Anda di halaman 1dari 37

METODOLOGI PENELITIAN & RANCANGAN PERCOBAAN

(MBI335)

RANCANGAN FAKTORIAL

Suhartono
Pengertian Dasar
• Faktor: Variabel Bebas (X) yaitu variabel yang
ditentukan/dikendalikan oleh peneliti
• Misalnya: varietas, pupuk, jenis kompos, suhu,
biofertilizer, jenis tanah, dsb.
• Biasanya disimbolkan dengan huruf kapital, misal
Faktor Varietas disimbolkan dengan huruf V.
• Taraf/Level:
• Faktor terdiri dari beberapa taraf/level
• Biasanya disimbolkan dengan huruf kecil yang
dikombinasikan dengan subscript angka
• misal 3 taraf dari Faktor Varietas adalah: v1, v2, v3

‹#›
Faktor Banyaknya Taraf Taraf
Varietas (V) Jenis: 3 taraf IR-64 (v1) Cisadane (v2) S-969 (v3)
Pupuk Nitrogen (N) Dosis: 3 taraf 0 (n1) 100 (n2) 200 (n3)
Pupuk Organik (O) Jenis: 4 taraf Pupuk Pupuk Pupuk Kompos
Kandang Ayam Kandang Sapi Kandang Domba (o4)
(o1) (o2) (o3)

‹#›
Pengertian Dasar
• Perlakuan: merupakan taraf dari faktor.
• Untuk Faktor Tunggal:
• Perlakuan = Taraf Faktor
• Misal: v1, v2, v3
• Apabila > 1 Faktor:
• Perlakuan = Kombinasi dari masing-masing taraf faktor
• Misal: v1n0; v1n1; dst

‹#›
Pengertian Dasar
• Respons: Variabel tak bebas (Y) yaitu:
• variabel yang merupakan sifat atau parameter dari
satuan percobaan yang akan diteliti
• sejumlah gejala atau respons yang muncul karena
adanya peubah bebas.
• Misalnya: hasil, serapan Nitrogen, P-tersedia, dst

‹#›
Contoh Kasus Faktor Tunggal
Contoh Kasus Penelitian:
Perbedaan hasil padi akibat diberikan jenis pupuk organik yang berbeda.

Faktor Respons
Jenis Pupuk Organik Hasil Padi
(O)
Perlakuan:
Perlakuan = taraf
Pupuk Pupuk Pupuk Kandang Faktor (4 buah)
Kompos o1, o2, o3, dan o4
Kandang Ayam Kandang Sapi Domba (o3)
(o1) (o2) (o4)

Taraf O: 4 taraf
‹#›
Contoh Kasus Faktorial
Perbedaan hasil padi akibat diberikan jenis pupuk organik dan
Varietas yang berbeda.

Faktor Respons
Hasil
Hasil Padi
Padi
Jenis Pupuk Organik (O) Varietas (V)
Perlakuan:
IR-64 Cisadane Kombinasi taraf
Pupuk Pupuk Pupuk
(v1) (v2) Faktor (4x2=8
Kandang Kandang Kandang Kompos
buah) o1v1
Ayam Sapi Domba (o4)
o1v2
(o1) (o2) (o3) o2v1
:
Taraf V: 2 taraf
o4v2
Taraf O: 4 taraf

‹#›
Percobaan Faktorial
• Apabila kita melakukan percobaan dengan
menggunakan lebih dari satu Faktor, kita
namakan dengan percobaan Faktorial
• Faktorial: bukan rancangan melainkan
susunan perlakuan
• Percobaan faktorial adalah suatu percobaan
yang perlakuannya terdiri atas semua
kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa
faktor.

‹#›
Percobaan Faktorial
• Percobaan dengan menggunakan f buah faktor
dengan t taraf untuk setiap faktornya
disimbolkan dengan percobaan faktorial ft
2 taraf 4 taraf

percobaan faktorial 22 percobaan faktorial 34


2 faktor 3 faktor

percobaan faktorial 2x2 percobaan faktorial 4x4x4

‹#›
Percobaan Faktorial
• Percobaan faktorial 22 juga sering ditulis dalam bentuk percobaan
2x2
• Penyimbolan percobaan faktorial m x n sering digunakan untuk
percobaan faktorial dimana taraf dari masing-masing faktornya
berbeda
• Percobaan faktorial 2x3: artinya percobaan faktorial yang terdiri dari 2 factor
dengan 2 taraf untuk faktor A dan 3 taraf untuk faktor B
Faktor ke-2:
2 taraf
Faktor ke-1: Faktor ke-2: Faktor ke-1: Faktor ke-3:
2 taraf 3 taraf 2 taraf 3 taraf

2 x 3 2 x 2 x 3

2 faktor 3 faktor

‹#›
Tujuan Percobaan Faktorial
• Tujuan dari percobaan faktorial adalah untuk
melihat interaksi antara faktor yang kita
cobakan.
• Adakalanya kedua faktor saling sinergi
terhadap respons (positif), namun adakalanya
juga keberadaan salah satu faktor justru
menghambat kinerja dari faktor lain (negatif).
• Adanya kedua mekanisme tersebut cenderung
meningkatkan pengaruh interaksi antar ke dua
faktor.
‹#›
Interaksi
• Interaksi mengukur kegagalan dari pengaruh
salah satu faktor untuk tetap sama pada setiap
taraf faktor lainnya
• Interaksi antara faktor adalah apakah
pengaruh dari faktor tertentu tergantung pada
taraf faktor lainnya?

‹#›
‹#›
Keuntungan Percobaan Faktorial
• Lebih efisien dalam menggunakan sumber-
sumber yang ada
• Informasi yang diperoleh lebih komprehensif
karena kita bisa mempelajari pengaruh utama
dan interaksi
• Hasil percobaan dapat diterapkan dalam suatu
kondisi
• yang lebih luas karena kita mempelajari
kombinasi dari berbagai faktor

‹#›
Kekurangan Percobaan Faktorial
• Analisis Statistika menjadi lebih kompleks
• Terdapat kesulitan dalam menyediakan
satuan percobaan yang relatif homogen
• pengaruh dari kombinasi perlakuan tertentu
mungkin tidak berarti apa-apa sehingga terjadi
pemborosan sumberdaya yang ada

‹#›
PERCOBAAN FAKTORIAL
Ø Dalam pembahasan berikutnya dibahas percobaan yang terdiri dari
dua faktor atau lebih.
Ø Percobaan jenis ini disebut dengan percobaan faktorial atau percobaan
berfaktor.
Ø Dalam melakukan percobaan faktorial kita masih bisa menggunakan RAL, RAK
atau RBL
Ø Konsep dari percobaan faktorial dapat diilustrasikan sebagai
berikut:
Ø Misal seorang peneliti ingin melihat pengaruh lama penyimpanan dan suhu
ruang terhadap kandungan vitamin C dalam jeruk
Ø dalam percobaan tersebut lama penyimpanan tarafnya adalah 5 hari, 10 hari,
dan 15 hari, sedangkan suhu ruang tarafnya adalah 20°C, 25°C, dan 30°C.

‹#›
Dalam kasus ini berarti mencobakan (3 x 3) perlakuan, yaitu:
(L1T1), (L1T2), (L1T3),
(L2T1), (L2T2), (L2T3),
(L3T1), (L3T2), (L3T3).
Dimana:
(L1T1) adalah perlakuan lama penyimpanan 5 hari dan suhu ruang 20°C
(L1T2) adalah perlakuan lama penyimpanan 5 hari dan suhu ruang 25°C
(L3T3) adalah perlakuan lama penyimpanan 15 hari dan suhu ruang 30°C

Ø Definisi percobaan faktorial adalah percobaan mengenai sekumpulan


perlakuan yang terdiri atas semua atau sebagian kombinasi yang
mungkin dari taraf beberapa faktor, untuk melihat pengaruhnya
terhadap peubah respons.

‹#›
ØAda istilah yang perlu dikuasai dalam percobaan faktorial,
yaitu:
Ø pengaruh sederhana (simple effects),
Ø pengaruh utama (main effects)
Ø pengaruh interaksi (interactions effects).
ØUntuk itu perhatikan kasus dibawah:
Ø Misalkan kita ingin mempelajari pengaruh faktor pemupukan (A)
dengan dua taraf, yaitu: 0 kg N/ha (a1) dan 60 kg N/ha (a2).
Ø Faktor lainnya varietas tanaman (B), yang terdiri varietas X (b1)
dan varietas Y (b2) dengan demikian kita memakai 2 x 2
kombinasi perlakuan, yaitu: (a1b1), (a1b2), (a2b1), dan (a2b2).
Ø Data hasil tanaman (kuintal per ha) adalah sbb:

‹#›
Faktor Faktor pemupukan (A) Rata-rata a2-a1
Varietas (B) a1 a2
b1 10 40 25 30
b2 15 55 35 40
Rata-rata 12.5 47.5 30 35
b2-b1 5 15 10

1. Pengaruh sederhana. Pengaruh sederhana faktor A


pada taraf tertentu dari faktor B, serta pengaruh
sederhana faktor B pada taraf tertentu dari faktor A.
a. Pengaruh sederhana faktor A pada taraf b1
a2b1-a1b1 = 40-10 = 30
berarti: pengaruh faktor pemupukan pada varietas X
sebesar 30 kw/ha

‹#›
b. Pengaruh sederhana faktor A pada taraf b2
a2b2-a1b2 = 55 -15 = 40
berarti: pengaruh faktor pemupukan pada varietas Y
sebesar 40 kw/ha
c. Pengaruh sederhana faktor B pada taraf a1
a1b2-a1b1 = 15-10 = 5
berarti: pengaruh varietas tanpa pemupukan N
sebesar 5 kw/ha
d. Pengaruh sederhana faktor B pada taraf a2
a2b2-a2b1 = 55-40 = 15
berarti: pengaruh varietas pada pemupukan 60 kg
N/ha sebesar 15 kw/ha

Dapat disimpulkan bahwa pengaruh sederhana adalah pengaruh suatu


faktor tertentu pada taraf tertentu faktor lainnya

‹#›
2. Pengaruh Utama. Merupakan rata-rata dari pengaruh sederhana.
Berdasarkan percobaan diatas dapat ditentukan pengaruh utama
faktor pemupukan (A) dan faktor varietas (B), sbb:
a. Pengaruh utama faktor A:
A = 1 / 2{(a2b2 - a1b2 ) + (a2b1 - a1b1 )}
= 1 / 2{(a2b2 + a2b1 ) - (a1b2 + a1b1 )}
= 1 / 2{(55 - 15) + (40 - 10)}
= 1 / 2{(55 + 40) - (15 + 10)} = 35
Berarti pengaruh faktor pemupukan Nitrogen sebesar 35 kw/ha
b. Pengaruh utama faktor B:
B = 1 / 2{(a2b2 - a2b1 ) + (a1b2 - a1b1 )}
= 1 / 2{(a2b2 + a1b2 ) - (a2b1 + a1b1 )}
= 1 / 2{(55 - 40) + (15 - 10)}
= 1 / 2{(55 + 15) - (40 + 10)} = 10
Berarti pengaruh faktor varietas sebesar 10 kw/ha
‹#›
3. Pengaruh interaksi. Merupakan rata-rata selisih respons
diantara pengaruh sederhana suatu faktor. Dengan
demikian pengaruh interaksi A dan B adalah:

AB = 1 / 2{(a2b2 - a1b2 ) - (a2b1 - a1b1 )}


= 1 / 2{(a2b2 + a1b1 ) - (a1b2 + a2b1 )} jadi
AB = 1 / 2(40 - 30) (dalam bentuk pengaruh sederhana dari A)
= 1 / 2(15 - 5) (dalam bentuk pengaruh sederhana dari B)
=5

‹#›
PERCOBAAN FAKTORIAL
DENGAN RANCANGAN DASAR RAL
Ø MODEL
Yijk = µ + a i + b j + (ab )ij + e ijk
Dimana:
Yijk = Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k akibat taraf ke-I
faktor A dan taraf ke-j faktor B
µ = Nilai tengah populasi
aI = pengaruh tambahan taraf ke-i dari faktor A
bj = Pengaruh tambahan taraf ke-j dari faktor B
(ab)ij = pengaruh interaksi taraf ke-I faktor A dan taraf ke-j faktor B
eijk = pengaruh galat dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh
perlakuan ij

‹#›
Ø ASUMSI

e ijk ~ NI (0, s 2 )

Ø PERHITUNGAN
Tahap 1. Hitung FK, JKT, JKP, dan JKG. Jika r, a dan b adalah
masing-masing banyaknya ulangan, banyaknya taraf faktor A dan
banyaknya taraf faktor B, maka:
𝑌..." (𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙)"
𝐹𝐾 = =
𝑟𝑎𝑏 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎tan

JKT = å Yijk2 - FK
i , j ,k

åY
i, j
2
ij .

JKP = - FK
r
JKG = JKT - JKP

‹#›
Tahap 2. Tentukan derajat bebas melalui:
DB perlakuan = ab – 1
DB galat = ab(r-1)
DB total = rab – 1
Tahap 3. Tentukan jumlah kuadrat untuk (JK) untuk pengaruh utama
dan interaksi sebagai berikut:
å (a )i
2

JK ( A) = i
- FK
rb
å (b j ) 2
j
JK ( B ) = - FK
ra
JK ( AB ) = JKP - JK ( A) - JK ( B )
Tahap 4. Tentukan derajat bebas untuk pengaruh utama dan interaksi,
sebagai berikut:
DB faktor A = a – 1
DB faktor B = b -1
DB interaksi (AB) = (a-1)(b-1)
‹#›
Tahap 5. Tentukan kuadrat tengah (KT),
KT(A) = JK(A)/(a-1)
KT(B) = JK(B)/(b-1)
KT(AB) = JK(AB)/(a-1)(b-1)
Tahap 6. Susunlah daftar analisis ragam seperti tampak dalam tabel dibawah:
Sumber DB JK KT Fhitung
Keragaman
Perlakuan ab -1 JKP KTP
A a -1 JK(A) KT(A) Fhitung (A)
B b -1 JK(B) KT(B) Fhitung (B)
AB (a-1)(b-1) JK(AB) KT(AB) Fhitung (AB)
Galat ab(r-1) JKG KTG
Total rab-1 JKT
Berdasarkan Tabel nilai kuadrat tengah maka Fhitung diperoleh sbb:

Fhitung ( AB) = KT ( AB) / KTG


Fhitung ( A) = KT ( A) / KTG
Fhitung ( B) = KT ( B) / KTG

‹#›
Ø HIPOTESIS
1. H0 : (ab)ij= 0 (yang berarti tidak ada pengaruh interaksi
terhadap respons yang diamati)
H1 : Ada pengaruh interaksi terhadap respons yang
diamati
2. H0 : aI = 0 (yang berarti tidak ada perbedaan respons
diantara taraf faktor A yang dicobakan)
H1 : Ada pengaruh respons diantara taraf faktor a yang
dicobakan
3. H0 : bj = 0 (yang berarti tidak ada perbedaan respons
diantara taraf faktor B yang dicobakan)
H1 : Ada perbedaan respons diantara taraf faktor B
yang dicobakan

‹#›
ØKEPUTUSAN
Kaidah keputusan pengujian hipotesis 1.
Jika Fhitung (AB) > Fa(v1, v2) maka tolak H01
Fhitung (AB) ≤ Fa(v1, v2) maka terima H01
v1=(a-1)(b-1) v2 = ab(r-1)
Kaidah keputusan pengujian hipotesis 2.
Jika Fhitung (A) > Fa(v1, v2) maka tolak H02
Fhitung (A) ≤ Fa(v1, v2) maka terima H02
v1=(a-1) v2 = ab(r-1)
Kaidah keputusan pengujian hipotesis 3.
Jika Fhitung (B) > Fa(v1, v2) maka tolak H03
Fhitung (B) ≤ Fa(v1, v2) maka terima H03
v1=(b-1) v2 = ab(r-1)

‹#›
Teladan

‹#›
‹#›
‹#›
‹#›
‹#›
‹#›
Latihan
Teladan Data Hasil Panen Kacang (kg/petak)
Pupuk
Waktu Tanam
Tanpa N Na K
Mendahului Masa 28.6 29.1 28.4 29.2
Tanam 36.8 29.2 27.4 28.2
32.7 30.6 26.0 27.7
32.6 29.1 29.3 32.0
130.7 118.0 111.1 117.1 476.9
Melalui Masa 30.3 32.7 30.3 32.7
Tanam 32.3 30.8 32.7 31.7
31.6 31.0 33.0 31.8
30.9 33.8 33.9 29.4
125.1 128.3 129.9 125.6 508.9
255.8 246.3 241.0 241.7 985.8

‹#›
Tabel sidik ragam

SK db JK KT Fhit

Waktu 1 32.00 32.00 10.42*


Pupuk 3 16.40 5.47 1.78
WxP 3 38.40 12.80 4.17*
Galat 24 73.74 3.07
Total 31 160.54

* = Nyata Pada a = 0.05


H01 : WPij = 0 (i=1, 2, dan j = 1, 2, 3, 4)
H02 : W1 = W2 = 0
H03 : P1 = P2 = P3 = P4 = 0
Tolak H01 Karena Fhit = 4.17 > F0.05 (3,24) = 3.01
Tolak H02 Karena Fhit = 10.42 > F0.05 (1,24) = 4.26
Terima H03 karena Fhit = 1.78 £ F0.05 (3,24) = 3.01

‹#›
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai