Jurnal Imajinasi
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi
PENDAHULUAN
Secara etimologis, istilah paradigma pada Pendidikan sebagai sebuah tradisi dapat
dasarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu dari berlangsung di mana dan kapan saja. Pendidikan
kata “para” yang artinya di sebelah atau pun di bisa berlangsung di rumah, di dalam lembaga
samping, dan kata “diegma” yang artinya teladan, keluarga, antara orang tua dengan anak-
ideal, model, atau pun arketif. Sedangkan secara anaknya, kakak dengan adik-adiknya, atau kakek
terminologis, istilah paradigma diartikan sebagai dengan cucunya, atau juga di antara anggota
sebuah pandangan atau pun cara pandang yang keluarga sekerabat lainnya. Pendidikan bisa
digunakan untuk menilai dunia dan alam berlangsung di dalam masyarakat, kawan
sekitarnya, yang merupakan gambaran atau pun sebaya, dan anggota minat. Pendidikan juga
perspektif umum berupa cara-cara untuk dapat berlangsung di lembaga khusus, yang
menjabarkan berbagai macam permasalahan disebut sekolah, suatu tempat atau lembaga yang
dunia nyata yang sangat kompleks. Menurut diberi kepercayaan, kewenangan, dan kebenaran
Robert Freidrichs, paradigma merupakan oleh orang tua, masyarakat, dan pemerintah
kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir untuk menyelenggarakan pendidikan secara
seseorang sebagai titik tolak pandangannya lebih teratur dan lebih terancang. Pendidikan
sehingga terbentuk citra subjektif seseorang juga berlangsung dengan berbagai sifatnya.
terhadap ralita sehingga berujung pada Pendidikan dapat berlangsung secara formal,
ketentuan bagaimana cara untuk menangani yaitu apabila dilaksanakan secara teratur,
realita tersebut.
*
Alamat : Universitas Syiah Kuala Aceh
Email : diniayutria1993@gmail.com
50 Tria Ayu Dini, Paradigma Pendidikan Seni untuk Kehidupan Anak
terstruktur, dan terancang dalam jangka masa dibandingkan dengan orang dewasa karena
tertentu secara bertahap (Rohidi, 2014). masih belum terbentuk pikirannya. Dalam segala
Seni atau juga dalam arti luas sering hal anak usia dini (3-8 tahun) keseimbangan
disebut kesenian, mencakup makna yang terkait badan, maupun keseniannya masih dalam
dengan wujudnya, baik sebagai kebudayaan idel, kondisi prima. Perkembangan mulai meregang-
sistem sosial dalam bentuk aktivitas perilaku kan dan meranjak, ketika pelajaran eksak
berpola, atau juga benda-benda hasil karya dibeikan. Sebagai contoh dengan pelajaran
manusia. Seni juga hadir dalm bentuk aktivitas matematika atau berhitung, mulailah pikiran
berpola ketika manusia berinteraksi, atau anak mempengaruhi logika bentuk dan perasaan.
berkomunikasi berkenaan dengan keindaha, Penalaran ini semakin kuat dan menggeser
yang pada asasnya mencakup aktivitas kreatuf perasaan ketika masuk sekolah dasar dan
dan aktifitas apresiatif (Rohidi, 2014). pendidikan formal. Kurikulum yang ketat,
Istilah pendidikan seni di Indonesia pelajaran penalaran mulai kuat serta beberapa
relative jarang disinggung, baik dalam forum aturan berkehidupan diberikan, mulailah anak
resmi maupun forum tidak resmi. Biasannya, membangi rasa dan pikiran dalam memecahkan
pembicaraan tentang pendidikan seni lebih permasalahan hidup. Dari pengalaman penelitian
banyak mengungkap perihal pembinaan seni menunjukan bahwa perasaan tergeser, dan
atau kesenian di masyarakat yang bersifat menguatkan pola berpikir dengan logika.
tradisional. Pendidikan Seni di Lisabon, Portugal Dampak terhadap pemahaman seni pun
pada Maret 2006, telah mengahasilkan sebuah mulai terasa ketika anak masih mengungkapkan
“road map”. Dalam rangka mengidentifikasi dan secara bebas ide dan gagasan semakin
memahami peranan pendidikan segi bagi berkurang dengan pertanyaan: “bagaimana
pemenuhan kebutuhan kreativitas dan menggambar ayam dengan benar?” bagaimana
kesadaran budaya pada abad ke-21 ini di anak meniru suara burung atau meniru seorang
berbagai negara dan bangsa, di samping juga, ibu sedang memasak di dapur. Perilaku ini
memberi penekanan pada strategi yang menyebabkan pola-pola kehidupan teratur
diperlukan untuk memperkenalkan atau memaksa anak. Perkembangan yang sangat kuat
mempromosikan pendidikan seni di dalam adalah pada masa sekolah dasar kelas akhir,
lingkungan dan suasana pendidikan. tuntutan kurikulum Matematika atau pelajaran
Pendidikan kesenian yang dimaksudkan bahasa yang sangat ketat dengan tatabahasa
dapat berperan sebagai pendidikan yang membuta anak semakin menjalani keteraturan,
mendasari pembinaan kesenian (pendidikan namun di sisi lain kemunduran idealism.
nonformal maupun informal). Gagasan ini Beberapa rumusan kurikulum SMP memberikan
mendapat ide dari ki Hadjar Dewantara: sekolah, ikatan norma sosial atau pelajaran baik-buruk
masyarakat dan keluarga. Dengan memperhati- menjadi suatu pertimbangan secara formal, anak
kan dan mempertimbangkan seluruh aspek semakin tertutup ide dan gagasan. Seharunya
kependidikan khususnya seni dalam kehidupan kebebasan berimajinasi akan dikelola oleh
anak, konsep pendidikan seni akan membahas pelajaran kesenian atau pendidik seni bagi anak
pola-pola serta arahan pembinaan sehingga merupakan ‘hantu tugas’ karena dengan
efektivitas pembiayaan, arah pembinaan serta tuntutan kuat sebagai sebagai seorang seniman.
regenarasi pendidikan seni dapat ditangkap dan Kejenuhan terhadappembelajaran dengan pola
dikembangkan dalam konteks yang lebih luas. mekanik berkarya menyebabkan anak kurang
Kehidupan anak dari usia 3 tahun sampai kreatif.
dengan 8 tahun merupakan usia perkembangan Terdapat kolerasi positif antara kenaikan
yang efektif, karena pertumbuhan kecerdasan penalaran melalui pelajaran matematika
mencapai 80%. Usia ini oleh sebagian psikolog terhadap pelajaran pendidikan kesenian.
mengatakan sebagai the golden age, usia Pelajaran matematika lebih memberikan
keseimbangan penuh antara pikiran dan penalaran dan keteraturan menyebabkan anak
perasaan. Perasaan anak sering lebih menguat berpola teratur. Maka, pelajaran seni seperti seni
Jurnal Imajinasi Vol XIV No 1, Januari-Juni 2020 51
penalaran anak lebih kuat dari pada perasaanya. menggungapkan peristiwa masa lalu serta
Tipe anak yang kuat penalarannya cenderung merupakan ungkapan perasaan terhadap
lebih dominan nuansa garis serta figure atau kejengkelan, kegembiraan dan kesedihan. Oleh
objek lukisan ditampilkan lebih relaistik karenanya bermain pun dapat dikatagorikan
daripada anak bertipe perasaan. belajar, karena dalam bermain terjadi pelatihan
Dalam pandangan psikologi humanistik, pemahaman dan pengamatan terhadap
perkembangan anak di pengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar.
lingkungan (teori behavioral) seperti teman- Menurut Piaget, (Hartono dalam Mulyani,
teman disekelilingnya, guru kelas, atau pun 2016) bahwa anak usia dini 01 tahun berada
orang tua saja dan faktor internal. Teori pada tahapan perkembangan sensori motorik.
psikoanalisis menjelaskan bahwa internal faktor Pada usia ini anak melakukan permainan yang
sebagai modal awal seperti : pikiran, perasaan. bersifat berulang-ulang. Sedangkan anak usia 3-4
Biasanya, kedua faktor tersebut berjalan saling tahun, dapat menyanyi dengan merubah syair
mempengaruhi secara berimbang. Misalnya fisik, sesuai dengan yang ia inginkan. Selain itu, dalam
intelektual, emosional, dan interpersonal serta usia ini anak juga biasannyasudah dapat
interaksi antara semua faktor, yang bernyanyi sambil melakukan gerakan tangan dan
mempengaruhi motivasi belajar. Psikoanalisis kaki. Sementara itu anak usia 4-5 tahun, dapat
menyatakan bahwa dalam jiwa manusia menyanyi sambil memimpin sebuah permainan
berkembang kognisi, afeksi dan psikomotorik. dan dapat menyanyikan lagu dengan saling
Sebenarnya cara ungkap misalnya di dalam seni memimpin sebuah permainan dan dapat
tari mengalami kesulitan bentuk gerak tubuh. menyanyikan lagu dengan saling mengisi atau
Ketika olah tubuh, tangan diminta untuk menjawab dalam lagu yang dinyanyikan oleh
menirukan beberapa gerakan serta kemudian temannya. Anak usia 5-6 tahun, dalam
menambah dan menggayakan gerakan mulai ada penguasaan musik anak dapat menyanyi
rasa kurang percaya diri. Gerakan yang bersama sambil memainkan alat musik
semestinya mempunyai jangkauan imajinatif, sederhana.
anak semakin sulit. Peristiwa ini sangat Melalui kegiatan beryanyi dan memainkan
menghantui anak usia SMP, di mana bentuk alat musik dalam gaya yang sesuai, secara
gerakan tari yang seharusnya diciptakan anak individu atau bersama orang lain, anak
sudah terpola gerakannya berdasarkan “jenis menunjukan pengembangan berkenaan dengan
dan gaya tarian”. suara, fisik, gaya, dan konsep musik. Jadi seni
Selanjutnya perkembangan intelektual, dalam media bermain, anak belajar untuk
emosiaonal maupun persepsi dapat dikatagori- mengenali dan meninterpretasikan diri, ekspresi
kan sebagai perkembangan mental misalnya dan emosi melalui musik yang mereka mainkan
uruta usia, usia mental, usia pertumbuhan dan dengarkan.
badan.
PENUTUP
Seni Sebagai Media Bermain Pendidikan sebagai sebuah tradisi dapat
Manusia adalah mahkluk bermain (homo berlangsung di mana dan kapan saja. Pendidikan
luden), hampir seriap saat orang-orang bisa berlangsung di rumah, di dalam lembaga
memperlakukan kondisi untuk bermain. Dalam keluarga, antara orang tua dengan anak-
bermain ini peristiwa imajinasi, pikiran, dan anaknya, kakak dengan adik-adiknya, atau kakek
perasaan yang bergerak menciptakan dengan cucunya, atau juga di antara anggota
permainan. Dalam dunia anak, bermain keluarga dan kerabat lainnya. Pendidikan bisa
merupakan modal yang kuat untuk melatih berlangsung di dalam masyarakat, kawan
pikiran, perasaan dan imajinasi. Hal ini terdapat sebaya, dan anggota minat. Pendidikan juga
dalam penciptaan karya seni. Ketika anak dapat berlangsung di lembaga khusus, yang
berkarya seni, sebenarnya pikiran tertuju disebut sekolah, suatu tempat atau lembaga yang
kepada hal-hal yang dicita-citakan atau ingin diberi kepercayaan, kewenangan, dan kebenaran
Jurnal Imajinasi Vol XIV No 1, Januari-Juni 2020 55
oleh orang tua, masyarakat, dan pemerintah berdasarkan sesuatu yang dekat dengan
untuk menyelenggarakan pendidikan secara kehidupan dan dunia anak.
lebih teratur dan lebih terancang. Pendidikan Demikian dengan pendidikan dalam
juga berlangsung dengan berbagai sifatnya. kehidupan anak berpengaruh pada perkembang-
Pendidikan dapat berlangsung secara formal, an anak yang ditandai dengan perkembangan
yaitu apabila dilaksanakan secara teratur, bahasa, membantu pertumbuhan mental,
terstruktur, dan terancang dalam jangka masa membantu sebagai media bermain. Selain itu
tertentu secara bertahap. pendidikan seni juga dapat melatih keterampilan
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha dan koordinasi gerak anak, sekaligus sebagai
manusia untuk meningkatkan kepribadiannya sarana untuk memperkenalkan, membudayakan,
dengan jalan membina potensi-potensi pribadi- dan menanam nilai seni budaya bangsa.
nya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan
budi nurani). Pendidikan juga merupakan suatu DAFTAR PUSTAKA
lembaga yang bertanggung jawab menetapkan Fuad, Ihsan. 2005. Dasar-dasar Kependidikan,
cita-cita atau tujuan pendidikan, isi, sistem, dan Jakarta : Rineka Cipta.
organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga
Irawan, Dedy dkk, 2017. Paradigma Pendidikan
tersebut meliputi keluarga, sekolah, dan Seni. Yogyakarta : Thafa Media.
masyarakat (Fuad dalam Basri, 2017)
Sedangkan pengertian seni berdasarkan Layton, Robert. 1981. The Antropology of Art,
hasil analisis, seni adalah kegiatan berkesenian Great Britain.
terdiri dari dua jenis, kegiatan berkesenian yang
Masunah, Narwati, 2003. Seni dan Pendidikan
dilandasi modus imitasi, dan yang dilandasi Seni. Bandung: Pusar Penelitian dan
modus ekspresi. Jadi, dengan memadukan kedua Pengembangan Pendidikan Seni
penegertian pendidikan seni adalah usaha sadar Tradisional (PAST) UPI.
untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan agar Mulyani, Novi. 2016. Pendidikan Seni Tari Anak
menguasai kemampuan berkesenian sesuai Usia Dini. Yogyakarta: Penerbit Gava
Media.
dengan peran yang harus dimainkannya. Ada
dua peran yang dapat dimainkan. Pertama, Pamadhi, Hajar. 2012. Pendidikan Seni (Hakikat,
menularkan keterampilan seni, dan yang kedua, Kurikulum Pendidikan Seni Untuk Anak).
memfungsi didikan seni (Read,1945; Wickiser, Yogyakarta: UNY Press.
1974).
Seni dalam pendidikan, lebih difungsikan Rohidi. Tjetjep Rohendi. 2016. Pendidikan Seni
Isu dan Paradigma. Semarang: Cipta Prima
sebagai media untuk memenuhi perkembangan
Nusantara.
anak, baik fisik maupun mental. bahwa
pendidikan seni lebih berdimensikan sebagai Soehardjo, A.J. 2012. Pendidikan Seni Dari Konsep
“media pendidikan” yang memberikan Sampai Program. Malang: Universitas
serangkaian pengalaman estetik yang sangat Negeri Malang.
besar pengaruhnya bagi perkembangan jiwa
Triyanto. 2017. Spirit Ideologis Pendidikan Seni.
anak. Kehadiran seni dalam dunia pendidikan, Semarang: Cipta Prima Nusantara.
mengisyaratkan bahwa seni mempunyai
kedudukan, peran atau fungsi yang penting http://Pengertiandefinisi.com/Prengertian-
dalam proses pendidikan. Paradigma/
Pendidikan seni pada hakikatnya
merupakan proses perbentukan manusia melalui
seni. Pembelajaran seni di sekolah, memfasilitasi
anak-anak, menyediakan peluang untuk
pemenuhan dirinya melalui pengalaman seni
56 Tria Ayu Dini, Paradigma Pendidikan Seni untuk Kehidupan Anak