Anda di halaman 1dari 293

DESAIN PRODUKSI NON DRAMA TELEVISI

MAGAZINE SHOW

“ SI OTONG “

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Diploma III

DISUSUN OLEH :

Dimas Kresnadi Ramadhan Afandy 42180268


Putri Amaliyah 42180607
Hamdan Yuapy 42180408
Rizki Kurniawan Putra 42180311
Rivido Rachman 42180477
Yari Mukhtisar Maulana 42180253

Nadhif Nikko Nuroho 42180895


Alvrizal Noor Fyqh 42180463
PROGRAM STUDY PENYIARAN

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

JAKARTA

2021
ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dimas Kresnadi Ramadhan Afandy

Nim : 42180268

Program Studi : Penyiaran (Broadcasting)

Perguruan Tinggi : AKOM Bina Sarana Informatika

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang telah saya buat dengan judul “ Si
Otong ” adalah asli (orisinil) atau tidak plagiat (menjiplak) dan belum pernah
diterbitkan atau dipublikasikan dimana pun dan dalam bentuk apapun.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata saya memberikan
keterangan palsu adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, saya bersedia
diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari Fakultas
Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina Sarana Informatika dicabut atau dibatalkan.

Dibuat di : Jakarta
PadaTanggal : 5 Januari 2022
Yang Menyatakan,

Dimas Kresnadi Ramadhan Afandy


42180268
iii

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dimas Kresnadi Ramadhan Afandy


NIM : 42180268
Program Studi : Penyiaran (Broadcasting)
Perguruan Tinggi : Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina Sarana
Informatika

Dengan ini menyetujui untuk memberikan izin kepada pihak Fakultas Komunikasi dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika, hak bebas Royalti Non –Ekslusif ( Non exlusive Royalti
–Free Right) atas karya ilmiah kami yang berjudul : “ Si Otong “, beserta perangkat yang
diperlukan ( apabila ada ).

Dengan Hak Bebas Royalti Non –Ekslusif ini pihak Fakultas Komunikasi dan Bahasa
Universitas Bina Sarana Informatika berhak menyimpan, mengalihkan media atau
diformatkan, Mengelolanya dalam pangkalan data(database), mendistribusikannya dan
menampilkan atau mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari kami selama tetap mencamtukan nama kami sebagai
penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Fakultas Komunikasi
dan Bahasa Universitas Bina Sarana InformatikaJakarta, segala bentuk tuntutan hukum yang
timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.Demikian pernyataan ini saya
buat dengan sebenarnya.

Dibuat Di : Jakarta
Pada Tangga : 5 Januari 2022
Yang Menyatakan,

Dimas Kresnadi Ramadhan Afandy


42180268
iv

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir ini diajukan Oleh :


Nama : Dimas Kresnadi Ramadhan Afandy
NIM : 42180268
Program Studi : Penyiaran (Broadcasting)
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Program Non - DramaTelevisi “ Si Otong ”

Untuk dipertahankan pada periode I-2022 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina
Sarana Informatika.

Jakarta,

PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Dosen Pembimbing : Achmad Haikal : …………….

Assisten Pembimbing : Fauzi Syarief, S.IKom, MM : ……………

DEWAN PENGUJI

Penguji I : ------------

Penguji II : ------------
v

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir ini diajukan Oleh :


Nama : Putri Amaliyah
NIM : 42180607
Program Studi : Penyiaran (Broadcasting)
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Program Non-DramaTelevisi “ Si Otong”

Untuk dipertahankan pada periode I-2022 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina
Sarana Informatika.

Jakarta,

PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Dosen Pembimbing : Achmad Haikal : …………….

Assisten Pembimbing : Fauzi Syarief, S.IKom, MM : ……………

DEWAN PENGUJI

Penguji I : ------------

Penguji II : ------------

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR


vi

Tugas Akhir ini diajukan Oleh :


Nama : Hamdan Yuapy
NIM : 42180408
Program Studi : Penyiaran (Broadcasting)
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Program Non-DramaTelevisi “ Si Otong”

Untuk dipertahankan pada periode I-2022 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina
Sarana Informatika.

Jakarta,

PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Dosen Pembimbing : Achmad Haikal : …………….

Assisten Pembimbing : Fauzi Syarief, S.IKom, MM : ……………

DEWAN PENGUJI

Penguji I : ------------

Penguji II : ------------

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR


vii

Tugas Akhir ini diajukan Oleh :


Nama : Yari Mukhtisar Maulana
NIM : 42180253
Program Studi : Penyiaran (Broadcasting)
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Program Non-DramaTelevisi “ Si Otong ”

Untuk dipertahankan pada periode I-2022 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina
Sarana Informatika.

Jakarta,

PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Dosen Pembimbing : Achmad Haikal : …………….

Assisten Pembimbing : Fauzi Syarief, S.IKom, MM : ……………

DEWAN PENGUJI

Penguji I : ------------

Penguji II : ------------

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir ini diajukan Oleh :


viii

Nama : Rivido Rachman


NIM : 42180477
Program Studi : Penyiaran (Broadcasting)
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Program Non-DramaTelevisi “ Si Otong ”

Untuk dipertahankan pada periode I-2022 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina
Sarana Informatika.

Jakarta,

PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Dosen Pembimbing : Achmad Haikal : …………….

Assisten Pembimbing : Fauzi Syarief, S.IKom, MM : ……………

DEWAN PENGUJI

Penguji I : ------------

Penguji II : ------------

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir ini diajukan Oleh :


Nama : Rizki Kurniawan Putra
ix

NIM : 42180311
Program Studi : Penyiaran (Broadcasting)
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Program Non-DramaTelevisi “ Si Ootng ”

Untuk dipertahankan pada periode I-2022 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina
Sarana Informatika.

Jakarta, 25

PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Dosen Pembimbing : Achmad Haikal : …………….

Assisten Pembimbing : Fauzi Syarief, S.IKom, MM : ……………

DEWAN PENGUJI

Penguji I : ------------

Penguji II : ------------
x

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir ini diajukan Oleh :


Nama : Alvrizal Noor Fqyh
NIM : 42180463
Program Studi : Penyiaran (Broadcasting)
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Program Non-DramaTelevisi “ Si Ootng ”

Untuk dipertahankan pada periode I-2022 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina
Sarana Informatika.

Jakarta, 25

PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Dosen Pembimbing : Achmad Haikal : …………….

Assisten Pembimbing : Fauzi Syarief, S.IKom, MM : ……………

DEWAN PENGUJI

Penguji I : ------------

Penguji II : ------------
xi

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Tugas Akhir ini diajukan Oleh :


Nama : Nadhif Nikko Nugroho
NIM : 421808951
Program Studi : Penyiaran (Broadcasting)
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Program Non-DramaTelevisi “ Si Ootng ”

Untuk dipertahankan pada periode I-2022 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang di perlukan untuk memproleh Diploma Ahli Madya (A.Md)
pada Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina
Sarana Informatika.

Jakarta, 25

PEMBIMBING TUGAS AKHIR

Dosen Pembimbing : Achmad Haikal : …………….

Assisten Pembimbing : Fauzi Syarief, S.IKom, MM : ……………

DEWAN PENGUJI

Penguji I : ------------

Penguji II : ------------
xii

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas desain produksi
ini dengan baik dan lancar.

Tugas desain produksi yang diberi judul “ Si Otong ” ini disusun dengan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan
Program Diploma Tiga (D.III) Fakultas Komunikasi Dan Bahasa Universitas
Bina Sarana Informatika. Pembuatan dari materi yang ada pada desain produksi
ini bermula dari proses pra produksi, hingga pasca produksi. Desain produksi
ini menampilkan rangkuman materi yang berkaitan pembuatan suatu program
non-drama televisi. Desain produksi ini mempunyai manfaat bagi khalayak luas
yang membutuhkan penjelasan materi mengenai langkah-langkah pembuatan
suatu program dan bertujuan untuk menghibur. Terima kasih disampaikan
kepada yang telah membantu pembuatan desain produksi ini

1. Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat, iman ,dan ihsan

2. Direktur Universitas Bina Sarana Informatika.

3. Kaprodi Penyiaran (Broadcasting) Universitas Bina Sarana Informatika

4. Bapak Achmad Haikal dan Bapak Fauzi Syarief, S.IKom, MM Selaku


Dosen Pembimbing Tugas Akhir

5. Staff/karyawan/dosen dilingkungan Fakultas Komunikasi Dan Bahasa


Universitas Bina Sarana Informatika

6. Orang tua, yang telah memberikan semangat dan motivasi akan


selesainya desain produksi.

7. Rekan-rekan kuliah, yang telah membantu dalam pembuatan desain


produksi.
xiii

Desain produksi yang telah dibuat belum sempurna, baik dari penyajian
materi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapkan untuk menghasilkan desain produksi yang lebih baik.

Penulis

(Dimas Kresnadi Ramadhan Afandy)


xiv

LEMBAR KONSULTASI PRODUKSI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

• NIM 42180268
• Nama Lengkap : Dimas Kresnadi Ramadhan Afandi
• Dosen Pembimbing : Achmad Haikal
• Asisten Pembimbing : Fauzi Syarief S.I.Kom, MM
• Judul Karya : Si Otong

NO Paraf Dosen Paraf Asisten


Tanggal
Pokok Pembahasan Pembimbing Dosen
Bimbingan
Pembimbing
1 Pembahasan Konsep

2 Revisi BAB I

3 Revisi BAB II
Revisi Nilai Dan Logo, BAB
4
II
5 Bimbingan Editing
Bimbingan Editing Dan
6
Lembar Kerja
Bimbingan Editing Dan
7
Lembar Kerja
8 ACC
Catatan Untuk Dosen

Pembimbing

Bimbingan Tugas Akhir

• Dimulai Pada Tanggal : 19 November 2021


• Diakhiri Pada Tanggal : 10 Januari 2022
• Jumlah Pertemuan Bimbingan :

Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing Produksi

(Achmad Haikal)
xv

LEMBAR KONSULTASI PRODUKSI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

• NIM : 42180607
• Nama Lengkap : Putri Amaliyah
• Dosen Pembimbing : Achmad Haikal
• Asisten Pembimbing : Fauzi Syarief S.I.Kom, MM
• Judul Karya : Si Otong

Paraf Asisten
Tanggal Paraf Dosen
NO Dosen
Bimbingan Pokok Pembahasan Pembimbing
Pembimbing
1 19 Nov 2021 Pembahasan Konsep

2 23 Nov 2021 Revisi BAB I

3 25 Nov 2021 Revisi BAB II


Revisi Nilai Dan Logo, BAB
4 2 Des 2021
II
5 20 Des 2021 Bimbingan Editing
Bimbingan Editing Dan
6 23 Des 2021
Lembar Kerja
Bimbingan Editing Dan
7 2 Jan 2022
Lembar Kerja
8 6 Jan 2022 ACC
Catatan Untuk Dosen Pembimbing

Bimbingan Tugas Akhir

• Dimulai Pada Tanggal : 19 November 2021


• Diakhiri Pada Tanggal : 10 Januari 2022
• Jumlah Pertemuan Bimbingan :

Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing Produksi

(Achmad Haikal)
xvi

LEMBAR KONSULTASI PRODUKSI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

• NIM : 42180408
• Nama Lengkap : Hamdan Yuapy
• Dosen Pembimbing : Achmad Haikal
• Asisten Pembimbing : Fauzi Syarief S.I.Kom, MM
• Judul Karya : Si Otong

Paraf Asisten
Tanggal Paraf Dosen
NO Dosen
Bimbingan Pokok Pembahasan Pembimbing
Pembimbing
1 19 Nov 2021 Pembahasan Konsep

2 23 Nov 2021 Revisi BAB I

3 25 Nov 2021 Revisi BAB II


Revisi Nilai Dan Logo, BAB
4 2 Des 2021
II
5 20 Des 2021 Bimbingan Editing
Bimbingan Editing Dan
6 23 Des 2021
Lembar Kerja
Bimbingan Editing Dan
7 2 Jan 2022
Lembar Kerja
8 6 Jan 2022 ACC
Catatan Untuk Dosen Pembimbing

Bimbingan Tugas Akhir

• Dimulai Pada Tanggal : 19 November 2021


• Diakhiri Pada Tanggal : 10 Januari 2022
• Jumlah Pertemuan Bimbingan :

Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing Produksi

(Achmad Haikal)
xvii

LEMBAR KONSULTASI PRODUKSI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

• NIM : 42180253
• Nama Lengkap : Yari Mukhtisar Maulana
• Dosen Pembimbing : Achmad Haikal
• Asisten Pembimbing : Fauzi Syarief S.I.Kom, MM
• Judul Karya : Si Otong

Paraf Asisten
Tanggal Paraf Dosen
NO Dosen
Bimbingan Pokok Pembahasan Pembimbing
Pembimbing
1 19 Nov 2021 Pembahasan Konsep

2 23 Nov 2021 Revisi BAB I

3 25 Nov 2021 Revisi BAB II


Revisi Nilai Dan Logo, BAB
4 2 Des 2021
II
5 20 Des 2021 Bimbingan Editing
Bimbingan Editing Dan
6 23 Des 2021
Lembar Kerja
Bimbingan Editing Dan
7 2 Jan 2022
Lembar Kerja
8 6 Jan 2022 ACC
Catatan Untuk Dosen Pembimbing

Bimbingan Tugas Akhir

• Dimulai Pada Tanggal : 19 November 2021


• Diakhiri Pada Tanggal : 10 Januari 2022
• Jumlah Pertemuan Bimbingan :

Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing Produksi

(Achmad Haikal)
xviii

LEMBAR KONSULTASI PRODUKSI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

• NIM : 42180895
• Nama Lengkap : Nadhif Nikko Nugroho
• Dosen Pembimbing : Achmad Haikal
• Asisten Pembimbing : Fauzi Syarief S.I.Kom, MM
• Judul Karya : Si Otong

Paraf Asisten
Tanggal Paraf Dosen
NO Dosen
Bimbingan Pokok Pembahasan Pembimbing
Pembimbing
1 19 Nov 2021 Pembahasan Konsep

2 23 Nov 2021 Revisi BAB I

3 25 Nov 2021 Revisi BAB II


Revisi Nilai Dan Logo, BAB
4 2 Des 2021
II
5 20 Des 2021 Bimbingan Editing
Bimbingan Editing Dan
6 23 Des 2021
Lembar Kerja
Bimbingan Editing Dan
7 2 Jan 2022
Lembar Kerja
8 6 Jan 2022 ACC
Catatan Untuk Dosen Pembimbing

Bimbingan Tugas Akhir

• Dimulai Pada Tanggal : 19 November 2021


• Diakhiri Pada Tanggal : 10 Januari 2022
• Jumlah Pertemuan Bimbingan :

Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing Produksi

(Achmad Haikal)
xix

LEMBAR KONSULTASI PRODUKSI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

• NIM : 42180477
• Nama Lengkap : Rivido Rachman
• Dosen Pembimbing : Achmad Haikal
• Asisten Pembimbing : Fauzi Syarief S.I.Kom, MM
• Judul Karya : Si Otong

Paraf Asisten
Tanggal Paraf Dosen
NO Dosen
Bimbingan Pokok Pembahasan Pembimbing
Pembimbing
1 19 Nov 2021 Pembahasan Konsep

2 23 Nov 2021 Revisi BAB I

3 25 Nov 2021 Revisi BAB II


Revisi Nilai Dan Logo, BAB
4 2 Des 2021
II
5 20 Des 2021 Bimbingan Editing
Bimbingan Editing Dan
6 23 Des 2021
Lembar Kerja
Bimbingan Editing Dan
7 2 Jan 2022
Lembar Kerja
8 6 Jan 2022 ACC
Catatan Untuk Dosen Pembimbing

Bimbingan Tugas Akhir

• Dimulai Pada Tanggal : 19 November 2021


• Diakhiri Pada Tanggal : 10 Januari 2022
• Jumlah Pertemuan Bimbingan :

Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing Produksi

(Achmad Haikal)
xx

LEMBAR KONSULTASI PRODUKSI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

• NIM : 42180311
• Nama Lengkap : Rizki Kurniawan
• Dosen Pembimbing : Achmad Haikal
• Asisten Pembimbing : Fauzi Syarief S.I.Kom, MM
• Judul Karya : Si Otong

Paraf Asisten
Tanggal Paraf Dosen
NO Dosen
Bimbingan Pokok Pembahasan Pembimbing
Pembimbing
1 19 Nov 2021 Pembahasan Konsep

2 23 Nov 2021 Revisi BAB I

3 25 Nov 2021 Revisi BAB II


Revisi Nilai Dan Logo, BAB
4 2 Des 2021
II
5 20 Des 2021 Bimbingan Editing
Bimbingan Editing Dan
6 23 Des 2021
Lembar Kerja
Bimbingan Editing Dan
7 2 Jan 2022
Lembar Kerja
8 6 Jan 2022 ACC
Catatan Untuk Dosen Pembimbing

Bimbingan Tugas Akhir

• Dimulai Pada Tanggal : 19 November 2021


• Diakhiri Pada Tanggal : 10 Januari 2022
• Jumlah Pertemuan Bimbingan :

Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing Produksi

(Achmad Haikal)
xxi

LEMBAR KONSULTASI PRODUKSI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

• NIM : 42180463
• Nama Lengkap : Alvarizal Noor Fyqh
• Dosen Pembimbing : Achmad Haikal
• Asisten Pembimbing : Fauzi Syarief S.I.Kom, MM
• Judul Karya : Si Otong

Paraf Asisten
Tanggal Paraf Dosen
NO Dosen
Bimbingan Pokok Pembahasan Pembimbing
Pembimbing
1 19 Nov 2021 Pembahasan Konsep

2 23 Nov 2021 Revisi BAB I

3 25 Nov 2021 Revisi BAB II


Revisi Nilai Dan Logo, BAB
4 2 Des 2021
II
5 20 Des 2021 Bimbingan Editing
Bimbingan Editing Dan
6 23 Des 2021
Lembar Kerja
Bimbingan Editing Dan
7 2 Jan 2022
Lembar Kerja
8 6 Jan 2022 ACC
Catatan Untuk Dosen Pembimbing

Bimbingan Tugas Akhir

• Dimulai Pada Tanggal : 19 November 2021


• Diakhiri Pada Tanggal : 10 Januari 2022
• Jumlah Pertemuan Bimbingan :

Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing Produksi

(Achmad Haikal)
xxii

ABSTRAK

Dimas Kresnadi Ramadhan Afandy 42180268, Putri Amaliyah 42180607, Hamdan


Yuapy 42180408, Yari Mukhtisar Maulana 42180253, Rivido Rachman 42180477,
Rizky Kurniawan Putra 42180311, Nadhif Nikko Nugroho 42180895, Alvarizal Noor
Fyqh 42180463

Dunia Hiburan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Menikmati sebuah


hiburan adalah hal-hal yang wajib bagi setiap orang. Banyak sekali cara untuk
menikmati hiburan untuk menghilangkan penat setelah berkegiatan. Hiburan yang
sangat mudah didapatkan adalah dengan cara menonton tv. Menonton tv merupakan
salah satu hiburan yang dapat dilakukan setiap saat. Program yang berjudul “SI
OTONG” ini adalah program Magazine Show yang siap menjadi warna baru dalam
dunia hiburan di Indonesia. Magazine Show ini adalah program yang berdurasi kurang
lebih 30 menit. Program non-drama ini mengajak kita untuk mengenal tentang satwa
satwa atau binatang yang ada di Indonesia. Untuk episode kali ini, penulis memilih
untuk membahas tentang hewan nokturnal (hewan yang aktif pada malam hari). Dalam
pembuatan program Magazine show “SI OTONG“ bermaksud memberikan suata
karya yang membahas tentang pengetahuan seputar dunia binatang atau satwa satwa
yang ada di Indonesia dengan di balut dengan informasi-informasi yang menarik dan
mengedukasi.

Kata Kunci: Magazine Show “SI OTONG”


xxiii

ABSTRACT

Dimas Kresnadi Ramadhan Afandy 42180268, Putri Amaliyah 42180607, Hamdan


Yuapy 42180408, Yari Mukhtisar Maulana 42180253, Rivido Rachman 42180477,
Rizky Kurniawan Putra 42180311, Nadhif Nikko Nugroho 42180895, Alvarizal Noor
Fyqh 42180463

The world of entertainment is very much needed in everyday life. Enjoying an


entertainment is something that is mandatory for everyone. There are so many ways to
enjoy entertainment to relieve fatigue after activities. Entertainment that is very easy
to get is by watching tv. Watching TV is an entertainment that can be done at any time.
The program entitled “SI OTONG” is a Magazine Show program that is ready to
become a new color in the entertainment world in Indonesia. This Magazine Show is
a program that lasts approximately 30 minutes. This non-drama program invites us to
get to know about animals or animals that exist in Indonesia. For this episode, the
writer chose to talk about nocturnal animals (animals that are active at night). In
making the Magazine show program "SI OTONG" intends to provide a work that
discusses knowledge about the animal world or wildlife in Indonesia wrapped with
interesting and educational information.

Keywords: Magazine Show “SI OTONG”


xxiv

DAFTAR ISI

DESAIN PRODUKSI NON DRAMA TELEVISI .................................................. i


SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR.......................................... ii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................. ii
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR ..................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... xii
ABSTRAK ......................................................................................................... xxii
ABSTRACT ...................................................................................................... xxiii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Program ..................................................................................... 1
1.2 Kegunaan Program ............................................................................................ 3
1.2.1 Kegunaan Khalayak ............................................................................................. 3
1.2.2 Kegunaan Praktisi ................................................................................................ 3
1.2.3 Kegunaan Akademis ............................................................................................. 3

1.3 Referensi Audio Visual ....................................................................................... 4

BAB II
KAJIAN PROGRAM ............................................................................................ 7
2.1 Kategori Program ............................................................................................... 7
2.2 Format Program ................................................................................................. 8
2.3 Karakteristik Produksi ........................................................................................ 9
2.4 Judul Program .................................................................................................. 10
2.5 Target Audience ............................................................................................... 10
2.5 Karakteristik Produksi ...................................................................................... 12

BAB III
LAPORAN PRODUKSI ......................................................................................14
3.1 Proses Kerja Produser ...................................................................................... 14
3.1.1 Pra Produksi ....................................................................................................... 14
3.1.2 Produksi.............................................................................................................. 16
3.1.3 Pasca Produksi ....................................................................................................... 16
3.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Produser ............................................................... 18
3.1.5 Proses Penciptaan Karya ........................................................................................ 19
xxv

3.1.6 Kendala Produksi dan Solusinya ........................................................................ 24


3.1.7 Lembar Kerja Produser ........................................................................................ 28

3.2 Proses Kerja Sutradara ..................................................................................... 48


3.2.1 Pra Produksi ........................................................................................................... 49
3.2.2. Produksi.............................................................................................................. 50
3.2.3. Pasca Produksi ................................................................................................... 51
3.2.4. Peran dan Tanggung Jawab Sutradara .............................................................. 52
3.2.5. Proses Penciptaan Karya .................................................................................... 53
3.2.6. Kendala Produksi dan Solusinya ........................................................................ 54
3.2.7. Lembar Kerja Sutradara................................................................................... 55
3.2.7. Lembar Kerja Sutradara................................................................................... 56

3.3 Proses Kerja Penulis Naskah............................................................................. 79


3.3.1 Pra Produksi ........................................................................................................... 80
3.3.2. Produksi.............................................................................................................. 81
3.3.3 Pasca Produksi ................................................................................................... 83
3.3.4. Peran dan Tanggung jawab Penulis Naskah ...................................................... 84
3.3.5 Konsep Penciptaan Karya .................................................................................. 86
3.3.6 Kendala Produksi dan Solusi.............................................................................. 89
3.3.7 Lembar Kerja Penulis Naskah ............................................................................... 91

3.4 Proses Kerja Camera Person........................................................................... 109


3.4.1 Pra Produksi ......................................................................................................... 111
3.4.2 Produksi ................................................................................................................ 112
3.4.3 Pasca Produksi ................................................................................................. 113
3.4.4 Peran dan Tanggung Jawab Camera Person ................................................... 113
3.4.5 Proses Penciptaan Karya .................................................................................. 115
3.4.6 Kendala Produksi dan Solusinya ...................................................................... 116
3.4.7 Lembar Kerja Camera Person ......................................................................... 119

3.5 Proses Kerja Penata Cahaya ........................................................................... 135


3.5.1 Pra Produksi ......................................................................................................... 135
3.5.2 Produksi ................................................................................................................ 137
3.5.3 Pasca Produksi...................................................................................................... 138
3.5.4 Peran dan tangung jawab penata cahaya ............................................................. 139
3.5.5 Proses Penciptaan Karya ...................................................................................... 140
3.5.6 Kendala produksi dan solusi................................................................................. 143
3.5.7 Lembar kerja Penata Cahaya ............................................................................... 144
3.5.7 Lembar kerja Penata Cahaya ............................................................................... 145

3.6 Proses kerja peñata artistik ............................................................................ 150


3.6.1 Pra produksi ..................................................................................................... 151
3.6.2 Produksi............................................................................................................ 152
3.6.3 Pasca produksi .................................................................................................. 153
3.6.4 Peran dan tangung jawab penata artistik ........................................................ 154
3.6.5 proses penciptaaan karya ..................................................................................... 155
3.6.6 kendala produksi dan solusinya ....................................................................... 157
3.6.7 Lembar kerja Penata Artistik .......................................................................... 157
xxvi

3.7 Proses Kerja Penata Suara.............................................................................. 168


3.7.1 Pra Produksi ......................................................................................................... 170
3.7.2 Produksi ................................................................................................................ 172
3.7.3 Pasca Produksi...................................................................................................... 174
3.7.4 Peran Dan Tanggung Jawab................................................................................. 176
3.7.5 Kendala Produksi Dan Solusinya ......................................................................... 177
3.7.6 Proses penciptaan Karya ........................................................................................ 178
3.7.7 Lembar Kerja Penata Suara................................................................................. 180

3.8 Proses Kerja Editor ......................................................................................... 206


3.8.1 Pra Produksi ......................................................................................................... 207
3.8.2 Produksi ................................................................................................................ 208
3.8.3 Pasca Produksi...................................................................................................... 209
3.8.4 Peran dan Tanggung Jawab Editor ...................................................................... 211
3.8.5 Proses Penciptaan Karya ...................................................................................... 212
3.8.6 Kendala Produksi dan Solusinya .......................................................................... 214
3.8.7 Lembar Kerja Editor ............................................................................................ 216

BAB IV
PENUTUP ........................................................................................................ 241
4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 241
4.2 Saran ............................................................................................................. 242
xxvii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 LOGO SI OTAN ( TRANS 7 ) ...................................................................................... 4

GAMBAR 1.2 LOGO SAFANA ( TRANS TV ) ................................................................................... 5

GAMBAR 1.3 LOGO NATIONAL GEOGRAPHIC WILD ................................................................. 6

GAMBAR III.4 FLOOR PLAN ......................................................................................................... 128

GAMBAR III.5 SPESIFIKASI KAMERA ........................................................................................ 130

GAMBAR III.6 SPESIFIKASI LAMPU ........................................................................................... 149

GAMBAR III.7 FLOOR PLAN TATA ARTISTIK........................................................................... 164

GAMBAR III.8 SPESIFIKASI ZOOM MIC ..................................................................................... 183

GAMBAR III. 9 SPESIFIKASI EIRELESS CLIP ON ..................................................................................... 184

GAMBAR III.10 ZOOM H4N PRO .................................................................................................. 185

GAMBAR III.11 BARS AND TONE ................................................................................................ 233

GAMBAR III.12 LOGO UBSI .......................................................................................................... 234

GAMBAR III.13 FORMAT PROGRAM .......................................................................................... 234

GAMBAR III.14 UNIVERSAL COUNTING LEADER ................................................................... 235

GAMBAR III.15 BUMPER IN PROGRAM ..................................................................................... 235

GAMBAR III.16 ISI KONTEN ......................................................................................................... 236

GAMBAR III.17 CREDIT TITLE ..................................................................................................... 236

GAMBAR III.18 COPYRIGHT ......................................................................................................... 237

GAMBAR III.19 CV CREW.............................................................................................................. 237

GAMBAR III.20 BEHIND THE SCENE .......................................................................................... 238

GAMBAR III.21 SPESIFIKASI ALAT ............................................................................................. 239

GAMBAR III.22 SOFTWARE EDITING ......................................................................................... 240


DAFTAR TABEL

TABEL III.1 WORKING SCHEDULE ............................................................................................... 29

TABEL III.2 BREAKDOWN BUDGET ............................................................................................. 30

TABEL III.3 SHOOTING SCHEDULE .............................................................................................. 35

TABEL III.4 CALL SHEET ................................................................................................................ 38

TABEL III.5 DAILY PRODUCTION REPORT ................................................................................. 39

TABEL III.6 EQUIPMENT LIST ........................................................................................................ 43

TABEL III.7 CASTING LIST.............................................................................................................. 59

TABEL III.8 DIRECTOR TREATMENT ........................................................................................... 54

TABEL III.9 SCRIPT BREAKDOWN SHEET................................................................................... 78

TABEL III.10 TREATMENT .............................................................................................................. 97

TABEL III.11 RUNDOWN ............................................................................................................... 103

TABEL III.12 CAMERA REPORT ................................................................................................... 120

TABEL III.13 LIGHTING SHEET .................................................................................................... 146

TABEL III.14 FLOOR PLAN PENATA CAHAYA ......................................................................... 147

TABEL III.15 BREAKDOWN TATA ARTISTIK ............................................................................ 160

TABEL III.16 KOSTUM PROPERTI ................................................................................................ 162

TABEL III.17 LAPORAN PENATA SUARA .................................................................................. 186

TABEL III.18 LAPORAN EDITOR .................................................................................................. 216

TABEL III.19 LOOGING PICTURE................................................................................................. 224


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Program

Televisi atau yang sering disebut TV merupakan salah satu media massa yang

sangat berpengaruh terhadap masyarakat. Menurut kamus besar bahasa Indonesia,

televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Televisi berasal dari kata

tele (jauh) dan vision (tampak), jadi televisi berarti tampak atau dapat dilihat dari

jauh. Secara sederhana, televisi dapat didefinisikan sebagai media massa yang

menampilkan siaran berupa gambar dan suara dari jarak jauh. Televisi dapat juga

disebut media pertama yang menyajikan audio visual yang dibawa ke dalam rumah

seseorang. Dalam media televisi, terdapat berbagai program acara mulai dari

program yang bertemakan pendidikan, hiburan, politik, ekonomi,

berita/newsmaupun informasi secara umum. Maka dari itu, televisi juga berperan

penting bagi kehidupan masyarakat. Pada dasarnya, televisi merupakan media

massa yang memiliki fungsi sebagai media/sarana penyampai pesan/informasi.

Program televisi seperti halnya news, infotainment, talkshow, edutainment

bahkan reality show mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh sebagian

besar penonton/khalayak. Selain sebagai sarana informasi, televisi juga bermanfaat

sebagai sarana edukasi/pendidikan bagi pemirsa khususnya para pelajar dan anak-

anak yang masih dalam tahap pertumbuhanbaik pertumbuhan secara

fisik, mental maupun psikologi. Apabila seseorang dapat mengelola dengan

baik berbagaipesan yang disampaikan oleh programacara yang disajikan oleh televisi,

maka televise dapat dijadikan sebagai sarana alternatif pembelajaran khalayak pada

umumnya dan khususnya anak-anak.Televisi juga dapat sebagai sarana hiburan. ,


2

Magazine Show adalah format acara televisi yang mempunyai format

menyerupai majalah (Media Cetak), yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam

rubrik dan tema yang disajikan dalam reportase actual atau timeless sesuai dengan

minat dan tendensi dari taget penontonnya. Program magazine mirip dengan program

feature, perbedaanya kalau program feature satu pokok permasalahan di soroti dari

aspek dan di sajikan lewat berbagai format sementara itu program magazine bukan

hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas satu bidang

kehidupan seperti wanita, film, pendidikan dan musik yang di tampilkan dalam rubrik

- rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format.

Dalam hal ini penulis memilih hiburan dan informasi sebagai kategori program

magazine show dengan tujuan selain memberikan informasi kepada audience melalui

rubrik – rubrik yang di berikan, program ini juga dapat membuat audience terhibur

dengan berbagai shot serta pembawaan yang ceria. Maka dari itu penulis ingin

mengunakan saran televisi untuk memberikan informasi seputar dunia binatang dan

wirausaha yang di kemas dengan secara menarik dalam pembuatan program televisi

non drama magazine show.

Program ini berjudul “ Si Otong ” sebuah program yang menyajikan edukasi,

pengenalan dunia binatang diseluruh dunia. Program acara “ Si Otong “ memiliki

beberapa rubrik yang terbagi menjadi empat segment .Dalam tema magazine show

ini, penulis ingin memberikan informasi kepada masyarakat umum atau audience.

Yang dibagi menjadi 2 (Dua) rubrik, yaitu ; informasi dan edukasi. Dari ke-2 rubrik

tersebut penulis ingin mengulas hal yang belum diketahui oleh audience sebagai

sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan mengingatkan kembali akan


3

kearifan lokal yang mungkin sedikit terlupakan, itu adalah alasan penulis

menjadikan Program Non Drama Televisi khususnya Magazine Show sebagai tugas

akhir

1.2 Kegunaan Program

1.2.1 Kegunaan Khalayak

Untuk memberikan informasi dan hiburan kepada masyarakat dengan kemasan

penyampaian yang menarik dan inovatif. Dengan hadirnya acara ini, khalayak umum

akan diberikan sentuhan hiburan yang bermanfaat dan sangat menarik.

1.2.2 Kegunaan Praktisi

Untuk bahan praktisi sebagai pembelajaran broadcaster yang ingin membuat

program televisi non drama. Dalam hal ini pembuatan program televisi non drama

berformat Magazine Show\dalam bentuk karya audio visual.

1.2.3 Kegunaan Akademis

Sebagai salah satu syarat kelulusan Tugas Akhirdan merupakan

syarat untuk Kelulusan.


4

1.3 Referensi Audio Visual

A. Si Otan

Gambar 1.1 Logo Si Otan ( Trans 7 )

1. Judul Program : Si Otan


2. Stasiun TV : Trans 7
3. Jadwal : Senin Sampai Jumat 14:00 WIB
4. Durasi : 30 Menit
5. Tema : Magazine Show
6. Target Audience : Anak – Anak, Remaja dan Dewasa
7. Deskripsi Program :-

Otan si orang utan mengajak pemirsa untuk mengenal flora dan fauna unik dari
berbagai penjuru Nusantara.
5

B. Safana

Gambar 1.2 Logo Safana ( Trans Tv )


1. Judul Program : Safana
2. Stasiun TV : Trans TV
3. Jadwal : Senin Sampai Jumat
4. Durasi : 30 Menit
5. Tema : Magazine Show
6. Target Audience : Anak – Anak, Remaja dan Dewasa
7. Deskripsi Program :-

Safana (Safari bersama Irfan Hakim) adalah sebuah program di Trans TV yang
mengajak pemirsa mengintip langsung keseharian dan kesibukan artis pecinta hewan
Irfan Hakim bersama keluarga yang biasa dikenal dengan sapaan keluarga deHakims.
Aktivitas keseharian Irfan Hakim dalam memelihara berbagai hewan langka terekam
di sini. Kura-kura, bunglon, burung hantu hingga monyet menjadi teman yang
membuat tempat tinggal keluarga deHakims menjadi ceria. Belakangan, Irfan pun
mengunjungi berbagai taman satwa, kebun binatang, peternakan, klinik hewan dan
sebagainya untuk memperkenalkan berbagai jenis hewan dan perawatannya kepada
pemirsa.
6

C. National Geographic Wild

Gambar 1.3 Logo National Geographic Wild

1. Judul Program : National Geographic Wild


2. Stasiun TV : TV Berlangganan
3. Jadwal :-
4. Durasi : 60 Menit
5. Tema :-
6. Target Audience : Remaja dan Dewasa
7. Deskripsi Program :-

National Geographic Wild, biasanya disebut sebagai Nat Geo Wild, adalah sebuah
saluran TV berlangganan. Merupakan saluran terakhir yang diluncurkan National
Geographic Society. Pertama diluncurkan di Hong Kong dan Singapura tanggal 10
Agustus 2006 ditujukan pada pemrograman kehidupan liar dan sejarah alam. Saluran
ini kemudian diluncurkan di Britania Raya, Turki, Republik Irlandia, Rumania dan
Vietnam menggantikan Adventure One. Saluran ini menjadi saluran kehidupan liar
dwibahasa pertama di dunia, tersedia dalam Bahasa Inggris dan Kanton di pasaran
Hong Kong.
7

BAB II
KAJIAN PROGRAM

2.1 Kategori Program

Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun

mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih

panjang. Magazine ditayangkan pada Siaran Televisi Non-Drama: Kreatif, Produktif,

Public Relations, dan Iklan, program tersendiri yang terpisah dari program berita.

Magazine lebih menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang

aspek pentingnya. Suatu program magazine dengan durasi 30 menit atau satu jam

dapat terdiri atas hanya satu topik atau beberapa topik.

Acara-acara yang disajikan tidak lagi memperhitungkan nilai ideal, hanya

nilai material sebuah tayangan. Produksi sebuah acara hanya mementingkan

keuntungan tanpa memperhitungkan apakah acara itu akan mendidik pemirsa.

Televisi menjadi ideologi baru bahkan agama baru, karena melalui acara-

acaranya, televisi memenuhi kebutuhan individu. Orang merasa nyaman dan

senang ketika duduk di depan televisi tinggal pencet remote controluntuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya (Zamroni, 2005:65).

Pada program “ Si otong “ penulis dan tim sepakat memilih program ini ber-

kategorikan informasi dan Edukasi. Alasan penulis memilih informasi dan

Edulaso adalah karena program ini memiliki unsur hiburan dan ber edukasi di

dalamnya, namun meskipun program ini penuh dengan hiburan, program “ Si


8

Otong “ juga bertujuan memberikan informasi yang di kemas secara ringan dan

lebih santai sehingga tetap dapat di minati oleh pemirsa.

2.2 Format Program

Format Acara Televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep

acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan

terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target

pemirsa acara tersebut. ( Naratama, 2000:menjadi sutradara televisi ).

Menurut (Latief & Utud, 2017) mengatakan bahwa “ program hiburan terbagi

menjadi dua, yaitu program drama dan nondrama. Pemisahan ini dilihat dari

dalam teknik pelaksanaan produksi dan penyajian materinya.”

Program Acara Televisi Non Drama Adalah sebuah format acara televisi yang

diproduksi melalui proses pengolahan imajinasi dari realitas kehidupan nyata tanpa

harus diinterprestasi ulang dan tanpa menjadi dunia khayalan. Format tersebut bukan

sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Dengan pengertian bahwa non

drama adalah merupakan runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur

hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik.

keunikannya. Program yang kami buat menyajikan informasi actualdan juga

hiburan yang memiliki berbagai rubrik serta di kemas dengan menarik dalam

pembuatan program televise non-drama Magazine Show yang berjudul “ Si Otong “.

Penulis memilih format program Magazine Show agar dapat memberikan informasi

dengan gaya yang lebih santai agar mudah di terima masyarakat.


9

2.3 Karakteristik Produksi

Ditinjau dari stimulasi alat indra dalam radio siaran, surat kabar dan

majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus yakni televisi. Dalam radio

siaran menggunakan alat pendengaran, sedangkan dalam surat kabar dan majalah

menggunakan indra penglihatan.

Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media

penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak

radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak

televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut

sebagai media massa elektronik audio visual. Namun demikian, tidak berarti

gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara

harmonis.

Berpikir dalam gambarAda dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam

gambar. Pertama adalah visualisasi (visualitation) yakni menerjemahkan kata-

kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual.

Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar

individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandug makna tertentu.

Pengoperasian lebih kompleks Dibadingkan dengan radio siaran,

pengoperasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan

orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya

lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

Penulis dan tim sepakat menggunakan system multicam era untuk perekaman

gambar saat produksi. Karena dengan menggunakan multicamerahasil gambar akan


10

lebih bervariasi, angle lebih banyak. Pada program “ Si Otong “ penulis dan tim

melakukan recording atau merekam terlebih dahulu. Hal ini di karenakan jenis

program ini sendiri yang berformat Magazine show yang dimana setiap momen

dan materi yang di suguhkan kepada audiencebukan di siarkan atau di produksi

langsung di dalam studio melainkan harus terjun langusung ke lapangan.

2.4 Judul Program

Judul adalah bagian terpenting dalam membuat sebuah karya. Karena

judul mempunyai keterkaitan dengan isi dari program nya sendiri. Selain itu,

dalam membuat judul harus menarik perhatian yang dapat menimbulkan keingin

tahuan audience.

Alasan kami memilih nama “ Si Otong “ karena sesuai dengan konsep acara

kami yang melihat dan mengenali binatang diseluruh dunia. Di dalam acara ini kami

akan mengajak para penonton binatang sesuai jenisnya dan kemampuan binatang

tersebut.

2.5 Target Audience

Sederhananya, target pemirsa Anda adalah kelompok orang yang Anda

gunakan untuk produk dan layanan Anda. Istilah lain yang digunakan untuk

menggambarkan kelompok ini adalah "target market" dan "target customer."


11

1. Usia

Keberhasilan suatu program televisi tidak lain tidak bukan karena

penontonnya, jika suatu program tidak ada penonton maka acara tersebut di anggap

gagal.

“ Dari semua unsur perencanaan produksi program siaran, yaitu ide,

pengisi acara, peralatam, satuan kerja, penonton, dana, dan regulasi, adalah penonton

yang terpenting dan utama. Penonton adalah pasar program siaran. Jika sebuah

program di saksikan banyak penonton, maka program tersebut memberikan

keuntungan kepada stasiun” . (Latief & Utud, 2017)

Biasanya audience dibedakan menurut usia, yaitu anak anak, remaja, dewasa,

dan orangtua. Dan pada program kami dapat disaksikan oleh siapa saja namun sasaran

utamanya adalah dewasa (15 –40 tahun keatas) karena pada usia tersebut sudah

berpola pikir dewasa dalam memilih program acara sehingga mudah untuk menyerap

informasi yang disajikan sumber edukasi dan hiburan.

2. Jenis Kelamin

Banyak sekali program yang menggunakan pendekatan jenis kelamin ini dalam

pemasarannya. Ada satu program yang hanya kepada wanita atau hanya kepada pria,

masing masing memiliki strategi promosi program yang berbeda. Program non

drama Magazine show yang berjudul “ Si Otong “ ini dapat disaksikan oleh laki-laki

dan perempuan, karena memang program ini tidak di khususkan hanya untuk

laki-laki ataupun sebaliknya.


12

3. Status Ekonomi Sosial

Target audiencedalam pembuatan program Magazine Show ini adalah

menengah atas (kelas A, B) karena mayoritas pada golongan tersebut mampu

memiliki uang yang cukup untuk melakukan perjalanan seperti yang di lakukan oleh

tim Si Otong. Penayangan suatu program sangat penting untuk mendapatkan

penonton yang banyak.Magazine show yang berjudul Si Otong tayang setiap hari

sabtu dan minggu pukul 10.00 wib alasan nya adalah di hari tersebut mayoritas

pekerja sedang menikmati bersantai dirumah.

Rata-rata di 10 kota survey yang dilakukan AGB Nielsen Media Research yang

dipublikasikan pada media televisi, 26% dari total populasi adalah kelas

menengah atas (SES AB). Sedangkan kelompok terbesar adalah SES C dengan

komposisi 51%. Dimana profil penonton televisi laki-laki (47%) dan perempuan

(53%), dan penonton perempuan usia 10-24 tahun adalah yang terbesar.

Berdasarkan pengeluaran rumah tangga, persentase kelas bawah (SES C) adalah

yang terbesar (49%) sebaliknya persentase penonton kelas menengah atas (SES

AB) sebesar 22% (Fachrudin, 2012).

2.5 Karakteristik Produksi

Hidajanto Djamal dan rekandalam bukunya mengatakan bahwa tayangan

siaran televisi dilayar kaca itu mempunyai dampak yang sangat luas bagi audensi. Hal

itu berarti bahwa program siaran tersebut mempunyai karakteristik tertentu yang

dapat mempengaruhi, memprofokasi dalam hal positif maupun negativ dan mampu

mengubah sikap seseorang dari pendiam menjadi agresif.


13

Salah satu karakteristiknya adalah sifat persuasif seperti terdapat pada siaran

iklan. Begitu juga pada anak-anak, segera sehabis menonton tokoh tertentu dalam

tayangan, dia langsung menirukan gaya tokoh pembela kebenaran itu di depan teman

bermainnya.

Pada beberapa contoh pengaruh siaran program televisi itu menunjukan,

bahwa dampak siaran tidak mengenal tingkat usia permirsa dan tidak mengenal lopus

permirsa. Sehingga dalam hal ini memang pengola penyiaran diharapkan mempunyai

kepekaan yang tinggi tentang pengaruh siaran televisi tersebut dan untuk selanjutnya

merancang sebagai program itu dengan cermat, tepat waktu, dan tepat sasaran. Tepat

waktu misalnya, mempunyai arti bahwa slot waktu dipilih dengan tepat. Bila satu acara

diperuntuhkan bagi usia anak-anak maka dipilih waktu dimana anak-anak (dengan

pendampingan orang tua) dapat menyasikan, tidak dipilih ada slot waktu malam

hari. Adapun tepat sasaran mempunyai pengertian bahwa jenis program disesuaikan

dengan sasaran usia misalnya antara remaja dan usia senja

“ berbicara tentang karakteristik sesuatu medium tidaklah terlepas dari aspek

potensi atau keunggulan medium yang bersangkutan di satu sisi dan juga aspek

kelemahan atau keterbatasan medium tersebut disisi lain nya ” Syarifah Aminah dan

Juniawati (Haronas Kutanto & Yousep Eka Apriandi, 2017)


14

BAB III
LAPORAN PRODUKSI

3.1 Proses Kerja Produser

Dalam produksi siaran televise ada yang dinamakan Produser. Dalam dunia

penyiaran khususnya dunia pertelevisian, Produser memegang peranan amat penting

dalam perputaran roda produksi acara televisi. Produser sendiri berasal dari kata

bahasa inggris yaitu “To Produce” yang berarti menghasilkan. Tugas seorang produser

adalah memimpin seluruh tim produksi sesuai tujuan yang ditetapkan bersama. Baik

dlama aspek kreatif maupun manajemen produksi, sesuai dengan anggaran yang telah

disepakati. Produser adalah seorang yang bertanggung jawab secara umum terhadap

seluruh produksi.

Untuk membuat sebuah produksi siaran televisi seorang produser dituntut untuk

memperhatikan lima hal yang sangat penting didalam merencanakan, memproduksi,

dan menyiarkan suatu program acara televisi. Lima hal tersebut yaitu : materi produksi,

sarana produksi, (equipment), biaya produksi (financial), Organisasi pelaksanaan

produksi dan tahapan pelaksanaan produksi (Wibowo, 2007 : 23)

3.1.1 Pra Produksi

Tahap pra produksi adalah tahap pencarian data awal oleh penulis yang menjadi

pedoman melakukan tahap produksi, data yang didapat kemudian dijadikan bahan

untuk menentukan alur dari video campaign yang akan dibuat. Sebelum masuk ketahap

produksi, yang perlu dipersiapkan dahulu adalah storyline, storyboard dan script

berdasarkan data yang sudah diperoleh.


15

Pada pra produksi program non drama ini kami harus menguasai tahap pra

produksi karena di dalam tahap pra produksi adalah tahapan yang paling penting untuk

membangun sebuah produksi magazine show, pra produksi mencakup semua tahapan

persiapan sebelum adanya tahap Produksi. Produser harus benar –benar menyiapkan

semuanya dengan matang agar produksi berjalan lancar.

Tahap ini sangat penting sebab apabila dilaksanakan dengan baik dan rinci,

sebagian pekerjaan produksi yang direncanakan sudah selesai. Tahap pra-produksi

meliputi beberapa bagian, yaitu:

1. Meeting Crew

2. Membuat dan menyatukan ide cerita

3. Hunting lokasi

4. Membuat surat izin lokasi

5. Mencari talent/pemain

6. Membuat kontrak kerja

7. Membuat jadwal produksi

8. Mempersiapkan perlengkapan produksi

Tahapan ini merupakan persiapan-persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan

oleh tim inti bersama tim produksinya dan mempersiapkan peralatan yang akan

digunakan hingga mempersiapkan lokasi untuk setting lampu, microphone maupun

tata dekorasi. Setelah persiapan-persiapan selesai dilakukan tahap selanjutnya

melakukan latihan baik dari tim produksi hingga artis pendukungnya, mulai dari

switcher, penata lampu, penata suara, floor director, cameraman, sampai ke pengarah

acaranya. Latihan ini langsung dipimpin oleh pengarah acara.


16

3.1.2 Produksi

Yang dimaksud dengan produksi adalah melaksanakan perubahan bentuk naskah

auditif dan visual sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku di televise. Pelaksanaan

produksi tergantung dari tuntutan naskahnya, dengan demikian karakter produksi lebih

ditentuka oleh karakter naskahnya.

Proses produksi ini adalah mewujudkan apa yang direncanakan dalam tulisan

(shooting script), menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam proses

produksi sutradara atau produser menentukan shoot mana saja yang akan diambil.

Dalam pelaksanaan dilapangan semua crew melakukan tugasnya masing – masing dan

saling bekerja sama untuk mendapatkan hasil produksi yang baik, misalnya saja penata

cahaya memperhatikan pencahayaan, penata suara juga memperhatikan kualitas suara

yang dihasilkan.

Hasil dari lapangan yang telah diproduksi biasanya dicatat untuk memudahkan,

penyusunan pembuatan editing script nantinya. (Wibowo, 2007 : 41) Sebuah

pelaksanaan produksi juga tergantung pada tuntunan naskahnya. Dengan demikian

karakter produksi lebih ditentukan oleh karakter naskahnya. Karakter produksi yang

dibagi menurut karakter naskahnya:(Darwanto, 1994 : 235)

3.1.3 Pasca Produksi

Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu - editing offline - editing

online dan - mixing. Dalam hal ini terdapat dua macam teknik editing, yaitu: editing

dengan teknik analog atau linier dan editing dengan teknik digital atau non linier

dengan menggunakan komputer. (Wibowo, 2007 : 42)


17

1. Editing offline dengan teknik analog Dalam editing ini sutradara terlebih

dahulu memilih shoot yang telah direkam terlebih dahulu (editing secara kasar)

sesuai dengan sinopsis dan treatment. Setelah jadi barulah dibuat editing

script/naskahnya yang juga mencantumkan gambar dan dan nomor kode waktu

untuk memudahkan editor. Barulah naskah dan hasil shooting asli diserahkan

kepada editor untuk di edit.

2. Editing online dengan teknik analog Editor melakukan editing sesuai dengan

naskah dan menyambung setiap shoot dan adegan dibuat tepat sesuai time-code

dalam naskah editing. Dan juga memasukan saund asli dengan level yang

seimbang dan sempurna.

3. Mixing (Pencampuran gambar dan suara) Proses ini adalah memasukan narasi

dan illustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukan ke dalam pita hasil

editing online. Diatur keseimbangannya antara sound effec, suara asli, suara

narasi agar tidak saling menganggu dan terdengar jelas. Jika tahap ini sudah

selesai maka post production dinyatakan telah selesai. Apabila semua telah siap

program ini siap untuk ditayangkan.

4. Editing offline dengan teknik digital atau non-linier Editing non-linier atau

editing digital adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan

khusus untuk editing. Bermacam – macam nama, jenis, dan fasilitas yang

digunakan misalnya : Pinacle – Matrox – Campus dll. Dalam editing digital

juga menggunakan berbagai macam program editing berdasarkan kebutuhan,


18

seperti: Adobe Premiere – Three D Max – After Effect dan banyak program

lainya.

5. Editing online dengan teknik digital Editing online dengan teknik digital

sebenarnya merupakan penyempurnaan editing offline dalam komputer,

sekaligus mixing dengan music illustrasi atau efek suara dan gambar yang

harus di masukan. Setelah semua selesai hasilnya dimasukan kembali kedalam

kaset. Setelah itu pekerjaan dinyatakan selesai dan kelanjutannya adalah bagian

dari pekerjaan di stasiun televisi.

3.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Produser

Produser adalah seorang yang bertanggungjawab terhadap perencanaan suatu

acara siaran, seperti telah kita ketahui bahwa sebelum merencanakan suatu acara,

timbul suatu ide.

Ide merupakan buah pikiran dari seorang perencana acara siaran dalam hal ini

seorang produser atau dari orang lain, sesuai dengan teori komunikasi ide merupakan

rencana pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penonton, melalui medium

televisi dengan maksud dan tujuan tertentu, karena itu sewaktu akan menuangkan

idenya dalam bentuk sebuah naskah siaran, harus selalu memperhatikan factor

penonton, agar apa yang disajikan dalam bentuk acara siaran dapat mencapai

sasarannya. Penulis naskah melaksanakan tugasnya sesuai dengan format yang telah

direncanakan.

Adapun peran dan tanggung jawab seorang produser dalam produksi drama ini

meliputi :
19

1. Penentuan kru produksi, penciptaan dan pengembangan ide serta hunting lokasi

shooting

2. Membuat desain produksi

3. Membuat surat perizinan

4. Membuat surat perjanjian kerjasama atau kontrak talent

5. Menyusun rancangan anggaran biaya\

6. Menyediakan alat shooting

7. Membuat jadwal kerja (working schedule)

8. Membuat jadwal shooting (shooting schedule)

9. Menyediakan transportasi

10. Membantu kru yang mengalami kesulitan saat bertugas

11. Melakukan proses editing bersama seluruh kru

3.1.5 Proses Penciptaan Karya

1. Pra Produksi

Pada proses pembuatan karya, penulis selaku menyiapkan perangkat keperluan

survey,eksekusi program dan merumuskan konsep yang telah diminta oleh Produser.

Selain demikian, penulis juga mencari referensi dan materi dari kalangan yang

memahami betul bidang keilmuan ini .Adapun sosok yang tepat pada tema ini adalah

Pakar Budayawan yang sudah sarat akan pengalaman.Dari data dan informasi tersebut

penulis merangkumnya dalam sebuah karya. Berikut adalah rincian proses berkarya:

1. Perencanaan Budget

2. Jadwal kerja / Working Schedule

3. Riset/ Hunting Lokasi


20

Penulis terjun secara langsung untuk mencari informasi, dengan mewawancara

pakar budayawan, masyarakat lokal, dan pengelola terkait. Sebagai tahap awal riset,

penulis mengamati dan memperhatikan. Dari hal tersebut penulis mendapatkan banyak

informasi langsung dari lapangan yang nyata sebagai bahan untuk dijadikan Proyek

Akhir. Penulis menjadi lebih memahami dan merasakan secara langsung permasalahan

yang akan diangkat dalam Proyek Akhir. Untuk tahap terakhir, penulis melakukan

pendekatan terhadap lingkungan, orang, serta narasumber yang terkait dengan

permasalahan yang akan diangkat dalam Proyek Akhir.

4. Pembentukan Tim Produksi

Produser menentukan dan memilih tim produksi sesuai dengan kebutuhan.

2. Produksi

Proses pengambilan gambar dan suara (shooting) sesuai dengan jadwal yang

telah disusun. Proses produksi pembuatan Program feature ini berlangsung selama 3

hari. Pengambilan gambar dilakukan di dua lokasi berbeda, yaitu di café Spiegel dan

candi tugu . Perpindahan lokasi memang membutuhkan tenaga dan waktu , namun

semua masih bisa diatasi. Cuaca dan atmosfer lingkungan menjadi kendala, karena

pengambilan gambar tanpa menggunakan pencahayaan buatan waktu siang hari.

Hujan sempat menghentikan proses produksi, namun dapat diatasi pada shooting hari

berikutnya.
21

3. Pasca Produksi

1. Logging and Capturing Proses memilih gambar sesuai dengan editing list

kemudian mentransfernya ke dalam peralatan editingpada komputer.

2. Editing Proses pengolahan gambar dengan cara memotong dan menyambung

gambar sesuai jalan cerita.

3. Musik &Sound Effect Penambahan musik atau efek suara khusus untuk

memberikan penguatan audio pada hasil gambar.

4. Desain Grafis Membuat desain grafis opening, transisi, closing serta bagian

lain yang diperlukan.

5. Mixing Proses memadukan antara gambar dan suara menjadi satu kesatuan

yang saling mendukung.

6. Color Correction Proses mengoreksi warna yang ada pada gambar agar sesuai

dengan yang direncanakan.

7. Titling Proses membuat text/tulisan seperti judul, nama pemain, nama kru, dan

sebagainya.

8. Preview Proses mengevaluasi hasil editing yang dibuat oleh editor sebelum

dinyatakan layak tayang.

9. Mastering Proses transfer hasil editing kedalam pita kaset, keping VCD,DVD

atau ke dalam media lain.

A. Konsep Kreatif

Salah satu unsur mutlak karya visual adalah: Harus ada perkembangan dan

perubahan fakta-fakta, jangan terlalu lama berdiam pada sebuah situasi statis.

Terkadang detil penjabaran sebuah informasi sangat dibutuhkan. Dituntut kreatif


22

untuk menciptakan perkembangan dan susunan adegan sesuai tuntutan periodisasi dan

kronologi peristiwa tersebut .

Materi produsi dapat berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda,

binatang, manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang

bermutu. Tapi semua itu masih harus dilengkapi dengan latar belakang yang jelas,

untuk itu perlu melakukan riset agar seluruh data yang diperoleh lebih mudah

diproduksi menjadi program yang baik.

Dari hasil suatu riset materi produksi tersebut muncul gagasan atau ide yang kemudian

diubah menjadi suatu tema. Tema ataupun konsep progam kemudian diubah menjadi

suatu treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan menjadi

paket acara. (Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, Jakarta,

Gramedia, 1997 hal 9). Treatment untuk setiap format acara berbeda-beda. Dari

treatment akan diciptakan naskah ( script ) atau langsunglangsung dilaksanakan

produksi suatu paket acara. Muatan sebuah acara sebetulnya sudah tampak ketika

gagasan diwujudkan menjadi treatment. Dari sinilah penyempurnaan konsep suatu acara

dapat dilaksanakan sehingga menghasilkan naskah yang baik.

B. Konsep Produksi

Dalam setiap produksi acara televisi memerlukan tahapan pelaksanaan

produksi yang jelas dan efisien dibandingkan tahap sebelumnya. Untuk melaksanakan

tahapan-tahapan produksi dilaksanakan sesuai dengan Standart Operation Produce (

SOP ).

Namun tidak semua acara terikat dengan SOP tersebut, seperti untuk acara yang

bersifat berita karena terikat dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya sehingga tidak
23

perlu melalui tahapan tersebut. Allan Wurtzel menjelaskan tahapan-tahapan dalam

proses produksi televisi dibagi menjadi empat tahapan, yaitu :

1. Perencanaan produksi (pre production planing)

2. persiapan dan latihan (setup dan rehealsal)

3. produksi (production)

4. penyesuaian (post production).

(Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Yogyakarta, Duta Wacana

University Press, 1994 Hlm 197)

C. Konsep Teknis

Pengertian Mekanisme dalam Kamus Terbaru Bahasa Indonesia mempunyai

makna cara kerja, (Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, Surabaya, Reality

Publisher, 2008 hal 107) sehingga mekanisme produksi mempunyai pengertian cara

kerja dalam merencanakan suatu program acara sehingga terbentuk suatu konsep yang

matang sebelum memproduksi suatu program acara.

Merencanakan sebuah produksi acara televisi memerlukan waktu yang cukup lama

dan berliku-liku, karena perlu direncanakan dengan cermat baik dari segi isi, format,

maupun pelaksanaan produksinya. Berfikir tentang produksi televisi bagi pengelola

yang profesional berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi dapat

menjadi suatu sajian yang bernilai dan memiliki makna. Hal ini juga terjadi pada

proses produksi program acara Superstar Show di Indosiar, dimana tim kreatif

melakukan riset terlebih dahulu sebelum memproduksi acara ini. Setelah melakukan

riset selanjutnya tim kreatif melakukan meeting yang dipimpin oleh produser.
24

Produksi yang bernilai dan berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang produser

yang memiliki visi. "Visi itu tubuh dari suatu acuan mendalam yang bermuara pada

orientasi, idiologi, religi, dan pemikiran-pemikiran kritis atas sarana yang dipakai

untuk menampilkan materi produksi". (Fred Wibowo, DasarDasar Produksi Program

Televisi, Jakarta, Gramedia, 1997 hal 7) Hasil produksi yang memiliki visi akan

kelihatan keunikan dari produksi itu. Ada lima hal yang sangat penting di dalam

merencanakan, memproduksi, dan menyiarkan suatu acara televisi. Lima hal tersebut

adalah:

1. materi produksi

2. sarana produksi ( equipment )

3. biaya produksi ( financial )

4. organisasi pelaksanaan produksi dan tahapan pelaksanaan produksi

(Fred Wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, Jakarta, Gramedia, 1997 hal

7)

3.1.6 Kendala Produksi dan Solusinya

Pada dasarnya setiap kegiatan produksi program acara televisi tidak terlepas

dari kendala yang dihadapi. Mulai dari kendala teknis, kru, talent, hingga kendala lain

yang tidak terduga, yang mau tidak mau harus ditangani dengan bijak, dan baik agar

dapat diminimalisir. Berbagai kendala mulai dari proses pra produksi, produksi, dan

pascaproduksi tentunya berbeda-beda.

Pada saat pra produksi kendala yang terjadi ialah mengenai persiapan waktu

produksi yang singkat, setting Lokasi, kebutuhan properti, dan masalah talent. Jadwal

produksi yang singkat mengakibatkan persiapan juga dituntut cepat dan efisien.

Banyak hal yang seharusnya bisa dipersiapkan secara baik dan matang, harus
25

ditentukan dengan tergesa-gesa. Pada akhirnya pengkarya harus bisa menerima hasil

yang sudah dibuat. Seperti perencanaan setting lokasi, saat membuat desain, banyak

hal yang harus dipertimbangkan dari segi biaya, bahan, alat, dan juga orang yang

setting Lokasi. Desain lokasi selesai dibuat pasti membutuhkan orang untuk bisa

mengestnya, karena pengkarya tidak memiliki kenalan seorang pembuat set lokasi

akhirnya harus mencari terlebih dahulu. Kemudian setelah mendapatkan orang yang

bisa setting lokasi kendala yang dihadapi saat proses setting ialah beberapa bagian

setting awal dan properti tidak sesuai dengan desain awal.

Kendala lain yang dihadapi pada saat praproduksi adalah talent yang tiba-tiba

membatalkan kehadiran secara sepihak itu terjadi pada host dikarenakan

kesalapahaman tempat pelaksanaan produksi. Membaut konsep isi acara harus

berubah terkait content acara script, dan properti tutorial. Solusi yang harus dilakukan

terkait waktu yang diberikan oleh pihak kampus sebaiknya dipastikan dengan baik

agar mahasiswa yang melaksanakan tugas akhir karya bisa maksimal. Masalah setting

panggung setidaknya sudah memiliki rencana opsi cadangan untuk mensiasati kendala

yang terjadi. Masalah Talent host dibutuhkan komunikasi yang lebih baik agar masalah

seperti itu dapat dihindari. Pada saat produksi juga terdapat kendala yang terjadi

terutama pada teknis. Alat kampus yang tidak memadai seperti clip on menjadi alat

penujang yang sangat penting, tidak diganti dengan yang baru mengakibatkan saat

produksi terjadi masalah pada suara yang dihasilkan. Segala macam cara sudah dicoba

untuk bisa meminimalisir kesalahan yang terjadi namun tetap tidak bisa. Berpengaruh

juga terhadap waktu produksi yang menjadi mundur. mengakibatkan waktu produksi

harus cepat terselesaikan. Proses shooting tidak sesuai dengan rundown produksi,

Solusi yang bisa dilakukan untuk kendala teknis, pengecekan alat benar-benar matang
26

jika dirasa alat tidak memadai sabaiknya mencari alternatif lain. Perihal talent

dibutuhkan komunikasi yang lebih baik agar masalah seperti itu tidak terjadi.

Dalam proses pascaproduksi kendala yang dihadapi adalah sulitnya mengedit

hasil audio untuk menjadi maksimal karena kendala audio saat produksi. Hasil akhir

video tidak sesuai dengan durasi yang direncanakan sebelumnya. Solusi yang bisa

dilakukan adalah sebaiknya pada saat produksi dan pascaproduksi benar-benar

dipersiapkan dengan matang


27

3.1.7 Lembar Kerja Produser

3.1.7.1 Working Schedule

3.1.7.2 Breakdown Budget

3.1.7.3 Shooting Schedule

3.1.7.4 Call Sheet

3.1.7.5 Daily Production Repoort

3.1.7.6 Equipent List


28

3.1.7 Lembar Kerja Produser

Pada tahap awal, penulis sebagai produser mencari konsep ide untuk membuat

sebuah magazine show yang sedang di minati oleh penonton. Lalu setelah itu, penulis

mencari tim yang bisa diajak bekerjasama dalam pembuatan karya ini lalu menentukan

jobdesk. Setelah menentukan jobdesk, produser berdiskusi dengan penulis naskah

dan sutradara untuk mengembangkan ide konsep yang telah dibuat oleh produser.

Selain menyiapkan konsep dan kru yang bertugas, penulis juga menentukan

siapa yang layak untuk menjadi narasumber dalam program magazine show kami yang

ber judul SI OTONG dengan mengambil tema “ Dunia Binatang “ .

Dalam tahapan syuting, penulis mengecek perlengkapan syuting, mengatur tim

sesuai jadwal syuting yang telah dibuat dan menyerahkan semua kepada sutradara.

Setiap selesai syuting, penulis melakukan evaluasi syuting yang bertujuan untuk me-

review apa saja yang kurang dalam syuting sehingga dapat diperbaiki untuk syuting

keesokan harinya.

Pada tahapan terakhir, disinilah tugas penulis sebenarnya, yaitu membuat dan

menyusun desain produksi dan lembar kerja seluruh kru yang bertugas dan juga

mengkalkulasikan seluruh pengeluaran yang ad


29

WORKING SCHEDULE

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : Si Otong Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy

Tabel III.1 Working Schedule

Target Per Minggu


NO Tahap Aktivitas September Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Menentukan Ö Ö
Crew
2 Pembagian Ö Ö
Jobdesk
3 Penemuan Ö Ö
Pra Ide
4 Produksi Pembentukan Ö Ö
Konsep
5 Penulisan Ö Ö Ö
Naskah
6 Hunting Ö Ö
Lokasi
7 Shooting Ö Ö
8 Produksi Evaluasi Ö
Produksi
9 Editing Ö Ö
Pra
10 Penyelesaian Ö Ö
Produksi
Dispro
30

BREAKDOWN BUDGED

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : Si Otong Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy

Tabel III.2 Breakdown Budget

No Item Jumlah Pengeluaran Total


1 Pra Produksi
Print Naskah 4 Lbr 4 x Rp. 1.000 = Rp 4.000
Print Surat Perizinan 5 Lbr 5 x Rp. 1.000 = Rp. 5.000
Print Shot List 5 Lbr 5 x Rp. 1.000 = Rp. 5.000

Fotocopy Naskah 40 Lbr 40 x Rp. 500 = Rp. 20.000

ATK Rp.195.000

Properti Artistik ( Binatang ) Rp. 430.000


Properti Artistik ( Barang ) Rp. 930.000
Logistik P3K - Milik Sendiri
31

Make Up - -
Wardrobe - -
Meeting Talent 3 Hari 3 x Rp. 50.000 = Rp. 150.000
Rekaman Soundtrack Original OST Rp. 1.000.000
Bensin Mobil 5 Hari 5 x Rp.50.000 = Rp. 250.000
TOTAL :
Rp. 2.989.000,00
2 Produksi
Alat Teknis
Sony a6300 Kit E 16-50mm 1 x 5 Hari Milik Sendiri
F3.5-5.6
Sony a6300 Only Body 1 x 5 Hari 175.000 x 5 = Rp. 875.000

Go Pro Hero 5 1 x 5 Hari Milik Sendiri

Lensa Sony FE 24 -70 mm GM 1 x 5 Hari 250.000 x 5 = Rp. 1.250.000,00


Lens
Tripod Manfrotto MT055CX 1 x 5 Hari 50.000 x 5 = Rp. 250.000
PRO
32

Boom mic Set Sennheiser MKH 1 x 5 Hari 150.000 x 5 = Rp. 750.000


416
Audio Recorder Zoom H4N 1 x 5 Hari Milik Sendiri
Wireless Clip On Sennheiser G3 1 x 5 Hari Rp. 125.000 x 5 = Rp. 625.000
Kabel HDMI to HDMI 1 x 5 Hari Rp. 50.000 x 5 = Rp. 250.000
Aputure LED Video AL-1987 ( 2 x 5 Hari 150.000 x 5 = Rp. 750.000
7 INCH)
Feel World Monitor 1 x 5 Hari Rp.100.000 x 5 = Rp. 500.000
Kabel HDMI Micro To HDMI Beli Rp.50.000
Extra Batrai sony 1 x 5 Hari Rp. 25.000 x 5 = Rp. 125.000
TOTAL :
Rp. 5.425.000
Komsumsi
Crew & Talent

Sabtu Pagi Rp. 20.000 x 1 Rp. 40. 000


Siang Rp. 20.000 x 1
Minggu Pagi Rp. 20.000 x 1 Rp. 40. 000
Siang Rp. 20.000 x 1
33

Senin Pagi Rp. 20.000 x 1 Rp. 40. 000


Siang Rp. 20.000 x 1
Selasa Pagi - -
Siang -
Rabu Pagi - -
Siang -
Air Mineral Oasis 1500 ml Rp.40.000 x 5 Rp.200.000
TOTAL :
Rp. 320.000
FEE Talent
Gani 1 Hari 500.000
Sofyan 1 Hari 350.000
Erik 1 Hari 350.000
Haikal 1 Hari 500.000
Takul 1 Hari 150.000
TOTAL :
Rp.1.850.000
Pasca Produksi 10.584.000
34

Print Poster 2 Lbr Rp. 17.500 x 2 = Rp. 35.000


CD – R / DVD 3 Pcs Rp. 7000 x 3 = Rp. 21.000
Case CD 2 Pcs Rp. 20.000 x 2 = 40.000
Print + Jilid Dispro Rp. 250.000
Komsumsi + Biaya Tak Terduga 3 Hari Rp.100.000

TOTAL :
Rp. 10.995.000
TOTAL KESELURUHAN : Rp. 10.995.000.00
35

SHOOTING SCHEDULE

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : Si Otong Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy

Tabel III.3 Shooting Schedule

No Hari Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan


1 Hari Pertama 04.00 – 05.00 Call Crew
Sabtu 29 Desember 2021 05.00 - 05.30 Persiapan Alat & Call
Talent
05.30 – 08.00 Perjalanan Menuju
lokasi Taman Puri
08.00 – 08.30 Set alat & Brifing
talent
08.30 – 12.00 Syuting di Taman Puri
12.00 – 13.00 Break
13.00 – 16.00 Syuting & Establish
Shoot
16.30 – 17.00 Set Alat Brifing
Talent
17.00 – 18.00 Cek Alat
18.00 – 20.00 Kembali Base Camp
20.00 – 20.30 Cek Alat Evaluasi
Team
36

SHOOTING SCHEDULE

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI Otong Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy

No Hari Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan


2 Hari Kedua 05.00 – 05.30 Call Crew
30 Desember 2021 05.30 – 06.00 Persiapan Alat & Call
Talent
06.00 – 07.00 Perjalanan Menuju
Rumah Nadhif
07.00 – 07.30 Set Alat & Brifing
07.30 – 12.00 Syuting di Rumah
Nadhif
12.00 – 13.00 Break
13.00 – 15.30 Syuting di Rumah
Nadhif
15.30 – 16.00 Break
16.00 – 17.30 Syuting Dirumah
Nadhif
17.30 – 18.00 Cek Alat & Evaluasi
18.00 – 19.00 Kemali Ke Base
Camp
5 Hari Ketiga 05.00 - 06.00 Call Crew
31 Desember 2021 07.00 – 07.30 Call Talent
07.30 – 08.00 Perjalanan Menuju
Rumah Nadhif
08.00 – 08.30 Set Alat & Brifing
Talent
37

08.30 – 11.30 Syuting di Rumah


Nadhif
11.30 – 13,00 Sholat Jumat &
Istirahat
13.00 – 17.30 Syuting di Rumah
Nadhif
17.30 - 18.00 Break
18.00 – 20.00 Syuting di Rumh
Nadhif
20.00 – 20.30 Set Alat
20.30 – 21.30 Evaluasi Tim
4 Hari Ke Empat 04.30 – 05.00 Call Crew
1 Januari 2022 05.00 – 05.30 Call Talent
05.30 – 07.00 Perjalanan Menuju
Lapangan Ahmad
Yani
07.00 – 07.30 Set Alat & Brifing
Talent
07.30 – 09.00 Syuting di Lapangan
Ahmad Yani
09.00 – 09.30 Set Alat
09.30 – 10.00 Menuju Rumah Mas
Gani
10.00 - 12.00 Syuting di rumah mas
Gani
12.00 – 13.00 Break
13.00 – 17.00 Syuting di rumah mas
Gani
17.00 – 17.30 Set Alat
17.30 – 18.00 Evaluasi Tim
38

CALL SHEET

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy

Tabel III.4 Call Sheet

CONTACT
NO NAMA JOB DESK
PERSON

1 Dimas Kresnadi Ramadhan Produser 0895 3218 31028

2 Putri Amaliyah Sutradara 089634588649

3 Hamdan Yuapy Penulis Naskah 089690659543

4 Yari Mukhtisar Camera Person 089631080203

5 Rivido Rachman Tata Artistik 08815352990

6 RizkI Kurniawan Penata Suara 081311362718

7 Nahdif Nikko Lighting Man 089699551707

8 Alvarizal Noor Fqyh Editort 08990648917

9 Gani Sugar Glider 081383850047

10 Sofyan Tokek 0895800096000

11 Eric Gecko 081210012367


39

DAILY PRODUCTION REPORT

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy
Hari/Tanggal : 29 / 12 / 2021 Lokasi : Lapangan Puri

Tabel III.5 Daily Production Report

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

Crew Call 04.00 04.20

Make Up Call - -

Costume Call - -

Perjalanan Ke lokasi 05.30 05.40

Pengambilan Gambar 07.30 07.30

Break 11.30 11.40


40

DAILY PRODUCTION REPORT

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy
Hari/Tanggal : 30 / 12 / 2021 Lokasi : Rumah Nadhif

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

Crew Call 04.00 04.20

Make Up Call - -

Costume Call - -

Perjalanan Ke lokasi 05.30 05.40

Pengambilan Gambar 07.30 07.30

Break 11.30 11.40

Selesai Produksi 18.00 18.30


41

DAILY PRODUCTION REPORT

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy
Hari/Tanggal : 31 / 12 / 2021 Lokasi : Rumah Nadhif

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

Crew Call 05.00 05.00

Make Up Call - -

Costume Call - -

Perjalanan Ke lokasi 07.30 07.40

Pengambilan Gambar 08.30 08.30

Break 11.30 11.40

Selesai Produksi 18.00 18.30


42

DAILY PRODUCTION REPORT

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 26 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy
Hari/Tanggal : 1 / 1 / 2022 Lokasi : Lap Ahmad Yani

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

Crew Call 04.30 04.50

Make Up Call - -

Costume Call - -

Perjalanan Ke lokasi 05.30 05.40

Pengambilan Gambar 07.30 07.50

Perjalanan Ke Lokasi 09.30 09.40

Pengambilan Gambar 10.00 10.30

Break 12.00 12.00

Selesai Produksi 17.30 18.00


43

EQUIPMENT LIST ( Check List Harian )

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy
Hari/Tanggal : 29 / 12 /2021 Lokasi : Taman Puri

Tabel III.6 Equipment List

Jumlah
Item Type Keterangan Milik
Barang
Sony a6300 Kit
Kamera Video Milik Sendiri 1 -
E 16-50mm
Sony a6300
Kamera Video Sewa 1 BSM
Body Only
Kamera Action Go Pro Hero 5 Milik Sendiri 1 -
Kamera BTS Canon 600 D Milik Sendiri 1 -
Sony FE 24 –
Lensa Sewa 1 BSM
70 mm F2,8
Sony
Batre Sewa 1 BSM
NP – FW 50
Monitor LG 20 inch Milik Sendiri 1 -
Monitor Feel World F5 Sewa 1 BSM
Manfrotto
Tripod Sewa 1 BSM
MT005CX
Aputure led
Lighting Sewa 2 BSM
video AL – 198
Audio Record
Audio Zoom Milik Sendiri 1 -
ZOOM H4N
Clip OnWireless Senheiser G4 Sewa 2 BSM
Senheiser
Boom Mic Sewa 1 BSM
MKH – 416
Kabel HDMI Sewa 1 BSM
Laptop HP & Macbool Milik Sendiri 2 -
44

EQUIPMENT LIST ( Check List Harian )

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy
Hari/Tanggal : 30 / 12 /2021 Lokasi : Rumah Nadhif

Jumlah
Item Type Keterangan Milik
Barang
Sony a6300 Kit
Kamera Video Milik Sendiri 1 -
E 16-50mm
Sony a6300
Kamera Video Sewa 1 BSM
Body Only
Kamera Action Go Pro Hero 5 Milik Sendiri 1 -
Kamera BTS Canon 600 D Milik Sendiri 1 -
Sony FE 24 –
Lensa Sewa 1 BSM
70 mm F2,8
Sony
Batre Sewa 1 BSM
NP – FW 50
Monitor LG 20 inch Milik Sendiri 1 -
Monitor Feel World F5 Sewa 1 BSM
Manfrotto
Tripod Sewa 1 BSM
MT005CX
Aputure led
Lighting Sewa 2 BSM
video AL – 198
Audio Record
Audio Zoom Milik Sendiri 1 -
ZOOM H4N
Clip OnWireless Senheiser G4 Sewa 2 BSM
Senheiser
Boom Mic Sewa 1 BSM
MKH – 416
Kabel HDMI Sewa 1 BSM
Laptop HP & Macbool Milik Sendiri 2 -
45

EQUIPMENT LIST ( Check List Harian )

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy
Hari/Tanggal : 31 / 12 /2021 Lokasi : Rumah Nadhif

Jumlah
Item Type Keterangan Milik
Barang
Sony a6300 Kit
Kamera Video Milik Sendiri 1 -
E 16-50mm
Sony a6300
Kamera Video Sewa 1 BSM
Body Only
Kamera Action Go Pro Hero 5 Milik Sendiri 1 -
Kamera BTS Canon 600 D Milik Sendiri 1 -
Sony FE 24 –
Lensa Sewa 1 BSM
70 mm F2,8
Sony
Batre Sewa 1 BSM
NP – FW 50
Monitor LG 20 inch Milik Sendiri 1 -
Monitor Feel World F5 Sewa 1 BSM
Manfrotto
Tripod Sewa 1 BSM
MT005CX
Aputure led
Lighting Sewa 2 BSM
video AL – 198
Audio Record
Audio Zoom Milik Sendiri 1 -
ZOOM H4N
Clip OnWireless Senheiser G4 Sewa 2 BSM
Senheiser
Boom Mic Sewa 1 BSM
MKH – 416
Kabel HDMI Sewa 1 BSM
Laptop HP & Macbool Milik Sendiri 2 -
46

EQUIPMENT LIST ( Check List Harian )

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 26 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy
Hari/Tanggal : 1 / 1 /2022 Lokasi : Lap Ahmad Yani

Jumlah
Item Type Keterangan Milik
Barang
Sony a6300 Kit
Kamera Video Milik Sendiri 1 -
E 16-50mm
Sony a6300
Kamera Video Sewa 1 BSM
Body Only
Kamera Action Go Pro Hero 5 Milik Sendiri 1 -
Kamera BTS Canon 600 D Milik Sendiri 1 -
Sony FE 24 –
Lensa Sewa 1 BSM
70 mm F2,8
Sony
Batre Sewa 1 BSM
NP – FW 50
Monitor LG 20 inch Milik Sendiri 1 -
Monitor Feel World F5 Sewa 1 BSM
Manfrotto
Tripod Sewa 1 BSM
MT005CX
Aputure led
Lighting Sewa 2 BSM
video AL – 198
Audio Record
Audio Zoom Milik Sendiri 1 -
ZOOM H4N
Clip OnWireless Senheiser G4 Sewa 2 BSM
Senheiser
Boom Mic Sewa 1 BSM
MKH – 416
Kabel HDMI Sewa 1 BSM
Laptop HP & Macbool Milik Sendiri 2 -
47

EQUIPMENT LIST ( Check List Harian )

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy
Hari/Tanggal : 1 / 1 /2022 Lokasi : Rumah Gani

Jumlah
Item Type Keterangan Milik
Barang
Sony a6300 Kit
Kamera Video Milik Sendiri 1 -
E 16-50mm
Sony a6300
Kamera Video Sewa 1 BSM
Body Only
Kamera Action Go Pro Hero 5 Milik Sendiri 1 -
Kamera BTS Canon 600 D Milik Sendiri 1 -
Sony FE 24 –
Lensa Sewa 1 BSM
70 mm F2,8
Sony
Batre Sewa 1 BSM
NP – FW 50
Monitor LG 20 inch Milik Sendiri 1 -
Monitor Feel World F5 Sewa 1 BSM
Manfrotto
Tripod Sewa 1 BSM
MT005CX
Aputure led
Lighting Sewa 2 BSM
video AL – 198
Audio Record
Audio Zoom Milik Sendiri 1 -
ZOOM H4N
Clip OnWireless Senheiser G4 Sewa 2 BSM
Senheiser
Boom Mic Sewa 1 BSM
MKH – 416
Kabel HDMI Sewa 1 BSM
Laptop HP & Macbool Milik Sendiri 2 -
48

3.2 Proses Kerja Sutradara

Dalam sebuah produksi film seorang sutradara pun diwajibkan agar

membangun sebuah ikatan kerja yang sangat kuat bersama team maupun talent, karena

seorang sutradara adalah orang yang bertanggung jawab dalam proses kegiatan

produksi serta mampu mewujudkan gagasan secara kreatif dan menarik dari sebuah

skenario menjadi bentuk audio visual.

Menurut Naratama (2013:05) menyimpulkan bahwa : Sutradara Televisi

adalah sebutan bagi seseorang yang mempunyai profesi menyutradarai Program

Acara Televisi baik untuk Drama ataupun Nondrama, dalam produksi single ataupun

multi-camera. Sutradara Televisi juga bertanggung jawab untuk mengawasi aspek

kreatif dari program acara atau film di bawah produser.

Sutradara Televisi mempunyai wewenang dalam memutuskan bagaimana

acara tersebut akan berjalan. Sutradara Televisi juga bertanggung jawab untuk

menjalankan script yang dibuat berjalan sesuai dengan proses shooting.

Tanggung jawab lainnya adalah menentukan sudut pengambilan gambar, efek

lensa, dan pencahayaan yang diperlukan saat proses shooting, tentu hal tersebut sesuai

dengan naskah yang dibuat dengan alur cerita yang sudah direncanakan pada persiapan

produksi. Saat proses shooting Sutradara Televisi dibantu oleh cinematographer untuk

mengatur tata letak ruangan dan aktor. Seorang Sutradara Televisi juga harus selalu

berkoordinasi dengan produser dalam melaksanakan tugasnya. Diantaranya

bagaimana menterjemahkan naskah menjadi naskah yang dapat diproduksi,

melakukan seleksi artis, mengatur latihan para artis, mengarahkan proses shooting,
49

menentukan cakupan kamera dan sudut pengambilan gambar dan sebagainya.

Sutradara Televisi akan sangat menentukan kelancaran proses shooting.

3.2.1 Pra Produksi

Pada saat praproduksi sutradara bersama tim melakukan rapat untuk

menentukan ide kreatif sampai menentukan biaya yang harus dikeluarkan agar menjadi

acuan pada saat produksi.

Menurut latief dan utud (2015:148) menyimpulkan bahwa : praproduksi adalah

tahap pelaksanaan pembahasan dan pencarian ide, gagasan, perencanaan, pemilihan

talent, lokasi dan krabat kerja.”

Tahapan yang dilakukan untuk merancang produksi program nondrama

televisi SI OTONG pada saat praproduksi:

a. Penentuan Ide Cerita

Langkah awal untuk sutradara adalah menemukan dan menetukan ide cerita

dengan berdiskusi dengan team. Setelah ide ditemukan peran sutradara adalah

mempelajari dan mengembangkan ide tersebut dari sumber-sumber yang ada,

sehingga dapat dipahami secara benar. Untuk ide ini sendiri yaitu mengangkat dan

memperbaharui acara Magazine show yang sudah ada dan di tambah sisi unik untuk

pembeda dengan ide yang sudah ada.

b. Survey Lokasi

Pada tahap ini sutradara ikut dalam melihat lokasi yang akan dituju, karena

sutradara akan melihat dan mencari apa yang ada di daerah tersebut dan menentukan

sudut pengambilan gambar. Dalam hal ini lokasi yang di ambil adalah tempat umum
50

seperti taman bermain, Lapangan Ahmad Yani, Alun-alun kota Tangerang, Taman

perumahan komplek bintaro, taman perumahan komplek Puri Kembangan. Sutradara

dan team juga meminta izin lokasi kepada sekertariat daerah tersebut untuk kelancaran

shooting pada saat produksi.

c. Pembuatan Director Treatment

Menurut Naratama (2013 :112) memberikan batasan bahwa “Treatment harus

dibuat sedetail mungkin agar tidak terjadi kesalahan yang mendasar.”

Setelah ide di temukan, naskah sudah dibentuk dan lokasi shooting di dapat, sutradara

membuat director treatment untuk acuan pada saat produksi.

3.2.2. Produksi

Produksi pada tahapan ini dimana segala sesuatu yang telah dipersiapkan

ditahap praproduksi secara mendalam dieksekusi atau saatnya untuk melakukan

shooting. Kelancaran saat produksi sendiri tergantung pada kekompakan dan kerja

sama tim di lapangan.

Menurut Latief dan Utud (2015:152) menyimpulkan bahwa : Pengertian

produksi (production) adalah upaya mengubah naskah menjadi bentuk audio video

(AV). Produksi berupa pelaksanaan perekaman gambar (taping) atau siaran langsung

(live). Pada program informasi yang terikat waktu (time concern) dapat diproduksi

tanpa set up atau rehearsal baru dapat dilakukan perekaman atau siaran langsung.

Menghadapi beranekaragam karakter dari crew SI OTONG dan narasumber,

lokasi yang sulit dijangkau dan tidak nyaman, rasa lelah semua itu dapat menjadi

masalah ketika proses produksi berlangsung. Namun, sebagai sutradara diperlukan

kebijaksaan dalam menghadapi kendala-kendala yang terjadi di lapangan, agar proses


51

produksi tetap bisa berjalan dengan sesuai rencana dan menghasilkan karya yang

memuaskan.

Pada saat produksi berlangsung seorang sutradara sangat berperan penting,

karena seorang sutradara bertanggung jawab atas pengambilan sudut gambar,

memberikan arahan ke pada host, disini Penulis sangat dituntut untuk mengeluarkan

kreatifitas dalam seni audio visual dan seorang penulis adalah orang yang bertanggung

jawab atas bagus tidaknya sebuah karya.

Pada tahap produksi, pengambilan gambar (shooting) dilakukan hingga tuntas.

Kebutuhan pengambilan gambar sebelumnya telah dirumuskan pada tahap

praproduksi dalam bentuk director treatment yang mencakup banyak informasi

termasuk sudut pengambilan gambar (angle). Pada kebanyakan drama televisi

komersial, kegiatan shooting merupakan tahapan kegiatan yang berbiaya produksi

paling tinggi disebabkan keterlibatan banyak kru, pemain

(aktor/aktris) itu sendiri, serta pemakaian alat-alat canggih yang dibayar sebagai sewa

harian. Karena itu dapat dengan mudah dipahami bahwa kegiatan praproduksi yang

baik dapat menuntun jalannya kegiatan produksi agar berjalan dengan efektif dan

efisien.

3.2.3. Pasca Produksi

Proses ini adalah tahap akhir dalam suatu proses produksi. Editing adalah tahap

dalam hal ini, sekalipun proses editing dilakukan pada tahap pascaproduksi namun

seluruh keperluan untuk proses ini dirancang dan dipersiapkan semenjak tahap

praproduksi.
52

Tahap pasca produksi adalah tahap dimana tahapan praproduksi dan produksi

telah di laksanakan, pada saat ini penulis bertanggung jawab untuk berdiskusi dengan

editor untuk langkah editing, penulis berperan untuk memberikan arahan terhadap

gambar yang telah diambil, dan penulis menuntun editor agar tidak melenceng dari

skenario.

3.2.4. Peran dan Tanggung Jawab Sutradara

Menurut Naratama (2013:46) ”Seorang sutradara televisi harus siap

menjalankan tugas sebagai penasihat teknik produksi baik produksi single maupun

multi-camera”.

Tugas sutradara dalam produksi SI OTONG adalah memimpin jalannya

shooting pada saat produksi, Namun sutradara juga mempunyai tugas saat praproduksi

dan pascaproduksi. Pemahaman praproduksi akan mencegah sikap arogan dan

tuntutan yang berlebih atas peralatan dan aspek-aspek penunjang produksi yang sudah

menjadi tanggung jawab tim selama praproduksi. Berikut ini adalah tahapan sutradara

dalam perannya sebagai sutradara, antara lain:

a. Mengembangkan sebuah ide yang sudah tercipta dan menyusun menjadi

sebuah konsep pembaharuan sebuah program nondrama

SI OTONG dengan membuat host voice talent lebih santai pada setiap

segmentnya.

b. Menentukan subjek salah satu bagian terpenting dalam proses produksi ini

karena subjek berperan sebagai narasumber yang akan digali informasinya

demi kebutuhan riset.

c. Pada saat riset, sutradara banyak berbincang-bincang dengan narasumber

untuk mendapatkan informasi lebih banyak.


53

d. Mengatur sudut pengambilan gambar dan mengatur host voice talent saat

wawancara dengan narasumber agar mendapatkan gambar yang baik.

e. Sebelum melakukan wawancara dibutukan waktu untuk berinteraksi kepada

narasumber untuk mengetahui menjelaskan pertanyaan-pertanyaan.

3.2.5. Proses Penciptaan Karya

Sutradara program magazine show bertanggung jawab atas pembuatan karya

maka seorang sutradara sangat berperan penting pada saat pengambilan gambar,

mengarahkan host voice talen dan narasumber, dan memimpin jalannya produksi.

A. Konsep kreatif

Penulis dipercayai sebagai sutradara, dan dipercaya memimpin produksi ini,

berusaha untuk semaksimal mungkin dari tahap awal praproduksi sampai

pascaproduksi. Dari beberapa ide dasar akhirnya tim memutuskan untuk mengangkat

SI OTONG sebagai program magazine show, program ini sutradara berusaha

mengemas semenarik mungkin untuk divisualisasikan kepada khalayak penonton.

Dengan menyusun program dengan tiga rubrik di bagi empat segment, tiga rubrik itu

sendiri masing- masing mempunyai nama.

B. Konsep Produksi

Sebelum melakukan produksi, tugas sutradara adalah mengumpulkan ide

dasar yang ditemukan, tidak langsung ditentukan melainkan melewati segala

pertimbangan dan melewati tahapan riset, dari tahapan riset akan ditemukan titik

terang sebuah ide cerita. Pada saat produksi saatnya menuangkan ide-ide tertulis

maupun visualisasi, saat melakukan wawancara selaku sutradara memberikan

pengarahan kepada narasumber dari setting tempat untuk kenyamanan pada saat
54

melakukan wawancara menentukan blocking kamera shoot size dan looking room

untuk menghasilkan gambar yang diinginkan, mengarahkan tim produksi dilapangan

untuk tidak mengganggu jalannya produksi dalam hal apapun, baik teknis maupun

non teknis demi kelancaran sebuah proses produksi.

Konsep Teknis

Dalam proses produksi ini, alat perekam secara audio dan visual pun

ditentukan. Seperti halnya untuk alat perekam audio menggunakan clip-on dan

microphone, agar suara terdengar lebih jelas hasilnya.

3.2.6. Kendala Produksi dan Solusinya

Pada saat produksi tidaklah berjalan mulus seperti yang di rencanakan, selalu

ada kendala pada saat produksi. Kendala pertama terjadi pada setting lokasi di Pada

saat survei di tempat lokasi kedua (taman perumahan Bintaro) sedikit mengalami miss

comunication dengan pengelola, yang mengira kami akan shoting untuk komesil. Dan

setelah di jelaskan bahwa kami shooting untuk tugas kampus tidak untuk komersil,

akhirnya kami berhenti untuk shoot dilokasi tersebut dan pindah ke lokasi cadangan.

Dan saat shootng di Taman perumahan Puri Kembangan kami mengalami

kesulitan saat mengambil gambar dikarenakan adanya kendala terhadap cuaca pada

hari pertama syuting, tiba-tiba cuaca berubah menjadi hujan dan akhirnya kita

memutuskan menunggu hujan reda untuk meneneruskan proses produksinya.


55

3.2.7. Lembar Kerja Sutradara

3.2.7.1 Konsep penyutradaraan

3.2.7.2 Casting List

3.2.7.3 Director Treatment (Shooting List)

3.2.7.3 Script Breakdown Sheet


56

3.2.7. Lembar Kerja Sutradara

3.2.7.1 KONSEP PENYUTRADARAAN

a. Konsep Menonton terdiri dari tiga, yaitu:

1. What people want to see

Dengan target audience semua kalangan umur acara ini memiliki 3 rubrik, yaitu

mengenal jenis-jenis hewan nocturnal, mengenal cara perawatan, mengenal cara

berkembang biak, selalu membahas dengan bahasan yang santai dan menarik

untuk penonton. yang ingin penonton lihat pada program acara magazine show SI

OTONG adalah seputar dengan dunia binatang, karna program acara ini dominan

kebahasan seputar binatang, penonton ingin melihat bahasan dan informasi yang

mengedukasi.

2. What people need to see

Dengan bahasan yang dominan kepada binatang tentu program acara ini memiliki

beberapa acara selain seputar dunia binatang yang penonton butuh untuk

menyaksikan, penonton butuh bahasan edukatif dan inspiratif untuk mengetahui

perkembangan edukatif serta penonton butuh untuk melihat karya karya edukasi.

3. What people want and need to see


57

Pembahasan mengenai binatang atau satwa tentu memiliki tujuan. untuk mencapai

suatu tujuan dalam bahasan seputar binatang penonton ingin dan perlu menonton

proses pembutan untuk mencapai suatu tujuan dalam pembahasan seputar

binatang atau satwa di Indonesia.

b. Konsep Sinematografi

Program SI OTONG memilih format full HD video (Full High Difinition) untuk

mewujudkan visualnya. Full HD dipilih karena bisa mencapai karakteristik gambar

yang sederhana dengan kualitas gambar yang bagus karena udah dipakai dalam standar

bioskop digital.

c. Konsep Lighting

Dalam program acara SI OTONG penulis mengkonsepkan 3 point lighting pada

bagian studio.

Ø Type of Shot Type of shot

yang dominan di pakai adalah MLS (Medium longshot) berfungsi untuk

memperlihatkan keunikan dan detail expresi, detail tubuh dari hewan hewan yang

lucu-lucu untuk para penonton.

Ø Konsep Artistik

. 1) Setting lokasi syuting lebih mencari suasana hijau alam karna Ketika membahas

dunia binatang atau satwa lebih cocok dialam terbuka, kita juga ada setting lokasi

indoor untuk menjaga jaga ketika terjainya perubahan cuaca.


58

2) Kostum narasumber dalam program SI OTONG memakai kostum casual agar

terlihat tetap fashionable.

3) Makeup narasumber pada program SI OTONG ini tidaklah berlebihan, hanya make

up yang sedikit dan natural membuat mereka tampil begitu cocok pada saat

menjelaskan tentang beberapa binatang.

f. Konsep Editing

Bumper dengan memakai potongan shot dan selanjutnya diisi dengan text, tamplate,

transisi, coloring yang sesuai dengan konsep program dengan paduan warna yang

cerah, bertujuan untuk menunjang look dan mood yang menarik untuk penonton.

g. Konsep Suara

1. Speech

Dialog pada program ini dilakukan oleh Voice Talent dan narasumber, yang digunakan

untuk mencapaikan informasi pada naskah.

2. Musik

Instrumen yang sedikit beat agar stockshoot yang ditampilkan sampai dimata

penonton. Kemudian pada bahasan santai hingga sedang penulis sesuaikan dengan

menambah musik dengan tempo pop hingga medium beat.

3.2.7.2 Casting list


59

CASTING LIST

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 26 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy

Tabel III.7 Casting List


Narasumber Karakter Talent Nara Sumber
NO Calon Contact
Nama Sifat Fisik
Narasumber Person
Tinggi,
Kurus,
Berkulit
Sofyan Putih, 0812 1001
1 -
( Tokek ) Rambut 2367
Pendek
Badan
Sedang

Tinggi
Kurus
Eric Berkulit 0895 8000
2 -
( Gecko ) Sawo 96000
Rambut
Pendek

Tinggi
Badan
Gemuk,
Gani 0813 8385
3 - kulit sawo
( Sugar Glider ) 0047
matang
rambut
pendek

Badan
Gemuk
Putri
Berkulit
4 ( Si Otong ) -
Sawo
VO
Matang
Berkerudung
3.2.7.3 Director Treatment

DIRECTOR TREATMENT

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 26 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy

Tabel III.8 Director Treatment

INT/
NO SEGMEN SHOT SIZE ANGLE TREATMENT D/N DIRECTION AUDIO
EXT

1 1 MS HIGH ANGLE STILL EXT D OPENING (VO Otong)


OPENING

2 2 MS EYE LEVEL PANNING EXT D OPENING “Hallo teman teman


kenalin nama aku otong

3 3 MS EYE LEVEL STILL EXT D OPENING di episode ini otong mau


kenalin ke teman teman
4 4 MS HIGH ANGLE PANNING EXT D OPENING
55

beberapa hewan
5 5 MCU HIGH ANGLE STILL EXT D OPENING nokturnal

tetap pantengin otong


6 6 LS LOW ANGLE STILL EXT D OPENING
terus ya”

7 7 MCU EYE LEVEL STILL EXT D OPENING

(VO otong)

“wih hewan apa tuh


Sugar glider sedang guys, hayo kira kira ada
8 1 8 LS HIGH ANGLE FOLLOW EXT D bermain dan berlompat- yang tau gak itu hewan
lompat dengan ownernya. apaa?
Apa? Tupai terbang?
Hihihi salah ya teman
teman”
56

(VO Otong)

“itu adalah sugar glyder,


Sugar glider berada di lucu banget kan, sugar
Pundak ownernya. Dan glyder memang mirip
menjelaskan apa dengan tupai terbang,
9 9 MS EYE LEVEL STILL EXT D
perbandingan antara tupai perbedaan di antara
terbang dengan sugar keduanya ialah sugar
glider glyder merupakan hewan
marsupial, sedangkan
tupai terbang merupakan
hewan pengerat”

(VO Otong)
Owner membuka kendang
10 10 LS EYE LEVEL STILL EXT D batok sugar glider, dan “Yuk kita mengenal
sugar glider pun keluar. sugar glyder lebih dalam
lagi”
57

(VO otong)

“Sugar glyder ini


Gambaran kangguru merupakan hewan
(source : google no mamalia yang
copyright) dan sugar masih satu keluarga loh
11 11 MCU HIGH ANGLE STILL EXT D
glider yang sedang sama kangguru, karna
menyusui anaknya kedua nya sama sama
dikantungnya. memiliki kantong untuk
menyimpan dan
menyusui anaknya
setelah melahirkan”

Terlihat induk sugar glider


dan anaknya masuk
12 12 MS HIGH ANGLE FOLLOW EXT D “Backsound musik”
kedalam pouch yang ada
dikandangnya.

(VO Otong)
Sugar glider sedang main
13 13 LS EYE LEVEL FOLLOW EXT D kejar-kejaran dengan “habitat asli sugar glyder
ownernya. berasal dari Australia
dan Indonesia(papua)”

Owner sugar glider sedang (VO otong)


14 14 MCU EYE LEVEL STILL EXT D
mengelus sugar glider.
58

“meskipun ukuran sugar


glyder sangat mungil
dengan panjang 24-30cm
(VO Otong)
Terlihat sugar glider
15 15 MCU EYE LEVEL PANNING EXT D
sedang tidur di pouch nya “dan berat 115-140
gram”
(VO Otong)
Sugar glider sedang
16 16 MS LOW ANGLE PANNING EXT D memakan jangkrik “Ternyata hewan ini bisa
didalam kandangnya. melompat hingga 150
kaki loh”
(VO Otong)
Terlihat sugar glider
17 17 MS LOW ANGLE STILL EXT D sedang melompat dan “Atau setara dengan 50
melayang. meter, wah unik banget
ya”
(VO Otong)

“sugar glyder ini bisa di


Sugar glider sedang bilang kecil kecil cabe
18 18 LS HIGH ANGLE FOLLOW EXT D bermain dan berlarian di rawit loh, buktinya
lapangan. hewan ini bisa bertahan
hidup hingga 9-10 tahun
jika di plihara dengan
baik ya”
59

(VO Otong)

Sugar glider berada “usia ini setara dengan


19 19 MS EYE LEVEL PANNING EXT D
ditangan ownernya masa hidup anjing dan
kucing peliharaan pada
umum nya”
(VO Otong)

“tapi disisi lain jika


Sugar glider sedang hidup di alam atau di
20 20 LS EYE LEVEL FOLLOW EXT D
berlari menuju ownernya habitat aslinya sugar
glyder memiliki rentan
hidup yang lebih
pendek”
(VO Otong)

Terlihat sugar glider “karena disebabkan oleh


gangguan predator
21 21 MCU HIGH ANGLE STILL EXT D berada di kantung baju
alaminya seperti ular
ownernya.
,kucing liar,rubah,
burung hantu dan hewan
lainnya.”
(VO Otong)

Sugar glider sedang “Perawatan sugar glyder


22 22 MS HIGH ANGLE STILL EXT D dibersihkan menggunakan juga cukup mudah
tissue basah. dengan cara
membersihkan tubuh
sugar glyder
60

menggunakan tisu
basah”

(VO Otong)

Terlihat detail kuku sugar “Setelah dibersihkan


23 23 ECU EYE LEVEL FOLLOW EXT D
glider
jangan lupa potong
kukunya juga ya”
Owner sugar glider sedang
24 24 LS EYE LEVEL STILL EXT D memotong kuku sugar “Backsound musik”
glider.
(VO Otong)

“pasti temen-temen
Terlihat detail kuku yang
25 25 ECU EYE LEVEL STILL EXT D dirumah pada penasaran
sedang dipotong.
ya, kita tanya aja yuk
apasih keunikan sugar
glider?”
Penjelasan keunikan sugar “Jawaban keunikan
26 26 LS EYE LEVEL STILL EXT D glider oleh ownernya atau sugar glider dari
narasumber. narasumber”
Penjelasan keunikan sugar “Jawaban keunikan
27 27 MCU EYE LEVEL STILL EXT D glider oleh ownernya atau sugar glider dari
narasumber. narasumber”
(VO Otong)
Terlihat sugar glider
28 28 CU EYE LEVEL STILL EXT D sedang makan di tangan
ownernya. “kira-kira sugar glider
suka makan apa aja ya?”
61

Penjelasan apa saja


“Jawaban macam-
makanan sugar glider oleh
29 29 LS EYE LEVEL STILL EXT D macam makanan sugar
ownernya atau
glider dari narasumber”
narasumber.
Penjelasan apa saja
“Jawaban macam-
makanan sugar glider oleh
30 30 MCU EYE LEVEL STILL EXT D macam makanan sugar
ownernya atau
glider dari narasumber”
narasumber.
Sugar glider sedang
31 31 MS EYE LEVEL FOLLOW EXT D memakan jangkrik di “Backsound musik”
dalam pouch.
(VO Otong)

“sugar glider juga


senang memanjat loh,
Sugar glider adu
yuk kita tes
32 32 LS EYE LEVEL FOLLOW EXT D ketangkasan dengan
ketangkasannya. Hayo-
memanjat tali.
hayo hayo-hayo, yang
menang duluan nanti
otong kasih makanan
ya”
(VO Otong)
Terlihat sugar glider
“yeayy.. menang.
33 33 LS LOW ANGLE STILL EXT D sampai di atas dan sudah
Ternyata yang menang
menang.
omen, nih otong kasih
makanan buat omen”
Sugar glider memakan
(VO Otong)
34 34 MCU EYE LEVEL STILL EXT D jangkrik hadiah dari
otong.
62

“nih otong kasih


makanan buat omen”

(VO Otong)

Terlihat hamster sedang “Nah siapa sih yang gak


35 35 LS EYE LEVEL STILL INT D
membersihkan mukanya. kenal dengan hewan
imut dan lucu yang satu
ini”
(VO Otong)
Hamster sedang bermain
36 36 MS EYE LEVEL STILL INT D
di puteran ufo “yap benar sekali ini
adalah hamster”
(VO Otong)

“mamalia imut satu ini


2
merupakan hewan
Terlihat Hamster sedang
37 37 MS EYE LEVEL STILL INT D pengerat juga loh seperti
bermain dan tidur.
tupai, habitat aslinya
adalah di eropa sampai
siberia, mongolia dan
tiongkok”
(VO Otong)
Hamster sedang
38 38 MS HIGH ANGLE STILL INT D
berguling-guling di pasir. “Mereka suka banget loh
tinggal di pasir”
(VO Otong)
Hamster sedang menggali
39 39 LS EYE LEVEL STILL INT D
pasir.
“dan bebatuan”
63

(VO Otong)
Terlihat hamster sedang
40 40 LS EYE LEVEL FOLLOW INT D “dan yang lebih lucu nya
makan.
lagi dia menyimpan
makanan di pipinya”
(VO Otong)
Hamster gembul turun
41 41 LS EYE LEVEL STILL INT D dari permainan dan “hingga terlihat gembul
berjalan. dan menggemaskan,
yakan lucu banget hehe”
(VO Otong)

“makanan hamster
cukup beragam, karena
dia adalah hewan
Terlihat hamster sedang omnivora yang
42 42 LS EYE LEVEL FOLLOW INT D pemakan segalanya,
makan dan bermain.
kebanyakan pemilik
hamster sering
memberikan makanan
seperti biji bijian,
sampai binatang kecil
dan lainya”
(VO Otong)

Hamster sedang bermain “Temen otong yang


43 43 LS HIGH ANGLE FOLLOW INT D satu ini seneng banget
permainan ufo.
loh bermain dan
berolahraga oleh karena
itu, mereka terkenal
64

dengan berbagai
macam perminan yang
lucu lucu”
(VO Otong)

“ Teman teman kita adu


kecapatn hamster yu di
labirin, Hayu hayu kita
mulai ya, wih kalian
seru banget main
labrinya, kira kira siapa
ya yang sampai garis
finish duluan?”
“loh, loh ko kamu balik
Terlihat hamster adu
44 44 LS HIGH ANGLE FOLLOW EXT D kecepatan di dalam lagi sih ?
Kamu pasti nungguin
labirin.
teman kamu ya ?
tenang aja teman kamu
tidak kemana manako.
Nah itu jalan yang
benar, hayo hayo kamu
pasti bisa, dikit lagi
kamu sampai garis
finish, yeay kamu
menang, ga ada deh
yang bisa ngalahin
kamu”
Hamster sedang berjalan (VO Otong)
45 45 LS HIGH ANGLE STILL EXT D
menghampiri makanan
65

“ Eh eh eh ini bapak nya


hamster ya guys?”

(VO Otong)

“hoalah ternyta beda ya


Terlihat 2 hamster sedang guys,yups memang
46 46 TS HIGH ANGLE STILL EXT D
makan Bersama. sejelas mirip ya mereka
berdua,tetapi hamsterdan
marmot berbeda ya
guys”
(VO Otong)

“nah kalo marmot


Detail bagian muka
47 47 CU EYE LEVEL STILL EXT D berasal dari pegunungan
marmot.
eropa,amerika
serikat,dan kanada
bagian utara”
(VO Otong)

“ Dari ukuran juga


mreka jelas
Terlihat perbandingan berbeda,ukuran marmut
48 48 LS HIGH ANGLE STILL EXT D ukuran hamster dan
marmot. lebih besar di
bandingkan dengan
ukuran tubuh
hamster,perbandingann
66

ya bisa mencapai5 kali


lipat loh, pada umum
nya hamster berukuran
2-5cm,
sedangkan marmot
memiliki ukuran kurang
leih 10-25cm”
(VO Otong)

“makanan hamster dan


Mamut sedang memakan marmot juga berbeda,
49 49 LS HIGH ANGLE STILL EXT D
wortel. hamster pemakan biji
bijian sedangkan marmot
menyukai rumput
rumputan dan sayuran”
(VO Otong)

“marmot merupakan
binatang yang
sosial,suka hidup ber
Terlihat marmot sedang
50 50 LS HIGH ANGLE FOLLOW EXT D kelompok dan di
bermain dan berlari.
dominasi dengan
marmot jantan, oleh
karna itu marmot tidak
dapat di plihara sendiri
ya guys,karna marmot
67

akan sangat mudah


depresi”

(VO Otong)
Terlihat landak
“Itu kok Kayak mainan
51 51 MS HIGH ANGLE STILL INT D membulatkan badan
bola-bolaan yang berduri
seperti bola berduri.
ya. Eh, eh, ternyata
kamu tohh landak mini”
(VO Otong)
Terlihat landak
52 52 LS HIGH ANGLE STILL INT D membulatkan badan
“ lagian sih kamu pake
seperti bola berduri.
ngebuntel segala”
(VO Otong)
3
Terlihat landak mini “ jadi otong ngiranya
53 53 MS HIGH ANGLE STILL INT D
sedang berjalan kamu itu bola berduri
hehe, oh iya temen-
temen kenalin nih”
(VO Otong)

“temen otong satu ini


Terlihat landak mini juga bisa di sebut
54 54 ECU HIGH ANGLE STILL INT D
sedang berjalan Hedgehog. Kira-kira
temen-temen dirumah
ada yang tau ga, landak
mini berasal dari mana?”
68

(VO Otong)

Animasi peta lokasi “nah biar otong kasih tau


55 55 MS EYE LEVEL STILL INT D
landak mini berasal ya, landak mini itu
berasal dari eopa, asia,
dan afrika.
Detail duri duri pada
56 56 CU HIGH ANGLE FOLLOW INT D “Backsound music”
landak mini.
(VO Otong)
Detail duri landak mini
57 57 ECU HIGH ANGLE STILL INT D “Ini adalah bentuk
Ketika terancam.
pertahananya ya teman-
teman”
(VO Otong)

“ketika si landak mini


Terlihat landak mini
58 58 LS EYE LEVEL STILL INT D merasa trancam dia akan
sedang berjalan
membulat dan yang
terlihat hanyalah duri
nya saja”
(VO Otong)
Detail duri landak mini
59 59 LS HIGH ANGLE FOLLOW INT D “sudah pasti sang
Ketika sedang terancam.
pemangsa gak akan
sanggup loh”
(VO Otong)
Terlihat owner sedang
60 60 LS HIGH ANGLE FOLLOW EXT D
mengambil landak mini. “ Ih teman otong mau
dibawa kemana ?
69

Om jangan bawa pergi


temen otong dong”

(VO Otong)

“oh ternyata temen


otong mau di ajak
Owner menaruh landak
terbang guys, wah seru
61 61 MS HIGH ANGLE FOLLOW EXT D mini kedalam bak berisi
banget yah, teman
air.
teman dirumah pada
bisa berenang juga gak
kaya landak mini ?”

Landak mini sedang asik


62 62 LS EYE LEVEL FOLLOW EXT D “Backsound music”
berenang.
(VO Otong)

“wihhh temen otong satu


Landak mini sedang asik ini ternyata bisa
63 63 MS HIGH ANGLE STILL EXT D
berenang. berenang juga loh,
tuhkan lucu banget yaa.
Mreka juga keliatan
senang banget”
Owner sedang
64 64 LS HIGH ANGLE STILL EXT D mengangkat landaknya “Backsound music”
Kembali ke kendang.
Terlihat landak mini (VO Otong)
65 65 LS HIGH ANGLE STILL EXT D
sedang didalam kendang.
70

“nah abis berenang,


jangan lupa berjemur ya
temen-temen hehehe”
(VO Otong)

Perbandingan landak “Kalian tau gak apa


dengan lanak mini. perbedaan landak
Terlihat gambaran duri dengan landak mini?
duri landak. Dari ukuranya, landak
66 66 MS EYE LEVEL STILL EXT D
bisa sampai 2 kali lebih
besar loh dari pada
(Source : Google no
landak mini loh.Landak
copyright)
memiliki rambut yang
tebal dan juga duri-duri
yang tajam”
(VO Otong)

Terlihat gambaran duri- “Sedangkan landak mini


67 67 MS EYE LEVEL STILL INT D
duri landak mini. memiliki duri di seluruh
punggungnya, akan
tetapi tidak tajam”
(VO Otong)

Landak mini sedang “dan jika di pegang tidak


68 68 MS HIGH LEVEL STILL INT D
dipegang oleh ownernya. berbahaya ya teman
teman. Umur landak
juga jauh berbeda loh”
Terlihat gambaran andak (VO Otong)
69 69 MS EYE LEVEL STILL INT D
mini.
71

“umur landak bisa


mencapai 20 tahun,
sedangkan landak mini
umurnya hanya 5-6
tahun saja”
(VO Otong)

“makanan meka juga


berbeda loh. Landak
biasanya makan
bagian bagian
Terlihat makanan landak tanaman seperti akar,
70 70 MS HIGH LEVEL STILL INT D
mini yaitu ulat hongkong. ubi ubian, kulit kayu,
dan buah buahan dari
berbagai jenis.
sedangkan landak mini
memakan serangga,
seperti ulat hongkong,
jangkrik,dan lainya”
Landak mini sedang
71 71 TS EYE LEVEL STILL INT D “Backsound music”
memakan ulat hongkong.
(VO Otong)

Landak mini segang “nah sekarang teman


72 72 TS HIGH ANGLE STILL INT D teman dirumah udah
memakan ulat hongkong.
taukan perbedaan antara
landak dengan landak
mini”
72

(VO Otong)
Stockshoot gambaran
73 73 LS EYE LEVEL FOLLOW EXT D
pohon beringin. “ih suara apaan tuh,
otong jadi merinding”
(VO Otong)

74 74 MCU EYE LEVEL STILL EXT D Detail bagian muka tokek. “Eh, hoalah ternyata itu
suara tokek ya teman
teman”
(VO Otong)
Tokek sedang dipegang
75 75 LS EYE LEVEL STILL EXT D “Nah teman otong satu
oleh ownernya.
ini merupakan hewan
nokturnal”
4 (VO Otong)
Tokek sedang dipegang
76 76 MS EYE LEVEL STILL EXT D
oleh ownernya. “yang aktif pada malam
hari”
(VO Otong)

Tokek sedang di elus-elus “Teman teman dirumah


77 77 ECU EYE LEVEL FOLLOW EXT D
oleh ownernya. pada penasaran gasih
dimana sih habitat asli
si tokek ini”
Penjelasan habitat asli
“Jawaban habitat asli
78 78 MS EYE LEVEL STILL EXT D tokek oleh ownernya atau
tokek dari narasumber”
narasumber.
“Jawaban habitat asli
79 79 MS HIGH ANGLE STILL INT D Terlihat detail tokek
tokek dari narasumber”
73

Tokek sedang masuk “Jawaban habitat asli


80 80 MS HIGH ANGLE FOLLOW EXT D
kedalam bambu. tokek dari narasumber”
(VO Otong)

81 81 ECU EYE LEVEL STILL EXT D Detail rongga mulut tokek “Ohiya mas sofyan,
makanan tokek tuh apa
aja sih?”
Penjelasan makanan tokek
“Jawaban makanan
82 82 MS EYE LEVEL STILL EXT D oleh ownernya atau
tokek dari narasumber”
narasumber.
oleh ownernya atau “Jawaban makanan
83 83 MCU EYE LEVEL STILL EXT D
narasumber. tokek dari narasumber”

Tokek sedang melihat “Jawaban makanan


84 84 MS EYE LEVEL STILL INT D
jangkrik tokek dari narasumber”

Terlihat jangkrik sedang “Jawaban makanan


85 85 LS EYE LEVEL FOLLOW INT D
berjalan. tokek dari narasumber”
(VO Otong)
Terlihat telor dan anak
86 86 MS HIGH ANGLE STILL EXT D “kita tanya lagi yuk,
tokek di bamboo.
gimana sih cara tokek
berkembang biak”
Penjelasan cara
“Jawaban cara
berkembang biaknya
87 87 MS EYE LEVEL STILL EXT D berkembang biak tokek
tokek oleh ownernya atau
dari narasumber”
narasumber.
74

Penjelasan cara
“Jawaban cara
berkembang biaknya
88 88 MCU EYE LEVEL STILL EXT D berkembang biak tokek
tokek oleh ownernya atau
dari narasumber”
narasumber.
Terlihat telur tokek yang “Jawaban cara
89 89 ECU HIGH ANGLE STILL EXT D menempel pada dinding berkembang biak tokek
bamboo. dari narasumber”
“Jawaban cara
Terlihat telor dan anak
90 90 MS EYE LEVEL STILL EXT D berkembang biak tokek
tokek di bamboo.
dari narasumber”
berkembang biaknya “Jawaban cara
91 91 MCU EYE LEVEL STILL EXT D tokek oleh ownernya atau berkembang biak tokek
narasumber. dari narasumber”
“Jawaban cara
Terlihat telor dan anak
92 92 ECU HIGH ANGLE STILL EXT D berkembang biak tokek
tokek di bamboo.
dari narasumber”
(VO Otong)

Terlihat gecko sedang “Nah kalo ini namanya


93 93 LS HIGH ANGLE FOLLOW INT D
berjalan. leopard gecko sekilas
mirip kan guys sama
tokek ?”
(VO Otong)

“Teman otong yang


Gecko sedang berada di satu ini sering di
94 94 MS EYE LEVEL STILL EXT D
tangan ownernya jadikan peliharaan loh
karena leopard gecko
ini sejenis dengan
kadal-kadalan”
75

(VO Otong)

“Teman teman dirumah


Gecko sedang menjilat pasti pada penasaran,
95 95 MS EYE LEVEL STILL EXT D
matanya. kita tanya aja yu, apa
ajasih jenis jenis gecko,
dan dimana ya habitat
aslinya?”
Penjelasan jenis-jenis
“jawaban jenis-jenis
gecko dan habitat asli
96 96 MS EYE LEVEL STILL EXT D gecko dan habitat asli
gecko oleh ownernya atau
gecko dari narasumber”
narasumber.
“jawaban jenis-jenis
Terlihat gecko sedang
97 97 ECU EYE LEVEL FOLLOW EXT D gecko dan habitat asli
dipegang oleh ownernya.
gecko dari narasumber”
Penjelasan jenis-jenis
“jawaban jenis-jenis
gecko dan habitat asli
98 98 MCU EYE LEVEL STILL EXT D gecko dan habitat asli
gecko oleh ownernya atau
gecko dari narasumber”
narasumber.
“jawaban jenis-jenis
99 99 TS HIGH ANGLE STILL INT D Gecko sedang berjalan. gecko dan habitat asli
gecko dari narasumber”
Penjelasan jenis-jenis
“jawaban jenis-jenis
gecko dan habitat asli
100 100 MS EYE LEVEL STILL EXT D gecko dan habitat asli
gecko oleh ownernya atau
gecko dari narasumber”
narasumber.
“jawaban jenis-jenis
Terlihat detail gecko
101 101 ECU EYE LEVEL STILL INT D gecko dan habitat asli
sedang berjalan
gecko dari narasumber”
76

“jawaban jenis-jenis
Terlihat detail gecko
102 102 LS HIGH ANGLE STILL INT D gecko dan habitat asli
sedang berjalan
gecko dari narasumber”
(VO Otong)
103 103 ECU EYE LEVEL STILL INT D Detail buntut gecko
“kira-kira ada yang tau
ga?”
(VO Otong)
Terlihat detail gecko
104 104 LS HIGH ANGLE FOLLOW INT D
sedang berjalan “kenapa ya buntut gecko
seperti itu?”
(VO Otong)

Terlihat detail gecko “Yup betul sekali,


105 105 CU EYE LEVEL STILL INT D
sedang berjalan karena gecko
menyimpan makanan di
buntutnya”

106 106 ECU EYE LEVEL STILL INT D Detail buntut gecko “Background musik”

(VO Otong)
Detail badan gecko berdiri
107 107 CU HIGH LEVEL STILL INT D “Tetapi gecko tidak bisa
di kaca.
memanjat dan menempel
di dinding seperti tokek”

108 108 ECU EYE LEVEL STILL EXT D Detail selaput kaki tokek “Backsound music”

Terlihat gecko sedang (VO Otong)


109 109 MS EYE LEVEL STILL EXT D
berjalan di tangan.
77

“Kira-kira susah gaya


cara merawat gecko?
Kita tanya yuk”
Penjelasan cara merawat
“jawaban cara merawat
110 110 MS EYE LEVEL STILL EXT D gecko oleh ownernya atau
gecko dari narasumber”
narasumber.
(VO Otong)
INT/
111 111 LS HIGH LEVEL STILL D CLOSING
EXT “Gimana teman teman?
seru banget kan di
episode otong kali ini,
INT/
112 112 MS HIGH LEVEL STILL D CLOSING
EXT tapi sayang banget nih
Waktunya otong dan
CLOSING

temen-temen otong harus


INT/
113 113 MS EYE LEVEL STILL D CLOSING
EXT pulang jangan sedih ya ?
Nanti kita akan ketemu
lagi di episode
INT/
114 114 LS HIGH ANGLE STILL D CLOSING
EXT selanjutnya, sampai
jumpa, jaga kesehatan,
byee”
INT/
115 115 MS EYE LEVEL STILL D CLOSING
EXT
78

3.2.7.4 Script Breakdown Sheet

SCRIPT BREAKDOWN SHEET

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 26 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy

Tabel III.9 Script Breakdown Sheet


SETTING
SEGMEN

NOTES
MAKE

SPESIAL
CAST WARDROBE PROPERTI
NO

UP

EQUIPEMENT

Kaos Hitam
Lapangan
SG Celana jogger
1 Gani - Ahmad - - -
1 Hitam Sepatu
Yani
Sandal
Stand tali,
Kaos Hitam Gunting
SG Celana jogger Rumah Kuku, Kain Clip On, Zoom
2 Gani - -
1 Hitam Sepatu Gani Lap, Meja H4N Tripod
Sandal Kayu dan
Bangku
Kaos Abu –
SG Abu Celana Taman Clip On, Zoom
3 Sofyan - - -
3 Panjang Bintaro H4N Tripod
Sepatu Sandal
Aquarium,
Kaos Abu – Jaring
SG Abu Celana Rumah Penutup, , Clip On, Zoom
4 Sofyan - -
3 Panjang Nadhif Bambu, H4N Tripod
Sepatu Sandal Batu dan
Ranting
Kemeja
Taman
SG Corak, Celana Clip On, Zoom
5 Eric - Puri -
3 Panjang, H4N Tripod
Indah
Sepatu
Aquarium,
Kemeja
Taman Pasir
SG Corak, Celana
6 Eric - Puri Malang, - -
3 Panjang,
Indah Batu dan
Sepatu
Ranting
79

3.3 Proses Kerja Penulis Naskah

Menurut (Anton Mabruri, 2013) mengatakan “Kreatif (creative) yakni orang Commented [Office1]: Cari pengertian penulis naskah atau
skripwriter dari buku minimal 2 kutipan

yang bekerja mengembangkan ide-ide kreativ dan membuat naskah untuk program

yang akan di produksi dengan arahan produser, kreatif juga bertugas mengembangkan

berbagai macam ide menjadi skenario (blue print) yang siap di produksi atau di

eksekusi”.

Dari kutipan di atas penulis menyimpulkan penulis naskah adalah orang yang

menuangkan ide-ide yang telah di susun kedalam bentuk tulisan yang di sebut naskah

atau skenario dan juga mengembangkannya agar sempurna ketika di visualisasikan

nanti atau di eksekusisaat produksi.

Menurut Latief dan Utud (2017 : 162), “Menulis naskah drama menggunakan

berbagai macam elemen eksterior dan interior. Elemen-elemen tersebut akan

menentukan cepat atau tidak proses produksi, karena berkaitan dengan faktor cuaca,

kondisi studio dan berbagai macam kendala yang timbul akibat prafsiran sebuah

naskah.”

Dalam menghasilkan sebuah karya film atau acara tv, hal yang harus di

pikirkan terlebih dahulu adalah. cerita apa yang akan di buat atau ide dan gagasan apa

yang akan di buat. Disinilah peran penulis naskah untuk membuat ide cerita dan

naskah lengkap dengan dialog dan juga deskripsi visualnya. Bagus tidaknya hasil

produksi, tergantung kualitas skenario yang di tulis oleh penulis naskah.


80

Dan juga yang sama pentingnya sebelum membuat cerita, ide dan gagasan

adalah menentukan format acara yang menjadi sebuah perencanaan dasar dari suatu

konsep acara yang akan menjadi landasan untuk membuat karya ini.

Menurut (Naratama, 2000) mengatakan “Format acara adalah sebuah

perencanaan dasar dari suatu konsep acara yang akan menjadi landasan kreativitas dan

desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang di sesuaikan

dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.

Agar kegagalan tidak terjadi, penulis tidak boleh salah dalam menentukan

format acara, karna penulis lah yang menjadi juru masak atau koki di balik layar

meskipun biasanya penentuan jenis program acara ,produser-lah yang menentukan.

Dalam format program ini penulis naskah membuat konsep dan cerita yang matang,

jelas agar dipahami oleh penonton, dan yang pasti membuat cerit se kreatif mungkin

agar penonton menyukai program yang dibuat oleh penulis naskah.

3.3.1 Pra Produksi

Pada tahap ini, naskah produksi yang awalnya di tulis dalam bentuk naskah

kasar di bentuk menjadi treatment, dan dapat di tulis ulang atau di evaluasi kembali

untuk lebih di konkertkan ke dalam bentuk skenario. Ada pula yang hanya

mengembangkan atau memperbaiki penulisan treatment-nya saja. Bagi penulis ,tak

ada ruginya membuat skenario yang bisa di jadikan acuan syuting sekaligus untuk

panduan editing nantinya.

Treatment atau storyline merupakan sketsa yang dapat memberikan

gambaran pendekatan dan keseluruhan isi cerita, dan juga dapat pula menjadi

materi presentasi untuk di tawarkan pada produser


81

Menurut (Anton Mabruri, 2013) ada lima tahap penyusunan konsep naskah:

ide ,treatment atau storyline ,naskah syuting atau skenario ,naskah editing ,Naskah

Narasi”.

Dalam penyempurnaan naskah hal yang juga penting yakni Riset, yang

di maksut riset adalah mengumpulkan data atau informasi melalui observasi

mendalam mengenai subjek, pristiwa, dan lokasi sesuai tema yang di ketengahkan.

Menurut (Anton Mabruri, 2013) “Riset adalah mengumpulkan data

atau informasi melalui observasi mendalam mengenai subjek, pristiwa, dan lokasi

sesuai tema yang di ketengahkan”.

Penulis yang merupakan penulis naskah harus menguasai ide dan konsep

serta mampu mengungkapkan fakta dan informasi yang dibutuhkan penulis secara

lengkap. Seorang penulis naskah memiliki tanggung jawab dan peran penting

untuk menentukan apa saja yang akan ada pada setiap segmen yang kemudian di

bicarakan kepada sutradara yang mempunyai keahlian untuk meraciknya kedalam

bentuk karya audio visual yang estetis.

Dalam Program magazine show yang berjudul “ SI OTONG “ penulis

menjelaskan secara detail pada cerita yang telah dibuat untuk ditayangkan, maka

itu Penulis Naskah bukan sekedar membuat cerita saja. Tapi harus tahu target

audience dan cerita yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini.

3.3.2. Produksi

Pekerjaan penulis naskah tidak hanya menulis naskah dan cerita. Karna

selain harus memikirkan agar cerita mudah dipahami dan mudah dibaca secara

tulisan (Untuk dibaca produser, sutradara, talent, kru, dll) dan juga yang sama
82

penting nya dan juga sangat berpegaruh pada hasil produksi yaitu membayangkan

pas atau tidak-nya visualisasi dari naskah tersebut.

Tahap produksi, penulis sebagai seorang penulis naskah ikut serta

membantu produser, sutradara dan kameraman dalam memvisualisasikan sebuah

naskah. Penulis ingin terjun secara langsung ke lokasi syuting untuk mengamati

bagaimana skenario hasil kerjanya dikerjakan oleh sutradara dan tim produksi.

Beberapa jenis produksi tertentu juga membutuhkan kehadiran penulis skenario di

lapangan, karena cerita dan skenario tersebut dapat di interpretasikan secara

langsung oleh penulis skenario, bila dibutuhkan dan juga untuk membantu

sutradara menciptakan adegan sesuai dengan gambaran dalam naskah.

Menurut (Anton Mabruri , 2013) mengatakan bahwa “Penayangan sebuah

program acara bukan hanya bergantung pada konsep kreativitas penulis naskah,

melainkan sangat bergantung pada kemampuan profesionalisme dari seluruh

kelompok kerja team work di industri broadcast dengan seluruh mata rantai

devisinya yakni dari praproduksi-produksi-pascaproduksi keseluruhan harus salig

menunjang tidak bisa berdiri pasa posisinya masing-masing”.

Dari kutipan di atas kita bisa menyimpulkan betapa penting nya kerja sama

tim itu untuk menghasilkan suatu karya, di samping itu Penulis Naskah dapat

mengamati setiap gambar yang akan diambil oleh Sutradara. Memperhatikan cara

pembawaan naskah oleh Talent serta improvisasi yang dilakukan oleh Talent agar

bisa di catat dan di revisi oleh Penulis Naskah.

Mendampingi para talent pun menjadi peran penulis saat berlangsungnya

produksi. Penulis dan sutradara bekerja sama memperhatikan tiap adegan yang

berlangsung. Penulis pun memperhatikan tentang tata bicara talent. Tak jarang,
83

sutradara meminta persetujuan penulis terlebih dahulu sebelum menghentikan

adegan. Di sela-sela waktu istirahat, penulis bersama pengarah acara melihat

kembali hasil gambar yang diambil.

Pada saat produksi penulis naskah juga memperhatikan jalannya acara

untuk mencocokan naskah yang dibuat pada saat pengambilan gambar. Penulis

juga melakukan hal-hal seperti melakukan briefing, reading bersama host sebelum

shooting.

Saat Produksi penulis harus sering berkomunikasi dan membantu dengan

sutradara untuk memberikan kejelasan cerita yang akan dibuat dalam produksi.

3.3.3 Pasca Produksi

Setelah melewati tahap pra produksi dan tahap produksi, maka tahap

berikutnya adalah tahap pasca produksi. Pada tahapan pasca produksi ini, penulis

terlibat langsung dalam proses editing.

Penulis memiliki peran untuk menemani editor terutama dalam

memberikan pengarahan terhadap shot-shot yang telah ada dan juga menuntun agar

kerja editor tidak berbeda dari skenario yang telah ditentukan.

Tentunya di tahap ini cukup memakan waktu yang sangat lama ditambah

jika ada kesalahan atau masalah lain tentunya hasil editing harus direvisi lagi agar

hasil menjadi sebagus mungkin dan se maksimal mungkin.

Dalam tahap ini, penulis selaku penulis naskah kembali melihat hasil dari

rekaman yang telah diambil oleh campers. Dengan berbekal naskah yang telah

dibuat, pada tahap editing ini penulis bersama sutradara membantu editor dalam

pemilihan visual gambar yang sesuai dengan naskah. Dalam setiap proses drama,

non drama, maupun dokumenter, semuanya berakhir pada tahap akhir yaitu proses

editing.
84

Dalam treatment harus dijelaskan susunan yang akan divisualisasikan.

Selain itu, sebuah treatment juga sudah memberikan alur cerita secara jelas.

Menurut (Anton Mabruri 2013) “Fungsi treatment tak hanya berisi urutan

shot dan adegan, tetapi juga secara konkert berisi yang berkaitan dengan judul dan

tema, sehingga merupakan the treatment of the story”.

Skenario baru ditulis saat memasuki tahap proses pascaproduksi untuk

kepentingan editor, itupun sudah harus dalam bentuk naskah editing. Namun, pada

beberapa bentuk penuturan broadcaster, skenario sangat di butuhkan sebagai cetak

biru yang lengkap di atas kertas.

Dalam pasca produksi penulis juga melihat cerita dalam proses editing cek

dan memberi informasi mana yg lebih pas untuk dipakai videonya.

3.3.4. Peran dan Tanggung jawab Penulis Naskah

Menjadi seorang penulis naskah, dituntut untuk menguasai konsep ide

cerita dan gagasan yang telah ditentukan dan sesuai dengan kesepakatan bersama.

Dalam produksi non drama magazine show ini, rancangan naskah mulai dikerjakan

pada tahap pra produksi dan matang pada tahap pasca produksi yang kemudian

masih harus melalui tahap editing sebagai penyempurna.

Menurut (Kusumawati dkk, 2014b) menyimpulkan bahwa: Pada fase pra produksi.

produser, penulis naskah dan sutradara tetap focus pada triangle system untuk

mematangkan konsep dan desain produksi. Ketiganya memegang peran utama

dalam produksi. Sesuai dengan peran dan tanggung jawab ketiganya saling

berelaborasi untuk menterjemahkan ide dan mendelegasikan ide tersebut kepada

semua anggota tim yang terlibat.

Sesuai kutipan diatas penulis naskah memiliki tanggung jawab bersama

dengan produser dan juga sutradara untuk mematangkan konsep dan desain
85

produksi. Melakukan bedah naskah dan melakukan perbaikan atau tambahan bila

ada ide dari produser dan sutradara. Penulis juga mencari referensi yang nantiya

akan dikembangkan juga oleh seluruh tim hingga berbentuk sebuah ide yang akan

digunakan penulis untuk membuat naskah. Sebuah naskah sangat penting dalam

pembuatan sebuah karya, karena naskah merupakan desain dalam penyampaian

cerita atau gagasan untuk membuat suatu karya.

Peran dan tanggung jawab penulis sebagai penulis naskah dalam tim

produksi yaitu, penulis membuat konsep mulai dari ide, treatment , script,

rundown. Semua tahap-tahap pembuatan konsep dilakukan pada saat pra produksi

yang akan di butuhkan pada saat produksi dan pasca produksi. Untuk castingtalent

juga merupakan salah satu tanggung jawabnya. Namun dalam hal ini penulis

dibantu oleh semua tim penulis terutama produser dan sutradara. Pada tahap ini

produksi tanggung jawab penulis yaitu mem-briefing Talent.

Peran dan tanggung jawab Penulis Naskah dalam tahap produksi yang

dilakukan oleh Penulis Naskah ialah mengembangkan ide-ide pokok di tahap

produksi. Penulis harus membuat dasar acuan dalam bentuk naskah atas dasar ide

cerita sendiri atau dari kru lain. Bagi penulis dasar acuan itu bisa dilakukan secara

tahap mulai dari ide cerita, synopsis (basic story) treatment dan naskah. Penulis

mengarahkan cerita yang sebelumnya telah dibuat dan disetujui oleh dosen

pembimbing untuk segera di produksi dengan sesuai naskah, apabila dalam proses

produksi terdapat kendala dari berbagai factor dan di haruskan merubah cerita pada

tahap akhir yaitu tahap pasca produksi, penulis sebagai Penulis Naskah tetap

mengawasi setiap proses suntingan gambar yang telah di lakukan oleh Sutradara

dan penata kamera agar tidak akan ada cerita yang salah.
86

Adapun yang di lakukan penulis naskah yaitu, Penulis di bantu tim produksi

membuat konsep dengan menuangkan ide cerita lalu dikembangkan bersama-sama

sehingga dapat membuat konsep yang sesuai dan menarik. Setelah konsep yang

disiapkan telah matang maka terbentuklah program acara magazine show “SI

OTONG” kemudian penulis bersama dengan Triangle system menentukan isi per

Segment .

Selanjutnya penulis naskah membuat Synopsis, Treatment,, Script VO,

hingga Rundown. Setelah semua jadwal tersusun rapi, penulis mengajak host untuk

reading agar sesuai dengan script yang telah dibuat. Pada saat produksi, membantu

sutradara untuk mem-briefing Talent. Pada saat pasca produksi bersama sutradara

dan juga penata suara melakukan rekaman naskah VO dengan host.

3.3.5 Konsep Penciptaan Karya

A. Konsep Kreatif

Dalam pembuatan karya program acara magazine show ini, langkah awal

penulis naskah adalah melakukan diskusi dengan seluruh tim untuk menentukan

ide dan tema yang akan di angkat. Setelah itu penulis mencari referensi audio visual

untuk memunculkan banyak ide kreatif yang bertujuan untuk membuat naskah

semakin menarik baik saat sudah selesai nanti. Kemudian penulis pastinya

melakukan penambahan dan pengembangan ide berdasarkan masukan dan saran

yang diberikan oleh produser sutradara maupun crew yang lainnya. Penulis

menampung semua masukan dan saran, serta melihat referensi dari program

magazine show yang sudah tayang.


87

Setelah melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing penulis di

arahkan untuk melihat program-program yang tayang di televisi maupun di

youtube. Program yang menjadi inspirasi penulis dalam membuat program adalah

Dunia Binatang, NGO, Animal Planet. Dari ketiga program tersebut penulis

akhirnya dapat membayangkan program apa yang akan dibuat. Maka dari itu,

penulis menemukan ide dan konsep cerita pada program non drama magazine show

yang berisi tentang informasi dan pengetahuan tentang hewan-hewan di sekita.

Pada program non drama magazine show penulis dan tim sepakat memberikan

judul SI OTONG. Tema yang diangkat dalam program ini yaitu berisi tentang “Si

Kecil Menggemaskan”. Dalam program SI OTONG ini penulis dan tim

memutuskan membagi program ini kedalam 4 Segment. Dalam Segment pertama

“Sugar Glyder”, dengan animasi Si Otong yang akan membahas tentang Sugar

glyder , dan juga kami ingin memberikan hiburan yang di isi dengan informasi ,

seputar hewan-hewan yang akan di bahas dan juga bermain game. Dalam Segment

yang kedua “Hamster”, pada segment ini animasi Si Otong akan menjelaskan

lagi seputar hewan Hamster. Dalam Segment ketiga “Landak Mini”, Animasi Si

Otong akan menjelaskan nya lagi tentang hewan landak mini dengan pembawaan

seru dan menarik.. Pada segment terakir yaitu segment ke empat “Gecko” Animasi

Si Otong akan menjelaskan tentang hewan Gecko dengan pembawaan yang seru

nan menarik.

B. Konsep Produksi

Pada saat produksi program acara SI OTONG penulis ikut serta dalam

pengambilan gambar, karena adanya beberapa perubahan pada naskah di setiap


88

rubrik pada saat di lapangan, ataupun penambahan pembahasan dan eksplorasi dari

seorang host untuk membuat acara terlihat lebih hidup dan menarik. Tugas penulis

membantu sutradara dalam mengarahkan host. Pada saat produksi penulis dan tim

produksi melakukan kesepakatan untuk melakukan produksi selama lima hari

berdasarkan jadwal yang telah diatur oleh produser.

Pada saat produksi, semua jobdesk akan menggali kemampuan masing-

masing berdasarkan peran yang dipilih. Dalam hal ini Penulis menyesuaikan

naskah dengan visual yang akan di ambil. Penulis juga mengarahkan Sutradara agar

tidak keluar jalur konsep yang penulis sudah buat. Hambatan pasti ada, penulis

menemukan kesulitan dalam merevisi naskah dan dibantu oleh Sutradara. Di setiap

segmen vo talent melakukan improvisasi dalam script vo, maka dari itu penulis

langsung merubah naskah.

C. Konsep Teknis

Dalam konsep teknis ini, penulis lebih menganalisa untuk isi acara mulai

dari bagaimana penulis bisa memberikan trik – trik yang digunakan untuk

mendapatkan perhatian penonton. Untuk perhitungan durasi ini, penulis tuangkan

kedalam bentuk rundown. Agara menghasilkan sebuah video yang sepadan, disini

penulis juga berkerjasama dengan seorang sutradara dan produser apa saja yang

dibutuhkan untuk stockshot.

Untuk konsep teknis ini penulis menggunakan media buku pada saat riset

untuk memudahkan penulis jika ada hal yang harus di catat, dan juga mudah untuk

di bawah kemana-mana. Setelah semua data yang di perlukan terkumpul, penulis

mulai mengetik di Microsoft word yang di sesuaikan dengan aturan yang telah di
89

tetapkan oleh kampus, standar penulisan yang digunakan dengan jenis times new

roman, ukuran 12pt dan paragraph 2,0 spasi. Ketentuan lain juga di tetapkan oleh

kampus adalah durasi. Untuk sebuah karya program non drama, kampus

menetapkan maksimal 30 menit untuk durasi. Dan dalam program ini penulis

menetapkan durasi program selama 26 menit.

Pada tahapan terakhir atau editing, penulis ikut menemani editor pada saat

mengedit. Penulis yang juga di temani oleh sutradara, bekerja sama dengan editor

dalam pemilihan gambar atau visual mana saja yang sesuai dengan naskah dan

pantas untuk di edit.

3.3.6 Kendala Produksi dan Solusi

Setiap dalam tim pasti memiliki kendala yang harus di hadapi masing-

masing, dalam hal ini tidak terkecuali Penulis Naskah yang pada saat produksi

mengalami kendala sebagai berikut:

1. Pada saat produksi, beberapa kali Penulis Naskah mengalami kesulitan

mencari ide dan improfisasi untuk pengambilan gambar. Solusinya, penulis

bersama crew lainya berusaha mencari refrensi di Youtube dan di media lainya.

2. Dalam beberapa segmen Hewan-hewan ini melakukan hal yang

membahayakan , sehingga sedikit menghambat waktu pengambilan gambar.

Solusinya, penulis selalu melakukan briefing sebelum shooting di mulai agar

tau hewan tersebut butuh keeper atau tidak agar mudah di atur.

3. Banyaknya revisi naskah di karenakan banyaknya ide masukan dari para kru.

Solusinya adalah mendiskusikan secara mendetail kepada mreka untuk

mendapatkan hasil yang disepakati bersama.


90

3.3.7 Lembar Kerja Penulis Naskah

3.3.7.1 Konsep Penulisan Naskah

3.3.7.2 Sinopsis

3.3.7.3 Treatment

3.3.7.4 Rundown

3.3.7.5 Naskah vo
91

3.3.7 Lembar Kerja Penulis Naskah

Dari sebuah ide penulis mulai melaksanakan tugasnya untuk

mempersiapkan konten perkonten mulai dari isi acara, membuat sinopsis,

treatment, naskah sampai dengan rundown. Pada saat proses pembuatan naskah

penulis bersama tim juga turut andil dalam membuat naskah demi kesepakatan

bersama. Setelah naskah selesai dibuat, produksi pun dimulai. Bahasa yang

digunakan dalam naskah adalah bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti dan

talent pun tidak terlalu kaku dalam membawakannya. Sebagai penulis naskah tahap

praproduksi merupakan proses terpenting dalam menciptakan sebuah karya.

Karena proses pra produksi dapat dikatakan sebagai ruang kerja bagi penulis

naskah. Pada proses inilah penulis mendapatkan ruang dan waktu yang cukup

untuk menyajikan bahan naskah yang akan diolah lebih matang. Pada saat produksi

dimulai, seorang penulis naskah ikut serta dalam melancarkan pengambilan

gambar dan membantu sutradara dalam mengatur setiap pembahasan yang ada di

setiap segment agar sesuai dengan naskah yang telah dibuat. Sebelum produksi

benar benar dimulai, penulis sebagai seorang penulis melakukan briefing bersama

dengan sutradara.

Memasuki pasca produksi, penulis menjaga komunikasi dengan editor dan

juga sutradara dalam menjaga alur agar penyusunan setiap pembahasan sesuai

dengan rundown yang telah dibuat, serta mengecek kembali durasi per-segment.

Dalam tahap ini penulis harus teliti karna program yang akan ditayangkan harus

layak tayang. Rundown pun harus di koreksi durasi dan isi perkontennya supaya

sesuai dengan video yang selesai di edit.


92

3.3.7.1 Konsep Penulis Naskah

Berkembangnya konsep ini penulis terinspirasi dari National geographic,

Dunia Binatang, Animal Planet dan beberapa video lokal di dunia maya, selain itu

penulis juga dibantu oleh tim dalam penyusunan konsep ini dengan

menggabungkan beberapa ide dan mengembangkannya bersama sehingga

terciptanya konsep SI OTONG “Si Kecil Menggemaskan” ini secara lebih

menarik. Konsep penulisan naskah yang dibuat oleh penulis naskah dalam program

Magazine show yang berjudul SI OTONG bertujuan untuk memberikan informasi

nan menghibur seputar hewan –hewan sekitar dan juga hewan peliharaan yang

menarik untuk di kulik. Dari pembawaan dan gaya Bahasa Si Otong , penulis

terinspirasi dari program acara Magazine show Dunia Binatang. Dalam acara

berdurasi 26 menit ini, untuk menuangkannya ide-ide kreatif penulis banyak

menonton acara magazine show lainnya agar dapat mengembangkan naskah

menjadi semakin kreatif dan menarik. Dengan melihat banyak referensi penulis

beserta tim menentukan Segment apa saja yang akan ditampilkan oleh program

acara Si Otong ini. Pada episode yang akan di angkat kali ini, Si Otong akan

membahas hewan- hewan peliharaan yang jarang kita ketahui bahwa hewan itu bisa

di pelihara dan friendly tentunya . pada segment pertama, kami membahas tentang

hewan Sugar glyder. Segment ini berisi Pembahasan tentang hewan Sugar Glyder

dan perbedaanya dengan hewan lain secara lengkap dan seru di bawakan oleh

animasi Si Otong. Pada Segment kedua, Kita membahas tentang hewan Hamster.

Dalam segment ini kita akan membahas Hamster dengan pembawaan animasi Si

Otong yang tentunya seru. Pada Segment ketiga kita akan membahas nentang

hewan Landak Mini . Pembawaan animasi Si Otong tentunya dengan penjelasan


93

yang seru. Pada Segment terakir kita menjelaskan tentang hewan Gecko Seperti

sebelumnya pembawaan oleh Si Otong dengan penjelasan yang seru dan menarik .

Pada saat proses pembuatan naskah, penulis bersama tim juga turut andil

dalam membuat naskah demi kesepakatan bersama. Setelah naskah selesai dibuat,

produksi pun dimulai. Bahasa yang digunakan dalam naskah adalah Bahasa sehari-

hari yang mudah dimengerti dan talent pun tidak terlalu kaku dalam

membawakannya.

3.3.7.2 Sinopsis

SI OTONG adalah tayangan televisi non drama dengan format Magazine

show yang berdurasi 26 menit. Dengan dibawakan oleh Si Otong animasi binatang

yang akan memandu acara sampai selesai. Program ini mengajak pemirsa untuk

mengenal hewan-hewan yang ada di sekitar kita tentunya juga hewan peliharaan

agar menambahkan rasa pengetahuan kita kepada hewan -hewan. Tayangan ini

memiliki 4 segment, dimana pada setiap segmentnya akan terdapat beragam hewan

berikut informasi yang seru dan juga menarik. Dalam episode kali ini, SI OTONG

mengambil tema “Si kecil menggemaskan” yaitu tentang hewan peliharan yang

imut ,kecil nan menggemaskan.

Pada segment pertama, kami membahas tentang hewan Sugar glyder.

Segment ini berisi Pembahasan tentang hewan Sugar Glyder dan perbedaanya

dengan hewan lain secara lengkap dan seru di bawakan oleh animasi Si Otong

dengan game seru di akir segment.

Dalam segment kedua, Kita membahas tentang hewan Hamster. Dalam segment

Ini kita akan membahas Hamster dengan penjelasan lengkap dan seru pembawaan

Animasi Si Otong serta ada beberapa game seru lainya.


94

Dan di segment ketiga, Kita akan membahas tentang hewan Landak Mini.

Berisi penjelasan tentang hewan Landak Mini dengan pembawaan animasi Si

Otong tentunya seru dan menarik.

Di segment terakir, yaitu segment ke empat kita akan membahas tentang

hewan Gecko dengan pembawaan Animasi Si Otong yang seru dan juga menarik .

Selesai. di tutup dengan animasi Si Otong

3.3.7.3 Treatment

Segment 1

Segment satu diawali dengan bumper, lalu di lanjutkan dengan opening animasi

binatang sedang menjelaskan seseorang bermain sugar glyder. Pengambilan

gambar sugar glyder sedang bermain di lapangan , dengan pemiliknya. Memasuki

segment pertama yaitu Penjelasan tentang hewan marsupial sugar glyder.

Pengambilan gambar sugar gelyder sedang bermain dengan pemiliknya di

lapangan. Selanjutnya memperlihatkan sugar glyder sedang meloncat dan

meluncur dari tangan satu ke tangan lainya. Penjelasan makanan kesukaan sugar

glyder dan ke keluargaanya dengan kangguru si hewan marsupial yang memiliki

kantung untuk menyimpan anak nya sehabis melahirkan. Sesi bermain game,Sugar

glyder sedang berlomba atau bermain dengan sugar glyder lainya menaiki atau

memanjat tali ,jika sampai duluan akan di beri cemilan kesukaan mreka. Game

selesai pemenang di beri cemilan kesukaan nya. Masuk ke sesi perbandingan.

Perbandingan dengan tupai karna memang sekilas mirip tapi mreka berbeda

spesies.

Segment 2
95

Memasuki segment kedua yaitu. Pengambilan gambar hamster sedang bermain

kincir dan permainan lainya di kandang yang luas sambil makan. Animasi si otong

masuk memberi penjelasan lengkap tentang si hamster. Pengambilan gambar

hamster sedang menggali pasir untuk membuat lubang atau kebiasaan di

habitatnya. Penjelasan tentang hamster saat sedang makan. Pengambilan gambar

hamster sedang bermain labirin yang banyak tantanganya dengan di pancing

menggunakan makanan. Animasi si otong masuk penjelasan. Pengambilan gambar

marmut sedang makan dan berlari larian satu dengan yang lain. Animasi masuk si

otong penjelasan perbandingan hamster dan marmut.

Segment 3

Segment ke tiga pengambilan gambar landak mini sedang berenang dan di beri

makanan. Animasi si otong masuk memberi penjelasan tentang landak mini.

Pengambilan gambar landak mini ketika di pegang dia akan meringkuk dan lama-

lama menjadi bola bulat yang berduri. Animasi si otong masuk menjelaskan bentuk

pertahanan si landak mini. Peragaan landak mini saat di serang pemangsa.

Pengambilan gambar landak hitam besar sedang makan buah buahan hasil

perkebunan dan ia memasuki lubang sarang nya. Animasi si otong masuk

menjelaskan si landak hitam besar dan sekaligus perbandingan dengan landak mini.

Segment 4

Memasuki segment terakir, pengambilan gambar tokek sedang berdiam diri di

kandang sambil merayap . narasumber masuk menjelaskan si tokek dengan lengkap


96

dan jelas. Masuk audio/suara tokek .pengambilan gambar pohon dan tokek

menempel di pohon besar tersebut. Animasi masuk si otong menjelaskan

perbedaan gecko dan tokek. Pemngambilan gambar tokek bisa menempel di mana

saja sedangkan gecko itu tidak bisa menempel. Pengambilan gambar sugar glyder,

hamster, landak mini, dan gecko sedang bergerak , bermain ,dan juga sedang

makan. Masuk animai si otong penutupan acara dengan berpesan jaga kesehatan

dan sampai jumpa di episode selanjutnya. end

3.3.7.4 Treatment

TREATMENT
97

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : Si Otong Director : Putri Amaliyah
Durasi : 26 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy

Tabel III.10 Treatment

NO Segment Video Audio Durasi Time Remark


1. Bars and tone PB 5” 00.00.00-
00.00.05
2. Program ID PB 5” 00.00.05-
00.00.10
3. Logo PB 5” 00.00.10-
00.00.15
4. Counting Leader PB 5” 00.00.15-
00.00.20
5. Highligt PB 24” 00.00.20-
cinematic 00.00.42

6. Bumper program 30” 00.00.42-


00.01.32
7. Penangkaran PB 00.01.32-
sugar glyder 00.02.11

8. Animasi si otong PB 49” 00.02.11-


menjelaskan 00.02.21

9. Stock shoot PB 15” 00.02.21-


pengambilan 00.02.36
gambar sugar
glyder
10. Animasi si otong 39” 00.02.34-
menjelasan 00.03.13
habitat
98

11. Sugar glyder PB 51” 00.03.13-


sedang meluncur 00.04.04

12. Penjelasan oleh 65’ 00.04.04-


animasi si otong 00.05.09
& pemilik sugar
glyder
13. Sugar glyder PB 46” 00.05.09-
sedang makan 00.05.55
14. Penjelasan oleh si PB 16” 00.05.55-
otong 00.06.11
15. Kantung Sugar 8” 00.06.11-
glayder di 00.06.19
lihatkan
16. Stoc shoot 24” 00.06.19-
kangguru 00.06.43
berkantung
17. Penjelasan PB 37” 00.06.43-
animasi si otong 00.07.20
& pemilik
18. Sugar glyder 70” 00.07.20-
sedang 00.08.30
memanjat
benang tali
19. Sugar glyder di PB 9” 00.08.30-
beri cemilan 00.08.39
kesukaan
20. Penjelasan 7” 00.08.39-
animasi si otong 00.08.46

21. Tupai sedang PB 7” 00.08.46-


memanjat pohon 00.08.53
& makan
22. Sugar glyder & 6” 00.08.53-
tupai di 00.08.59
sejajarkan
23. Penjelasan aniasi PB 13” 00.08.59-
si otong 00.09.12
24. Sugar glyder & 30” 00.09.12-
tupai 00.09.32
25. Establish PB 32” 00.09.32-
segmen dua 00.10.04
99

29. Bumper
program
30. ComBreak
31. Bumper Program PB 11” 00.13.58-
00.14.09

32. Hamster sedang PB 8” 00.14.08-


bermain kincir 00.14.16
roda di kandang
yang luas
33. Penjelasan 16” 00.14.16-
animasi si otong 00.14.33

34. habitat asli PB 39” 00.14.32-


hamster di peta 00.15.11
35. Penjelasan PB 9”
animasi si otong
36. PB 30”
Hamster
menggali pasir
37. Stock shoot 30”
gambar hamster
di habitat aslinya
38. Penjelasan PB 20”
animasi si otong
39. Hamster sedang 18” 00.15.11-
makan yang 00.15.29
2 membuat pipinya
jadi besar

40. Penjelasan PB 92” 00.15.29-


animasi si otong 00.17.01
41. Hamster sedang 6” 00.17.01-
di dalam labirin 00.17.56
dengan beberapa
tantangan untuk
di lewati
42. Hamster di PB 5” 00.17.56-
pancing 00.18.01
100

2 menggunakan
cemilanya agar
dengan cepat
melewati labirin
tersebut
43. Penjelasan PB
animasi si otong
44. Jenis jenis
kandang dan
permainan si
hamster
45. Penjelasan PB
animasi si otong

46. Marmut sedang PB


makan
47. Penjelasan PB
animasi si otong
48. Animasi habitat
asli marmut di
peta
49. Penjelasan PB
perbedaan
hamster dan
marmut
50. Penjelasan si PB
otong
51. Hamster & PB
marmut
55. Bumper Program PB 11” 00.18.01-
00.18.12
56. ComBreak PB
57. Bumper Program PB

62. Landak mini PB


sedang melingkar

63. Vo PB
64. Landak mini PB
melingkar saat
terancam
65. Benuk pertahanan PB
landak mini
101

66. Vo PB
67. landak mini sdang PB
makan

68. 3 Makanan landak PB


mini
69. Landak mini
sedang berenang
70. Stock shoot
landak besar
71. Perbandingan
landak mini dan
landak
72. Bumper Program PB
73. Combreak PB
74. Bumper Program PB 5’ 00.18.12-
00.18.17
76. Establis pohon PB
besar dan suara
tokek

77. VO si otong PB 36” 00.19.05-


tentang suara 00.19.41
tokek

78. 4 Penjelasan PB 45” 00.19.41-


narasumber 00.20.26

79. Cara perawatan PB 71” 00.20.26-


oleh pemilik 00.21.37
tokek

80. Stock shoot gecko PB 27” 00.21.37-


00.22.04
102

81. PenjelasanVo PB 19” 00.22.04-


si otong 00.22.31

82. Penjelasan PB 32” 00.22.31-


narasumber 00.23.03
pemilik gecko

87. Transisi PB 22” 00.23.16-


penyatuan semua 00.23.38
hewan menjadi
satu frame
88. Closing Vo si PB 10” 00.23.38-
otong 00.23.48

89. Bumper Program PB 46” 00.23.48-


00.24.34
90. Credit Title PB 31” 00.24.34-
00.25.05

91. Copy Right PB 5” 00.25.05-


00.25.10
92. CV Crew PB 50” 00.25.10-
00.26.00
93. BTS PB 49” 00.26.00-
00.26.49

3.3.7.5 Rundwon

RUNDOWN

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : Si Otong Director : Putri Amaliyah
Durasi : 26 Menit Script Writer : Hamdan Yuapy
103

Tabel III.11 Rundown

NO SEGMEN VIDEO AUDIO DURASI REMARK

GRAPHIC
1 1 BUMPER STOCK SHOOT 02.00 AND
AUDIO

Hallo teman teman kenalin


nama aku otong, di episode ini GRAPHIC
2 1 Si Otong otong mau kenalin teman teman 03.00
AND AUDIO
beberapa hewan nokturnal
,tetap pantengin otong terus ya

wih hewan apa tuh guys,hayo


kira kira ada yang tau gak itu
hewan apaa?
Apa? Tupai terbang? Hihihi
salah ya teman teman ,itu
adalah sugar glyder, lucu
banget kan,sugar glyder
Sugar glyder memang mirip dengan tupai GRAPHIC
3. 1 bermain di terbang, perbedaan di antara 04.00 AND
lapangan keduanya ialah sugar glyder AUDIO
merupakan hewan
marsupial, sedangkan tupai
terbang merupakan hewan
pengerat. Yuk kita
mengenal sugar glyder lebih
dalam
104

Sugar glyder ini merupakan


hewan mamalia yang masih
satu keluarga loh sama
kangguru, karna kedua nya
SUGAR
sama sama memiliki
GLYDER
4. 1 kantong untuk menyimpan 05.30
DAN
dan menyusui anaknya
PEMILIK
setelah melahirkan,habitat
asli sugar glyder berasal
dari indonesi(papua) dan
juga australia
meskipun ukuran sugar
glyder sangat mungil
dengan panjang 24-30cm
dan berat 115-140
gram,ternyata hewan ii
bisa melompat hingga 150
kaki loh atau setara 50
meter,wah unik banget ya,
sugar glyder ini bisa di
bilang kecil kecil cabe
rawit, buktinya hewan ini
bisa bertahan hidup hingga
9-10 tahun jika di plihara
dengan baik, usia ini setara
dengan masa hidup anjing
dan kucing peliharaan
SUGAR pada umum nya, tapi disisi
GLYDER lain jika hidup di alam atau GRAPHIC
5. 1 DAN di habitat aslinya sugar 01.50 AND
PEMILIK glyder memiliki rentan AUDIO
NYA hidup yang lebih pendek,
karena disebabkan oleh
gangguan predator
alaminya seperti ular
,kucing liar,rubah, hingga
burung hantu/yang lainya.
Perawatan sugar glyder
juga cukup mudah dengan
cara membersihkan tubuh
sugar glyder menggunakan
tisu basah,setelah di
bersihkan jangan lupa di
potong kukunya juga
ya.kita tanya yuk apa sih
keunikan sugar glyder
Kira kira sugar glyder
suka makan apa ya
105

Sugar glyder juga


senang memanjat
Yuk kita tes ke
tangkasanya
SUGAR
Hayo-hayo hayo-hayo
GLYDER
,yang nyampe duluan
6. 1 DAN 05.40
otong kasih makanan
PEMILIK yeayy kamu menang
NYA

Nah siapa sih yang gak


kenal dengan hewan imut
dan lucu yang satu ini yap
benar ini adalah
hamster,mamalia imut satu
GRAPHIC
HAMSTER DI ini merupakan hewan
7. 2 05.30 AND
KANDANG pengerat juga loh seperti
AUDIO
tupai, habitat aslinya
adalah di eropa sampai
siberia,mongolia dan
tiongkok

Mreka suka banget loh


tinggal di pasir dan
bebatuan ,dan yang lebih
HAMSTER
lucu nya lagi dia AUDIO
8. 2 SEDANG 02.20
menyimpan makanandi
MENGGALI DI
pipinya hingga terlihat
KANDANG
gembul dan
menggemaskan,yakan
lucu banget hehe
makanan hamster cukup
beragam,karena dia adalah
hewan omnivora yang
HAMSTER pemakan GRAPHIC
9. 2 BERMAIN segalanya,kebanyakan 00.40 AND
LABIRINT pemilik hamster sering AUDIO
memberikan makanan
seperti biji bijian,sampai
binatang kecil dan lainya
Eh eh eh ini bapak nya GRAPHIC
HAMSTER DAN
10. 2 hamster ya guys?,hualah 00.50 AND
MARMOT
ternyta beda ya guys,yups AUDIO
106

memang sejelas mirip ya


mereka berdua,tetapi
hamsterdan marmot
berbeda ya guys,nah
kalomarmotberasaldari
pegunungan eropa,amerika
serikat,dan kanada bagian
utara, dari ukuran juga
mreka jelas
berbeda,ukuran marmut
lebih besar di bandingkan
dengan ukuran tubuh
hamster,perbandingannya
bisa mencapai5 kali lipat
loh, pada umum nya
hamster berukuran 2-5cm,
sedangkan marmot
memiliki ukuran kurang
leih 10-25cm, makanan
hamster dan marmot juga
berbeda, hamster pemakan
biji bijian sedangkan
marmot menyukai rumput
rumputan dan
sayuran.marmot
merupakan binatang yang
sosial,suka hidup ber
kelompok dan di dominasi
dengan marmot jantan,
oleh karna itu marmot
tidak dapat di plihara
sendiri ya guys,karna
marmot akan sangat
mudah depresi

kok ituu Kayak mainan


bola-bolaan yang berdurii
ya. Eh eh ternyata kamu
tohh landak mini ,lagian GRAPHIC
LANDAK MINI
11 3 sih kamu pake ngebuntel 01.00 AND
MEMBUNTAL
segala jadi otong ngiranya AUDIO
kamu itu bola berduri
hehe,kenalin nih temen
otong satu ini juga bisa di
107

sebut Hedgehog ,landak


mini berasal dari
eropa,asia,dan afrika
Ini adalah bentuk
pertahananya ya teman-
teman ketika si landak
mini merasa trancam dia
akan membulat dan yang GRAPHIC
12. 3 LANDAK MINI terlihat hanyalah duri nya AND
saja, sudah pasti sang AUDIO
pemangsa gak akan
sanggup ya. Kamu
memang cerdik ya dak
hehe
nih temen otong satu ini
ternyata bisa berenang
juga loh,tuhkan lucu
banget yaa. Mreka juga
keliatan senang banget.
Kalian tau gak apa
perbedaan landak dengan
landak mini? Dari
ukuranya, landak bisa
sampai 20x lebih besar
loh dari pada landak
mini.ukuran tubuh landak
skitar 37-47cm sdangkan
LANDAK MINI landak mini hanya
BERENANG DAN memiliki ukuran 15-20cm. GRAPHIC
13 3 PERBANDINGAN Landak memiliki rambut AND
DENGAN yang tebal dan juga duri- AUDIO
LANDAK duri yang tajam.
Sedangkan landak mini
memiliki duri di seluruh
punggungnya,akan tetapi
tidak tajam,dan jika di
pegang tidak berbahaya ya
teman teman.umur landak
bisa mencapai 20
tahun,sedangkan landak
mini umurnya hanya 5-6
tahun saja.makanan meka
juga berbeda loh. Landak
biasanya makan bagian
bagian tanaman seperti
108

akar,ubi ubian,kulit
kayu,dan buah buahan
dari berbagai
jenis.sedangkan landak
mini memakan serangga,
seperti ulat hongkong,
jangkrik,dan lainya.nah
sekarang teman teman
udah taukan perbedaan
landak dengan landak
mini
ih suara apaan tuh, otong
jadi merinding. Hualah
ternyata itu suara tokek ya
teman teman .nah teman
otong satu ini merupakan
hewan nokturnal yang
aktif pada malam hari.
POHON BESAR
DAN GRAPHIC
(tanya jawab)
14 3 PENJELASAN AND
OLEH NARA AUDIO
apa saja ke unikan tokek ?
SUMBER
kita tanya yuk dimana sih
habitat asli si tokek?
Makanan tokek tuh apa
aja sih?
Untuk cara berkembang
biak tokek itu bagaimana
ya?
nah kali ini namanya
leopard gecko, sekilas
mirip kan guys sama
tokek.leopard gecko ini
sejenis dengan
GECKO DAN GRAPHIC
kadalkadalan loh. Nah
15 4 PENJELASAN AND
kalo temen otong yang
NARASUMBER AUDIO
satu ini sering di jadikan
hewan peliharaan,kita
tanya yuk,apa saja sih
jenis jenis gecko dan
dimana ya habitat aslinya
Sugar glyder, Waduh sayang nya nih
Hamster, landak GRAPHIC
udah waktunya Otong dan
16 4 mini, dan gecko AND
temen-temen otong
sedang bergerak AUDIO
dan bermain dan pulang, Tapi gimana seru
109

juga sedang kan otong kenalin mreka


makan hehe ,oke dehh sampai
jumpa ya teman-teman di
episode selanjutnyaaa,
jaga kesehatan kalian juga
yaaa ,babayyy
GRAPHIC
17 BUMPER AND
AUDIO
GRAPHIC
18 COPYRIGHT AND
AUDIO
19 CREDIT TITLE

20 CV CREW
GRAPHIC
21 BTS AND
AUDIO

3.4 Proses Kerja Camera Person

Dalam Produksi Program Megazine Show penulis sebagai Camera Person

Betanggung jawab penuh atas apa saja yang berhubungan camera terutama dalam

merekam gambar. Penulis sebagai Camera Person harus bisa berkerja sama dengan

tim trutama Pengara Acara agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik,Penata camera

tidak hanya dapat menghasilkan gambar baik, tapi seorang penata camera harus

memehami motivasi dan informasi apa saja yang di butuhkan untuk memenuhi

kebutuhan gambar, Gambar visual merupakan bentuk salah satu bentuk komunikasi

yang efisien , tanpa adanya suara gambar visual mampu memberikan informasi yang

sangat jelas, seperti hanya teori dasar komunikasi lasswell (1960) yang berbunyi

“siapa? (Who?) menyampaikan pesan apa? (sayswhat?) melalui saluran apa? (In wich

channel?) kepada siapa? Dan apa dampak bagi penerima pesan.


110

Dalam bidang Sinematografi profesi Cameraperson dibagi dalam beberapa tingkat

1. First cameraman sering di sebut DOP (Director of photography) atau kepala

cameraman, bertanggung jawab terhadap pergerkan dan penempatan kamera dan juga

pencahayaan suatu adegan,

2. SECOND Cameraman disebur assistant cameraman atau operator kamera, bertindak

sesuai intruksi dari cameraman utama dan melakukan penyesaian pada camera atau

pengoperasian kamera selama shooting.

3. First assistant Cameraman sering disebut kepala asiten untuk para operator, kamera

tugasnya mengatur fokus kamera.

4. Second assistant Cameraman, menjadi asisten operator camera.

Hal yang harus di pahami oleh Cameraman jika campers bertugas meliputi siaran

televisi format program informasi bertanggung jawab dengan objek yang direkam,

Pada masuk studio dengan format program hiburan dengan sistem multicamera peran

campers akan menjadi operator kamera. Seluruh pager akan, angle dan penempatan

posisi camera diarahkan dari panel studio dari PD tidak dapat dengan kemauannya

sendiri mengambil gambar tetapi sesuai atau permintaan PD, oleh karena itu seorang

cameraman harus menguasai angle , shot dan pergerkan camera sedangkan pemilihan

gambar oleh seorang camera person tidak dapat dilakukan secara acak tetapi

merupakan pemilihan yang telah diperhitungkan segala kemungkinannya keindahan

dan ruang seni yang di ciptakan.


111

3.4.1 Pra Produksi

Menurut (Pintoko & Umbara, 2010) menyipulkan bahwa ‘Salah satu

keberhasilan untuk menghasilkan karya audio visual yang baik, persiapan merupakan

bagian dari proses yang harus dilalui oleh cameraman sebelum melakukan

pengambilan shot’ .

Dalam pembutan proses karya pasti tidak luput dari tahap pra produksi ini, karya tahap

ini sangat penting dalam pembuatan sebuah karya dan tahap ini juga menuntukan baik

atau buruknya hasil karyanya nanti. Maka dalam tahap ini penulis sebagai Camera

Person berkerja sama dengan baik dengan semua tim agar bisa menyatukan pemikiran

terhadap karya yang akan dibuat.

Menurut (Kuswati dkk,2017) ‘Tahap Pra Produksi ini sangat berpengaruh terhadap

apa yang dihasilkan nantinya. Jadi di tahap pra produksi ini penulis sebagai Camera

Person bersama dengan Produser, Pengara Acara, Penulis Naskah dan Crew lainnya

berdiskusi menentukan konsep karya seperti apa yang akan dibuat agar bisa dinikmati

oleh penonton, kemudian setelah mendapatkan kesimpulan konsep seperti apa yang

dibuat selanjutnya penulis bersama tim menentukan lokasi yang akan kita kunjungi

untuk melakukan produksi, dalem fase ini penulis bersama tim terdapat beberapa

pilihan lokasi diantaranya Bali, pacitan jawa timur dan malang jawa timur dan akhir

penulis bersama tim sepakat untuk mengunjungi pacitan jawa timur untuk melakukan

produksi dengan alasan lokasi tersebur belum banyak dikunjungi oleh orang lain dan

mempunyai keindahan dan cirikhas didalamnya.

Jadi ditahap ini penulis sebagai Camera Person mempunyai beberapa perkerjaan dan

tanggung jawab seperti ikut serta menentukan konsep bersama tim dan memilih

peralatan apa saja yang digunakan, dan membuat patokan seperti Shot List, Floor Flan.
112

Kemudian mempelajari naskah yang telah di sepakati bersama dan berdiskusi dengan

Pengarah Acara agar bisa menyatukan visi dan misi pada saat proses produksi.

Pra Produksi Memahami situasi saat praduksi sampai akhir produksi hingga tahapan

ide perencanaan dan persiapan hingga persetujuan pada saat pra produksi hal pertama

yang tim lakukan adalah menentukan jobdesk masing-masing, dan saat itulah terpilih

menjadi seorang kameramen atau juru kamera. kemudian observasi dan riset bersama

kru, pada tahap pra produksi sebagai juru kamera melakukan pembagian jobdesk dan

menentukan ide awal.setelah ditentukan jobdesk nya, juru kamera bersama kru

melakukan observasi dan riset.disini juru kamera turut serta dalam menyiapkan

peralatan yang digunakan pada saat riset kamera digital dan handycam yang digunakan

sebagai dokumentasi atau disebut Behind The Scene.

3.4.2 Produksi

Yaitu tahap pelaksanaan yang merupakan tahap realisasi dari konsep yang

dirancang pada tahapan pra produksi setelah proses pra produksi selesai, barulah

kameramen menjalankan tugas merekam semua kejadian dilapangan dan mengambil

gambar sesuai shot list yang diberikan sutradara.

Dengan tanggung jawab warna, komposisi, suara rendah sesuai untuk mendapatkan

shot yang baik.

Adapun tugas kameramen selama proses kerja pada tahapan produksi ini adalah:

• Mengambil gambar stock shot. penulis dan sutradara melakukan pengambilan

gambar stock shot untuk mempermudah jika ada gambar yang diinginkan.
113

• Pengambilan gambar per scene. Pada pengambilan ini menggunakan tripod

agar gambar tidak goyang.

• Mengambil gambar sesuai list.

• Diskusi setelah tahap produksi.

3.4.3 Pasca Produksi

Menurut (Pintoko & Umbara, 2010) “Tidak banyak hal yang dilakukan oleh

Kameramen pada tahap ini”.Pada tahap Pasca produksi seperti pernyataan kutipan di atas

bahwa tidak banyak yang harus seorang Camera Person lakukan di tahap ini. Di tahap ini

penulis sebagai Camera Person selain menyerahkan semua hasil pengambilan gambar yang

dilakukan pada saat produksi dan bentuk memory SD Card kepada Penyunting Gambar,

Camera Person juga harus mendamping Penyunting Gambar untuk memilih shot-shot yang

terbaik dan layak dimasukan kedalam karya sehingga mempermudah kerja Penyunting

Gambar untuk merubahnya menjadi sebuah karya visual yang sudah di tentukan berdasarkan

treatment yang telah dibuat oleh Penulis Naskah. sebagai Camera Person juga harus membuat

Camera Report atau laporan hasil produksi yang berisi angle, shot,dan camera movment yang

telah digunakan dalam program yang telah dibuat. Dan pada tahap ini juga penulis sebagai

Camera Person juga tidak hanya mendamping Penyunting gambar untuk memilih shot-shot

tetapi disini penulis sebagai Camera Person juga ikut serta hingga selesainya proses pengeditan

gambar danmelakukan apa yang penulis bisa lakukan agar mempermuda dan mempersingkat

waktu proses pengeditan. Penulis juga selalu ikut serta setiap tim melakukan review hasil

karya yang telah dibuat

3.4.4 Peran dan Tanggung Jawab Camera Person

1) Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana


114

produksi.

2) Mempelajari naskah.

3) Menginterpretasikan bagaimana sebuah adegan/scene bisa diinterpretasi.

4) Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan gambar yang baik.

5) Berkerja sama dengan pengarah acara

6) Melakukan pengambilan gambar pada produksi

7) Menyerahkan hasil pengambilan gambar dan camera report agar

mempermudah kerja Penyunting Gambar

Penulis sebagai Camera Person berkerja untuk berdiskusi dengan Pengarah

Acara mengenai angle-angle seperti apa yang akan di ambil, seorang Camera Person

juga harus mempunyai kreatifitas yang tinggi untuk menentukan komposisi gambar

dan pengambilan shot-shot yang menarik. Berawal dari pra produksi penulis sudah

dilibatkan dalam pemilihan lokasi serta pemilihan alat-alat penunjang yang akan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsep yang telah disepakati bersama. Serta

membuat floor plan/bloking camera dari konsep yang telah disepakati agar proses

pengambailan gamabar bisa tertata perlokasinya sehingga tidak bingung pada saat

produksi. Pada saat produksi Camera Person sangat berperan penting dalam

pengambilan gambar, dan juga mewujudkan dari bahasa tulisan ke audio visual,

sebagai Camera Person dengan adanya Director Treatment sangat beguna pada saat

produksi karna dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses produksi.pada


115

saat pasca produksi penulis sebagai Camera Person tidak terlalu banyak tugasnya

seperti memberi semua hasil shot pada saat hasil produksi beserta menerangkan shot

seperti apa dan objek apa yang telah diambil untuk mempermudah kerja Penyunting

Gambar agar menghasilkan sebuah karya yang baik.

3.4.5 Proses Penciptaan Karya

Sebagai kameramen mengambil gambar setiap moment dan kejadian dari

beberapa sudut pandang kamera dan menggunakan variasi shot yang telah dipelajari

saat melakukan pembelajaran jurusan broadcasting dengan menggunakan beberapa

shot dan sudut pandang kamera, merekam semua kejadian dan moment yang terjadi

pada tahap produksi .

A. Konsep Kreatif

Ketika membicarakan konsep kreatif penulis sebagai Camera Person bertugas

untuk merekam gambar dan pengambilan gambar mengunakan sistem multi camera.

Lalu penulis sebagai Camera Person menciptakan angle-angle seperti High angle, eye

level dan Low angle kemudian ditambah dengan type shot yang variatif dari yang

terluas Extereme long shot hingga yang terdekat Extereme Close up lalu memaikan

dengan camera movement seperti panning Tranking, dan following dan

disempurnakan dengan komposisi kamera agar gambar dihasilkan memiliki daya tarik

yang lebih sehingga bisa dinikmati oleh penonton.

B. Konsep Produksi
116

Dari segi teknik pengambilan gambar perlu diketahui pengambilan gambar

dapat terlaksana dengan baik dan benar jika dipahami untuk apa gambar diambil,

seberapa besar ukurannya (Type of Shot) bagaimana letak pengambilan gambarnya

(angle), moment seperti sesuai dengan konsep program, arah dan tujuan pergerakan

serta informasi apa yang ingin disampaikan. Pada konsep ini Camera Person berusaha

menyesuaikan segala bentuk teknik pengambilan gambar tetap mengacu pada director

treatment. Mulai dari teknik pengambilan (Shot), sudut pengambilan (angle) dan

pergerkan camera (camera movment) sesuai dengan treatment yang telah di sepakati

bersama pengarah acara. Dari taratment tersebut Camera Person juga berkerja sama

dengan penata.

C. Konsep Teknis

Dalam konsep teknis pertama dilakukan penulis sebagai Camera Person adalah

memilih peralatan yang akan digunakan pada saat produksi seperti camera.tripod dan

alat penunjang pendukung lainnya.

3.4.6 Kendala Produksi dan Solusinya

Solusi penulis melakukan pengambilan gambar yang memberikan pesan

perbandingan kepada penonton dengan pengambilan gambar natural, human interest,

dll. b. Konsep Produksi Dalam konsep produksi Cameraperson atau penata gambar

berkoordinasi dengan Pengarah acara (sutradara) dalam menentukan shot shot yang

akan diambil, framing, tata letak kamera. Dan Cameraman atau penata gambar bekerja
117

sama dengan penata cahaya untuk menentukan pencahayaan yang tepat agar terlihat

senatural mungkin dengan aslinya. c. Konsep Teknis Dalam konsep teknis

Cameraperson atau penata gambar telah menyiapkan ide kreatif dan dsini penata

gambar menyiapkan peralatan teknis untuk mengimplementasikan ide kreatifnya.

Penata gambar menggunakan kamera tersebut sudah memenuhi standart broadcast dan

juga penulis dapat mengoperasikan nya dengan baik. Penulis juga menggunakan

lampu LED 1000 titik untuk membantu cahaya dalam pengambilan gambar dan

Wawancara. lensa fix untuk menghasilkan gambar gambar bokeh (blur) dan bagus

untuk mengambil gambar gambar makro. Selain lensa fix juga menggunakan tripod

dan glad camera. Glad cam juga digunakan untuk pengambilan gambar dengan

mengikuti pergerakan objek agar gambar terlihat stabil dan tidak shaking. Kendala

produksi dan solusinya Kendala ketika produksi pasti selalu ada termasuk juga

Cameraman atau penata gambar. Kendala yang dihadapi ketika produksi program

Indonesia Traker Food adalah single camera, karena hanya menggunakan satu kamera

jadi harus mengambil gambar berkali kali dan ingin yang menyebabkan banyak waktu

yang terbuang. Solusinya yaitu harus bergerak cepat dalam mengmbil gambar dan

memanfaatkan waktu semaksimal mungkin.


118

3.4.7 Lembar Kerja Camera Person

3.4.7.1 Konsep Camera Person

3.4.7.2 Camera Report

3.4.7.3 Floor Plan

3.4.7.4 Spesifikasi Camera


119

3.4.7 Lembar Kerja Camera Person

konsep program Konsep Cameraperson atau penata gambar dalam program

Indonesia Traker Food adalah untuk memberikan gambaran atau menghasilkan

gambar sebaik mungkin.adapun dalam setiap pengambilan gambar penata gambar

harus berkordinasi dengan pengarah acara mengenai angle, blocking kamera,

pencahayaan dan pergerakan kamera.

Setelah melewati tahap awal penulis sebagai Camera Person memiliki

beberapatugas dan tanggung jawab diantara melakukan pengambilan gambar,

mempelajari naskah yang di sepakati agarar hasil sesuai dengan konsep yang

dinginkan, selalu berdiskusi dengan pengarah acara agar tidak berbeda pendapat, dan

berinisiatif mengambil stok shot sebanyak banyaknya dan selalu menjaga camera agar

tetap aman dan normal pada saat digunakan.

3.4.7.1 Konsep Camera Person

Camera person atau penata gambar telah membuat konsep atau ide kreatif

yang menggunakan konsep beauty shoot.dan penulis berusaha mengikuti keinginan

sutradara yaitu mengambil gambar dengan shot size very long shot, long shot, medium

long shot, medium shot, middle close up dan close up.

Dalam proses pembuatan karya mulai dari pra produksi, produksi hingga pasca

produksi pasti tidak luput dari kesulitan masing-masing, tetapi punulis sebagai Camera

Person selalu berusaha untuk melewati kesulitan-kesulitan tersebut dan selalu

berdiskusi dengan tim trutama dengan Pengara Acara. Penulis sebagai Camera Person
120

sangat memperhatikan shot-shot dan angle yang diambil agar bisa mendapatkan hasil

yang terbaik.

3.4.7.2 Camera Report

CAMERA REPORT

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : Si Otong Sutradara : Putri Amaliyah
Durasi : 22 menit Penata Camera. : Yari Mukhtisar

Tabel III.12 Camera Report

VISUAL
NO RUBRIK CAM SHOT VIDEO NOTES
ANGLE MOVING
SIZE
Rumah
High
1 OP 1 MS Still Nara OK
Angle
Sumber
Eye Rumah
2 OP 1 MS Panning OK
Level Nadhif
Eye
3 OP 2 MS Still Lapangan OK
Level
High Rumah
4 OP 2 MS Still OK
Angle Nadhif
High Rumah
5 OP 2 MCU Still OK
Angle Nadhif
Low Rumah
6 OP 2 LS Still OK
Angle Nadhif
121

Eye Rumah
7 OP 1 MCU Still OK
Level Nadhif
High
8 1 LS Follow Lapangan OK
1 Angle
Eye
9 1 2 MS Still Lapangan OK
Level
Eye
10 1 1 MCU Still Lapangan OK
Level
High Rumah
11 1 1 MCU Still OK
Angle Gani
High Rumah
12 1 2 MS Follow OK
Angle Gani
Eye Rumah
13 1 1 LS Follow OK
Level Gani
Eye Rumah
14 1 1 MCU Still OK
Level Gani
Eye Rumah
15 1 1 MCU Still OK
Level Gani
Low Rumah
16 1 1 MS Panning OK
Angle Gani
Low
17 1 1 MS Still Lapangan OK
Angle
High
18 1 2 LS Follow Lapangan OK
Angle
Eye
19 1 2 MS Follow Lapangan OK
Level
Eye
20 1 1 LS Follow Lapangan OK
Level
High
21 1 1 MCU Still Lapangan Ok
Angle
High Rumah
22 1 1 LS Still OK
Angle Gani
122

Eye Rumah
23 1 1 ECU Follow OK
Level Gani
Eye Rumah
24 1 1 LS Still OK
Level Gani
Eye Rumah
25 1 2 ECU Still OK
Level Gani
Eye Rumah
26 1 1 LS Still OK
Level Gani
Eye Rumah
27 1 1 MCU Still OK
Level Gani
Eye Rumah
28 1 2 Still OK
Level Gani
Eye Rumah
29 1 1 LS Still OK
Level Gani
Eye Rumah
30 1 1 MCU Still OK
Level Gani
Eye Rumah
31 1 1 MS Follow OK
Level Gani
Eye Rumah
32 1 1 LS Follow OK
Level Gani
Low Rumah
33 1 2 LS Still OK
Angle Gani
Eye Rumah
34 1 1 MCU Still OK
Level Gani
Eye Rumah
35 2 2 LS Still OK
Level Nadhif
Eye Rumah
36 2 1 MS Still OK
Level Nadhif
Eye Rumah
37 2 1 MS Still OK
Level Nadhif
High Rumah
38 2 1 MS Still OK
Angle Nadhif
123

Eye Rumah
39 2 1 LS Still OK
Level Nadhif
Eye Rumah
40 2 1 LS Follow OK
Level Nadhif
Eye Rumah
41 2 1 LS Still OK
Level Nadhif
Eye Rumah
42 2 2 LS Follow OK
Level Nadhif
High Rumah
43 2 1 LS Follow OK
Angle Nadhif
High Rumah
44 2 1 LS Follow OK
Angle Nadhif
High Rumah
45 2 2 LS Still OK
Angle Nadhif
High Rumah
46 2 1 TS Still OK
Angle Nadhif
Eye Rumah
47 2 1 CU Still OK
Level Nadhif
High Rumah
48 2 1 LS Still OK
Angle Nadhif
High Rumah
49 2 2 LS Still OK
Angle Nadhif
High Rumah
50 2 2 TS Still OK
Angle Nadhif
High Rumah
51 3 2 MS Still OK
Angle Nadhif
High Rumah
52 3 3 LS Still OK
Angle Nadhif
High Rumah
53 3 1 MS Still OK
Angle Nadhif
High Rumah
54 3 1 ECU Still OK
Angle Nadhif
124

Eye Rumah
55 3 2 MS Still OK
Level Nadhif
High Rumah
56 3 1 LS Follow OK
Angle Nadhif
High Rumah
57 3 1 ECU Still OK
angle Nadhif
Eye Rumah
58 3 2 LS Still OK
Level Nadhif
High Rumah
59 3 2 LS Follow OK
Angle Nadhif
High Rumah
60 3 2 LS Follow OK
Angle Nadhif
High Rumah
61 3 1 LS Follow OK
Angle Nadhif
Eye Rumah
62 3 1 LS Follow OK
Level Nadhif
High Rumah
63 3 1 LS Still OK
Angle Nadhif
Eye Rumah
64 3 1 LS Still OK
Level Nadhif
High Rumah
65 3 1 LS Still OK
Angle Nadhif
Eye Rumah
66 3 1 MS Still OK
Level Nadhif
Eye Rumah
67 3 1 MS Still OK
Level Nadhif
High Rumah
68 3 1 MS Still OK
Angle Nadhif
Eye Rumah
69 3 1 MS Still OK
Level Nadhif
High Rumah
70 3 1 MS Still OK
Angle Nadhif
125

Eye Rumah
71 3 1 TS Still OK
Level Nadhif
High Rumah
72 3 1 TS Still OK
Angle Nadhif
Eye Taman
73 4 2 LS Follow OK
Level Bintaro
Eye Rumah
74 4 1 MCU Still OK
Level Nadhif
Eye Rumah
75 4 1 LS Still OK
Level Nadhif
Eye Rumah
76 4 1 MS Still OK
Level Nadhif
Eye Taman
78 4 1 MS Still OK
Level Bintaro
High Rumah
79 4 1 MS Still OK
Angle Nadhif
High Rumah
80 4 1 MS Follow OK
Angle Nadhif
Eye Rumah
81 4 1 ECU Still OK
Level Nadhif
Eye Taman
82 4 1 MS Still OK
Level Bintaro
Eye Taman
83 4 1 MCU Still OK
Level Bintaro
Eye Rumah
84 4 1 MS Still OK
Level Nadhif
Eye Rumah
85 4 1 LS Follow OK
Level Nadhif
High Rumah
86 4 1 MS Still OK
Angle Nadhif
Eye Taman
87 4 1 MS Still OK
Level Bintaro
126

Eye Taman
88 4 1 MCU Still OK
Level Bintaro
High Rumah
89 4 1 ECU Still OK
Angle Nadhif
High Taman
90 4 1 MS Still OK
Angle Bintaro
High Taman
91 4 1 MCU Still OK
Angle Bintaro
High Rumah
92 4 1 ECU Still OK
Angle Nadhif
High Taman
93 4 1 LS Still OK
Angle Puri
Eye Taman
94 4 1 MS Still OK
Level Puri
Eye Taman
95 4 1 MS Still OK
Level Puri
Eye Taman
96 4 1 MS Still OK
Level Puri
Eye Taman
97 4 1 ECU Follow OK
Level Puri
Eye Taman
98 4 1 MCU Still OK
Level Puri
High Taman
99 4 1 TS Still OK
Angle Puri
Eye Taman
100 4 1 MS Still OK
Level Puri
Eye Taman
101 4 1 ECU Still OK
Level Puri
High Taman
102 4 1 LS Still OK
Angle Puri
Eye Taman
103 4 1 ECU Still OK
Level Puri
127

High Taman
104 4 1 LS Follow OK
Angle Puri
High Taman
105 4 1 CU Still OK
Angle Puri
Eye Taman
106 4 1 ECU Still OK
Level Puri
Eye Taman
107 4 1 CU Still OK
Level Puri
Eye Taman
108 4 1 ECU Still OK
Level Puri
Eye Taman
109 4 1 MS Still OK
Level Puri
Eye Taman
11O 4 1 MS Still OK
Level Puri
Eye Taman
111 4 1 LS Still OK
Level Puri
Eye Taman
112 4 1 MS Still OK
Level Puri
Eye Taman
113 4 1 MS Still OK
Level Puri
High Taman
114 4 1 LS Still OK
Angle Puri
Eye Taman
115 4 1 MS Still OK
Level Puri
128

3.4.7.3 Floor Plan

FLOOR PLAN

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production Company: Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : Si Otong Sutradara : Putri Amaliyah
Durasi : 22 menit Penata Camera : Yari Mukhtisar

Gambar III.4 Floor Plan

A. Lokasi Lapangan

Ket: 1

1. Host Narasumber
2. Camera 1
2
3. Camera 2 3

1
B. Lokasi Taman Bintaro

Ket
3
1. Host Narasumber 2
2. Camera 1
3. Camera 2
129

C. Lokasi Rumah Nadhif


2
Ket

1. Camera 1
2. Camera 2
1

Lokasi Rumah Gani 1

Ket

1. Narasumber
2. Camera 1 2
3
3. Camera 2
130

3.4.7.4 Spesifikasi Kamera

o SONY a6300

Gambar III.5 Spesifikasi Kamera


§ 24MP Exmor CMOS sensor
§ 425 phase detection points to give ‘4D Focus’ Hybrid AF
§ 4K (UHD) video – 25/24p from full width, 30p from smaller crop
§ 2.36M-dot OLED finder with 120 fps mode
§ Dust and moisture resistant magnesium-alloy body
§ Built-in Wi-Fi with NFC connection option
§ Built-in microphone socket Sudah dilengkapi WiFi dan NFC juga untuk
131

o Lensa Sony 50mm

• Ringkas, ringan, mudah dibawa


• Apertur maksimum F1.8 untuk pengambilan gambar minim cahaya
• Apertur melingkar 7 bilah untuk efek pengaburan yang indah
• Panjang fokus 75mm (setara 35mm) dengan sensor APS-C
• Jarak Fokus Minimum 0.45 m
• Raio Pembesaran Maksimum (x) 0,14 x
• Diameter Filter (MM) 50 mm
• Berat 186 g
132

• Lensa Sony 24-70mm GM

• Zoom F2.8 24-70mm konstan dengan gabungan resolusi tinggi dan bokeh

• Kompatibilitas dengan FE 24-70mm F2.8 GM.

• Ring fokus / 2. Ring zoom / 3. Tombol tahan fokus / 4. Tombol mode fokus / 5.

Indeks mounting / 6. Tombol kunci zoom / 7.


133

o Tripod Manfrotto

• Tersedia Pilihan Warna: Red dan Gray


• Portabel, panjang terlipat 32 cm
• Body aluminium, Kontruksi ringan
• Clever folding system
• Kapasitas Beban: 2.5 kg
• Tinggi Maksimal: 130 cm
• Leg Section: 4
134

o Go Pro Hero 5

• Resolusi Foto 12MP


• Resolusi Video hingga 4K / 30fps, 1440P / 80fps, 1080P / 120fps
• Waterproof 10m tanpa Housing
• Dilengkapi Wifi + Bluetooth
• Dilengkapi Advanced Wind Noise Reduction
• Dilengkapi Voice Control
• Dilengkapi Electronic Video Stabilization
• Fitur Simple 1 Button Control
• Support untuk Auto-Upload to Cloud (Gopro Plus)
• Dilengkapi Touch Display
• Dilengkapi Location Capture / Geo-Tagged
• Dilengkapi Raw + Wide Dynamic Range Photos
135

3.5 Proses Kerja Penata Cahaya

Menurut karsito (2008:62) penata cahaya adalah orang yang bertugas

mengatur tata cahaya di lokasi shooting atas permintaan sinematografer

Sedangkan Menurut (rusman&uud 2015) lighting atau penatacahaya adalah

petugas yang mendesain dan menentukan pencahayaan produksi program di dalam

studio maupundiluar studio.

Dalam Program acara non drama “SI OTONG” , Penulis dipercayakan untuk menjadi

penata cahaya harus bekerja sama dengan sutradara untuk menerjemahkan naskah

sesuai dengan ide kreatif yang telah di sepakati. Jadi tugas penulis disini adalah untuk

membantu sutradara dan penata kamera untuk mewujudkan konsep dan ide kreatif

yang telah di sepakati bersama.

Proses kerja pada program Non Drama kali ini penulis mengembangkan tugas

sebagai penata cahaya yang mempunyai peranan yang sangat penting dimana dalam

pembuatan program bila tidak ada cahaya buatan pasti tidak bagus untuk dilihat atau

ditonton misalnya hanya mengandalkan cahay seadanya di dalam ruangan tertutup

atau diluar ruangan terbuka pasti objek akan di ambil tidak akan terlihat bagus.

3.5.1 Pra Produksi

“ Pada tahap praproduksi penatacahaya memahami dan mendalami naskah

yang akan diproduksi pemahaman ini untuk mengetahui apa saja kebutuhan

pencahayaan dalam scene yang akan diproduksi dan setelah itu mengadakan rapat
136

dengan produser dan sutradara untuk menyatukan persepsi dan mengetahui apa

keinginan dari produser dan sutradara lalu membuat konsep pencahayaan dan blocking

lighting yang tepat sesuai dengan yang tertera pada naskah dan mengadakan rapat

koordinsi dengan crew teknis yang lain setelahitumelakukan hunting lokasi untuk

mendapat gambaran penempatan pencahayaan yang tepat dan mendata keperluan

peralatanteknis yang dibutuhkan saat produksi ” (Kusumawati,dkk 2020).

Pada tahap produksi penata cahaya bekerja sama dengan sutradara dan

cameramen untuk mempelajari naskah di setiap segmentnya dan menentukan lokasi

untuk meletakan blocking lighting nantinya, penata cahaya mulai mempersiapkan dan

mencari alat-alat lighting di berbagai tempat penyewaan alat selanjutnya penata cahaya

mencatat apa saja yang harus diperlukan untuk memilih jenis lampu seperti :

1. Penata cahaya harus memahami alat yang di sewa dan menentukan letak atau

tempat pencahayaan dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar

kamera mampu melihat obyek dengan jelas.

2. Melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran penempatan

pencahayaan yang tepat.

3. Team harus mengadakan rapat untuk menyatukan konsep pencahayaan yang

tepat sesuai tertera pada naskah.

4. Mengadakan rapat kordinasi dengan crew teknis yang lain.

5. Melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran penempatan

pencahayaan yang tepat.

6. Mendata keperluan peralatan teknis yang dibutuhkan pada saat produksi.


137

Three-Point Lighting (Pencahayaan tiga titik)

1. Key light

Merupakan sinar utama yang ditunjukan kepada subjek dan penyinaran ini akan

menimbulkan bayangan. Penempatan key light pada sudut 30 derajat sampai 45 derajat

kesamping kiri atau kanan nose line. Biasany amerupakan hard light.

1. Fill Light

Jenis penyinaran yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan bayangan

yang ditimbulkan oleh jenis penyinaran key light. Penempatan fill light 30 derajat di

sebelah view line dan posisinya berlawanan dengan keylight

2. Backlight

Berfungsi untuk memisahkan obyek dari background dengan membentuk batasan

cahaya pada pundak dan kepala obyek. Backlight diletakkan pada belakang obyek

dengan posisi setinggi key light

3.5.2 Produksi

Setelah melewati tahap praproduksi penulis, penulis memasuki tahap produksi yaitu :

1. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kelengkapan pencahayan

lokasi

2. Selain itu penuli smengoperasikan perlengkapan lighting dengan baik dan

benar sesuai dengan blocking lighting yang telahdibuat pada saat

praproduksi agar di dapat hasil yang memuaskan.


138

3. Melakukan komuniaksi dan koordinasi dengan sutradara dan crew teknis yang

lain agar tidak terjadi kesalah pahaman.

4. Menguasai secara teknis setiap peralatan lighting yang dipakai dan selalu

bersiap jika terjadi gangguan teknis.

5. Memberikan koreksi dan masukan ke pada sutradara jika diperlukan,

melakukan pengaturan pencahayaan pada setiap tuntutan naskah.

6. Mengembalikan dan merapihkan peralatan lighting yang telah dipakai ke

tempat semula.

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan penata lampu harus menempatkan

posisi lampu yang sudah di koordinasi dengan sutradara tetapi penulis juga harus bisa

melakukan pengaturan pencahayaan pada setiap adegan sesuai tuntutan naskah.

Penulis menyimpulkan penata cahaya harus dapat menyeimbangkan keterbatasan yang

terjadi, dan harus melakukan kreasi agar memperoleh cahaya yang terang dan menarik

untuk penonton.penulis menyimpulkan penata cahaya harus bisa menguasai secara

teknis setiap peralatan dan mengerti saat terjadi ganguan teknis.

3.5.3 Pasca Produksi

Pada Tahap pasca produksi penulis mengevaluasi kembali hasi lakhir dan

mengecek keutuhan alat yang dipakai saat shooting apakah terjadi kerusakan,

kehilangan agar saat di balikan ketempat penyewaan tidak kekeliruan “mereview hasil

gambar untuk melihat penataan cahaya yang telah di produksi, menganalisa hasil akhir

gambar, dan mendata kekurangan darigambar yang telah diambil, mengevaluasi hasil

akhir gambar” (Kusumawati&dkk 2020)


139

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan pada saat pasca produksi penata cahaya

mereview kembali jika ada kekuranga ncahaya pada gambar penatacahaya berdiskusi

dengan penatakamera dan sutradara apakah cahaya sudah terlihat baik atau kekurangan

cahaya dan mengecek keutuhan alatj ika ada yang rusak bisa dicarikan jalan keluarnya

bersama tim

3.5.4 Peran dan tangung jawab penata cahaya

Penata cahaya sebagai bagian dari kru produksi mempunyai tugas serta

tanggung jawab yang spesifik adapun yang dilakukan penulis adalah melakukan riset

lokasi dan berdiskusi dengan camera person. Penulis sangat bertanggung jawab atas

semua masalah pencahayaan.

Pada saat penata cahaya mencari tata letak yang terbaik dalam peletakan

pencahayaannya, penata cahaya dituntut bekerja secara professional pada saat

menentukan posisi cahaya yang pas dan tepat untuk mendapatkan warna dan intensitas

cahaya yang pas. Seorang penata cahaya sudah menggambarkan tata letak cahaya yang

akan penulis letakan dan peralatan apa saja yang di butuhkan serta jenis alat-alat

pembantu yang akan di pakai saat jalannya produksi.

Tugas dan kewajiban penata cahaya dalam sebuah produksi menurut Nina

Kusumawati dkk, dalam (Karsito 2020:62) :


140

1. Mengetahui berbagai jenis dan fungsi masing-masing lampu.

2. Tugasnya menterjemahkan tata cahaya sesuai dengan pencahayaan dan arah

penata kamera.

3. Membantu pengukuran yang tepat lighting ratio, exposure dan warna cahaya

yang diinginkan sinematografer.

4. Mencatat dan menginventarisasi dan merawat peralatan lampu. Penata cahaya

sering di sebut sebagai chef lighting. Dalam melakukan tugasnya dibantu

beberapa asisten penata cahaya.

Disini penulis membuat blocking cahaya dan menyiapkan alat-alat yang di

butuhkan dalam produksi. Pada umumnya seorang penata cahaya tidak bekerja sendiri

dan secara umum tugas serta tanggung jawab penata cahaya yaitu bertanggung jawab

hal-hal yang mencangkup pencahayaan.

Penulis harus melakukan persiapan dengan matang, melakukan uji coba

terhadap alat pencahayaan. Disini penulis bertanggung jawab yang berhubungan

dengan lighting seperti warna, intensitas cahaya, penerangan.

3.5.5 Proses Penciptaan Karya

Di dalam proses non drama yang merupakan Tugas Akhir (TA) penulis sebagai

penata cahaya dalam produksi acara “SI OTONG” , segala sesuatu hal yang berkaitan

dengan pencahayaan merupakan tanggung jawab penulis. Kesuksesan dalam

menghasilkan suat karya ditentukan oleh pengaturan atau penyusun unsur-unsur

berdasarkan komposisi, seperti gelap terang, tekstur warna dalam karya tersebut.

Sedangkan komposisi adalah kesatuan, keseimbangan dan irama. Untuk menanamkan

informasi dalam program non drama televisi, seorang penata cahaya harus dapat
141

menvisualisasikan dan mewujudkan cahaya yang sesuai dengan arahan sutradara atau

Program Director. Karena cahaya menjadi daya tarik tersendiri, diluar alur cerita,

untuk itu diperlukan pemahaman dasar bagi penata cahaya untuk dapat mengoprasikan

dan mengetahui karakteristik lighting, cara kerja, serta dapat memberikan pecahayaan

terbaik dan nyaman dimata untuk disaksikan penonton.

B. Konsep kreatif

Di dalam pembuatan karya Program Televisi “SI OTONG” penata cahaya

berusaha dengan maksimal untuk dapat membuat program televisi ini menjadi menarik

dan sesuai dengan apa yang diinginkan.

Menurut Nina Kusumawati dkk, dalam (Pratista 2008:76-77). Arah cahaya merujuk

pada posisi sumber cahaya terhadap objek yang dituju. Arah cahaya dapat dibagi

menjadi lima jenis yaitu :

1. Frontal lighting, cenderung menghapus bayangan dan menegaskan bentuk

sebuah objek atau wajah karakter.

2. Side lighting, cenderung menampilkan bayangan kearah samping tubuh

karakter atau bayangan pada wajah.

3. Back lighting, mampu menampilkan bentuk siluet sebuah objek atau karakter

jika tidak di kombinasikan dengan arah cahaya lain.

4. Under lighting, biasanya ditempatkan dibagian dengan bawah karakter dan

biasanya pada bagian wajah. Efeknya seperti cahaya senter atau api unggun

yang diarahkan dari arah bawah.


142

5. Top lighting, sangat jarang digunakan dan umumnya digunakan untuk

mempertegas sebuah benda atau karakter.

Penulis sebagai penata cahaya memberikan ide kepada tim tentang metode

pencahayaan dan apa saja yang diperlukan pada proses produksi nanti. Bila dilihat dari

konsep yang telah didiskusikan oleh seluruh tim, penulis menginginkan pencahayaan

pada saat proses produksi nanti adalah soft light dikarenakan agar sesuai dengan

konsep non drama televisi yang akan dibuat yang menghasilkan cahaya yang lembut

dan halus.

B. konsep produksi

Pada proses ini penulis menyiapkan peralatan cahaya yang dipakai untuk

shooting. Konsep produksi pada pembuatan program non drama konsep warna cahaya

yang di inginkan sutradara bersifat natural, namun tetap menambahkan cahaya

pendukung agar hasil yang didapat terlihat bagus saat adegan tertentu.

C. konsep teknis

Pada konsep teknis ini penata cahaya harus memilih alat yang digunakan agar

tidak terjadi kesalahan saat produksi berlangsung atau saat alat digunakan. Penulis

mengunakan Lighting Viltrox VL-D85T 2 unit agar lebih memudahkan stanbay dan

tidak perlu dipindahkan kemana mana dengan hasil pencahayaan yang baik dan setelah

itu memilih alat yang tepat, penulis mengetest apakah alat yang dipilih masih berfungsi

baik dan layak digunakan agar proses untuk membuat non drama “SI OTONG” lancar

tanpa kendala. Seorang penata cahaya harus tah utema yang dipakai untuk program

non drama saat produksi, penata cahaya juga punya peran cukup penting agar dapat

mendukung program. Dan memberikan warna sebuah program.


143

3.5.6 Kendala produksi dan solusi

Pada saat produksi program non drama, penulis mendapat hanya 1 kendala,

dan dalam kendala itu pasti ada solusinya. Disini penulis mencari berbagai solusi agar

shooting bisa berjalan dengan lancar. Kendala segi teknis seperti :

1. kendala saat praproduksi penata cahaya kesulitan untuk mencari tata letak lighting

agar tidak terjadi backlight sehingga penulis dibantu oleh penata kamera untuk

memastikan cahaya di kamera pas atau tidak backlight.


144

3.5.7 Lembar kerja Penata Cahaya

3.5.7.1 Konsep Penata Cahaya

3.5.7.2 Laporan Penata Cahaya

3.5.7.3 Floor P;an Penata Cahaya

3.5.7.4 Spesifikasi Lampu


145

3.5.7 Lembar kerja Penata Cahaya


3.5.7.1 Konsep Penata Cahaya

Penata cahaya menentukan penempatan pencahayaan agar kamera mampu

melihat obyek dengan jelas kea rah narasumber atau host, dengan pencahayaan

penonton dapat melihat secara efektif dan jelas. Pencahayaan juga mendukung latar

suasana studio atau tempat yang sedang dipakai shooting sehingga penonton

mendapatkan kesan suasana dari suatu kejadian yang dipergerakan dalan saat shooting.

Dan tidak lupa penata cahaya sangat perlu berkoordinasi dengan penata kamera atau

biasa disebut campers. Penulis mengembangkan konsep dengan pemikiran dan

gambaran yang sesuai dengan naskah.


146

3.5.7.2 Laporan Penata Cahaya

LIGHTING SHEET

FAKULTAS KOMUNIAKSI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Produksi : Run Entertainment Produser : Dimas Kresnadi


Judul : Si Otong Sutradara : Putri Amaliyah
Durasi : 22 menit Penata Cahaya : Nadhif Nikko

Tabel III.13 Lighting Sheet

No. Segmen Key Light Fill Light Back Light Keterangan

1 1 LED LED -

2 2 LED LED -

3 3 LED LED -

4 4 LED LED -
147

3.5.7.3 Floor Plan Penata Cahaya

“ FLOOR PLAN PENATA CAHAYA”

FAKULTAS KOMUNIAKSI DAN PENYIARAN


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Produksi : Run Entertainment Produser : Dimas Kresnadi


Judul : Si Otong Sutradara : Putri Amaliyah
Durasi : 22 menit Penata Cahaya : Nadhif Nikko

Tabel III.14 Floor Plan Penata Cahaya


Keterangan :

1. Camera 1

2. Camera 2

3. Lighting 1

4. Lighting 2
3 2
4

Keterangan :

1. Camera 1

2. Camera 2

3. Lighting 1

4. Lighting 2
148

Keterangan :

1. Camera 1

2. Camera 2

3. Lighting 1

4. Lighting 2

Keterangan :

1. Camera 1

2. Camera 2

3. Lighting 1

4. Lighting 2
149

3.5.7.4 Spesifikasi Lampu

“SPESIFIKASI LAMPU”

FAKULTAS KOMUNIAKSI DAN PENYIARAN


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Produksi : Run Entertainment Produser : Dimas Kresnadi


Judul : Si Otong Sutradara : Putri Amaliyah
Durasi : 22 menit Penata Cahaya : Nadhif Nikko

Gambar III.6 Spesifikasi Lampu


Spesifikasi :

• Merk : Viltrox

• Model: VL-D85T

• Jenis Steker: Steker AS / Steker UE (Opsional) Suhu Warna: 3300K~5600K


(dapat disesuaikan) Kecerahan: 20% ~ 100% (dapat disesuaikan)
• Maks. Kecerahan: 9300LM
• Maks. pencahayaan: 7030 Lux / 1mDaya (maks.): 85W
• Pengendali Jarak Jauh VL-500RT: Frekuensi: Sistem jarak jauh nirkabel FSK
2.4GHz
150

3.6 Proses kerja peñata artistik

Dalam proses kerja peñata artistik orang yang mengatur segala sesuatu yang

berhubungan apa yang digunakan oleh talent dalam melakukan sebuah adegan selain

itu juga membantu art director dalam kelengkapan sebua set dan menyusun anggaran

kebutuhan property yang akan digunakan. Dekoraktor set bertangung jawab atas

dekorasi set atau lokasi selain itu Penata artistik suatu hal yang sangat penting dalam

meciptakan suasana dan keindahan yang terdapat di dalam program acara magazine

show berjudul si otong

Menurut (tino saroenggalo: 139) seorang penata artistik bertangung jawab untuk

membuat penataan yang baik termasuk masalah asset, kostum, rias wajah, set, dan lain

lain Oleh karena itu sangat penting bagi penata artistik untuk menciptakan visi yang

luas dan terus-menerus memikirkan hal-hal baru.

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa seorang penata artistic harus

kreatif dan imajinatif setelah menerima materi acara mungkin berupa atau scenario dan

penata artistic tentu juga harus mempunyai pengeahuan yang luas serta cita rasa seni

yang tinggi karena hal ini seni sebagai dasar dari tata artistik

Menurut (kusumawati dkk, 2017) menyimpulkan bahwa seorang penata artistik

atau art director harus mengetahui secara keseluruhan kebutuhan art dari program yang

akan dibuat. Jadi pada umumnya sebuah penata artistik membutuhkan jiwa seni dan

kreativitas yang tinggi untuk dapat menghasilkan konsep penataan artistik yang di

apresiasi oleh penonton nya

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa penata artistik membuat

breakdown tata artistik agar dalam produksi yang akan berjalan dapat disesuaikan
151

dengan apa yang sudah dibuat didalam scenario. Dan memberikan hal konsep penataan

berbeda untuk menghasikan tayangan yg bagus ke audience

3.6.1 Pra produksi

Dalam Sebuah produksiada yang harus dilakukan yatu tahap pra produksi

planning meeting dalam pertemuan perencaan program magazine showini produser

menyerahkan draft scenario lalu melakukan bedah scenario. ini untuk mengetahui

semua yang dibutuhkan untuk semua adegan dalam sebuah program, jadi setiap

adegan, setiap percakapan terkait dengan situasi dan kemudian penata artistik harus

mulai membuat daftar . Menentukan kesesuaiannya untuk skenario

Perencanaan lokasi berdasarkan skenario yangdihasilkan kemudian pada proses

selanjutnya adalah cari dan temukan lokasi tersebut. Sebagai art director harus

memperhtungkan set apakah dapat melidungi kita pada cuaca buruk dan merinci apa

saja yang dibutuhkan. Jika penata artistik sudah tau set apa yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan program, penata artistik kemudian bisa mulai membuat daftar barang

yang dibutuhkan, kemudian penata artistik memberikan gambar yang diperlukan

kepada decorator, dan kemudian beberapa deskripsi lokasi tersebut disajikan dalam

bentuk floorplan.

Penata artistik meminta produser dan sutradara untuk menyetujui sketsa yang

dibuat dan kemudian merinci angaran yang dibutuhkan. Tentunya setelah merinci apa

saja yang dibutuhkan, ada baiknya juga untuk menentukan budget yang akan

disediakan jika angaran benar benar terbatas maka otomatis harus pintar pintar

membagi angaran sesuai kebutuhan setelah disetujui. Mengotrol semua persiapan

artistik hingga produksi


152

Menurut kusumawati dkk, 2017 bahwa tata artistik merupakan salah satu unsur

pokok dalam sebuah produksi acara tv ataupun produksi film yang berkaitan dengan

keindahan

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa tata artistik sebagai penunjang

dalam mendukung suasana yang diinginkan dalam suatu produksi tv/film

Menurut (lamintang, 2014) bahwa pada bagian ini adalah yang juga sangat

menentukan yaitu bagian ahli dekorasi atau property yang dimana memiliki tugas

untuk membangun set produksi atau mencari segala hal yang menyangut keperluan

produksi suatu film atau lainya

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa art director bertangung jawab

atas penataan atau setting ruangan atau lokasi yang digunakan untuk pengambilan

gambar beserta dekorsinya berdasarkan tuntutan scenario

Menurut (paningkiran: 10) penata make up juga dikatakan sebagai make over

bagi pemain untuk menginterprestasikan adengan – adengan seperti yang diisyaratkan

oleh scenario dan peran dalam cerita

3.6.2 Produksi

Setelah persiapan pra produksi, Langkah kedua adalah produksi. Selama

pelaksanaan produksi di setiap adegan, penata artistik harus hadir dan dekat dengan

sutradara untuk memastikan bahwa gambar dilakukan persis seperti yang di inginkan,

sesuai dengan naskah dan Ketika gambar di proyeksikan. Penata artistik mungkin

terlibat langsung dalam mengoreksi lokasi set atau asset yang tidak sesuai dengan

adegan yang bersangkutan. Kegiatan ini terus diawasi oleh penata artistik mulai dari
153

membongkar dan sampai ke penataan set sepanjang pengambilan gambar masih

berlangsung

Menurut (supranto, 2013) bahwa dalam proses produksi dia harus bekerja sama

secara terpadu dengan penata grafis serta seluruh kerabat kerja produksi dan juga

dengan bagian pemasaran atau promosi melalui kerja sama yang dibangun ini akan

menghasilkan sebuah produk yang kreatif menampilkan produksi televisi yang artistik

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa art director harus selalu

bersama atau berdiskusi dengan seluruh kerabat kerja karena art director tidak mudah

dilakukan sendiri harus membutuhkan kerja sama dan kekompakan untuk hasil yg

bagus

Menurut (paningkiran: 10) penata rias juga dikatakan sebagai make over bagi

pemain untuk menginterprestasikan adegan - adegan seperti yang diisyaratkan oleh

scenario dan peran dalam cerita

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa make up untuk menutupi

kekurangan dan menonjolkan kelebihan demi mendapatkan kesempurnaan wajah

dalam program magazine show yang berjudul si otong penulis memberikan make up

yang natural dipakai narasumber dan jika shooting berlangsung penulis selalu stand by

karena harus merapihkan jika ada narasumber. Seperti rambut dan wajah

3.6.3 Pasca produksi

Setelah Langkah produksi selesai, Langkah terakhir adalah pasca produksi.

Dimana tahap ini melakukan evaluasi proses kerja yang sudah dilakukan dar pra

produksi sampai pasca produksi. Agar dapat tahu kekurangan kekurangan saat

mengambil gambar dan agar tidak terjadi lagi


154

(Menurut irwanto, 2014) Pada tahap ini dilakukan evaluasi dari semua divisi

yang terdapat didalam art departemen, dilihat kekurangan kekurangan pada saat

pengamblan gambar, kemudian juga mengembalikan dan merapikan semua property

dan peralatan art yang lain. Pada tahap ini dilihat juga balancing pembiayaannya

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan bahwa semua divisi art melakukan

evaluasi dan melihat kekurangan yang ada saat pengambilan gambar dan bertangung

jawab merapihkan semua property yg ada di lokasi pengambilang gambar dan penata

artistik harus meminalisir pengeluaran dari pra produksi sampai pasca produksi

Menurut (kusumawati dkk 2017) dalam penggarapan suatu produksi program

didahului rangkaian proses yaitu pra produksi produksi,dan pasca produksi. Proses

tahapan ini juga merupakan refleksi dari suatu perencanaan yang matang untuk

mendapatkan hasil maksimal dan kualitas baik

Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan suatu program akan berjalan lancar

jika dilakukan matang dan sunguh sunguh agar mendapatkan hasil yang lebih baik

dalam hal gambar maupun artistik

3.6.4 Peran dan tangung jawab penata artistik

Menurut tino sarongalo (140-143) dalam menjalankan tugasnya seseorang

bertangung jawab dalam beberapa hal :

a. Membangun dunia pemain yang diinginkan oleh sutradara. Dalam

menciptakan dunia pemain tersebut seorang pengarah artistik harus

mementingkan pada apa yang terlihat didalam kamera. Segala suatu dirancang

sesuai dengan sudut pengambilan gambar sehingga tidak terjadi pembangunan

set atau peletakan property yang mubazir


155

b. Pet dressing, yaitu segala suatu yang ada di dalam set

c. Benda kecil lainya terutama yang berhubungan langsung untuk dipakai oleh

pemain tidak termasuk dalam set dressing tetapi properti

d. Pengadaan barang cadangan atau duplikat untuk benda yang akan dirusak atau

dikotori pada saat take

e. Property master

f. Bekerja sama dengan penata kostum ntu menciptakan look dari kostum

keseluruhan film

g. bekerja sama dengan penata rias/rambut dan mengawasi jangan terlalu pucat

h. pengarah artistik, property master penata kostum maupun penata rias harus

membuat break down adegan sesuai naskah untuk departemen masing masing

3.6.5 proses penciptaaan karya

A. Konsep kreatif

sebagai penata artistik, sebelum menyiapkan semua barang yang akan digunakan

saat produksi, tentu nya dilakukan kerja sama dengan penulis naskah agar bias

mendalami isi naskah yang sudah dibuat untuk program magazine si otong. Ketika

penulis sudah diberi tau oleh penulis naskah maka penulis tertarik dan memikirkan

property yang dipakai untuk pengambilan gambar dan harus mengerti apa yang

diminta sutradara dan penulis naskah

dalam penjelasaan isi dari konsep kreatif ini penuis hanya menabahkan beberapa

properti sebagai pelengkap saat berada di taman dan ruangan properti yang digunakan

dalam produksi banyak yang ditambah untuk kebutuhan shooting karena penulis

memilih program magazinebertema binatang jadi banyak menampilkan binatang serta

habitat yang perlu di set sedemikian rupa


156

Dengan konsep yang menampilkan binatang dan beberapa info menarikoleh

karena itu artistik menyiapkan apa saja yg dibutuhkan dan dipakai dan menyiapkan

barang barang di lokasi pengambilan gambar Untuk bagian wadrobe penulis

memberikan konsep yang pakaian nya warnanya cerah narasumber dari program si

otong sebab itu art director harus menyesuaikan dengan lokasi agar sesuai dengan

konsep yang diinginkan untuk program magazine show berjudul si otong

B. Konsep produksi

ketika proses dimulai penata artistik tentunya sudah memikirkan dan membuat

konsep untuk saat produksi, pada tahap ini penulis harus cekatan dalam siapkan semua

properti tentunya dengan menyesuaikan rubric rubric yang sudah dibuat untuk

program magazine show si otong selain itu penulis juga menyiapkan properti seperti

mulai dari binatang binatang nya seperti sugar glider,hamster, marmot, landak mini,

leopard gecko, tokee dan untuk di lokasi nya kendang, aquarium, serpihan kayu, labirin

hamster, rumput sintetis, baskom, pasir hamster, pagar untuk hewan dan beserta

mainan dan makanan nya . Saat shooting art director harus melakukan penjagaan set

atau tetap di lokasi karena ada hal yang harus dirapihkan kembali seperti pengambilan

gambar hewan nya dan menjaga untuk tetap melanjutkan setiap rubric

C. Konsep teknis

saat masuk masa masa produksi penulis sebagai penata artistik selalu di lokasi

dan diskusi ke kameramen untuk memastikan gambar yang diambil hal ini dilakukan

untuk memperhatikan letak property , wadrobe , dan makeup yang dipakai disetiap

rubric
157

3.6.6 kendala produksi dan solusinya

setiap jobdesk memiliki kendala masing masing di produksi program magazine

show si otong penulis sebagai tata artistic juga memiliki kendala dan solusi

1. kendala yang dialami pada saat itu kesulitan dalam membawa peralatan alat

yang dibutuhkan dan akhirnya menyewa mobil untuk membawa peralatan

menuju lokasi shooting

2. kendala yang dialami pada saat itu penulis hendak mencari mainan labirin

untuk hamster namun karena harga yang tidak murah penulis memutuskan

untuk membuat sendiri dari bahan kardus bekas untuk digunakan saat

shooting

3. kendala yang dialami pada saat itu penulis hendak mencari rumput sintetis di

toko online namun karena harga yang tidak murah penulis memutuskan untuk

membeli di toko luar

4. kendala yang dialami pada saat itu penulis ketika hendak ingin membeli

pagar hewan untuk property namun tidak ada yang menjual jadi penulis

memutusan untuk membeli di toko online

5. kendala yang dialami pada saat itu penulis ketika hendak ingin membeli

hewan sugar glider namun karena harga yang tidak murah penulis

memutuskan untuk meminjam

3.6.7 Lembar kerja Penata Artistik

3.6.7.1 Konsep Penata Artistik


158

3.6.7.2 Breakdown Penata Artistik

3.6.7.3 Kostum Properti

3.6.7.4 Floor Plan

3.6.7 Lembar Kerja Penata Artistik


159

Dalam lembar kerja penata artistik, penulis sudah mempunyai konsep untuk

program magazine show si otong dalam tahap ini mempersiapkan segala hal dari

waktu, tenaga, biaya yang dikeluarkan dan penulis memahami naskah yang sudah

dibuat untuk wujudkan karya artistik yang baik saat produksi mulai selain itu penulis

juga melakukan survey lokasi untuk mengetahui letak yang akan dipakai dan

digunakan lalu membuat breakdown artistik untuk mendata keseluruhan barang barang

apa aja yang akan digunakan disetiap rubrik seperti property, wadrobe, make up.

Tahap berikutnya penulis membuat set yang ditentukan pada desain produksi

mensiapkan wadrobe yang dipakai setiap rubrik dan penata artistik harus tetap disana

apabila ada kekurangan atau hal hal yang harus diatur agar terlihat bagus dan tidak ada

salah Tahap produksi selesai, tahapan terahir adalah tahap pasca produksi. penata

artistik melakukan evaluasi proses kerja dari pra produksi sampai pasca produksi hal

ini agar mengetahui kesalahan atau kekurangan saat shooting

3.6.7.1 Konsep penata artistik

Pada konsep penata artistik yang dibuat penulis adalah konsep pembuatan

produksi program magazine show yang berisikan info dan berbagi ilmu pengetahuan

tentang binatang dalam program si otong, penulis memilih tempat tempat yang berasal

dari habitat . Dalam lokasi penulis memberikan konsep binatang dari mulai jenis jenis,

habitat asli, keunikan, makanan, cara berkembang biak

Unuk konsep wadrobe penulis memilih jenis pakaian dan celana yg nyaman

digunakan untuk talent untuk jenis pakaian sudah ditentukan oleh penulis di

breakdown tata artistic untuk make up penulis mengunakan hanya mengunakan make

up yang natural untuk narasumber


160

3.6.7.2 Breakdown Penata Artistik

BREAK DOWN TATA ARTISTIK

FAKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production company : Run entertaiment Produser : Dimas Kresnady


Project title : SI OTONG Director : Putri amaliyah
Durasi : 22 Menit Penata Artistik : Rivido Rachman

Tabel III.15 Breakdown Tata Artistik

no Lokasi Set rubrik Int/ext waktu hewan wadrobe property Make


up
1 Kota Lapangan Scene ext pagi Sugar Kaos - Natural
tangerang ahmad 1 glider polos
yani hitam,
celana
hitam
2 Kota Rumah Scene int siang Sugar Kaos Meja, bangku Natural
tangerang pemilik 1 glider polos ,kandang, tali
sugar hitam, panjat, besi ayunan
glider
161

celana
hitam
3 Kota ruangan Scene int siang Hamster - mangkok makan, -
tangerang rumah 2 botol minum, pasir
hamster,aquarium
4 Kota Rumput Scene ext siang hamster - Labirin hamster -
tangerang halaman 2
rumah
5 Kota Rumput Scene ext pagi marmut - Rumput sintetis, -
tangerang halaman 3 Pagar hewan,
rumah makanan, piring
6 Kota ruangan Scene int pagi Landak Kaos Kandang -
tangerang rumah 3 mini baju
hitam,
celana
hitam
7 Kota Rumput Scene ext siang Landak Kaos Ember,air -
tangerang halaman 3 mini hitam,
rumah celana
hitam
8 Puri Taman Scene ext siang gecko Kemeja Aquarium,ranting Natural
Kembangan 4 casual, pohon, pasir, batu
Jakarta celana
hitam
9 Kota Rumput Scene ext siang Tokek Kaos abu Aquarium, ranting Natural
tangerang halaman 4 abu, pohon
rumah celana
hitam
162
3.6.7.3 Kostum Properti

KOSTUM PROPERTI

FAKUTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production company : Run entertainment Produser : Dimas Kresnadi


Project title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 26 Menit Tata artistik : Rivido Rachman

Tabel III.16 Kostum Properti

Narasumber 1 :

Wadrobe yang dipakai saat


Scene 1
Di lapangan ahmad yani
163

Narasumber 2

Wadrobe yang dipakai saat


Scene 4
di taman Puri Indah

Narasumber 3

Wadrobe yang dipakai saat

Scene 4 di taman
164
3.6.7.4 Floor Plan

FLOOR PLAN

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Gambar III.7 Floor Plan Tata Artistik

Production company : Run entertainment Produser : Dimas Kresnady


Project title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 26 Menit Tata artistik : Rivido Rachman

2
3
4

Scene 4 aquarium gecko di taman

Keterangan :

1.meja

2.kaca aquarium

3. ranting pohon

4. batu
165

Scene 2 labirin di halaman rumah

Keterangan:

1. kardus

2. labirin

2 4

scene 4 tokek di halaman rumah

keterangan:

1.meja

2.aquarium

3. tokek

4. ranting pohon

2 3
166

Scene 2 hamster di ruangan rumah

Keterangan:

1. meja

2.hamster

3.rumahan hamster

4.aquarium

5.kayu

2 1

Scene 3 landak di baskom di halaman rumah

Keterangan:
1. baskom
2. ai
167

Scene 3 landak mini di halaman rumah

Keterangan:

1. rumput sintetis

2. pagar hewan

4
3

1
2

Scene 1 sugar glider di rumah pemilik sugar glider

Keterangan:

1.meja

2.kayu

3.sugar glider

4. kandang
168
3.7 Proses Kerja Penata Suara

Penata suara adalah seseorang yang bertanggung jawab atas segala yang

berhubungan dengan audio, konsep serta kualitas audio yang dihasilkan dan biasa

mengontrol pengambilan maupun pemilihan suara pada saat produksi. Pengatur

suara dalam sebuah program acara di tentukan oleh seorang penata suara. Pada

produksi tugas akhir ini, penulis berkesempatan menjadi seorang penata suara

dalam produksi non-drama megazine “SI OTONG".

menurut (Achlina dan suwandi 2011,13) audio engineer/ sound supervisor,

audio operator adalah orang yang bertanggung jawab soal teknik dan artistik tata

suara, kontrol audio level, blance, serta kualitas semua aspek penyuaraan baik pada

saat rehearsal, live ataupung tiping, maupun pada saat pascaproduksi.

Seorang penata suara harus mempunyai pengetahuan tentang berbagai

karakteristik jenis-jenis fasilitas audio khususnya pada penggunaannya, misalnya

berbagai jenis microphone. Pentingnya pengetahuan tentang jenis-jenis

michrophone ini bukan spesifikasinya. Juga mengetahui apa yang disebut boom

microphone, hand microphone, lavaliere dan wireless microphone.

Pada saat persiapan produksi, seorang penata suara menyiapkan,

menempatkan, dan mengintalasi system audio. Bertanggung jawab kepada seluruh

suara, music bunyi atau efek audio. Seorang penata suara biasanya adalah orang

yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan, namun banyak yang mahir karena

pengalaman dan menekuni bidang audiotersebut.

Menurut (Karsito 2008) “penata suara tugasnya merekam mengontrol

power vocal, artikulasi dan intonasi suara pemain, menjaga suasana (atmosphere)
169
efek suara dan noise yang terjadi di sekitar lokasi shooting”. Penata suara

bertanggung jawab dalam sebuah suara dialog yang di rekam selama produksi.

Penata suara juga bertanggung jawab dalam sebuah lagu yang nanti

akanmenjadi sebuah soundtrack maupun musik musik ilustrasi yang pas untuk di

drama televisi. Pengaturan suara dalam sebuah program acara ditentukan oleh

seorang penata suara. Penata suara adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

kualitas audio secara keseluruhan selama proses produksi berlangsung.

Sedangkan Boomer adalah petugas teknis yang membantu penata suara

untuk merekam suara pemain dengan menggunakan alat yang lazim disebut

microphone boom atau stake boom microphone.

Menurut (Kusumawati, Dkk, 2017) menyimpulkan bahwa: Program televisi

mengandung dua unsur penting yaitu gambar dan suara. Kedua komponen ini harus

seimbang dan menjadi kesatuan yang tidak bias dipisahkan Audio berati “suara”

atau “reproduksi suara”. Dalam ilmu fisika, suara adalah bentuk energi akustik.

Secara khusus, mengacu pada rentang frekuensi yang dapat dideteksi oleh telinga

manusia sehingga 20Hz sampai 20kHz. Frekuensi 20Hz merupakan nada tertinggi

yang kita bisa dengar.

Menurut Achkina dan Suwandi dalam (Kusumawati dkk, 2017)

menyimpulkan bahwa “Audio engirneer/sound supervisor, audio operator adalah

orang yang bertanggung jawab soal teknik dan artistik tata suara, kontrol audio

level, balance, serta kualitas semua aspek penyuaraan baik pada saat pada saat

rehealser, live ataupun tapping, maupun pada saat pasca produksi.

Peran penata suara sangat penting dalam menunjang sebuah program yang

bersifat audio-visual. Maka dari itu penata suara dituntut untuk menghasilkan
170
audidibutuhkan dalam memotong ataumengatur tinggi rendahnya suara-suara hasil

rekaman agar tidak merusak kualitas audio tersebut.

Fungsi penatasuara dalam program non-drama adalah untuk membuat

penonton terbawa suasana dan tidak mononton, telinga audienceakan semakin

dimanjakan dengan penataan suara yang baik. Penulis juga berusaha menghasilkan

audio visualdengan baik dan tepat untuk di dengar, karena dalam program ini

dibutuhkan backsound dan scoringanyang menyesuaikan tema program tersebut

Menurut ( artanto 2014 ) suara adalah ke indahan bunyi yang seolah

tersembunyi dan menjadi alunan yang harmoni. Pengaturan suara dalam sebuah

program acara ditentukan oleh seorang penata suara . Penata suara adalah orang

yang bertanggung jawab terhadap kualitas audio secara keseluruhan selama proses

produksi berlangsung.

3.7.1 Pra Produksi

Dalam proses pra produksi ini penulis sebagai penata suara berdiskusi

bersama tim untuk melakukan penentuan tema dan judul yang akan dijadikan

sebagai karya non drama tugas akhir. Pada akhirnya setelah melakukan diskusi dan

menyatukan ide – ide tertuang, penulis beserta rekan lainnya sepakat untuk

membuat sebuah format acara megazine yang berjudul “SI OTONG". Format

acara ini, ditujukan untuk semua umur, maka penulis sebagai penata suara membuat

konsep semenarik mungkin, agar program “SI OTONG" ini, sehingga dapat

diterima dan disukai semua masyarakat

Penulis bertugas sebagai penata suara, dan pada tahap pra produksi penulis

melakukan beberapa persiapan – persiapan yang akan dilakukan, agar pada saat

produksi tidak terjadi kesalahan – kesalahan.


171
Lalu 2minggu sebelum produksi di mulai penulis dan tim mengadakan

survei ke beberapa lokasi untuk mendapatkan gambaran suasana pada saat shooting

nanti, penulis mendata apa saja peralatan teknis seperti zoom, sennheiser,

microphone dan kelengkapan lainnya yang akan dibutuhkan pada saat produksi

Saat pengambilan alat penata suara mengecek alat yang akan digunakan

dengan detail sekali agar tidak terjadinya hal hal yang tidak dinginkan pada saat

produksi terlebih penting karna lokasi shooting yang lumayan jauh.

Tidak hanya itu penulis juga memilihdan mencatatatbeberapa refrensi

backsound dan scoringan apa saja yang tepat dengan menyesuaikan konsep

program megazine yang berjudul “SI OTONG".

Menurut ( pratista, 2008,154 musik backsound adalah musik latar yang

mengiringi aksi selama cerita berjalan. Musik latar tersebut sering berupa musik

tema, musik tema membentuk dan memperkuat mood, cerita, serta, tema utamanya

filmnya,

Pemahaman Naskah

Setelah penulis membuat naskah dan disetujui oleh produser dan kemudian

dibaca, dipelajari, dan dipahami oleh penulis, kemudian tim berkumpul untuk

mendiskusikan konsep – konsep apa saja yang di inginkan oleh sutradara, dan

penulis naskah baik dari segi pengambilan gambar, tata artistik, editing,

pencahayaan, sampai pengambilan suara. Sampai pada akhirnya penulis merancang

konsep pengambilan suara sesuai dengan naskah dan permintaan sutradara. Setelah

konsep selesai dibuat, penulis memikirkan apa-apa saja yang diperlukan pada saat

produksi, seperti: mic, clip-on dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.


172
Riset dan Survey Lokasi.

Pada tahap riset dan survey lokasi, penulis sangat membutuhkan untuk

mengetahui tempat atau lokasi yang nantinya akan digunakan untuk proses

produksi yang bertujuan untuk mempermudahkan pada saat produksi berlangsung.

Membuat Daftar Peralatan.

Setelah penulis mengetahui apa saja peralatan yang dibutuhkan dalam

produksi, maka selanjutnya penulis membuat daftar peralatan – peralatan, hal ini

penulis lakukan untuk mendata secara keseluruhan apa saja yang dibutuhkan dan

meminimalis kesalahan pada saat produksi.

Membuat Tratment Audio.

Penulis membuat perencanaan treatmen audio per-segmen sangatlahpenting

sebelum memulai produksi. Memudahkan pengambilan suara apa saja yang

dibutuhkan agar menghindari kesalahan pada saat produksi.

Memahami Sistem Pengaturan Alat.

Setelah budget diterima, maka penulis mulai mencari dan menyewa

peralatan – peralatan yang dibutuhkan dalam produksi nanti, setelah didapat semua,

penulis memeriksa peralatan tersebut apakah kondisinya dalam keadaan baik atau

tidak. Penulis harus mengerti sistem pengaturan alat yang dipakai agar

memudahkan proses produksi saat mengalami masalah atau hal-hal yang tidak

diinginkan pada pengaturan audio.

3.7.2 Produksi

setelah proses pra produksi dipersiapkan secara matang, proses produksi

pun dimulai. Produksi akan berjalan baik ketika semua proses di pra produksi sudah
173
dilakukan dengan baik. Segala kekurangan dalam pra produksi hendaknya segera

diselesaikan agar tidak mengganggu kelancaran pada proses berikutnya.

Kemudia pada saat tahap produksi audio, penulis mengecek kembali alat

pada saat beberpa menit sebelum di mulai agar pada saat berlangsung nya

shooting tidak membuang waktu, mengatur tinggi dan rendahnya audio yang

akan di rekam, lalu memasangkan clip on kepada narasumber dan penulis

melakukan perekaman suara secara langsung (direct sound), kelebihan dari direct

sound sendiri yaitu suara yang terekam akan mencerminkan mood pembawa acara

saat pengambilan gambar dilakukan, dengan begitu suara yang terekam diperkuat

oleh gambar dan suasana yang muncul saat pengambilan gambar.

Sedangkan untuk kelemahan dari direct sound adalah dilokasi shooting

sering muncul suara – suara yang tidak diinginkan dan tidak bisa dikendalikan, dan

sebagai penata suara yang baik, penulis berusaha untuk bekerja dengan maksimal,

selalu menjaga jarak mic / clip-on dengan narasumber tidak terlalu jauh dan tidak

terlalu dekat, agar suara yang dihasilkan tetap stabil dan sesuai dengan yang

diinginkan sutra dara maupun produser.

Penulis juga selalu melihat dan memperharikan kondisi lokasi shooting

pada saat perekaman suara, untuk meminimalisir terjadinya noise atau suara

narasumber lebih kecil dibandingkan dengan suara dari luar / suara yang tidak

diinginkan, mengingat lokasi shooting dilakukan di tempat terbuka / outdoor

ketika sound tidak sesuai atau noise sebagai penata suara yang baiksegara

menghapus rekaman yang tidak diperlukandan meminta narasumber untuk

mengulang kembali, penulis berkerja sama kepada sutradara dan camera person

untuk memastikan apakah perekaman suara tepat atau tidak, sesampainya di tempat
174
lokasi dan Ketika audio sudah pas dan tidak ada lagi yang salah mak selanjutnya

penulis tidak lupa untuk mencatat nomerfileagar mempermudah pada saat proses

penyunting gambar.

Menurut (Artanto 2014) “Suara adalah ke indahan.” Suara hanya bisa di

dengar namun tidak pernah bisa dilihat walau tidak bisa dilihat namun suara dapat

di atur se demikian rupa menjadi suatu komposisi yang harmoni.

Mengingat lokasi shooting dilakukan tempat terbuka atau outdor, penulis

juga sebagai penata suara melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Menjaga peralatan yang berhubungan dengan pengambilan suara agar

tidak hilang.

2. Merapihkan dan memeriksa kembali peralatan setelah shooting

dilakukan.

3. Memastikan perekaman suara audio yang direkam sudah sesuai dengan

keinginan dan suara yang di hasilkan harus maksimal agar tidak

terjadinya noise sehingga memudahkan penyunting gambar dan editing.

3.7.3 Pasca Produksi

Pada tahap pasca produksi penulis sebagai penata suara bersama rekan

lainnya melihat hasil video yang sudah di capture dan akan masuk ke tahap edit,

dan penulis memberikan musik, dan ilustrasi musik kepada editor sesuai dengan

yang diperlukan untuk dimasukkan didalam video, dan mendampingi editor dan

sutradara dalam proses edit. Selain itu penulis juga membuat laporan kerja.
175
Setelah melakukan proses produksi, maka masuk ke tahap terakhir yaitu

pasca produksi non-drama megazine yang berjudul “SI OTONG". Penulis

langsung melakukan rekaman voice over untuk melengkapi apa saja yang kurang

Lalu pada saat pasca produksi penulis mendampingi proses penyunting

gambar untuk mereview dan memastikan apakah terjadinya noise atau tidak,

melihat catatan yang telah dicatat penulis pada saat produksi apakah sesuai dengan

gambar atau tidak

Mencocokan suara dan gambar apakah pas atas tidak, mengatur tinggi

rendahnya suara pada gambar, penulis segera membuat beberapa music

backsounddan scoringanapa saja yang pas untuk perkenalan segmen dan bumper

laludi masukan ke dalam proses penyunting gambar, sebagai penata suara bersama

rekan lainnya melihat hasil video yang sudah di capture dan akan masuk ke tahap

edit, dan penulis memberikan musik, dan ilustrasi musik kepada editor sesuai

dengan yang diperlukan untuk dimasukkan didalam video, dan mendampingi editor

dan sutradara dalam proses edit. Selain itu penulis juga membuat laporan kerja.

sampai dengan selesai, setelah selesai penulis menganalisa hasil akhir gambar dan

mengevaluasi hasil perekaman suara.

Menurut (Kusumawati, Dkk,2017) “Mixing adalah pencampuran atara

gambar dan suara. Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik juga sudah

direkam lalu dimasukan ke dalam pita hasil editing onlinesusuai dengan petunjuk

yang ada di dalam naskah penyunting gambar.


176
3.7.4 Peran Dan Tanggung Jawab

Menurut Lamintang (2013) “Audio Directoratau Soundmanadalah bagian

yang mempunya tanggung jawab atas segala penanggung jawab audio pada suatu

rangkaian produksi”

Dari pengertian diatas dapat diuraikan peran dan tanggung jawab penata suara

secara garis besar:

1. Membuat konsep penata suara.

2. Berkoordinasi dengan program director / producer dan rekan kerja yang lain

selama proses produksi program berlangsung untuk hasil yang baik.

3. Survey lokasi bersama tim.

4. Menyiapkan alat – alat apa saja yang dibutuhkan untuk proses produksi.

5. Memeriksa peralatan apakah dalam kondisi baik atau tidak sebelum dan

sesudah shooting.

6. Melakukan pengambilan suara sesuai konsep.

7. Memperoleh suara dengan jelas baik itu suara host dan reporter, maupun

pada saat wawancara, yang sesuai dengan naskah.

8. Menjaga audio agar suara yang dihasilkan layak dan tidak terjadi noise.

9. Menjaga keselamatan peralatan dan yang berhubungan dengan

pengambilan suara.

10. Bertanggung jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis maupun non

teknis

11. Memahami instalasi jaringan distribusi audio secara teknis dan dapat

mengatasi apabila terjadi gangguan.

12. Mengetahui karakter mic dan peralatan audio yang lainya dan

mempersiapkan peralatan audio sesuai dengan yang dibutuhkan.


177
13. Mengoprasikan mixer audio dengan baik dan profesional.

14. Mendampingi editor bersama sutradara untuk membuat ilustrasi musik,

back sound dan sound effect pada tahapan edit.

Penulis selaku penata suara harus paham aspek yang berhubangan dengan

audio. Dalam program non-drama magazine “SI OTONG" Penulis harus

menguasai penggunaan alat-alat audio dan bertanggung jawab terhadap kualitas

audio baik secara teknis maupun non teknis karna akan fatal jika penulistidak

mengetahui tentang audio.

3.7.5 Kendala Produksi Dan Solusinya

Dalam produksi non-drama magazine “SI OTONG" ini, ada beberapa

kendala-dalam setiap proses produksi, mulai dari konsep hingga paska produksi

tentu selalu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Kendala produksi sudah tidak

lagi menjadi sebuah hal yang mustahil, bahkan itu adalah sebuah bentuk kemajuan

dalam proses berfikir dan tentu menjadi pembelajaran bagi semua pihak. kendala

baik dari segi teknis maupun non teknis, berikut seperti:

1. Kendala pada saat produksi berlangsung adalah Ketika narasumber

baru pertama kalinya di depan kamera, sehingga menjadikan proses

produksi pun sedikit terhambat,

dan solusi yang kami gunakan adalah, berusaha lebih sabar dan

mengerti sifat narasumber agar narasumber merasa nyaman dan mau

melanjutkan produksi.

2. Kendala penata suara saat produksi adalah pada saat shooting karena

pada saat shooting terdapat lokasi di taman sehingga terjadi banyak

suara yang bermunculan seperti suara kendaraan dan suara pedagang

keliling, Solusi yang kami lakukan adalah menunggu keadaan


178
sekitar sunyi dan tenang dan untuk solusi noise kami mengubah

sencivity menjadi minus lebih tinggi agar suara meredup dan tidak

terjadinya noise.

3. Kendalanya, pada saat proses penyunting gambar mencocokan

backsound dengan gambar Solusinya, terus mencari sampai

mendapatkan backsound yang pas.

3.7.6 Proses penciptaan Karya

A. Konsep Kreatif

Pada produksi kali ini penulis memegang jabatan sebagai penata suara

dalam produksi non-drama megazine yang berjudul “SI OTONG". Segala yang

berkaitan dengan suara merupakan tanggung jawab penulis. Setalah proses bedah

naskah bersama seluruh tim, penulis sebagai penata suara mendapat ide untuk

mencari efek-efek suara atau backsound yang dapat sempurnakan program

megazine yang berjudul “SI OTONG", sehingga bisa membuat penonton larut dan

terbawa suasana serta menciptakan ilustrasi musik yang sesuai dengan kebutuhan.

B. Konsep Produksi

Pada produksi tugas akhir program non-drama megazine yang berjudul “SI

OTONG" ini, penulis berusaha melakukan tugas penulis sebagai penata suara.

Penulis harus tepat dalam pemasangan audio atau clip on dan zoom yang

sebelumnya sudah di atur dengan tingkat sensitifnya agar dapat terdengar dan

terekam dengan baik agar tidak terjadinya noise.

Penulis berkerja sama dengan penyunting gambar dalam menentukan musik

yang dipilih sesuai dengan program acara serta merancang tata suara yang baik, dan

sempurna.
179
C. Konsep Teknis

Sebelum proses produksi dimulai penulis membuat konsep teknis

berdasarkan imajinasi dan permintaan sutradara, seluruh masalah audio baik

itu secara music, sound effect, atau backsound yang digunakan untuk memperkuat

suasana diserahkan kepada penulis. Penulis mengatur dan merancang suatu

program yang akan dibawakan disesuaikan dengan latar belakang musik yang akan

mengiringinya.

Dalam program non-drama megazine yang berjudul “SI OTONG". ini

penata suara harus memilih secara tepat penggunaan alat apa saja yang harus

dipakai agar tidak terjadinya noise dan sesuai dengan keinginan sutradara. Penata

suara mengatur dan merancang suatu program yang akan dibawakan sesuai dengan

latar belakang musik yang akan mengiringinya.

Selama proses produks inon-drama megazine yang bejudul “SI OTONG"

seluruh audio yang terekam menggunakan ZOOM, DAN CLIP ON.

3.7.7 Lembar Kerja Penata Suara.

3.7.7.1 Konsep Penata Suara.

3.7.7.2 Spesifikasi Audio.

3.7.7.3 Laporan Penata Suara.


180
3.7.7.4 Kesimpulan Penata Suara

3.7.7 Lembar Kerja Penata Suara

Pada awal pra produksi penulis mendata apa saja peralatan teknis

microphone, mixer audio, dan kelengkapan lainnya yang dibutuhkan, saat

pengambilan alat penata suara mengecek alat yang akan digunakan agar tidak

terjadinya hal hal yang tidak dinginkan pada saat produksi, memilih beberapa
181
backsound dan scoringan yang tepat. melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan

gambaran suasana pada saat shooting. Kemudian pada saat produksi penulis

mengecek kembali alat pada saat 10 menit sebelum take, agar pada saat taketidak

membuang waktu, mengatur tinggi rendahnya audio yang akan di rekam,

memasangkan clip on kepada narasumber, ketika sound tidak sesuai atau noise

penata suara segara menghapus rekaman yang tidak diperlukan,mencatat nomer

fileagar dan deskripsi, untuk mempermudah pada saat proses editor dan ketika ada

kendala clip on seperti lepas nya kabel, penulis harus lebih detail untuk selalu cek

kondisi kabel agar tidak terlepas. Lalu pada saat pasca produksi penulis

mendampingi proses editor untuk mereview dan memastikan terjadinya noiseatau

tidak, melihat catatan yang elah dicatat penulis pada saat produksi apakah sesuai

atau tidak, mencocokan suara dan gambar apakah pas atau tidak, mengatur tinggi

rendahnya suara pada gambar, penulis segera membuat beberapa music

backsounddan scoringanapa saja yang pas untuk di masukan ke dalam proses editor

dan menemani proses editor sampai selesai.

3.7.7.1 Konsep Penata Suara

Penulis akan menggunakan instrument music-music untuk digunakan pada

potongan-potongan gambar. Dalam perekaman suara menggunakan clip on dan

zoom. Bertujuan untuk merekam suara narasumber dalam menjelaskan informasi

seputar hewan hewan, alasan kenapa memilih clip on dan zoom adala hmelihat dari

sisi alatnya cukup memudahkan penata suara dalam pengambilan audio dan V.O
182
183
3.7.7.2 Spesifikasi Audio

SPESIFIKASI AUDIO

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production company : Run Entertainment produser. : Dimas Kresnadi


Project Title : Si otong Sutradara : Putri Amaliyah
Durasi : 22 menit Penulis. : Rizki Kurniawan Putra

Gambar III.8 Spesifikasi Zoom Mic

Spesifikasi
Kebutuhan Audio

Gambar

Boom mic Sennheiser MKH-416

a. boom mic Sennheiser MKH-416

dimension : Ø 19 x 250 mm
Frequency response (Microphone) : 40 - 20000 Hz
Sensitivity in free field : 25 mV/Pa +- 1 dB
Equivalent noise level : 13 dB
Equivalent noise level weighted as per CCIR : 24 dB
Maximum sound pressure level (passive) : 130 dB
184

Gambar III. 9 Spesifikasi Eireless Clip On

b. Wireless Clip On EW 100 G4-ME4-A

( System ) Simultaneous Channels : Up to 12


( System )Frequency Range : 566-608 MHz (G band)
( Microphone ) Max SPL : 120dB SPL
( Microphone ) Connector : 1/8"
( Microphone ) Frequency Response : 50Hz-18kHz
( Receiver ) Signal/Noise Ratio : ≥110dB (A-weighted)
185

Gambar III.10 Zoom H4N Pro

c. Zoom H4N Pro

Media recording : zoom H4N pro


Recording File : maximum : 2gb
Input Gain : Balanced: -16 to 43 dB
Unbalanced: -30 to 32 dB
Input Impedance : 3k or more
Speaker : 400 mW 8 Ohms
Phantom Power : 48 & 24 V, Off
186
3.7.7.3 Laporan Penata Suara

LAPORAN PENATA SUARA

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

Production company : Run Entertainment produser : Dimas Kresnadi


Project Title : Si otong Sutradara : Putri Amaliyah
Durasi : 22 menit Penulis : Rizki Kurniawan

Tabel III.17 Laporan Penata Suara


NO SEGMEN DUR SCRIPT EQUIP ATM VOLEY MUSIC
MENT OSPH
ERE
1 1 Si
Bumper
otong
2 1. (VO otong) zoom Happy
h4n backgro
“Hallo teman
und
teman kenalin
nama aku otong, di royality
episode ini otong
mau kenalin teman
teman beberapa
hewan nokturnal
tetap pantengin
otong terus ya”

Animasi binatang
opening, dan
animasi si otong
menjelasakn
Situasi seorang
sedang bermain
dengan
peliharaanya di
lapangan
187
3 1 (VO otong) zoom
h4n
“wih hewan apa
tuh guys, hayo kira
kira ada yang tau
gak itu hewan
apaa?
Apa? Tupai
terbang? Hihihi
salah ya teman
teman, itu adalah
sugar glyder, lucu
banget kan, sugar
glyder memang
mirip dengan tupai
terbang, perbedaan
di antara keduanya
ialah sugar glyder
merupakan hewan
marsupial,
sedangkan tupai
terbang merupakan
hewan pengerat.
Yuk kita mengenal
sugar glyder lebih
dalam lagi”

Pemilik
penangkaran sugar
glider sedang
bermain dengan
sugar glider nya

Establis lapangan

4 1 (VO otong) zoom


h4n
“Sugar glyder ini
merupakan hewan
mamalia yang
masih satu keluarga
loh sama kangguru,
188
karna kedua nya
sama sama
memiliki kantong
untuk menyimpan
dan menyusui
anaknya setelah
melahirkan, habitat
asli sugar glyder
berasal dari
indonesi(papua)
dan juga australia”

Sugar glider sedang


loncat dan
meluncur ke
pemiliknya.

5 1 (VO otong) zoom


h4n
“meskipun ukuran
sugar glyder sangat
mungil dengan
panjang 24-30cm
dan berat 115-140
gram,ternyata
hewan ii bisa
melompat hingga
150 kaki loh atau
setara 50
meter,wah unik
banget ya, sugar
glyder ini bisa di
189
bilang kecil kecil
cabe rawit,
buktinya hewan ini
bisa bertahan hidup
hingga 9-10 tahun
jika di plihara
dengan baik, usia
ini setara dengan
masa hidup anjing
dan kucing
peliharaan pada
umum nya, tapi
disisi lain jika
hidup di alam atau
di habitat aslinya
sugar glyder
memiliki rentan
hidup yang lebih
pendek, karena
disebabkan oleh
gangguan predator
alaminya seperti
ular ,kucing
liar,rubah, hingga
burung hantu/yang
lainya. Perawatan
sugar glyder juga
cukup mudah
dengan cara
membersihkan
tubuh sugar glyder
menggunakan tisu
basah, setelah di
bersihkan jangan
190
lupa di potong
kukunya juga
ya.
kita tanya yuk apa
sih keunikan sugar
glyder
Kira kira sugar
glyder suka makan
apa ya
Sugar glyder juga
senang memanjat
Yuk kita tes ke
tangkasanya”

Sugar glayder
sedang bermain
dengan
pemiliknya dan
memanjat tali

6 1 Penjelasan nara Clip on,


sumber zoom
h4n
(penjelasan, jenis
jenis, keunikan,
makanan,
berkembang biak,
perawatan sugar
glider)

7 1 (VO otong) zoom Animal


h4n s free
“Hayo-hayo hayo- backgro
hayo, yang menang und
music
191
duluan otong kasih
makanan
yeayy kamu
menang”
Sugar glider
sedang memanjat
tali dan sedang
memakan cemilan
yang di berikan
oleh pemiliknya

Segmen 2

8 2 Hamster sedang zoom


Bermain kincir dan h4n
permainan lainya
Di kandang dan
juga sedang makan

(VO otong)

“Nah siapa sih


yang gak kenal
dengan hewan imut
dan lucu yang satu
ini yap benar ini
adalah hamster,
mamalia imut satu
ini merupakan
hewan pengerat
juga loh seperti
tupai, habitat
aslinya adalah di
eropa sampai
192
siberia, mongolia
dan tiongkok”.

Hamster sedang
menggali pasir
untuk membuat
lubang
Dan sambil makan
9 2 (VO otong) zoom
h4n
“Mereka suka
banget loh tinggal
di pasir dan
bebatuan, dan yang
lebih lucu nya lagi
dia menyimpan
makanandi pipinya
hingga terlihat
gembul dan
menggemaskan,
yakan lucu banget
hehe”

Hamster sedang
bermain labirin
yang banyak
tantanganya
Dengan di pancing
menggunakan
makanan
193
10 2 Hamster sedang
Bermain kincir dan
permainan lainya
Di kandang yang
luas dan juga
makan

11 2 (VO otong) zoom


h4n
“makanan hamster
cukup beragam,
karena dia adalah
hewan omnivora
yang pemakan
segalanya,
kebanyakan
pemilik hamster
sering memberikan
makanan seperti
biji bijian, sampai
binatang kecil dan
lainya”
Temen otong yang
satu ini seneng
banget loh bermain
dan berolahraga
oleh karena itu,
mereka terkenal
dengan berbagai
macam perminan
yang lucu lucu

Marmut sedang
makan, berlari
194
larian dan bermain
permainanya
Satu dengan yang
lain
Teman teman kita
adu kecapatn
hamster yu di
labirin ?
Hayu hayu kita
mulai ya, wih
kalian seru banget
main labrinya, kira
kira siapa ya yang
sampai garis finish
duluan ? loh, loh
ko kamu balik lagi
sih ?
Kamu pasti
nungguin teman
kamu ya ? tenang
aja teman kamu
tidak kemana
manako.
Nah itu jalan yang
benar, hayo hayo
kamu pasti bisa,
dikit lagi kamu
sampai garis finish,
yeay kamu
menang,

ga ada deh yang


bisa ngalahin kamu
195
“hamster sedang
bermain dan
berlomba labirin”

12 2 (VO otomg) zoom


h4n
“Eh eh eh ini bapak
nya hamster ya
guys? hualah
ternyta beda ya
guys, yups
memang sejelas
mirip ya mereka
berdua, tetapi
hamsterdan
marmot berbeda ya
guys, nah
kalomarmotberasal
dari pegunungan
eropa, amerika
serikat, dan kanada
bagian utara.

Dari ukuran juga


mreka jelas
berbeda,ukuran
marmut lebih besar
di bandingkan
dengan ukuran
tubuh
hamster,perbanding
annya bisa
mencapai5 kali
lipat loh, pada
196
umum nya hamster
berukuran 2-5cm,

sedangkan marmot
memiliki ukuran
kurang leih 10-
25cm,

makanan hamster
dan marmot juga
berbeda, hamster
pemakan biji bijian
sedangkan marmot
menyukai rumput
rumputan dan
sayuran.

marmot merupakan
binatang yang
sosial, suka hidup
ber kelompok dan
di dominasi dengan
marmot jantan,
oleh karna itu
marmot tidak dapat
di plihara sendiri
ya guys, karna
marmot akan
sangat mudah
depresi”

“marmut sedang
makan bersama”
197
Segmen 3
13 3 Landak mini zoom Cute
sedang melingkar h4n backgro
menjadi bulat und
Dan di beri makan music
agar terlihat aslinya

(VO otong)

“kok itu Kayak


mainan bola-bolaan
yang berdurii ya.
Eh eh ternyata
kamu tohh landak
mini, lagian sih
kamu pake
ngebuntel segala
jadi otong ngiranya
kamu itu bola
berduri hehe,
kenalin nih temen
otong satu ini juga
bisa di sebut
Hedgehog

Landak mini
berasal dari eropa,
asia, dan afrika”
Landak mini ketika
di pegang dia mulai
Meringkuk dan
lama-lama menjadi
bola bulat yang
berduri
198
14 3 “Landak mini zoom
sedang berbentuk h4n
bulat seperti bola
berduri”

(VO otong)
“Ini adalah bentuk
pertahananya ya
teman-teman ketika
si landak mini
merasa trancam dia
akan membulat dan
yang terlihat
hanyalah duri nya
saja, sudah pasti
sang pemangsa gak
akan sanggup loh.

Ih teman otong
mau dibawa
kemana ?
Om jangan bawa
pergi temen otong
dong,
oh ternyata temen
otong mau di ajak
terbang guys, wah
seru banget yah,
teman teman
dirumah pada bisa
berenang juga gak
kaya landak mini ?
Landak mini
sedang berenang
199
15 3 (VO otong) zoom
h4n
“nih temen otong
satu ini ternyata
bisa berenang juga
loh, tuhkan lucu
banget yaa. Mreka
juga keliatan
senang banget.

Kalian tau gak apa


perbedaan landak
dengan landak
mini? Dari
ukuranya, landak
bisa sampai 20x
lebih besar loh dari
pada landak min
loh

Landak memiliki
rambut yang tebal
dan juga duri-duri
yang tajam.
Sedangkan landak
mini memiliki duri
di seluruh
punggungnya, akan
tetapi tidak tajam,
dan jika di pegang
tidak berbahaya ya
teman teman.
umur landak bisa
mencapai 20 tahun,
200
sedangkan landak
mini umurnya
hanya 5-6 tahun
saja.

“Terlihat Landak
hitam besar sedang
berjalan”

makanan meka
juga berbeda loh.
Landak biasanya
makan bagian
bagian tanaman
seperti akar, ubi
ubian, kulit kayu,
dan buah buahan
dari berbagai jenis.
sedangkan landak
mini memakan
serangga, seperti
ulat hongkong,
jangkrik, dan
lainya.

“terlihat landak
mini sedang
memakan ulat
hongkong”

nah sekarang teman


teman dirumah
201
udah taukan
perbedaan antara
landak dengan
landak mini

Segmen 4
16 4 Terdengar Suara SFX toke Backso
tokee dari pohon und
besar horror

17 4 (VO otong) zoom


h4n
“ih suara apaan tuh, Royalty
otong jadi Backgr
merinding. ound
music
Hualah ternyata itu
suara tokek ya
teman teman. Nah
teman otong satu
ini merupakan
hewan nokturnal
yang aktif pada
malam hari.

Teman teman
dirumah pada
penasaran gasih
dimana sih habitat
asli si toke ini

(tanya jawab) apa


saja ke unikan
202
tokek? kita tanya
yuk dimana sih
habitat asli si
tokek? Makanan
tokek tuh apa aja
sih? Untuk cara
berkembang biak
tokek itu
bagaimana ya?”
18 4 penjelasan Clip on, Kicau
narasumber zoom an
(habitat asli, h4n Burun
makanan, cara g
berkembang biak
tokek)

“terlihat telur tokek


di dalam bambu
dan makanan
tokek”
19 4 (VO, otong) zoom Happy
h4n dogs&b
Nah kalo ini eautiful
namanya leopard music
gecko sekilas mirip
kan guys sama
tokek ?

Teman otong yang


satu ini sering di
jadikan peliharaan
loh
karena leopard
gecko ini sejenis
203
dengan kadal-
kadalan

“gecko sedang
berjalan di batu
batuan”

Teman teman
dirumah pasti pada
penasaran, kita
tanya aja yu, apa
ajasih jenis jenis
gecko, dan dimana
ya habitat aslinya ?

20 3 Penjelasan Clip on, Kicau


narasumber zoom an
(jenis-jenis h4n burun
gecko,dan habitat g
gecko)

21 3 (VO otong)

Kira-kira ada yang


tau ga kenapa
buntut gecko
seperti itu ?

“Terlihat buntut
gecko yang besar”

Yup betul sekali,


karena gecko
menyimpan
204
makanan di
buntutnya,

Tetapi gecko tidak


bisa memanjat dan
menempel di
dinding seperti
tokek

“Terlihat selaput
gecko tidak dapat
menempel pada
kaca, namun
selaput tokek
menempel pada
kaca”

Kira-kira susah
gaya cara merawat
gecko? Kita tanya
yuk
22 3 Penjelasan Clip on, Kicau
narasumber zoom an
(cara merawat h4n burun
gecko) g
23 4 Sugar glyder,
Hamster, landak
mini, dan gecko
sedang bergerak
dan bermain dan
juga sedang makan
205
(VO otong)

Gimana teman
teman ? seru
banget kan di
episode otong kali
ini, tapi sayang
banget nih
Waktunya otong
dan temen-temen
otong harus pulang
jangan sedih ya ?
Nanti kita akan
ketemu lagi di
episode
selanjutnya, sampai
jumpa, jaga
kesehatan, bayyy”
206

3.8 Proses Kerja Editor

Editing merupakan proses terakhir dalam penyelesaian produksi program tv

maupun film. Sebagian besar film atau program televisi yang disajikan kepada penonton

atau pemirsa, biasanya terlebih dahulu melalui proses penyuntingan.

Menurut Himawan Prasista (2017:196) dalam definisi editing pada tahap produksi

adalah proses pemilihan serta penyambungan gambar-gambar yang telah di ambil.

Sementara editing setelah filmnya selesai (siap ditonton) adalah teknik-teknik yang di

gunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya. (Kusumawati dkk, 2020:148).

Dalam proses editing ini seorang editor bertanggung jawab untuk menghubungkan

shot-shot yang telah diambil kemudian menjadi satu peristiwa yang utuh dalam rangkaian

scene ataupun sequence agar mempunyai makna dan pesan yang dapat ditangkap audience-

nya.

Rahmawati dan Rusnandi mengemukakan bahwa, editor bekerja setelah proses

produksi selesai, namun kini editor dilibatkan sebelum proses produksi dimulai.

(Kusumawati dkk, 2020:148)

Dari kutipan diatas, seorang editor diminta memaparkan konsep yang akan

digunakan pada saat nanti akan melakukan proses penyuntingan gambar. Sebelum

memaparkan film yang akan di-edit, seorang editor harus memahami teori editing.

Achlina dan Suwardi mengemukakan bahwa, penyuntingan gambar dilakukan

dengan memberikan imbuhan gambar pada materi pokok tanpa memotong suara,

mengumbuhkan gambar, diagram, grafik. (Kusumawati dkk, 2020:151).


207

Dari kesimpulan teori diatas editor diminta menambahkan grafis-grafis untuk

melengkapi konsep yang akan di-buat, contoh grafis yang akan diberikan di program adalah

menambahkan sedikit animasi, template nama hewan, serta berbagai informasi seputar

hewan yang akan di-bahas.

Penulis sebagai seorang editor bertanggung jawab menyusun gambar menjadi

sebuah cerita secara estestis dari kumpulan gambar yang dibuat berdasarkan skenario dan

konsep penyutradaraan yang telah dilewati, kemudian menjadikan karya yang bias

disaksikan.

Pada prinsipnya editor adalah seorang yang memilah gambar-gambar yang

dihasilkan dari perekaman kamera untuk disunting dan disusun menjadi sebuah rangkaian

gambar untuk menjadi film yang utuh. Seorang editor juga harus berpikir secara editorial

thinking. Editorial thinking merupakan pola berpikir dimana ketika merencanakan shot

secara sadar bahwa shot tersebut berhubungan dengan shot yang lain dan membentuk

sebuah jalan cerita. Konsep editing yang sudah dibuat oleh sutradara merupakan sebuah

acuan dalam penggabungan gambar. Kreativitas merupakan kunci untuk mendapatkan

konsep editing yang baik. Penulis wajib mampu menerjemahkan setiap pola visual hingga

tercipta program yang sesuai dengan konsep yang diinginkan.

3.8.1 Pra Produksi

Tahap pra produksi merupakan suatu tahap yang penting dalam pembuatan suatu

karya audio visual. Pada tahap ini dibuatnya pembentukan kru agar terciptanya kerjasama

yang maksimal, kesamaan pendapat karena itu merupakan hal yang utama. Penulis bersama

tim produksi melakukan pemilihan konsep yang akan dijalankan. Penulis naskah

mengembangkan ide gagasan tersebut. Dari hasil pengembangan naskah mengembangkan

ide tersebut diajukan kepada dosen pembimbing. Setelah disetujui naskah dibagikan ke tiap
208

masing-masing jobdesk. Penulis melakukan proses editing dilakukan pada tahap pasca

produksi, namun keperluan harus dirancang dan dipersiapkan sejak tahap pra produksi.

Pada tahap ini penulis penulis sebagai editor tidak hanya diam dan menunggu hasil gambar

produksi melainkan bersama kru melakukan kegiatan pra produksi, salah satunya

melakukan riset. Dan ditahap ini penulis harus menyiapkan beberapa audio visual

tambahan seperti ID Program, Opening Bilboard, dan Bumper In dan Bumper Out. Penulis

sebagai editor harus menganalisa naskah dengan melihat adegan yang ditulis dalam

scenario, penulis juga berdiskusi dengan kru yang lain untuk menganalisa naskah baik

secara teknis, artistic, dan dramatic serta penulis bersama produser dan sutradara akan

menentukan proses pasca produksi yang akan digunakan saat editing. Dalam tahap ini

penulis membantu kru yang lain mengembangkan konsep dan ide agar dalam setiap

segmentnya tidak monoton dan bagai mana pada audience bisa menerima dengan baik.

Dalam pra produksi penulis mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan editing,

seperti menyiapkan software, mempersiapkan konsep editing yang akan digunakan. Penulis

juga membantu sutradara dan penulis naskah dalam mengembangkan direct treatment serta

memperkirakan shot-shot apa yang baik untuk nanti pada saat produksi berlangsung dan

merencanakan semua teknis-teknis untuk editing.

3.8.2 Produksi

Dalam tahap ini penulis sebagai editor juga berperan sebagai penata kamera.

Selain melakukan tugas dan kewajiban sebagai penata kamera, penulis juga berperan

untuk memindahkan video yang sudah diambil ke dalam laptop agar memori kamera

tidak terlalu penuh dan meninjau kembali gambar yang sudah diambil saat produksi

dan membuat folder yang berbeda agar memudahkan proses editing. Pada saat

produksi tiba penulis bersama tim yang lainnya mengambil alat-alat perlengkapan
209

untuk shooting yang sudah dipesan dari dua minggu yang lalu. Ketika sudah sampai

dilokasi shooting penulis membantu tim dalam menata tempat yang sudah

dibayangkan oleh tim. Penulis juga membantu mengambil gambar untuk keperluan

footage.

3.8.3 Pasca Produksi

Pasca Produksi adalah proses atau tahap yang dilalui setelah semua materi dasar

program berupa shot-shot dan unsure pendukungnya sudah selesai. Dalam hal ini seorang

editor dibutuhkan untuk menggabungkan shot hingga menjadi sebuah scene atau adegan.

Peranan editor disini juga merupakan proses paling akhir dalam pembuatan karya audio

visual.

Dalam proses ini editor memegang peranan penting dalam penyusunan gambar

hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan sesuai dengan cerita yang diinginkan.

Tahap ini penting dalam produksi program. Proses editing ini bisa menjadi proses yang

sangat kompleks yang melibatkan peralatan digital, tahap ini meliputi banyak hal seperti

offline editing, online editing, dubbing, mixing, dan subtitling.

Pada saat pasca produksi, penulis harus sudah mencatat kembali semua hasil syuting

berdasarkan catatan syuting dan gambar yang disebut sebagai logging. Setelah proses

pemilihan gambar langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh penulis adalah

memperhatikan potongan-potongan gambar agar tidak terjadi jumping dan

memastikan hasil gambar saling berkesambungan pada konsep yang sudah dibuat.

Penulis harus mampu membaca setiap pergerakan yang dilakukan hewan dan akan

disesuaikan dengan konsep yang sudah disepakati. Penulis harus mempunyai

kreativitas tinggi karena penulis melakukan proses perekaman gambar sekaligus

proses penyatuan gambar secara bersamaan sehingga konsep bisa langsung dibuat
210

sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh sutradara. Offline

penyuntingan gambar juga sering disebut edit mentah, sebab tahapan ini hanya baru

menyusun cerita scenario belum ada penambahan efek yang diinginkan.”(Mabruri 58

: 2019)

• logging

logging berarti pencatatan time code seluruh shot yang dihasilkan dari

shooting. Dikarenakan tidak adanya capture dalam proses ini memudahkan

dalam penulis melakukan penyuntingan gambar karena materi gambar sudah

terbagi dalam setiap shotnya.

• Assembling

Tahap ini penulis mulai menyusun dan menyambungkan setiap shot

berdasarkan urutan scene pada script konsep yang ada. Penyambungan yang

dilakukan masih sangat kasar dan masih menggunakan durasi yang

sebenarnya.

• Rough cut

Penulis memotong dan membuang gambar yang tidak terpakai dan

menyambungkannya menjadi satu konsep yang sudah disepakati lalu memilih

shot yang dianggap sudah mewakili apa yang sesuai dengan konsep nantinya

untuk disusun sedemikian rupa.

• Fine cut & triming

Fine cut lebih halus dari rought cut penulis merapikan setiap potongan antar

shot yang masih kurang rapih. Dalam tahap ini penyunting gambar

memberikan efek transisi sebagai penyambungan atau perpindahan shot dan


211

scene. Tujuan dari fine agar konsep yang sudah dibuat tersusun baik dengan

insert shot yang tepat.

• colour grading

proses pewarnaan gambar sehingga gambar terlihat semakin menarik.

• Titling

Tahap ini memberikan title dan pemunculan nama narasumber. Penulis

menggunakan adobe premier pro.

• Audio mixing

Proses audio mixing yaitu menyatukan dan menyempurnakan suara serta

memberikan ilustrasi music dan sound effect disetiap scenenya agar gambar

terlihat lebih hidup bila diberi sentuhan audio.

3.8.4 Peran dan Tanggung Jawab Editor

Salah satu peran penulis yaitu bisa menentukan durasi dari suatu program,

menentukan titik pemotongan gambar, bisa menentukan jenis transisi yang sesuai dan

menciptakan koninuitas yang baik. Seorang editor sangat berpengaruh atau berperan

penting bagi proses produksi. Adapun peran dan tanggung jawab seorang editor erat

hubungannya pada proses pasca produksi antara lain, menjawab keinginan sutradara dalam

proses editing sehingga terciptalah kontinuitas program yang menarik, tukar pikiran

sangatlah penting dalam proses editing karena berpengaruh mengenai shot0shot yang layak

dimasukan mana dan tidak yang mana. Seorang editor harus sigap diantara kendala-kendala

teknis yang ada misalnya seperti software yang tiba-tiba error dengan sendirinya, computer

yang tiba-tiba mati dengan sendirinya sehingga editor terpaksa harus mengedit ulang

karena didalam data tersebut belum di save. Masalah itu kerap terjadi maka perlu
212

dipersiapkan sebaik mungkin dan memperhatikan spesifikasi computer tersebut. Tanggung

jawab penuh seorang editor itu adalah pada hasil akhir sebuah program yang sedang

dikerjakannya seperti penggabungan gambar, audio yang serasi, serta kontrasnya sebuah

gambar harus diperhitungkan secara matang oleh editor.

Penulis sebagai editor bertanggung jawab penuh pada hasil sebuah program yang

sedang dikerjakannya. Kesinambungan gambar, kesinambungan audio serta kontrasnya

sebuah gambar harus diperhitungkan secara matang oleh editor dan editor harus membuat

gambar secara baik.

3.8.5 Proses Penciptaan Karya

A. Konsep Kreatif

Dalam pembuatan program Edukasi dan Hiburan yang berjudul “Si Otong” .

Penulis menggunakan beberapa software yaitu Adobe Premiere CC 2018, Adobe After

Effects CC 2017, Adobe Photoshop, Adobe Udition, dan Adobe Illustrator. Dalam proses

pengeditan penulis menggunakan konsep editing sesuai dengan alur pada naskah maupun

TOR atau Term Of Refference. Selain itu penulis juga menggunakan template gratis untuk

masalah pada bagian perkenalan hewan tersebut dan lower third. Di dalam konsep editing

ini penulis hanya menggunakan transisi cut to cut, dissolve, dip to black, dan sebagian ada

yang menggunakan transisi halus paint splatter. Hingga karya ini selesai penulis

menambahkan grading yang ditentukan oleh sutradara dan DOP dalam karya ini.

Adapun transisi yang digunakan dalam karya ini sebagai berikut :

• Cut to Cut : agar kesan potongannya lebih jelas dan tidak berantakan.

• Additive Dissolve : agar transisi film ini lebih halus


213

• Dip to Black : agar memberikan kesan perpindahan yang halus

• Brush : cadangan transisi additive dissolve agar tidak terkesan

membosankan

Penulis sebagai editor telah berusaha semaksimal mungkin agar mendapatkan

hasil program yang maksimal. Program non drama magazine “Si Otong” lebih

menonjolkan kesan untuk mengedukasi atau memberikan informasi seputar hewan-hewan

B. Konsep Produksi

Penulis sebagai editor yang juga sebagai assisten cameramen mempunyai peran dan

tanggung jawab masing-masing. Adapun dengan hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut

adalah pemikiran atau ide-ide yang berkaitan dengan tata letak kamera, menyiapkan

batterai, menyiapkan lensa dan serta menyiapkan alat-alat yang kita sewa.

C. Konsep Teknis

Dalam produksi karya “Si Otong” perlengkapan alat yang digunakan oleh penulis

adalah, satu unit PC dengan spesifikasi processor Intel ® Core ™ i7 – 3820 CPU @ 3.60

GHz, ‘ 3.8 GHz, dengan Installed memory (RAM) sebesar 16GB. Ditambah dengan

penyimpanan Hardisk sebesar 1TB. Untuk memindahkan data dari memory card kamera

ke PC.

Untuk mengedit karya ini membutuhkan Processor yang cukup agar tidak

memakan waktu lama dan dapat memberikan hasil yang maksimal dalam tahapan editing.
214

3.8.5 Kendala Produksi dan Solusinya

Dalam Pasca produksi, penulis mengalami kendala pada saat proses editing dimana

project penulis mengalami problem di hard disk yang sulit terhubung. Sehingga untuk

solusinya penulis back up ulang ke hard disk yang lain. Selain itu beberapa hasil video ada

yang auto fokusnya menjadi blur lalu penulis mensiasatinya dengan membuang pada

bagian tersebut.
215

3.8.7 Lembar Kerja Editor

3.8.7.1 Laporan Editor

3.8.7.2 Looging Picture

3.8.7.3 Proses Pembuatan ID Program

3.8.7.4 Spesifikasi Alat


216

3.8.7 Lembar Kerja Editor


3.8.7.1 Laporan Editor

LAPORAN EDITING

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 22 Menit Editor : Alvarizal Noor

Tabel III.18 Laporan Editor


Segment

Transisi
Int/Ext

Video
NO Visual Audio Sfx
Effect

1 1 Medium Hallo teman teman Natural Cutting


Long kenalin nama aku otong,
Shot di episode ini otong mau
kenalin teman teman
beberapa hewan
nokturnal ,tetap
pantengin otong terus ya
2 1 Ext Medium Wih hewan apa tuh Wood Brush
Long guys,hayo kira kira Pencil Transition
Shoot ada yang tau gak itu
hewan apaa?
apa? tupai terbang?
hihihi salah ya teman
teman ,itu adalah sugar
glyder, lucu banget kan
3 1 Ext Medium Sugar glyder memang Natural Cutting Linear
Long mirip dengan tupai Wipe
Shoot terbang, perbedaan di
antara keduanya ialah
sugar glyder merupakan
hewan marsupial,
sedangkan tupai terbang
merupakan hewan
pengerat.
4 1 Ext Medium Sugar glyder ini Natural Cutting
Shot merupakan hewan
mamalia yang masih satu
217

keluarga loh sama


kangguru
5 1 Int Close Karna kedua nya sama Natural Cutting
Up & sama memiliki kantong
Medium untuk menyimpan dan
Long menyusui anaknya
Shoot setelah melahirkan
6 1 Ext Medium habitat asli sugar glyder Natural Cutting
Long berasal dari
Shot indonesi(papua) dan juga
australia
7 1 Ext Medium Meskipun ukuran sugar Natural Cutting
Long glyder sangat mungil
Shot dengan panjang 24-30cm
dan berat 115-140
gram,ternyata hewan ii
bisa melompat hingga
150 kaki loh atau setara
50 meter,wah unik
banget ya
8 1 Ext Long Sugar glyder ini bisa di Natural Cutting
Shot & bilang kecil kecil cabe
Medium rawit, buktinya hewan ini
Long bisa bertahan hidup
Shot hingga 9-10 tahun jika di
plihara dengan baik, usia
ini setara dengan masa
hidup anjing dan kucing
peliharaan
9 1 Ext Medium Pada umum nya, tapi Natural Cutting
Long disisi lain jika hidup di
Shot & alam atau di habitat
Medium aslinya sugar glyder
Close memiliki rentan hidup
Up yang lebih pendek,
karena disebabkan oleh
gangguan predator
alaminya seperti ular
,kucing liar,rubah, hingga
burung hantu / yang
lainya
10 1 Ext Medium Perawatan sugar Natural Cutting
Long glyder juga cukup
Shoot & mudah, cukup elap
Close menggunakan tissue
Up basah.
setelah di elap jangan
lupa potong kukunya
juga yaa.
Kita tanya yuk apa sih
keunikan sugar glyder
218

11 1 Ext Medium Narasumber menjelaskan Natural Cutting


Shot & tentang keunikan sugar
Close up glider
(VTR)
12 1 Ext Medium Kira-kira sugar glyder Natural Cutting
Long suka makan apa ya
Shoot&
Close
Up
13 1 Ext Medium Narasumber menjelaskan Natural Cutting
Shot & tentang makanan
Close up kesukaan sugar glider
(VTR)
14 1 Ext Master Sugar glyder juga senang Natural Cutting
memanjat loh yuk kita
tes ke tangkasanya
15 1 Ext Maste & yang nyampe duluan Children Cutting
Medium otong kasih makanan - Yeayy
Long yeayy kamu menang
Shoot &
Closeup
16 2 Int Medium Nah siapa sih yang gak Wood Brush
Long kenal dengan hewan imut Pencil Transition
Shoot dan lucu yang satu ini
yap benar ini adalah
hamster,mamalia imut
satu ini merupakan
hewan pengerat juga loh
seperti tupai
17 2 Int Medium mereka suka banget loh Natural Cutting
Long tinggal di pasir dan
Shoot bebatuan
18 2 Int Medium Dan yang lebih lucu nya Natural Cutting
Shoot lagi dia menyimpan
makanandi pipinya
hingga terlihat gembul
dan
menggemaskan,yakan
lucu banget hehe
19 2 Int Medium Makanan hamster cukup Natural Cutting
Long beragam,karena dia
Shoot adalah hewan omnivora
yang pemakan
segalanya,kebanyakan
pemilik hamster sering
memberikan makanan
seperti biji bijian,sampai
binatang kecil dan lainya
20 2 Ext Long Teman-teman ayo kita Natural Cutting Camera
Shoot tes kecepatan hamster di Blur
labirin
21 2 Ext Long Ayo-ayo kita mulai yaa. Children Cutting Freeze
Shoot Wiih kalian seru banget - Yeay Frame
219

main labirinnya, kira-


kira siapa yaa yang bakal
sampai garis finish
duluan ?

Loh-loh kamu kok balik


lagi sih, pasti kamu
nungguin temen kamu yaa
? tenang aja temen kamu
gabakalan kemana-mana
kok hehe. yeayy kamu
menang !!
22 2 Ext Medium Eh eh eh ini bapak nya Wood Cutting
Shot hamster ya guys? hualah Pencil
ternyta beda ya guys
23 2 Ext Medium Yups memang sejelas Natural Cutting
Shot & mirip ya mereka
Close berdua,tetapi hamster dan
Up marmot berbeda ya
guys,nah kalo marmut
berasal dari pegunungan
eropa, amerika
serikat,dan kanada
bagian utara
24 2 Ext Medium Dari ukuran juga mereka Natural Cutting Linear
Long jelas berbeda,ukuran Wipe &
Shot marmut lebih besar di Crop
bandingkan dengan
ukuran tubuh
hamster,perbandingannya
bisa mencapai 5 kali lipat
loh
25 2 Ext Medium Pada umumnya hamster Natural Cutting Freeze
Long ber-kuran 2 – 5 Frame &
Shoot centimeter sedangkan Graphics
marmut 10 – 25
centimeter
26 2 Ext Medium Makanan hamster dan Natural Cutting
Long marmot juga berbeda,
Shoot hamster pemakan biji
bijian sedangkan marmut
menyukai rumput
rumputan dan sayuran.
27 2 Ext Medium Marmut merupakan Natural Cutting
Long binatang yang sosial,suka
Shoot hidup ber kelompok dan
di dominasi dengan
marmot jantan, oleh
karna itu Marmut tidak
dapat di plihara sendiri
ya guys,karna marmot
akan sangat mudah
depresi
220

28 3 Int Medium Kok ituu kayak mainan Wood Brush


Shot & bola-bolaan yang berdurii Pencil Transition
Medium ya. eh eh ternyata kamu
Long tohh landak mini, lagian
Shoot sih kamu pake ngebuntel
segala jadi otong ngiranya
kamu itu bola berduri
hehe,kenalin nih temen
otong satu ini juga bisa di
sebut hedgehog
29 3 Int Medium landak mini berasal dari Natural Cutting Peta
Shot eropa,asia,dan afrika Dunia
Png Dan
text
30 3 Int Medium Ini adalah bentuk Natural Cutting
Shot & pertahananya ya teman-
Mediu teman ketika si landak
Long mini merasa trancam dia
Shoot & akan membulat dan yang
Close terlihat Hanyalah duri nya
Up saja, sudah pasti sang
pemangsa gak akan
sanggup ya. kamu
memang cerdik ya dak
hehe
31 3 Ext Establish Backsound Natural Cutting
32 3 Ext Medium Eh-eh temen otong mau Natural Cutting
Long dibawa kemana om ?
Shoot & om jangan bawa temen
Medium otong doong!
Shoot
33 3 Ext Medium Ooh ternyata temen Natural Cutting
Shoot otong mau diajak
berenang guys, temen-
temen dirumah bisa pada
berenang juga ga ?

34 3 Ext Medium Ternyata landak mini Natural Cutting


Shoot juga bisa berenang, wah
lucu banget yaa temen-
temen.
35 3 Ext Medium Nah abis berenang Natural Cutting
Long jangan lupa berjemur yaa
Shoot, temen-temen hehe
Medim
Shoot,
Over
Shoulder
36 3 Ext Medium Kalian tau ga, apa Natural Cutting
Long perbedaan landak dan
Shoot landak mini ? dari
ukurannya landak hutan
221

bisa 20x lebih besar dari


landak mini loh.
37 3 Ext Medium Landak memiliki rambut Natural Cutting
Long yang tebal, dan duri-duri
Shoot yang sangat tajam.
38 3 Ext Medium Sedangkan landak mini Natural Cutting
Long hanya memiliki duri-duri
Shoot & dipunggungnya, tetapi
Medium tidak tajam. dan jika
Shot dipegang tidak berbahaya
yaa
z 3 Ext Medium Umur landak dan landak Natural Cutting
Long mini juga jauh berbeda
Shoot loh. umur landak bisa
mencapai 20 tahun,
sedangkan landak mini
hanya 5 sampai 6 tahun
saja.
40 3 Ext Medium Makanan landak dan Natural Cutting
Long landak mini juga berbeda
Shoot loh. landak biasanya
memakan bagian-bagian
tanaman seperti akar,
ubi-ubian- kulit kayu dan
buah-buahan.

41 3 Ext Close Sedangkan landak mini Natural Cutting


Up memakan serangga,
seperti ulat hongkong,
jangkrik dan yang
lainnya
42 4 Ext Establish Suara misterius berbunyi Natural Cutting
43 4 Ext Establish Wah suara apa tuuh ? Natural Cutting
rambut otong jadi merinding
pohon
beringin
44 4 Ext Close Oalah ternyata itu suara Natural Cutting
Up & tokek temen-temen
Medium
Shoot
45 4 Ext Medium Nah teman otong satu ini Natural Cutting
Long merupakan hewan
Shoot nokturnal yang aktif pada
malam hari.
46 4 Ext Kita tanya yuk dimana Natural Cutting
sih habitat asli si tokek?
47 4 Ext Close Narasumber menjawab Natural Cutting
Up dimana habitat tokek
(VTR)
48 4 Ext Close Makanan tokek tuh apa Natural Cutting
Up aja sih?
49 4 Ext Close Narasumber menjawab Natural Cutting
Up makanan kesukaan tokek
222

(VTR)
50 4 Ext Close Bagaimana sih cara Natural Cutting
Up berkembang biak tokek ?
51 4 Ext Close Narasumber menjawab Natural Cutting
Up cara berkembang-biak
tokek
(VTR)
52 4 Ext Medium Nah kali ini namanya Natural Cutting
Shoot & leopard gecko, sekilas
Close mirip kan guys sama
Up tokek
Leopard gecko ini sejenis
dengan kadal - kadalan
loh.

Nah kalo temen otong


yang satu ini sering di
jadikan hewan
peliharaan,kita tanya
yuk,apa saja sih jenis
jenis gecko dan dimana
ya habitat aslinya?
53 4 Ext Medium Narasumber menjawab Natural Cutting
Shoot & jenis – jenis gecko
Close up (VTR)
54 4 Ext Medium Kira-kira ada yang tau ga Natural Cutting
Long kenapa buntut gecko
Shoot, bentuknya seperti itu ?
Close Yap betul sekali, karena
Up & gecko menyimpan
Extreme cadangan makanan di
Close buntutnya.
Up
55 4 Ext Close Gecko tidak bisa Natural Cutting
Up menempel seperti tokek
56 4 Ext Close Kita tanya lagi yuk, Natural Cutting
Up susah ga sih cara-cara
merawat gecko ?
57 4 Ext Medium Narasumber menjawab Natural Cutting
Shoot & cara merawat gecko
Close (VTR)
Up
58 4 Ext Medium Seru banget kan di Natural Cutting Crop
Long episode otong kali ini!
Shoot, Tapiii sayang banget nih
Close waktunya otong dan
up, temen-temen otong harus
Medium pulang. jangan sedih yaa,
Shoot nanti kita ketemu lagi di
episode otong
selanjutnya. sampai
jumpa, jaga kesehatan.
Baaay
223
224

3.8.7.2 Looging Picture

LOOGING PICTURE

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 23 Menit Editor : Alvarizal Noor

Tabel III.19 Looging Picture


SEGMENT

LOGGING
NO VIDEO AUDIO REMARK
TIME

00:00:00:00-
1. Bars and tone Tone
00:00:05:00

00:00:05:00-
2 Logo UBSI
00:00:10:00

00:00:10:00-
3 00:00:15:00
ID Program

Universal
00:00:15:00-
4 00:00:20:00
Counting
Leader

00:00:20:00-
5 Bumper
00:00:50:00
225

Hallo teman teman


kenalin nama aku otong,
Cuplikan di episode ini otong mau
00:00:50:00- Graphic and
6 1 00:01:00:00
hewan- kenalin teman teman audio
hewan beberapa hewan nokturnal
,tetap pantengin otong
terus ya
Wih hewan apa tuh
guys,hayo kira kira ada
yang tau gak itu hewan
apaa?
apa? tupai terbang?
hihihi salah ya teman
Sugar glyder teman ,itu adalah sugar
bermain di glyder, lucu banget
lapangan – kan,sugar glyder
00:01:00:00- memang mirip dengan Graphic and
7 1 00:01:50:00
sugar glyder audio
bermain tupai terbang, perbedaan
dengan di antara keduanya ialah
pemiliknya sugar glyder merupakan
hewan marsupial,
sedangkan tupai terbang
merupakan hewan
pengerat. yuk kita
mengenal sugar glyder
lebih dalam
Sugar glyder ini
merupakan hewan
mamalia yang masih satu
Stock shoot keluarga loh sama
kangguru – kangguru, karna kedua
kantung nya sama sama memiliki
00:01:50:00- Graphic and
8 1 00:02:15:00
sugar glyder kantong untuk audio
– induk sugar menyimpan dan menyusui
glyder anaknya setelah
menyusui melahirkan,habitat asli
sugar glyder berasal dari
indonesi(papua) dan juga
australia
Meskipun ukuran sugar
glyder sangat mungil
Sugar glyder
dengan panjang 24-30cm
dan pemilik
00:02:15:00- dan berat 115-140
9 1 nya – sugar
00:02:39:00 gram,ternyata hewan ii
glyder
bisa melompat hingga 150
melompat
kaki loh atau setara 50
meter,wah unik banget ya,
226

Sugar glyder ini bisa di


bilang kecil kecil cabe
rawit, buktinya hewan ini
bisa bertahan hidup
hingga 9-10 tahun jika di
plihara dengan baik, usia
Sugar glyder
ini setara dengan masa
berlari-lari –
hidup anjing dan kucing
sugar glyder
peliharaan pada umum
00:02:39:00- ditangan sang
10 1 00:03:13:00
nya, tapi disisi lain jika
pemilik –
hidup di alam atau di
sugar glyder
habitat aslinya sugar
di kantung
glyder memiliki rentan
sang pemilik
hidup yang lebih pendek,
karena disebabkan oleh
gangguan predator
alaminya seperti ular
,kucing liar,rubah, hingga
burung hantu/yang lainya
Perawatan sugar glyder
juga cukup mudah,
Sugar glyder
cukup elap
sedang di
00:03:13:00- menggunakan tissue Graphic and
11 1 elap – detail
00:03:54:00 basah. audio
kuku sugar
setelah di elap jangan
glyder
lupa potong kukunya
juga yaa
Mata sugar
glyder
00:03:54:00- Kita tanya yuk apa sih Graphic and
12 1 00:03:59:00
ditutup agar audio
keunikan sugar glyder
tidak
bergerak
Narasumber
menjelaskan
00:03:59:00-
13 1 00:04:26:00
tentang Video Tape Recording
keunikan
sugar glyder
Sugar glyder
00:04:26:00- sedang Kira-kira sugar glyder Graphic and
14 1
00:04:30:00 memakan suka makan apa ya audio
bubur instan
Narasumber
menjelaskan
00:04:30:00- tentang
15 1 00:04:52:00
Video Tape Recording
makanan
kesukaan
sugar glyder
Sugar glyder
Sugar glyder juga senang
00:04:52:00- dipersiapkan graphic and
16 1 memanjat loh yuk kita tes
00:05:01:00 untuk audio
ke tangkasanya
memanjat
227

Hayo-hayo hayo-hayo
2 ekor sugar
00:05:01:00- ,yang nyampe duluan graphic and
17 1 glyder mulai
00:05:24:00 otong kasih makanan audio
memanjat
yeayy kamu menang
Nah siapa sih yang gak
kenal dengan hewan imut
dan lucu yang satu ini yap
benar ini adalah
Stock shoot hamster,mamalia imut
beberapa
00:05:24:00- satu ini merupakan hewan graphic and
18 2 00:05:44:00
hamster audio
pengerat juga loh seperti
sedang
bermain tupai, habitat aslinya
adalah di eropa sampai
siberia,mongolia dan
tiongkok

Stock shoot
beberapa mereka suka banget loh
00:05:44:00-
19 2 hamster tinggal di pasir dan
00:05:48:00
sedang bebatuan
bermain
Stock shoot
Dan yang lebih lucu nya
hamster
lagi dia menyimpan
sedang
00:05:48:00- makanandi pipinya hingga Graphic and
20 2 00:05:59:00
makan dan audio
terlihat gembul dan
menyimpan
menggemaskan,yakan
makanannya
lucu banget hehe
di mulutnya
Makanan hamster cukup
beragam,karena dia
adalah hewan omnivora
Kumpulan
yang pemakan
00:05:59:00- hamster
21 2 segalanya,kebanyakan
00:06:13:00 sedang
pemilik hamster sering
bermain
memberikan makanan
seperti biji bijian,sampai
binatang kecil dan lainya
228

Teman-teman ayo kita tes


kecepatan hamster di
labirin.

Ayo-ayo kita mulai yaa.


wiih kalian seru banget
main labirinnya, kira-kira
siapa yaa yang bakal
Hamster
00:06:13:00- sampai garis finish duluan Graphic and
22 2 00:07:10:00
bermain audio
?
labirin
Loh-loh kamu kok balik
lagi sih, pasti kamu
nungguin temen kamu yaa
? tenang aja temen kamu
gabakalan kemana-mana
kok hehe.
yeayy kamu menang !!
Marmut
Eh eh eh ini bapak nya
00:07:10:00- sedang
23 2 00:07:20:00
hamster ya guys?,hualah
makan
ternyta beda ya guys
berduaan
Yups memang sejelas
mirip ya mereka
berdua,tetapi hamster dan
marmot berbeda ya
Marmut
guys,nah kalo marmot
sedang
berasal dari pegunungan
makan
eropa ,amerika serikat,dan
00:07:20:00- berdua – Graphic and
24 2 00:07:46:00
kanada bagian utara, dari audio
video split
ukuran juga mereka jelas
hewan
berbeda,ukuran marmut
marmut dan
lebih besar di bandingkan
hamster
dengan ukuran tubuh
hamster,perbandingannya
bisa mencapai 5 kali lipat
loh
Hamster dan
grafis Pada umumnya hamster
00:07:46:00- ukurannya – ber-kuran 2 – 5 centimeter Graphic and
25 2 00:07:55:00 audio
marmut dan sedangkan marmut 10 –
grafis 25 centimeter
ukurannya
Makanan hamster dan
marmot juga berbeda,
Marmut
00:07:55:00- hamster pemakan biji graphic and
26 2 sedang
00:08:07:00 bijian sedangkan marmot audio
makan
menyukai rumput
rumputan dan sayuran.
229

Marmut merupakan
binatang yang sosial,suka
hidup ber kelompok dan
Marmut
di dominasi dengan
00:08:07:00- sedang Graphic and
27 2 marmot jantan, oleh karna
00:08:25:00 makan dan audio
itu Marmut tidak dapat di
berlari
plihara sendiri ya
guys,karna marmut akan
sangat mudah depresi
Kok ituu kayak mainan
bola-bolaan yang berdurii
Landak mini ya. eh eh ternyata kamu
sedang tohh landak mini ,lagian
bertahan – sih kamu pake ngebuntel
00:08:25:00- landak mini segala jadi otong ngiranya graphic and
28 3
00:08:59:00 sedang kamu itu bola berduri audio
berlari – hehe,kenalin nih temen
grafis peta otong satu ini juga bisa di
dunia sebut hedgehog ,landak
mini berasal dari
eropa,asia,dan afrika
Ini adalah bentuk
pertahananya ya teman-
teman ketika si landak
Bentuk mini merasa trancam dia
pertahanan akan membulat dan yang
00:08:59:00- graphic and
29 3 00:09:23:00
landak mini – terlihat hanyalah duri nya audio
detail duri saja, sudah pasti sang
landak mini pemangsa gak akan
sanggup ya. kamu
memang cerdik ya dak
hehe

00:09:23:00- Establish
30 3 00:09:28:00
Backsound musik
pagi hari

Eh-eh temen otong mau


dibawa kemana om ?
om jangan bawa temen
otong doong!
Landak
Ooh ternyata temen otong
diambil oleh
00:09:28:00- mau diajak berenang
31 3 00:11:07:00
pemilik
guys, temen-temen
untuk
dirumah bisa pada
berenang
berenang juga ga ?

Ternyata landak mini juga


bisa berenang, wah lucu
banget yaa temen-temen.
230

Nah abis berenang


00:11:07:00- Landak mini jangan lupa berjemur
32 3
00:12:08:00 berjemur yaa temen-temen
hehe
Kalian tau ga, apa
perbedaan landak dan
Landak mini
00:12:08:00- landak mini ? dari Graphic and
33 3 – footage
00:12:25:00 ukurannya landak hutan audio
landak hutan
bisa 20x lebih besar dari
landak mini loh.
Landak memiliki rambut
yang tebal, dan duri-duri
Footage
yang sangat tajam.
landak hutan
– footage
00:12:25:00- Sedangkan landak mini Graphic and
34 3 landak mini
00:12:35:00 hanya memiliki duri-duri audio
di pegang
dipunggungnya, tetapi
dengan
tidak tajam. dan jika
tangan
dipegang tidak berbahaya
yaa
umur landak dan landak
mini juga jauh berbeda
Landak mini loh. umur landak bisa
00:12:35:00- Graphic and
35 3 sedang mencapai 20 tahun,
00:12:54:00 audio
berdua sedangkan landak mini
hanya 5 sampai 6 tahun
saja.
Makanan landak dan
landak mini juga berbeda
loh. landak biasanya
Footage memakan bagian-bagian
landak hutan tanaman seperti akar, ubi-
00:12:54:00- – Footage ubian- kulit kayu dan Graphic and
36 3 00:13:30:00 audio
landak mini – buah-buahan.
Footage ulat
hongkong Sedangkan landak mini
memakan serangga,
seperti ulat hongkong,
jangkrik dan yang lainnya

Establish
00:13:30:00- Suara misterius Graphic and
37 4 pohon
00:13:37:00 berbunyi audio
beringin

Establish
00:13:37:00- rambut Wah suara apa tuuh ? Graphic and
38 4 00:13:45:00 audio
pohon otong jadi merindingg
beringin

00:13:45:00- Footage Oalah ternyata itu suara Graphic and


39 4 00:13:52:00 tokek tokek temen-temen audio
231

Tokek Nah teman otong satu ini


sedang merupakan hewan
00:13:52:00- Graphic and
40 4 00:14:00:00
dipegang nokturnal yang aktif audio
oleh sang pada malam hari.
pemilik

00:14:00:00- Shot tokek Kita tanya yuk dimana Graphic and


41 4 00:14:07:00 audio
dewasa sih habitat asli si tokek?

00:14:07:00- Narasumber Video Tape


42 4
00:14:20:00 menjawab Recording

Makanan tokek tuh apa


00:14:20:00- Shoot mulut
43 4 00:14:28:00
aja sih?
tokek

00:14:28:00- Narasumber
44 4 00:14:50:00
Video tape recording
menjawab

Bambu
00:14:50:00- Bagaimana sih cara
45 4 tempat tokek
00:14:54:00 berkembang biak tokek ?
bertelur

00:14:54:00- Narasumber
46 4 Video Tape Recording
00:15:36:00 menjawab

Nah kali ini namanya


leopard gecko, sekilas
mirip kan guys sama
tokek
Leopard gecko ini sejenis
dengan kadal - kadalan
Leopard loh.
00:15:36:00-
47 4 00:16:03:00
gecko dan
yang lainnya Nah kalo temen otong
yang satu ini sering di
jadikan hewan
peliharaan,kita tanya
yuk,apa saja sih jenis
jenis gecko dan dimana ya
habitat aslinya?
Narasumber
menjawab –
00:16:03:00- footage
48 4 00:16:37:00
Video Tape Recording
gecko dengan
jenis yang
berbeda
232

Kira-kira ada yang tau ga


kenapa buntut gecko
Footage bentuknya seperti itu ?
detail buntut yap betul sekali, karena
00:16:37:00- gecko – gecko menyimpan Graphic and
49 4
00:17:08:00 footage anak cadangan makanan di audio
gecko ingin buntutnya.
memanjat
gecko tidak bisa
menempel seperti tokek
Gecko
Kita tanya lagi yuk, susah
00:17:08:00- sedang
50 4 ga sih cara-cara merawat
00:17:13:00 dipegang
gecko ?
oleh pemilik
Narasumber
menjawab –
00:17:13:00-
51 4 00:17:23:00
footage Video Tape Recording
gecko dengan
jangkrik
Seru banget kan di
Split 4 video
episode otong kali ini!
hewan-
tapiii sayang banget nih
hewan di
waktunya otong dan
episode
temen-temen otong harus
00:17:23:00- otong hari ini
52 4 00:17:45:00
pulang. jangan sedih yaa,
– animasi
nanti kita ketemu lagi di
main
episode otong
character
selanjutnya. sampai
otong -
jumpa, jaga kesehatan.
penutup
baaay

00:17:45:00-
53 00:18:10:00
Credit Title

00:18:10:00-
54 00:18:15:00
Copyright

00:18:15:00-
55 00:19:24:00
CV Crew

00:19:24:00-
56 00:23:29:00
BTS
233

3.8.7.3 Proses Pembuatan ID Program

ID PROGRAM

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 23 Menit Editor : Alvarizal Noor

1. Bars And Tone

Gambar III.11 Bars and Tone


234

2. Logo UBSI

Gambar III.12 Logo UBSI

3. Format Program

Gambar III.13 Format Program


235

4. Universal Counting Leader

Gambar III.14 Universal Counting Leader

5. Bumper In Program

Gambar III.15 Bumper In Program


236

6. Isi Konten

Gambar III.16 Isi Konten

7. Credit title

Gambar III.17 Credit Title


237

8. Copyright

Gambar III.18 Copyright

9. CV Crew

Gambar III.19 CV Crew


238

10. BTS

Gambar III.20 Behind The Scene


239

3.8.7.3 Spesifikasi Alat

SPESIFIKASI ALAT

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA


UNIVERSITAS BINA SARANA DAN INFORMATIKA

Production Company : Run Entertaiment Produser : Dimas Kresnadi


Project Title : SI OTONG Director : Putri Amaliyah
Durasi : 23 Menit Editor : Alvarizal Noor

Untuk membuat karya “ Si Otong “ penulis menggunakan Software Adobe


Premiere Pro CC 2018 dan Adobe After Effects CC 2017. Hal ini dipilih karena sesuai
dengan apa saja yang dibutuhkan dalam proses pengeditan. Adapun penunjang proses
pengeditan ini penulis juga menggunakan perangkat komputer dengan spesifikasi
sebagai berikut :

Gambar III.21 Spesifikasi Alat

Hardware

• Processor Intel ® Core ™ i7 – 3820 CPU @ 3. 60 GHz, ‘ 3.8 GHz


• Memory RAM sebesar 16 GB
• Os Windows 8
• Hard Disk 1 TB
• Keyboard
• Mouse
240

Gambar III.22 Software Editing

Software

• Adobe Premiere Pro CC 2018

• Adobe After Effects CC 2017


241

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam produksi sebuah magazine show yang dibutuhkan adalah kreatifitas

serta imajinasi dan bermanfaat untuk memajukan pertelevisian. Televisi adalah salah

satu media massa yang memberikan pengaruh besar terhadap penonton baik positive

atau negative televisi memiliki program yang memberikan pengaruh besar terharap

sebuah acara televisi yang akan diproduksi. Salah satu program televisi adalah

program magazine show. Program magazine show merupkan jenis program yang

sangat menghibur, Memberi informasi dan ilmu kepada penonton.

Pada tugas akhir ini penulis membuat program magazine show yang berjudul

“ SI OTONG “ sebagai salah satu tontonan yang dapat menghibur, memberikan

informasi dan edukasi penonton. Karena pada program magazine show ini penulis

memberi dan mengenalkan dunia binatang agar penonton megetahui jenis-jenis

binatang di seluruh dunia. Semoga karya non darama magazine show tersebut dapat

memberikan hiburan dan ilmu yang bermanfaat.


242

4.2 Saran

Stasiun televisi memiliki sejumlah strategi penayangan dalam upaya menarik

audien masuk ke stasiun sendiri dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak

pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar. Untuk itu dibutuhkan

kerjasama tim yang solid dan berbagai strategi apik demi pencapaian target. Agar

produksi siaran televisi dapat menghasilkan program yang hebat, maka di butuhkan

tim kerja yang hebat pula untuk menghasilkan suatu karya.

Tahapan produksi harus diperhatikan dan dijalankan dengan semaksimal

mungkin agar program yang tercipta dapat diterima baik oleh masyarakat.

Untuk menarik perhatian, stasiun televisi harus memiliki strategi penayangan

yang menarik dan kreatif agar dapat menarik dan mempertahankan pemirsanya.
243

DAFTAR PUSTAKA

Karisto Eddie, Menjadi Binatang: Kiat Sukses jadi Artis Panggung, film, dan
Televisi, 2008, Ufuk Press dan Yayasan Humaniora, Jakarta

Achlina, Leli, Suwardi,Purnama, Kamus Istilah Pertelevisian, 2011, Gramedia,


Jakarta

Anton Mabruri KN: Manajemen Produksi Program Acara Tv Non Drama, 2013,
Pt.Grasindo, Jakarta (Penulis naskah)

Romli, Asep Syamsul, (2004). Broadcast Journalism. Bandung: Nuansa Bandung


( Editor )

Irwanto, supriyadi, Nina kusumawati, yudo triartanto, broadcasting televisi teori &
praktik, 2014 graha cendekia, Yogyakarta

Fachrudin, Andi. 2012. Dasar-Dasar Produksi televisi. kencana prenada media


group. Jakarta

Msgrove, jan, make-up hair and costume for film and television 2003, Oxford, Focal
press

Rizzo,Michael, The Art Direction Handbook for Film, 2005, Focal press

Paningkiran, Halim, Make-up karakter untuk televisi dan film, 2013, Gramedia
Pustaka utama, Jakarta

(Penata Artistik)

Effendy, Heru, 2008. Mari Membuat Film paduan produser.yogyakarta:paduan


Effendy, Onong Uchyan, 1986. (Produser)

Karsito Eddie, Menjadi bintang: Kiat sukses jadi artis panggung,Film, dan
Televisi,2008, Ufuk Press daan Yayasan Humaniora,Jakarta

Fit Brian,Thornley Joe, Lighting Technology a Guide for Television Film and
Theatre Second Edition 2002. Focal Press
244

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Mahasiswa
NIM : 42180268
Nama Lengkap : Dimas Kresnadi Ramadhan Afandy

Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Januari 1997


Alamat : Gg. H.Midun 1 No. 49 Paninggilan Utara
Umur : 24 Tahun
Agama/Status : Islam/Belum Kawin
Jenis Kelamin : Laki - Laki
No. HP : 0895321831028

B. Riwayat Pendidikan Formal & Non-formal

1. SDN Paninggilan 01 : Tahun 2004 - 2009


2. SMP Budi Mulia Ciledug : Tahun 2009 - 2012
3. SMK TI Budi Mulia Ciledug : Tahun 2012 - 2015
4. Universitas BinaSarana Informatika : Tahun 2018 - Sekarang

C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi/Pekerjaan

Ø Reza Prima Digital Printing & Offset


Ø Vistari Matra Cipta Advertising Digital Printing & Offset
Ø Aldi Production Video & Photography
Ø Revolusioner Broadcasting TV
Ø Visitama Production House

Jakarta, 04 Januari 2022

(Dimas Kresnadi Ramadhan Afandy)


245

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Mahasiswa
NIM : 42180268
Nama Lengkap : Putri Amaliyah
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Mei 2000
Alamat : Jl. Masjid Nurul Iman Tanah Koja Blok A
No.13 Rt.011/002 Duri Kosambi, Cengkareng,
Jakarta Barat. 11750
Umur : 21 Tahun
Agama/Status : Islam/Belum Kawin
Jenis Kelamin : Perempuan
No. HP : 089634588649

B. Riwayat Pendidikan Formal & Non-formal

1. SDN Duri Kosambi 02 : Tahun 2006 - 2012


2. SMP Al Ihsan Meruya Utara : Tahun 2012 - 2015
3. SMK Al Huda Kebon Jeruk : Tahun 2015 - 2018
4. Universitas Bina Sarana Informatika : Tahun 2018 - Sekarang

C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi/Pekerjaan

Ø Sutradara dalam film pendek “Stuck” 2019


Ø Assistant Sutradara dalam film pendek “Angan” 2019
Ø Main Talent dalam film pendek “Wasiat” 2019
Ø Makeup Artist dalam film pendek “Langkah” 2019
Ø Ass. MUA Profesional dalam Webseries komersial “Sumber Rezeki”
Visionplus 2021
Ø Penata Busana dalam dalam Webseries komersial “Sicepat Express” 2021
Ø Talent Coordinator dalam TVC “Sicepat Express” 2021
Ø Ass. MUA Profesional dalam Webseries komersial “Join The Series”
Indihome 2021
Ø Penata Busana dalam film pendek “Suatu Hari Di Pemancingan” 2021
Ø Penata Busana dalam Webseries komersial “Ambu” Lembaga Penjamin
Simpanan 2021
Ø Sutradara dalam program magazine show “Si Otong” 2022

Jakarta, 04 Januari 2022

(Putri Amaliyah)
246

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Mahasiswa
NIM : 42180408
Nama Lengkap : Hamdan Yuapy

Tempat & Tanggal Lahir : Tanggerang, 21 Juli 1999


Alamat : Jl.Sukarela 1 no.47 Rt04/Rw05, Kreo Selatan
Umur : 22 Tahun
Agama/Status : Islam/Belum Kawin
Jenis Kelamin : Laki - Laki
No. HP : 08960659543

B. Riwayat Pendidikan Formal & Non-formal

1. SDN 09 Pagi : Tahun 2012


2. SMP Sumpah Pemuda : Tahun 2015
3. SMK Tunas Grafika Informatika : Tahun 2018
4. Universitas Bina Sarana Informatika : Tahun 2018 - Sekarang

C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi/Pekerjaan

Ø PT. Westbike Messenger

Jakarta, 04 Januari 2022

(Hamdan Yuapy)
247

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

C. Biodata Mahasiswa
NIM : 42180253
Nama Lengkap : Yari Mukhtisar Maulana

Tempat & Tanggal Lahir : Iran, 14 Maret 1996


Alamat : Jl. H. Yamin No. 002 RT 002/003 Petukangan
Utara, Keb – Lama,Jakarta
Umur : 25 Tahun
Agama/Status : Islam/Belum Kawin
Jenis Kelamin : Laki - Laki
No. HP : 089631080203

C. Riwayat Pendidikan Formal & Non-formal

1. SDN 1 Susunan Baru Lampung : Tahun 2002 - 2008


5. SMP PGR 1 Bandar Lampung : Tahun 2008 - 2011
6. SMK UTAMA 2 Bandar Lampung : Tahun 2011 - 2014
7. Universitas Bina Sarana Informatika : Tahun 2018 - Sekarang

C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi/Pekerjaan

Ø Memenangkan Lomba FILM juara 1 Lomba Fornax Bulan Komunikasi


2018

Ø Magang di Radio Mersi FM bulan September 2020

Jakarta, 04 Januari 2022

(Yari Mukhtisar Maulana)


248

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Mahasiswa
NIM : 42180477
Nama Lengkap : Rivido Rachman

Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 6 September 2000


Alamat : Perumahan Puri Pamulang, Tangerang
Umur : 21 Tahun
Agama/Status : Islam/Belum Kawin
Jenis Kelamin : Laki - Laki
No. HP : 08815352990

B. Riwayat Pendidikan Formal & Non-formal

1. SDIT Al Inayah : Tahun 2006 – 2012


2. SMP Djojoredjo Pamulang : Tahun 2012 – 2015
3. SMK Telekom pamulang : Tahun 2015 – 2018
4. Universitas Bina Sarana Informatika : Tahun 2018 - Sekarang

C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi/Pekerjaan

Ø Design Grafis PT. Traffic Creative Tahun 2017


Ø Lighting man Film Pendek stuck Tahun 2019
Ø Asisten Sutradara Film Pendek terlambat Tahun 2019

Jakarta, 04 Januari 2022

(Rivido Rachman)
249

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Mahasiswa
NIM : 42180477
Nama Lengkap : Nadhif Nikko Nugroho

Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Agustus 2000


Alamat : Jl.H.Maisin No.37 RT.002 RW.003
Petukangan Utara , Pesanggrahan, Jakarta Selatan
12260
Umur : 21 Tahun
Agama/Status : Islam/Belum Kawin
Jenis Kelamin : Laki - Laki
No. HP :

B. Riwayat Pendidikan Formal & Non-formal

1. SD Negeri Petukangan Utara 08 : Tahun 2006 - 2012


2. SMP Muhammadiyah 35 : Tahun 2012 - 2015
3. SMK Media Informatika : Tahun 2015 - 2018
4. Universitas Bina Sarana Informatika : Tahun 2018 - Sekarang

C. Riwayat Pengalaman Berorganisasi/Pekerjaan

Ø Magang di Percetakan
Ø Magang di Radio Mersi FM

Jakarta, 04 Januari 2022

(Nadhif Nikko Nugroho)


250

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. BIODATA MAHASISWA.

NIM : 42180311
Nama : Rizki Kurniawan putra
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 08 februari 1999
Alamat : JL. Sabar GG. Lahab NO.25 RT/RW 08/003,
Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta
Selatan, 12270
Umur : 22 Tahun
Agama/Status : Islam/Belum Kawin
Jenis Kelamin : Laki - Laki
No. HP :

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL & NON FORMAL.

5. SDN 07 Jakarta : Tahun 2006 - 2012


6. SMP 191 Jakarta : Tahun 2012 - 2015
7. SMK Media Informatika : Tahun 2015 - 2018
8. Universitas Bina Sarana Informatika : Tahun 2018 – Sekarang

C. RIWAYAT PENGALAMAN KERJA.

Ø Praktek industri di LPP TVRI Tanggal 1 maret – dengan 15 Aprill 2016


Ø Praktek industri di Radio Swara Mersidiona Tanggal 1 november – 1
desember
Jakarta, 04 Januari 2022

( Rizki Kurniawan putra )


251

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. BIODATA MAHASISWA

NIM : 42180463
Nama : Alvarizal Noor Fyqh
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 September 2000
Alamat : Komplek Wisma Tajur Blok C4 NO.10 RT.003
RW.007 Tajur, Ciledug, Tangerang, 15152
Umur : 22 Tahun
Agama/Status : Islam/Belum Kawin
Jenis Kelamin : Laki - Laki
No. HP :

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL & NON FORMAL

1. SDN 03 Jakarta Barat : Tahun 2006 - 2012


2. SMP Yapera : Tahun 2012 - 2015
3. SMK Media Informatika : Tahun 2015 - 2018
4. Universitas Bina Sarana Informatika : Tahun 2018 - Sekarang

C. RIWAYAT PENGALAMAN KERJA

Ø Freelance photography

Jakarta, 04 Januari 2022

( Alvarizal Noor Fyqh )


252

SURAT KETERANGAN
KEABSAHAN RISET/MAGANG
253

SURAT KETERANGAN

KEABSAHAN RISET/MAGANG
254
SURAT KETERANGAN

KEABSAHAN RISET/MAGANG
255
256
SURAT KETERANGAN

KEABSAHAN RISET/MAGANG
257
SURAT KETERANGAN

KEABSAHAN RISET/MAGANG
258
SURAT KETERANGAN

KEABSAHAN RISET/MAGANG
259
SURAT KETERANGAN

KEABSAHAN RISET/MAGANG

Anda mungkin juga menyukai