“EKOLOGI HEWAN”
TENTANG
OLEH KELOMPOK 1 :
DOSEN PENGAMPU :
2024
KATA PENGANTAR
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB Ⅰ Pendahuluan
BAB Ⅱ Pembahasan
A. Definisi Populasi
B. Pertumbuhan Populasi
C. Kepadatan Populasi
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Populasi
E. Dinamika Populasi
BAB Ⅲ Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN
A. Definisi Populasi
Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maka populasi memiliki
artian sebagai seluruh jumlah jiwa atau individu yang berada dalam satu wilayah atau
daerah. Populasi juga merupakan sekelompok dari orang, benda, atau apa saja yang bisa
dijadikan sumber dari pengambilan sampel. Oleh sebab itu, kumpulan ini memiliki
kriteria yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam memecahkan masalah penelitian.
Berikut ini pengertian populasi yang dijelaskan oleh para ahli:
1. Definisi Populasi Menurut Nazir (2005)
Menurut Nazir, populasi adalah sekumpulan dari individu yang memiliki ciri
khusus, kualitas dan juga karakteristik yang dibutuhkan oleh peneliti. Ciri ciri,
karakter dan keunikan ini disebut dengan variabel. Nazir juga kemudian membagi
populasi menjadi dua bentuk, yaitu populasi finit dan juga populasi infinit.
Dari pengertian beberapa ahli di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa populasi dapat
diartikan sebagai keseluruhan elemen dalam penelitian meliputi objek dan subjek dengan
ciri-ciri dan karakteristik tertentu. Jadi pada prinsipnya, populasi adalah semua anggota
kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu
tempat secara terencana menjadi tergat kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.
Populasi dapat berupa guru, siswa, kurikulum, fasilitas, Lembaga sekolah, hubungan
sekolah dan masyarakat, karyawan perusahaan, jenis tanaman. hutan, jenis padi, kegiatan
marketing, hasil produksi dan sebagainya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga
dapat organisasi, binatang, hasil karya manusia dan benda-benda alam yang lain.
B. Pertumbuhan Populasi
Pertumbuhan populasi adalah pertambahan jumlah anggota populasi sebagai akibat
dari lebih cepatnya laju kelahiran dibandingkan dengan laju kematian. Pertumbuhan
populasi organisme ada batasnya. Artinya, setelah anggota suatu populasi mencapai
jumlah tertentu, pertumbuhannya akan terhenti. Pertumbuhan populasi terhenti karena
telah dicapai keadaan seimbang antara jumlah anggota populasi yang harus didukung
kehidupannya dan kemampuan lingkungan untuk mendukungnya.
Jumlah maksimum anggota populasi dari suatu spesies berbeda antara tempat yang
satu dan lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan
lingkungan untuk mendukung kehidupan organisme tersebut. Kemampuan lingkungan
untuk mendukung kehidupan ditentukan oleh ketersediaan sumber daya alam.
Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan sejumlah individu organisme
disebut daya dukung lingkungan.
Tingkat pertumbuhan setiap makhluk hidup tidak sama. Terdapat dua tipe
pertumbuhan populasi organisme, yaitu tipe pertumbuhan J dan tipe pertumbuhan S.
Pertumbuhan populasi disebut tipe pertumbuhan J karena pertumbuhan populasi suatu
spesies bila dilukiskan dalam bentuk grafik, pertumbuhannya mengikuti pola seperti
huruf J. Disebut tipe pertumbuhan S karena pertumbuhan populasi suatu spesies bila
digambarkan mengikuti pola seperti huruf S. Secara alami, organisme yang memiliki
ukuran tubuh besar, baik itu tumbuhan maupun hewan, kebanyakan memiliki pola
pertumbuhan tipe J; sedangkan organisme dengan ukuran tubuh kecil, seperti serangga,
kadang-kadang mengikuti pertumbuhan tipe S.
C. Kepadatan Populasi
D. Fakto-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Populasi
Ada tiga faktor demografi yang memengaruhi laju pertumbuhan penduduk yaitu
fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (Anggraini, 2012). Khususnya
fertilitas yang memiliki pengaruh besar terhadap tingginya laju pertumbuhan penduduk
sehingga jumlah penduduk menjadi besar.
Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan
kesuburan wanita (fekunditas). Untuk itu menurut Sugiri Indonesia harus memiliki Grand
Design Pembangunan Kependudukan (GDPK), yang meliputi fertilitas, mortalitas dan
mobilitas penduduk. Kondisi yang diinginkan adalah penduduk tumbuh seimbang sebagai
prasyarat tercapainya penduduk tanpa pertumbuhan, dimana tingkat fertilitas, mortalitas
semakin menurun, dan persebaran lebih merata. Dalam hal fertilitas adalah tercapainya
kondisi penduduk tumbuh seimbang pada tahun 2015 dan terus berlanjut hingga tahun
2035. Untuk mencapai Kondisi Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS), diharapkan angka
kelahiran total (TFR) 2,1 per wanita atau net reproduction (NRR) sebesar 1 per wanita
pada tahun 2015. Kesejahteraan keluarga dan masyarakat akan lebih mudah dicapai
apabila anak pada keluarga inti jumlahnya ideal, yaitu "dua anak lebih baik", dengan cara
mengatur jarak kelahiran dan jumlah anak.
Tingkat fertilitas di suatu negara dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti umur,
jenis kelamin, status perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi atau karakteristik lainnya.
Menurut Davis dan Blake faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas adalah variabel
antara yaitu variabel yang secara langsung mempengaruhi dan variabel tak langsung,
seperti faktor soaial, ekonomi dan budaya. Menurut Easterlin tingkat fertilitas
sebagiannya ditentukan oleh karakteristik latar belakang seperti persepsi nilai anak,
agama, kondisi pemukiman, pendidikan, status kerja, umur kawin pertama, pendapatan,
kematian bayi/anak. Setiap keluarga mempunyai norma-norma dan sikap fertilitas yang
didasarkan atas karakteristik di atas (Ushie, 2011: 383).
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi selain
fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap
saat setelah kelahiran hidup.
Yang dimaksud dengan mati ialah peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara prmanen, yang isa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Dari definisi ini
dapat terlihat bahwa keadaan mati hanya bisa terjadi apabila sudah terjadi kelahiran
hidup. Dengan demikian keadaan mati selalu didahului oleh keadaan hidup. Dengan kata
lain, mati tidak pernah ada kalau tidak ada kehidupan. Sedangkan hidup selalu di mulai
dengan lahir hidup (live birth)
Disamping mortalitas, dikenal istilah morbiditas yang diartikan sebagai penyakit atau
kesakitan. Penyakit atau kesakitan dapat menimpa manusia lebih dari satu kali dan
selanjutnyarangkaian morbiditas ini atau sering disebut morbiditas kumulatif pada
akhirnya menghasilkan peristiwa yang idsebut kematian. Penyakit atau kesakitan adalah
penyimpangan dari keadaan yang normal, yang biasanya dibatasi pada kesehatan fisik
dan mental.
Dikenal berbagai istialh untuk menunjukan pad kematian-kematian yang terjadi
selama masa kehamilan hingga bayi berumur satu tahun.
Semua kemtaian yang terjadi sebelum lahir atau sebelum lepas dari ibunya disebut
sebagai kematian janin. Disini dibedakan peristiwa-peristiwa kematian yang terjadi
didalam rahim (intra uterin) dan di luar rahim (extra uterin). Pada masa janin masih
dalam kandungan ibu (intra uterin), terdapat peristiwa-peristiwa kematian janin sebagai
berikut:
1. Abortus, kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu, dua kategori dari abortus
masing-masing abortus yang disengaja yang dapat disebut penguguran, dan abortus
yang tiadk disengaja atau abortus spontan disebut sebagai keguguran;
2. Immatur, kematian janin antara umur kandungan 28 minggu;
3. Prematur, kematian janin didalam kandungan pada umur diatas 28 minggu sampai
waktu lahir.
Menurut Mantra (2012) migrasi adalah gerak penduduk yang melintas batas wilayah
asal menuju ke wilayah tujuan dengan niatan menetap. Sebaliknya, migrasi penduduk
non-permanen adalah gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan tidak
ada niatan menetap di daerah tujuan.
E. Dinamika Populasi
Populasi adalah sekelompok individu dalam satu spesies yang menempati suatu habitat
yang menggunakan sumber daya dengan cara yang sama dan dipengaruhi oleh faktor-
faktor alam. Sedangkan dinamika adalah suatu kumpulan dari dua atau lebih individu di
mana perubahan individu satu dapat mempengaruhi individu lain. Jadi, yang dimaksud
dengan dinamika populasi adalah perubahan populasi dari waktu ke waktu.
Dinamika populasi tidak bisa dilepaskan dari ilmu ekologi. Ilmu ekologi adalah
cabang ilmu yang membahas atau mempelajari tentang makhluk hidup dapat bertahan
hidup di habitatnya dengan cara melakukan hubungan dengan makhluk hidup lainnya
serta benda yang tidak hidup yang ada di lingkungannya.
Pada masa itu, ilmu ekologi berkembang sangat cepat bila dibandingkan dengan
dinamika populasi. Perkembangan ilmu ekologi ini dikembangkan ke dalam bidang-
bidang lain, seperti bidang botani dan bidang zoologi. Berkembangnya ilmu ekologi
diawali dengan mempelajari geografi tumbuhan yang dapat tumbuh dan berkembang
menjadi satu komunitas tumbuhan, sehingga menghasilkan ekologi
Munculnya ekologi tumbuhan membuat para ilmuwan mulai mengembangkan
studinya dengan membahas atau mempelajari dinamika populasi atau ekologi populasi.
Seiring berjalannya waktu, ilmu dinamika populasi ini mengalami perkembangan.
Berdasarkan dari perkembangan yang sudah terjadi pada dinamika populasi, maka
dinamika populasi dibagi menjadi dua kata, dinamika adalah suatu pertumbuhan atau
penurunan yang terjadi pada suatu makhluk hidup. Sedangkan populasi adalah
sekelompok spesies yang hidup dan berkembang serta tinggal di suatu habitat dengan
menggunakan sumber daya alam di habitat itu untuk bertahan hidup.
Jadi, dinamika populasi adalah naik dan turunnya jumlah spesies yang terjadi pada
suatu habitat yang disebabkan oleh berbagai macam hal, mulai dari persaingan antar
jenis, pemangsaan, hingga kondisi alam yang berubah.
BAB Ⅲ
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mantra, I.B. 2012. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Suyitno Aloysius dan Sukirman. 2008. Biology. Yudhistira Ghalia Indonesia : Bogor