Anda di halaman 1dari 2

A.

URGENSI MASALAH
Inovasi E-LINK dilatarbelakangi Satu, banyak kendala pelaporan dan pencatatan data
pasien di pelayanan Puskesmas, bagi pasien yang terdaftar di BPJS maupun pasien
umum sejak tahun 2017. Dua, aplikasi yang dikembangkan BPJS hanya terbatas pada
pasien BPJS saja. Tiga, Pasien yang belum masuk BPJS masih menggunakan
pencatatan dan pelaporan secara manual, yang menyebabkan selisih penghitungan
sekitar 4000-5000 pasien antara catatan Puskesmas dan catatan BPJS pada saat
dilakukan evaluasi, sehingga menyebabab Kerugian finansial bagi seluruh puskesmas
di Kabupaten Madiun, rata-rata Rp. 20.000.000 per bulan. Empat, sebelum ada E-
LINK managemen obat tidak tersistem dan terintegrasi dengan pelayanan di
puskesmas sehingga obat kadaluarsa tidak terdeteksi dan menumpuk di puskesmas
Lima, pasien mendaftar secara offline di depan loket antrian.

B. IMPLEMENTASI INOVASI
1. Masyarakat mengakses melalui website Dinas Kesehatan
https://dinkes.madiunkab.go.id/ , memilih menu ELINK PANGERAN kemudian pilih
menu pengecekan Kepesertaan BPJS atau pendaftaran secara Online apabila ingin
berkunjung ke Puskesmas.
2. Petugas Puskesmas membuka aplikasi E-LINK Melalui website
http://103.228.246.18/ dengan memilih menu pendaftaran dan mendaftarkan ke Poli
yang dituju.
3. Petugas Poli melayani pasien dari pendaftaran dengan memasukkan data Rekam
Medis Pasien (Tensi, Diagnosa, Tindakan, Obat)
4. Pasien setelah mendapatkan Pelayanan di Poli selanjutnya akan mendapatkan
resep secara digital melaui sistem terintegrasi E-Melogmas dan petugas Obat akan
melayani resep.

C. NILAI KEBARUAN DAN KEUNIKAN


1. Mengubah pencatatan manual menjadi pencatatan tersistem dan terintegrasi.
2. Masyarakat dapat melakukan pendaftaran antrian secara online.

D. DAMPAK (SEBELUM DAN SESUDAH)


Dampak Inovasi ini Satu, mengubah waktu layanan di pendaftaran menjadi lebih cepat
dan akurat. Dua, bagi puskesmas pendataan rekam medis yang tersistem akan
mempermudah pelayanan dari pendaftaran sampai dengan pelayanan obat, Tiga
masyarakat dapat melakukan pendaftaran secara online. Empat, dapat melihat masa
berlaku kepesertaan BPJS. Lima, dapat melihat kunjungan pasien puskesmas
berdasarkan jenis kelamin, wilayah layanan Puskesmas, jenis penyakit, umur. Enam,
dapat melihat grafik 10 besar penyakit. Tujuh, aplikasi ini dapat melihat obat yang
mendekati kadaluarsa agar bisa didistribusikan terlebih dahulu. Delapan, masyarakat
bisa mengakses langsung guna melihat masa berlaku kartu BPJS. Sembilan, dampak
paling besar dari inovasi ini adalah tidak terjadi lagi selisih data antara BPJS dengan
Puskesmas.

E. STRATEGI KEBERLANJUTAN
1. Strategi institusional :
a. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 188.4/023.1/KPTS/402.102/2020 Tentang
Tim Teknis E-LINK Dinas Kesehatan
b. DPA Dinas Kesehatan Nomor ……………….
anggaran maintenance pada pos anggaran rutin APBD setiap tahun (Operasional
Dinas Kesehatan dan Puskesmas) sebesar lebih Rp 30.000.000 untuk Dinas
Kesehatan dan Rp. 10.000.000
2. Strategi manajerial:
1. Buku panduan, video tutorial E-LINK yang memudahkan dalam belajar.
2. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Tata Kelola Logistik Kefarmasian
yang terintergrasi dengan Kementrian Kesehatan.
3. Mengadakan pertemuan rutin, baik luring maupun daring untuk membahas
permasalahan dalam pengoperasian E-LINK
Wujud keberlanjutan E-LINK dengan pengembangan sistem pelaporan terintegrasi yaitu:
a. E-Melogmas Elektronik Managemen Logistik Kefarmasian;
b. E-Prank / E-Rek (Elektronik Perijinan Tenaga Kesehatan)

F. TRANSFERBILITAS
Inovasi ini mudah direplikasi dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, dengan
fitur yang sederhana Low Maintenance (Biaya Perawatan yang rendah), mudah
dioperasikan (User Friendly/mudah di gunakan oleh Petugas Puskesmas), telah
terintegrasi dengan berbagai sistem lain (Bridging dengan BPJS dan Center View
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur), serta Up to date, dapat diubah sesuai
kebutuhan data yang real time masuk ke Server E-LINK Pemerintah Kabupaten
Madiun.
Inovasi ini telah diadopsi oleh beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur
1. Kota Madiun dengan nama “SISBRO”
2. Kabupaten Nganjuk dengan nama “SMILE”
3. Kabupaten Trenggalek dengan nama “E-LINK”
4. Kabupaten Pacitan dengan nama “E-LINK”.

Anda mungkin juga menyukai