Anda di halaman 1dari 3

PEMBINAAN ANAK PUNK JALANAN

Oleh : Erna Riyanti (PD IPM Banjarnegara)

Punk berasal dari bahasa Inggris, yaitu : “Public United Not Kingdom” yang
berarti kesatuan suatu masyarakat di luar kerajaan. Pada awalnya punk adalah
sebuah cabang dari musik rock. Punk mulai populer setelah muncul grup band
seperti Sex Pistol, Velvet Underground, dan sebagainya. Di Indonesia sendiri,
komunitas punk lahir pada awal kerajaan-kerajaan kecil. Pada kala itu belum disebut
sebagai komunitas punk, melainka diseb komunitas kaum yang termajinalkan.
Pada era globalisasi ini, banyak remaja yang mengidentikkan dirinya menjadi
anak punk meskipun mereka tidak tahu mengenai sejarah komunitas punk itu
sendiri. Yang parah lagi ketika mereka tidak tahu nilai-nilai yang ada pada
komunitas ini dan hanya mengadopsi budaya hidup punk tanpa memahami
substansinya.1
Berbicara mengenai anak punk, sebenarnya tidak semua anak punk itu buruk.
Tetapi yang akan dibahas di sini, adalah anak punk jalanan Indonesia yang sudah
tidak mempunyai arah dan tujuan hidup. Dalam pandangan masyarakat saat ini, anak
punk merupakan anak yang tidak baik karena dengan penampilannya yang tidak
terawat dan tidak terurus menjadikan pandangan buruk masyarakat terhadap anak
punk. Biasanya yang menjadi korban dan menjadi salah satu dari anak punk adalah
remaja. Dari masa remaja inilah sebuah masalah mulai akan menimpa diri
seseorang. Dengan segala permasalahan yang melatarbelakangi remaja, mereka
cenderung membuat sebuah pilihan yang dirasakan cocok baginya. Begitupun pada
anak punk jalanan yang memutuskan dirinya hidup di jalanan tanpa tahu arah tujuan.
Ini sangat miris, masa remaja yang seharusnya digunakan untuk pencarian potensi
diri dan masa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
Jika diperhatikan ada empat faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja,
seperti adanya anak punk jalanan. Berikut beberapa faktor di anataranya sebagai
berikut :
1. Lingkungan Keluarga
1
celoteh
Keluarga sangat berpengaruh dalam kehidupan remaja, khusunya orang tua. Orang
tua harus bisa memahami anaknya dalam kondisi apapun. Di sisi lain, orang tua juga
harus tegas terhadap anaknya namun tetap akrab (friendly) agar seorang anak tidak
merasa sendiri dan tidak merasa dirinya tidak dipedulikan.
2. Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah rumah kedua, tempat remaja memperoleh pendidikan formal,
dididik, dan dibimbing. Dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan paling
penting, sebab guru sebagai pengganti orang tua yang tugasnya membimbing siswa.
3. Lingkungan Teman Sebaya
Teman sebaya berpengaruh sangat besar bagi remaja, karena dari pergaulan
itulah yang bisa membawa remaja ke hal positif maupun hal negatif.
4. Lingkungan Dunia Luar
Lingkungan dunia luar dipengaruhi oleh faktor-faktor kemajuan teknologi,
informasi, transportasi, dan globalisasi.
Melihat hal-hal di atas kita sebagai pelajar tidak boleh menyalahkan pemerintah
karena belum melakukan penanganan-penanganan di bidang ini. Tetapi, kita pelajar
juga berperan dalam masalah ini yaitu dengan aksi secara langsung.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi otonom di
Muhammadiyah. Muhammadiyah sendiri merupakan organisasi yang bergerak
dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya yaitu sosial. Dalam hal ini IPM tidak
boleh berdiam diri. IPM harus turut aktif menjadi pelopor pemberntasa anak punk
jalanan yang sudah tidak terkondisikan.

Peran IPM
a. Melakukan pembinaan terhadap mereka anak punk jalanan agar mau kembali
kepada keluarganya.
b. Jika ada dari mereka yang sudah tidak memiliki orang tua, IPM dapat
mengantarkan mereka ke panti asuhan yang di sana nantinya akan didik dan
dibimbing.
c. IPM dengan MPM misalnya dapat bekerja sama dalam pemberdayaan anak punk
jalanan itu. Anak yang sudah tidak lagi memiliki orang tua dan sudah diantarkan ke
panti asuhan lah yang layak mendapat dukungan penuh. Untuk proses pemulihan,
IPM dapat memfasilitasi mereka dalam bentuk keterampilan dan keilmuan. Mereka
yang memiliki keterampilan dalam hal seni dapat dikembangkan lagi potensinya itu.
Tidak hanya itu, harus ada pembelajaran juga untuk menambah pengetahuan mereka
yang sempat tidak sekolah di usia sekolah itu. Membuat semua itu menyenangkan
dan tidak membosankan agar mereka tidak kembali ke masa ironisnya saat menjadi
anak punk jalanan.
Tidak berhenti di situ, mereka juga perlu bimbingan mental. Bimbingan mental
ini sangat penting, mulai dari memotivasi, mensuport mereka untuk berkembang,
dan membersamai mereka berjuang.

Anda mungkin juga menyukai