Anda di halaman 1dari 24

MODUL AJAR BAB V

KURIKULUM MERDEKA

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Mendoyo


Nama penyusun : I Komang Budi Liana Putra, S.Pd
NIP : 19890809 201708 1 001
Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila
Fase D, Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Genap)
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA
PENDIDIKAN PANCASILA FASE D KELAS VIII

INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : I Komang Budi Liana Putra, S.Pd
Instansi : SMP Negeri 2 Mendoyo
Tahun Penyusunan : Tahun 2024
Jenjang Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila
Fase D, Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Genap)
Bab V : Jati Diri Bangsa & Budaya Nasional
Elemen : Bhinneka Tunggal Ika
Capaian Pembelajaran :
 Peserta didik mampu mengidentifikasi
keberagaman suku, agama, ras dan
antargolongan dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika, dan mampu menerima keragaman
dan perubahan budaya sebagai suatu kenyataan
yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat,
dan menanggapi secara proporsional terhadap
kondisi yang ada di lingkungan sesuai dengan
peran dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
Peserta didik memahami urgensi pelestarian
nilai tradisi, kearifan lokal dan budaya;
menunjukkan contoh pelestarian nilai tradisi,
kearifan lokal dan budaya. Peserta didik
menumbuhkan sikap tanggung jawab dan
berperan aktif dalam menjaga dan
melestarikan praktik nilai tradisi, kearifan lokal
dan budaya dalam masyarakat global.
Alokasi Waktu : 2 × 40 Menit
B. KOMPETENSI AWAL
 Kompetensi awal yang harus dimiliki oleh peserta didik sebelum mempelajari topik ini
adalah kemampuan dan pemahaman mengenai jati diri dan budaya nasional.
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulai.
 Berkebinekaan global.
 Bergotong royong.
 Bernalar kritis
D. SARANA DAN PRASARANA
 LKPD

E. TARGET PESERTA DIDIK


 Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan
memimpin.
F. MODEL PEMBELAJARAN
 Problem based learning
KOMPONEN INTI

A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Alur Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nilai-
nilai luhur kebudayaan yang dimiliki masyarakat Indonesia.
2. Peserta didik mampu menunjukkan perilaku berpartisipasi dalam upaya pelestarian dan
pemajuan kebudayaan nasional.
3. Peserta didik mampu menunjukkan sikap menghayati budaya nasional sebagai alat pemersatu
bangsa.
4. Peserta didik mampu menunjukkan sikap bangga terhadap budaya nasional dalam kancah
global.
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
 Meningkatkan kemampuan siswa tentang mengenai jati diri dan budaya nasional
C. PERTANYAAN PEMANTIK
 Apa itu budaya, bagaimana cara melestarikannya hingga apa yang menjadi tantangan di
era global seperti saat ini?
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pembelajaran Budaya Nasional sebagai Identitas & Jati Diri Bangsa (Pertemuan 2)

Pertemuan Kegiatan Konten Pembelajaran

2 Pembuka 1. Mengucapkan salam


2. Menyapa dan menanyakan kabar kepada siswa
3. Menanyakan kepada siswa
tentang materi yang sudah kita
pelajari
4. Menyampaikan rencana pembelajaran hari ini

Inti 1. Guru membagi siswa kedalam 5 kelompok


2. Setiap kelompok mendapatkan artikel yang berbeda-
beda
3. Siswa secara berkelompok berdiskusi
mengerjakan tugas yang telah dituliskan dipapan
tulis
4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
didepan kelas
5. Kelompok lain menyimak hasil prentasi dan
memberikan saran, kritik atau tanggapan mengenai
presntasi teman kelompoknya
6. Guru menilai keaktifan siswa dan kelompok dalam
proses presentasi
7. Setelah presentasi setiap kelompok menampilkan yel-
yel yang sudah disiapkan.

Penutup 1. Siswa didampingi guru membuat kesimpulan atas


pembelajaran hari ini
2. Guru minta kepada siswa untuk menyampaikan.
refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi-Ku

(AMBAK) terkait pembelajaran hari ini


3. Guru minta siswa mempelajari di rumah Subbab
Pelestarian dan Pemajuan Budaya Nasional untuk
pembelajaran berikutnya
4. Guru membuat catatan siswa dari aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan selama proses
pertemuan ini

F. REFLEKSI

Refleksi Siswa
Setelah mempelajari materi jati diri bangsa dan budaya nasional, siswa diminta mencari tiga
budaya dari daerah asal siswa. Lalu, siswa diminta untuk melakukan identifikasi perilaku
yang menunjukkan. upaya pelestarian budaya tersebut dan ditulis pada kolom realita
perilaku. Bila perilaku siswa belum mencerminkan pelestarian budaya, maka apa rencana
untuk bisa berpartisipasi dalam pelestarian budaya daerah tersebut. Selanjutnya langkah-
langkah.
refleksinya.adalah.sebagai.berikut:
1. Guru meminta siswa membuat tabel seperti yang. ada. di. bagian. refleksi. (Budaya.
Lokal-Realita Perilaku-Rencana Perilaku) Buku Siswa PPKn Kelas VIII halaman 117
2. Siswa diberikan waktu untuk mengisi kolom-kolom. bagian.dari.refleksi.tersebut
3. Tugas pengisian tersebut dapat ditulis di kertas HVS atau buku siswa
4. Guru menunjuk siswa secara bergantian maju di depan kelas untuk membacakan hasil
pengisian. refleksinya

Refleksi Guru
Dalam memfasilitasi proses pembelajaran Jati Diri Bangsa & Budaya
Nasional bagi siswa, apakah saya sebagai guru sudah:
1. Konsisten memberi keteladanan pada siswa dalam sikap dan perilaku sehari-hari secara
baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
2. Menjadikan pembelajaran tidak berpusat pada saya sebagai guru, melainkan berpusat pada
siswa secara baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
3. Menggunakan pembelajaran secara kontekstual secara baik?
(Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
4. Apa yang perlu saya tingkatkan dalam proses pembelajaran pada
Bab Literasi Digital dalam Kebinekaan Bangsa?

G. ASESMEN / PENILAIAN

Penilaian
Dalam pembelajaran Kedudukan dan Fungsi Pancasila, penilaian sikap menjadi hal utama
selanjutnya penilaian pengetahuan dan keterampilan. Karena memang di bab ini
pembelajarannya lebih menitik beratkan nilai-nilai dan diperkuat dengan pengetahuan.
Penilaian keterampilan juga diperlukan di bagian ini, walaupun porsinya tidak sama dengan
dua penilaian yang lain.

1. Penilaian Sikap (Civic Disposition)


Indikator sikap didasarkan pada hasil pengamatan terhadap siswa, baik pengamatan langsung
maupun pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan guru dalam setiap
pertemuan terhadap siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sedangkan pengematan
tidak langsung didasarkan pada laporan menyangkut sikap siswa sehari-hari baik di rumah,
sekolah,.maupun.masyarakat.yang.telah.terkonfirmasi.
Indikator sikap dapat mengacu pada empat ranah kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual-
kultural (olah hati/SQ), kecerdasan intelektual (olah pikir/IQ),. kecerdasan. fisikal-mental.
(olah. raga/AQ),. serta. kecerdasan. emosi-sosial. (olah rasa dan karsa/EQ).
Jujur, rajin beribadah, dan menjauhi larangan agama merupakan indikator sikap spiritual.
Partisipasi dan ketekunan belajar menjadi indikator sikap intelektual. Bersih, disiplin, dan
tanggung jawab adalah indikator sikap mental. Sedangkan ramah, antusias, dan kolaborasi
termasuk indikator sikap emosi-sosial.
Pelaksanan penilaian sikap dalam dua kategori. Kategori pertama penilaian sikap adalah
yang dilakukan setiap akhir pertemuan yang berarti sebanyak 36 kali dalam satu semester.
Adapun kategori kedua yang dilakukan secara berkala per semester berdasar hasil
pengamatan langsung maupun tidak langsung yang telah terverifikasi.terlebih.dahulu.
Penilaian menggunakan empat tingkat, yakni Baik Sekali (A=4), Baik (B=3), Sedang
(C=2), serta Kurang (D=1). Untuk penilaian sikap di setiap akhir pertemuan dilakukan
dengan merangkum seluruh aspek sikap, dan dapat menggunakan format sebagai berikut:
Tabel 5.7 Penilaian Sikap pada Pertemuan 49–60

Nama Pertemuan dan Nilai (A=4, B=3, C=2, D=1)


No. Peserta
Didik 49 50 51 52 ... … 60 Jumlah Rata-rata

1. Haidar 4 3 3 2 … … 3 39 3.25/B

2. Nusaybah 3 4 4 4 … … 4 46 3.8/A

… …..

… …..

… Halwa 2 4 3 2 4 35 2.9/B

2. Penilaian Keterampilan (Civic Skills)


Penilaian keterampilan dilakukan juga berdasarkan pengamatan guru terutama terhadap
keterampilan siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran di sekolah. Penilaian didasarkan
pada keterampilan-keterampilan sesuai contoh indikator di bawah ini atau indikator lain
yang relevan dapat ditentukan masing-masing guru.
Indikator keterampilan antara lain adalah kemampuan menyampaikan hasil diskusi
kelompok secara tegas dan lugas; kemampuan mengomunikasikan ide dan gagasan dengan
terarah dan sistematis; kemampuan merespons pertanyaan yang pada sesi diskusi; atau
lainnya, Adapun pelaksanan penilaian keterampilan dilakukan di setiap akhir pertemuan
yang menuntut adanya penilaian keterampilan, dengan menggunakan empat tingkat
penilaian, yakni Baik Sekali (A=4), Baik (B=3), Sedang (C=2), serta Kurang (D=1).
Tabel 5.8 Pedoman Penilaian Aspek Keterampilan
Nama Peserta Didik: …………………………………….

Pertemuan dan Nilai (A, B, C, D)


No. Indikator
49 50 51 52 ... … 60 Rata-rata

1. Mampu menyampaikan
hasil diskusi kelompok
secara tegas dan lugas

2. Mampu
mengomunikasikan ide
dan gagasan dengan
terarah dan sistematis

3. Mampu merespons
pertanyaan yang pada
sesi diskusi

4. Mampu menunjukkan
perilaku tertib dan baik
saat pelaksanaan
simulasi antre

… ……

Nilai Akhir

3. Penilaian Pengetahuan (Civic Knowledge)


Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memahami
materi yang dipelajari dalam setiap pertemuan. Guru dapat menilai dari setiap aktivitas
dalam pembelajaran. Guru dapat menilai dari kemampuan siswa dalam menjawab
pertanyaan atau menganalisis persoalan. Guru dapat memberi skor pada setiap tugas dan
keaktifan siswa dalam menjawab dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian
dilakukan secara kuantitatif dengan rentang 0–100.

H. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Pengayaan
Sebagai generasi penerus siswa harus merasa bangga dengan begitu banyak budaya yang ada
di tanah air. Karena sejatinya budaya itu mencerminkan jati diri kita sebagai bangsa yang
besar. Video di bawah ini menujukkan petapa pentingnya budaya nasional

Remedial
Alternatif kegiatan remedial:
a. Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas.
b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas.
c. Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan.

I. RUJUKAN LANJUTAN

Rujukan Lanjutan
Untuk memperkaya wawasan guru, ada berbagai buku dan artikel yang dapat dijadikan rujukan
untuk memperkuat materi Bab V ini, antara lain:
1. Dasar-Dasar Ilmu Budaya: Deskripsi Kepribadian Bangsa Indonesia (Drs. Isma Tantawi,
M.A.)
2. Mengenal Budaya Nasional “Trah Raja-raja Mataram di Tanah Jawa (Joko Darmawan)
3. Kebudayaan nasional: kini dan di masa depan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Kebudayaan RI)
4. Ensiklopedia seni & budaya Nusantara (Gendhis Paradisa)
5. Batik sebagai Warisan Budaya (Suliswinarni)
6. Atlas.Kuliner.Nusantara;.Makanan.Spektakuler.33.Provinsi.(Rizal.Khadafi)

J. UJI KOMPETENSI

Uji Kompetensi
Cermatilah peristiwa-peristiwa di bawah ini. Lalu, tuliskan pendapatmu untuk
menjawab persoalan yang diajukan.
1. Pada sebuah sekolah terdapat organisasi siswa OSIS, MPK, PMR, dan Pramuka. Suatu
hari, organisasi-organisasi sekolah mengadakan rapat kerja bersama. Setiap organisasi
menyampaikan program kerjanya masing-masing. Ternyata didapati tumpang tindih
program kerja antara organisasi-organisasi tersebut. Namun, setiap organisasi bersikukuh
tidak mau mengurangi, apalagi menghilangkan program kerjanya. Rapat kerja pun
deadlock (terkunci).
Bila kalian dimintai pendapat, bagaimana pendapat kalian sebagai solusi dan titik temu dari
persoalan di atas?
2. Ketua RW mengadakan program pengaspalan jalan warga atas bantuan pencairan dana
desa. Pengaspalan meliputi lima RT. Semua warga perwakilan RT datang bergotong-
royong dan bekerja sama membersihkan jalanan yang akan diaspal. Hanya, ada satu RT
yang tidak ada perwakilan warganya. Usai pengaspalan selesai, ketua RT yang tidak
mengirimkan perwakilan warganya tersebut, menyampaikan protes karena pengaspalan di
wilayah RT-nya kurang rapi, tidak seperti RT-RT lainnya.
Jika kalian menjadi Ketua RW, bagaimana cara kalian menyelesaikan persoalan di atas?
3. Indonesia adalah negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia di bawah Kanada.
Panjangnya mencapai 99.093 kilometer. Namun, faktanya Indonesia masih menjadi negara
pengimpor garam.
Menurut analisis kalian, apa faktor yang menyebabkan Indonesia masih menjadi negara
pengimpor garam? Sebagai generasi muda, apa pemikiran yang kalian tawarkan untuk
mengatasi gap antara produksi dan kebutuhan konsumsi garam?

LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Asal-usul Reog Ponorogo yang Diklaim Malaysia, Ada sejak Masa Kerajaan Majapahit

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asal-usul Reog Ponorogo yang
Diklaim Malaysia, Ada sejak Masa Kerajaan Majapahit", Klik untuk
baca: https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/11/165239878/asal-usul-reog-ponorogo-
yang-diklaim-malaysia-ada-sejak-masa-kerajaan?page=all.

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Download aplikasi: https://kmp.im/app6
PONOROGO, KOMPAS.com - Salah satu sesepuh tokoh Reog Ponorogo, H Ahmad
Tobroni Torejo (86) menyatakan, seni dan budaya Reog sudah dikenal masyarakat
Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, sejak sebelum abad ke-15. Menurutnya, sendratari
Reog lahir sebagai bentuk sindiran seorang punggawa Kerajaan Majapahit, Surya Alam
terhadap Raja Majapahit Brawijaya V lantaran mudah dipengaruhi istrinya yang
bernama Putri Campa. Belakangan ini, Reog Ponorogo menjadi perbincangan publik
menyusul kabar rencana pemerintah Malaysia akan mengusulkan kesenian yang sama ke
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai
warisan budaya di negaranya. "Reog Ponorogo itu sudah lahir sejak ratusan tahun lalu.
Saya sudah tahu sejak kecil dari mbah buyut hingga mbah canggah saya. Bahkan sebelum
tahun 1.496 sudah ada Reog Ponorogo. Kalau sekarang diakui oleh negara lain (Malaysia)
mereka berdasarkan cerita apa,” ujar Mbah Tobroni, biasa Ahmad Tobroni Torejo
disapa, saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/4/2022). Baca juga: Soal Kabar Malaysia
Hendak Klaim Reog Ponorogo, Seniman: Saya Tidak Khawatir... Menurut Mbah Tobroni,
seni Reog muncul saat Raja Majapahit Brawijaya V bertahta. Pada saat itu, Raja
Brawijaya kelima memiliki seorang istri bernama Putri Campa. Setelah memiliki istri
Putri Campa, pemerintahan Raja Brawajiya V banyak dipengaruhi istrinya tersebut.
Banyaknya campur tangan sang istri terhadap tata pemerintahan Kerajaan Majapahit,
kata Mbah Tobroni, menjadikan salah satu punggawanya Ki Ageng Surya Alam tidak
menyukainya. Surya Alam lalu membuat pertunjukan seni bernama Reog sebagai bentuk
sindirian kepada raja yang mudah dipengaruhi istrinya. “Sindiran itu salah satu
bentuknya Dadak Merak,” kata Mbah Tobroni. Baca juga: Seniman Reog Ponorogo Protes
Rencana Klaim Malaysia: Mengapa Suara Kami Diabaikan? Mbah Tobroni menyatakan,
penciptaan seni budaya Reog sebagai upaya Surya Alam membentuk manusia yang kuat
lahir dan batin. Hingga akhirnya manusia yang kuat lahir batin disebut dengan nama
Warok. Diklaim sejak 2006 Mbah Tobroni menuturkan, aksi klaim Malaysia terhadap seni
Reog sudah terjadi sejak tahun 2006. Namun, Tobroni menyebut, saat ditanya alasan
mengklaim Reog sebagai budayanya, Malaysia selalu tidak bisa menjawab. “Malaysia
sudah pernah klaim Reog sebagai budaya mereka itu sejak tahun 2006. Pertanyaannya
dasarnya apa mereka mengklaim memiliki budaya itu. Ceritanya dari mana dan versinya
seperti apa. Tetapi mereka tidak bisa menjawab,” tutur Tobroni.

Lihat Foto Sesepuh Tokoh Reog Ponorogo, H. Ahmad Tobroni Torejo


(KOMPAS.COM/Dokumentasi H. Ahmad Tobroni Torejo) Tobroni menuturkan, seni
Reog dikenal di Malaysia setelah banyaknya warga Kabupaten Ponorogo yang merantu
bekerja ke Negeri Jiran. Para tenaga kerja asal Kabupaten Ponorogo memainkan seni
Reog di Malaysia sebagai pengobat rindu kepada keluarga dan menghilangkan kebosanan
usai bekerja.
“Seni Reog dikenalkan di Malaysia sejak warga Ponorogo bekerja sebagai tenaga kerja di
sana. Untuk menghilangkan rasa kebosanan dan mengobat kerinduan keluarga mereka
memainkan Reog,” jelas Tobroni. Baca juga: Kekecewaan Bupati Ponorogo pada Menteri
Nadiem soal Reog Ponorogo dan Klaim Malaysia Menurut Tobroni, Malaysia mengklaim
seni Reog lantaran mengetahui Reog Ponorogo tak menjadi prioritas utama dalam usulan
ke UNESCO. Hal ini terbukti karena pemerintah lebih mengutamakan jamu untuk
diusulkan sebagai wisata budaya tak benda ke UNESCO. “Kalau saya itu terjadi karena
Reog Ponorogo dikalahkan sama jamu kemudian akhirnya Malaysia mengklaim,” kata
Tobroni.
Tobroni menduga, tidak diprioritaskannya Reog Ponorogo ke UNESCO lantaran
banyaknya kepentingan. Terlebih, jamu terkait dengan perdagangan yang hanya akan
membesarkan perusahaan. “Sekarang kepentignan orang itu maccm-macam. Bukan
kebesaran seni yang adiluhung dan ditorehkan di UNESCO bahwa Reog itu adalah
tinggalan budaya Ponorogo. Karena jamu itu perdagangan sementara Reog itu budaya.
Kalau jamu tidak bisa menarik wisatawan tetapi hanya membesarkan perusahaan,” jelas
Tobroni. Baca juga: Bupati Kaget Nadiem Makarim Pilih Usulkan Jamu Dibandingkan
Reog Ponorogo ke UNESCO Menurut Tobroni, dampak Reog akan lebih besar bila diakui
sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO ketimbang jamu. Pasalnya, dari budaya
akan muncul aspek ekonomi berupa pertunjukkan atau tontonan yang dihadiri banyak
orang seperti pertunjukan seni di Bali. “Jadi lebih banyak mana hasil dari jamu dan hasil
dari pariwisata. Pasti banyak dari pariwisata,” kata Tobroni. Terhadap fakta itu, Tobroni
meminta Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko dan DPRD Ponorogo tidak pantang menyerah
untuk memperjuangkan Reog sebagai warisatan budaya tak benda ke UNESCO. Dapatkan
update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di
Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link
https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram
terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asal-usul Reog Ponorogo yang
Diklaim Malaysia, Ada sejak Masa Kerajaan Majapahit", Klik untuk baca:
https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/11/165239878/asal-usul-reog-ponorogo-yang-
diklaim-malaysia-ada-sejak-masa-kerajaan?page=all.

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Download aplikasi: https://kmp.im/app6
3 Kisah Batik Diklaim Negara Lain: dari Malaysia hingga China
Jakarta, CNBC Indonesia - Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober. Pada tahun
ini, Hari Batik Nasional jatuh pada Senin (2/10/2023).
Penetapan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional ternyata bukan tanpa alasan. Hari Batik
Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 sebagai
tindak lanjut dari pengakuan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) milik
Indonesia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 2 Oktober 2009.
Namun, perjalanan batik saat sebelum dan sesudah diakui sebagai Warisan Budaya
Takbenda milik Indonesia tidaklah mudah. Sebab, Batik tidak hanya sekali diklaim
sebagai kebudayaan dari negara lain. Berikut rangkumannya.
1. Batik Diklaim Malaysia, Pemerintah RI Bertindak

Pada sekitar 2008 silam, masyarakat Indonesia dihebohkan oleh sikap Malaysia yang
menyebutkan bahwa batik adalah warisan kebudayaan asli Negeri Jiran. Masyarakat
Indonesia yang geram pun mendesak Pemerintah Indonesia untuk mendaftarkan batik
sebagai warisan asli Indonesia ke UNESCO.
Melansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbud Ristek RI), Pemerintah Indonesia resmi mendaftarkan batik ke dalam
daftar Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO pada 3
September 2008.
Baca:
3 Motif Batik Paling Terkenal, Ada yang Sering Dipakai Jokowi
Pada 9 Januari 2009, UNESCO resmi menerima pendaftaran tersebut dan melakukan
pengujian tertutup pada 11-14 Mei 2009. Pada 2 Oktober 2009, UNESCO resmi
mengukuhkan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia melalui sidang
Intergovernmental Committee for the Safeguard of the Intangible Cultural Heritage.
Setelah penetapan oleh UNESCO tersebut, kasus pengakuan batik sebagai warisan budaya
asli Malaysia pun selesai.
2. Batik Diklaim sebagai Kebudayaan China

Meskipun telah ditetapkan sebagai warisan asli Indonesia oleh organisasi di bawah
naungan PBB, kasus pengklaiman batik sebagai warisan budaya asli negara lain masih
belum selesai.
Pada 2020 lalu, batik diklaim sebagai karya asli kelompok masyarakat China oleh salah
satu media massa China, China Xinhua News. Hal itu diungkapkan melalui twit di akun
resminya (@XHNews), Minggu (12/7/2020) silam.
"Batik adalah kerajinan tradisional yang umum di kalangan kelompok etnis di Tiongkok,"
tulis China Xinhua News, dikutip Senin (2/10/2023).
"Dengan menggunakan lilin leleh dan alat seperti spatula, pengrajin mewarnai kain dan
memanaskannya untuk menghilangkan lilin. Lihatlah bagaimana kerajinan kuno
berkembang di zaman modern," lanjut twit tersebut.
Unggahan tersebut pun langsung 'diserbu' oleh warganet Indonesia. Sebagian besar
warganet Indonesia mengaku tidak setuju dengan China Xinhua News yang menggunakan
kata 'batik' untuk menggambarkan kebudayaan China yang serupa dengan batik itu.
Setelah ditelusuri, mengutip dari laman Indonesia Baik, kata 'batik' berasal dari kosakata
bahasa Jawa, yakni amba dan titik. Dengan demikian, batik secara historis berasal dari
Jawa, Indonesia.
Baca:
1 Rahasia Kecerdasan Anak yang Sering Diabaikan Orang Tua
3. Miss World Malaysia Klaim Batik Berasal dari Negaranya
Pada 2021 lalu, Miss World Malaysia, Lavanya Sivaji, menyebutkan bahwa batik berasal
dari negaranya. Hal itu diungkapkan saat membagikan momen malam final Miss World
Malaysia 2021 melalui akun Instagram pribadinya.
"Kain batik melambangkan keragaman di antara orang Malaysia dengan berbagai warna,
cetakan, dan desainnya. Oleh karena itu, saya mempersembahkan kepada Anda gaun
malam saya untuk Miss World Malaysia 2021 yang terbuat dari kain batik Malaysia," tulis
Lavanya Sivaji melalui unggahan di Instagram.

Baca:
10 Negara Terpadat & Paling Sesak di Dunia, Ada Tetangga RI
Pernyataan tersebut pun langsung mendapatkan kecaman dari Masyarakat Indonesia.
Sejumlah warganet Indonesia menegaskan bahwa batik adalah kebudayaan asli Indonesia,
bukan Malaysia.
Merespons hal tersebut, Sivaji pun langsung menyampaikan permintaan maaf.
"Saya ingin meminta maaf jika saya telah menyinggung siapa pun atas unggahan saya ini.
Saya mengakui kata Batik berasal dari Jawa serta desain dan sejarahnya," tulis Sivaji
dalam unggahan yang berbeda.
"Namun, tidak sedikit negara lain yang mempraktekkan unsur budaya tersebut antara
lain Malaysia, Sri Lanka, India dengan desain dan motifnya masing-masing. Baik itu
Malaysia, Indonesia atau negara lain, saya akan selalu merasa bangga memakai Batik,"
lanjutnya.
Tari Pendet, Pemerintah Siap Tuntut Malaysia
Ika Cahyani , Global · Senin 24 Agustus 2009 12:14 WIB

JAKARTA - Pemerintah Indonesia siap menuntut Malaysia terkait dugaan klaim tari
Pendet, Bali yang ditampilkan melalui iklan pariwisata Negeri Jiran itu.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, siang ini pemerintah
melayangkan nota protes atas dugaan klaim tari Pendet. Adalah Dirjen Depbudpar
langsung yang akan mengirimkan nota itu.
Lihat juga: Ayang Tata Semoga Ga Apa-apa Ya
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu
akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Langkah selanjutnya, lanjut dia, pemerintah akan menunggu respons pemerintah
Malaysia guna menentukan langkah selanjutnya.
"Jika tidak digubris, maka Indonesia akan melakukan penuntutan," kata Jero di Kantor
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Jalan Medan Merdeka Barat,
Jakarta Pusat, Senin (24/8/2009).
Dia menambahkan, dirinya telah menghubungi Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda
untuk melakukan upaya diplomatik. Selain itu, dia juga meminta Dubes Indonesia di
Malaysia Da'i Bachtiar untuk menelusuri siapa pembuat iklan itu.(lsi)
(mbs)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Klaim Wayang Kulit
dari Malaysia, Ini Sejarah Wayang", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/16/190200765/ramai-soal-klaim-wayang-
kulit-dari-malaysia-ini-sejarah-wayang?page=all.

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Download aplikasi: https://kmp.im/app6
KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan unggahan akun Instagram Adidas yang
menyebut Wayang Kulit merupakan warisan budaya Malaysia. Hal itu berkaitan dengan
peluncuran produk baru sepatu Adidas dengan gambar Wayang Kulit. Warganet
Indonesia pun ramai-ramai menyerbu akun Instagram Adidas dan menyatakan bahwa
wayang kulit berasal di Indonesia. Merespons hal itu, Adidas kemudian meminta maaf atas
kesalahan yang tidak disengaja. "Sementara wayang kulit adalah bagian penting dari
warisan budaya Malaysia, kita harus menyoroti asal-usulnya dari Indonesia di unggahan
kami," tulis Adidas dalam akun Instagramnya. "Kami dengan tulus meminta maaf atas
pelanggaran yang tidak disengaja yang telah kami lakukan.
Kami juga telah mengubah unggahan kami," demikian Adidas. Baca juga: Video Viral
Kontrasepsi dengan Koyo KB, Apa Itu? Ini Penjelasan Ahli Sejarah wayang Guru Besar
Ilmu Pedalangan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Prof Kasidi Hadiprayitno
menegaskan, wayang sudah ada jauh sebelum abad ke-9. Saat itu, wayang digunakan
sebagai sarana persembahan kepada nenek moyang atau arwah leluhur. "Jauh sebelum
Majapahit sudah ada, dulunya sebagai alat persembahan, sebagai sarana penyembahan
nenek moyang," kata Kasidi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/11/2021). "Kemudian
terjadi budaya samanisme, dari samanisme berkembang menjadi pertunjukan bayang-
bayang, terus dipahatkan dalam candi," lanjut dia. Ada sejumlah bukti otentik yang
menguatkan bahwa Wayang sudah ada sejak abad ke-9, seperti termuat dalam artikel
berjudul "Sejarah Perkembangan dan Perubahan Fungsi Wayang dalam Masyarakat"
yang dimuat di Jurnal Pusat Penelitian Kebijakan, Balitbang dan Perbukuan,
Kemendikbud Ristek pada 2018.
Dalam artikel itu, disebutkan bahwa penggunaan nama "mawayang" ada dalam prasasti
pada zaman Prabu Dyah Balitung tahun 829 Saka (709 M). Prasasti lain yang
mengindikasikan penggunaan kata "wayang" dengan nama "ringgit adalah Prasasti Jaha
tahun 762 saka (840 M). Dalam Prasasti Candi Perot tahun 772 Saka (850 M), ditemukan
kata "manepel" dan Prasasti Wilamaasrama 952 Saska (930 M) ditemukan kata "wayang
wwang".
Baca juga: Sejarah dan Peringatan Hari Toleransi Internasional 16 November Kasidi
mengatakan, wayang di masa Majapahit sudah berkembang sedemikan rupa dan lebih
sempurna, meski bentuknya belum seperti saat ini. "Dari zaman Majapahit ya sebagai
persembahan saja. Kalau zaman Mataram juga masih dalam rangka ritual itu, tetapi
sudah mulai pudar karena sudah keluar dari kraton," jelas dia. "Orang kebanyakan sudah
mengetahui sifat-safat dan karakter wayang. Wayang memang sebagai salah satu upacara
ritual," lanjut Kasidi. Ketika Islam berkembang, Walisanga kemudian menggunakan
Wayang dan gamelan sebagai media dakwah yang ditransformasikan menjadi kesenian
bernafaskan keislaman. Walisanga bahkan terlibat aktif dalam mengembangkan wayang,
terutama Sunan Kalijaga dan putrana Sunan Panggung. Ia mengatakan, sejak wayang
diangkat dari jagad relief ke bentuk lepas berdasarkan tokoh-tokoh pewayangan pada
zaman Kartosura 1847, Wayang mulai memiliki fungsi sebagai seni pertunjukan. Hingga
saat ini, wayang dipahami sebagai gambaran atau representasi kehidupan manusia secara
umumnya. "Di Jawa, perkembangan sampai sekarang Wayang itu sebagai bayangan atau
banyangane urip atau gambaran kehidupan manusia secara umumnya. Sekarang
dipahami seperti itu," ujarnya. Pada 2003, wayang ditetapkan UNESCO sebagai Warisan
Budaya Tak Benda pertama Indonesia dalam kategori Representative List of the
Intangible Cultural Heritage of Humanity. Dapatkan update berita pilihan dan breaking
news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com
News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda
harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Klaim Wayang Kulit
dari Malaysia, Ini Sejarah Wayang", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/16/190200765/ramai-soal-klaim-wayang-
kulit-dari-malaysia-ini-sejarah-wayang?page=all.

Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6


Download aplikasi: https://kmp.im/app6

2 Lagu Daerah Indonesia yang Diklaim Punya Malaysia


LIFESTYLE - Tim Redaksi, CNBC Indonesia
13 September 2023 08:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Malaysia, sebagai negara tetangga, punya hubungan yang erat
dengan Indonesia. Hanya saja, kedua negara sering terlibat dalam polemik klaim budaya
yang menyebabkan pertengkaran dan saling tuding di kalangan masyarakat.
Setidaknya, media nasional Indonesia mencatat ada sejumlah warisan budaya Nusantara
yang diklaim Malaysia, mulai dari batik, Reog Ponorogo, angklung, hingga renang.
Terbaru, Negeri Jiran tersebut juga diduga menjiplak lagu daerah asal Jawa Barat.
Berikut adalah dua lagu Indonesia yang pernah diklaim oleh Malaysia.
1. Halo-Halo Bandung
Malaysia diduga melakukan klaim atas lagu daerah asal Jawa Barat berjudul Halo-Halo
Bandung yang selama ini dikenal sebagai karya Ismail Marzuki.
Hal ini pertama kali diketahui dari video klip lagu berjudul Hello Kuala Lumpur di kanal
Youtube yang diduga berasal dari Malaysia.
Baca:
Ada Pilpres & Pileg, Libur Nasional Bisa 29 Hari di 2024
Bagaimana tidak, lagu Hello Kuala Lumpur tersebut sangat mirip dengan lagu asal
Indonesia yakni Halo-Halo Bandung. Lagu tersebut diunggah oleh kanal YouTube Lagu
Kanak TV dengan judul "Lagu Kanak Kanak Melayu Malaysia" pada 30 Juni 2018.
Sebagai contoh, pada awal lagu Hello Kuala Lumpur berbunyi Hello Kuala Lumpur, Ibu
Kota Keriangan. Sedangkan pada lagu Halo-Halo Bandung berbunyi, Halo-Halo Bandung,
Ibukota Periangan.
Sementara pada bagian tengah yang berbunyi, tidak berjumpa denganmu. Sementara pada
lagu yang diduga dijiplak Malaysia, liriknya berganti menjadi tidak berjumpa dengan kau.
Sontak, video tersebut mendapatkan sorotan dari warganet Indonesia
2. Rasa Sayange
Malaysia juga sempat menggunakan lagu Rasa Sayange untuk promosi pariwisatanya yang
bertajuk Malaysia Truly Asia pada 2017 lalu. Video promosi itu sontak menuai protes dari
masyarakat Indonesia yang menuding Negeri Jiran telah mencuri warisan budaya Tanah
Air.
Klaim lagu ini kembali terulang satu dekade kemudian. Pada 2017, saat menjadi tuan
rumah SEA Games 2017, Malaysia kembali menggunakan lagu Rasa Sayange saat
pembukaan event olahraga se-Asia Tenggara tersebut.
Baca:
Ditemukan Makam Dukun Sakti Berusia 3.000 Tahun, Ini Isinya
Seperti diketahui, Rasa Sayange adalah lagu asal Indonesia yang merupakan lagu daerah
dari Maluku. Lagu itu diciptakan oleh Paulus Pea, seorang pencipta lagu asal Maluku.
Terkait hal ini, Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan lagu
berjudul Rasa Sayange adalah lagu asal Indonesia. Ia menegaskan ini karena masih
mendengar klaim dari sejumlah pihak yang menyatakan lagu itu berasal dari Malaysia.
"Dulu pernah sempat lagu Rasa Sayange ada yang bicara itu dari kami, asalnya Malaysia.
Itu Google saja tahu sejarahnya. Kita tahu asalnya Indonesia," kata dia, dalam acara
Temu Anwar di Jakarta, dikutip Sabtu (9/9/2023).

Setelah kalian membaca artikel, marilah kita berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
dibawah ini :

1. Jelaskan masalah apa yang telah terjadi pada artikel yang kalian baca !
2. Jelaskan mengapa klaim ( mengakui ) itu biasa terjadi !
3. Upaya apa yang harus kalian lakukan dari sekarang agar budaya yang dimiliki bangsa
indonesia tidak di klaim lagi oleh negara lain !
4. Buatlah yel-yel singkat tentang budaya Indonesia atau pelestarian budaya !

B. BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK


Bahan Bacaan Guru
A. Budaya Nasional sebagai Identitas & Jati Diri Bangsa
Bagian ini menjelaskan tentang perbedaan budaya Indonesia dengan budaya-budaya negara
lain, baik dari budaya berpakaian, berperilaku, makanan, gaya
hidup,.bahasa.maupun.kesenian..Kebudayaan.merupakan.refleksi.dari.nilai-nilai yang dianut
oleh sebuah komunitas atau masyarakat, baik dalam skala lokal, regional, maupun nasional.
Ragam kebudayaan yang lahir dari Bangsa Indonesia adalah kebudayaan yang
berkarakteristik religius. Kebudayaan yang dilandasi nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Selain
itu, kebudayaan yang kental dengan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Kebudayaan yang
menjunjung tinggi nilai kesopanan sebagai pengamalan sila kemanusiaan yang adil dan
beradab. Beberapa nilai-nilai budaya itulah yang membedakan dengan budaya bangsa kita
dengan budaya Barat. Nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia yang membentuk kebudayaan lokal.
Lalu dari kebudayaan local tersebut mengkristal menjadi kebudayaan nasional. Dan dari
kebudayaan nasional tersebut membentuk identitas dan jati diri bangsa.

B. Pelestarian & Pemajuan Budaya Nasional


Bagian ini mengajak siswa untuk mengenali budaya-budaya yang ada di tanah air. Karena
jika kita sadari bahwa saat ini generasi muda tidak banyak yang tahu budaya nasionalnya.
Karena ketidaktahuan tersebut dan makin maraknya budaya asing yang masuk maka
mengakibatkan banyak budaya nasional yang pelan-pelan mulai hilang. Banyak contoh yang
bisa diangkat terkait mulai hilangnya budaya nasional kita.
Untuk dapat melestarikan budaya nasional terlebih dahulu kita harus mengenalinya.
Bagaimana mungkin kita akan melestarikan jika kita tidak menge nalnya. Sebenarnya
melestarikan dan memajukan kebudayaan nasional adalah amanah konstitusi negeri ini.
Tetapi tentu saja tidaklah bijak bila kita menyerahkan sepenuhnya upaya pelestarian dan
pemajuan budaya nasional kepada pemerintah. Sebagai warga negara yang mewarisi ragam
budaya nasional, maka kita sebagai masyarakat juga dituntut berperan serta dalam
melestarikannya.
Beberapa langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk melestarikan budaya nasional
antara lain dengan kita mempelajari budaya yang ada di tempat tinggal kita untuk
menumbuhkan rasa cinta kepada budaya nasional.
Selanjutnya, setelah kita mengenali budaya-budaya yang ada maka kita bisa
mensosialisasikan dan mempromosikan kebudayaan nasional tersebut, karena upaya ini
menjadi penting untuk menjaga kelestarian dan kemajuan budaya nasional. Adaptasi
kebudayaan lokal terhadap unsur-unsur baru bisa menjadi alternatif upaya untuk melestarikan
dan memajukan budaya lokal.
C. Budaya Nasional sebagai Alat Pemersatu Bangsa
Bagian ini memberikan penjelasan mengenai budaya nasional bisa menjadi alat untuk
pemersatu bangsa. Sebagai contoh saat budaya kita diklaim oleh negara lain, kita tanpa ada
yang memberi komando sama-sama melakukan protes. Tanpa disadari dengan adanya klaim
seperti itu memunculkan rasa persatuan di antara warga. Rasa kebersamaan atau solidaritas
nasional merupakan satu bentuk nasionalisme yang penting dan harus ditumbuhkan saat ini.
Budaya nasional adalah salah satu alat untuk memersatukan bangsa.
Karena Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri atas sekitar 300 suku bangsa dengan
keragaman budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda.
Dengan suku bangsa dan keragaman budaya yang ada, maka bisa dijadikan sebagai alat
pemersatu bangsa.

D. Kebudayaan Nasional dan Tantangan Era Globalisasi


Bagian ini menjelaskan kepada siswa tentang bagaimana tantangan budaya nasional di era
globalisasi. Salah satu cara yang paling efektif untuk menjaga budaya nasional agar tetap
terus lestari adalah dengan cara menggunakannya.
Batik sebagai salah satu contohnya. Dengan kita menggunakan batik itu artinya kita menjaga
dan melestarikan budaya nasional. Selain itu cara lain untuk tetap menjaga dan melestarikan
budaya nasional adalah dengan mengikuti festivalfestival budaya yang ada, baik itu tingkat
regional, nasional bahkan sampai tingkat internasional. Cara lain selain mengikuti festival
adalah dengan cara membuat konten seputar budaya nasional dan di unggah di sosmed yang
kita miliki. Dan tidak kalah penting yaitu mendaftarkan/mempatenkan budaya nasional ke
UNESCO. Supaya hal-hal yang tidak kita inginkan seperti klaim negara lain tentang budaya
kita tidak akan terjadi.

Bahan Bacaan Peserta didik


A. Budaya Nasional sebagai Identitas & Jati Diri Bangsa
Nilai-nilai luhur yang terdapat dalam masyarakat Indonesia melahirkan budaya lokal.
Kemudian, dari budaya lokal tersebut terkristalisasi menjadi budaya nasional dan membentuk
identitas dan jati diri bangsa Indonesia

B. Pelestarian & Pemajuan Budaya Nasional


Upaya pelestarian budaya nasional bisa dilakukan dengan pembelajaran budaya nasional,
sosialisasi dan promosi budaya nasional, dan adaptasi kebudayaan local

C. Budaya Nasional sebagai Alat Pemersatu Bangsa


Dengan keragaman budaya nasional yang ada di Indonesia membentuk semangat
nasionalisme dan kebersamaan. Budaya bisa dijadikan alat untuk pemersatu bangsa

D. Kebudayaan Nasional & Tantangan Era Globalisasi


Upaya memajukan budaya nasional dalam tantangan global bisa dilakukan dengan cara
mengikuti festi val kebudayaan internasional, mempu blikasikan konten-konten budaya, dan
mendaftarkan hak paten budaya nasional.
C. GLOSARIUM

afektif : sesuatu yang berkaitan dengan sikap


alur : rangkaian atau tahapan kegiatan
alternatif : model atau cara lain dalam tahapan pembelajaran
apersepsi : pengamatan tentang sesuatu untuk menjadi dasar perbandingan serta
landasan untuk menerima ide baru
aplikasi : program komputer yang dibuat untuk mengerjakan sesuatu
aQ : adversity Quotient/kecerdasan.fisikal-mental
bineka : beragam; beraneka ragam
budaya : adat istiadat
chauvinisme : patriotisme cinta tanah air dan bangsa secara berlebihan
diskusi kelompok : sekumpulan orang/siswa yang berjumlah lebih dari satu untuk
membicarakan atau melaksanakan suatu tugas tertentu
eQ : emotional intelligence/kecerdasan emosional
fashion show : peragaan busana
fase : tahapan atau tingkatan
fasilitator : seseorang yang bertugas untuk membantu dan mengarahkan seseorang
untuk mempelajari suatu
inti : paling utama atau pokok
internasionalisme : menjadikan kemanusiaan dan persaudaraan antar bang sa menempati
posisi tertinggi
iQ : intelligence quotient/Kecerdasan intelektual
kosmpolitanisme : ideologi yang menyatakan bahwa semua suku bangsa merupakan satu
komunitas tunggal yang memiliki moralitas yang sama
karakter : merupakan nilai-nilai yang sudah terinternalisasi dalam diri seseorang.
Bisa juga disebut watak
kuantitatif : berdasarkan jumlah atau banyaknya sesuatu
kegiatan : suatu aktivitas atau pekerjaan
k-pop : jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan
literasi digital : pengetahuan untuk menggunakan media digital atau alat komunikasi
dalam menemukan, mengeva luasi, meng gunakan, membuat informasi,
dan memanfaatkannya
media : alat atau bahan
mind mapping : pemetaan pemikiran
NKRI : negara Kesatuan Republik Indonesia
netiket : etika dalam menggunakan internet/sosial media
otonom : mandiri atau dapat berdiri sendiri
pengayaan : informasi tambahan bisa berupa video, berita atau tulisan yang digunakan
untuk memperkuat suatu topik atau materi
proyek kewarganegaraan : suatu kegiatan siswa dengan terjun langsung ke masyarakat
untuk melihat permasalahan yang ada dan mencarikan alternatif solusi
proyektor : alat untuk menampilkan gambar, video maupun data-data lainnya dari
komputer atau laptop ke sebuah layar
poster : pengumuman atau iklan yang di pasang di tempat umm
prosedur : tahapan suatu kegiatan
qr codes : quick response codes. Bentuk evolusi kode batang dari satu dimensi
menjadi dua dimensi
refleksi : penilaian terhadap diri sendiri atas proses yang telah diikuti
reportase : pemberitaan atau laporan kejadian
rujukan : keterangan lebih lanjut tentang sesuatu
RIS : Republik Indonesia Serikat
simulasi : suatu proses yang menyerupai dengan aslinya
strategi : pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan
gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu
tertentu
sq : spiritual quotient/kecerdasan spiritual
swapraja : daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
uji kompetensi : penilaian terhadap capaian kompetensi yang telah dituju
yel : sorakan para pelajar untuk memberikan semangat.

D. DAFTAR PUSTAKA

Acetylena, Sita. 2018. Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara: Perguruan Taman Siswa
sebagai Gagasan Taman Pengetahuan dan Etika. Penerbit Malang Madani.
Desia, Lusy Dwi. 2018. Pemikiran Soekarno tentang Internasionalisme dalam Pancasila.
Universitas Pendidikan Indoensia.
Hanifah, Abu. 1978. Renungan tentang Sumpah Pemuda dalam Bunga Rampai Soempah
Pemoeda. Jakarta: Balai Pustaka
Mulyono, Budi. 2017. Reorientasi Civic Disposition dalam Kurikulum Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai Upaya membentuk Warga Negara yang Ideal. Jurnal
Civics, Media Kajian Kewarganegaraan. Vol 14, No. 2, 2017.
Uchrowi, Zaim. 2013. Karakter Pancasila. Membangun Pribadi dan Bangsa Bermartabat.
Jakarta: Balai Pustaka
Yenny,. Maghfiroh.. 2012.. Holistic Character. Edusmart for Parenting and Teaching.
Jakarta: Matahati Edukasi Indonesia
Mengetahui, Mendoyo, 2 Januari 2024

Kepala SMP Negeri 2 Mendoyo Guru Mata Pelajaran

I Putu Gunarsa, S.Pd., M.Pd I Komang Budi Liana Putra, S.Pd


NIP. 19720708 199803 1 001 NIP. 19890809 201708 1 001

Anda mungkin juga menyukai