Anda di halaman 1dari 28

IDENTITAS NASIONAL

MAKALAH KEWARGANEGARAAN
Disusun untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan

Disusun Oleh:
Putri Hana Widyaning Mudmainah 194308063
Ramadhana Eka Wicaksono 194308081
Ryan Ravanelly 194308001

Dosen Pengampu:
Sugeng Rismiyanto, S.H., M.Hum.

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PERKERETAAPIAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
dengan judu “IDENTITAS NASIONAL”.
Dengan materi kuliah ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk
memahami makna dari Identitas Nasional. Dengan demikian, kami sadar materi ini
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih
baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna
bagi pembacanya, terutama mahasiswa, supaya bisa memahami pengertian identitas
nasional, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Madiun, 02 Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Identitas Nasional
Identitas nasional adalah suatu konsep yang mengacu pada kesamaan
nilai-nilai, budaya, bahasa, sejarah, dan tradisi yang dimiliki oleh suatu bangsa
atau negara. Identitas nasional sering kali didefinisikan sebagai kesadaran
bersama tentang identitas budaya suatu bangsa atau negara yang membentuk
dasar dari kebanggaan dan rasa solidaritas di antara warga negara.
Latar belakang identitas nasional bisa berasal dari sejarah, bahasa,
agama, adat istiadat, nilai-nilai budaya, dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi budaya dan kehidupan masyarakat suatu negara atau bangsa.
Misalnya, sejarah dapat membentuk identitas nasional dengan mengacu pada
momen-momen penting seperti perjuangan kemerdekaan, perang, atau
revolusi. Bahasa juga bisa memainkan peran penting dalam membentuk
identitas nasional, karena bahasa adalah sarana komunikasi dan
memungkinkan warga negara untuk berinteraksi dan berbagi nilai-nilai dan
ide-ide. Identitas nasional juga bisa dipengaruhi oleh faktor politik, seperti
pemerintahan, hukum, dan kebijakan publik. Pemerintah dapat memperkuat
identitas nasional dengan mempromosikan simbol-simbol nasional,
membangun institusi dan program pendidikan yang memperkuat kesadaran
akan identitas nasional, dan membangun citra positif suatu bangsa atau negara
di mata dunia internasional.
Secara keseluruhan, latar belakang identitas nasional sangat beragam
dan kompleks, melibatkan banyak faktor dan elemen yang berbeda. Identitas
nasional bisa menjadi sumber kekuatan dan kebanggaan bagi suatu bangsa atau
negara, tetapi juga bisa menjadi sumber konflik dan pertentangan dalam
situasi-situasi tertentu.
B. Tujuan Mempelajari Identitas Nasional
Mempelajari identitas nasional memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1. Mengetahui nilai-nilai budaya suatu bangsa atau negara. Dengan
mempelajari identitas nasional, dapat mengetahui nilai-nilai budaya yang
dimiliki suatu bangsa atau negara. Nilai-nilai budaya ini meliputi adat
istiadat, tradisi, bahasa, makanan, dan lain sebagainya.
2. Meningkatkan rasa kebanggaan dan solidaritas. Seseorang dapat merasa
lebih terhubung dengan masyarakat dan bangsanya serta memperkuat rasa
kebanggaan dan solidaritas dalam menghadapi berbagai tantangan yang
dihadapi bersama.
3. Meningkatkan pemahaman antar budaya. Mempelajari identitas nasional
juga dapat membantu seseorang untuk memahami budaya orang lain dan
mencegah terjadinya konflik antar budaya.
4. Menghargai keragaman budaya. Identitas nasional juga dapat membantu
seseorang untuk memahami keragaman budaya di suatu negara atau bangsa.
Dengan memahami keragaman ini, kita dapat menghargai perbedaan antar
budaya dan mengembangkan sikap toleransi dan menghormati perbedaan.
5. Menjaga dan melestarikan warisan budaya. Dengan mempelajari dan
memahami warisan budaya ini, seseorang dapat memperkuat identitas
nasional dan melestarikan budaya warisan untuk generasi yang akan datang.
C. Manfaat Mempelajari Identitas Nasional
Mempelajari identitas nasional memiliki banyak manfaat, antara lain:
1. Memperkuat rasa kebanggaan dan cinta tanah air. Mempelajari identitas
nasional dapat membantu seseorang untuk lebih memahami dan
menghargai sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang melekat pada negara atau
bangsanya. Hal ini dapat meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap
tanah air.
2. Meningkatkan kesadaran akan keragaman budaya. Identitas nasional
mencakup beragam elemen budaya yang melekat pada suatu negara atau
bangsa. Dengan mempelajari identitas nasional, seseorang dapat
memahami dan menghargai keragaman budaya yang ada, sehingga
mendorong sikap toleransi dan menghormati perbedaan.
3. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi lintas budaya. Mempelajari
identitas nasional juga dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi
lintas budaya. Seseorang dapat memahami cara berpikir, bahasa, dan nilai-
nilai budaya orang lain dengan lebih baik, sehingga dapat berkomunikasi
dengan lebih efektif.
4. Memperkuat solidaritas dan persatuan. Mempelajari identitas nasional
dapat memperkuat solidaritas dan persatuan dalam suatu negara atau
bangsa. Dengan memahami dan menghargai identitas nasional, seseorang
dapat merasa lebih terhubung dengan masyarakat dan bangsanya serta
bersama-sama membangun negara atau bangsa yang lebih baik.
5. Menjaga dan melestarikan warisan budaya. Identitas nasional mencakup
berbagai aspek budaya, seperti bahasa, adat istiadat, seni, dan sejarah.
Mempelajari identitas nasional dapat membantu menjaga dan melestarikan
warisan budaya ini agar tidak hilang dan dapat diwariskan kepada generasi
selanjutnya.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
A. Guna memahami Identitas Nasional maka akan diuraikan definisi, unsur, dan
fungsi dengan pertanyaan sebagai berikut:
A.1 Apa yang dimaksud dengan identitas nasional
A.2 Apa saja yang menjadi identitas bangsa Indonesia?
A.3 Apa fungsi dari identitas nasional?
A.4 Apa faktor yang menyebabkan penurunan kesadaran warga negara
terhadap identitas nasional?
B. Mengapa wajib memahami Identitas Nasional sebagai warga negara
Indonesia?
C. Bagaimana implementasi Identitas Nasional berdasarkan UUD 1945 pada saat
ini?
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian, definisi dan pemahaman tentang Identitas Nasional
A.1 Identitas Nasional
Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu
identitas dan nasional. Secara harfiah, identitas adalah ciri-ciri, jatidiri atau
tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang berguna untuk
membedakannya dengan sesuatu yang lain. Kata nasional adalah identitas
yang melekat pada kelompok-kelompok yang terikat karena kesamaan, baik
kesamaan budaya, agama, fisik, keinginan, atau cita-cita.
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional
yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa
yang lainnya. Berdasarkan hal itu, setiap bangsa yang ada saat ini memiliki
identitasnya masing-masing sesuai dengan keunikan, sifat dan karakter dari
suatu bangsa. Hal ini tergantung dari bagaimana suatu bangsa terbentuk
secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa tidak bisa
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa.
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah
manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri
yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupannya. Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat di suatu negara, hal itu merupakan suatu yang terus menerus
berkembang dan bersifat terbuka.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengacu pada
kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara. Seperti bahasa
daerah, tarian daerah, musik-musik daerah, dan lain sebagainya. Sedangkan
identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol
kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu
Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar
Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu
UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat, pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan
nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain.
A.2 Unsur Identitas Nasional
Para pendiri negara Indonesia sudah menyepakati unsur-unsur
identitas nasional. Identitas nasional negara Indonesia dituliskan secara
resmi dalam UUD 1945 Pasal 35 sampai 36. Berikut adalah unsur-unsur
identitas nasional:
a. Bendera Indonesia
Pasal 35 UUD 1945 berbunyi ‘Bendera Negara Indonesia ialah
Sang merah Putih’. Merah memiliki arti berani dan putih memiliki arti
suci. Lambang merah putih ini sudah tidak asing lagi sejak masa
kerajaan. Tidak hanya dipakai oleh kerajaan Majapahit saja, kerajaan
kediri juga memakai panji merah putih sebagai lambang kebesarannya.
Bendera merah putih ini pertama kali digunakan di Jawa pada Oktober
1928, tepatnya hari sumpah pemuda.
Namun ketika pemerintahan kolonialisme, bendera merah putih
dilarang untuk dikibarkan. Akhirnya, bendera merah putih menjadi
bendera resmi pada tanggal 17 Agustus 1945. Bendera merah putih
bukan sembarang bendera, karena memiliki ukuran khusus, Ukuran
bendera merah putih diatur dalam UU nomor 24 tahun 2009 pasal 4 ayat
1 dan 3.
Bendera Indonesia, yang dikenal juga sebagai Sang Merah
Putih, memiliki sejarah yang panjang dan berhubungan erat dengan
perjuangan kemerdekaan Indonesia. Berikut ini adalah sejarah singkat
mengenai bendera Indonesia:
1. Bendera Pribumi
Pada masa pra-kemerdekaan, tidak ada bendera nasional
yang secara resmi diakui. Namun, beberapa bendera lokal
digunakan oleh kelompok-kelompok pribumi dalam perjuangan
melawan penjajah Belanda. Beberapa bendera tersebut meliputi
bendera Majapahit, bendera Pangeran Diponegoro, dan bendera
Budi Utomo.
2. Bendera Sumpah Pemuda
Pada 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II di Jakarta
diadakan, dan di sana diproklamasikanlah Sumpah Pemuda.
Meskipun tidak ada bendera yang secara resmi ditetapkan pada saat
itu, warna-warna Merah dan Putih diadopsi sebagai lambang
perjuangan kemerdekaan.
3. Bendera Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)
Pada tahun 1943, organisasi pemuda PUTERA (Pusat
Tenaga Rakyat) mengadopsi bendera Merah Putih dengan ukuran
dan proporsi yang lebih terstandarisasi. Bendera ini berbentuk
persegi panjang dengan rasio 2:3, dengan warna merah di atas dan
putih di bawah.
4. Bendera Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI)
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945, pemerintahan sementara Republik Indonesia
dibentuk. Pada 11 November 1945, Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI) mengesahkan bendera Merah Putih dengan
proporsi yang sama seperti yang digunakan oleh PUTERA.
5. Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Pada tahun 1949, setelah pengakuan kemerdekaan
Indonesia oleh Belanda, bendera Merah Putih resmi menjadi
bendera negara Kesatuan Republik Indonesia. Bendera ini
memiliki proporsi 2:3 dan terdiri dari dua warna, yaitu merah di
atas dan putih di bawah. Bendera ini berbentuk persegi panjang
dengan garis merah di sisi vertikal dan sisi horizontalnya.
Sejak saat itu, bendera Merah Putih tetap menjadi bendera
nasional Indonesia yang dihormati dan diakui secara resmi. Bendera ini
menjadi simbol persatuan, kemerdekaan, dan identitas bangsa
Indonesia.
Dalam Pasal 4 Ayat 1 UU Nomor 24 tahun 2009 disebutkan,
bendera negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran lebar 2/3 (dua pertiga) dari panjang. Bagian atas bendera
berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua
bagiannya berukuran sama. Selain itu, UU Nomor 24 tahun 2009 juga
mengatur tentang ukuran bendera negara. Aturan mengenai ukuran
bendera Merah Putih sesuai dengan undang-undang tersebut, yakni:
• Bendera Merah Putih ukuran 200 cm x 300 cm untuk penggunaan
di lapangan istana kepresidenan
• Bendera Merah Putih ukuran 120cm x 180 cm untuk penggunaan
di lapangan umum
• Bendera Merah Putih ukuran 100 cm x 150 cm untuk penggunaan
di ruangan
• Bendera Merah Putih ukuran 36 cm x 54 cm untuk penggunaan di
mobil presiden dan wakil presiden
• Bendera Merah Putih ukuran 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di
mobil pejabat negara
• Bendera Merah Putih ukuran 20 cm x 30 cm untuk penggunaan di
kendaraan umum
• Bendera Merah Putih ukuran 100 cm x 150 cm untuk penggunaan
di kapal
• Bendera Merah Putih ukuran 100 cm x 150 cm untuk penggunaan
di kereta api
• Bendera Merah Putih ukuran 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di
pesawat udara
• Bendera Merah Putih ukuran 10 cm x 15 cm untuk penggunaan di
meja
Aturan pengibaran bendera Merah Putih tertuang dalam UU
Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara
serta Lagu Kebangsaan. Dalam Pasal 7 tertuang sejumlah aturan terkait
pengibaran bendera:
1. Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dilakukan pada
waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam.
2. Dalam keadaan tertentu pengibaran dan/atau pemasangan Bendera
Negara dapat dilakukan pada malam hari.
3. Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari
Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga
negara yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor,
satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor
perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
4. Dalam rangka pengibaran Bendera Negara di rumah pemerintah
daerah memberikan Bendera Negara kepada warga negara Indonesia
yang tidak mampu.
5. Selain pengibaran pada setiap tanggal 17 Agustus Bendera Negara
dikibarkan pada waktu peringatan hari-hari besar nasional atau
peristiwa.
Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009,
berikut pelanggaran terhadap bendera merah putih dan hukuman
pidananya:
1. Merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan
perbuatan lain dengan maksud menodai, menghina, atau
merendahkan kehormatan Bendera Negara, pidana penjara paling
lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp500 juta.
2. Memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial
pidana penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp100
juta.
3. Mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau
kusam pidana penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak
Rp100 juta.
4. Memakai Bendera Negara untuk langit-langit, atap, pembungkus
barang, dan tutup barang yang dapat menurunkan kehormatan
Bendera Negara pidana penjara paling lama 1 tahun atau denda
paling banyak Rp100 juta.
5. Setiap orang yang mencoret, menulisi, menggambari, atau membuat
rusak Lambang Negara dengan maksud menodai, menghina, atau
merendahkan kehormatan Lambang Negara dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp500 Juta.
b. Bahasa Indonesia
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi ‘Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia’. Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa resmi dan
bahasa nasional di Indonesia. Sejarah bahasa Indonesia dimulai pada
masa penyebaran bahasa Melayu di wilayah Nusantara pada abad ke-7
Masehi. Bahasa Melayu merupakan lingua franca yang digunakan
dalam perdagangan dan komunikasi antara pedagang dari berbagai
daerah di Asia Tenggara.
Pada abad ke-13, kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha seperti
Sriwijaya dan Majapahit berperan dalam penyebaran bahasa Melayu di
wilayah-wilayah yang mereka kuasai. Selama masa ini, bahasa Melayu
menjadi bahasa perdagangan dan bahasa pengantar di banyak wilayah
di Nusantara.
Kemudian, pada abad ke-16, penjajah asing mulai datang ke
wilayah Nusantara. Pengaruh dari bangsa-bangsa Eropa, terutama
Portugis, Spanyol, dan Belanda, membawa perubahan signifikan dalam
perkembangan bahasa Melayu di wilayah ini. Kontak dengan bangsa-
bangsa Eropa menghasilkan campuran bahasa Melayu dengan kosakata
asing, terutama dari bahasa Portugis.
Pada abad ke-19, bahasa Melayu mengalami perkembangan
lebih lanjut sebagai akibat dari penjajahan Belanda di Indonesia.
Pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan sistem pendidikan
modern yang menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar.
Namun, mereka juga memperhatikan pentingnya bahasa Melayu dalam
berkomunikasi dengan penduduk setempat, sehingga bahasa Melayu
tetap digunakan dalam administrasi dan kehidupan sehari-hari.
Pada awal abad ke-20, para tokoh nasionalis Indonesia seperti
Soekarno dan Mohammad Hatta memainkan peran penting dalam
memperjuangkan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional
Indonesia. Mereka melihat pentingnya adanya bahasa yang dapat
menyatukan berbagai suku dan budaya di Indonesia. Pada tahun 1928,
dalam Kongres Pemuda II, mereka menetapkan Bahasa Indonesia
(sebelumnya dikenal sebagai Bahasa Melayu) sebagai bahasa persatuan
dan bahasa negara Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, bahasa
Indonesia terus mengalami perkembangan dan penggunaannya semakin
meluas. Pada tahun 1972, pemerintah Indonesia secara resmi
menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa
nasional. Bahasa Indonesia juga diajarkan di sekolah-sekolah di seluruh
Indonesia, dan digunakan dalam administrasi pemerintahan, media
massa, pendidikan, dan komunikasi sehari-hari.
Sejak itu, bahasa Indonesia terus berkembang dan mengalami
perubahan sesuai dengan kebutuhan zaman. Bahasa Indonesia juga
memiliki pengaruh dari bahasa-bahasa daerah di Indonesia serta
bahasa-bahasa asing seperti bahasa Inggris, Arab, dan Jawa. Saat ini,
bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa yang paling banyak
digunakan di dunia, dengan jumlah penutur yang mencapai jutaan
orang.
c. Lambang Negara Indonesia
Pasal 36A UUD 1945 berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika”. Garuda pancasila
dan semboyan Bhineka Tunggal Ika dipilih menjadi lambang negara
dan semboyan negara. Burung Garuda yang dikenal dari mitologi kuno
merupakan kendaraan Wishnu. Burung Garuda ini menggambarkan
bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan kuat. Burung
Garuda sebagai simbol ikatan persatuan dan menyatunya rakyat
Indonesia yang heterogen.
Lambang Garuda Pancasila dirancang oleh panitia Lencana
Negara yang diketuai Sultan Hamid II. Lambang ini akhirnya
disempurnakan oleh Soekarno dan diresmikan pertama kali pada
tanggal 11 Februari 1950. Di dalam burung Garuda Pancasila terdapat
simbol-simbol untuk setiap sila. Sila pertama bergambar bintang emas,
sila kedua dilambangkan dengan tali rantai berwarna emas, sila ketiga
dilambangkan dengan pohon beringin, sila keempat dilambangkan
dengan kepala banteng, dan untuk sila kelima dilambangkan dengan
padi dan kapas.
Melalui banyak hal mengenai lahirnya Pancasila seperti
ditandai oleh pidato yang dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia,
Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan). Pidatonya pertama kali
mengemukakan konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara
Indonesia pada 1 Juni 1945 sehingga di tetapkan Hari lahir Pancasila
jatuh pada tanggal 1 Juni.
Pada peraturan pemerintah republik indonesia No. 66 tahun
1951 tentang lambang negara pada pasal 1 menyebutkan bahwa
Lambang Negara Republik Indonesia terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1. Burung Garuda, yang menengok dengan kepalanya lurus kesebelah
kanannya;
2. Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher
Garuda;
3. Semboyan ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
Selanjutnya pada pasal 2 sampai pasal 6 berisi beberapa rincian
mengenai warna, ukuran, dan tulisan yang terdapat pada simbol negara
burung Garuda.
d. Semboyan Bangsa Indonesia
Sedangkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti
‘berbeda-beda tapi tetap satu jua’. Semboyan negara ini merupakan
kutipan dari Kitab Sutasoma dari Mpu Tantular. Semboyan ini dipilih
untuk menggambarkan persatuan negara Indonesia yang memiliki
keberagaman suku, ras, agama, budaya, dan bahasa.
e. Lagu Kebangsaan Indonesia
Pasal 36B UUD 1945 berbunyi ‘Lagu kebangsaan ialah
Indonesia Raya’. Lagu Indonesia Raya dipilih menjadi lagu kebangsaan
Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman, dan
diperkenalkan pertama kali pada sumpah pemuda, 28 Oktober 1928 di
Batavia.
Lirik lagu Indonesia Raya pertama kali dipublikasi di surat
kabar Sin Po. Lagu kebangsaan Indonesia pertama kali
dikumandangkan di depan Kongres Pemuda Kedua, namun setelah itu
pemerintah kolonial melarang penyebutan lagu Indonesia Raya. Meski
begitu, pemuda Indonesia tidak gentar dan mereka tetap menyanyikan
lagu Indonesia Raya. Pasal 36C UUD 1945 merupakan pasal ketentuan
lebih lanjut tentang unsur-unsur identitas nasional. Pasal 36C berbunyi:
“Ketentuan lebih lanjut mengenai bendera, bahasa dan
lambang negara serta lagu kebangsaan diatur dengan undang-
undang.”
Dan selanjutnya di jelaskan pada UU No.24 tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan.
f. Dasar Falsafah Negara
Pancasila menjadi dasar falsafah negara. Terdiri dari lima dasar
yang menjadi ideologi negara bangsa Indonesia. Pancasila adalah
identitas nasional Indonesia yang memiliki kedudukan sebagai ideologi
dan dasar negara.
g. Konstisusi Negara Indonesia
UUD 1945 menjadi konstitusi atau hukum dasar negara. UUD
1945 merupakan hukum yang tertulis dan memiliki kedudukan tertinggi
dalam peraturan perundangan. UUD 1945 dijadikan sebagai pedoman
dalam kehidupan dan bernegara. UUD 1945 sudah digunakan sejak
Indonesia merdeka. Sehari setelah proklamasi, atau pada tanggal 18
Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mengesahkan naskah yang kini menjadi Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.
Pada buku Undang Undang Dasar Negara RI Tahun 1945
Dengan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 berisi secara lengkap UUD
1945, Amandemen I-IV serta Penjelasannya (Lengkap dengan
Diamandemen), Proses dan Perubahan Amandemen, Susunan Kabinet
Indonesia Maju 2019-2024, Profil Kementerian Kabinet Indonesia
Maju, Lembaga Setingkat Menteri, dan Profil lengkap Presiden dan
Wakil Presiden dari masa ke masa.
h. Bentuk Negara Indonesia
Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berkedaulatan rakyat. Negara indonesia berbentuk kesatuan dan
memiliki bentuk pemerintahan republik yang disebutkan pada UUD
1945 Pasal 1 Ayat 1.
i. Sistem Indonesia
Sistem pemerintahan yang digunakan di Indonesia adalah
sistem demokrasi, dengan sistem yang menjunjung kedaulatan rakyat.
Sampai saat ini sudah disepakati bahwa Indonesia tidak akan
melakukan perubahan identitas sebagai negara kesatuan.
Makna atau arti Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia adalah kristalisasi pengalaman-pengalaman hidup dalam
perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang telah membentuk sikap,
watak, perilaku, tata nilai, pandangan filsafat, moral, etika yang telah
melahirkannya. Dengan Pancasila sebagai dasar Negara itu pula para
pendiri Negara dengan genius menyiapkan sistem ketatanegaraan
NKRI sebagai “sistem sendiri”.
A.3 Fungsi Identitas nasional
Adapun fungsi dari identitas nasional dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Sebagai Alat Untuk Mempersatukan Bangsa
Fungsi pertama dari identitas nasional yang pertama adalah
sebagai alat untuk mempersatukan bangsa, sehingga kehidupan sosial
yang dijalani bisa berjalan dengan aman dan damai. Dengan kata lain,
tanpa adanya identitas nasional, suatu bangsa akan sulit untuk
diperasatukan.
b. Sebagai Landasan Negara
Setiap negara pastinya memiliki landasan negara supaya bisa
membuat suatu negara terus berkembang. Landasan negara itu menjadi
fungsi kedua dari identitas nasional. Adanya landasan negara bisa
membuat cita-cita bangsa dan negara menjadi terwujud.
c. Sebagai Karakteristik Bangsa dan Pembeda dari Bangsa Lain
Fungsi ketiga dari identitas nasional yang ketiga adalah sebagai
karakteristik bangsa, sehingga berbeda dengan negara lain. Dengan
begitu, suatu negara tidak pernah kehilangan jati dirinya dan tetap
mempertahankan nilai-nilai kebudayaannya.

A.4 Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan penurunan


kesadaran warga negara terhadap identitas nasional, di antaranya
adalah:
1. Globalisasi
Globalisasi dapat membawa pengaruh budaya dari luar negeri yang
dapat mempengaruhi cara pandang dan perilaku masyarakat dalam
negeri. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kesadaran warga negara
terhadap identitas nasional dan lebih condong pada pengaruh budaya
asing.
2. Teknologi
Kemajuan teknologi dapat mempercepat arus informasi dan
meningkatkan aksesibilitas informasi dari luar negeri. Hal ini dapat
mempengaruhi cara pandang dan perilaku masyarakat dalam negeri,
terutama pada generasi muda yang lebih rentan terhadap pengaruh
teknologi.
3. Konflik sosial dan politik
Konflik sosial dan politik dapat memicu polarisasi masyarakat
dalam negeri dan merusak kesatuan dan kebersamaan dalam berbangsa
dan bernegara. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kesadaran warga
negara terhadap identitas nasional dan lebih cenderung pada identitas
kelompok yang lebih sempit.
4. Ketidakseimbangan pembangunan
Ketidakseimbangan pembangunan dapat menciptakan kesenjangan
sosial dan ekonomi antarwilayah yang dapat memicu konflik dan
merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini dapat menyebabkan
penurunan kesadaran warga negara terhadap identitas nasional dan lebih
cenderung pada identitas wilayah atau kelompok sosial tertentu.
5. Kesenjangan pendidikan
Kesenjangan pendidikan dapat mempengaruhi kesadaran warga
negara terhadap identitas nasional. Masyarakat yang tidak memiliki
akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas cenderung lebih sulit
memahami arti penting dari identitas nasional dan lebih condong pada
identitas kelompok yang lebih sempit.

B. Mengetahui identitas nasional sebagai warga negara sangat wajib


karena identitas nasional merupakan salah satu bagian dari jati diri
sebagai individu yang hidup di suatu negara. Identitas nasional
mencakup berbagai hal, seperti budaya, bahasa, sejarah, simbol, dan
nilai-nilai yang menjadi ciri khas negara tersebut. Berikut adalah
beberapa alasan mengapa wajib mengetahui identitas nasional sebagai
warga negara:
1. Memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan
Dengan mengetahui identitas nasional, kita akan lebih memahami dan
menghargai budaya, bahasa, dan nilai-nilai yang ada di negara kita. Hal
ini dapat memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan dalam masyarakat,
sehingga kita bisa hidup dalam kebersamaan yang lebih baik.
2. Menjaga integritas negara
Mengetahui identitas nasional juga membantu kita untuk memahami
sejarah dan simbol-simbol yang ada di negara kita. Hal ini dapat
membantu kita untuk menjaga integritas negara, seperti menolak
tindakan yang merusak atau merugikan simbol-simbol nasional.
3. Menghargai keanekaragaman budaya
Setiap negara memiliki keanekaragaman budaya yang unik. Dengan
mengetahui identitas nasional, kita akan lebih memahami dan
menghargai keanekaragaman budaya yang ada di negara kita. Hal ini
juga dapat membantu kita untuk menjalin kerja sama dan toleransi
antarbudaya dalam masyarakat.
4. Mengikuti aturan dan norma yang ada di negara
Identitas nasional juga mencakup norma-norma dan aturan yang berlaku
di negara kita. Dengan mengetahui identitas nasional, kita akan lebih
memahami dan mengikuti aturan dan norma yang ada di negara kita. Hal
ini dapat membantu kita untuk hidup dalam masyarakat yang lebih
harmonis dan teratur.

C. Implementasi Identitas Nasional


Implementasi identitas nasional berdasarkan UUD 1945 pada saat
ini dapat dilakukan melalui beberapa hal, di antaranya:
1. Pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan yang dilakukan di Indonesia harus mengutamakan
pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengintegrasikan materi kebangsaan dalam kurikulum
pendidikan. Materi tersebut antara lain sejarah Indonesia, budaya dan
seni Indonesia, serta bahasa Indonesia.
Implementasi identitas nasional dalam dunia pendidikan saat ini
yaitu mewajibkan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di setiap
jenjang pendidikan.
2. Membangun karakter bangsa
Karakter bangsa merupakan suatu ciri khas yang dimiliki oleh
masyarakat Indonesia, karakter ini meliputi sikap kejujuran, toleransi,
disiplin, dan semangat gotong-royong. Pemerintah dapat membantu
dalam membangun karakter bangsa ini dengan melakukan kampanye,
seminar, dan program-program lainnya.
Beberapa daerah di indonesia saat ini telah bersama-sama
membangun karakter bangsa dengan meningkatkan kesadaran
lingkungan pada masyarakat melalui kegiatan kerja bakti mulai dari
tingkatan wilayah paling rendah sampai tingkatan wilayah paling tinggi.
3. Pengembangan potensi daerah
Identitas nasional juga meliputi potensi daerah. Pemerintah dapat
mendukung pengembangan potensi daerah dengan memberikan
dukungan finansial, teknologi, dan sumber daya manusia.
Kekayaan alam saat ini banyak yang dikelola oleh asing.
Pengelolaan ini memberikan keuntungan yang sangat kecil sekali bagi
bangsa Indonesia. Tidak hanya di bidang pertambangan, bahkan lahan
perkebunan pun telah mulai sedikit demi sedikit dikuasai oleh negara
lain. Beberapa bidang yang menyangkut hajat hidup orang banyak salah
satunya di bidang transportasi yakni proyek dan operasi Kereta Cepat
Indonesia China yang lebih didominasi oleh negara asing.
Pola hidup masyarakat atau bangsa Indonesia saat ini merupakan
pola kehidupan yang mengagungkan produk asing. Masyarakat
Indonesia saat ini lebih senang apabila produk yang dikonsumsinya
merupakan buatan luar negeri.
4. Mempertahankan keragaman budaya
Identitas nasional Indonesia juga diwarnai oleh keragaman budaya
dari berbagai suku dan agama yang ada di Indonesia. Pemerintah dapat
mempertahankan keragaman budaya ini dengan melindungi,
memelihara, dan mengembangkan kebudayaan dari setiap daerah dan
masyarakat yang ada di Indonesia.
Beberapa budaya, lagu dan tarian telah dicaplok oleh bangsa lain.
Kebudayaan batik telah dipatenkan oleh Malaysia sebagai produk
budayanya. Lagu, tarian, seni musik, bahkan makanan khas bangsa
Indonesia banyak yang dicaplok begitu saja oleh bangsa lain.
Selain itu, pola kehidupan generasi muda bangsa Indonesia saat ini
telah luntur dan bersifat kebarat-baratan. Tidak ada rasa kebanggaan lagi
dalam penggunaan bahasa Indonesia bertata krama Indonesia.
Kehidupan dan kebudayaan yang berbau kebarat-baratan dianggap lebih
tinggi statusnya dan lebih modern.
5. Kebijakan pemerintah yang mendukung identitas nasional
Pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang mendukung
pembangunan identitas nasional seperti memberikan bantuan dan
dukungan pada kegiatan-kegiatan seni budaya, promosi pariwisata, serta
penegakan hukum yang tegas terhadap segala bentuk tindakan yang
merusak identitas nasional. Selain itu terdapat beberapa kebijakan
pemerintah yang dapat meningkatkan kesadaran terhadap identitas
nasional seperti kewajiban memasang bendera pada hari-hari nasional
dan mengikuti upacara pada hari kemerdekaan.

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan identitas nasional diatas, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Identitas nasional adalah suatu konsep yang mengacu pada kesamaan nilai-
nilai, budaya, bahasa, sejarah, dan tradisi yang dimiliki oleh suatu bangsa
atau negara. Identitas nasional sering kali didefinisikan sebagai kesadaran
bersama tentang identitas budaya suatu bangsa atau negara yang
membentuk dasar dari kebanggaan dan rasa solidaritas di antara warga
negara.
2. Mempelajari identitas nasional memiliki manfaat, yakni memperkuat rasa
kebanggaan dan cinta tanah air. Mempelajari identitas nasional dapat
membantu seseorang untuk lebih memahami dan menghargai sejarah,
budaya, dan nilai-nilai yang melekat pada negara atau bangsanya. Hal ini
dapat meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap tanah air.
3. Terdapat banyak faktor yang akan menyebabkan warga negara mengalami
penurunan kesadaran mengenai identitas nasional. Hal ini dapat dipengaruhi
dari globalisasi, teknologi yang berkembang pada era modern ini, konflik
sosial dan politik yang ada di masyarakat, ketidakseimbangan
pembangunan, juga adanya kesenjangan pendidikan.
4. Pengimplementasian identitas nasional berdasarkan UUD 1945 pada saat ini
dapat dilakukan melalui beberapa hal yakni pendidikan yang menanamkan
nilai-nilai kebangsaan, membangun karakter bangsa, pengembangan
potensi daerah, mempertahankan keragaman budaya, dan kebijakan
pemerintah yang mendukung identitas nasional

B. Saran
Sebagai warga negara Indonesia wajib memahami dan mengetahui
mengenai identitas nasional. Pemahaman mengenai identitas nasional harus
sudah ditanamkan sejak dini agar meningkatkan kesadaran pentingnya
identitas nasional. Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat memberikan
manfaat bagi pembaca. Kami menyarankan kepada pembaca lebih banyak
mempelajari hal yang berkaitan tentang identitas nasional agar lebih
memahami dan mengetahui jati diri negara kita.

C. Rekomendasi
Penulis merekomendasikan kepada pembaca untuk membaca buku,
artikel, Undang – undang, serta UUD 1945 yang berkaitan dengan identitas
nasional. Hal tersebut guna paham tentang identitas nasional Indoensia. Dari
rekomendasi penulis, diharapkan informasi – informasi yang akan didapatkan
agar dapat tersebar luas ke masyarakat sehingga terbentuknya jiwa
nasionalisme sebagai tonggak kemajuan Negara.
DAFTAR PUSTAKA
peraturan.bpk.go.id. (2017). Undang-undang (UU) No. 24 Tahun 2009. Diakses
pada 25 Maret 2023, dari https://peraturan.bpk.go.id/

dpr.go.id. (2016). UUD 1945. Diakses pada 25 Maret 2023, dari


https://www.dpr.go.id/jdih/uu1945

Afifah, T. (2018). Identitas Nasional Di Tinjau dari Undang-Undang Dasar 1945


dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009. Ajudikasi: Jurnal Ilmu
Hukum, 2(2), 187. https://doi.org/10.30656/ajudikasi.v2i2.903

Hendrizal, H. (2020). Mengulas Identitas Nasional Bangsa Indonesia


Terkini. Pelita Bangsa Pelestari Pancasila, 15(1), 1-21.

Peraturan pemerintah republik indonesia Nomor 66 tahun 1951 Tentang


Lambang negara. Diakses pada 19 Mei 2023, dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/77815/pp-no-66-tahun-1951
LAMPIRAN

1. Kelompok 2
Pertanyaan : Tindakan nyata apa yang bisa dilakukan seorang warga
negara dalam menghadapi tantangan krisis identitas bagi
bangsa Indonesia?
Jawaban : Untuk mengatasi krisis identitas kita perlu
mengembangkan rasa nasionalisme, salah satunya dengan
cara memakai barang-barang buatan bangsa sendiri,
diperlukan adanya pendidikan karakter yaitu pendidikan
kewarganegaraan agar para siswa semakin mengerti adanya
identitas bangsanya, diperlukan adanya pelestarian budaya,
pemerintah harus siap mendanai kebutuhan-kebutuhan
pelestarian tersebut agar aset buadaya kita terjaga
kelestariannya.
2. Kelompok 3
Pertanyaan : suatu negara dengan negara lainnya merupakan negara
yang satu rumpun, beberapa budaya mereka mungkin akan
sama, bagaimana jika masing-masing negara mengakui suatu
budaya tertentu yang dimiliki keduanya sebagai identitas
nasional mereka?
Jawaban : Secara umum, mengakui suatu budaya tertentu sebagai
identitas nasional dapat menjadi cara yang baik untuk
memperkuat hubungan antara dua negara yang merupakan
satu rumpun. Oleh karena itu, perlu ada dialog terus-menerus
antara kedua negara untuk memahami dan menghormati
perbedaan dalam cara mereka menghidupkan budaya
mereka.
3. Kelompok 4
Pertanyaan : Bagaimana cara menanamkan karakter pada diri mahasiswa
agar identitas nasional tidak luntur, selain melalui media
pembelajaran?
Jawaban : Mahasiswa dapat mengikuti kegiatan yang berhubungan
dengan budaya Indonesia, seperti kegiatan kesenian,
olahraga tradisional, dan kuliner. Dengan berpartisipasi
dalam kegiatan sosial, mahasiswa mampu mengembangkan
rasa empati dan kepedulian terhadap sesama, serta
lingkungan di sekitar mereka. Selain itu mahasiswa juva
dapat berpartisipasi dalam kegiatan organisasi di kampus,
seperti organisasi mahasiswa atau kelompok studi. Dengan
berpartisipasi dalam kegiatan organisasi ini, mahasiswa
dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan
mempelajari nilai-nilai sosial, politik, dan kemanusiaan.
4. Kelompok 5
Pertanyaan : Bagaimana Bahasa bisa dikatakan sebagai identitas
nasional padahal didalamnya terdapat suatu kata serapa dari
negara lain?
Jawaban : Bahasa juga dapat merepresentasikan identitas nasional
melalui penggunaan kosakata, diksi, sintaksis, dan gaya
bahasa yang khas dari suatu negara. Penggunaan kata-kata
serapan dalam bahasa tidak selalu berarti kehilangan
identitas nasional, karena seiring dengan perkembangan
zaman dan teknologi, bahasa juga mengalami evolusi dan
perubahan. Bahkan, dalam banyak kasus, kata-kata serapan
tersebut dapat memperkaya bahasa dan menghadirkan
nuansa baru yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata
dalam bahasa asli. Sebagai contoh, bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa nasional Indonesia, memiliki banyak
kata-kata serapan dari bahasa-bahasa asing seperti Belanda,
Inggris, Portugis, Arab, dan Sanskerta. Meskipun begitu,
bahasa Indonesia masih memiliki keunikan tersendiri yang
mencerminkan sejarah, budaya, dan identitas nasional
Indonesia.
5. Kelompok 6
Pertanyaan : Dalam suatu pertemuan internasional, demi menjaga
identitas nasional apakah presiden harus menggunakan
Bahasa Indonesia dalam pidatonya?
Jawaban : Penggunaan bahasa Indonesia oleh Presiden dapat
memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki
bahasa dan identitas nasional yang kuat serta bangga akan
keberagaman budaya dan bahasa yang dimiliki. Namun,
dalam beberapa situasi tertentu, penggunaan bahasa
Indonesia oleh Presiden mungkin tidak memungkinkan jika
peserta pertemuan tidak memahami bahasa tersebut atau jika
penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional
sudah menjadi aturan yang berlaku dalam forum tersebut.
Pada akhirnya, penggunaan bahasa oleh Presiden dalam
pertemuan internasional harus dipertimbangkan dengan
matang dan harus mengikuti aturan dan kebiasaan yang
berlaku dalam forum tersebut, namun tetap memperhatikan
upaya untuk memperkuat citra dan identitas nasional negara
yang diwakili.
6. Kelompok 7
Pertanyaan :Apa yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar dapat
menjadi bagian dari masyarakat global tanpa kehilangan
identitas nasionalnya?
Jawaban :
• Menjaga dan memperkuat keberagaman budaya dan
bahasa. Identitas nasional Indonesia dibentuk oleh
keberagaman budaya dan bahasa yang dimiliki oleh
berbagai suku dan daerah di Indonesia.
• Bangsa Indonesia harus mengembangkan sumber daya
manusia yang memiliki kualitas dan kompetensi yang
mumpuni agar dapat bersaing dengan masyarakat global.
• Meningkatkan kemampuan bahasa Inggris karena
bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang
umum digunakan di berbagai negara di dunia.
• Bangsa Indonesia dapat mempromosikan budaya dan
produk lokal di kancah internasional untuk
meningkatkan citra Indonesia dan memperkenalkan
keunikan dan keberagaman yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia.
• Bangsa Indonesia dapat menjalin kerja sama
internasional dengan negara-negara lain untuk
memperkuat hubungan diplomatik, memperluas pasar
ekspor, dan memperoleh manfaat lain yang dapat
mendukung pembangunan nasional.
7. Kelompok 8
Pertanyaan : Faktor apa yang dapat menyebabkan identitas nasional
dapat direbut atau diakui oleh bangsa lain? Dan apa bukti
untuk memperkuat atau mempertahanakan identitas nasional
tersebut?Apa sikap yang paling baik untuk diambil ketika
negara lain mengakui salah satu identitas nasional negara
kita?
Jawaban : Bisa saja direbut namun sebenarnya tidak boleh seperti tari
reog tari kecak yang direbut Malaysia, serta sengketa Pulau
Ambalat antara Indonesia dan Malaysia. Faktor-faktor
penyebanya adalah masalah geografis, leluhur yang
mengakibatkan serumpun, sejarah, kebudayaan, suku bangsa
dan bahasa. Buktinya dibuat regulasi atau peraturan khusus.
Disini Bangsa Indonesia bisa merebut kembali dan
dikukuhkan sebagai identitas nasional yang diakui oleh
dunia internasional.

Anda mungkin juga menyukai