Anda di halaman 1dari 4

Menjiwai Q.

S Al-Fatihah
“Ustadz Hanan Attaki”

Allah SWT berfirman di ayat ke 6 dan ke 7 di surah Al-Fatihah:


ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
Tunjukkan kami jalan yang lurus,

Surat Al-Fatihah adalah Ummul Quran yaitu Ibunya Al Quran 30 Juz


Sehingga apa yang ada di dalam al quran dari Alif Lam Mim sampai Surah An-Nas
Itu semuanya di kandung maknanya di dalam 7 ayat surah Al Fatihah

Termasuk ayat ke 6 ketika Allah berfirman


ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
Tunjukilah kami jalan yang lurus,

ketika kita meminta kepada Allah untuk ditunjukkan jalan yang lurus
di sini tuh ada sebuah pengakuan
kalau kita nggak tahu jalan
kalau kita tuh merasa enggak tahu apa-apa
Allah lebih tahu
Allah lebih berilmu
Allah lebih maha mengerti

Disini sebuah itirof sebuah pengakuan


Sehingga kalau ada orang yang membaca ayat
ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
Tetapi dia merasa lebih tahu daripada Allah
berarti dia belum membaca
ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm

Apapun bidang ilmu yang kita kuasai kita tuh bodoh


jangan ketika kita diberikan sedikit ilmu oleh Allah
menjadi seorang scientis
menjadi seorang
menjadi dokter ahli
menjadi seorang Profesor
menjadi seorang konsultan dan seterusnya
kita merasa lebih tahu daripada Allah
itu enggak ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
Orang yang benar membaca ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm itu
ketika dia baca ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
Ya Allah Tunjukkan kami jalan yang lurus
Pada saat yang sama dia ngerasa bodoh
Dan dia ngerasa enggak tahu apa-apa
Dia ngerasa nggak ngerti apa-apa
dan dia jujur minta petunjuk dari Allah
Yang kalau Allah beri petunjuk dia akan ikuti
Itu baru bener membaca ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm

ya Robbi saya itu bodoh dan engkau maha tahu


makanya kalau kita baca ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm yang benar
haqqut tilawah
kita mulai dengan kesadaran atau kesadaran diri
kita mulai dengan i'tirof pengakuan bahwa kita bodoh
Allah Maha bijaksana Allah Maha Tahu
makanya kita minta kepada Allah
makanya kita bertanya kepada Allah
makanya kita memohon kepada Allah
ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
ya Allah Tunjukkan kami jalan yang lurus.

(QS Al-Baqarah: 216) "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui,"

(QS. An-Najm Ayat 32) “(Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji,
kecuali kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas
ampunan-Nya. Dia mengetahui tentang kamu, sejak Dia
menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam
perut ibumu. Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia
mengetahui tentang orang yang bertakwa.”

Jadi poin inti dari ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm yang pertama


adalah kita membaca ayat ini sambal membangun kesadaran dalam diri kita
kita ini jahil kita ini bodoh dan Allah itu maha tahu
kita baca ayat ini baca doa ini dengan sebuah i'tirof
dengan sebuah pengakuan
dengan sebuah keyakinan
bahwa kita itu butuh Allah
untuk menunjukkan jalan hidup kita

bahkan di dalam satu hari lima kali shalat


pemaknaan ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
kitapun bisa berubah-rubah bisa berbeda-beda
karena dari pagi sampai malam
mungkin masalah kita juga berbeda-beda

ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
minta berkali-kali kepada Allah
Masa sih Allah ga ngasih
padahal minta sekali aja udah dikasih
apalagi berkali-kali pasti dikasih
itu point ke dua bahwa kita
memaknainya saat membaca
ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
spesifik
kontekstual
tergantung masalah hari ini yang sedang saya hadapi apa
maka artinya ya Allah beri saya petunjuk
Beri saya jalan keluar
beri saya ide
beri saya gagasan
tuntun fikiran saya
tuntun lisan saya
tuntun hati saya untuk bisa lapang
tuntun hati saya untuk bisa hari Ridho
tuntun hati saya untuk bisa sabar
tuntun hati saya untuk bisa memaafkan
tuntun hati saya untuk bisa yakin dan ga ragu

ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
ketika kita berdoa ya Allah
tunjukkan saya jalan yang lurus
Apa jawaban Allah “Zalika”
“Itu” kata Allah
Apa arti “itu” Allah menujuk
dalam bahasa Arab ini disebut dengan
ismul isyaroh
itu artinya kata tunjuk
yang mana ya Allah
itu kata Allah

Terus setelah Allah tunjuk itu


Masih bilang oh bukan yang itu
masih bilang begitu

balik lagi ke poin pertama kita ini lagi basa-basi


lagi ngetes Allah atau lagi nanya
kalau lagi basa-basi Allah juga bisa nanti basa-basi
dan kalau basa-basi rugi banget kita
kalau kita ngetes Allah,
Allah ngetes kita balik Lebih bahaya lagi

kalau serius nanya ketika Allah tunjuk


kok masih gak percaya
bukankah kita ngerasa bodoh dan Allah lebih tahu
bukankah kita percaya Allah lebih tahu daripada kita
sehingga kita nanya Allah jawab itu

jadi kita ditunjukin langsung sama Allah jawabannya


ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm, Dzalik
ya Allah Tunjukkan kami jalan yang lurus, itu kata Allah
dan kita perjelas itu apa
“Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”
(QS. Al-Baqarah Ayat 2)

Gimana kalau berbeda dengan apa yang saya pelajari dari SD sampai saya kuliah S3
ini yang benar (Al Quran)
jangan ragu kan ini gara-gara kamu udah jadi seorang Profesor
jangan ragu kan ini gara-gara kamu udah jadi seorang Doktor
Jangan ragu kan ini gara-gara kamu udah jadi seorang ahli konsultan
dan seterusnya
jangan

dzalikal kitabu la raiba fiih


enggak ada keraguan di dalamnya
Hudan
Ialah petunjuk bagi orang yang bertaqwa

Anda mungkin juga menyukai