Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN 4

JEMBATAN FASA TUNGGAL SEMI TERKENDALI

1. Tujuan
1.1 Dapat menjelaskan perbedaan antara penyearah arus setengah terkendali yang
simetris dan yang tak simetris
1.2 Memberikan alasan maksud dan tujuan meniadakan “dioda pen by pass”
1.3 Menentukan perbedaan sudut aliran arus baik pada dioda maupun thyristor
1.4 Menjelaskan kenapa arus sumber pada penyearah setengah terkendali lebih kecil
dibanding dengan penyearah arus terkendali penuh pada kondisi kerja yang sama
1.5 Membuktikan bahwa pada penyearah setengah terkendali daya reaktif pengendali
yang dihasilkan oleh tegangan catu daya (sumber) lebih kecil dibandingkan pada
penyearah terkendali penuh

2. Pendahuluan
2.1 Singkatan untuk pengaturan hal-hal yang tak simetris adalah B2HI berasal dari
bahasa Jerman artinya merupakan rangkaian jembatan berkutub dua dengan
rangkaian penyearah setengah terkendali.
2.2 Untuk pemakaian sumber tegangan searah, rangkaian jembatan setengah
terkendali yang tak simetris seluruhnya dapat diekivalenkan dengan rangkaian
jembatan simetris
2.3 Sebuah dioda pen by pass tambahan bisa diadakan yaitu mengganti dengan dua
buah dioda V10 dan V30 yang terpasang seri. Dengan cara ini pengaturan dapat
dilakukan secara aman pada daerah 0° sampai 180°.
2.4 Sebaliknya pada penyearah terkendali penuh catu balik atau feedback daya hanya
dapat dilakukan melalui thyristor dan sumber tegangan bolak-balik. Sedangkan
pada rangkaian penyearah setengah terkendali berkurangnya daya terjadi lewat
jalur penindas atau lewat beban searah.
2.5 Keuntungan penyearah setengah terkendali adalah lebih sedikitnya penggunaan
dioda. Namun dalam prakteknya penggunaan penyearah setengah terkendali lebih
di titik beratkan pada penurunan efek daya reaktif terhadap sumber tegangan.

16
17

Kedua gambar di atas masing-masing memiliki sebuah beban induktif pada α 60°.
Hal ini berarti kedua gambar di atas memiliki harga Id yang hampir konstan.
Dengan pengujian arus bolak-balik maka pada rangkaian B2B celah dapat terlihat
jelas. Jika sebuah garis simetris Su ditarik pada setengah gelombang tegangan
bolak-balik serta setengah perioda gelombang kotak (BI) maka akan terlihat
bahwa garis Sr bergeser. Pergeseran fasa ini disebabkan oleh pengaturan-
pengaturan, sehingga pada penyearah terkendali penuh, sudut pergeseran fasa
besarnya sama dengan sudut fasa terkendali , sedangkan pada penyearah setengah
terkendali harga ini menjadi setengahnya.
1.1. Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung tegangan output rata-rata
(Vdα) , arus yang mengalir pada rangkaian (I dα), serta daya aktif yang dihasilkan
pada rangkaian tersebut (Pdα) sebagai berikut:
Vm
Vdα = ¿
π
Vdα
Idα=
R
2
Pdα=Idα . R
1.2. Untuk rangkaian berbeban induktif, persamaan yang digunakan untuk mencari
tegangan output rata-rata (Vdα) sama seperti persamaan yang digunakan pada
rangkaian berbeban R murni. Hal ini dikarenakan faktor pembebanan pada
18

rangkaian tidak mempengaruhi tegangan rata-rata yang dihasilkan. Sedangkan


untuk menghitung arus yang mengalir pada rangkaian (I dα), serta daya aktif yang
dihasilkan pada rangkaian tersebut (Pdα) sebagai berikut:
Vdα
Idα=
Z
2
Pdα=Idα . Z
1.3. Adapun perbedaan bentuk gelombang yang dihasilkan untuk rangkaian semi
konverter simetris dengan rangkaian semi konverter asimetris sebagai berikut:
1.4. Arus beban diasumsikan kontinu dan bebas riak. Hal ini disebabkan karena

beban induktif tinggi sehingga arus beban diasumsikan kontinyu tanpa ripple.
Selama setengah siklus positif, thyristor T1 akan dibias maju. Apabila thyristor
T1 dinyalakan pada ωt = α, beban akan terhubung dengan sumber tegangan
melalui T1 dan D2 selama perioda α ≤ ωt ≤ π. Untuk perioda π ≤ ωt ≤ (π+ α),
tegangan input adalah negative dan dioda freewheeling Dm akan dibias maju.
Dm akan konduksi menyebabkan arus mengalir ke beban. Arus beban akan
mengalir dari T1 dan D2 menuju Dm. Selama setengah siklus negatif dari
tegangan input , thyristor T2 akan dibias
maju, dengan sudut penyalaan T2 berada pada ωt
= π + α, kondisi ini akan membias mundur dioda
19

freewheeling Dm. Akibatnya dioda Dm akan off dan beban akan terhubung ke
sumber tegangan melalui T2 dan D1.
Pada gambar di bawah ini merupakan daerah kerja converter, dimana tegangan
dan arus mempunyai polaritas yang positif.

3. Peralatan yang Digunakan


- 1 Sumber daya searah +15/-15 Volt - 1 Osiloskop
- 1 Transformator isolasi 1 Fasa - 1 Avometer
- 1 Adaptor arus dan tegangan - 1 Potensiometer set point
- 2 Dioda
- 1 Beban Ohm 2x100 Ohm/2A - 2 Thyristor
- 1 Beban induktif 100Mh/5A - 1 Sekering super pas
- 1 Unit pengatur thyristor 4 pulsa

4. Rangkaian Percobaan
20

5. Langkah Kerja
5.1 Buat rangkaian seperti diagram rangkaian, ukur nilai dari pengukuran untuk α = 0°,
30°, 60°, 90°, 120°, 150° dan 180°. Bandingkan hasil pengukuran dengan hitungan
matematis.
5.2 Pada α = 60° tentukan arus AC, Id dan tegangan AC, gambar kurvanya?
5.3 Dari gambar pada osiloskop ukurlah daerah kerja pergeseran fasa?
5.4 Tentukan dan gambarlah arus Id, Iv4 dan Iv30 pada osiloskop (pada Rm) pada
sudut α = 60°.

Anda mungkin juga menyukai