mendatangi tempat-tempat yang jauh untuk
bertemu rekan bisnisnya atau mencari informasi tertentu. Informasi dapat dikumpulkan
secara cepat dan real time dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai pusat bisnis seperti
Jakarta, Singapura, Hongkong, dan New York. Mereka juga dapat saling bertatap muka
secara langsung dengan mitra bisnisnya di belahan bumi lain melalui teknologi
teleconference dan internet.
2. Lokasi (location)
Dalam era globalisasi, organisasi memilih lokasi usaha (operasi) di berbagai tempat di
dunia. Perusahaan mungkin memiliki unit usaha yang terpisah-pisah guna
memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya melalui penciptaan sinergi di antara unit-
unit yang ada.
3. Sikap (attitudes)
Globalisasi juga menyangkut sikap yang terbuka terhadap praktek manajemen secara
internasional. Sikap ini mengkombinasikan kehati-hatian tentang “dunia” di luar negeri
(asal) yang memiliki perbedaan dan kemauan untuk mengembangkan kemampuan
memasuki ekonomi global.
Karena bisnis ini di jalankan secara international, jadi kita pasti akan mengenal Perusahaan
Multinasional. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang merancang,
memproduksi, dan memasarkan produk-produk di banyak negara, contoh : ExxonMobil,
Nestle, IBM, Ford dll. Produk dari perusahaan multinasional lebih menguasai pasar, karena
produk mereka mempengaruhi kehidupan ratusan juta konsumen, pesaing, investor, dan
bahkan para pemrotes.
1. PERDAGANGAN INTERASIONAL
Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan lintas negara. Negara
memproduksi sebagian kebutuhannya sendiri dan mengekspor kelebihannya, kemudian
mengimpor apa yang tidak diproduksinya.
2. PEMASARAN INTERNASIONAL
Pemasaran internasional adalah kinerja dari aktivitas-aktivitas bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mengarahkan barang dan jasa
perusahaan kepada pelanggan di lebih dari satu negara untuk mendapatkan keuntungan.
Kunci pemasaran internasional yang berhasil adalah adaptasi pada perbedaan-perbedaan
lingkungan dari satu pasar ke yang lainnya.
yang tidak merata dari sumber daya baik dari sumber daya alam modal maupun sumber
daya manusia.
1. Konsep keunggulan absolute
Teori Keunggulan Absolut ( Adam Smith ) Bahwa setiap negara akan memperoleh
manfaat perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, serta
mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak. Teori
absolute advantage ini didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain:
a. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.
b. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
c. Biaya transpor ditiadakan.
1. Konsep keunggulan komparatif
Nama untuk kemampuan satu bisnis entitas untuk terlibat dalam produksi dengan lebih
rendah biaya kesempatan dari entitas lain. Perbandingan keuntungan, daripada
keuntungan absolut , berguna dalam menentukan apa yang harus diproduksi dan apa
yang harus diperoleh meskipun perdagangan .
3. Potensi pasar internasional
Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor yaitu struktur penduduk, daya beli serta pola
konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar Internasional inipun potensi pasar
Internasional juga ditentukan oleh ketiga faktor tersebut hanya saja dalam hal ini
diberlakukan untuk negara lain.
kongkrit dari bentuk ini adalah KFC (Kentucky Fried Chiken), Mc Donalds, California
Fried Chiken dan sebagainya. Bentuk ini pada saat ini berkembang tidak saja
antarnegara akan tetapi saat ini juga terdapat bentuk-bentuk franchise yang terjadi di
dalam suatu negara itu sendiri.
Sebagai contoh untuk Indonesia adaIah Es Teler 77, Ayam Goreng NY. Suharti, Hero
Supermarket dan lain sebagainya. Bentuk Franchise yang pada saat ini populer di negeri kita
dan juga di negara lain dan banyak dilaksanakan di dalam negeri sendiri antar perusahaan
domestik ini memiliki beberapa kebaikan yang antara lain :
1. Manajemen sistem yang sudah teruji.
2. Memiliki nama yang sudah terkenal.
3. Performance record yang sudah mapan untuk alat penilaian.
Suatu negara yang ingin melindungi salah satu cabang industrinya di dalam negeri akan
selalu mengenakan tarif bea masuk yang tinggi terhadap masuknya barang-barang hasil
industri yang bersangkutan dari negara asing ke negerinya itu. Hal ini wajar karena apabila
tidak maka impor barang hasil industri dari negara asing itu akan menyaingi dan kemudian
mematikan cabang industri tersebut di dalam negerinya sendiri. Tarif bea masuk tersebut
akan diberlakukan sedemikian rupa tingginya sehingga menjadikan harga jual barang-
barang yang diimpor itu nanti akan lebih tinggi daripada harga barang tersebut yang dibuat
oleh industri di dalam negerinya sendiri itu.
Hambatan perdagangan adalah antara lain berupa pemilihan partner dagang dari suatu
negara tertentu saja yang biasanya partner tersebut dipilih atas dasar pertimbangan baik
ekonomis maupun nonekonomis. Dalam hal ini misalnya saja hanya dari negara-negara
yang serumpun ataupun yang menjadi kelompok ekonomi tertentu seperti MEE (Masyarakat
Ekonomi Eropa atau Europian Economic Community), begitu pula ASEAN yang pada saat ini
membentuk AFTA (Asean’s Free Trade Area). Selain itu negaia-negara di Amerika Utara dan
Kanada juga membentuk blok perdagangan seperti itu yang disebutnya sebagai NAFTA
(North American Free Trade Agreement) dan sebagainya. Lebih dari itu bahkan seringkali
proteksi macam ini dilakukan atas dasar pertimbangan militer yaitu hanya negara-negara
yang tergabung dalam suatu pakta pertahanan militer tertentu saja.
Suatu cara lain yang sering dipergunakan oleh suatu negara untuk membatasi impor suatu
komoditi tertentu adalah dengan menetapkan “Quota Impor”. Dalam hal ini negara tersebut
menentukan bahwa untuk komoditi tertentu hanya dapat diimpor sampai dengan jumlah
tertentu saja dan tidak diperkenankan melebihi jumlah quota yang telah ditentukan. Oleh
sebab itulah maka bagi Indonesia yang ingin melebarkan jalur perdagangan
internasionalnya selalu mencari negara-negara lain yang tidak mengenakan quota terhadap
barang dagangan kita. Negara yang tidak menetapkan quota lalu disebut sebagai “Negara
nonquota”.
Cara lain lagi yang terasa sangat keras adalah dengan melakukan “embargo”. Dengan cara
demikian maka negara tersebut melarang masuknya semua komoditi yang datang dari suatu
negara tertentu yang dikenakan embargo tersebut. Sebagai contoh negara Irak setelah kalah
perang dalam perang teluk dan tidak mau mematuhi ketentuan PBB untuk memusnahkan
senjata nuklirnya lalu dikenai sanksi embargo oleh semua negara di seluruh dunia. Dengan
embargo itu maka Irak mengalami penderitaan ekonomi yang akhirnya lalu memenuhi
tuntutan PBB dan kemudian berhasil mengendorkan embargo tersebut.
Masih ada satu bentuk lain lagi bagi suatu negara untuk membatasi Impor dari negara lain
yaitu dengan cara yang sering disebut sebagai “Exchange Control” atau dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai “Imbal Beli”. Dengan cara ini maka setiap negara yang
akan menjual barangnya ke suatu negara maka dia harus juga membeli komoditi dari
negara tersebut. Dengan cara ini maka apabila negara itu tidak membeli komoditi imbalan
maka transaksi Impor itu pun akan gagal.
yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi yang baik maka
hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar. Hambatan bahasa ini
pada saat ini semakin berkurang berkat adanya bahasa Internasional yaitu bahasa
lnggris. Meskipun demikian perbedaan bahasa ini tetap merupakan hambatan yang
harus diwaspadai dan dipelajari dengan baik karena suatu ungkapan dalam suatu
bahasa tertentu tidak dapat diungkapkan secara begitu saja (letterlijk) dengan kata yang
sama dengan bahasa yang lain. Bahkan suatu merek dagang atau nama produk pun
dapat memiliki arti yang lain dan sangat negatif bagi suatu negara tertentu. Sebagai
contoh pabrik mobil Chevrolet yang memberikan nama suatu jenis mobilnya dengan
nama “Chevrolet’s Nova”, pada hal di negara Spanyol kata “No Va” berarti “tidak dapat
berjalan”. Oleh karena itu maka sangat sulit untuk memasarkan produk tersebut di
negara Spanyol tersebut. Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah
yang harus dicermati pula dalam melakukan bisnis Internasional. Misalnya saja
pemberian warna terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus hati-hati karena
warna tertentu yang di suatu negara memiliki arti tertentu di negara lain dapat
bermakna yang bertentangan. Perbedaan budaya ataupun kebiasaan juga perlu
diperhatikan. Misalnya orang Jepang memiliki kebiasaan untuk tidak mau mendekati
wanita bila membeli di supermarket, sehingga hal ini membawa konsekuensi bahwa
barang-barang yang berupa alat-alat kosmetik pria jangan ditempatkan berdekatan
dengan kosmetik wanita, sebab tidak akan didekati oleh pembeli pria.
3. Hambatan Politik, Hukum Dan Perundang-Undangan
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga
akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Sebagai
contoh yang ekstrim Amerika melakukan embargo terhadap komoditi perdagangan
dengan negara-negara Komunis. Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang
berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional.
Misalnya negara-negara Arab melarang barang-barang mengandung daging maupun
minyak babi. Lebih dan itu undang-undang di negaranya sendiri pun juga dapat
membatasi berlangsungnya bisnis Internasional, misalnya Indonesia melarang ekspor
kulit mentah ataupun setengah jadi, begitu pula rotan mentah dan setengah jadi dan
sebagainya.
4. Hambatan Operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah
operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan
tersebut dari negara yang satu ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar
untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal
laut yang reguler. Hal ini akan dapat mengakibatkan bahwa biaya pengangkutan atau
ekspedisi kapal laut untuk jalur tersebut akan menjadi sangat mahal. Mahalnya biaya
angkut itu dikarenakan selain keadaan bahwa kapal pengangkutnya hanya melayani
satu negara itu saja yang biasanya lalu mahal, maka kembalinya kapal tersebut dati
negara tujuan itu akan menjadi kosong. Perjalan kapal kosong di samudera luas akan
sangat membahayakan bagi keselamatan kapal itu sendiri.
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Perusahaan multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang melaksanakan
kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan operasinya di beberapa
Negara. Perusahaan macam ini sering disebut Multinasional Corporations yang biasanya
disingkat MNC. Era Globalisasi yang melanda dunia pada saat ini dimana dalam kondisi itu
tidak ada satu Negara pun di dunia ini yang terbebas dan tak terjangkau oleh pengaruh dari
Negara lain. Setiap Negara setiap saat akan selalu terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan
oleh Negara lain. Hal ini bisa terjadi karena pada saat ini kita berada dalam abad
komunikasi, sehingga dengan cara yang sangat cepat dan bahkan dalam waktu yang
bersamaan kita dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di manapun
di dunia ini.
Dari keadaan itu maka seolah-olah tidak ada lagi batas-batas antara negara yang satu
dengan negara yang lain. Kehidupan sehari-hari menjadi lebih bersifat sama. Dengan
kecenderungan yang terjadi pada saat ini bahwa permintaan ataupun kebutuhan
masyarakat di mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-
barang konsumsi atau untuk kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara negara
yang satu dengan negara lain. Kebutuhan akan sabun mandi, sabun cuci, alat-alat tulis, alat-
alat kantor, pakaian, juga perabot rumah tangga dan sebagainya tidaklah banyak berbeda
antara masyarakat Indonesia dengan Filipina, Jepang, Korea, Arab atupun di Eropa dan
Amerika.
Daftar Pustaka
1. Bartol, Kathryn M. & Martin, David C., Management, McGraw Hill Series in
Management, 1991
2. Certo, Samuel. C., Modern Management, Prentice Hall, 1994
3. Mamduh M. Hanafi, Drs, MBA., Manajemen, Cetakan Pertama, UPP AMP YKPN,1997.
4. Schermerhorn., Management, Seventh edition, John Wiley & Sons, Inc., 2002.
5. Weihrich, Heinz & Koontz, Harold, Management : A Global Perspective, Tenth edition,
McGRAW HILL International edition, 1994
6. Barrett, Richard (2003). Vocational Business: Training, Developing and Motivating
People – Business & Economics– halaman 51.
7. Griffin, R. (2006). Business, 8th Edition. NJ: Prentice Hall.
8. Lee Katz, Robert (1974). Skills of an Effective Administrator. Harvard Business Press.
Oxford English Dictionary
9. Sunaryo, Widodo. Pengantar Pemahaman Tentang Manajemen. Slide Presentasi
Program Pascasarjana Universitas Pakuan.
10. Stephen P. Robins dan Mery coulter, Manajemen, Edisi Indonesia, Jilid 1 dan 2, PT.
Prehellindo, Jakarta,
11. James A. F. Stoner dan R. Edward Freeman, Manajemen, Jilid 1 dan 2, Intermedia, Jakarta
12. Soedjadi, Fx., Analisis Manajemen Modern, Kerangka pikir dan beberapa pokok aplikasi,
Gunung Agung, Jakarta,
13. Sondang P. Siagian MPA, Fungsi-fungsi manajemen, Bumi aksara, Jakarta,
14. Sukanto reksohadiprodjo M. Com. Ph. D, Dasar-dasar manajemen, BPFE, Yogyakarta
15. Handoko, Hani. Manajemen dan Lingkungan Eksternal. Jakarta: Citra Karsa. Williams,
Chuck. 2001. Manajemen Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.
16. Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta