Anda di halaman 1dari 2

PRAKTIKUM IX (31 Oktober)

UJI VIRULENSI

Latar Belakang

Virulensi adalah derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh banyaknya organisme yang
diperlukan untuk menimbulkan penyakit pada jangka waktu tertentu. Virulensi berkaitan
erat dengan infeksi dan penyakit. Infeksi adalah suatu situasi di mana suatu
mikroorganisme telah menetap dan tumbuh pada suatu inang, dalam hal ini
mikrorganisme tersebut dapat melukai atau tidak melukai inangnya. Penyakit adalah
kerusakan atau cedera pada inang yang mengganggu fungsi tubuh inang. Dosis letal 50%
/50% lethal dose (LD50) adalah jumlah organisme yang diperlukan untuk membunuh
setengah dari jumlah inang yang diserang. Dosis infeksius 50%/50% infectious dose
(ID50) adalah jumlah organisme patogen yang dibutuhkan untuk menginfeksi 50% dari
total inang yang diserang. ID50 dari tiap organisme berbeda-beda, sebagai contoh,
Shigella memiliki ID50 kurang dari 100 organisme sementara Salmonella memiliki ID50
sekitar 100.000 organisme. Dosis infeksius dari suatu organisme tergantung dari faktor
virulensi organism tersebut.

Faktor Virulensi Bakteri

1. Transmisibilitas: Tahap pertama dari proses infeksi adalah masuknya


mikroorganisme ke dalam inang melalui satu atau beberapa jalur seperti luka.
setelah masuk, patogen harus melalui bermacam-macam sistem pertahanan tubuh
sebelum dapat hidup dan berkembangbiak di dalam inangnya.
2. Pelekatan: Beberapa jamur menggunakan haustorium untuk dapat menembus
sel inang
3. Kemampuan invasif: jamur invasif adalah jamur yang dapat masuk ke dalam
sel inang
4. Toksin bakteri: Beberapa jamur memproduksi toksin atau racun

Antraknosa adalah salah satu penyakit utama pada cabai selain layu bakteri dan virus
gemini. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum spp yang dapat
menurunkan produksi dan kualitas cabai sebesar 45-60% (Hidayat et al., 2004). Selain
cabai, antraknosa juga dijumpai pada banyak tanaman sayuran lain seperti tomat,
mentimun (Wehner and Amand, 1995),
Kerusakan yang disebabkan oleh cendawan ini adalah pada bagian buah. Penyakit ini
bisa menurunkan panen 45-60% (Hidayat et al., 2004). Buah yang terserang
antraknosa akan memperlihatkan gejala awal adanya bercak yang agak meng-kilap,
sedikit terbenam dan berair. Lama-kelamaan seiring dengan kematangan buah,
bercak ini akan berubah menjadi coklat kehitaman dan membusuk.

Tujuan: Mengetahui tingkat virulensi jamur penyebab penyakit antraknos pada

cabe

Bahan dan Alat

Bahan : buah cabe, biakan jamur antraknos, aquadest.

Alat : kotak tempat inokulasi, terumo spuit, petridish

Prosedur Pelaksanaan:

1. Buah cabe dicuci bersih terlebih dahulu


2. Suntikan inokulan jamur antraknos dengan kepekatan 10-6 cfu/ml pada buah cabe
sebanyak 0.5 ml pada bagian pangkal buah, bagian tengah dan ujung buah cabe.
3. Beri air pada wadah inokulan
4. Letakkan cabe yang sudah diinokulasi diatas air
5. Tutup kotak inokulan
6. Amati lesio yang terjadi pada 5 HSI (Hari Setelah Inokulasi)

Hasil Pengamatan :

Anda mungkin juga menyukai