Anda di halaman 1dari 8

UTS

Prinsip Pengajaran Dan Asesmen I

Oleh

Hera Gusrianti

E4R12310126

PPG Prajabatan Gelombang 2 tahun 2023

PRODI Matematika

UNIVERSITAS Mataram

TAHUN 2024
1. Rancangan pembelajaran dapat disusun menggunakan prinsip Understanding by Design (UbD) atau
biasa disebut dengan backward design. Jelaskan bagaimana cara merancang pembelajaran dengan
prinsip ini!

Jawab:

Merancang pembelajaran dengan prinsip "Understanding by Design" (UbD) atau backward design
melibatkan serangkaian langkah yang membantu guru merencanakan pengalaman belajar yang
bermakna dan mendalam.

a. Identifikasi Tujuan Pembelajaran (Learning Goals):

a) Menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus mencerminkan pemahaman


yang mendalam dan berfokus pada inti konsep, keterampilan, atau prinsip-prinsip yang ingin
dicapai.

b) Tujuan pembelajaran harus spesifik, terukur, dapat diukur, dan relevan dengan kurikulum.

b. Menentukan Kriteria Asesmen (Assessment Criteria):

a. Setelah menentukan tujuan, identifikasi kriteria yang akan digunakan untuk menilai sejauh
mana tujuan pembelajaran tercapai.

b. Pertimbangkan berbagai bentuk asesmen, seperti tes, tugas, proyek, atau portofolio, yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.

c. Merancang Asesmen (Assessment Design):

a) Berdasarkan kriteria asesmen yang telah ditentukan, rancang instrumen asesmen yang akan
digunakan. Pastikan instrumen asesmen relevan, valid, dan dapat mengukur pemahaman yang
mendalam.

b) Tentukan jenis pertanyaan, tugas, atau aktivitas yang akan digunakan dalam asesmen.

d. Rancang Kegiatan Pembelajaran (Learning Activities):

a) Merancang kegiatan pembelajaran yang akan membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran. Kegiatan harus didasarkan pada pemahaman yang mendalam dan menciptakan
pengalaman belajar yang bermakna.

b) Pertimbangkan berbagai metode pengajaran, sumber daya, dan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.

e. Menentukan Pengalaman Pembelajaran (Learning Experiences):

a) Tentukan pengalaman pembelajaran yang akan melibatkan peserta didik dalam pemahaman
yang mendalam. Ini bisa termasuk diskusi, eksperimen, proyek, pemaparan, atau aktivitas
kolaboratif.

b) Pastikan pengalaman pembelajaran terkait dengan konteks nyata atau aplikasi praktis dari
konsep yang dipelajari.

f. Sesuaikan Materi Pembelajaran (Curriculum Materials):

a) Pilih atau susun materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kegiatan
pembelajaran yang telah dirancang.

b) Pastikan materi pembelajaran mendukung pemahaman yang mendalam dan memungkinkan


peserta didik untuk menjelajahi inti konsep.

g. Melakukan Refleksi dan Penyesuaian:

Setelah melaksanakan pembelajaran, lakukan refleksi terhadap apa yang berhasil dan apa yang
perlu diperbaiki.

2. Dalam merancang pembelajaran menggunakan prinsip UbD guru harus merencanakan tujuan
pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran. Jelaskan hubungan ketiga komponen tersebut,
lalu kemukakan pendapatmu jika salah satu komponen tidak termuat dalam perencanaan
pembelajaran.

Jawab:

Jadi Understanding by Design (UbD) adalah sebuah proses merancang ulang pembelajaran tetapi dari
akhir atau dari hasil, dimana biasanya merancang pembelajaran dimulai dari aktivitas kemudian
asesmen hingga menemukan hasil akhir atau forward design berbeda dengan UbD yang menggunakan
backward design Backward design dimulai dan menentukan hasil, kemudian bukti dan asesmen, hingga
menentukan strategi apa yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran bisa tercapai. Hubungan
tujuan pembelajaran, asesmen, dan kegiatan pembelajaran.

a. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan UbD guru mampu menentukan ide atau pokok-pokok
yang ingin diketahu (dipelajan) Istilah lainnya guru memiliki keingintahuan yang harus dicapai.
Kemudian guru membuat kata-kata kunci yang sesuai materi. Setelah itu, apa yang diinginkan
untuk dikuasai dinyatakan dalam kalimat yang mengandung ejaan KBBI dan berdasarkan
taksonomi bloom. Hal ini didukung oleh (Wan, 2022) dalam merencanakan dan menentukan aku
pembelajaran dilakukan dengan menentukan menetapkan hasil belajar yang ingin tercapai
terlebih dahulu. Tahapan selanjutnya membuat assessment setrap ide atau pokok-pokok yang
ingin diketahui (dipelajari).

b. Asesmen

Asesmen diartikan sebagai sebuah proses menemukan sejumlah deskripsi tingkat karakteristik
yang dimiliki siswa. Asesmen berbeda dengan evaluasi dan pengukuran Meski memiliki kemiripan,
namun tetap ada gab pembeda yang perlu dipahami oleh praktisi pendidikan. Evaluasi adalah
proses merefleksikan data untuk membuat suatu keputusan Sedangkan pengukuran adalah salah
satu prosedur untuk menemukan sejumlah deskripsi kuantitatif yang dimiliki siswa. Ada 3 jenis
asismen yang digunakan dalam kurikulum merdeka yaitu:

a) Asesmen awal, asesmen awal merupakan proses penilaian untuk mengetahui kemampuan
dasar anak, mengetahui kondisi awal mereka sebelum merancang suatu pembelajaran.

b) Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan
balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. Contoh asesmen
formatif berupa LKPD, kerja kelompok, uji petik kerja dll yang dilakukan saat peroses belajar
mengajar.

c) Asesmen formatif dilakukan akhir pembelajaran Asesmen berbentuk tes yang memuat
pertanyaan dari maten yang telah dipelajari Guru menggunakan tes untuk mengases
kuantitas dan akurasi pekerjaan siswa. Sebagian besar keputusan guru diambil dari hasil
asesmen. Assessment ini bisa diterapkan dalam bentuk tes melalu pengisian google form, baik
dalam bentuk multiple coice, short answer, atau essay. Tujuan dari asesmen ini adalah grade-
based seperti ujian, portofolio, tugas akhir, dan tes standardisasi Tipe-tipe dan assessment
of learning yaitu asesmen sumatif, asesmen normatif dan asesmen berbasis kriteria Di
tingkat nasional, assessment of learning dilaksanakan dengan AKM (Asesmen Kompetisi
Minimum) sebagai pengganti ujian nasional.

c. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin
meningkat dalam pengetahuan pikir, sikap dan kebiasaan-kebiasaan serta keterampilan yang
diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa, dan berkontribusi pada
kesejahteraan hidup umat manusia. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika akan
melaksanakan kegiatan pembelajaran adalah:

a) Sumber Belajar

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun
secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar
atau mencapai kompetensi tertentu.

b) Materi Pembelajaran

Secara garis besar dapat dikemukakan baliwa materi pembelajaran (instructional material)
adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam
rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
c) Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan
pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas merupakan kegiatan
pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran Dalam konteks yang demikian itulah
kiranya pengelolaan kelas penting untuk diketahui oleh siapapun juga yang menerjunkan
dirinya ke dalam dunia pendidikan

Ketiga komponen tersebut memiliki hubungan yang erat dalam perencanaan pembelajaran yang
artinya ketiga komponen harus ada dan tidak dapat terpisahkan. Tidak mungkin suatu asesmen dapat
dibuat jika tidak ada model atau pendekatan dalam pembelajaran. Sangat sulit melihat ketercapaian
pembelajaran jika tidak ada alat ukur yang mengukur ketercapaian (asesmen). Ketiga komponen UbD
yaitu tujuan pembelajaran , asesmen dan keiatan pembelajaran adalah tiga komponen yang satu padu
dan tidak mungkin untuk di pisahkan. Jika salah satu komponen tidak terpenuhi maka dapat dikatakn
rancangan pembelajaran yang dilakukan mengalami kecacatan, atau tidak memenuhi standar
pendidikan yang baik.

Jadi, tujuan pembelajaran berisi apa yang harus dicapai peserta didik, untuk mencapai tujuan
pembelajaran, yang digunakan. Oleh karena itu, diberikan bahan ajar atau sumber belajar yang berisi
materi mengenai hal yang harus diapai oleh peserta didik. Kemudian pada peroses belajar materi yang
disampaikan harus sesuai dengan langkah-langkah atau metode seperti apa yang akan digunakan
dalam peroses pembelajaran pada materi tertentu. Dan yang terakir asismen digunakan untuk
mengetahui atau mengukur ketercapaian pembelajaran peserta didik dan mengetahui tidak lanjut
yang akan dilakukan dalam peroses pembelajarn selanjutnya.

3. Mengapa merancang pembelajaran dianjurkan menggunakan prinsip UbD? Jelaskan kelebihan


prinsip ini dibandingkan dengan cara merancang pembelajaran seperti biasanya!

Jawab:

Proses pembelajaran merupakan kumpulan dari beberapa kegiatan yang berkesinambungan. Dimulai
dari kegiatan memilih metode dan pendekatan yang tapat. Mengurutkan penyampaian materi ajar,
dan melakukan pengukuran ketercapaian pembelajaran atau asesmen. Ketiga kegiatan dalam
pembelajaran seyogyanya harus terintegrasi satu sama lain. Prinsip UbD mampu menjadi solusi dari
kedisintegralan proses pembelajaran, prinsip perancangan mundur menjamin setiap kegiatan
mempunyai kesinambungnan dengan kegiatan yang lain. Sehingga kedissingkronan dapat dihindari
atau setidaknya diminimalisir. Adapun kelebihan dari prinsip UbD adalah:

a. Fokus pada pemahaman yang mendalam: UbD mendorong pemahaman yang lebih mendalam pada
siswa. Pendekatan ini menekankan pemahaman konsep inti dan prinsip dari pada sekadar
menghafal fakta dan informasi. Ini membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih
tajam tentang materi pelajaran.

b. Keselarasan antara tujuan, asesmen, dan kegiatan pembelajaran: Dalam UbD, tujuan pembelajaran,
asesmen, dan kegiatan pembelajaran saling terkait dan sejalan. Hal ini memungkinkan guru
untuk mengukur kemajuan siswa dengan lebih efektif dan merencanakan kegiatan pembelajaran
yang mendukung pencapaian tujuan tersebut. Keselarasan ini membantu guru menyesuaikan
strategi pengajaran dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

c. Fleksibilitas dalam perencanaan dan pengajaran: Pendekatan UbD menyediakan kerangka kerja
yang fleksibel, sehingga guru dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan
konteks kelas yang spesifik. Ini memungkinkan penyesuaian strategi pengajaran untuk
mencapai hasil pembelajaran yang optimal.

d. Mendorong pembelajaran berbasis pertanyaan: UbD mendorong penggunaan pertanyaan esensial


dalam pembelajaran. Pertanyaan ini digunakan untuk membimbing pembelajaran siswa dan
merangsang pemikiran kritis dan analitis. Dengan demikian, UbD membantu mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa dan mempromosikan pembelajaran yang lebih mendalam.

4. Jelaskan perbedaan asesmen awal, asesmen formatif, dan asesmen sumatif serta berikan masing-
masing 1 contoh!

a. Asesmen Awal

Asesmen awal adalah jenis asesmen yang dilakukan pada awal pembelajaran atau sebelum proses
pembelajaran dimulai. Tujuannya adalah untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, atau
pemahaman awal siswa sebelum materi pembelajaran utama diberikan.

Contoh: Seorang guru IPS akan memberikan tes awal untuk mengukur pengetahuan siswa
tentang materi sebelumnya sebelum memulai unit pelajaran Sejarah Indonesia

b. Asesmen Formatif

Asesmen formatif adalah jenis asesmen yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk
memonitor perkembangan siswa. Tujuannya adalah untuk memberikan umpan balik (feedback)
kepada siswa dan guru sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dan ditingkatkan.

Asesmen formatif dilakukan selama pembelajaran untuk memantau kemajuan peserta didik.
Penilaian formatif berfungsi sebagai alat bagi guru untuk memahami sejauh mana siswa telah
menguasai materi dan dimana mereka mungkin memerlukan bantuan lebih lanjut. Penilaian
formatif lebih dinamis dan berkelanjutan, memberikan umpan balik untuk pertumbuhan dan
pengembangan.

Asesmen formatif idealnya dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung seperti pemberian
tugas kepada siswa berupa lembar kerja yang dilakukan dengan cara salah satunya melalui
berdiskusi dan melakukan persentasi. Pada saat itu guru dapat melakukan beberapa penilaiannya
seperti penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang muncul selama proses diskusi.
Waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan asimen adalah ketika peroses belajar mengajar
pada saat itu guru dapat memberikan asismen dalam berbagai hal seperti penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan siswa.

Contoh: Selama sebuah proyek penelitian di kelas sains, guru akan memberikan umpan balik
kepada siswa tentang kemajuan mereka dalam mengumpulkan data, menganalisis hasil, dan
merancang laporan penelitian.

c. Asesmen Sumatif

Asesmen sumatif adalah jenis asesmen yang dilakukan pada akhir suatu periode pembelajaran
atau unit pembelajaran untuk menilai pencapaian akhir siswa. Tujuannya adalah memberikan
gambaran keseluruhan tentang apa yang telah siswa pelajari selama periode tersebut.

Penilaian sumatif lebih fokus pada hasil akhir dan sering digunakan untuk menentukan nilai
akhir. Contohnya:

a) Ujian Akhir Semester: Ini adalah contoh klasik dari penilaian sumatif, di mana siswa dinilai
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama satu semester.

b) Proyek Akhir: Proyek yang diberikan di akhir periode belajar juga termasuk dalam kategori
penilaian sumatif, menilai sejauh mana siswa mampu mengaplikasikan konsep yang telah
dipelajari

Ketiga waktu ini dianggap tepat karena asesmen yang dilakukan sepanjang proses pembelajaran
dapat memberikan informasi yang relevan dan up-to-date tentang kemajuan peserta didik serta
membantu guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai. Dengan memahami perbedaan antara
ketiga jenis asesmen ini, guru dapat merencanakan dan menjalankan pembelajaran yang lebih efektif,
serta memberikan umpan balik yang tepat kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman dan
prestasi mereka.

5. Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik. Jelaskan maksud dari pernyataan
tersebut!

Jawab:

Asesmen (assessment) adalah upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil
pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja mahasiswa, kelas/mata pelajaran, atau
program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu. Asesmen
dibuat untuk mengetahui kemajuan belajar anak dan sebagai teknik pelaporan. Hal ini dikarenakan
pelaporan menjadi aspek penting dalam program anak usia dini yang juga melibatkan orangtua agar
mereka menjadi lebih bertanggung-jawab terhadap perkembangan anaknya.

Pernyataan “Asesmen bertujuan untuk memonitor perkembangan peserta didik” menekankan peran
asesmen dalam mengawasi dan menilai perkembangan siswa selama proses pembelajaran. Tujuannya
adalah untuk melihat bagaimana perkembangan peserta didik terjadi dari waktu ke waktu, termasuk
pemahaman, keterampilan, dan pengetahuan yang diperoleh selama pembelajaran.
Dengan menggunakan asesmen yang tepat, guru dapat mengidentifikasi area di mana siswa telah
berhasil dan di mana mereka mungkin menghadapi kesulitan. Hal ini memungkinkan guru untuk
memberikan umpan balik yang sesuai kepada siswa dan merancang intervensi atau bantuan tambahan
jika diperlukan. Selain itu, dengan memantau perkembangan siswa melalui asesmen, guru dapat
menyesuaikan pengajaran agar lebih sesuai dengan kebutuhan individual siswa. individu siswa,
sehingga membantu mereka mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik. Dengan kata lain,
asesmen yang baik membantu guru dan peserta didik untuk mengukur, memahami, dan memantau
perkembangan pembelajaran secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai