KURIKULUM MERDEKA
INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Penyusun : I Komang Budi Liana Putra, S.Pd
Instansi : SMP Negeri 2 Mendoyo
Tahun Penyusunan : Tahun 2024
Jenjang Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila
Fase D, Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Genap)
Bab V : Jati Diri Bangsa & Budaya Nasional
Elemen : Bhinneka Tunggal Ika
Capaian Pembelajaran :
Peserta didik mampu mengidentifikasi
keberagaman suku, agama, ras dan
antargolongan dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika, dan mampu menerima keragaman
dan perubahan budaya sebagai suatu kenyataan
yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat,
dan menanggapi secara proporsional terhadap
kondisi yang ada di lingkungan sesuai dengan
peran dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
Peserta didik memahami urgensi pelestarian
nilai tradisi, kearifan lokal dan budaya;
menunjukkan contoh pelestarian nilai tradisi,
kearifan lokal dan budaya. Peserta didik
menumbuhkan sikap tanggung jawab dan
berperan aktif dalam menjaga dan
melestarikan praktik nilai tradisi, kearifan lokal
dan budaya dalam masyarakat global.
Alokasi Waktu : 2 × 40 Menit
B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi awal yang harus dimiliki oleh peserta didik sebelum mempelajari topik ini
adalah kemampuan dan pemahaman mengenai jati diri dan budaya nasional.
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulai.
Berkebinekaan global.
Bergotong royong.
Bernalar kritis
D. SARANA DAN PRASARANA
LKPD
Pembelajaran Budaya Nasional sebagai Identitas & Jati Diri Bangsa (Pertemuan 2)
F. REFLEKSI
Refleksi Siswa
Setelah mempelajari materi jati diri bangsa dan budaya nasional, siswa diminta mencari tiga
budaya dari daerah asal siswa. Lalu, siswa diminta untuk melakukan identifikasi perilaku
yang menunjukkan. upaya pelestarian budaya tersebut dan ditulis pada kolom realita
perilaku. Bila perilaku siswa belum mencerminkan pelestarian budaya, maka apa rencana
untuk bisa berpartisipasi dalam pelestarian budaya daerah tersebut. Selanjutnya langkah-
langkah.
refleksinya.adalah.sebagai.berikut:
1. Guru meminta siswa membuat tabel seperti yang. ada. di. bagian. refleksi. (Budaya.
Lokal-Realita Perilaku-Rencana Perilaku) Buku Siswa PPKn Kelas VIII halaman 117
2. Siswa diberikan waktu untuk mengisi kolom-kolom. bagian.dari.refleksi.tersebut
3. Tugas pengisian tersebut dapat ditulis di kertas HVS atau buku siswa
4. Guru menunjuk siswa secara bergantian maju di depan kelas untuk membacakan hasil
pengisian. refleksinya
Refleksi Guru
Dalam memfasilitasi proses pembelajaran Jati Diri Bangsa & Budaya
Nasional bagi siswa, apakah saya sebagai guru sudah:
1. Konsisten memberi keteladanan pada siswa dalam sikap dan perilaku sehari-hari secara
baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
2. Menjadikan pembelajaran tidak berpusat pada saya sebagai guru, melainkan berpusat pada
siswa secara baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
3. Menggunakan pembelajaran secara kontekstual secara baik?
(Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
4. Apa yang perlu saya tingkatkan dalam proses pembelajaran pada
Bab Literasi Digital dalam Kebinekaan Bangsa?
G. ASESMEN / PENILAIAN
Penilaian
Dalam pembelajaran Kedudukan dan Fungsi Pancasila, penilaian sikap menjadi hal utama
selanjutnya penilaian pengetahuan dan keterampilan. Karena memang di bab ini
pembelajarannya lebih menitik beratkan nilai-nilai dan diperkuat dengan pengetahuan.
Penilaian keterampilan juga diperlukan di bagian ini, walaupun porsinya tidak sama dengan
dua penilaian yang lain.
1. Haidar 4 3 3 2 … … 3 39 3.25/B
2. Nusaybah 3 4 4 4 … … 4 46 3.8/A
… …..
… …..
… Halwa 2 4 3 2 4 35 2.9/B
1. Mampu menyampaikan
hasil diskusi kelompok
secara tegas dan lugas
2. Mampu
mengomunikasikan ide
dan gagasan dengan
terarah dan sistematis
3. Mampu merespons
pertanyaan yang pada
sesi diskusi
4. Mampu menunjukkan
perilaku tertib dan baik
saat pelaksanaan
simulasi antre
… ……
Nilai Akhir
Pengayaan
Sebagai generasi penerus siswa harus merasa bangga dengan begitu banyak budaya yang ada
di tanah air. Karena sejatinya budaya itu mencerminkan jati diri kita sebagai bangsa yang
besar. Video di bawah ini menujukkan petapa pentingnya budaya nasional
Remedial
Alternatif kegiatan remedial:
a. Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas.
b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas.
c. Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan.
I. RUJUKAN LANJUTAN
Rujukan Lanjutan
Untuk memperkaya wawasan guru, ada berbagai buku dan artikel yang dapat dijadikan rujukan
untuk memperkuat materi Bab V ini, antara lain:
1. Dasar-Dasar Ilmu Budaya: Deskripsi Kepribadian Bangsa Indonesia (Drs. Isma Tantawi,
M.A.)
2. Mengenal Budaya Nasional “Trah Raja-raja Mataram di Tanah Jawa (Joko Darmawan)
3. Kebudayaan nasional: kini dan di masa depan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Kebudayaan RI)
4. Ensiklopedia seni & budaya Nusantara (Gendhis Paradisa)
5. Batik sebagai Warisan Budaya (Suliswinarni)
6. Atlas.Kuliner.Nusantara;.Makanan.Spektakuler.33.Provinsi.(Rizal.Khadafi)
J. UJI KOMPETENSI
Uji Kompetensi
Cermatilah peristiwa-peristiwa di bawah ini. Lalu, tuliskan pendapatmu untuk
menjawab persoalan yang diajukan.
1. Pada sebuah sekolah terdapat organisasi siswa OSIS, MPK, PMR, dan Pramuka. Suatu
hari, organisasi-organisasi sekolah mengadakan rapat kerja bersama. Setiap organisasi
menyampaikan program kerjanya masing-masing. Ternyata didapati tumpang tindih
program kerja antara organisasi-organisasi tersebut. Namun, setiap organisasi bersikukuh
tidak mau mengurangi, apalagi menghilangkan program kerjanya. Rapat kerja pun
deadlock (terkunci).
Bila kalian dimintai pendapat, bagaimana pendapat kalian sebagai solusi dan titik temu dari
persoalan di atas?
2. Ketua RW mengadakan program pengaspalan jalan warga atas bantuan pencairan dana
desa. Pengaspalan meliputi lima RT. Semua warga perwakilan RT datang bergotong-
royong dan bekerja sama membersihkan jalanan yang akan diaspal. Hanya, ada satu RT
yang tidak ada perwakilan warganya. Usai pengaspalan selesai, ketua RT yang tidak
mengirimkan perwakilan warganya tersebut, menyampaikan protes karena pengaspalan di
wilayah RT-nya kurang rapi, tidak seperti RT-RT lainnya.
Jika kalian menjadi Ketua RW, bagaimana cara kalian menyelesaikan persoalan di atas?
3. Indonesia adalah negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia di bawah Kanada.
Panjangnya mencapai 99.093 kilometer. Namun, faktanya Indonesia masih menjadi negara
pengimpor garam.
Menurut analisis kalian, apa faktor yang menyebabkan Indonesia masih menjadi negara
pengimpor garam? Sebagai generasi muda, apa pemikiran yang kalian tawarkan untuk
mengatasi gap antara produksi dan kebutuhan konsumsi garam?
LAMPIRAN
Asal-usul Reog Ponorogo yang Diklaim Malaysia, Ada sejak Masa Kerajaan Majapahit
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asal-usul Reog Ponorogo yang
Diklaim Malaysia, Ada sejak Masa Kerajaan Majapahit", Klik untuk
baca: https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/11/165239878/asal-usul-reog-ponorogo-
yang-diklaim-malaysia-ada-sejak-masa-kerajaan?page=all.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asal-usul Reog Ponorogo yang
Diklaim Malaysia, Ada sejak Masa Kerajaan Majapahit", Klik untuk baca:
https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/11/165239878/asal-usul-reog-ponorogo-yang-
diklaim-malaysia-ada-sejak-masa-kerajaan?page=all.
Pada sekitar 2008 silam, masyarakat Indonesia dihebohkan oleh sikap Malaysia yang
menyebutkan bahwa batik adalah warisan kebudayaan asli Negeri Jiran. Masyarakat
Indonesia yang geram pun mendesak Pemerintah Indonesia untuk mendaftarkan batik
sebagai warisan asli Indonesia ke UNESCO.
Melansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbud Ristek RI), Pemerintah Indonesia resmi mendaftarkan batik ke dalam
daftar Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO pada 3
September 2008.
Baca:
3 Motif Batik Paling Terkenal, Ada yang Sering Dipakai Jokowi
Pada 9 Januari 2009, UNESCO resmi menerima pendaftaran tersebut dan melakukan
pengujian tertutup pada 11-14 Mei 2009. Pada 2 Oktober 2009, UNESCO resmi
mengukuhkan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia melalui sidang
Intergovernmental Committee for the Safeguard of the Intangible Cultural Heritage.
Setelah penetapan oleh UNESCO tersebut, kasus pengakuan batik sebagai warisan budaya
asli Malaysia pun selesai.
2. Batik Diklaim sebagai Kebudayaan China
Meskipun telah ditetapkan sebagai warisan asli Indonesia oleh organisasi di bawah
naungan PBB, kasus pengklaiman batik sebagai warisan budaya asli negara lain masih
belum selesai.
Pada 2020 lalu, batik diklaim sebagai karya asli kelompok masyarakat China oleh salah
satu media massa China, China Xinhua News. Hal itu diungkapkan melalui twit di akun
resminya (@XHNews), Minggu (12/7/2020) silam.
"Batik adalah kerajinan tradisional yang umum di kalangan kelompok etnis di Tiongkok,"
tulis China Xinhua News, dikutip Senin (2/10/2023).
"Dengan menggunakan lilin leleh dan alat seperti spatula, pengrajin mewarnai kain dan
memanaskannya untuk menghilangkan lilin. Lihatlah bagaimana kerajinan kuno
berkembang di zaman modern," lanjut twit tersebut.
Unggahan tersebut pun langsung 'diserbu' oleh warganet Indonesia. Sebagian besar
warganet Indonesia mengaku tidak setuju dengan China Xinhua News yang menggunakan
kata 'batik' untuk menggambarkan kebudayaan China yang serupa dengan batik itu.
Setelah ditelusuri, mengutip dari laman Indonesia Baik, kata 'batik' berasal dari kosakata
bahasa Jawa, yakni amba dan titik. Dengan demikian, batik secara historis berasal dari
Jawa, Indonesia.
Baca:
1 Rahasia Kecerdasan Anak yang Sering Diabaikan Orang Tua
3. Miss World Malaysia Klaim Batik Berasal dari Negaranya
Pada 2021 lalu, Miss World Malaysia, Lavanya Sivaji, menyebutkan bahwa batik berasal
dari negaranya. Hal itu diungkapkan saat membagikan momen malam final Miss World
Malaysia 2021 melalui akun Instagram pribadinya.
"Kain batik melambangkan keragaman di antara orang Malaysia dengan berbagai warna,
cetakan, dan desainnya. Oleh karena itu, saya mempersembahkan kepada Anda gaun
malam saya untuk Miss World Malaysia 2021 yang terbuat dari kain batik Malaysia," tulis
Lavanya Sivaji melalui unggahan di Instagram.
Baca:
10 Negara Terpadat & Paling Sesak di Dunia, Ada Tetangga RI
Pernyataan tersebut pun langsung mendapatkan kecaman dari Masyarakat Indonesia.
Sejumlah warganet Indonesia menegaskan bahwa batik adalah kebudayaan asli Indonesia,
bukan Malaysia.
Merespons hal tersebut, Sivaji pun langsung menyampaikan permintaan maaf.
"Saya ingin meminta maaf jika saya telah menyinggung siapa pun atas unggahan saya ini.
Saya mengakui kata Batik berasal dari Jawa serta desain dan sejarahnya," tulis Sivaji
dalam unggahan yang berbeda.
"Namun, tidak sedikit negara lain yang mempraktekkan unsur budaya tersebut antara
lain Malaysia, Sri Lanka, India dengan desain dan motifnya masing-masing. Baik itu
Malaysia, Indonesia atau negara lain, saya akan selalu merasa bangga memakai Batik,"
lanjutnya.
Tari Pendet, Pemerintah Siap Tuntut Malaysia
Ika Cahyani , Global · Senin 24 Agustus 2009 12:14 WIB
JAKARTA - Pemerintah Indonesia siap menuntut Malaysia terkait dugaan klaim tari
Pendet, Bali yang ditampilkan melalui iklan pariwisata Negeri Jiran itu.
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, siang ini pemerintah
melayangkan nota protes atas dugaan klaim tari Pendet. Adalah Dirjen Depbudpar
langsung yang akan mengirimkan nota itu.
Lihat juga: Ayang Tata Semoga Ga Apa-apa Ya
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu
akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
Langkah selanjutnya, lanjut dia, pemerintah akan menunggu respons pemerintah
Malaysia guna menentukan langkah selanjutnya.
"Jika tidak digubris, maka Indonesia akan melakukan penuntutan," kata Jero di Kantor
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Jalan Medan Merdeka Barat,
Jakarta Pusat, Senin (24/8/2009).
Dia menambahkan, dirinya telah menghubungi Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda
untuk melakukan upaya diplomatik. Selain itu, dia juga meminta Dubes Indonesia di
Malaysia Da'i Bachtiar untuk menelusuri siapa pembuat iklan itu.(lsi)
(mbs)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Klaim Wayang Kulit
dari Malaysia, Ini Sejarah Wayang", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/16/190200765/ramai-soal-klaim-wayang-
kulit-dari-malaysia-ini-sejarah-wayang?page=all.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Klaim Wayang Kulit
dari Malaysia, Ini Sejarah Wayang", Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/16/190200765/ramai-soal-klaim-wayang-
kulit-dari-malaysia-ini-sejarah-wayang?page=all.
Jakarta, CNBC Indonesia - Malaysia, sebagai negara tetangga, punya hubungan yang erat
dengan Indonesia. Hanya saja, kedua negara sering terlibat dalam polemik klaim budaya
yang menyebabkan pertengkaran dan saling tuding di kalangan masyarakat.
Setidaknya, media nasional Indonesia mencatat ada sejumlah warisan budaya Nusantara
yang diklaim Malaysia, mulai dari batik, Reog Ponorogo, angklung, hingga renang.
Terbaru, Negeri Jiran tersebut juga diduga menjiplak lagu daerah asal Jawa Barat.
Berikut adalah dua lagu Indonesia yang pernah diklaim oleh Malaysia.
1. Halo-Halo Bandung
Malaysia diduga melakukan klaim atas lagu daerah asal Jawa Barat berjudul Halo-Halo
Bandung yang selama ini dikenal sebagai karya Ismail Marzuki.
Hal ini pertama kali diketahui dari video klip lagu berjudul Hello Kuala Lumpur di kanal
Youtube yang diduga berasal dari Malaysia.
Baca:
Ada Pilpres & Pileg, Libur Nasional Bisa 29 Hari di 2024
Bagaimana tidak, lagu Hello Kuala Lumpur tersebut sangat mirip dengan lagu asal
Indonesia yakni Halo-Halo Bandung. Lagu tersebut diunggah oleh kanal YouTube Lagu
Kanak TV dengan judul "Lagu Kanak Kanak Melayu Malaysia" pada 30 Juni 2018.
Sebagai contoh, pada awal lagu Hello Kuala Lumpur berbunyi Hello Kuala Lumpur, Ibu
Kota Keriangan. Sedangkan pada lagu Halo-Halo Bandung berbunyi, Halo-Halo Bandung,
Ibukota Periangan.
Sementara pada bagian tengah yang berbunyi, tidak berjumpa denganmu. Sementara pada
lagu yang diduga dijiplak Malaysia, liriknya berganti menjadi tidak berjumpa dengan kau.
Sontak, video tersebut mendapatkan sorotan dari warganet Indonesia
2. Rasa Sayange
Malaysia juga sempat menggunakan lagu Rasa Sayange untuk promosi pariwisatanya yang
bertajuk Malaysia Truly Asia pada 2017 lalu. Video promosi itu sontak menuai protes dari
masyarakat Indonesia yang menuding Negeri Jiran telah mencuri warisan budaya Tanah
Air.
Klaim lagu ini kembali terulang satu dekade kemudian. Pada 2017, saat menjadi tuan
rumah SEA Games 2017, Malaysia kembali menggunakan lagu Rasa Sayange saat
pembukaan event olahraga se-Asia Tenggara tersebut.
Baca:
Ditemukan Makam Dukun Sakti Berusia 3.000 Tahun, Ini Isinya
Seperti diketahui, Rasa Sayange adalah lagu asal Indonesia yang merupakan lagu daerah
dari Maluku. Lagu itu diciptakan oleh Paulus Pea, seorang pencipta lagu asal Maluku.
Terkait hal ini, Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan lagu
berjudul Rasa Sayange adalah lagu asal Indonesia. Ia menegaskan ini karena masih
mendengar klaim dari sejumlah pihak yang menyatakan lagu itu berasal dari Malaysia.
"Dulu pernah sempat lagu Rasa Sayange ada yang bicara itu dari kami, asalnya Malaysia.
Itu Google saja tahu sejarahnya. Kita tahu asalnya Indonesia," kata dia, dalam acara
Temu Anwar di Jakarta, dikutip Sabtu (9/9/2023).
Setelah kalian membaca artikel, marilah kita berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
dibawah ini :
1. Jelaskan masalah apa yang telah terjadi pada artikel yang kalian baca !
2. Jelaskan mengapa klaim ( mengakui ) itu biasa terjadi !
3. Upaya apa yang harus kalian lakukan dari sekarang agar budaya yang dimiliki bangsa
indonesia tidak di klaim lagi oleh negara lain !
4. Buatlah yel-yel singkat tentang budaya Indonesia atau pelestarian budaya !
D. DAFTAR PUSTAKA
Acetylena, Sita. 2018. Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara: Perguruan Taman Siswa
sebagai Gagasan Taman Pengetahuan dan Etika. Penerbit Malang Madani.
Desia, Lusy Dwi. 2018. Pemikiran Soekarno tentang Internasionalisme dalam Pancasila.
Universitas Pendidikan Indoensia.
Hanifah, Abu. 1978. Renungan tentang Sumpah Pemuda dalam Bunga Rampai Soempah
Pemoeda. Jakarta: Balai Pustaka
Mulyono, Budi. 2017. Reorientasi Civic Disposition dalam Kurikulum Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai Upaya membentuk Warga Negara yang Ideal. Jurnal
Civics, Media Kajian Kewarganegaraan. Vol 14, No. 2, 2017.
Uchrowi, Zaim. 2013. Karakter Pancasila. Membangun Pribadi dan Bangsa Bermartabat.
Jakarta: Balai Pustaka
Yenny,. Maghfiroh.. 2012.. Holistic Character. Edusmart for Parenting and Teaching.
Jakarta: Matahati Edukasi Indonesia
Mengetahui, Mendoyo, 2 Januari 2024