Anda di halaman 1dari 11

Ulil H,Mengembangkan karakter Anak melalui pembelajaran Seni Budaya .....

MENGEMBANGKAN KARAKTER ANAK MELALUI


PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA
DI SEKOLAH DASAR

Ulil Hidayah 1 Irmawati Aprilia2


Email: Ulilhidayah31@gmail.com1 irmawatiaprilia04@gmail.com2
STAI Muhammadiyah Probolinggo

Abstrak
Pendidikan yang bermakna tidak hanya mengedepankan cara berpikir saintis, tetapi
perlu dintegrasikan dengan karakter yang mencakup berbagai aspek penunjang
keterampilan anak usia sekolah dasar. Pada tulisan ini secara teoritis dan konseptual
menjelaskan tentang konsep pembelajaran seni budaya dan prakarya di sekolah dasar
yang sasaran perkembangannya adalah anak usia sekolah dasar. Memadukan dari
teori perkembangan anak usia sekolah dasar ditemukan bahwa muatan pembelajaran
pada mata pelajaran seni budaya dan prakarya dapat menumbuhkembangkan karakter
pada anak melalui cakupan materi seni tari, seni musik, seni rupa dan kerajinan
tangan. Karakter yang ditemukan diantaranya adalah sikap imajinatif, kreatif,
inovatif, terampil, demokrasi, percaya diri, cakap dalam emosional dan sosial, fokus,
tenang, ulet, kerja keras, menghargai oran lain, serta mampu berjiwa peka terhadap
lingkungan dan siap bersaing pada ranah global. Penanaman karakter sejak dini ini
adalah upaya efektif pendidikan dalam upaya sadar merubah pengetahuan dan sikap
siswa dari yang tidak sempurna wawasannya menjadi wawasan yang
multimultidimensional yang meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis,
evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur
estetika, logika, kinestetika, dan etika. Dan multikultur yang dapat
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam
budaya lokal dan nusantara.
Kata Kunci : karakter, Seni Budata, Prakarya
Abstract
Meaningful education does not only prioritize scientific thinking, but needs to be
integrated with characters that include various aspects of supporting the skills of
elementary school-aged children. This paper theoretically and conceptually explains
the concept of learning arts, culture and crafts in elementary schools whose
development targets are elementary school-aged children. Combining the theory of
development of elementary school-aged children, it was found that the learning
content in the subjects of cultural arts and crafts can develop character in children
through the coverage of dance, music, fine arts and handicrafts. The characters found
include imaginative, creative, innovative, skilled, democratic, confident, emotionally
and socially proficient, focused, calm, tenacious, hard working, respecting others, and
able to be sensitive to the environment and ready to compete in the global realm. .
This early character planting is an effective effort of education in a conscious effort to
change students' knowledge and attitudes from imperfect insights into multi-

16 Al-Ibtidaiyah, Volume. II Nomor 1


Ulil H,Mengembangkan karakter Anak melalui pembelajaran Seni Budaya

dimensional insights that include conception (knowledge, understanding, analysis,


evaluation), appreciation, and creation by harmoniously combining aesthetic
elements. , logic, kinesthetic, and ethics. And multiculturalism that can develop
awareness and ability to appreciate various local and archipelago cultures.
Keywords: character, Cultural Arts, Craft

PENDAHULUAN
Pendidikan merupkan unsur yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
karena didalmnya terdapat usaha sadar dan terencana yang dilakukan seorang
pendidik melalui proses pembelajaran pada peserta didik agar secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya. Penddikan karakter pada anak adalah kegiatan yang
mutlak harus dilakukan oleh orang dewasa. Pada usia pra sekolah, pendidikan
karakter lebih efektif dilakukan oleh orang dewasa yaitu orang tua dan keluarga.
Dalam hal ini peran keluarga sangat diperlukan bagi anak usia dini tentang
pembelajaran yang baik dari keluarga dan lingkungan. Sedangkan pada anak usia
sekolah dasar sudah mulai mengenal lingkungan diluar keluarga.
Pada anak usia sekolah dasar panutan yang akan lebih diterima sudah mulai
bergeser dari keluarga ke orang lain yaitu guru di sekolah. Pendidikan karakter anak
usia sekolah dasar sangat efektif dilakukan di sekolah. Lingkungan sekolah memiliki
peran yang kuat dalam membentuk karakter anak. Untuk membentuk karakter
permanen pada anak uisa sekolah dasar perlu penguatan dari orang dewasa yang
menentukan karakter seseorang anak remaja. Lingkungan pergaulan di sekolah
maupun di rumah mempunyai peluang yang sama kuatnya dalam pengembangan
karakter anak. Maka harus ada kerjasama dan komunikasi yang saling terkait
keluarga dan sekolah dalam mengembangkan karakter anak usia sekolah dasar (Dits
Prasanti, 2018). Aspek terpenting dalam bidang pendidikan sehingga peran serta
mereka sangat di perlukan dalam membangun ranting-ranting calon penerus bangsa
dengan calon penerus bangsa dengan memberikan pengajaran, wawasan serta
wawasan serta ilmu pengetahuan yang bersifat baik dan ilmu pengetahuan yang
bersifat baik dan bersinergi serta pendidik ini adalah sebagai salah satu arah seorang
siswa dalam menentukan dan bersikap bagaiamana mereka dapat menyelesaikan
suatu permasalahan yang meraka hadapi serta pendidik juga dalam hal ini sebagai
penuntun siswa dalam menentukan tatanan moral yang akan kita miliki ke arah yang
positif dan berfungsi untuk masa depan mereka (Susandi, 2019).
Muatan seni budaya dan keterampilan merupakan pendidikan seni yang
berbasis budaya. Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya memiliki peranan dalam
pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan
perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan
intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik,
naturalis, kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan
moral, dan kecerdasan emosional. Bidang seni rupa, musik, tari, dan keterampilan
memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam
pendidikan seni dan keterampilan, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan
tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi,
apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip,
Al-Ibtidaiyah, Volume. II Nomor 1 17
Ulil H,Mengembangkan karakter Anak melalui pembelajaran Seni Budaya .....

proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam
(Hartanto, 2018). Secara keseluruhan aspek pembelajaran seni budaya dan
keterampilan sangat membantu peserta didik menemukan bakat dan
mengembangkannya menjadi sebuah jati diri pribadi di setiap peserta didik. Dengan
pembelajaran seni budaya dan keterampilan seorang pendidik dapat mengetahui
karakter individu setiap peserta didik.
Keunikan mata pelajaran seni budaya dan prakarya memberikan warna ceria
kepada peserta didik karena mereka dibebaskan untuk mengenal seni, berekspresi dan
dapat mengembangkan bakat serta kreatifnya dalam bentuk karya.(Sandi & Bumiayu,
2020). Pendalaman materi yang berkaitan dengan praktik peserta didik menjadikan
pengalaman yang diterima semakin menguatkan karakter seni yang tercakup dalam
berbagai muatan multikecerdasan. Selain itu, Susandi menambhakan pengajaran guru
juga merupakan penekanan dari tumbuh kembang sikap dan moral seorang siswa
dalam menentukan jati diri mereka untuk dapat berkembang dan beradaptasi terhadap
lingkungan belajar peserta didik serta sebagai awal terbukanya jendela moral sosial
anak khususnya pengajar di tingkat dasar (Susandi, 2019).
Pendidikan karakter merupakan upaya dalam memupuk nilai-nilai moral dan
budi pekerti terhadap peserta didik melalui kegiatan pembelajaranyang bermakna,
selain itu upaya pendidik pada jenjang anak usia sekolah dasar adalah mampu
mengenali secara mendasar tentang karakter peserta didik karena karena dalam
pendidikan dasar inilah menjadi ukuran keberhasilan awal sebelum mencapai pola
pendidikan karakter lebih lanjut (Rofi et al., 2019; Prasetiya, 2020). Karakter kreatif
akan muncul pada diri seorang anak yang telah memenuhi syarat fluency
(memunculkan ide alternatif) dan flexibility (konteks berbicara memilih solusi yang
baik) dalam pemecahan masalah meskipun ide tersebut diperoleh atas inspirasi dari
pengalaman orang lain. Lebih lannjut dalam Khosiah disebutkan anak pada usia
sekolah dasar yang dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dapat dikatakan sebagai
anak kreatif (Khosiah et al., 2021). Kreativitas pada anak yang terus dikembangkan
dapat memunculkan ide-ide yang lebih inovatif sebagai pembentukan dan pengenalan
karakter yang semakin kuat. Penanaman pendidikan karakter melalui mata pelajaran
seni dan budaya diterapkan di Sekolah Dasar karena memiliki keunikan dan
mempunyai manfaat serta memiliki makna tersendiri. Dalam pembelajaran seni
budaya dan prakarya lebih banyak memberikan materi seputar seni dan prakarya
dibandingkan pembahasan budaya.sedangkan peserta didik yang memberikan
pembelajaran yang berkaiatan dengan budaya(Sandi & Bumiayu, 2020).
KAJIAN TEORI
Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Pendidikan karakter adalah upaya pendidikan dalam membentuk karakter yang
tetap, mengikat dan bersifat permanen pada diri seorang peserta didik, diibaratkan
seperti mengukir permukaan keras hingga perlahan akan mengalamai perubahan yang
menetap. Lebih lanjut pengertian karakter dapat diartikan sebagai tanda khusus atau
pola perilaku yang menjadi ke khasan tiap individu dalam bertingkah, berfikir
maupun berucap (Bohlin, Farmer, & Ryan, 2001). Dijelaskan dalam Kamus Bahasa
Indonesia, karakter didefinisikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain. Sedangkan menurut Philips
18 Al-Ibtidaiyah, Volume. II Nomor 1
Ulil H,Mengembangkan karakter Anak melalui pembelajaran Seni Budaya

karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu system, yang melandasi
pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. (Ahmadi et al., 2020)
Pada anak usia sekolah dasar perkembangan karakteristiknya mulai terlihat
jelas dan memiliki keunikan dari berbagai aspek. diantaranya adalah perkembangan
pada aspek kognitif, psikososial, moral, fisik dan motorik (Trianingsih, 2018). Aspek
perkembangan pada anak usia sekolah dasar dijelaskan sebagai berikut:
1. Aspek Kognitif Anak Usia Sekolah Dasar
Dalam Teori yang dikemukakan oleh Piaget bahwa perkembangan kognitif
pada umumnya berada pada tahap operasional konkret pada anak dengan
rentang usia 7 sampai 11 tahun. Tahap operasional konkret merupakan tahap
ketiga dari tahap-tahap perkembangan kognitif. Piaget menambhakan pada
tahap hal-hal yang bersifat konkret sudah dapat dilakukan penalaran secara
logis. Sedankan hal yang bersifat abstrak masih belum mampu mereka
tumbuhkan. Perkembangan kognitif pada anak usia sekolah dasar mulai
belajar membentuk sebuah konsep, seperti melihat hubungan, dan
memecahkan masalah pada situasi yang melibatkan objek konkret dan situasi
yang tidak asing lagi bagi dirinya (Trianingsih, 2018). Pada usia
perkembangan seperti ini perlu keterlibatan orag dewasa atau guru di sekolah
untuk menghadirkan objek yang konkret sebagai bahan belajar dan
pengalaman bagi anak untuk meningkatkan kemampuan berfikirnya.
2. Aspek Psikososial Anak Usia Sekolah Dasar
Perkembangan psikososial dalam teori Erikson dijelaskan bahwa manusia
dalam perkembangan psikososialnya mengalami perubahan-perubahan
sepanjang pengalaman hidupnya. Pendapat Erikson terhadap perkembangan
psikososial anak usia sekolah dasar menekankan pada proses sadar yang
dialami anak ketika berinteraksi sosial. Hal ini berkaitan erat dengan
bagaiamana muatan pelajaran yang disampaikan pada anak usia sekolah dasar
memiliki pengaruh yang kuat dalam pembentukan karakternya melalui
interaksi-interaksi sosial yang menekankan pada penekanan proses. Pada usia
ini anak mulai lepas dari ketergantungan orang tua atau keluarga di rumahnya,
keunikan pada tiap individu yang ditemui dalam lingkup pergaulan sosialnya
akan menampakkan pola tingkah laku baru yang sesuai dengan penerimaan
ketertarikan dalam dirinya.
3. Perkembangan Moral Anak Usia Sekolah Dasar
Teori Santrock tentang perkembangan anak menjelaskan bahwa
perkembangan moral merupakan suatu konsep tentang peraturan-peraturan
dan nilai-nilai yang menjadi dasar sikap seseorang ketika berinteraksi dengan
orang lain. Perkembangan moral tersebut meliputi pemikiran, tingkah laku
dan perasaan. Piaget membagi tahapan perkembangan moral menjadi dua
sasaran, yaitu moralitas heteronom dan moralitas otonom. Moralitas
heteronom terjadi pada anak usia 4 sampai 7 tahun, pada tahapan ini anak
sudah muali memahami keadilan dan peraturan sebagai sesuatu yang berada di
luar kendali manusia sehingga tidak dapat diubah atau bersifat tetap sehingga
dalam menilai dari suatu tindakan hanya melihat pada konsekuensinya.
Sedangkan Moralitas otonom terjadi pada anak usia 10 tahun ke atas, pada
Al-Ibtidaiyah, Volume. II Nomor 1 19
Ulil H,Mengembangkan karakter Anak melalui pembelajaran Seni Budaya .....

tahapan ini anak mulai sadar bahwa peraturan dibuat oleh manusia sehingga
dalam menilai suatu tindakan harus mempertimbangkan niat pelaku dan
konsekuensinya (Trianingsih, 2018). Aspek perubahan moral yang muali
mengalami siklus pada anak usia sekolah dasar berkembang dan semakin
membentuk pemahaman yang komplit sesuai usia kematangan cara
berfikirnya bukan dari ukuran usianya. masing-masing individu anak tidak
akan memiliki penghayatan nilai moral yang sama dalam memandang nilai
moral itu sendiri.
4. Perkembangan Fisik dan Motorik Anak Usia Sekolah Dasar
Pada aspek perkembangan ini, fisik dan motorik anak secara umum adalah
saling berhubugan sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan pola
perkembangannya. Hidayati dalam Trianingsih menjelaskan orang yang sehat
secara fisik akan dapat melakukan aktivitas dengan baik dan berpengaruh
pada perkembangan motoriknya sehingga berjalan dengan baik juga.
Perkembangan motorik merupakan proses perkembangan kemampuan gerak
seseorang baik itu motorik kasar maupun motorik halus. Menurut Decaprio
dalam Trianingsih dijelaskan bahwa, motorik kasar adalah gerakan yang
menggunakan hampir seluruh otot besar anggota tubuh. Sedangkan motorik
halus adalah gerakan yang menggunakan otot kecil serta koordinasi mata
dengan tangan. Perkembangan motorik kasar maupun motorik halus pada
anak-anak sangat dipengaruhi oleh perkembangan fisik. Keterpaduan antara
kesehatan fisik anak berpengaruh besar pada perkembangan motoriknya. Pada
anak usia sekolah dasar perkembangan motoriknya sangat berkembang pesat
dibandingkan pada masa usia setelahnya. Umumnya anak perempuan akan
mengalami pertumbuhan tinggi badan yang lebih cepat dibandingkan pada
anak laki-laki. Hal ini dapat berpengaruh pada kecepatan aspek motorik pada
anak perempuan untuk merespon hal-hal yang bersifat aktivitas fisik.

MUATAN PELAJARAN DI SEKOLAH DASAR


Kurikulum sebagai acuan isi muatan pelajaran disekolah dasar pada mata
pelajaran non muatan lokal adalah muatan yang telah memacu pada ketentuan
terpusat. Sebagaiamana mata pelajara seni budaya telah mengacu pada standard isi
kebutuhan nasional, sedangkan mata pelajaran prakarya secara isi lebih luwes karena
bisa mengacu pada kebutuhan isi secara lokal.
Dalam ketentuan Dirjen Kurikulum mata pelajaran muatan lokal adalah
kurikulum yang di perkaya dengan materi pelajaran yang ada di lingkungan setempat
yang diberikan secara terpisah pada peserta didik di sekolah (Basari, 2014). Lebih
lanjut dalam Basari disebutkan kurikulum muatan lokal adalah materi mata pelajaran
dan pengenalan berbagai ciri khas daerah tertentu, tidak hanya berisi tentang
keterampilan, kerajinan dan prakarya, tetapi adalah sebuah manifestasi kebudayaan
daerah yang melegenda dari adat istiadat. Secara umum tujuan kurikulum muatan
lokal adalah untuk mempersiapkan peserta didik memiliki wawasan yang cakap
tentang lingkungannya serta sikap dan perilaku yang bersedia melestarikan alam
disekitarnya, serta kecakapan dalam kualitas sosial, kebudayaan yang mendukung
pembangunan nasional maupun pembangunan daerah setempat (Basari, 2014).
20 Al-Ibtidaiyah, Volume. II Nomor 1
Ulil H,Mengembangkan karakter Anak melalui pembelajaran Seni Budaya

PEMBAHASAN
Cakupan materi pelajaran di sekolah dasar yang mengusug mata peajaran seni
budaya dan prakarya meliputi empat unsur pembahasan, diantaraya adalah sebagai
berikut;
Pembelajaran Seni Tari dalam Pembentukan Karakter Anak
Seni tari tradisional merupakan suatu kesenian yang menjadi tradisi turun
temuru sejak nenek moyang dan menjadi cir khas dari suatu tempat atau daerah
tertentu yang didalamnya mengandung pesan-pesan atau kepercayaan masing-masing
bagi setiap orang yang ada di daerah tersebut. Adanya seni tari dalam muatan
kurikulum pendidikan bertujuan sebagai sarana pendidikan dan pelestarian budaya
daerah yang memiliki manfaat sebagai sarana untu menyiapkan peserta didik agar
menjadi individu yang utuh jiwa dan raga serta mampu menghadapi perkembangan
zaman melalui pengamalan nilai-nilai kebudayaan bangsa dalam kehidupan sehari-
hari (Retnoningsih, 2017).
Materi pelajaran seni tari yang tercakup pada mata pelajaran seni budaya di
sekolah dasar adalah bagian dari seni edukatif dalam pembentukan karakter jiwa seni
pada peserta didik. Seni adalah unsur keindahan yang didalamnya terdapat cakupan
karya untuk menciptakan suatu karya atau penampilan yang dapat dinikmati orang
lain. Konsep pembelajaran seni tari menjadi sarana atau media pendidikan dalam
membangun karakter jiwa seni pada anak sejak dini. Hal ini sesuai dengan teori yang
dinyatakan Piaget bahwa perkembangan pada anak usia sekolah dasar yang mulai
menerima maeri-materi yang bersifat konkrit dapat dilihat dan dapat langsung
dilaksanakan sesuai arahan orang dewasa, yaitu pendidik di sekolah.
Pendidikan seni tari pada anak usia sekolah dasar berfungsi sebagai membantu
perkembangan peserta didik dalam karakter estetik, dan membantu penyempurnaan
pengalaman tentang praktik seni yang mudah diingat dalam kehidupan. Maka,
muatan materi seni tari di pada anak usia dasar tidak hanya berupa latihan-latihan
yang menjadikan peserta didik menjadi seorang penari melainkan ada nilai-nilai
kearifan lokal yang harus ditanmakan sejak dini pada mereka. Kemampuan dalam
bidang seni tari didukung oleh adanya bakat dan pembinaan oleh pendidik di sekolah
maupun pendidik diluar sekolah. Pengalaman anak usia sekolah dasar dalam bidang
seni tari akan memberikan kesempatan dalam kelangsungan proses pertumbuhan
fisik, mental, dan estetik Jenis pengalaman seni untuk meningkatkan pertumbuhan
fisik untuk ditunjukkan dengan perkembangan motorik anak dalam gerak-gerak bebas
dalam menari. Hal ini memberikan kesempatan fisik untuk tumbuh sempurna dan
sekaligus mental juga berkembang.
Dalam melakukan gerak-gerak tari kesadaran organ tubuh juga terlibat dalam
penguasaan kesadaran estetik, maka pertumbuhan estetik juga mendapat kesempatan
untuk tumbuh, misalnya pada tahapan kelas awal, anak usia sekolah dasar melakukan
gerak-gerak binatang terbang dengan sayap, disini anak dapat mencoba menirukan
gerak sayap yang sedang bergerak terbang dengan caranya sendiri berdasarkan hasil
pengamatan yang melibatkan mental dan visualisasi. Seni tari memberikan
sumbangan ke arah sadar diri dari keunikan yang dimiliki masing-masing anak.
Melalui pembinaan yang matang anak dapat mengenali dirinya sendiri dengan baik.
Al-Ibtidaiyah, Volume. II Nomor 1 21
Ulil H,Mengembangkan karakter Anak melalui pembelajaran Seni Budaya .....

Dengan demikian konsep diri anak dapat berkembang, dan ini menyebabkan
tumbuhnya inisiatif, kemampuan mengkritik, kepemimpinan dan kreasi yang menjadi
karakteritik tersendiri pada dirinya. Anak akan merasakan keberadaannya memiliki
arti, terutama jika dia diberi peran tertentu dalam suatu kegiatan seni. Anak juga akan
memiliki inisiatif untuk mencari bentuk-bentuk gerakan lain yang dapat didiskusikan
bersama kelompok belajarnya, pada proses ini pembentukan aspek sosial pada anak
sudah terbentuk (Iriani, 2012).
Seni tari juga dapat membina karakter imajinasi kreatif pada anak usia sekolah
dasar melalui usaha dalam berkhayal tentang peranan pada tokoh tari yang kuat
melalui gerak-gerak dan ekspresi yang dilakukan. (Iriani, 2012). Imajinasi kreatif itu
sangat penting untuk kembang anak sebagai inovasi dirinya dalam terus berkarya
dimasa depannya, tidak hanya yag erkaitan secara konkrit seperti seni tari, tetapi
kemampuan seni imajinasinya dapat diterapkan pada pengalaman-pengalaman yang
sifatnya abstrak. Maka sebab itu, bagian dari usaha pendidikan untuk merubah sikap
seseorang ke arah yang dapat mengembangkan imajinasi kreatif merupakan langkah
proses yang sangat baik dan tepatsasaran. Kaitannya dalam hal ini pelajaran seni tari
menjadi sangat bermakna dalam pembentukan karakter imajinasi kreatif pada anak.

Pembelajaran Seni Musik dalam Pembentukan Karakter Anak


Pada pembelajaran seni musik faktor yang dapat membantu membangun
karakter pada anak adalah melalui ekspresi seni secara kreatif dalam pembentukan
kepribadian peserta didik dan dapat memberikan sikap-sikap atau emosional yang
seimbang. Melalui seni musik yangmemberikan nanasa irama relaksasi suasana
belajar anak tidak hanya efektif tetapi juga menyenangkan, termasuk diantaranya
adalah dengan bermain musik yang sesuai ritme yang benar akan terbangun karakter
disiplin, konsentrasi serta memiliki kepekaan terhadap lingkungan sosial melalui
kepekaannya dalam menentukan bunyi yang didengar oleh anak. Sejalan dengan
demikian pembelajaran seni musik adalah bagian dari materi yang memiliki peranan
penting untuk membantu pengembangan individu siswa yang akan berdampak pada
pertumbuhan akal, pikiran, emosi dan sosialnya (Yuni, 2017). Ada beberapa unsur
yang dapat menentukan penekanan karakter pada anak, diantaranya adalah:
1. Bunyi.
Bunyi menjadi unsur musik dalam menentukan hasil karya music. Dalam bunyi
seseorang dapat menemukan nada tinggi ataupun nada rendahnya bunyi yang
terangkai dalam melodi nada-nada.
2. Irama
Irama dan gerak musik yang berjalan secara teratur, meskipun tidak tampak
dalam lagu tetapi dapat dirasakan oleh pendengar saat lagu dimainkan. Irama
juga berarti ritme atau pengaturan bunyi saat melodi lagu dimainkan. Di dalam
sebuah irama juga terdapat notasi irama yang berbentuk not dan tanda diam.
3. Tempo
Tempo merupakan ketentuan cepat atau lambatnya nada lagu. Tempo juga
berarti ketukan konstan yang memikat bunyi menjadi satu kesatuan detak
bunyi. Tempo juga dapat diartikan sebagai rata-rata satuan waktu pada saat
sebuah musik dimainkan yang menggambarkan kecepatan musik secara
22 Al-Ibtidaiyah, Volume. II Nomor 1
Ulil H,Mengembangkan karakter Anak melalui pembelajaran Seni Budaya

keselurahan, sehingga pengenalan musik itu dapat diketahui jenis musik apakah
jenis aliran jazz, pop, klasik, rock, blues, raggae maupun jenis musik lainnya.
Ketentuan dalam bermain musik adalah tidak boleh sampai mendahului atau
melebihi lambat dari tempo. Maka pembentukan karakter dalam hal ini adalah
penanaman fokus dan konsentrasi terhadap sesuatu yang sedang dilakukan oleh
anak.
4. Timbre
Timber adalah bagian warna suara. Timbre sangat dipengaruhi oleh sumber
bunyi dan cara menggetarkan atau membunyikan musik. Pembelajaran seni
musik pada anak diharpakan mampu mengasah bakat yang dimiliki oleh peserta
didik dalam dunia tarik suara. Sehingga bakat yang sudah pada diri anak dapat
diekspresikan tanpa rasa takut atau malu, dan secara tidak langsung hal ini
dapat mmbangun karakter percaya diri pada anak.
5. Dinamika
Dinamika adalah bagian musik yang terkait dengan tingkat kekerasan bunyi.
Melalui simbol musik dinamika dapat dikenal seperti bunyi piano yaang
lembut dan forte yang keras. Hal ini juga merupakan pembelajaran pada anak
agar anak dapat mudah konsentrasi dan peka mengenal sumber bunyi.
Pembiasaan kepekaan seperti ini membantu meningkatkan karakter kepekaan
emosional dan sosial pada anak.
Pada dasarnya anak usia sekolah dasar memiliki rasa ingin tahu yang sangat
besar tentang segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Maka sebab itu
anak akan merasa gembira ketika mengenal hal-hal yang sifatnya baru dan
menyenagkan seperti musik. Jika dikaitkan dari aspek mental, fisik dan sosialnya
anak usia sekolah dasar memiliki semangat dan motivasi yang tinggi dalam belajar
pengetahuan baru melalui media belajar yang konkrit, bermakna dan dari sumber
belajar nyata (Rachmadyanti, 2017).

Pembelajaran Seni Rupa dalam Pembentukan Karakter Anak


Pembelajaran seni rupa dalam mata pelajaran seni budaya adalah keterampilan
yang tidak dapat ditunyaskan dikelas begitu sajam perlu melakukan latihan-latihan
yang teratur dan bertahap sampai pada sebuah hasil karya seni yangdapat dinikmati.
Kendati demikian pendalaman materi seni rupa adalah bentuk integrasi antara bakat
dan minat anak dengan dukungan orang tua. Sementara sekolah hanya memfasilitasi
pengenalan dasar sesuai kurikulum mata peajaran pada satuan pendidikan tertentu.
Pemilihan materi pembelajaran yang senantiasa merangsang imajinasi peserta
didik membutuhkan pemanfaatan dan penguasaan media dalam proses membangun
kreativitas anak. Pada tingkat sekolah dasar peserta didik akan memperoleh
pengalaman perseptual dan taktik dengan bahan yang diperlukan. Karya seni rupa
bisa berarti sebuah lukisan maupun patung. Proses pembelajaran seni rupa dapat
menumbuhkan karakter anak melalui ketika anak berkarya, ia akan merasakan proses
pembuatan pasung misalnya, anak dapat melihat bagaimana tanah liat dan merasakan
bagaimana rasa sentuh yang diperoleh ketika kerja keras yang optimal itu akan
menghasilkan keberhasilan. Anak juga mulai bersentuhan langsung dengan media
pisau, pensil, kuas, pahat, menempel gambar, mencetak untuk pembuatan patung dan
Al-Ibtidaiyah, Volume. II Nomor 1 23
Ulil H,Mengembangkan karakter Anak melalui pembelajaran Seni Budaya .....

bersentuhan langsung degan kuas, kanvas, tinta serta butuh konsentrasi dan imajinasi
yang fokus untuk menghasilkan sebuah karya yang baik (Syafii, 2016). Keberhasilan
pembelajaran seni rupa ditentukan juga oleh kemampuan guru dalam memahami
karakteristik seni rupa anak untuk diterapkan sesuai pada periodisasi seni rupa anak
sesuai dengan porsinya (Husen, 2017).

Pembelajaran Prakarya dalam Pembentukan Karakter Anak


Pembelajaran prakarya adalah mata pelajaran yang lebih cenderung pada
muatan lokal. Pada tingkatan sekolah dasar mata pelajaran ini sebagai pengenalan
awal tentang bagaimana membentuk karakter seni melalui karya pada peserta didik
yang memiliki nilai berharga dan lebih jauh lagi sebagai nilai jual.
Prakarya atau kerajinan tangan adalah kegiatan yang berkaitan dengan
pembuatan suatu barang atau produk yang dihasilkan dari kerja terampil tangan
(Sumanto et al., 2015). Proses karya yang dihasilkan tidak membutuhkan alat berat
maupun alat canggih, sehingga keterampilan dalam pembelajaran prakarya ini
membutuhkan ide, kreativitas yang tinggi dalam mengolah bahan setengah berfungsi
atau barang bekas yang tidak berfungsi menjadi barang atau benda yang memilki nilai
seni maupun nilai jual yang dapat dinikmati. Umumnya benda yang digunakan
berasal dari alam yang dikelola secara baik dengan cara/teknik tertentu. Misalnya
pengelolaan makanan dari barang menyah menjadi makanan siap saji, atau berupa
karya seni rajut, anayam, sulam, ronce, maupun pengelolaan barang bekas menjadi
barang daya guna. Seperti membuat tas, gantungan kunci, boneka, pakaian dan
sebagainya.
Keterampilan yang diasah di sekolah melalui muatan kurikulum pembelajaran
yang dilakukan siswa tidak hanya dari teori tapi lebih mengedepankan praktik dapat
menumbuhkan sikap terampil, kreatif dan inovatif serta secara berkelanjutan dapat
menumbuhkan jiwa kewirausahaan (enterpreneurship) sebagai pembentukan mental
yang mandiri dan siap menghadapi tantangan global di masa depan.

PENUTUP
Pendidikan pada sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran Seni dan Budaya
dan prakarya memiliki kunikan karena berpadu dengan muatan lokal di daerah, serta
bersifat multilingual, multidimensional, dan multi pengembangan kemampuan yang
dapat mengekspresikan diri secara imajinatif dan kreatif. Multidimensional bermakna
perkembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman,
analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis
unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultur mengandung makna
pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi
terhadap beragam budaya Nusantara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap
demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam
masyarakat dan budaya yang majemuk. (Sandi & Bumiayu, 2020).
Unsur yang terdapat dalam mata pelajaran seni budaya antara lain:
1. Seni tari. Pada seni tari karakter yang dapat ditumbuhkembangkan pada anak
usia sekolah dasar antara lain, sikap mencintai tradisi budaya lokal dan nasional,
sikap emosional dan sosial melalui kerja tim dalam grup tari, serta sikap
24 Al-Ibtidaiyah, Volume. II Nomor 1
Ulil H,Mengembangkan karakter Anak melalui pembelajaran Seni Budaya

imajinatif dan kreatif yang berpadu dengan pengembangan aspek gerak dan
motorik pada anak.
2. Seni musik. Pada seni musik karakter yang ditumbuhkembangkan pada anak usia
sekolah dasar mencakup, sikap peka, fokus dan konsentrasi, sikap teanang selaras
dan melatih keseimbangan terhadap gejala-gejaa yang muncul dilingkungan
sosialnya. Selain melatih konsentrasi yang tinggi seni musik yang berpadu
dengan seni tarik suara dapat menubuhkan sikap mental dan rasa percaya diri
pada anak saat berani menyanyikan lagu yang sesuai dengan irama lagu.
3. Seni rupa. Pada seni rupa karakter yang dapat ditumbuhkembangkan pada anak
usia sekolah dasar adalah sikap tekun dan kerja keras, dan sikap menghargai
terhadap hasil karya orang lain.
4. Kerajinan tangan yang menjadi isi dari mata pelajaran prakarya merupakan mata
pelajaran yang berdiri sendiri dari seni dan budaya, namun didalmnya juga
memiliki tujuan pengembangan karakter yang mencakup sikap kreatif, inovatif
dan imajinatif serta mampu menjadi pribadi yang mulai sadar dengan nilai-nilai
wirausaha (enterpreneurship).

REFERENSI
Ahmadi, M. Z., Haris, H., & Akbal, M. (2020). Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Di Sekolah. Phinisi Integration Review, 3(2), 305.
https://doi.org/10.26858/pir.v3i2.14971
Basari, A. (2014). 済無No Title No Title No Title. Paper Knowledge . Toward a
Media History of Documents.
Dits Prasanti, D. R. F. (2018). Analisis Model-Model Pendidikan Karakter Untuk
Usia Anak-Anak, Remaja Dan Dewasa. Pembentukan Anak Usia Dini :
Keluarga, Sekolah, Dan Komunitas, 2, 15.
Husen, W. R. (2017). Pengembangan Apresiasi Seni Rupa Siswa Sekolah Dasar
Melalui Pendekatan Kritik Seni Pedagogik. NATURALISTIC : Jurnal Kajian
Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(1), 53–61.
https://doi.org/10.35568/naturalistic.v2i1.100
Iriani, Z. (2012). Peningkatan Mutu Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar.
Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, Dan Seni, 9(2).
https://doi.org/10.24036/komposisi.v9i2.98
Khosiah, N., Susandi, A., & Dheasari, A. E. (2021). Kerja Sama Orang Tua Dan
Guru Dalam Membangun Kreativitas Siswa Madrasah Ibtidaiyah Melalui
Pembelajaran Online. Jurnal Penelitian IPTEKS, 6(1), 62–71.
https://doi.org/10.32528/ipteks.v6i1.5252
Prasetiya, B. (2020). THE CRITICAL ANALYSIS OF MORAL EDUCATION IN
THE PERSPECTIVE OF AL-GHAZALI, KOHLBERG AND THOMAS
LICHONA. Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam, 6(1), 20–37.
Rachmadyanti, P. (2017). Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar
Melalui Kearifan Lokal. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 3(2), 201.
https://doi.org/10.30870/jpsd.v3i2.2140
Rofi, S., Prasetiya, B., & Setiawan, B. A. (2019). Pendidikan Karakter Dengan

Al-Ibtidaiyah, Volume. II Nomor 1 25


Ulil H,Mengembangkan karakter Anak melalui pembelajaran Seni Budaya .....

Pendekatan Tasawuf Modern Hamka dan Transformatif Kontemporer. Intiqad,


11(2), 396–414.
Sandi, N. V., & Bumiayu, U. P. (2020). PROSES BELAJAR SISWA DALAM
PELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA DI SEKOLAH DASAR. 1(1),
42–52. https://doi.org/10.37729/jpd
Sumanto, Gipayana, M., & Rumidjan. (2015). Kerajinan Tangan di Blitar sebagai
Sumber Belajar Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) Sekolah Dasar. Jurnal
Sekolah Dasar, 24(2), 111–123.
Susandi, A. (2019). Pengajaran Guru Pendidikan Dasar Di Era Millenial Dalam
Membentuk Moral Siswa. Conciencia, 19(2), 85–98.
https://doi.org/10.19109/conciencia.v19i2.4405
Syafii. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Seni Rupa dalam Konteks Pengembangan
Profesi Guru. Jurnal Imajinasi, X(2), 99–106.
Trianingsih, R. (2018). Journal al ibtida 3 (2): 197-211 pengantar praktik mendidik
anak usia sekolah dasar. 3(February), 197–211.
Yuni, Q. F. (2017). Kreativitas Dalam Pembelajaran Seni Musik Di Sekolah Dasar:
Suatu Tinjauan Konseptual. ELEMENTARY: Islamic Teacher Journal, 4(1).
https://doi.org/10.21043/elementary.v4i1.1980

26 Al-Ibtidaiyah, Volume. II Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai