Anda di halaman 1dari 5

Implementasi Transformasi Digital

RSUD Otto Iskandar Di Nata (RSUD Soreang)

Disusun oleh
Cucu Kurniasih

RSUD Soreang (OTISTA), Kabupaten Bandung

Peserta Diklat PKP Angkatan IV

Tahun 2022
1. PENDAHULUAN
Transformasi digital merupakan perubahan gaya hidup yang terjadi karena
adanya proses pengalihan informasi dari bentuk analog ke bentuk digital, sehingga
nantinya informasi dapat langsung diperoleh dan ditransmisikan secara online melalui
peralatan dan jaringan internet. Berdasarkan arahan presiden pada tanggal 03 Agustus
2020 mengenai lima langkah percepatan transformasi digital, sektor pelayanan publik
Indonesia merupakan salah satu bagian utama yang harus ditransformasi secara
digital. Transformasi digital pada sektor pelayanan publik ini, dapat menjadi inovasi
agar pelayanan publik dapat berjalan secara maksimal, efektif dan efisien.
Sektor pelayanan publik terbagi menjadi beberapa sektor, beberapa
diantaranya adalah sektor pendidikan, sektor layanan agraria, bantuan sosial dan
sektor layanan kesehatan. Dari beberapa sektor ini, sektor layanan kesehatan menjadi
salah satu sektor yang menjadi fokus dalam transformasi digital. Hal ini dikarenakan
berdasarkan data yang diperoleh dari kementrian kesehatan, masih terdapat 80%
fasilitas pelayanan kesehatan Indonesia yang belum tersentuh teknologi digital
(Kemenkes.go.id : 2022). Maka dari itu, artinya masih banyak rumah sakit yang
masih belum menggunakan teknologi digital dalam melayani pasiennya atau
melakukan pelayanan secara manual (manual system). Pelayanan dengan sistem
manual ini tentunya dapat mengakibatkan beberapa konsekuensi bagi unit layanan
kesehatan terutama rumah sakit. Berdasarkan data laporan dari aplikasi Sistem
Informasi Manajemen Pelayanan Terintegrasi secara Elektronik (Simpel)
Ombudsman RI masih terdapat 113 akses laporan dari 2.157 laporan keluhan
masyarakat yang terkait dengan pelayanan kesehatan (Ombudsman.go.id : 2022). Hal
ini membuktikan bahwa masih terdapat masalah yang timbul karena kurang
maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit karena masih menggunakan
pelayan system secara manual. Untuk itu, transformasi digital pada rumah sakit sangat
dibutuhkan untuk dapat membantu meningkatkan pelayanan pasien dan membantu
meningkatkan perkembangan rumah sakit menjadi rumah sakit yang unggul dan
paripurna.
Sebagai salah satu bentuk upaya implementasi transformasi digital, maka
RSUD Otto Iskandar Di Nata (Soreang) juga telah melakukan beberapa transformasi
digital guna meningkatkan pelayanan pasien. Diantaranya implementasi yang
dilakukan adalah membuat aplikasi sistem pendaftaran online (Saderek), membuat
sistem antrian digital, membuat sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS)

1
yang dikenal dengan aplikasi BJB Hope dan untuk meningkatkan kualitas SDM
RSUD Otto Iskandar Di Nata (Soreang) telah menerapkan absen finger print bagi
karyawannya, selain itu pada masa pandemi Covid-19, untuk mencegah penyebaran
virus Covid-19 di masa pandemi ini RSUD Otto Iskandar Di Nata telah menerapkan
sistem screening kamera thermal untuk mengecek suhu tubuh pengunjung secara
otomatis seperti yang ada pada bandara penerbangan. Bentuk Implementasi ini
diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan bagi pasien
di RSUD Otto Iskandar Di Nata (Soreang).

2. ANALISA MASALAH
Sektor layanan kesehatan menjadi salah satu sektor yang menjadi fokus dalam
transformasi digital karena berdasarkan data kementrian kesehatan terdapat 80%
fasilitas pelayanan kesehatan Indonesia yang masih belum tersentuh teknologi digital
(Kemenkes.go.id : 2022). Artinya masih banyak rumah sakit yang masih belum
menggunakan teknologi digital dalam melayani pasiennya dimana dapat
mengakibatkan beberapa permasalahan diantaranya adalah kurang maksimalnya
pelayanan yang diberikan. Berdasarkan data laporan dari aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Pelayanan Terintegrasi secara Elektronik (Simpel) Ombudsman RI masih
terdapat 113 akses laporan dari 2.157 laporan keluhan masyarakat yang terkait dengan
pelayanan kesehatan (Ombudsman.go.id : 2022). Hal ini membuktikan bahwa masih
terdapat masalah atau kekecewaan masyarakat terhadap rumah sakit yang timbul
karena kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan. Untuk itu, transformasi digital
pada rumah sakit ini harus diupayakan dan implementasikan agar dapat menjadi
peranan penting untuk membantu meningkatkan pelayanan pasien dan membantu
meningkatkan perkembangan rumah sakit untuk menjadi rumah sakit yang unggul.

3. PEMBAHASAN
Transformasi digital merupakan perubahan gaya hidup yang terjadi karena
adanya proses pengalihan informasi dari bentuk analog ke bentuk digital.
Transformasi digital mengacu pada proses dan strategi menggunakan teknologi digital
untuk secara drastis mengubah cara bisnis beroperasi dan melayani pelanggan.
Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan, RSUD Otto Iskandar Di Nata
(Soreang) telah melakukan beberapa implementasi. Adapun salah satu bentuk upaya
implementasi transformasi digital dari RSUD Otto Iskandar Di Nata (Soreang) guna

2
meningkatkan pelayanan pasien diantaranya adalah membuat aplikasi sistem
pendaftaran online (SADEREK), membuat sistem antrian digital, membuat sistem
informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) yang dikenal dengan aplikasi BJB Hope,
dan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia RSUD Otto Iskandar Di Nata
(Soreang) telah menerapkan absen finger print bagi karyawannya, selain itu pada
masa pandemi Covid-19, untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di masa
pandemi ini RSUD Otto Iskandar Di Nata telah menerapkan sistem screening kamera
thermal untuk mengecek suhu tubuh pengunjung secara otomatis seperti yang ada
pada bandara penerbangan.
Bentuk dari implementasi ini dapat memberikan manfaat atau keuntungan bagi
rumah sakit misalnya sistem pendaftaran online dengan aplikasi SADEREK. Aplikasi
ini dapat memperpendek proses pelayanan, meningkatkan kualitas pelayanan pasien,
memberikan akses yang luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan dan
mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah, dan terjangkau. Pasien dapat
langsung mendaftar dimana pun dan kapan pun untuk berobat ke poliklinik dimana
hal ini dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi waktu dan kualitas pelayanan
pendaftaran pasien secara manual. Proses pendaftaran dapat berlangsung lebih cepat
tanpa harus mengantri terlebih dahulu untuk daftar administrasi. Pasien yang sudahh
daftar online dapat langsung ke petugas untuk selanjutnya disiapkan medical record-
nya dan akan langsung mengantri untuk mendapat pelayanan pemeriksaan di
poliklinik. Disamping itu masih terdapat kendala dalam implementasi aplikasi ini
yaitu diantaranya adalah kendala dari factor eksternal yaitu ada beberapa pengguna
aplikasi atau pasien yang tidak mengerti bagaimana cara mendaftar online
menggunakan aplikasi SADEREK ini. Maka dari itu solusi untuk mengatasi masalah
ini adalah dengan memberikan edukasi kepada pengguna mengenai penggunaan
aplikasi ini. Namun, sejauh ini aplikasi ini sudah berjalan dengan lancar.
Sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) BJB Hope merupakan
salah satu sistem yang berperan penting di rumah sakit, di sistem inilah semua data
rumah sakit dihimpun, diproses, diolah, dan didata sehingga menjadi informasi yang
sangat berguna bagi rumah sakit mulai dari cetak kuitansi pembayaran, pencataan
tindakan pasien rawat inap maupun rawat jalan, pembuatan faktur piutang, kontra bon
utang, hingga pembuatan laporan keuangan. Sistem ini telah memberikan berbagai
macam manfaat kepada rumah sakit diantaranya dapat memperpendek proses
pelayanan yang ada di rumah sakit baik pelayanan langsung kepada pasien maupun

3
pelayanan yang tidak langsung (manajemen). Dari berbagai bentuk implementasi ini,
sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) BJB Hope merupakan salah satu
bentuk implementasi transformasi digital di RSUD Otto Iskandar Di Nata yang masih
banyak dapat dikembangkan terutama dalam sistem pengelolaan utang dan keperluan
logistic terutama dalam penyediaan obat dan bahan habis pakai. Ketersediaan obat ini
merupakan hal yang sangat penting bagi rumah sakit agar pelayanan rumah sakit bisa
tetap terselengara dengan baik. Namun kenyataannya masih terdapat beberapa
pelayanan obat yang terkendala karena adanya stok atau bahan habis pakai yang
terbatas dan terkadang sudah habis. Maka dari itu diharapkan kedepannya dengan
menggunakan aplikasi ini dapat mencegah resiko yang terjadi seperti ini. Untuk
penggunaan sistem secara maksimal maka dibutuhkan pelatihan-pelatihan dari sumber
daya manusia yang ada di rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Pelayanan Publik Digital
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas.
Siadari,Lagat.2022.“Masalah dan Layanan Kesehatan di Kepri”,
https://www.ombudsman.go.id/artikel/r/pwkinternal--masalah-dan-solusi-layanan-kesehatan-
di-kepri, diakses pada 25 Agustus 2022 pukul 23.00

Dewan teknologi Informasi & Komunikasi Nasional.2022. “Upaya Digitalisasi Layanan

Publik Dalam Sektor Pemerintahan”, http://www.wantiknas.go.id/id/berita/upaya-


digitalisasi-layanan-publik-dalam-sektor-pemerintahan , diakses pada 25 Agustus
2022 pukul 23.30

Waranggani, Arundati Swastika. 2021. “Ini Alasan Rumah Sakit Harus Lakukan

Transformasi Digital segera saat Pandemi:, https://www.cloudcomputing.id/berita/ini-


alasan-rs-harus-transformasi-digital , diakses pada 25 Agustus 2022 pukul 23.45

http://www.Kemenkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai