Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Aceng Rahmat, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Kelompok 6
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Bab II Pembahasan
A. Definisi Tawakal
B. Hakikat Tawakal
C. Ayat yang berkaitan dengan Tawakal
D. Hal-Hal yang merusak Tawakal
E. Manfaat Tawakal
C. Tujuan Penelitian
2. Hakikat Tawakal
1) Ibnu al-Qayyim
Tawakal adalah tidak tampak pada dirimu ketergantungan kepada sebab,
walaupun engkau sangat butuh kepadanya, dan tidak hilang ketenangan-Mu
kepada Al-Haq (Allah) walaupun engkau telah mendapatkannya (kebutuhanmu).
2) Dzun Nun
Tawakal adalah meninggalkan pengaturan jiwa, dan lepas diri dari daya dan
kekuatan diri. Maksud beliau adalah setelah melakukan segala sebab, jiwa tidak
memikirkan hasil usahanya dari ikhtiarnya, bahkan lepas diri dari daya dan
kekuatannya dan hanya menggantungkan diri kepada Allah.
3) Abu Turab an-Nakhsyabi
Tawakal adalah melemparkan badan kepada ubudiyah, keterikat hati dengan
rububiyah Allah, tenang kepada pencukupan Allah. Kalau diberi bersyukur jika
dihalangi (pemberian)
bersabar.
Tawakal kepada Allah disebut di dalam Kitab Suci al-qur'an tidak kurang dari 30 kali
yang tersebar dalam 19 surah yang berbeda.
“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah.
(yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku. kepada-Nya lah aku
bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.” (QS Asy Syura : 10)
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.” (QS Al-Anfal : 61)
“Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah
berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al
Quran) yang Kami wahyukan kepadamu, Padahal mereka kafir kepada Tuhan yang Maha
Pemurah. Katakanlah: “Dia-lah Tuhanku tidak ada Tuhan selain dia; hanya kepada-Nya
aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat.” (QS. ar-Ra’d : 30)
4. Hal-Hal yang merusak Tawakal
Empat hal yang bisa merusak tawakal antara lain:
4) Mengeluh dan Panik
Mengeluh dan panik bisa merusak tawakal. Imam Al-Ghazali mengatakan,
“Syarat tawakal adalah kemampuan menjalani dan bersikap sabar.”
5) Tidak berusaha semaksimal mungkin
Tawakal itu penting, namun berusaha secara maksimal juga penting. Kiranya itu
sindiran tegas yang sempat diungkapkan sahabat Umar bin Khattab Ra.
“Janganlah seorang pun dari kalian berpangku tangan dan tak bekerja, seraya
berdoa, ‘oh Tuhan, berilah aku rizki’. Sedangkan kalian semua tahu jikalau langit
tak pernah menurunkan hujan emas dan perak.”
6) Memaksa meminta dari orang lain
Hal ini pasti bisa menggugurkan sikap tawakal. Syaikh Harowi bahkan menyebut,
salah satu derajat luhur dari orang yang bertawakal adalah m ereka yang
bertawakal namun tiada meminta apapun kepada insan yang lain.
7) Makan perkara haram
Makan barang haram rupanya bisa merusak pahala tawakal. Ini pernah diutarakan
oleh ulama besar dan pemuka Islam pada zamannya, Abdullah bin Mubarak.
“Siapa yang makan uang haram, maka bukanlah termasuk orang yang
bertawakal.”
5. Manfaat Tawakal
Hidup manusia tidak selalu menyenangkan dan tidak selamanya pula akan berjalan hanya
pada kesulitan. Untuk menjalani semua itu dibutuhkan jiwa yang kuat , tidak mudah menyerah
dan pantang untuk mundur karena gagal.
kondisi ini sangat diperlukan adanya sifat yang tawakal atau berserah diri pada Allah
SWT dengan hati yang ikhlas. tulus tanpa dorongan dan paksaan dari siapapun. Berikut ini
adalah manfaat dari sifat berserah diri karena Allah SWT atau tawakal;
“Barang siapa yang bertawakal kepada allah niscaya dia akan membukakan jalan
keluarnya dan dia memberikan rejekinya dari arah yang tidak disangka sangka.
dan barang siapa yang bertawakal kepadanya kepada allah niscaya allah akan
mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya allah melaksanakan tugasnya,
sungguh dia telah mengadakan ketentuan bagi setiap.” (Qs, Ath-thalaq:1-2)
“Tawakal pada allah adalah sumber pertolongan pada setiap kelicikan dan
kejahatan dari musuhmu dan diberikan perlindungan dari apapun bentuk
lawanmu.” (Al-majilsi, bihar al-anwar. vol 56 hal 79)
“Semangatlah kalian terhadap hal hal yang bermanfaat bagi kaalian dan mohonlah
pertolongan kepada allah.” (HR. Muslim 2664)
“Hendaklah hanya kepada allah sajalah orang mukmin itu bertawakal, Dan
bertawakalah kepada allah yang maha hidup (abadi) yang tidak akan pernah
binasa. maka bertasbihlah atas namanya dan pujilah dia.” (QS. Al-furQan:58)
5) Allah akan mencukupkan rejeki
Allah SWT akan mencukupkan segala kerbutuhan dan kepuasan batin bagi
seseorang yang bertawakal semata mata karena allah setelah dia berusaha dan
berikhtiar dengan hati yang bersih dan sabar.
Bertawakal setelah melaksanakan ihktiar kepada allah SWT adalah sesuatu yang
disukai allah SWT dan akan dimasukkan dalam golongan orang orang yang sabar
dan berkecukupan dalam keadaan apapun. Firman Allah menyebutkan:
“Bekerjalah kamu sekalian maka allah san rasullnya serta orang orang mukmin
akan melihat pekerjaanmu itu. dan kamu akan dikembalikan kepada allah yang
maha mengertahui segala yang ghaib dan yang nyata. Lalu diberikannya balasan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. AT-taubah :105)
“Sungguh, syaitan itu tidak berpengaruh terhadap orang ornag yang shaleh dan
beriman dann bertawakal kepada tuhannya.” (QS.An-nahl:99)
“Mereka yang tidak membual, tidak berkatab kata bohong, tidak mencuri hak
orang lain, tidak membuat ramalan ramalan yang buruk kepada rabb mereka
bertawakal, maka surga akan menjadi milikmu.” (Diriwayatkan oleh Al-bukhary
dan Muslim)
BAB III
PENUTUPAN
1. Kesimpulan
kita pahami bahwa tawakal adalah ibadah hati yang agung dan mulia. Ibadah yang
memerlukan kecerdasan hati dan pikiran yang disiram dengan ilmu yang harus selalu digali,
iman yang selalu dipupuk, kegesitan jiwa yang perlu kesadaran dan latihan ter us-mener us.
Terutama ketika ditakdirkan Allah menemui kondisi yang memerlukan tauhid dalam tawakal
seperti amar makruf dan nahi mungkar di tengah banyaknya tantangan, jihad fi sabilillah dalam
kondisi banyaknya musuh, pengorbanan yang besar dalam kondisi banyak kebutuhan dan
sedikitnya harta. Dalam kondisi ini perlu dibuktikan ketegaran tauhid dan tawakal. Artinya tidak
berarti selesai membaca buku ini seseorang menjadi orang yang bertawakal melainkan harus ada
usaha terus-menerus.
2. Saran
Dalam penelitian ini kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari
segi bahasa maupun isi pembahasannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangu. Tema tentang Tawakal ini dapat di jelaskan lebih dalam lagi dari sego
kebahasaannya baik melalui kajian semantic ataupun tematik seperti yang di lakukan kami saat
ini. Selain itu kajian ini juga dapat dilakukan melalu sudut pandang ilmu lain seperti psikologi.
Selebihnya kami berharap bahwa makalah ini yang akan datang dapat menggali lebih dalam apa
yang belum ada dalam makalah kali ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/4273/
Indahnya%20tawakal.pdf?sequence=1
https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/manfaat-tawakal
https://media.neliti.com/media/publications/265490-konsep-
tawakkal-dalam-al-quran-f98c03c2.pdf