Anda di halaman 1dari 5

Rasa ketergantungan kita, rasa ketergantungan seorang muslim kepada Allah itu merupakan

ibadah qolbiyyah. Ibadah yg bersifat hat, ibadah yang berasal dari dalam hat manusia. Bagi
seorang muslim hendaknya selalu mempunyai perasaan butuh kepada Allah,
ketergantungan kepada Allah, apapun keadaannya, sekaya apapun dia hidupnya, semapan
apapun dia hidupnya, setnggi apapun jabatanya harus mempunyai rasa ketergantungan
kepada Allah SWt. Bukan kepada manusia atau kepada yang lain tetapi hanya kepada Allah
SWT,. Kita harus menyadari bahwa apa yang kita peroleh semuanya adalah karena Allah..laa
aula wa laa quwwata illa billah..tdak ada daya dan upaya melainkan hanya dari ALlah

Kalau tdak, nant ujung2nya sama sepert qorun, yg Allah berikan gambaran dalam Al-
Qur'an dikatakan:

Inna mafaatihahu la tanu’u bil ‘usbah.....

Qorun ini, yg namanya sampai sekarang disebut2 harta karun2, adalah seorang
konglomerat di zaman nabi musa. Sampai2 kata Allah, kunci gudangnya,

Laa tanu'u bil ‘usbah...

Tidak mampu diangkat oleh satu kelompok orang, oleh satu jamaah mengangkat kunci
gudangnya saja tdak kuat, kenapa? Krn saking banyaknya itu kunci. Bagaimana gudangnya,
kuncinya saja tdak bisa diangkat oleh sekelompok orang. Tetapi Karena dia sombong, dia
melupakan Allah, dia merasa bahwa kekayaanya adalah hasil jerih payah dia sendiri, maka
akhirnya Allah murka kepadanya. Kata Allah,

Fakhasafna bihi wa bidaarihil ardha famaa kaana lahu min fiatin yansuruunahu min
duunillahi wa maa kaana minal muntasiriin

Telah kami amblaskan bumi itu untuk menelan si qorun dan gudang yg berisi seluruh
hartanya.

Oleh karena itu, janganlah kita merasa kaya. Allah melarang. Kata Allah,

Yaayyuhannas...antuumul fuqara’ ilallahi wallahu huwal ghaniyyul hamiid

Wahai para manusia sekalian, antum itu bukan satu tapi antum itu beeart kalian.

Fuqorooo

Jamak dr kata fakir, yg berart miskin. Fuqorooo, kalian semua itu miskin. Jangan merasa
kalian sudah tdk butuh Allah. Kita semua sebagai org islam harus mempunyai rasa
ketergantungan kepada Allah.

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman,


Yaa ‘ibaadii lau anna awwalakum wa aakhirakum wa insakum wa jinnakum kaanuu ‘ala
atqaa qalbi rajulin wahidin minkum, maa zaada fii mulkii syaian

Wahai para hambaku, kata Allah, andaikan kalian, sejak dari orang yang paling pertama,
siapa orang pertama? Nabi adadam as wa akhirokum hingga nabi muhammad saw

Wa insakum,,,, baik manusia ataupun jin

.... Semua berhat sepert hat orang yang paling takwa, siapa yg paling takwa? Rosulullah.

...... Tidak menjadi tambah kerajaanku, kata Allah. Dengan kalian semua menjadi takwa,
tdak bertambah, tdak berpengaruh terhadap kerajaan Allah. Lalu bagaimana?

In ahsantum... Ahsantum..

Untuk kalian semua apa yg kalian perbuat. Jika kalian berbuat baik, maka untuk kalian
sendiri. Begitupun jika kalian berbuat jahat, juga berdampak pada kalian sendiri.

Selanjutnya, hadits qudsi itu mengatakan...

Yaa ibaadii lau anna awwalakum wa akhirakum wa insakum wa jinnakum ‘ala afjari qalbi
rajulin waahidin minkum, maa naqasha dzalika mulkii syaian..

Wahai, para hambaku semuanya, Andaikan kalian dari zaman nabi adam hingga nabi
muhammad, sekian banyaknya manusia, semua menjadi paling jahat sedunia, siapa org
paling jahat sedunia? Anggaplah abu jahal, abu lahab, ataukah fir'aun, anggaplah fir'aun
misalnya, kalian semua jadi punya hat sepert fir'aun semuanya. Sudah kafir, jahat lagi.
Membunuh orang dengan semena2. Semuanya kalian begitu

Maa naqosho...

Tidak mengurangi kekayaanku, kata Allah swt. tdak berpengaruh. Jadi kalian menjadi baik
semua, menjadi takwa semua, tdak ada pengaruh apapun terhadap kekuasaan Allah.
Menjadi jahat pun tdak berpengaruh terhadap segala kekayaan Allah.

Jadi bagaimana?

Ya itu td, in ahsantum....

ALLAH sayang kepada kita. Jika kalian berbuat baik, maka kebaikan itu akan kembali kepada
diri kalian. ALLAH sama sekali tdak berkepentngan atas segala perbuatan manusia.
Akhirnya disambung lagi dengan/kemudian Allah melanjutkan firmannya dalam hadis qudi
trsebut

Yaa ibaadii lau anna awwalakum wa aakhirakum wa insakum wa jinnakum qaamuu fii
sha’iidin waahidin fa sa’aluuni fa a’thaitu kulla waahidin mas’alatahu maa naqasha
dzalika mimmaa ‘indii illa kamaa yanqushul makhitu idza udkhilal bahra

Hai, hamba2 ku sekalian, andaikan kalian sejak dr zaman nabi adam sampai zaman nabi
muhammad, jinnya dan manusianya, berkumpul pada suatu tempat. Semuanya minta
dengan masalahnya masing2, dengan permintaannya semuanya yg belum kesampaian.
Pengen punya mobil minta mobil. Yg baru punya ceri minta mersi, yg baru punya kuda
minta eskudo, bukan satu. Tapi semua. Mulai dari manusia yg hidup pada zaman nabi
adam, sudah punya rumah mewah, harta berlimpah, masih kurang dan minta lagi. Dikasih
sama Allah. apapun yg kalian minta saya kasih. Sekian banyaknya itu. Kata Allah.

Maa naqosho...

Tidak kurang kerajaan saya

Illa kama...

Kecuali kurangnya sama...

Perumpamaannya sampai sepert itu. Subhanallah...

Betullah jika dikatakan... wallahu huwal ghaniyyul hamiid

Allahlah yg maha kaya yg maha terpuji.

Oleh krn itu janganlah kita terburu2. Ketka selesai sholat, mari tengadahkan tangan...
Terutama di saat ini, di bulan ramadhan, dimana pintu2 rahmat dan ampunan dibuka
selebar2nya oleh Allah... Mari kita perbanyak berdoa... Bermunajat... Meminta pada Allah,
mohon pada Allah.

Allahu yaghdab in tarakta su’alahu, wa banii aadama hinna yus’alu yaghdab..

ALLAH akan marah bila kamu tdak minta kepadanya. Anak adam(manusia) akan marah
kalau kamu minta kepadanya.
Disini/ bahkan Allah mngatakan di dlm al-Quran ud’uunii astajib lakum,,

Mintalah akan ku kabulkan permintaanmu. Mintalah. Jangan sok kaya. Jangan sok mapan.
Sudah tdak butuh lagi dengan pertolongan Allah...

Tapi kita perlu tau juga. Mentang2 kita disuruh minta, langsung minta saja. Kerja dulu. Kan
diajarkan di dalam alfathah

Iyyakana'budu...

Hanya kepadamu aku beribadah, ibadah dulu. baru meminta pertolongan. Jadi meskipun
Allah sudah memberikan keleluasaan untuk past mengabulkan segala permintaan kita,
tetap harus bekerja dulu. Beribadah terlebih dahulu. Berusaha semaksimal mungkin,
semampu kita dulu.

Dalam ayat yang lain Allah mengatakan waidza sa’alaka ‘ibaadii ‘annii fainnii qariibun
ujiibu da’wataddaa’i idza d’aanii falyastajiibuu lii wal yu’minuu bii .

Jadi jangan salah, ada adab2 nya ada cara2nya.. Kita jangan hanya meminta saja. Ibaratnya
minta gaji, tapi tdak bekerja. Bisa2 dihardik sama majikan. Itu kalau dengan majikan.

Ada tata caranya,... Kita perbanyak ibadah... Setelah sholat, kita tengadahkan tangan
meminta apa yang kita inginkan... Kita mohon kepada Allah swt. Tidak bisa pakai bahasa
arab, boleh dg bahasa indonesia.... Tdk bs bahasa indonesia, boleh dg bahasa daerah...

Yang pentng di awali dg alhamdulillah, membaca sholawat, baru sampaikan hajat kita.
Minta apa yg hendak kita mohonkan pada Allah...

Mudah2an puasa kita diterima oleh Allah...

Kata Allah selanjutnya di akhir hadis qudsinya..

Yaa ibaadii innamaa hiya a’malukum uhsiihaa lakum tsumma uufiikum iyyaahaa faman
wajada khairan falyahmadillaaha wa man wajada ghaira dzalika falaa yaluumanna illa
nafsahu

Wahai hambaku sesungguhnya itu hanyalah amalan kalian, aku menghitungnya untuk kalian
kemudian aku memberikannya secara sempurna kpd kalian.maka barangsiapa mendapatkan
kebaikan hendaklah memuji allah, dan arang siapa mendapatkan selain dar itu maka
janganlah mencela kecuali dirinya sendiri

Saya akan menghitung amal2 kalian, nant di hari kiamat. Siapapun yg menemukan amalnya
dengan baik... Sesuai dengan apa yg diharapkan oleh allah
Faman... faman wajada khairan falyahmadillaaha

Hendaklah ia memuji Allah

Waman

Dan siapa yg mendapatkan nant di hari kiamat, begitu diberikan catatan amalnya, ternyata
hasilnya buruk,

Maka jangan salahkan siapa2. Salahkan diri sendiri.

Mudah2an apa yg saya sampaikan pd malam hari ini dapat menambah semangat kita untuk
beribadah kepada Allah, dan untuk tdak segan2 kita meminta kepada_Nya. Jangan
LAMCING kl di daerah saya bilang. Selesai salam langsung plencing, alias menghilang....
Bukan Allahumma antassalam... Tapi allahumma lantas jalan...

Ketergantungan kita kepada Allah, rasa butuh kepada Allah merupakan int dari ibadah kita...
Lalu apa yang menjadi tanda bahwa kita sudah memiliki perasan butuh kepada Allah???
1. Merasa hina dan lemah di hadapan Allah shingga kita tunduk, taat dan patuh dgn apa
yang menjadi perintah-Nya
2. Selalu terhubung kepada Allah shg dalam stap aktvitasnya akan selalu berserah diri
kepada Allah
3. Hatnya senantasa berdzikir ingat kepada Allah
4. Selalu merasa takut kalau amal perbuatannya tdak diterima oleh Allah sehingga dia
bersungguh-sungguh dalam beramal

Anda mungkin juga menyukai