Anda di halaman 1dari 1

Tawakal

Suatu istilah, yang tidak jarang disalah dipahami, bahwa mereka menduga bahwa dengan
bertawakal seseorang tidak perlu lagi untuk berusaha, bahkan ada yang berkata: “tawakal yang
sebenarnya adalah menjadikan diri seperti mayat yang ditangani oleh yang memandikan dan
mengkafankan, pandangan ini tidak sejalan dengan apa yang diajarkan oleh Al-Quran.

Memang berulang-ulang Allah berpesan dalam Al-Quran: Watawakal Ala Allah, bertawakal lah
kepada Allah. Tetapi sebelum memerintahkan untuk bertawakal itu, Allah memerintahkan
terlebih dahulu memerintahkan berusaha.

Seorang penduduk gunung suatu ketika datang menemui nabi dengan mengendarai unta, dia
memasuki masjid, Nabi bertanya “kamu apakan untamu?” dia menjawab, “ada di depan masjid,
ku biarkan”. Apakah engkau mengikatnya? Dia katakan ; “Tidak”. Saya bertawakal.

Nabi menjelasakan, “Ikatlah dulu, lalu bertawakal”

Mari kita lihat, apa sebenarnya makna hakiki dari tawakal. Tawakal seakar dengan kata Wakil,
apabila anda mewakilkan seseorang untuk menangani suatu urusan, maka biasanya yang anda
wakilkan itu tidak sepenuh kuasa anda,

Biasanya, bisa saja yang mewakilkan itu menarik kembali perwakilannya, biasanya juga yang
mewakilkan itu setelah menyerahkan suatu urusan kepada yang diwakilkannya, dia tidak perlu
lagi melakukan suatu kegiatan. karena dia telah mempercayakan seluruhnya kepada yang
diwakilkan.

Tidak demikian kalau seseorang bertawakal kepada Allah. Mengapa tidak demikian karena
Allah Maha Kuasa sedang manusia betapapun tinggi derajatnya dan dalam ilmunya serta besar
kuasanya, itu tidak ada artinya jika dibanding dengan kekuasaan Allah.

Allah adalah penyebab dari seluruh sebab, sedangkan manusia hanya harus memperhatikan
sebab, tetapi dia tidak dapat mewujudkan sebab.

Allah Maha Mengetahui, sedang manusia terbatas pengetahuannya, karena itu jika anda telah
bertawakal kepada Allah, maka serahkan kepada Allah dan yakinlah bahwa apa yang dipilihnya
untuk kita, itulah yang terbaik.

Jika anda bertawakal kepada Allah, Allah menuntut terlebih dahulu agar anda melakukan
aktifitas, sekuat kemampuan anda, lalu setelah kemampuan anda telah anda laksanakan, setelah
upaya Anda telah selesai secara maksimal, maka ketika itu serahkanlah kepada Allah dan
yakinlah bahwa pilihan-Nya itulah yang terbaik.

Anda mungkin juga menyukai