Anda di halaman 1dari 12

GLOBALISASI EKONOMI :

EKONOMI DUNIA PADA MASA PANDEMI COVID-19

DISUSUN OLEH :
NAMA : Nuraini
KELAS : XII Mipa-1

MADRASAH ALIYAH NEGRI 3 MEDAN


T.P 2021/2022
KATA PENGANTAR

Pertama tama, puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah swt yg telah memberikan saya rahmat
dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas saya yg berjudul “ekonomi dunia pada
masa pandemic”.

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini ialab untuk memenuhi tugas sosiologi saya yang diberikan
oleh buk siti nur baddariah, yaitu tentang “ruang lingkup globalisasi pada masa pandemic” selain
itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan saya tentang apa yang terjadi pada
ekonomi dunia saat kita dilanda pandemic yg panjang.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu siti nurbadarriah selaku guru sosiologi yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membagi sebagian
pengetahuannya sehngga saya dapat membuat makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan maklah ini.

Medan, 31 Januari 2022

Nuraini
LATAR BELAKANG

Globalisasi Ekonomi

– Pengertian Globalisasi Ekonomi

Globalisasi adalah suatu proses atau gejala menyebarnya nilai kebudayaan dari satu
tempat ke tempat lain. Globalisasi bisa memberikan dampak positif dan negative terhadap
suatu Negara. Globalisasi juga dapat diartikan sebagai proses dimana stiap orang di dunia
dapat terikat satu sama lain baik dari segi budaya, adat, kebiasaan, ekonomi dan
sebagainya.

Dan globalisasi ekonomi adalah kondisi dimana meningkatnya integrasi ekonomi dan
saling ketergantungan ekonomi nasional,regional, dan local diseluruh dunia melalui
intensifikasi pergerakan barang, jasa, teknologi, dan modal lintas data.

Globalisasi ekonomi terdiri dari globalisasi produksi dan keuangan, pasar dan teknologi,
rezim organisasi dan lembaga, perusahaan dan tenaga kerja. Meski globalisasi ekonomi
sudah meluas sejak munulnya perdagangan antar Negara, pertumbuhannya naik drastic
dalam kurun 20-30 tahun terakhir berkat kerangka kerja perjanjian umum tarif dan
perdagangan dan organisasi perdagangan dunia.

– Bentuk Bentuk Globalisasi Ekonomi

1. Produksi
Bentuk dari globalisasi produksi ialah adanya satu atau lebih perusahaan yang
mendirikan pabrik dibanyak Negara, hal ini dilakukan untuk menimalisirkan biaa
produksi. Negara yang dipilih pun biasanya adalah Negara yang memiliki tarif
upah rendah, selain itu tariff bea masuk yang diberlakukan oleh Negara tersebut
juga murah.

Selanjutnya infrastruktur di Negara tersebut juga memadai untuk melakukan


produksi. Terakhir, iklim usaha di Negara tujuan juga kondusif untuk aktivitas
produksi perusahaan tersebut. Perusahaan yang sering melakukan globalisasi
produksi biasanya adalah mereka yang bergerak di indudti manufaktur.

2. Pembiayaan
Globalisasi produksi dapat dilakukan karena adanya globalisasi pembiayaan,
yaitu fasilitas pinjaman yang bisa didapatkan oleh perusahaan berkelas
internasional di seluruh Negara di dunia. Selain pinjaman, perusahaan global juga
bisa mendapatkan fasilitas untuk melaksanakan investasi globalisasi pembiyaan
ini kemudian memungkinkan perusahaan internasional untuk melakukan
produksi dan menanam modal dibanyak Negara.

3. Tenaga kerja
Pada kasus ini, perusahaan global sangat mungkin untuk menggunakan sumber
daya manusia dari banyak Negara di dunia, masuknya tenaga kerja asing kedalam
suatu Negara merupakan pertanda terjadinya globalisasi tenaga kerja ini. Tenaga
kerja yg digunakan juga sesuai dengan tingkatnya.

Namun sayangnya, hal ini juga membuka peluang bagi perusahaan tersebut untuk
memakai jasa SDM yang sudah berpengalama secara internasional, sementara
mayoritas tenaga kerja dari Negara berkembang atau Negara tempat produksi
hanya akan digunakan untuk menjadi buruh dengan pekerjaan berat saja.

4. Jaringan informasi
Fenomena borderless tampak nyata pada globalisasi jaringan informasi ini.
Masyarakat dimanapun saat ini dapat secara cepat,mudah, dan murah mengakses
informasi dari seluruh dunia.

Kemajuan teknologi disinyalir menjadi penyebab utama dari munculnya


fenomena ini, teutama teknologi komunikasi dan informasi. Pada akhirnya,
majunya teknologi inilah yang dimanfaatkan oleh perusahaan global untuk
memasarkan produknya ke seluru dunia.

5. Perdagangan
Fenomena ini menjadi pamungkas dari bentuk globalisasi ekonomi. Globalisasi
perdagangan diwujudkan dengan adanya tariff yang seragam. Bahkan tak jarang
Negara Negara di dunia menurunka tarif ekspor dan impor serta menghapus
beragam hambatan yang sifatnya non tarif. Hal ini dilakukan perdagangan global
menjadi makin cepat,adil, tetapi sekaligus ketat persaingannya.

– Pengaruh dan dampak globalisasi ekonomi pada suatu Negara


Globalisasi ekonomi memiliki dampak positif dan dampak negative.

 Dampak positive globalisasi ekonomi


1) Globalisasi ekonomi mampu menstimulus tumbuhnya perekonomian di
Negara tujuan yang mayorita adalah Negara berkembang, negeri kita pun
turut merasakannya.
2) Globalisasi ekonomi membuat lebih terbukanya mekanisme dan
kesempatan investasi dikancah internasional.
3) Globalisai ekonomi mendorong ekonomi dunia untuk terus tumbuh. Tak
hanya parsial dan sektoral, perekonomian dunia tumbuh secara
menyeluruh. Hal tersebut disebabkan Karena adanya industry yang
lokasinya berubah sehingga mendorong efisiensi.
4) Pendapatan yang meningkat di Negara Negara berkembang sebgai buab
dari bebasnya perdagangan berskala internasional juga menjadi dampak
positif dari globalisasi ekonomi. Peningkatan pendapatan itu pada
akhirnya mampu menekan angka kemiskinan di dunia.
5) Masih berhubungan dengan poin di atas, meningkatnya pendapatan
Negara Negara berkembang akibat perdaganagn global pada gilirannya
mampu membuat pendapatan perkapita turut meningkat di skala global.
6) Globalisasi ekonomi membuat komoditas barang dan jasa di satu Negara
meningkat variasinya. Hal ini disebabkan karena banyaknya tawaran
beragam barang dan jasa oleh banyak Negara, sehingga variasasinya pun
menjadi lebih banyak di pasar global. Meingkatnya variasi ini juga
berakibat terpenuhinya kebutuhan dari penduduk.
7) Globalisasi ekonoi membuat sebuah Negara mampu bersain di pasar
global secara lebih efisien.

 Dampak negative globalisasi ekonomi


1) Globalisasi ekonomi menyebabkan tidak efektifnya proses penyesuaian
ekonomi di suatu negara. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas yang harus
dimiliki oleh negara tersebut sebagai tuntutan saat ingin terjun dalam
perdagangan global
2) Globalisasi ekonomi juga mengakibatkan adanya peningkatan kondisi
ekonomi yang tak stabil dan sensitif terhadap bermacam peristiwa,
misalnya terjadinya perang dan adanya terorisme di suatu negara
3) Globalisasi ekonomi memicu terjadinya kerusakan lingkungan. Hal ini
karena meningkatnya pihak yang melakukan aktivitas industri, dari
produksi sampai konsumsi
4) Globalisasi ekonomi menyebabkan adanya pendapatan per kapita yang
timpang antara negara berkembang dengan negara maju
5) Masih berhubungan dengan poin di atas, kesenjangan pendapatan ternyata
tidak hanya terjadi antarnegara. Kesenjangan tersebut dapat juga terjadi
dalam lingkup suatu negara. Hal ini disebabkan karena tidak meratanya
wilayah yang mendapatkan dampak langsung dari globalisasi. Wilayah
perkotaan biasanya mendapatkan penghasilan yang lebih besar dibanding
pedesaan karena memiliki akses yang juga lebih besar terhadap
perdagangan global. Ketimpangan ini menjadi risiko yang tak bisa
dihindari, meskipun di sisi lain globalisasi memberikan dampak nyata
terhadap ekonomi secara keseluruhan
6) Globalisasi ekonomi mengakibatkan menurunnya level keamanan dalam
pekerjaan. Hal ini merupakan dampak dari makin luasnya lingkup pasar,
sehingga keamanan saat bertransaksi atau menjalankan pekerjaan menjadi
sulit untuk dipastikan.

RUMUSAN MASALAH

EKONOMI DUNIA PADA MASA PANDEMI


COVID-19
Sejak ditetapkan sebagai pandemic covid-19 pada tanggal 11 maret 2020 oleh badan kesehatan
dunia (WHO), virus corona telah menyebar luas keseluruh dunia. Tak hanya berdampak pada
krisis kesehatan, pandemic covid-19 juga meneyebabkan perekonomian sebagian besar Negara-
negara didunia mengalami penurunan yang drastis. Hanya sebagian kecil Negara Negara di dunia
yang pertmbuhan ekonomi nya masih stabil pada saat pandemic.

Setelah tepuruk akibat kegiatan yang dibatasi oleh pemerintah untuk menkan penyebaran covid-
19, pada tahun 2021 negara Negara dunia mulai berharap untuk bisa bangkit kembali. Untuk itu
berbagai peraturan dikeluarkan dan kerja sama antar Negara diselenggarakan agar kinerja
ekonomi mulai mengalami penaikan kembali seperti tahun tahun sebelum covid-19 melanda.

Pada saat puncak pandemic covid-19 lalu yaitu pada tahun 2020, pandemic covid menyebabkan
krisi ekonomi di seluruh penjuru dunia. Tidak hanya di Negara Negara berkembang dan Negara
Negara yang dikategorikan miskin, Negara Negara maju juga merakan krisi ekonomi yang di
akibatkan covid-19

Sebagian besar Negara maju bahkan mengalami penurunan ekonomi yg drastic begitu pula
Negara berkembang, apalagi Negara miskin. Hanya sebagian kecil Negara Negara di dunia yang
mampu bertahan dan tumbuh positif menghadapi pandemic covid-19 ditahun 2020.

Negara Negara tersebut ialah :

 China : 2,3%
 Vietnam : 2,9%
 Taiwan : 2,98%

Diluar ketiga Negara tersebut, pandemic covid telah memporak porandakan perekonomian dunia,
tak terkecuali Negara Negara maju, seperti amerika serikat,jerman, inggris dan jepang.

Catatan penyusutan ekonomi Negara Negara maju pada tahun 2020 :

 Amerika serikat (as) : -3,5%


 Jerman : -5%
 Inggris : - 9,9 %
 Jepang : - 4,8%

Dikawasan asia tenggara, hanya Vietnam yang tumbuh positif sebesar 2,91 % pada tahun
2020. Sedangkan, Negara Negara lain dikawasa ASEAN, tumbuh negative.

Catatan penyusutan ekonomi di ASEAN :

 Singapura : -5,4%
 Malaysia : -5,6%
 Thailand : -6,1%
 Filiphina : -9,5%
 Indonesia : -2,07 %

Pada januari 2021, IMF mengestimasi pertumbuhan ekonomi global di angka -3,5%. Sementara
bank dunia pada januari dan OECD pada desember 2020 masing-masing memprediksi
penurunan pertumbuhan ekonomi global lebih dalam menjadi -5,2% dan minus -4,2%.

Lesunya perekonomian global tersebut tak lepas dari efek pandemic covid-19 yang menjalar
hingga ke persoalan ekonomi dan keuangan dunia.kedatangannya yang tiba tiba memerikan
tekanan yang besar dari sisi penawaran dan permintaan.

Rantai produksi dunia bukan hanya terganggu, bahkan terputus . karena banyak Negara memilih
karantina wilayah untuk menahan laju penyebaran covid-19. Gangguan suplai/produksi juga
menjalar ke sisi permintaan, konsumsi turun signifikan , investasi merosot drastic dan
perdaganagan dunia (ekspor dan impor) sangat lesu.

Dari sisi perdagangan barang, organisasi perdagngan dunia (WTO) memperkirakan penurunan
perdagngan global sebesar -5,3%. Turunnya aktivitas perekonomian dan terbatasnya monilitas
barang dan jasa, serta pembatasan ruang gerak penduduk, pada akhirnya memukul pula
pendapatan perusahaan dan masyarakat.akibatnya pemutusan hubungan kerja dan merumahkan
karyawan terjadi di mana mana di dunia.
Mitigasi dampak pandmi tidak hanya dilakukan oleh masing maing Negara saja. Antar Negara
uga membangun kerja sama untuk mengatasi dampak pademi covid-19 baik dari sisi kesehatan
maupun ekonomi. Salah satunya ialah melakukan pertemuan konferensi tingkat tinggi (KTT) G-
20 yg telah dilakukan sebnyak dua kali sepanjang tahun 2020.

Setelah WHO mengumumkan covid-19 sebgai pandemic pada 11 maret 2020, kelompok G20
mengadakan KTT luar biasa, diikuti erangkaian peretmuan tingkat menteri terkait. Pada KTT
luar biasa tersebut, disepakati sejumlah hal terkait dengan upaya penanggulangan pandemic dan
pemulihan ekonomi global.

Disektor kesehatan G-20 mendukung WHO umtuk mengimplementasikan regulasi kesehatan


internasional 2005, dana solidaritas untuk respons covid-19, serta mendukung inisiatif global
untuk coalition for epidemic preparadnes innovations (CEPI) dan inisiatif akselerator akses
peralatan covid-19 untuk menjamin akses terhadap vaksin, pengobatan, dan peralatan lain bagi
semua Negara.

Disektor keuangan, Negara Negara G-20 mengeluarkan stimulus hingga 11 triliun dollar AS
untuk penanganan covid-19 yang membatu menggerakkan perekonomian. Salah satu progam G-
20 yang berdampak signifikan terhadap upaya penanggulangan pandemic dan pemulihan
ekonomi global adalah debt service suspension intiative (DSSI) yang tela diperpanjang hinnga
pertengahan 2021.

Inisiatif ini merupakan penangguhan pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri bagi
Negara-negara paling miskin di dunia yang membutuhkan. Dalam jangka pendek, skema DSSI
sangat membantu perekonomian Negara Negara miskin melalui penyediaan likuiditas untuk
penanggulangan andemi covid-19.

Disamping memberikan keringanan pembayaran utang luar negri, G-20 bekerja sama dengan
bank dunia menyediakan fasilitas pembiayaan jalur cepat bagi Negara-negara berkembang.
Fasilitas ini disediakan untuk mendukung pengadaan berbagai peralatan kesehatan yang
dibutuhkan untuk penanganan covid-19.

Pada sector energy, G-20 memberi perhatian pentingnya pasokan yang mencukupi, stabil, dan
terjangkau untuk layanan kesehatan. Pada sector pertanian dan pangan, G-20 berkomitmen untuk
tidak menerapkan pembatasan ekspor atau bea tambahan bagi produk-produk untuk bantuan
kemanusiaan. Sedangkan pada sector pariwisata, G-20 mengelyuarkan pedoman aksi perjalanan
yang aman dan lancer sebagai bagian dari pemulihan krisis.

Kemudian pada pertemuan tingkat tinggi kedua G-20 yang diselenggaran secara virtual pada 21-
22 november 2020, pemimpin G-20 mengeluarkan deklarasi KTT Riyadh berisi kesepakatan 20
pemimpin Negara yang mnguasai 80% kekayaan dunia itu.

Berbagai lembg
Berbagai lembaga internasional memproyeksikan tahun 2021 ini akan menjadi tahun pemulihan.
Selain dari basis perkembangan ekonomi 2020 yg sangat rendah sehingga menghasilkan
technical rebound, pemulihan pada 2021 juga didukung oleh berbagai factor seperti vaksinasi
yang dilakukan secara global serta kebijakan akomodatif yang masih dijalankan secara luas.

Dana moneter internasional (IMF) dalam laporan world economic ooutlook update, july 2021 :
fault lines widen in the global recovery, memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi global di
kisaran 6% untuk tahun 2021. Angka tersebut tidak berubah dibandingkan dengan proyeksi april
lalu dan 4,9% pada 2022.

Meskipun demikian pemulihan ekonomi global terjadi secara tidak merata (uneven recovery)
yang antara lain, disebabkan oleh perbedaan situasi pandemic covid-19, kecepatan vaksinasi dan
dukungan stimulus ekonomi.

Secara garis besar, kelompok Negara maju mengalami kenaikan proyeksi didukung perluasan
reopening, jangkauan vaksinasi yang tinngi, serta stimulus yang massif, seperti yang terjadi pada
AS ( proyeksi ekonomi naik 0,6pp ) ; zona euro ( naik 0,2 pp ) ; dan korea selatan ( naik 0,7 pp )

Sementara itu banyak Negara berkembang yang mengalami penurunan proyeksi utamanya akibat
pemberlakuan retriksi lebih ketat di tengah penyebaran varian delta. Tingkat vaksinasi yang
relative rendah dinegara berkembang juga dianggap memberikan resiko kerentanan terhadap
kesinambungan pemulihan ekonomi ke depan. Beberapa Negara yang mendapat revisi kebawah,
antara lain :

 India (-3,0 pp)


 Malaysia (-1,5 pp)
 Filiphina (-1,5 pp)
 Thailand (-0,5 pp)
 Indonesia (-0,4 pp)

Bank dunia menuliskan dalam laporannya bahwa mereka telah memproyeksi secara keseluruhan,
ekonomi dunia prediksi tumbuh 5,6% pada tahun 2021, sebuah laju pascaresesi tercepat dalam
80 tahun terakhir sedangkan pada tahun 2022 diperkirakan akan melambat, yakni sebesar 3,8%.

Namun demikian, pemilihan ekonomi diberbagai Negara tidak merata ditengah akses vaksin
covid-19 yang berbeda beda tiap Negara. Disis lain, pemilihan ekonomi tajam terjadi di beberapa
ekonomi utama seperti AS, karena adanya dukubgan fiscal yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai