Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan yang dimiliki terus diharapkan dapat berkembang
dengan baik. Kemajuan ini diimbangi dengan penjualan barang-barang
yang diciptakan dengan harga yang memberikan keuntungan jangka
panjang sehingga kestabilan suatu perdagangan dapat tetap terjaga.
Untuk mencapai hal ini, setiap perdagangan yang Anda klaim harus
memikirkan aktivitas pemasaran untuk produk yang dimilikinya. Untuk
mencapai tujuannya, setiap perusahaan mengoordinasikan kegiatan
perdagangannya untuk menciptakan produk yang dapat memberikan
kepuasan pembeli. Dengan cara ini, kemenangan suatu perdagangan
pada umumnya ditentukan oleh kemenangan upaya promosi barang-
barang yang diproduksinya. Dalam hal ini, upaya pameran yang
mendukung kemenangan perdagangan harus didasarkan pada konsep
pameran yang sesuai untuk dapat menentukan prosedur pameran dan
metodologi promosi yang mengarah pada perencanaan target pameran.
Pemasaran dapat menciptakan aset tidak berwujud bagi suatu
perdagangan sehingga pada akhirnya melalui pemasaran yang baik akan
mampu menciptakan perdagangan yang stabil dan ekonomis serta
meningkatkan loyalitas klien. Oleh karena itu, karakter perdagangan di
layar harus mampu melakukan promosi yang sukses dengan
menjalankan prosedur promosi yang baik dan mahir (Rahmawati, 2016,
Hlm. 2).
Semua teknik dan strategi promosi direncanakan berdasarkan
keyakinan yang jelas atau dapat diverifikasi mengenai perilaku pembeli.
Pilihan yang diambil berdasarkan asumsi yang jelas, hipotesis yang ada,
dan penyelidikan lebih terbukti efektif dibandingkan pilihan yang diambil
hanya berdasarkan misteri atau naluri. Jadi informasi tentang perilaku
pelanggan lebih bermanfaat. Hal ini dapat mengurangi kekecewaan dalam
membuat metodologi showcase (Muhammad Anang Firmansyah, 2018,
2

p. 126).
Persaingan antar pelaku usaha yang tinggi dan sangat ketat,
menjadikan keadaan dimana setiap perusahaan akan berusaha untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat berhasil dalam persaingan
adalah upaya untuk mencapai tujuan dalam menghasilkan dan
mempertahankan klien. Pentingnya ketergantungan klien berhubungan
erat dengan kemajuan perusahaan dan kualitas perkembangan perusahaan
di masa depan, dengan cara ini mempertahankan klien yang sudah ada
lebih penting daripada teknik yang memaksa seperti memperluas ukuran
pasar dengan menarik klien potensial (Nyimas Nadra, 2017, hal.16).
Untuk meningkatkan loyalitas klien, perusahaan harus menerapkan
prosedur pemasaran yang tepat untuk mempengaruhi keandalan klien.
Persaingan yang semakin ketat akan membuat para pelaku perdagangan
semakin bersemangat dalam memberikan pelayanan kepada kliennya,
bertujuan untuk memberikan rasa kepuasan kepada kliennya dan mampu
memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan kompetitor. Daya saing ini
dapat berupa sesuatu yang lebih baik yang dapat ditawarkan kepada
konsumen dalam bingkai kualitas manfaat dan biaya. Sependapat dengan
Reichheld dan Schefter dalam Amriani, untuk meningkatkan
ketergantungan pembeli, bisnis harus terlebih dahulu dapat memperoleh
kepercayaan mereka. (Amriani, 2020, Hlm. 3).
Pengabdian konsumen adalah suatu keadaan dimana terdapat
komitmen yang kuat untuk membeli kembali dan menggunakan kembali
produk dan layanan perusahaan (Fasochah dan Harnoto, 2014, p. 3).
Pengabdian klien terjadi setelah melalui 3 tahapan yaitu pengorganisasian
kognitif yang merupakan pengorganisasian dimana terjadi metode
klarifikasi sikap terhadap suatu hal tertentu yang dapat berdampak pada
pengabdian klien. Lalu ada pengaturan emosional, yang dalam
pengaturan ini adalah perasaan atau temperamen konsumen terhadap
kepuasan mereka terhadap suatu barang, yang juga dapat membentuk
3

ketergantungan pembeli. Kemudian pengaturan konatif adalah


kecenderungan pelanggan untuk memerlukan aktivitas tertentu. Pembeli
melakukan pembelian dari perusahaan yang mereka percaya dapat
menawarkan manfaat paling besar kepada klien (Mohamad Hizasalasi,
2016, p. 64).
Sependapat dengan Tjiptono dalam Pramana dan Rastini, kualitas
dapat dicirikan sebagai suatu keadaan energik yang berkaitan dengan
benda, administrasi, individu, bentuk dan situasi yang memenuhi atau
melampaui keinginan (Pramana dan Rastini, 2016, p. 708). Sementara itu,
administrasi adalah benda tak berwujud lainnya yang kejadian atau
pelaksanaannya diukur berdasarkan kegiatan yang dilakukan
dibandingkan dengan benda fisik. Administrasi menggambarkan bentuk-
bentuk yang menggabungkan latihan untuk menyediakan barang,
komunikasi individu dalam menyampaikan data, dan pertemuan interaksi.
Pelayanan yang baik akan berdampak pada peningkatan citra perusahaan
di mata konsumen. Untuk dapat memberikan keuntungan yang besar,
perusahaan mempunyai aturan-aturan tertentu yang dituangkan dalam
pengaturan, aturan dan prosedur. Kapasitas memberikan pelayanan yang
baik ini didukung oleh sarana, prasarana, dan aset manusia yang baik
(Susilowati Budiningsih dan Yurisdistya, 2019, hal. 122). Kualitas
manfaat sendiri dapat dicirikan sebagai keseluruhan fitur dan
karakteristik pembangkitan atau manfaat yang berdampak pada
kapasitasnya untuk memenuhi kebutuhan yang dinyatakan atau
disarankan.
Secara hipotesis, menurut Methiana dalam bukunya, biaya adalah
sejumlah nilai perdagangan sebagai angsuran yang harus diberikan oleh
pembeli untuk mendapatkan suatu barang. Dan biaya digunakan sebagai
penanda harga diri, dimana biaya dihubungkan dengan manfaat yang
terlihat dari suatu barang. Tingkat biaya yang ditetapkan akan
mempengaruhi jumlah penjualan, sebaliknya biaya juga akan
mempengaruhi biaya yang ditimbulkan sehubungan dengan efektivitas
4

pembangkitan. Selanjutnya, memperkirakan pengaruh menambah


pendapatan dan menambah biaya, sehingga memperkirakan pilihan dan
prosedur memainkan peran penting dalam setiap perusahaan (Methiana
Indrasari, 2019, p. 39). Jadi dapat dikatakan bahwa harga merupakan hal
yang sangat penting yang diperhatikan konsumen saat membeli suatu
produk atau layanan. Apabila pelanggan merasa harga yang ditawarkan
sesuai, maka mereka akan cenderung melakukan pembelian berulang
untuk barang yang sama.
Budidaya satwa merupakan suatu usaha yang rutin dilakukan oleh
masyarakat yang meliputi pembiakan dan pemeliharaan satwa tertentu
dengan tujuan memperoleh manfaat dan hasil yang bermanfaat bagi
peternak itu sendiri. Budidaya makhluk tidak kejam karena dibatasi pada
sudut pandang dukungan. Perbedaan antara pemeliharaan dan budidaya
hewan terletak pada tujuan yang ditetapkan. Maksud dari budidaya
adalah mencari keuntungan dengan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen pada latihan pembangkitan yang telah dipadukan secara ideal
dan luar biasa secara mutlak. Berdasarkan jumlah hewan ternaknya,
golongan hewan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
hewan budidaya tertentu yang bersifat luas seperti sapi, kerbau, kambing,
dan kuda. Sedangkan tandan kedua adalah hewan-hewan ternak yang
dibudidayakan seperti ayam, kelinci, bebek, dll. (Sunaryo Hadi Warsito,
Oky Setyo Widodo dan Shelly Wulandari, 2018, Hlm. 70).
Salah satu peternakan yang sering dikunjungi oleh para visioner
bisnis adalah budidaya ayam pedaging. Ayam broiler merupakan jenis
unggas yang paling banyak dikonsumsi dagingnya di Indonesia. Ayam
broiler merupakan salah satu sumber pemenuhan kebutuhan hidup sehat
bagi masyarakat dalam hal kesejahteraan. Selain itu, selain sebagai
sumber protein hewani yang rasanya enak dan banyak dimiliki oleh
banyak orang, ayam broiler juga mudah didapat karena banyak dijual di
mana-mana, mulai dari toko makanan, pedagang sayur, pasar tradisional
hingga toko umum ( Herman, 2016, hal.173).
5

Budidaya ayam broiler Sarpan Close House merupakan salah satu


budidaya ayam yang cukup besar yang terdapat di Kota Suka Damai,
Kawasan Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo. Peternakan ini menawarkan dan
melakukan penukaran kepada pengecer ayam hidup dan tidak
menawarkan dalam satuan. Biaya ayam pada budidaya Rumah Tutup
Sarpan ditetapkan dengan melihat bobot normal ayam total setelah
dipartisi dengan jumlah ayam yang diperoleh pengecer. (Observasi Awal,
Peternakan Sarpan Close House, 2022).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat ada tabel berikut:

Tabel 1.1
Harga Jual Ayam Hidup di Peternakan Sarpan Close
House

No Berat Rata-Rata Ayam (Kg) Harga (Rp/Kg)


1 ≤ 1,09 23.350
2 1,10 – 1,19 22.900
3 1,20 – 1,29 22.560
4 1,30 – 1,39 22.320
5 1,40 – 1,49 22.130
6 1,50 – 1,59 21.980
7 1,60 – 1,69 21.870
8 1,70 – 1,79 21.800
9 1,80 – 1,89 21.730
10 1,90 – 1,99 21.660
11 2,00 – 2,09 21.530
12 2,10 – 2,19 21.160
13 2,20 – 2,29 21.390
14 2,30 – Up 21.340
Sumber: Dokumen Peternakan Sarpan Close House
Berdasarkan dari tabel 1.1 di atas, maka didapati bahwasanya harga
6

yang ditetapkan di peternakan Sarpan Close House memiliki harga yang


bervariasi tergantung dari jumlah rata-rata berat ayam deng perhitungan
berat ayam keseluruhan yang dibeli dibagi jumlah ekor ayam keseluruhan
(Dokumen, Peternakan Ayam Pedaging Sarpan Close House, 2022).
Suatu usaha yang dikembangkan akan dapat menjadi lebih maju
baik dalam penghaslan maupun aspek lainnya jika didukung dengan
loyalitas yang dimiliki oleh konsumen. Dengan adanya komitmen yang
dimiliki oleh konsumen untuk melakukan pembelian ulang maka
seharusnya konsumen senantiasa menggunakan jasa perusahaan untuk
digunakan dimasa mendatang. Permasalahan selama ini di lapangan yang
memprihatinkan karena peternak kurang mengetahui dengan pasti faktor
mana yang sangat berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan usaha
peternakan ayam broiler. Faktor keberhasilan ini sangat penting
diketahui, karena menjadi dasar untuk mengembangakan dan mengambil
keputusan dalam usahanya secara tepat dan maksimal. Disamping itu
pengalaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
usaha tersebut sangatlah penting untuk dapat bertahan dalam pasar yang
kompetitif ini. Mengingat jumlah peternak yang semakin meningkat dan
para peternak saling berlomba-lomba untuk meningkatkan dan
memperluas usahanya. Sehingga diharapkan, para peternak ayam boiler
dapat menentukan langkah-langkah yang perlu diambil dan diperhatikan
agar mampu meningkatkan keberhasilan usahanya.
Jika hal tersebut tidak diperhatikan dan dilakukan tindakan dengan
baik, maka akan dapat menurunkan tingkat loyalitas konsumen dan
berujung pada penurunan penualan dan juga tentunya penurunan omset
peternakan yang dapat mengancam kelangsungan hidup peternakan.
Sebagaimana yang terjadi di peternakan ayam pedaging Sarpan Close
House yang mana dalam kurun 4 periode, atau 4 kali pemanenan
terakhir, di terjadi penurunan jumlah pengecer yang melakukan
pembelian di peternakan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada table
berikut:
7

Tabel 1.1
Konsumen Pengecer di Peternakan Sarpan Close
House

No Periode (Panen) Jumlah Pengecer


1 Periode (20-05-2022) 70
2 Periode (06-07-2022) 63
3 Periode (19-08-2022) 57
4 Periode (03-10-2022) 54
Sumber: Dokumen Peternakan Sarpan Close House
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa penurunan jumlah
pelanggan pada budidaya Sarpan Dekat Rumah terjadi setiap masa panen,
dimana pada periode 20-05-2022 konsumen eceran sebanyak 70 pembeli,
yang kemudian berkurang pada periode tersebut. periode 07-06-2022
menjadi 63 pedagang dan menurun lagi pada periode 08-19-2022 menjadi
57 pengecer dan pada periode terakhir pada 03-10-2022 juga berkurang
menjadi 54 pengecer. Memang walaupun penurunan yang terjadi bisa
dikatakan tidak seberapa, namun hal tersebut terjadi secara konsisten
dalam 4 periode terakhir sehingga diperlukan pertimbangan yang luar
biasa dalam menjaga kehandalan pelanggan dan jika hal ini dibiarkan
maka akan terus terjadi. berakhir menjadi malapetaka bagi budidayanya
(Arsip, Budidaya Makhluk Sarpan Rumah Tertutup Broiler, 2022).
Berkurangnya jumlah konsumen ini tentunya juga diimbangi
dengan berkurangnya penjualan ayam broiler baik dari segi jumlah atau
jumlah ayam maupun hasil pembelian setiap periodenya. Hal ini dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
8

Tabel 1.2
Penjualan Ayam Pedaging di Peternakan Sarpan
Close House

Penjualan Harga Total Harga


No Periode (Panen) Ekor
(Kg) (Rp) (Rp/Kg)
1 Periode (20-05-2022) 17.654 43.244,80 927.912.976 21.457
2 Periode (06-07-2022) 18.331 41.887,80 896.697.020 21.407
3 Periode (19-08-2022) 17.832 39.422,80 847.514.166 21.498
4 Periode (03-10-2022) 16.999 35.989,00 773.266.304 21.486
Sumber: Dokumen Peternakan Sarpan Close House
Pada tabel di atas terlihat terjadi penurunan jumlah ayam dan
bobotnya pada setiap periode yang merupakan salah satu dampak dari
berkurangnya jumlah pedagang pengecer. Apalagi dengan biaya
kesepakatan yang terus didapat. Pada periode 20-05-2022, penjualan
mencapai 17.654 ekor dengan berat 43.244,80 kg, sedangkan total harga
penjualan mencapai Rp. 927.912.976 Juta. Namun pada periode
pengambilan terjadi penurunan, meskipun terjadi peningkatan jumlah
ayam yang terjual, namun bobot ayam yang terjual terus menurun, begitu
pula dengan harga jual. Dalam kurun waktu 07-06-2022, jumlah ayam
yang terjual bertambah menjadi 18.331 ekor, namun bobot penuhnya
berkurang menjadi 41.887,80 ekor. Kg diikuti dengan penurunan total
harga jual yang juga turun menjadi Rp. 896.697.020 Juta.
Pada periode berikutnya yakni 19-08-2022 juga terjadi penurunan
pada semua perspektif. Terjadi transaksi penukaran 17.832 ekor ayam
dengan penambahan bobot 39.422,80 kg dan total biaya mencapai Rp.
847.514.166. Penurunan tersebut juga terjadi pada periode terakhir
penjualan, tepatnya pada periode 03-10-2022, dimana jumlah ayam yang
9

terjual sebanyak 16.999 ekor dengan penambahan bobot sebesar


35.989,00 kg dengan penambahan penjualan. biaya Rp. 773.266.304.
Rusaknya transaksi produk tentu dipengaruhi oleh beberapa sudut dalam
penggunaan metodologi transaksi yang belum optimal, baik dari beberapa
atau beberapa komponen etalase atau beberapa komponen etalase.
Meningkatnya ketergantungan konsumen secara hipotetis akan
berdampak pada bertambahnya jumlah pembeli dan pada akhirnya akan
meningkatkan jumlah permintaan, dalam hal ini permintaan terhadap
ayam broiler. Meningkatnya permintaan akan meningkatkan tingkat gaji
pedagang ayam broiler. Namun berdasarkan informasi yang disampaikan
di atas, terjadi penurunan penjualan pada budidaya ayam broiler Sarpan
Near House dalam empat periode terakhir.
Terlepas dari permasalahan tersebut, ditemukan juga adanya
perbedaan hasil investigasi atau menanyakan lubang dari beberapa
pemikiran sebelumnya sehubungan dengan dampak kualitas manfaat dan
biaya terhadap ketergantungan pembeli pengecer, seperti penelitian yang
dilakukan oleh Amriani (2020 ) dan penelitian yang dilakukan oleh
Sugeng Widodo (2018) yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan
mempunyai dampak positif dan penting terhadap loyalitas konsumen.
Namun pada penelitian lain, khususnya penelitian yang diteliti oleh Aris
Irnandha (2016) menemukan bahwa kualitas manfaat tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen.
Selain itu, pada variabel biaya, terdapat perbedaan dalam penelitian
tentang apa yang terjadi atau penelitian mengenai kesenjangan antara
penelitian sebelumnya, khususnya penelitian yang dilakukan oleh
Herman (2016) yang mengungkapkan bahwa biaya memiliki dampak
negatif dan penting terhadap ketergantungan pembeli. Sementara itu,
dalam penelitian lain, khususnya penelitian yang dilakukan oleh
Marshelly Chandra Kumala dan Widodo (2019) yang menemukan bahwa
biaya mempunyai dampak positif dan penting terhadap pengabdian klien.
10

Kontras lainnya disampaikan oleh Retno Ayu Dewi Novitawati, Ari


Mahfud, Totok Sasongko (2019) yang pada

Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa biaya tidak memiliki


dampak penting pada pengabdian klien.

Adanya pertanyaan mengenai lubang-lubang atau perbedaan-


perbedaan dalam hasil penelitian yang dilakukan dari penelitian-
penelitian di masa lalu tentu menjadi sebuah solusi modern. Biasanya
karena pertimbangan-pertimbangan tersebut apalagi sama-sama
menggunakan hipotesis dan penanda yang sama sebagai tolok ukur
penelitiannya tidak patuh, sehingga jika terjadi perbedaan dalam
penyelidikan, maka harus dilakukan pemikiran pendampingan agar alasan
penyelidikan terhadap lubang tersebut dapat diketahui. .

Berdasarkan permasalahan tersebut, para analis tertarik untuk


mengkaji lebih mendalam dampak kualitas manfaat dan biaya terhadap
loyalitas pembeli retail di peternakan ayam broiler Sarpan Near House di
Kota Suka Damai, Daerah Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo untuk menjawab
permasalahan yang ada. Selanjutnya, analis mengajukan pertanyaan
tentang judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga Terhadap
Loyalitas Pengecer Ayam Pedaging (Studi Peternakan Ayam
Pedaging Sarpan Close House Kelurahan Suka Damai Kecamatan
Rimbo Ulu Kabupaten Tebo)”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan yang mendasari permasalahan diatas,
analis mendefinisikan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah kualitas manfaat mempunyai dampak yang signifikan
terhadap ketergantungan pengecer ayam pedaging di Peternakan
11

Ayam Pedaging Dekat Rumah Sarpan, Kota Suka Damai,


Kawasan Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo?
2. Apakah biaya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
loyalitas pedagang ayam broiler di Peternakan Ayam Broiler
Dekat Rumah Sarpan, Kota Suka Damai, Kawasan Rimbo Ulu,
Kabupaten Tebo?
3. Apakah manfaat kualitas dan biaya pada saat yang sama
memiliki dampak yang signifikan terhadap ketergantungan
pengecer ayam pedaging di Budidaya Ayam Broiler Dekat
Rumah Sarpan, Kota Suka Damai, Daerah Rimbo Ulu, Tebo?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan objektif adalah tujuan penulisan yang mendasari
pengarang dan pengarang. Inti dari pertanyaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh separuh kualitas manfaat terhadap
loyalitas pedagang ayam ras pedaging di Peternakan Ayam Pedaging
Dekat Rumah Sarpan, Kota Suka Damai, Kawasan Rimbo Ulu,
Kabupaten Tebo.
2. Untuk mengetahui dampak fraksional biaya terhadap ketergantungan
pengecer ayam pedaging di Budidaya Ayam Broiler Dekat Rumah
Sarpan, Kota Suka Damai, Kawasan Rimbo Ulu, Aturan Tebo.
3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas manfaat dan biaya sekaligus
terhadap loyalitas pedagang ayam ras pedaging di Peternakan Ayam
Pedaging Dekat Rumah Sarpan, Kota Suka Damai, Daerah Rimbo
Ulu, Kabupaten Tebo.
1.4 Manfaat Menanyakan tentang
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pencipta untuk
memperluas informasi dalam hal administrasi promosi.
2. Hasil penyelidikan ini dapat dijadikan masukan agar masyarakat
luas mengetahui dan dapat memutuskan teknik pemasaran untuk
12

perdagangan yang digelutinya.


3. Informasi ini dapat dijadikan bahan bacaan dan referensi bagi
mahasiswa dan mahasiswa Universitas Jambi, khususnya yang
mengikuti program studi Administrasi Promosi.
4. Sebagai salah satu prasyarat untuk meraih gelar Sarjana (S1) pada
Program Renungkan Administrasi Pembinaan Staf Keuangan dan
Niaga Perguruan Tinggi Jambi.
13

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Kualitas Pelayanan
Kualitas manfaat dapat merupakan keadaan aktif yang berkaitan
erat dengan barang, administrasi, sumber daya manusia, serta bentuk dan
lingkungan yang sedikit pun dapat memenuhi atau bahkan melampaui
kualitas manfaat yang diharapkan. Definisi kualitas manfaat ini adalah
upaya untuk memenuhi kebutuhan yang diikuti oleh keinginan pelanggan
dan ketepatan strategi penyampaian dalam rangka memenuhi keinginan
dan pemenuhan klien. Dikatakan kualitas manfaat adalah terpenuhinya
kebutuhan dan keinginan klien serta ketepatan penyampaian untuk
mengkoordinasikan keinginan klien (Meithiana Indrasari, 2019, P. 62).
Kualitas manfaat pada dasarnya mencakup upaya untuk memenuhi
keinginan klien sesuai dengan hal-hal spesifik. Dapat disimpulkan bahwa
kualitas manfaat adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan
keinginan klien terhadap manfaat yang diperolehnya. Apabila manfaat
yang terlihat sesuai dengan manfaat yang diantisipasi, maka kualitas
manfaat tersebut akan dipandang positif atau besar. Apabila manfaat yang
terlihat melebihi keinginan, maka kualitas manfaat dipandang sebagai
kualitas yang sempurna (Luh Ratna Dewi, 2012, hal. 2)
Kualitas manfaat atau yang biasa disebut dengan manfaat klien
mempunyai dua kriteria, yaitu kualitas pelayanan baik dan kualitas
manfaat miskin. Kualitas manfaat ini bukanlah sesuatu yang bertahan
lama atau tidak berubah, namun dapat disesuaikan dan diubah. Perubahan
ini tentunya dalam rangka meningkatkan kualitas manfaat agar menjadi
lebih unggul. Dalam proses perubahan kualitas manfaat, diperlukan
beberapa hal untuk mendukung metode tersebut. Misalnya kajian atau
persepsi klien, menghitung masukan, anggapan dan masukan mengenai
pelayanan yang diberikan (Meithiana Indrasari, 2019, Hlm. 61).
14

Dapat dikatakan bahwa kualitas layanan mengacu pada tingkat


kualitas yang diberikan kepada pihak lain (yaitu konsumen). Kualitas
layanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan diakhiri dengan
persepsi pelanggan, artinya citra yang berkualitas tidak berdasarkan
pandangan atau persepsi penyedia layanan, tetapi berdasarkan pandangan
atau persepsi pelanggan.
2.1.1.1 Indikator Kualitas Layanan
Ada beberapa penanda penghitungan kualitas manfaat
(Meithiana Indrasari, 2019, hal. 65):
a. Kualitas yang tidak tergoyahkan, yaitu kemampuan memberikan
pelayanan yang memahami apa yang telah dijamin secara tepat dan
mencakup kesamaan pelaksanaan dengan keinginan klien, ketepatan
waktu, memberikan manfaat yang sama kepada semua klien atau
pembeli.
b. Mindfulness, kehati-hatian perwakilan atau pihak perusahaan dalam
membuat perbedaan pembeli yang membutuhkan bantuan penawaran.
c. Pertimbangan, memberikan data atau kegiatan kepada klien atau
konsumen dengan tujuan agar pembeli merasa nyaman dalam
memperoleh manfaatnya.
d. Ketepatan, ketelitian dalam memberikan manfaat yang besar bagi
pembeli.
2.1.1.2 Dimensi Kualitas Layanan
Ada beberapa ukuran atau hal yang perlu diperhatikan dalam
kualitas manfaat, secara spesifik (Meithiana Indrasari, 2019, hlm. 65-
66):
a. Substansial, khususnya kemampuan perusahaan dalam
menggambarkan kehadirannya kepada pihak luar. Penampilan dan
kemampuan fisik kantor serta kerangka dalam suatu perusahaan yang
dapat diandalkan di lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata
dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi manfaat.
b. Kualitas yang tak tergoyahkan, kemampuan perusahaan dalam
memberikan pelayanan yang terjamin secara tepat dan dapat
15

diandalkan. Eksekusi harus sesuai dengan keinginan klien, yang


berarti dapat diandalkan, manfaat yang sama bagi semua klien tanpa
kesalahan, sikap bijaksana.
c. Responsiveness, memberikan manfaat secara cepat dan tepat kepada
pelanggan serta menyampaikan informasi yang jelas kepada pembeli
atau klien.
d. Kepastian dan Kepastian, khususnya informasi, kebaikan dan
kapasitas perwakilan perusahaan untuk menumbuhkan kepercayaan
pelanggan terhadap perusahaan. Ini mencakup beberapa komponen,
termasuk komunikasi, validitas, keamanan, kompetensi dan
keramahan.
e. Kasih sayang, perhatian orang yang tulus kepada klien dengan
berusaha memahami apa yang dibutuhkan pembeli atau klien.
2.1.1.3 Hubungan Kualitas Layanan (X1) Terhadap Loyalitas
Konsumen (Y)
Seperti yang sudah diulas, kualitas manfaat menjadi salah satu
aspek terpenting dalam mempengaruhi perilaku pelanggan agar mereka
bisa setia terhadap produk yang diiklankan, baik dalam bentuk produk
maupun layanan. Kualitas manfaat merupakan keterpisahan antara
keinginan konsumen dengan kenyataan dalam keterlibatannya
memanfaatkan atau melaksanakan dengan pemilik perdagangan atau
perusahaan sehubungan dengan pelayanan yang diperolehnya (Luh Ratna
Dewi, 2012, p. 2).
Dengan demikian, kualitas manfaat yang baik juga akan
memberikan kesan yang baik bagi konsumen sehubungan dengan
keterlibatan dan manfaat lain dari layanan yang diberikan. Dengan cara
ini akan memberikan kenyamanan bagi pihak pelanggan sehingga akan
termotivasi untuk terus melakukan pertukaran dengan produk perusahaan
dan hal ini dapat menjadi bentuk pengabdian pelanggan kepada
perusahaan.
2.1.2 Harga
Sependapat dengan Phillip Kotler dan Armstrong dalam Marshelly
16

dan Widodo (2019) biaya adalah jumlah nyata uang tunai yang
dibebankan kepada klien atau pelanggan untuk suatu barang atau manfaat
sejalan dengan manfaat yang diterima atas produk dan administrasi.
Biaya adalah kualitas paling penting yang dinilai oleh pelanggan
sehingga perusahaan harus memperhatikan perannya dalam menentukan
perilaku pelanggan. Biaya sebagai suatu properti dapat diterjemahkan
sebagai biaya yang merupakan suatu konsep perbedaan yang mempunyai
implikasi tersendiri bagi pembeli tergantung pada karakteristik pembeli,
keadaan dan produk (Marshelly Chandra Kumala dan Widodo, 2019, hal.
58).
Lalu, sependapat dengan Methiana, harga bisa menjadi alat tukar
yang dijadikan sebagai penghargaan terhadap suatu barang atau barang
yang harus dibangun oleh konsumen. Biaya yang diputuskan berkaitan
dengan nilai barang yang dilihat (Meithiana Indrasari, 2019, p. 39).
Sejalan dengan dua kesimpulan di atas, sependapat dengan Indriyo Gito
Sudarmo juga menyampaikan hal yang sama mengenai biaya, dimana
biaya adalah sejumlah uang tunai yang diperlukan untuk membeli
sejumlah barang tertentu atau kombinasi produk dan administrasi. Harga
sebenarnya tidak seperti yang diharapkan untuk suatu barang yang
diperjualbelikan dalam iklan tetapi juga berlaku untuk barang lainnya
(Indriyo Gitosudarmo, 2017, p. 275).
2.1.2.1 Indikator Harga
Senada dengan Kotler dalam Metiana Indrasari (2019), petunjuk
yang menjadi ciri biaya adalah:
a. Kewajaran Biaya, pada umumnya suatu produk mempunyai harga
yang beragam mulai dari yang paling murah hingga yang paling
mahal. Biaya yang dapat ditanggung oleh semua kelompok sesuai
dengan porsi target iklan yang dipilih
b. Mengkoordinasikan Biaya dan Kualitas Barang, barang dagangan
dengan kualitas yang berbeda tentunya akan memiliki harga yang
beragam juga. Pembeli sering kali memilih barang dagangan yang
17

lebih mahal dan dengan harga yang berbeda. Kualitas barang


menentukan biaya yang akan diiklankan kepada pembeli
c. Kesesuaian Biaya dan Manfaat Barang, Pelanggan akan merasa
terpuaskan ketika mendapatkan manfaat setelah melahap apa yang
diiklankan sesuai dengan harga yang dikeluarkannya.
d. Daya Saing Biaya, apakah biaya yang diiklankan lebih tinggi atau di
bawah normal dibandingkan pesaing. Pelanggan melihat barang
dengan membandingkan biaya dengan pesaing luar untuk jenis barang
yang sama. Dalam hal ini, harga suatu barang benar-benar menjadi
pertimbangan pembeli saat membeli barang tersebut.
2.1.2.2 Tujuan Penetapan Harga
Sejalan dengan Rambat Lupiyadi (2013), prosedur estimasi sangat
penting dalam memberikan penghargaan kepada pembeli dan
mempengaruhi gambaran barang dan pilihan pembeli untuk membeli.
Selain itu, biaya yang terkait dengan gaji juga berdampak pada pasokan
atau saluran pemasaran. Namun yang terpenting adalah memperkirakan
pilihan harus sesuai dengan teknik promosi secara umum
Penentuan biaya dilakukan dengan juga mempertimbangkan tujuan
dari penjaminan biaya. Tujuan dari estimasi sangat berbeda, khususnya
mencapai keuntungan terbesar, mendapatkan fokus pada laba atas
spekulasi dari transaksi bersih. instrumen persaingan khususnya bagi
perusahaan pembanding dan sebagai penentu pangsa iklan, karena dengan
biaya tertentu dapat diantisipasi akan bertambah atau berkurangnya
transaksi (Muhammad Anang Firmansyah, 2018, hlm. 182-183)
Agar suatu perdagangan dapat berkembang dan bertahan di tengah
persaingan perdagangan, penetapan biaya merupakan suatu hal yang
sangat penting. Hal ini akan dilakukan oleh perusahaan dengan penuh
pertimbangan karena estimasi akan mempengaruhi penambahan
pendapatan dan biaya. Biaya adalah hal yang paling diperhitungkan
dalam menentukan lokasi dan harus dipilih dengan mempertimbangkan
target iklan, perpaduan produk dan layanan, serta persaingan. Biaya di
18

alamat adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh klien atau klien
atau klien untuk mendapatkan barang yang diiklankan. Dengan kata lain,
seseorang akan membeli produk jika penebusan dosa yang dilakukan
(khususnya uang dan waktu) sesuai dengan manfaat yang ingin
diperolehnya dari produksi produk atau layanan yang diiklankan oleh
perusahaan. Jika calon pembeli selama ini mempunyai pemikiran bahwa
mereka merasa konsumsi yang akan mereka hasilkan sepadan dengan apa
yang mereka dapatkan, maka mereka akan segera datang berkunjung dan
membeli barang yang mereka butuhkan. (Muhammad Yusuf Saleh dan
Miah Said, 2019, Hlm. 141).
2.1.2.3 Hubungan Harga (X2) Terhadap Loyalitas Konsumen (Y)
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, harga merupakan
suatu komponen yang sangat penting dalam usaha dikarenakan harga
merupakan niali yang akan dikeluarkan atas suatu produk yang dibeli
oleh konsumen sebagaimana yang ditetapkan oleh pelaku usaha. Oleh
karena itu nilai suatu produk yang ditetapkan tentu memberikan manfaat
yang lebih bagi konsumen. Tingkat harga yang ditetapkan akan
mempengaruhi kuantitas yang terjual, secara tidak langsung harga juga
mempengaruhi biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efesiensi
produksi (Meitiana Indrasari, 2019, Hlm. 39).
Kaitan harga dengan keputusan pembelian yakni jika suatu produk
yang dipasarkan memiliki harga yang sesuai baik dengan manfaat,
kualitas produk dan juga sesuai dengan kebutuhan yang diterima oleh
konsumen, maka konsumen akan secara terus menerus melakukan
pembelian terhadap prduk tersebut disatu tempat setelah melakukan
beberapa perbandingan harga dengan harga produk pada suatu
perusahaan selain itu konsumen juga akan merekomendasikan produk
tersebut kepada teman, atau calon konsumen lain mengenai produk
tersebut. Maka dengan demikian, loyalitas konsumen akan terbentuk pula
kepada produk yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dikarenakan harga
yang diterima dinilai menguntungkan bagi konsumen dan manfaat yang
19

diterima juga sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh konsumen.

2.1.3 Loyalitas Konsumen


Senada dengan Fandy Tjiptono dalam Sugeng Widodo (2018),
pengabdian pembeli merupakan suatu komitmen bahwa konsumen harus
terus menggunakan kembali barang atau jasa tertentu secara andal dan
lebih dari satu kali meskipun ada dampak dari usaha lain yang dapat
menyebabkan perubahan pada konsumen. perilaku pelanggan. Maksud
dari kegiatan promosi secara umum adalah untuk menentukan perilaku
konsumen agar bersedia membeli produk dan layanan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhannya. Bagi direktur pameran, biasanya agar dapat
mengetahui cara membuat barang, menentukan biaya, menentukan
tempat dan area, latihan keuntungan dan memajukan barang dengan baik.
Amin Wijaya mengungkapkan pengabdian klien atau pembeli
adalah adanya koneksi atau koneksi klien terhadap suatu merek, toko atau
produsen, pemasok manfaat dan sebagainya yang bermanfaat dan
memberikan reaksi yang besar seperti pembelian berulang (Muhammad
Anang Firmansyah, 2018, 137) .
Sejalan dengan dua kesimpulan di atas, sependapat dengan Husein
dalam Andi Vita Sukmarini, Hafied Cangara dan Muh Yunus Amar
(2013) menyatakan bahwa ketergantungan pembeli menyiratkan
komitmen yang muncul pada merek perusahaan atau barang tertentu yang
tidak tercermin hanya dengan mengukur perilaku yang layak. tapi terlalu
meluas.
Pembeli membuat banyak pilihan pembelian setiap hari. Sebagian
besar perusahaan besar menanyakan tentang pilihan yang diperoleh
pelanggan dengan sangat rinci untuk menjawab pertanyaan tentang apa
yang dibeli pembeli, di mana mereka membeli, bagaimana dan berapa
banyak mereka membeli, kapan mereka membeli dan mengapa mereka
membeli. Pemasar dapat merenungkan pembelian sebenarnya yang
20

dilakukan konsumen untuk mengetahui apa yang mereka beli, di mana,


dan berapa banyak. Namun mempelajari mengapa perilaku memperoleh
pembeli terjadi tidaklah mudah, jawabannya sering kali tertanam dalam
benak konsumen. Fokus utama pemasar adalah bagaimana pelanggan
bereaksi terhadap berbagai upaya pemasaran yang mungkin dilakukan
perusahaan. Karakteristik pembeli dan bentuk pengambilan keputusan
memunculkan pilihan perolehan tertentu (Muhammad Yusuf Saleh dan
Miah Said, 2019, Hlm. 31).
2.1.3.1 Strategi Memantapkan Konsumen Setia
Hubungan baik dengan sanak saudara maupun sahabat dan
pembeli tidak harus selalu sama. Meski begitu, dalam membangun
sebuah hubungan yang baik diperlukan upaya untuk menyampaikan
dan mempertemukan kedua belah pihak agar hubungan yang
dibangun dapat semakin kuat dan tercipta. Sementara itu, bagi klien
atau pembeli sendiri, ada beberapa cara untuk memperkuat
pengabdian klien, antara lain (Fasochah dan Harnoto, 2014, p. 9):
a. Menanggapi masukan-masukan negatif, klien atau pelanggan yang
menyampaikan keluhan atau keberatan terhadap perusahaan
sehubungan dengan administrasi atau barang perusahaan sebaiknya
diberikan izin agar pelanggan dapat memberikan komentar yang
benar-benar jujur, bahkan jika sulit untuk didengarkan. Biasanya
karena pada kenyataannya tidak ada yang tahu bagaimana melayani
pembeli dengan baik tanpa mengetahuinya
b. mengaku gagal dalam upaya memajukan perdagangan agar
perdagangan dapat unggul.
c. Sertakan penghargaan pada item
d. Memberikan manfaat yang cekatan dan memperhatikan kenyamanan
klien
e. Membangun hubungan baik dengan klien. Membangun koneksi
dengan klien mungkin merupakan proses yang sangat menarik agar
klien tetap setia pada produk kami. Dengan mengirimkan ucapan
21

selamat atau apresiasi karena telah memperoleh barang kita, pembeli


akan merasa tersanjung atas pertimbangan yang diberikan, sehingga
terpuaskan dengan manfaatnya. Ada juga perusahaan yang
mengucapkan selamat ulang tahun kepada kliennya dan selamat
datang diberikan pada hari-hari tertentu. Hal ini juga akan
meningkatkan kepuasan pembeli sehingga akan membentuk loyalitas
pembeli atau klien terhadap perusahaan.
f. Menyesuaikan kepercayaan besar pengakuan dengan perubahan yang
khas, dalam hal dalam perjalanan setelah klien telah memperoleh
barang yang kita miliki, seperti sepatu, namun sesampainya di rumah,
barang tersebut rusak, seperti tumit sepatu patah, pada saat itulah
pelanggan menelpon untuk menukarkan sepatu tersebut dan pemilik
barang bertanya, pada saat itulah hal ini akan mengatasi
ketidakpuasan yang dirasakan pembeli..
2.1.3.2 Indikator Loyalitas Konsumen
Loyalitas konsumen atau pelanggan dapat tumbuh disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti citra baik yang dimiliki, kualitas pelayanan yang
diberikan dan kepuasan terhadap pelanggan baik dari segi harga dan
sebagainya. Faktor- faktor tersebut memegang peran penting dalam
meningkatkan posisi persaingan. Terdapat beberapa indikator dalam
mengukur loyalitas konsumen di antaranya yakni (Zainuddun Tahuman,
2016, Hlm. 449):
a. Pembelian ulang, melakukan pembelian ulang tanpa terpengaruh oleh
indutri atau produk serupa lainnya
b. Rekomendasi, merekomendasikan kepada kenalan, keluarga dan lainnya

c. Kelanjutan hubungan, hubungan berlanjut antara konsumen dan


perusahaan
d. Komitmen, adanya komitmen konsumen kepada produk atau
perusahaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini terdapat beberapa penelitian terdahulu yang
22

dilakukan sebelumnya denga pembahasan yang serupa. Adapun


penelitian terdahuku pada penelitian ini yakni:
2.2.1 Selidiki buku harian yang disusun oleh Marshelly Chandra Kumala
dan Widodo (2019) dengan judul “Dampak biaya dan kualitas
barang terhadap pengabdian klien aluminium”. Pertanyaan ini
membahas tentang pengaruh harga dan kualitas barang terhadap
loyalitas konsumen terhadap produk alumunium di tengah
persaingan dagang yang semakin ketat antar para pelaku bisnis.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa sebagian besar biaya dan
kualitas barang mempunyai dampak positif dan penting terhadap
pengabdian klien, sedangkan pada saat yang sama atau bersama-
sama biaya dan kualitas barang mempunyai dampak positif dan
penting terhadap pengabdian klien. Kesamaan penyelidikan ini
dengan penyelidikan yang dilakukan oleh analis adalah bahwa
penyelidikan ini melihat variabel yang sama, yaitu biaya spesifik,
dan melihat dampaknya terhadap variabel bawahan yang sama,
yaitu ketergantungan klien tertentu dalam memperoleh suatu barang
serta petunjuknya. digunakan dalam variabel biaya. Bedanya,
perencanaan barang dalam penyelidikan yang dilakukan oleh
Marchelly dan Widodo adalah barang aluminium, sedangkan para
analis memanfaatkan budidaya ayam sebagai bahan penyelidikan
serta wilayah yang dilakukan penyelidikan dalam penyelidikan
tersebut..

2.2.2 Penelitian dilakukan oleh Aris Irnandha (2016) dengan judul


penelitian “Dampak kualitas manfaat terhadap ketergantungan
konsumen yang dimediasi oleh pemenuhan konsumen dengan jasa
angkutan darat”. Penelitian ini melihat dampak faktor kualitas
manfaat pada pengabdian klien yang dimediasi oleh faktor lain,
khususnya kepuasan klien dengan produk dari beberapa
perusahaan manfaat pengangkutan. Hasil penelitian ini
23

menunjukkan bahwa kualitas manfaat mempunyai dampak yang


penting positif dan kritis terhadap ketergantungan klien serta
dampak kualitas layanan terhadap pemenuhan klien yang juga
memiliki dampak positif dan penting dan pemenuhan klien juga
memiliki dampak positif dan kritis terhadap pengabdian klien.
Namun di perusahaan pengangkutan JNE, kualitas manfaat tidak
terlalu berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Kesamaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh para analis
adalah keduanya merenungkan dampak faktor yang sama terhadap
faktor yang sama, khususnya melihat dampak faktor kualitas
manfaat terhadap loyalitas pembeli. Perbedaan yang ada dalam
penelitian ini adalah analis menggunakan variabel lain sebagai
variabel penentu antara faktor kualitas manfaat dan loyalitas klien
dengan memanfaatkan variabel kepuasan klien. Selain itu, dalam
penelitian Aris, beberapa perusahaan di Yogyakarta memiliki
produk yang sama yaitu pelayaran, sedangkan analis berpusat
pada satu pertanyaan, yaitu peternakan ayam tertentu yang
terdapat di Aturan Tebo..

2.2.3 Investigasi buku harian yang disusun oleh Retno Ayu Dewi
Novitawati, Ari Mahfud, Totok Sasongko (2019) dengan judul
investigasi “Pengaruh kualitas barang dan biaya terhadap
pengabdian klien di kedai kopi Sanger Aceh Kota Malang”.
Pertanyaan ini berbicara tentang dampak kualitas produk dan
harga kopi di kedai terhadap ketergantungan mengunjungi klien.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan, sedangkan
harga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas
pelanggan. Kedekatan antara penelitian yang dilakukan oleh
Retno, Ari dan Totok dengan penelitian yang dilakukan oleh para
analis adalah membicarakan variabel yang sama yaitu variabel
24

biaya dengan melihat dampaknya terhadap variabel yang sama


yaitu loyalitas klien. Hanya saja pembeda dalam penelitian ini
terletak pada objek penelitian yang beragam, dimana analis akan
menganggap peternakan ayam sebagai pertanyaan penelitian
dibandingkan meneliti kedai kopi yang mana. membungkus
barang-barang dalam perdagangan serta pertanyaan khusus
tentang zona.

2.2.4 Menanyakan tentang catatan harian yang dilakukan oleh Sugeng


Widodo (2018) dengan judul penelitian “Dampak kualitas manfaat
terhadap ketergantungan klien di Ahad Bazaar Cinere”.
Penyelidikan ini melihat beberapa keluhan yang disampaikan
pelanggan sehubungan dengan manfaat di Toko Ahad sehingga
dilakukan pertimbangan sehubungan dengan dampak kualitas
manfaat pada iklan hari Minggu di kawasan Cinere terhadap
loyalitas pelanggannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kualitas manfaat memiliki dampak positif dan penting terhadap
loyalitas pembeli, yang berarti bahwa jika kualitas manfaat
didorong ke depan, maka loyalitas konsumen juga akan meningkat
secara alami. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang
diteliti oleh para analis adalah bahwa keduanya
mempertimbangkan dampak kualitas manfaat yang ditunjukkan
kepada konsumen oleh perusahaan tertentu dengan
mengidentifikasi dampak kualitas manfaat terhadap
ketergantungan konsumen. Bedanya, dalam penelitian Sugeng
Widodo ia seolah-olah menggunakan 1 variabel dalam
penyelidikannya dan dalam penelitiannya ia menggunakan
penelitian langsung yang lugas dan kontras dalam bidang dan
jenis penelitian yang ditanyakan..
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang jalan
25

berfikir dalam melakukan penelitian pada penelitian ini sederhana


kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran

HI
(X1)
Kualitas Pelayanan
H3 (Y)
Loyalitas Konsumen

(X2)
H2
Harga

2.4 Hipotesis Penelitian


Teori ini umumnya tidak dicoba dengan menggunakan strategi
faktual, namun dapat menjadi jawaban singkat yang akan mengarahkan
penyelidikan ke dalam aktivitas di lapangan. Spekulasi penelitian ini
akan mencakup perincian masalah yang diajukan dalam penyelidikan.
Berikut spekulasi pertanyaan ini:

H1: Kualitas manfaat antara lain memberikan dampak positif dan


signifikan terhadap ketergantungan konsumen pengecer di
peternakan ayam pedaging Sarpan Near House, Kota Suka Damai,
Daerah Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo.
H2: Biaya sebagian besar mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
26

terhadap loyalitas pembeli pengecer di peternakan ayam broiler


Sarpan Near House, Kota Suka Damai, Daerah Rimbo Ulu,
Kabupaten Tebo.
H3: Kualitas manfaat dan biaya sekaligus mempunyai dampak penting
terhadap ketergantungan pembeli retail pada budidaya ayam
broiler Sarpan Near House, Kota Suka Damai, Kawasan Rimbo
Ulu, Aturan Tebo.
27

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Jenis pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian logis yang
menciptakan dan menggunakan model, spekulasi, dan teori ilmiah yang
berkaitan dengan keajaiban alam. Penelitian kuantitatif ini menggunakan
sejumlah angka, mulai dari pengumpulan informasi, penerjemahan
informasi tersebut, dan kemunculan informasi tersebut.
Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa strategi penelitian
kuantitatif sering disebut dengan strategi konvensional, karena strategi ini
sudah digunakan sejak lama sehingga menjadi konvensi sebagai strategi
penelitian. Strategi ini disebut strategi positivistik karena didasarkan pada
logika positivisme. Strategi ini bisa menjadi strategi yang logis atau logis
karena memenuhi standar yang logis, yaitu konkrit, obyektif, terukur,
berkepala dingin, dan teratur. Strategi ini disebut kuantitatif karena
informasi penyelidikannya berbentuk angka-angka dan pemeriksaannya
menggunakan statistik
Pertanyaan semacam ini digunakan untuk menjawab dampak dan
arah pengaruh faktor kualitas manfaat serta biaya terhadap keandalan
konsumen pengecer di peternakan ayam broiler Sarpan Near House, Kota
Suka Damai, Daerah Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo..
3.2 Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan kepada lokasi penelitian di peternakan
ayam pedaging Sarpan Close House Kelurahan Suka Damai Kecamatan
Rimbo Ulu Kabupaten Tebo dengan melihat pengaruh dan arah pengaruh
yang ditimbulkan dari kualitas pelayanan dan harga baik secara parsial
maupun simultan terhadap loyalitas konsumen pengecer.
3.3 Jenis dan Sumber Data
28

3.3.1 Jenis Data


Penelitian ini meggunakan dua jenis data yang terdiri dari data
primer dan juga data sekunder:

a. Data Primer
Informasi esensial adalah informasi yang diperoleh dari sumber-
sumber penting atau informasi yang diperoleh di lapangan langsung dari
pertanyaan penelitian (Planning Group, 2020, p. 19). Dalam penelitian
ini, informasi penting diperoleh melalui penyampaian survey kepada
konsumen retail di peternakan ayam broiler Sarpan Near House, Kota
Suka Damai, Daerah Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo, Wilayah Jambi serta
melalui persepsi yang dilakukan di lokasi penelitian.

b. Informasi Tambahan

Informasi tambahan adalah informasi yang dikumpulkan yang


diambil untuk dijumlahkan dan diselidiki kembali (Kelompok
Perencanaan, 2020, hal. 19). Dalam penyelidikan ini, analis
menggunakan beberapa sumber terbungkus atau sumber momen yang
mendukung penyelidikan seperti buku, catatan harian, penyelidikan
terkait, artikel, surat kabar harian, arsip dan sebagainya yang berkaitan
dengan dialog dalam penyelidikan..
3.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yakni:
a. Kuesioner atau angket
b. Buku-buku
c. Jurnal
d. Artikel
e. Dokumen-dokumen
f. Observasi lokasi penelitian
29

3.4 Metode Pengumpulan Data


3.4.1 Kuesioner
Pemanfaatan survei sebagai strategi pengumpulan informasi
dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden
yang relevan dan berkaitan dengan wacana serta sejalan dengan hipotesis
yang digunakan. Survei adalah sejumlah pertanyaan tersusun yang
digunakan yang mengacu pada hipotesis yang digunakan dalam
penelitian untuk mendapatkan data dari responden dalam arti laporan
tentang identitas mereka atau hal-hal yang mereka ketahui (Arikunto,
2002). Pada kesempatan ini, survey disampaikan kepada para pedagang
retail di peternakan ayam broiler Sarpan Near House, Kota Suka Damai,
Kawasan Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo..
Skala dalam pengukuran kuesioner tersebut yakni:
Tabel
3.1
Alternatif
Jawaban
No Kriteria Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3.4.2 Observasi
Persepsi merupakan persepsi yang dapat dilakukan secara dua arah,
baik secara lugas (anggota) maupun secara tidak langsung (bukan
peserta). Dalam penyelidikan ini, analis menggunakan strategi non-
partisipan dalam membuat persepsi dimana peneliti tidak secara khusus
dimasukkan dalam keajaiban yang terjadi, namun analis membuat
persepsi berbeda dengan mencari informasi mendasar, lalu
mengamatinya, mencarinya. untuk file, dan menyebarkan survei kepada
30

responden..
3.4.3 Dokumentasi
Teknik selanjutnya dalam pengumpulan data pada penelitian ini
yakni melalui dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan
memanfaatkan data sekunder yang tersedia mengenai hal-hal atau
variable terkait mengenai catatan, transkip, buku-buku, surat kabar
majalah dan sebagainya.
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel DeFinisi Indikator Skala


1 (XI)Kualitas Menurut Methiana a. Keandalan Likert
Pelayanan Indrasari (2019) b. Kesadaran 1-5

mengungkapkan bahwa c. Perhatian


kualitas pelayanan d. Ketepatan
merupakan suatu upaya
dalam pemenuhan
kebutuhan konsumen
dibarengi keinginan
konsumen dengan harapan
agar dapat memenuhi
keinginan konsumen. Hal
ini juga terkait dengan
penyampaian informasi
yang diberikan.
31

2 (X2) Harga Menurut Methiana a. Keterjangkauan Likert


Indrasari (2019) Harga 1-5
mengungkapkan bahwa b. Kesesuaian Harga
harga adalah suatu alat dengan kualitas
tukar yang digunakan produk
dalam transaksi terhadap c. Keseuaian harga
suatu barang atau jasa yang dengan manfaat
ditetapkan oleh perusahaan produk
kepada konsumen yang d. Daya saing harga
menjadi kewajiban
konsumen.
3 (Y) Menurut Fandy Tjiptono a. Pembelian Ulang Likert
Loyalitas dalam Sugeng Widodo b. Rekomendasi 1-5
Konsumen (2018) mengungkapkan c. Kelanjutan
bahwa loyalitas konsumen Hubungan
adalah suatu komitmen d. Komitmen
yang dimiliki oleh
konsumen untuk tetap atau

kembali menggunakan
suatu produk maupun jasa
tertentu berulang dan
konsisten meski terdapat
pengaruh dari luar yang
dapat mempengaruhi
prilaku hingga keputusan
konsumen.
32

3.6 Populasi Sampel


3.6.1 Populasi
Saat mengikuti tes, pertama-tama penting untuk mengetahui jumlah
populasi yang bersangkutan. Jenis populasi yang diteliti adalah populasi
terbatas, yang berarti jumlah individu populasi dapat diketahui secara
pasti (Supardi, 1993, hlm. 101). Populasi dalam penelitian ini berjumlah
54 orang yang merupakan konsumen retail pada budidaya ayam broiler
Sarpan Near House di Kota Suka Damai, Daerah Tebo Ulu, Kabupaten
Tebo pada periode pengumpulan terakhir tepatnya 10-03-2022.
3.6.2 Sampel
Pengujian yang dikemukakan Garaika & Darmanah (2019)
mengungkapkan bahwa pengujian merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik masyarakat. Kemudian Hardani (2020) menemukan bahwa
tes harus benar-benar mencerminkan keadaan masyarakat, artinya
pertanyaan tentang kesimpulan yang diambil dari tes harus merupakan
kesimpulan bagi masyarakat.
Sependapat dengan Arikunto (2002), apabila jumlah penduduk
kurang dari 100 maka dilakukan tes lengkap. Selanjutnya dalam
penelitian ini analis menggunakan populasi lengkap sebagai uji dalam
pertimbangan, yang berarti bahwa jumlah tes yang akan diberikan pada
survei dalam pertimbangan ini adalah 54 responden..

3.7 Teknik Analisis Data


3.7.1 Uji Coba Statistik
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur keakuratan
setiap butir pada kuisioner. Kuisioner dikatakan valid jika pernyataannya
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dari kuisoner
tersebut. Untuk menguji validitas dapat dilakukan dengan
mengkorelasikan skor setiap butir pernyataan dengan skor total dari butir
pernyataan. Sebuah butir pernyataan dikatakan valid apabila jika r-hitung
> r tabel (Purwanto, 2018, Hlm. 91).
33

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk menguji konsistensi
butir- butir dari kuisioner, walaupun dilakukan pengukuran berulang kali.
Metode yang digunakan adalah Cronbach Alpha. Pengujian dilakukan
dengan menghitung korelasi setiap butir pernyataan. Dikatakan reliabel
jika nilai Cronbach Alpha> 0,60. Semakin mendekati besar angka
koefisien maka akan semakin reliable (Purwanto, 2018, Hlm. 105).
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdapat model regresi yang di gunakan,
dilakukan agar dapat diketahui apakah model regresi tersebut merupakan
model regresi yang baik atau tidak dalam penelitian dengan regresi
sederhan ini, Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yakni
Uji Normalitas, Uji Heterokedastisitas dan Uji Multikolinieritas.
a. Uji Normalitas
Uji kewajaran bisa menjadi ujian kewajaran penyebaran informasi.
Uji kenormalan digunakan karena dalam pengujian faktual parametrik
anggapan yang harus dimiliki oleh informasi tersebut adalah bahwa
informasi tersebut akan menyerupai alat angkut biasa atau mendekati
tipikal atau memang mempunyai alat angkut yang anomali. Cara
membedakannya dapat dilakukan dengan memanfaatkan pemeriksaan
realistis P-P Plot) dengan menganalisis penyampaian informasi (fokus)
pada titik pusat kemiringan grafik (Dwi Gama Primadasa dan Harjun
Muharam, 2015, p. 5). Apabila titik-titik fokus yang terkandung dalam
data yang diperoleh mengikuti garis sudut ke sudut dan tidak tersebar
pada arah lain atau jauh di luar garis sudut ke sudut, maka dapat
dikatakan bahwa informasi yang digunakan adalah berdistribusi normal
dan skema pengujian berikut dapat dilakukan, namun jika tidak
disebarluaskan secara rutin maka informasi tersebut tidak dapat
digunakan..
b. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
34

kekambuhan menunjukkan adanya ketidakseimbangan perubahan dari


sisa persepsi yang satu ke persepsi yang lain. Jika perubahan sisa persepsi
yang satu ke persepsi yang lain konsisten maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas
menggunakan strategi uji Glejser yang bertujuan untuk mengembalikan
nilai tertinggi sisanya pada variabel otonom. Jika variabel bebas secara
statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel bawahan, maka
tidak ada tanda-tanda terjadinya heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat
jika probabilitas signifikansi melebihi tingkat kepastian 5% (Sarita
Permata Dewi, 2012, hal. 9-10). Uji heteroskedastisitas merupakan uji
yang mensurvei apakah terdapat fluktuasi yang tidak merata pada residu
untuk semua persepsi dalam gejala relaps langsung. Dalam kondisi
kekambuhan yang berbeda, penting untuk menguji apakah fluktuasi yang
tersisa sama atau tidak dari satu persepsi ke persepsi lainnya. Jika
residunya mengalami perubahan yang sama, maka informasi tersebut
mengalami indikasi homoskedastisitas, dan jika fluktuasinya tidak sama,
maka informasi tersebut dikatakan mengalami efek samping
heteroskedastisitas. Kondisi relaps hebat adalah kondisi yang tidak
menimbulkan efek samping heteroskedastisitas (Muhammad Yusuf, dan
Lukman Daris, 2018, Hlm. 76).
Pengambilan putusan dengan teknik glejser pada pengujian
heterokedastisitas ini, dapat dilakukan dengan melihat:
1. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gejala
heterokedastisitas
2. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka terjadi gejala
heterokedastisitas.

c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menentukan ada atau
tidaknya penyimpangan dari dugaan klasik multikolinearitas, yaitu
adanya hubungan searah antara faktor-faktor bebas dalam kejadian relaps.
35

Syarat yang harus dipenuhi dalam menunjukkan relaps adalah tidak


munculnya multikolinearitas. Pertunjukan kekambuhan yang hebat tidak
menemukan hubungan atau hubungan apa pun antara faktor-faktor
otonom. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan nilai Resistance
dan Change Expansion Count (VIF). Ketahanan mengukur kemampuan
berubahnya variabel bebas yang dipilih dan tidak dapat dijelaskan oleh
faktor bebas lainnya. Multikolinearitas dalam suatu demonstrasi terlihat
jika nilai VIF < 10 > 0,10 maka modal tersebut dapat dikatakan terbebas
dari multikolinearitas..
3.7.3 Analisis Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda adalah suatu metode statistik yang
dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Analisis yang memiliki variabel bebas lebih
dari satu disebut analisis regresi linier berganda. Teknik regresi linier
berganda digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
signifikan dua atau lebih variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel
terikat (Y). Rumus yang digunakan pada model analisis ini adalah
sebagai berikut:
Y = a + 𝒃𝟏 𝑿𝟏 + 𝒃𝟐 𝑿𝟐 + e
Dengan keterangan berikut:
Y = Loyalitas Konsumen
a = Konstanta
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Harga
b1 = Koefisien regresi variabel kualitas pelayanan
b2 = Koefisien regresi variabel harga
3.7.4 Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (t)
Uji-t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen (Echo Perdana
K, 2016, Hlm. 49). Adapun hal tersebut dapat diketahui dengan
36

pengambilan putusan berikut:


1) Jika nilai probabilitas signifikansi < 0,05 maka variabel independent
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Maka hipotesis
H1 di terima yang berarti kualitas layanan secara sendiri-sendiri atau
parsial dan harga secara sendiri-sendiri atau parsial berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen pengecer.
2) Jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05 maka variabel independent
tidak signifikan terhadap variabel dependent dan H1 ditolak yang
berarti kualitas layanan secara sendiri-sendiri atau parsial dan harga
secara sendiri-sendiri atau parsial tidak signifikan terhadap loyalitas
konsumen pengecer.
b. Uji Simultan (F)
Uji f digunakan untuk melihat pengaruh secara bersama-sama atau
berkelompok antara dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat
(Surajiyo, Nasrudiin dan Herman Paleni, 2015, Hlm. 77). Adapun cara
pengambilan putusan dalam pengujian ini yakni:
1) Jika nilai signifikan < 0,05 maka H3 diterima yang berarti kualitas
layanan dan harga secara simultan atau bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas konsumen pengecer.
2) Jika signifikan > 0,05 maka H3 ditolak yang berarti kualitas layanan
dan harga secara simultan atau bersama-sama tidak signifikan
terhadap loyalitas konsumen pengecer.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar
sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel terikat (Rochmat Aldy
Punomo, 2015, Hlm. 167). Niali R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2< 1),
dengan ketentuan sebagai berikut (Abdul Hakim, 2002, Hlm. 245).
1) Jika R2 berupa angka 1, maka variabel bebas sepenuhnya
mempengaruhi variabel terikat.
2) Jika R2 kurang dari angka 1 maka terdapat variabel lain yang juga
mempengaruhi variabel terikat.
37

3.8 Sistematika Penulisan


Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini akan di sistematisasi sebagai berikut (Tim Penyusun,
2020, Hlm 45):
BAB I, Bab ini pada hakikatnya menjadi pijakan bagi penulis
skripsi, baik yang mencakup background, pemikiran tentang tema yang di
bahas. Bab ini mencakup latar belakang masalah, Rumusan masalah dan
Tujuan penelitian.
BAB II, Memaparkan landasan teori yang digunakan atau
menjelaskan konsep teori yang mendukung penelitian serta penelitian
terdahulu yang telah dilakukan, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III, membahas mengenai metode yang digunakan dalam
melakukan penelitian seperti pendekatan penelitian, lingkup penelitian,
metode pengumpulan data, sumber data, pengambilan sampel dan teknik
analisis yang digunakan.
BAB IV, membahas mengenai deskripsi objek penelitian yang
berupa gambaran umum pada objek penelitian tersebut.
BAB V, berisikan hasil penelitian serta pembahasan penelitian yang
juga menjawab kebenaran dari hipotesis yang dibentuk, bab ini
merupakan inti dari penulisan skripsi ini.
BAB VI, bab ini merupakan akhir dari penulisan Skripsi yang berisi
kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta di lengkapi dengan
Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.

Anda mungkin juga menyukai