Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat- Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ancaman Integrasi
Nasionaldi Bidang Ekonomi ini. Shalawat serta salam senantiasa kita
sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan
hingga selesainya makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah
tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun
pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah
tentang AncamanIntegrasiNasional diBidangEkonomiini menjadi lebih
baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan
penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan
yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran
kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih
meningkatkan kualitas di kemudian hari.
ii
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
A. Kesimpulan 9
B. Saran 10
iii
Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri.
Hal tersebut merupakan bukti nyata dari pengaruh globalisasi. Dapat
dikatakan, saat ini tidak ada lagi negara yang mempunyai kebijakan
ekonomi yang tertutup dari pengaruh negara lainnya. Globalisasi
perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu
kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan
batas teritorial negara.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh
batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika
globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi
kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian
internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu
pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar
internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang
masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. Hal
tersebut tentu saja selain menjadi keuntungan, juga menjadi ancaman
bagi kedaulatan ekonomi suatu negara.
1
2
b. Inflasi
Definisi inflasi yaitu terjadinya peningkatan harga- harga
secara terus- menerus. Hal ini tentu disebabkan oleh berbagai
faktor, yaitu konsumsi masyarakat yang semakin meningkat,
terdapat kelebihan likuiditas di pasar, dan sebagai tanda bahwa
ada ketidaklancaran terhadap distribusi barang.
4
2. Ancaman Eksternal
Ancaman eksternal adalah bahaya yang berasal dari
pengaruh negara luar.
a. Indikator Kinerja Ekonomi Buruk
Dalam menghadapi tantangan ini, sangat diperlukan kerja
sama di antara pemerintah dan masyarakat. Dengan adanya
suatu kerja sama yang baik, maka hal ini dapat menjadi pemicu
kemajuan kinerja ekonomi secara bersama- sama. Dan pada
akhirnya, tidak akan ada pihak yang merasa dirugikan.
b. Daya Saing Rendah
Masalah ini dapat diatasi dengan melakukan upaya
percepatan pembangunan perekonomian nasional dengan
kualitas yang lebih baik agar memiliki daya saing yang tinggi.
c. Ketidaksiapan Menghadapi Era Globalisasi
Sikap kurang siap dalam menghadapi globalisasi juga
menjadi ancaman yang tidak dapat diabaikan. Maka dari itu
perlu diciptakan dan dibentuk generasi penerus yang memiliki
wawasan luas dan didasari oleh beragam kekayaan budaya
sehingga tidak akan mudah terpengaruh dan terjerumus ke
dalam budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan
Indonesia. Jadi, negeri tercinta ini harus terus mengupayakan
peningkatan pendidikan serta teknologi informasi komunikasi.
d. Ketergantungan yang Tinggi pada Pihak Asing
Ancaman seperti ini sebenarnya dapat dihadapi dengan
menjalin hubungan yang baik dengan negara-negara yang
memiliki peran penting dalam tatanan ekonomi- politik dunia. Di
samping itu ikatan yang baik tersebut secara perlahan akan
memberi pengaruh positif terhadap kemajuan ekonomi dalam
negeri, sehingga pada akhirnya tidak akan timbul rasa
ketergantungan yang terlalu besar.
6
Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak dapat berdiri sendiri.
Hal tersebut merupakan bukti nyata dari pengaruh globalisasi. Dapat
dikatakan, saat ini tidak ada lagi negara yang mempunyai kebijakan
ekonomi yang tertutup dari pengaruh negara lainnya. Globalisasi
perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan ketika negara- negara di seluruh dunia menjadi satu
kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan
batas teritorial negara.
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh
batasan dan hambatan terhadap arus modal, industri dan jasa. Ketika
globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi
kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian
internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu
pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar
internasional secara kompetitif. Sebaliknya, juga membuka peluang
masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. Hal
tersebut tentu saja selain menjadi keuntungan, juga menjadi ancaman
bagi kedaulatan ekonomi suatu negara.
Masyarakat paripurna, adil, dan makmur, merata secara material
dan spiritual hanya akan tercapai apabila pembangunan nasional
berjalan lancar. Kelancaran proses pembangunan nasional didorong
oleh keadaan negara yang aman dan damai serta terbebas dari segala
hambatan, tantangan, ancaman, dan gangguan, baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar negeri. Kondisi tersebut dapat tercipta bila
setiap warga negara Indonesia selalu waspada dan siap siaga
mengamankan keutuhan dan integrasi nasional. Ekonomi kerakyatan
sangat menghindari hal- hal berikut.
1. Sistem fre fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku
ekonomi liberal.
2 . Sistem etatisme, dalam arti negara beserta aparatur negara bersifat
dominan dan mematikan potensi dan daya kreasi unit- unit ekonomi
7
9
10
Chotib, Dzazuli, Suharmo, Tri, Abubakar, Catio. 2007. Ekonomi. Jakarta: PT.
Ghalia Indonesia.