Anda di halaman 1dari 12

TAWAKAL

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Aceng Rahmat, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 6

1. Amalia Putri Indriawan (1205620080)


2. Hamid Alattas (1205620089)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARAT
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas berkat dan rahmat- Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas penyusunan makalah pada mata kuliah Al-Qur’an dengan judul
“Tawakal”
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun
pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu
kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan ataupun saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 6 Desember 2021

Kelompok 6
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Bab II Pembahasan
A. Definisi Tawakal
B. Hakikat Tawakal
C. Ayat yang berkaitan dengan Tawakal
D. Hal-Hal yang merusak Tawakal
E. Manfaat Tawakal

Bab III Penutup


A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Tawakal bagian dari perkara yang sangat agung karena “tawakal merupakan perwujudan dari
ketauhidan. Sikap tawakal tidaklah didapat oleh seseorang dengan tiba-tiba, namun sikap
tawakal akan lahir dari hasil ketauhidan yang telah dipupuk bertahun-tahun lamanya”.
Kenyakinan utama yang mendasari tawakal adalah “kenyakinan sepenuhnya akan kekuasaan dan
kebesaran Allah SWT, karena itulah tawakal merupakan bukti nyata dari tauhid. Pohon tauhid
yang tumbuh di dalam hati dan berangsur-angsur besar akhirnya membuahkan sikap tawakal”.
Dalam pemahaman masyarakat awam seringkali kata tawakkal dimaknai sebagai sikap
pasrah terhadap Allah swt, tanpa adanya keinginan untuk berusaha atau sikap pasif menunggu
apa saja bakal terjadi tanpa usaha aktif atau ikhtiar meraih atau menolak sesuatu. Sikap pasrah ini
selalu dijadikan sebagai alasan terhadap ketidak mampuan manusia dalam menggapai sesuatu
atau dalam menjalankan suatu urusan. Sikap seperti ini menyebabkan manusia salah paham
dalam mengimplementasikan tawakkal dalam kehidupan keduniawian. Dampaknya adalah
manusia enggan berusaha dan bekerja, tetapi hanya menunggu pemberian dari Allah.
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Tawakal ?


2. Apa hakikat Tawakal ?
3. Apa saja ayat yang berkaitan dengan Tawakal ?
4. Apa saja hal-hal yang merusak Tawakal ?
5. Apa saja manfaat Tawakal ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui definisi Tawakal


2. Untuk mengetahui hakikat Tawakal
3. Untuk mengetahui ayat yang berkaitan dengan Tawakal
4. Untuk mengetahui hal-hal yang merusak Tawakal
5. Untuk mengetahui manfaat Tawakal
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Tawakal

A. Tawakal Secara Bahasa


ْ َ ُ َ َ َ َ
Kata tawakal berasal dari bahasa Arab, yaitu -‫وك ًل‬ -‫ ي ِكل‬-‫وكل‬ yang
artinya “menyerahkan, mewakilkan, dan wakil”. Terkait dengan arti menyerahkan
ْ َ َ ‫ َو َكلبا هللا َو َت َو َكل‬artinya “pasrah kepada Allah SWT dan
kata terdapat ‫علي ِه‬ ِ ِ
menyerahkan kepada-Nya”. Selanjutnya yang terkait dengan kata mewakilkan
َّ َ ْ َّ
‫ َوكل ُت ُه ف َت َوك َل ِلي‬artinya “saya serahkan urusan kepadanya sehingga dia mewakili
ُ ْ َ
diri saya”. Sedangkan untuk kata wakil “ ‫َ “ و ِكليل‬yaitu pemilik urusan itu telah
melimpahkan wewenang kepada wakil untuk menyelesaikan urusannya dan ia
ْ َ ‫َم ْو ُك ْو ٌل‬
disebut sebagai‫ِإ ليه‬
Di dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, tawakal berarti “berserah diri
kepada kehendak Allah SWT dengan segenap hati percaya kepada Allah SWT
sesudah berusaha”. Berdasarkan sejumlah pengertian tawakal secara bahasa dapat
dipahami, bahwa arti kata tawakal yaitu menyerahkan, mewakilkan, melimpahkan
wewenang kepada yang diwakilkan, penyerahan suatu urusan untuk diselesaikan
oleh yang diwakilkan. Namun ada juga yang memahami tawakal sebagai berserah
kepada kehendak Allah SWT atas apa yang telah diusahakan
B. Tawakal Secara Istilah
Pengertian tawakal menurut istilah adalah “menjadikan Allah SWT
sebagai wakil dalam mengurusi suatu urusan, dan mengandalkan Allah SWT
dalam menyelesaikan segala urusan setelah berusaha semampunya”. Di samping
itu, ada juga yang memahami tawakal sebagai berserah diri kepada Allah SWT,
Tuhan semesta alam secara bulat dan utuh. Kata-kata secara bulat dan utuh inilah
yang seringkali membuat orang salah menafsirkannya. Oleh karena itu, “tawakal
yang dimaksud bukan menyerahkan sesuatu kepada Allah SWT tanpa melakukan
usaha. Melainkan berusaha terlebih dahulu kemudian menyerahkannya kepada
Allah secara bulat dan utuh”

2. Hakikat Tawakal

Hakikat tawakal adalah penyerahan penyelesaian dan keberhasilan suatu urusan


kepada wakil. Kalau tawakal kepada Allah, berarti menyerahkan urusan kepada Allah
setelah melengkapi syarat-syaratnya.
Tawakal adalah percaya total dengan apa yang di sisi Allah, dan memutus harapan
apa yang di tangan manusia. Tawakal adalah menyandarkan diri kepada Allah dan
melakukan ikhtiar, dengan meyakini bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Memberi
rezeki, Pencipta, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, tidak ada ilah selain-Nya.

Ungkapan ulama tentang hakikat Tawakal:

1) Ibnu al-Qayyim
Tawakal adalah tidak tampak pada dirimu ketergantungan kepada sebab,
walaupun engkau sangat butuh kepadanya, dan tidak hilang ketenangan-Mu
kepada Al-Haq (Allah) walaupun engkau telah mendapatkannya (kebutuhanmu).
2) Dzun Nun
Tawakal adalah meninggalkan pengaturan jiwa, dan lepas diri dari daya dan
kekuatan diri. Maksud beliau adalah setelah melakukan segala sebab, jiwa tidak
memikirkan hasil usahanya dari ikhtiarnya, bahkan lepas diri dari daya dan
kekuatannya dan hanya menggantungkan diri kepada Allah.
3) Abu Turab an-Nakhsyabi
Tawakal adalah melemparkan badan kepada ubudiyah, keterikat hati dengan
rububiyah Allah, tenang kepada pencukupan Allah. Kalau diberi bersyukur jika
dihalangi (pemberian)
bersabar.

3. Ayat yang berkaitan dengan Tawakal

Tawakal kepada Allah disebut di dalam Kitab Suci al-qur'an tidak kurang dari 30 kali
yang tersebar dalam 19 surah yang berbeda.

ُ ْ ‫ُأ‬ َ ‫ُ ُ ۟ َأ‬ ٰ َ ۢ ۟ ُ ُ ْ َ ‫َ َ َ َٰ َ َّ اَل‬


‫اب َو ِح ٍد َو ْٱدخلوا ِم ْن ْب َٰو ٍب ُّم َت َف ّ ِرق ٍة ۖ َو َمٓا غ ِنى َعنكم ِّم َن‬ ٍ ‫وقال يب ِنى تدخلوا ِمن ب‬
َ ‫ٱلله من َش ْىء ۖ ن ْٱل ُح ْك ُم اَّل ل َّله ۖ َع َل ْيه َت َو َّك ْل ُت ۖ َو َع َل ْيه َف ْل َي َت َو َّكل ٱمْل ُ َت َو ّك ُل‬
‫ون‬
َّ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ِإ‬ ِ ‫ِإ‬ ٍ ِ ِ
"Ya’qub berkata, “Hai anak-anakku, janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu
pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain. Meskipun
demikian, Aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikit pun dari pada (takdir) Allah.
Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah: kepada-Nya lah Aku bertawakal
dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal, berserah diri.” (QS Yusuf :
67)
‫ً َأَل آْل‬ ْ ُّ ‫َ َئ‬ ُ َّ َ ‫َو َّالذ‬
‫الدن َيا َح َس َنة َو ْج ُر ا ِخ َر ِة‬ ‫اج ُروا ِفي الل ِه ِمن َب ْع ِد َما ظ ِل ُموا ل ُن َب ّ ِو َّن ُه ْم ِفي‬ َ ‫ين َه‬
ِ
‫ون‬ َ ‫َأ ْك َب ُر َل ْو َك ُانوا َي ْع َل ُم‬
َ ‫ص َب ُروا َو َع َلى َر ّبه ْم َي َت َو َّك ُل‬
‫ون‬ َ ‫ين‬ َ ‫َّالذ‬
ِِ ِ
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami
akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala
di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar
dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal. (QS AN-Nahl : 41 – 42 )

ُ ‫ٱلل ُه َر ّبى َع َل ْي ِه َت َو َّك ْل ُت َو َل ْي ِه ُأ ِن‬


‫يب‬
َّ ُ ُ َٰ َّ َ ُ ُ ْ ُ َ ْ َ
‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬ِ ‫ذ‬ ۚ ‫ه‬
ِ ‫ٱلل‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ۥ‬ ٓ ‫ه‬‫م‬ ‫ك‬ ‫ح‬‫ف‬ ‫ء‬ٍ ‫ى‬ ‫ش‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫يه‬
ِ ‫ف‬ِ ْ ‫ٱخ َت َل ْف ُت‬
‫م‬
ْ ََ
‫وم ا‬
‫ِإ‬ ِ ‫ِإ‬

“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah.
(yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku. kepada-Nya lah aku
bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.” (QS Asy Syura : 10)

ُ ‫ٱلسم ُيع ْٱل َع ِل‬ َّ َ َ ْ َّ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َّ ۟ ُ َ َ َ


َّ ‫ٱلل ِه ۚ َّن ُهۥ ُه َو‬
‫يم‬ ِ ‫ِإ‬ ‫وِإ ن جنحوا ِللسل ِم فٱجنح لها وتوكل على‬

“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.” (QS Al-Anfal : 61)

َ ‫َّ َأ‬ َ ۟ ُ ّ ‫َ ُأ‬ َ َ َ ‫ُأ‬ ٰ ْ ‫َ َٰ َأ‬


‫كذ ِل َك ْر َسل َن َك ِف ٓى َّم ٍة ق ْد خل ْت ِمن ق ْب ِل َهٓا َم ٌم ِل َت ْتل َوا َعل ْي ِه ُم ٱل ِذ ٓى ْو َح ْي َنٓا ِإ ل ْي َك َو ُه ْم‬
‫اب‬ َ ‫ٱلر ْح َٰمن ۚ ُق ْل ُه َو َر ّبى ٓاَل َٰل َه اَّل ُه َو َع َل ْيه َت َو َّك ْل ُت َو َل ْيه َم‬
‫ت‬ َ َُُْ
َّ ‫ون ب‬
ِ ِ ‫ِإ‬ ِ ‫ِ ِإ ِإ‬ ِ ِ ‫يكفر‬

“Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah
berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al
Quran) yang Kami wahyukan kepadamu, Padahal mereka kafir kepada Tuhan yang Maha
Pemurah. Katakanlah: “Dia-lah Tuhanku tidak ada Tuhan selain dia; hanya kepada-Nya
aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat.” (QS. ar-Ra’d : 30)
4. Hal-Hal yang merusak Tawakal
Empat hal yang bisa merusak tawakal antara lain:
4) Mengeluh dan Panik
Mengeluh dan panik bisa merusak tawakal. Imam Al-Ghazali mengatakan,
“Syarat tawakal adalah kemampuan menjalani dan bersikap sabar.”
5) Tidak berusaha semaksimal mungkin
Tawakal itu penting, namun berusaha secara maksimal juga penting. Kiranya itu
sindiran tegas yang sempat diungkapkan sahabat Umar bin Khattab Ra.
“Janganlah seorang pun dari kalian berpangku tangan dan tak bekerja, seraya
berdoa, ‘oh Tuhan, berilah aku rizki’. Sedangkan kalian semua tahu jikalau langit
tak pernah menurunkan hujan emas dan perak.”
6) Memaksa meminta dari orang lain
Hal ini pasti bisa menggugurkan sikap tawakal. Syaikh Harowi bahkan menyebut,
salah satu derajat luhur dari orang yang bertawakal adalah m ereka yang
bertawakal namun tiada meminta apapun kepada insan yang lain.
7) Makan perkara haram
Makan barang haram rupanya bisa merusak pahala tawakal. Ini pernah diutarakan
oleh ulama besar dan pemuka Islam pada zamannya, Abdullah bin Mubarak.
“Siapa yang makan uang haram, maka bukanlah termasuk orang yang
bertawakal.”

5. Manfaat Tawakal

Hidup manusia tidak selalu menyenangkan dan tidak selamanya pula akan berjalan hanya
pada kesulitan. Untuk menjalani semua itu dibutuhkan jiwa yang kuat , tidak mudah menyerah
dan pantang untuk mundur karena gagal.

kondisi ini sangat diperlukan adanya sifat yang tawakal atau berserah diri pada Allah
SWT dengan hati yang ikhlas. tulus tanpa dorongan dan paksaan dari siapapun. Berikut ini
adalah manfaat dari sifat berserah diri karena Allah SWT atau tawakal;

1) Dijamin kemudahan dunia dan akhirat


Dengan berbekal sifat tawakal maka seseorang dijamin oleh Allah SWT akan
selalu diberikan ke jalan kemudahan didunia dan dikhirat berapapun besarnya
kesusahan yang sedang dijalaninya.
Sebagaimana allah berfirman:

“Barang siapa yang bertawakal kepada allah niscaya dia akan membukakan jalan
keluarnya dan dia memberikan rejekinya dari arah yang tidak disangka sangka.
dan barang siapa yang bertawakal kepadanya kepada allah niscaya allah akan
mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya allah melaksanakan tugasnya,
sungguh dia telah mengadakan ketentuan bagi setiap.” (Qs, Ath-thalaq:1-2)

2) Mudah beradaptasi dengan masalah apapun.


Seseorang yang memiliki sifat tawakal akan mudah beradaptasi dengan masalah
yang seberat apapun tanpa mudah menangis dan jauh dari prasangka buruk pada
allah SWT hanya karena merasa diri tidak berharga. Sifat tawakal dapat membuat
seseorang menjadi berhati sabar dan mampu bangkit kembali dari kegagalan.

Dalam hadist diriwayatkan bahwa:

“Tawakal pada allah adalah sumber pertolongan pada setiap kelicikan dan
kejahatan dari musuhmu dan diberikan perlindungan dari apapun bentuk
lawanmu.” (Al-majilsi, bihar al-anwar. vol 56 hal 79)

3) Tawakal dapat mempertebal iman dan tidak mudah putus asa


Tawakal dapat merubah sifat egois atau mudah menyerah menjadi lebih sabar dan
dapat pula mempertebal iman serta membuat seseorang ingin selalu
berterimakasih ( bersyukur ) pada allah SWT atas apa yang telah diberikan
selama ini. Maka dari itu sebaik baiknya orang yng beriman adalaah yang
mempunyai sifat tawakal.

Diriwayatkan dalam hadist bahwa:

“Semangatlah kalian terhadap hal hal yang bermanfaat bagi kaalian dan mohonlah
pertolongan kepada allah.” (HR. Muslim 2664)

4) Tawakal dapat membuat seseorang menjadi lebih mandiri


Seacara tidak langsung sifat tawakal dapat menjadikan seseorang menjadi lebih
mandiri dan dewasa dalam menyelesaikan masalah dunia yang sedaang
dihadapinya tanpa harus merugikan pihak manapun. Sifat tawakal dapat
menjadikan seseorang mampu memahami kekurangan dan kelebihan atas apa
yang telah allah berikan, kondisi ini dapat membuat seseorang menjadi lebih bisa
untyk mrenghargai kekurangan orang lain.
Diriwayatkan dalam hadist bahwa:

“Hendaklah hanya kepada allah sajalah orang mukmin itu bertawakal, Dan
bertawakalah kepada allah yang maha hidup (abadi) yang tidak akan pernah
binasa. maka bertasbihlah atas namanya dan pujilah dia.” (QS. Al-furQan:58)
5) Allah akan mencukupkan rejeki
Allah SWT akan mencukupkan segala kerbutuhan dan kepuasan batin bagi
seseorang yang bertawakal semata mata karena allah setelah dia berusaha dan
berikhtiar dengan hati yang bersih dan sabar.

Bertawakal setelah melaksanakan ihktiar kepada allah SWT adalah sesuatu yang
disukai allah SWT dan akan dimasukkan dalam golongan orang orang yang sabar
dan berkecukupan dalam keadaan apapun. Firman Allah menyebutkan:

“Sesungguhnya allah itu mencintai dan menyayangi orang orang yang


bertawakal.” (Qs.Ali imran :159)

6) Diberikan kenikmatan yang tiada hentinya


Allah SWT akan memberikan nikmatnya berupa kesenangan dalam keadaan yang
tidak diduga pada semua kaum muslim yang bertawakal hanya karena allah.
Seseorang yang mau bekerja dengan jalan kebaikan, tidak pernah mengeluh akan
pekerjaannya dan selallu bertawakal ketika selesai berikhtiar maka akan kembali
pula manfaat yang baik bagi dirinya tanpa dia duga duga sebelumnya.

“Bekerjalah kamu sekalian maka allah san rasullnya serta orang orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu. dan kamu akan dikembalikan kepada allah yang
maha mengertahui segala yang ghaib dan yang nyata. Lalu diberikannya balasan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. AT-taubah :105)

7) Dikuatkan hati dan dijauhkan dari godaan syaitan


Seseorang yang bertawakal setelah berikhtiar karena allah SWT maka dalam
hidupnya allah akan memberikan bantuan berupa dikuatkanya hati dan dijauhkan
dari godaan syaitan. Seperti apa yang dikatakan dalam Firman allah:

“Sungguh, syaitan itu tidak berpengaruh terhadap orang ornag yang shaleh dan
beriman dann bertawakal kepada tuhannya.” (QS.An-nahl:99)

8) Masuk surga tanpa proses hisab


Naabi Muhammad masuk surga tanpa hisab. allah memberikannya kemudahan
atas segala perbuatannya yang baik dan selalu berjalan diatas kebenaran dan
bertawakal dalam keadaan apapun.
Sebagaimana Nabi SAW bersabda:

“Mereka yang tidak membual, tidak berkatab kata bohong, tidak mencuri hak
orang lain, tidak membuat ramalan ramalan yang buruk kepada rabb mereka
bertawakal, maka surga akan menjadi milikmu.” (Diriwayatkan oleh Al-bukhary
dan Muslim)
BAB III
PENUTUPAN
1. Kesimpulan
kita pahami bahwa tawakal adalah ibadah hati yang agung dan mulia. Ibadah yang
memerlukan kecerdasan hati dan pikiran yang disiram dengan ilmu yang harus selalu digali,
iman yang selalu dipupuk, kegesitan jiwa yang perlu kesadaran dan latihan ter us-mener us.
Terutama ketika ditakdirkan Allah menemui kondisi yang memerlukan tauhid dalam tawakal
seperti amar makruf dan nahi mungkar di tengah banyaknya tantangan, jihad fi sabilillah dalam
kondisi banyaknya musuh, pengorbanan yang besar dalam kondisi banyak kebutuhan dan
sedikitnya harta. Dalam kondisi ini perlu dibuktikan ketegaran tauhid dan tawakal. Artinya tidak
berarti selesai membaca buku ini seseorang menjadi orang yang bertawakal melainkan harus ada
usaha terus-menerus.
2. Saran

Dalam penelitian ini kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari
segi bahasa maupun isi pembahasannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangu. Tema tentang Tawakal ini dapat di jelaskan lebih dalam lagi dari sego
kebahasaannya baik melalui kajian semantic ataupun tematik seperti yang di lakukan kami saat
ini. Selain itu kajian ini juga dapat dilakukan melalu sudut pandang ilmu lain seperti psikologi.
Selebihnya kami berharap bahwa makalah ini yang akan datang dapat menggali lebih dalam apa
yang belum ada dalam makalah kali ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/4273/
Indahnya%20tawakal.pdf?sequence=1

https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/manfaat-tawakal

https://media.neliti.com/media/publications/265490-konsep-
tawakkal-dalam-al-quran-f98c03c2.pdf

Anda mungkin juga menyukai