Anda di halaman 1dari 2

BEKAL UNTUK KE SURGA

Innalhamdalillah nahmaduhu wansta’inuhu wanastagfiruhu wana’udzubillahi min syururi


a’ngfusina wamin syayyi’ati ‘amalinna mayahdihillah falamudillalah wamayudlilhu falaa
hadiyyalah
Asyhadualla illaha ilallah wa asyhadu’anna muhammadarrosululloh

Pertama tama kita panjatkan puji serta syukur kepada illahi robbi yang senantiasa

memberikan begiu banyak kenikmatan kepada kita.

Surga, betapa indah kita menyebutnya. Tak ada yang terbayang kecuali kenikmatan dan
keindahan. Mata belum pernah melihatnya, telinga belum pernah mendengarnya, bahkan
untuk terbetik dalam hati sanubari manusia sekalipun, keindahan itu belum dan tak akan
pernah terbayangkan.

Surga hanya untuk orang-orang yang rindu kepadanya, yang mengaplikasikan makna rindu
itu dengan amalan sholihnya, bukan dengan kemalasan dan berpangku tangan. Surga hanya
untuk orang yang bertakwa. Ya, manusia-manusia bertakwa kepada Rabb-nya, bukan untuk
manusia-manusia zhalim lagi durhaka, yang selalu menentang dan sombong terhadap
ketetapan Tuhannya.

Lalu, kita pada kelompok yang mana? Kebanyakannya, kita selalu merasa telah menjadi
seorang yang bertakwa. Benarkah pengakuan itu? Mari kita merenungi firman-firman Allah
 yang menyebutkan sifat-sifat orang-orang yang bertakwa.

Allah  berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-
taman (surga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka.
Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat ihsan
(kebaikan).” (QS. Adz-Dzariyat: 15-16). Dalam ayat ini, Allah menyifati orang-orang yang
bertakwa itu dengan sifat ihsan. Sementara kata Nabi , ihsan itu adalah engkau beribadah
kepada Allah seolah-olah engkau melihatnya, dan jika engkau tidak melihatnya (dan itu pasti
adanya), ketahuilah bahwa Allah  melihatmu.

Nampaknya, kita belum sampai pada derajat ini. Bahkan untuk merekomendasikan diri
sendiri bahwa kita telah sampai pada derajat imanpun masih belum bisa. Nampaknya, kita
baru sampai pada derajat Islam. Sebagaimana firman Allah kepada pengakuan orang-orang
Arab Badui, “Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah:
“Kamu belum beriman, tapi Katakanlah ‘kami telah berisalam (tunduk)’, karena iman itu
belum masuk ke dalam hatimu; (QS. Al-Hujurat: 14).

Jika demikian halnya, berarti kita telah kehilangan satu sifat orang- orang yang bertakwa itu,
kehilangan satu modal untuk ke surga, yaitu mereka (orang-orang) yang baik (ihsan),
sementara kita belum mampu mengakui diri sebagai orang yang baik (ihsan).

Barakallahuliwalakum
(duduk)
Hamdanwasukron lillah Asyhaduallaa ilaa ha lillalloh wa asyhadu anna muhammadarrosululloh.
Melanjutkan khutbah yang pertama.

Selanjutnya, ketika kita belum mampu mencapai derajat ihsan,


Dari sini, mudah-mudahan kita masih memiliki satu sifat dari orang- orang bertakwa, yaitu
keimanan kepada yang ghaib. Baik itu Allah yang Maha ghaib, atau hari kiamat yang
merupakan sesuatu yang ghaib ,serta hal-hal ghaib lainnya. Karena itu, jangan sia-siakan
keimanan ini yang merupakan modal untukmu masuk ke dalam surga. Alhmadulillah…

Mohon ampunlah, berhentilah dari segala kezhaliman itu, mulailah beristighfar dan
memohon ampun, jadikan keimanan itu sebagai wasilah agar Allah  mengampunimu,
karena itulah sifat-sifat orang yang bertakwa.

Akhirnya, jika engkau telah memiliki modal itu dan menginjakkan kakimu di surga kelak,
jangan lupakan kami dalam kebaikan doa- doamu saudaraku. Doakan kami, doakan kami.
Dan, jika engkau tidak menemukan kami di surga kelak, mohon mintalah kepada Allah
 agar kami dimasukkan ke dalam surga bersamamu.

Wallahu a’lam.

Sekian yang bisa disampaikan mohon maaf apabila ada kekurangan di tutup dengan do’a
Robbana ‘atinna fidunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina ‘adzabannar

Anda mungkin juga menyukai