Di era sekarang ini banyak sekali komunitas anak punk yang masih
berkeliaran di sekitar kita, yang mana dipandang sebelah mata oleh
masyarakat. Padahal dibalik gaya berpenampilan mereka, mungkin banyak sekali hal positif yang bisa kita peroleh. Namun, masih saja pandangan tentang komunitas anak punk dinilai sangat buruk di lingkungan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya masyarakat banyak yang belum mengetahui secara detail
tentang anak punk tersebut, fenomena atau alasan yang memutuskan seseorang untuk bergabung pada komunitas ini, atau mungkin apakah anak punk hanya membawa pengaruh negatif bahkan pengaruh buruk saja di lingkungan masyarakat. Punk berasal dari singkatan “public united nothing kingdom”, istilah punk sendiri sebenarnya adalah sikap yang lahir dari sifat memberontak, tidak puas hati, marah dan benci. Punk pertama kali dipopulerkan oleh negara Inggris sekitar pada tahun 1955, dan seiring berjalannya waktu tersebar hingga negara Amerika, kemudian masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970 an, di mana awalnya komunitas punk di Indonesia sangat kecil, tidak seperti sekarang ini yang semakin banyak dan semakin tersebar di seluruh Indonesia. ADVERTISEMENT
Memutuskan untuk bergabung jadi komunitas anak punk merupakan
persoalan sosial yang memang bukan pilihan yang nyaman atau menyenangkan, mungkin ada beberapa fenomena yang membuat individu memutuskan untuk bergabung dengan komunitas ini. Hidup di lingkungan minoritas di Indonesia merupakan suatu pilihan yang sangat berat, namun mereka berani untuk berbeda dari orang lain lalu menciptakan gaya sendiri yang mana gaya tersebut tidak diterima dengan baik di lingkungan masyarakat Indonesia. Fenomena anak punk mungkin saja disebabkan oleh beberapa faktor s eperti contoh kurangnya kasih sayang dari orang tua, pergaulan individu yang salah, kondisi ekonomi yang kurang baik, masih mencari jati dirinya dalam menuju kedewasaan, bahkan mungkin saja memang kemauan dari seseorang tersebut memutuskan untuk bergabung pada komunitas anak punk karena mempunyai kreatif yang sangat tinggi. ADVERTISEMENT Faktor pertama mungkin dari kurangnya kasih sayang orang tua. Hampir rata- rata anak punk pasti mempunyai orang tua yang lengkap, namun kasih sayang dari orang tua yang diberikan kepada mereka sangat minim sehingga mereka lebih memilih untuk melampiaskan di luar rumah yang mungkin membuat mereka mendapatkan perhatian lebih dan diperhatikan. Selanjutnya berkaitan dengan diri sendiri, seseorang yang mungkin masih bingung mencari jati dirinya sendiri, belum punya tujuan ke depannya seperti apa, identitas yang juga masih tahap pencarian, kurangnya kesiapan diri untuk menghadapi masalah yang datang, membuat individual remaja ini masih bingung ingin seperti apa ke depannya. Selanjutnya berkaitan dengan diri sendiri, seseorang yang mungkin masih bingung mencari jati dirinya sendiri, belum punya tujuan ke depannya seperti apa, identitas yang juga masih tahap pencarian, kurangnya kesiapan diri untuk menghadapi masalah yang datang membuat individual remaja dalam keadaan bingung ingin seperti apa ke depannya. ADVERTISEMENT
Meskipun karakteristik anak punk banyak ragamnya, tetapi pada intinya
mereka memiliki masalah dalam pencarian jati diri mereka masing-masing serta kurangnya perhatian dari orang-orang terdekat, dan mereka tidak bisa menyalurkan kreativitas mereka sehingga mereka lebih memilih bergabung pada komunitas anak punk. Banyak masyarakat yang masih memiliki pandangan miring, memandang sebelah mata, bahkan menganggap anak punk hanya bisa membuat onar di lingkungan masyarakat. Pandangan seperti itu biasanya hanya melihat dari cover atau penampilan luar saja, tetapi tidak tahu lebih dalam tentang anak punk. Jika mengetahui lebih dalam mungkin saja tidak semua anak punk hanya bisa membuat onar di lingkungan masyarakat.