Anda di halaman 1dari 15

Inovasi Pembelajaran Interaktif: Media Flipbook Poster 3D

Newsletter Digital untuk Meningkatkan Pemahaman Materi


Makanan Halal dan Haram di Daerah Pesisir

Abstrak
Millenium Development Goals (MDGs) merupakan sebuah desain pembangunan global
yang telah disetujui secara Internasional oleh negara-negara yang tergabung. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan terdapat 70% agenda MDGs telah terealisasi di
Indonesia. Maka dari itu dibentuklah Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai agenda
lanjutan dari MDGs. SDGs mempunyai 17 goals yang harus dicapai salah satunya yakni pada
goals kedua yang terkait dengan menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Program pencapaian ketahanan
pangan dan gizi sesuai dengan prinsip makanan halal dalam Islam yang terdapat di Al-Quran
dan hadits. Makanan bergizi sering ditemukan pada daging, ikan, sayur, dan buah.
Masyarakat pesisir sering menganggap jika mengonsumsi ikan dan telur akan berdampak
kurang baik. Maka dari itu diperlukan edukasi terhadap makanan yang halal dan bergizi di
daerah pesisir melalui media pembelajaran Flipbook Poster 3D Newsletter. Metode yang
digunakan pada penelitian yaitu R&D (Research and Development) dengan teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan tes pemahaman. Analisis data
dilakukan dengan uji t-test melalui tes pemahaman. Hasil yang diperoleh menunjukkan rata-
rata pre-test sebesar 57,70 dan post-test sebesar 81,00. Dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran Flipbook Poster 3D Newsletter dapat meningkatkan pemahaman terhadap
materi makanan halal dan haram.
Kata kunci: Media Pembelajaran; Flipbook Poster, Makanan Bergizi; Pesisir; Halal dan
Haram

1. Pendahuluan
1.1. Tinjauan literatur / Latar belakang teoritis
Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium (TPM)
merupakan sebuah desain pembangunan global yang telah disetujui secara Internasional
dari berbagai macam negara, baik yang tergabung dalam negara berkembang ataupun
negara maju yang tergabung dalam anggota PBB dengan tujuan untuk mempersatukan
komitmen para pemimpin dunia dalam mengatur persoalan perdamaian, keamanan, hak
asasi manusia, kebebasan fundamental, dan pembangunan. MDGs mengadakan Deklarasi
Milenium yang mana didalamnya memuat kesepakatan negara maju dan negara
berkembang tentang arah pembangunan secara global dengan berbagai target yang ingin
dilaksanakan. Target tersebut meliputi mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang,
melepaskan kemiskinan dan kelaparan berat, meningkatkan kesehatan maternal,
mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi tingkat
kematian pada anak, mencegah penyebaran HIV/AIDS, dan penyakit kronis lainnya,
menjamin keberlangsungan lingkungan, serta menjalin kerja sama global untuk
pembangunan (Wahyuningsih, 2018).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan sekitar 70% agenda
MDGs telah terealisasi di Indonesia, tetapi beberapa indikator masih cukup jauh dari apa
yang diinginkan. Oleh sebab itu dibentuklah SDGs sebagai program lanjutan dari MDGs.
Sustainable Development Goals (SDGs) ialah suatu agenda dunia jangka panjang yang
bertujuan memaksimalkan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki setiap negara.
SDGs mengagendakan goals atau tujuan yang lebih variatif dan indikator ketercapaian
yang lebih kompleks apabila dibandingkan dengan MDGs. Dalam MDGs hanya memuat 8
goals yang ingin dicapai, sedangkan SDGs memiliki 17 goals yang harus dicapai.
Indonesia terdaftar dalam salah satu negara yang turut serta menyetujui adanya tujuan
pembangunan berkelanjutan (SDGs) berkomitmen untuk membantu keberhasilah
pelaksanaan SDGs melalui beragam agenda yang dapat dilakukan dan telah menempuh
tahapan yang strategis. Tahapan tersebut dilakukan untuk menempuh pembangunan
berkelanjutan dengan 17 goals atau tujuan yang harus dicapai salah satunya yakni terkait
dengan menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta
meningkatkan pertanian berkelanjutan (Irhamsyah, 2019).
Berdasarkan data yang dipaparkan Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap prevalensi
balita gizi kurang menurut Provinsi di Indonesia (PSG) pada tahun 2016-2018 bahwa
secara umum di Indonesia yang mana dikategorikan dalam dua kategori yakni kategori
pertama dengan gizi kurang balita usia (0-23 bulan) dan kategori kedua dengan gizi
kurang balita usia (0-59 bulan). Pada ketegori pertama angka gizi kurang balita pada tahun
2016 mencapai 11,76%, tahun 2017 mencapai 11,30%, dan tahun 2018 yang mencapai
11,40%. Sedangkan pada kategori kedua angka gizi kurang balita pada tahun 2016
mencapai 14,43%, tahun 2017 mencapai 14,00%, dan tahun 2018 yang mencapai 13,80%.
Dari presentase tersebut gizi kurang balita tertinggi terdapat pada kategori balita usia (0-59
bulan) yang mana terjadi pada tahun 2016 dengan presentase mencapai 14,43%. Selain itu
di provinsi Jawa Timur sendiri gizi kurang balita tertinggi terjadi pada tahun 2016 yang
mana mencapai 13,94% pada kategori usia (0-59 bulan). Angka tersebut tentunya masih
tergolong relatif tinggi sehingga diperlukan adanya suatu perbaikan gizi dikalangan
masyarakat (Badan Pusat Statistik, 2018).
Perbaikan asupan gizi dapat dimulai dari memperbaiki kebiasaan makan dengan
mengonsumsi asupan gizi yang seimbang. Jenis makanan dengan gizi seimbang baik
dikonsumsi untuk tubuh dan penting dipahami oleh semua orang, utamanya orang tua agar
dapat menentukan dan memilah makanan sehat yang dibutuhkan oleh tubuh pada ibu
hamil dan balita. Karakteristik makanan yang sehat antara lain makanan yang matang
sempurna, rendah lemak hewani, sedikit garam dan MSG, mengandung sayuran atau serat,
menggunakan minyak goreng secukupnya, bebas atau sedikit memakai bahan pengawet,
tidak bersantan, tidak terlalu pedas. Kombinasi hidangan juga dapat menambah daya tarik
anak dalam mengonsumsi makanan tersebut. Makanan sehat dan bergizi dapat kita temui
dalam kehidupan sehari-hari misalnya makanan dengan kombinasi protein dan lemak
adalah daging (ayam, sapi, ikan), makanan dengan kombinasi pati dan lemak adalah roti,
makanan dengan kombinasi gula dan asam terdapat pada buah-buahan yang segar dan
yogurt murni, kacang-kacangan, kentang, nasi, makanan dengan lemak nabati dan protein
nabati adalah nasi putih dan perkedel, nasi merah dan tempe, kacang merah, dan sup
dengan isi bermacam biji-bijian dan polong-polongan, dan lain sebagainya.
Di kalangan masyarakat, istilah makanan tentu terdengar tidak asing lagi karena
setiap hari manusia membutuhkan makanan sebagai penyedia energi dalam tubuh.
Makanan juga merupakan kebutuhan pokok setiap manusia untuk melangsungkan
hidupnya. Namun dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat seringkali tidak
memperhatikan makanan yang dikonsumsi tersebut termasuk makanan halal atau haram.
Hal ini dikarenakan perhatian masyarakat akan makanan yang halal dan haram dinilai
masih kurang. Makanan yang diperbolehkan untuk menjadi konsumsi umat Islam disebut
dengan makanan halal (Ridwan, 2019). Makanan halal merupakan makanan yang thayyib,
yakni makanan yang sehat, mengandung nutrisi dan bergizi. Dari makanan tersebut
manusia dapat menunjang tenaga, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, serta
kesehatannya terjaga (Andriyani, 2019). Dalam Islam juga terdapat makanan yang
dilarang untuk menjadi konsumsi disebut biasa dengan makanan haram. Hukum haram
dapat dibedakan menjadi haram li dzatihi dan haram li ghairihi. (Kusuma & Kurniawati,
2021). Dalam pemilihan makanan yang halal dan baik, maka masyarakat muslim tentunya
harus memperhatikan prinsip-prinsip makanan halal dan haram, diantarannya meliputi
makanan halal yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits, ditinjau berdasarkan zat, cara
memperoleh, dan cara mengolahnya, makanan tercampur najis, kotoran, atau hal yang
menjijikkan hukumnya haram. Pada mulanya semua makanan di bumi hukumnya halal
kecuali terdapat dalil yang mengharamkan. Saat dalil yang mengharamkan tidak
ditemukan, maka kembali pada hukum asal yaitu boleh (Alvi Jauharotus Syukriya &
Hayyun Durrotul Faridah, 2019). Oleh karena itu, di era kemajuan zaman yang semakin
maju ini, manusia terutama masyarakat muslim harus berhati-hati dalam memilah
makanan yang akan dikonsumsi, karena tidak semua makanan yang ada di masyarakat itu
halal, baik, dan mengandung nutrisi atau bergizi.
Gizi berperan penting dalam kehidupan manusia karena sebagai komponen untuk
mempertahankan kualitas kesehatan. Menjaga kesehatan merupakan kewajiban seorang
muslim supaya dapat menjalankan ibadah secara sempurna. Gizi dapat dipenuhi melalui
makanan yang kita konsumsi dengan kandungan karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan
vitamin (Halim Setiawan, 2020). Dalam makanan halal, gizi dapat kita temui melalui
sayur-sayuran, buah-buahan, dan ikan-ikanan. Contoh makanan bergizi terdapat dalam Al-
Quran yaitu (1) Biji-bijian, dijelaskan pada Q.S. Abasa: 27 yang berbunyi “.....kami
tumbuhkan biji-bijian”. biji-bijian yang bisa kita konsumsi berupa beras, kacang, jagung,
gandum, dan sebagainya. Makanan tersebut mengandung karbohidrat, magnesium,
vitamin, kalsium, dan protein. (2) Daging hewan yang halal untuk dimakan yaitu hewan
ternak seperti sapi, kambing, ayam, unta, domba sebagaimana yang terdapat dalam Q.S.
An-Nahl: 5 Allah berfirman “Dan Dia telah menciptakan binatang ternak (unta, sapi,
kerbau, domba, kambing) untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan
berbagai-bagai manfaat, dan sebagainya kamu makan”. Sebagian besar masyarakat
muslim mengkonsumsi daging sapi, yang mana per 100 gram daging mengandung gizi
berupa 250 gram kalori, 15 gram lemak, 26 gram protein, dan 20% vitamin B6. Sementara
kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gram daging ayam yaitu 36 % vitamin B6, 72%
vitamin B3, 40% mineral selenium, dan 36% fosfor. (3) Buah kurma. Buah kurma
menjadi primadona dikalangan umat muslim karena termasuk buah yang disunnahkan
Nabi Muhammad Saw. untuk dikonsumsi. Buah kurma juga memiliki kandungan gizi
berupa gula sebesar 70-78%, 40-47 mg fosfor, 3.470 kalori per 100 gram. (4) Sayur mayur
berupa mentimun, bawang merah, bawang putih, dan lain sebagainya. Ayat yang
menerangkan mengenai sayur mayur yaitu terdapat pada Q.S. al-Baqarah: 61 yang
berbunyi “........Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi yaitu
sayur mayuran, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang
merahnya....”. Bawang memiliki banyak manfaat salah satunya untuk pelangkap bumbu
masakan yang dikonsumsi manusia. Kandungan gizi di dalam bawang baik bagi tubuh
antara lain berupa 17 gram kalsium, 0,94 gram protein, dan vitamin C 8,1 mg (FoodData
Central, 2019).
Indonesia kaya akan SDA salah satunya keanekaragaman hayati pesisir dan laut.
Ikan sebagai hasil laut yang mengandung omega-3 DHA yang tidak diperoleh dari hasil
daratan. Sumber daya perikanan merupakan sumber daya yang sifatnya terbatas dan dapat
pulih kembali (renewable). Pada saat melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar di
daerah pesisir menghasilkan informasi bahwa ikan yang ditangkap nelayan lebih sering
dikonsumsi oleh masyarakat sekitar, seperti: ikan kakap, ikan sardin, ikan bawal, ikan
tongkol, ikan cakalang, ikan tuna, ikan kerapu, ikan kuwe, dan lain sebagainya. Hasil
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat banyak malnutrisi yang dialami oleh
anak di wilayah pesisir salah satunya dikarenakan oleh faktor budaya dan kebiasaan yang
menganggap konsumsi ikan dan telur akan berdampak buruk pada kesehatan (Patty &
Nugroho, 2019).
1.2. Pertanyaan penelitian
1. Bagaimana desain pengembangan media pembelajaran Flipbook Poster 3D
Newsletter Digital untuk meningkatkan pemahaman materi makanan halal dan
haram?
2. Bagaimana hasil pengembangan media pembelajaran Flipbook Poster 3D
Newsletter Digital untuk meningkatkan pemahaman materi makanan halal dan
haram?

2. Metode Riset
Metode riset yang cocok untuk digunakan dalam penelitian dengan judul "Inovasi
Pembelajaran Interaktif: Media Flipbook Poster 3D Newsletter Digital untuk Meningkatkan
Pemahaman Materi Makanan Halal dan Haram dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam" adalah metode penelitian pengembangan (development research method) yang juga
dikenal sebagai Research and Development (R&D). Peneliti menggunakan metode R&D
untuk mengembangkan media pembelajaran yang baru. Metode penelitian pengembangan
Research and Development (R&D) ialah suatu proses yang bertujuan untuk pengembangan
atau menyempurnakan produk yang sebelumnya sudah ada. Desain penelitian yang
digunakan berupa eksperimental yaitu uji coba yang bertujuan untuk membuktikan suatu
hipotesis tertentu (Askari Zakariah dkk., 2020).
Peneliti melakukan riset didaerah pesisir yang sebagian besar masyarakat mengonsumsi
makanan berasal dari laut karena memanfaatkan potensi SDA yang terdapat di daerah itu.
Pemanfaatan tersebut sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi terutama protein yang
tidak didapatkan dari daging dan telur, maka masyarakat daerah pesisir sering mengonsumsi
makanan berupa ikan-ikanan, udang, kepiting, cacing laut, dan sebagainya.
Model ADDIE merupakan model pengembangan dalam digunakan dalam hal ini yaitu
Analyze, Design, Develop, Implent, dan Evaluate. Model pengembangan ADDIE
dikembangkan sebagai salah satu model pembelajaran yang menghasilkan sesuatu yang baru.
Hal ini dikarenakan dapat memberikan proses belajar yang sistematis, efektif, dan efisien.
Tahapan yang dilalui dalam mengembangan model ADDIE ini meliputi tahap Analisys,
Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Tahap awal yakni tahap analisis,
dimana dalam hal ini dilakukan analisis kebutuhan dan analisis keseluruhan. Analisis tersebut
dipakai sebagai cara untuk menemukan penyelesaian. Pada analisis kebutuhan, peneliti
melakukan wawancara dengan Prof. Dr. H. Saiful Jazil, M.Ag. untuk mengetahui hukum
mengonsumsi makanan halal dan haram di daerah pesisir. Pada analisis keseluruhan, peneliti
melakukan pengumpulan data dan referensi yang terkait dengan makanan halal dan haram
tersebut. Tahap kedua adalah tahap desain, peneliti merencanakan produk yang akan dibuat
dengan merancang dan mengembangkan prototipe media pembelajaran, yaitu poster 3D
newsletter berbasis flipbook. Tahap ketiga merupakan tahap pengembangan, peneliti
mengembangkan produk poster 3D newsletter berbasis flipbook menggunakan website canva.
Tahap keempat ialah tahap implementasi yang menggunakan media pembelajaran pada
materi makanan halal dan haram. Pada tahap ini peneliti menjadi observer dalam penggunaan
produk. Tahap kelima atau terakhir yaitu evaluasi, yang mana peneliti menganalisis hasil
kritik dan saran pada saat implementasi media pembelajaran.
2.1. Sampel
Sampel adalah bagian kecil yang mewakili populasi. Sampel yang digunakan yaitu
kurang lebih antara 10% - 15% dan 20%-25% dari jumlah populasi. Penelitian ini
menggunakan probability sampling dengan teknik random sampling sebesar 10% dari
jumlah populasi. Hal dilakukan untuk menghemat tenaga, waktu, dan biaya penelitian yang
harus dikeluarkan. Sampel yang diambil harus representatif (mewakili), apabila sampel yang
digunakan representatif maka hasil yang diperoleh akan maksimal. Adapun sampel yang
dapat dijadikan bahan penelitian yaitu mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN
Sunan Ampel Surabaya sebanyak 50 orang dari 500 mahasiswa.
2.2. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data dalam pengembangan media pembelajaran


menggunakan tes pemahaman. Instrumen ini digunakan untuk mengukur pemahaman
mahasiswa terkait materi makanan halal dan haram sebelum dan setelah penggunaan media
pembelajaran yang dikembangkan. Tes ini dapat berisi pertanyaan objektif bentuk pilihan
ganda. Skala Penilaian dalam instrumen ini mengukur mutu media pembelajaran yang
dikembangkan, misalnya dalam hal kejelasan informasi, keattraktifan visual, atau
kelengkapan materi. Skala penilaian dapat berupa rating skala Likert dalam mengevaluasi
media pembelajaran.

2.3. Prosedur pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dalam hal ini berupa observasi. Peneliti mengamati
respon mahasiswa terhadap media yang digunakan. Data observasi dapat dicatat dalam
bentuk catatan lapangan atau menggunakan alat perekam suara. Observasi dapat dilakukan
dalam satu sesi pembelajaran untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif. Kemudian
peneliti juga menggunakan tes pemahaman melalui tipe pre-test dan post-test untuk
menentukan tingkat keterampilan mahasiswa dalam media pembelajaran yang dikembangkan.
Tes ini dapat dilakukan dalam bentuk tertulis dan mahamahasiswa diminta untuk menjawab
pertanyaan atau menyelesaikan tugas terkait pemahaman materi makanan halal dan haram.
Hasil tes dapat dicatat dan dianalisis untuk melihat perbedaan pemahaman sebelum dan
setelah penggunaan media pembelajaran. Proses pengumpulan data melalui wawancara
dilakukan secara tatap muka dengan dosen ahli fiqih. Peneliti mengajukan pertanyaan terkait
hukum makanan halal dan haram di daerah pesisir.

2.4. Analisis data

Data tentang pemahaman mahasiswa terhadap kategori makanan halal dan haram
diambil dari rangkaian pre-test dan post-test. Peneliti memanfaatkan aplikasi PSPP yang
merupakan open source dari GNU. Dari data set yang telah disusun oleh peneliti didapatkan
deskripsi variabel pre-test dan post test dibawah ini

Tabel 2. 1 Data Statistik


(Sumber: PSPP)
Tabel 2. 2 Pre-test and Post-test Boxplot

(Sumber: PSPP)

Dalam data statistik menunjukkan bahwa diperoleh nilai pre-test dengan mean 57,70,
median 60,00, standar deviasi 15,36, nilai minimum 25,00, dan maximum 85,00. Sedangkan
pada nilai post-test diperoleh mean 81,00, median 80,00, standar deviasi 8,75, nilai minimum
60,00, dan nilai maximum 100,00. Dalam hal ini terjadi perbedaan antara data pre-test dan
post-test.
Syarat yang harus dilengkapi sebelum menjalankan proses uji t yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas. Uji normalitas memakai metode Shapiro-Wilk dan Q-Q Plot. Data yang
diukur berasal dari populasi yang sama, sehingga menunjukkan data yang homogen. Adapun
ringkasan sebaran data pre-test dan post-test dijelaskan dibawah ini.
Tabel 2. 3 Sebaran Data Hasil Pre-test

(Sumber: PSPP)

Tabel 2. 4 Sebaran Data Hasil Post-test

(Sumber: PSPP)

Tujuan uji t pre-test dan post-test yaitu untuk menemukan adanya peningkatan skor.
Penelitian berpengaruh apabila ada peningkatan mean. Ringkasan uji t pre-test dan post-test
ditunjukkan pada tabel berikut:

(Sumber: PSPP)

Hasil pre-test menunjukkan rata-rata sebesar 57,70, dengan standar deviasi sebesar
15,36. Hasil post-test menunujukkan bahwa nilai rata-rata hasil post-test sebesar 81,00 dan
standar deviasi 8,75. Hasil menunjukkan nilai mean pada post-test lebih besar dari nilai mean
pada pre-test. Analisis menggunakan uji t dua sampel berpasangan (paired sample t-test).

(Sumber: PSPP)

Uji paired-sample t-test menampilkan nilai signifikansi sebesar 0,000, yang


menunjukkan bahwa hasil uji t-test memiliki derajat kepercayaan yang tinggi. Dengan
demikian, dapat dipahami bahwa ada peningkatan pemahaman yang signifikan sebelum dan
sesudah mahasiswa menggunakan Flipbook 3D Newsletter digital.

3. Hasil
Dari analisis data yang dilakukan peneliti mendapatkan hasil bahwa media
pembelajaran Flipbook 3D Newsletter digital ini efektif digunakan dalam pembelajaran
terutama pada materi makanan halal dan haram di daerah pesisir. Peningkatan pemahaman
dibuktikan dengan hasil uji statistik yang dilakukan seperti uji mean, median, standar deviasi,
nilai maksimum, minimum, uji normalitas, homogenitas, dan paired-sample t-test. Uji
statistik tersebut menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan dari nilai pre-test ke post-
test. Pada nilai pre-test sebagian besar mahasiswa mendapatkan nilai 75,00 dengan persentase
14% dan pada nilai post-test yakni 80,00 dengan persentase 24%. Uji paired-sample t-test
menghasilakan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal itu menunjukkan bahwa tingkat
pemahaman mahasiswa mengalami kenaikan, karena uji paired-sample t-test memiliki
tingkat kepercayaan yang tinggi.

4. Diskusi
a. Tahap analisis
1) Analisis kebutuhan
Peneliti melakukan wawancara kepada dosen ahli fiqih untuk mengumpulkan
informasi terkait hukum makanan halal dan haram sebagai materi dalam media
pembelajaran Flipbook Poster 3D Newsletter Digital. Hasil wawancara dengan Prof.
Dr. H. Saiful Jazil, M.Ag diperoleh bahwa kepiting yang merupakan hewan air
disamakan dengan ketam (yuyu/kepiting air tawar) yang dapat hidup di darat dan air.
Mayoritas ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa ketam yang bertahan hidup di dua
alam hukumnya haram, tetapi hal tersebut berbeda dengan kepiting yang hidup di
laut maka hukumnya halal jika dikonsumsi. Hewan laut tidak sama dengan hewan
yang hidup di air tawar. Semua hewan laut hukumnya halal karena airnya suci,
bahkan bangkainya pun halal jika dikonsumsi. Hewan lain seperti biawak hukumnya
halal sebagaimana terdapat seorang sahabat Rasul yang memakan biawak namun
Rasul hanya terdiam dan tidak melarangnya. Ulama menyikapi bahwa diamnya
Rasul sebagai tanda membolehkannya mengonsumsi biawak, sehingga biawak
dikategorikan dalam binatang yang halal.
2) Analisis keseluruhan
Peneliti melakukan pengumpulan data dan referensi dari sumber yang relevan,
sehingga memperoleh data (1) Macam-macam makanan halal dan haram di daerah
pesisir, (2) Hukum makanan halal dan haram di daerah pesisir, (3) Tingkat
kepamahaman mahasiswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran
Flipbook Poster 3D, Newsletter, (4) Tingkat keberhasilan penggunaan media
pembelajaran Flipbook Poster 3D Newsletter, (5) Tingkat kelayakan media
pembelajaran Flipbook Poster 3D Newsletter.
Dalam setiap media pembelajaran yang digunakan tentunya memiliki
keunggulan masing-masing yang membuatnya menarik dan unik. Keunggulan media
flipbook secara umum antara lain yakni sebagai berikut:
a) Flipbook didasarkan pada konsep sederhana yaitu menggabungkan serangkaian
gambar yang berbeda. Hal ini yang membuat flipbook mudah untuk dibut.
b) Flipbook memiliki sifat yang interaktif.
c) Flipbook berbentuk softcopy, memiliki ukuran yang ringan dan praktis.
d) Flipbook berbasis digital mampu mengurangi penggunaan kertas yang
berlebihan.
e) Flipbook memberikan kebebasan kreatif kepada pembuatnya.
f) Flipbook memiliki daya tarik visual, yakni menggabungkan gerakan dan gambar
serta menciptakan efek visual yang menarik.
g) Flipbook mudah untuk disalin atau digandakan sehingga kebutuhan dalam
belajar terpenuhi. (Rosalin dkk., 2022)
Dengan keunggulan-keunggulan ini, flipbook dapat menjadi alat atau media
pembelajaran yang efektif dalam membangun kesadaran masyarakat tentang isu-isu
penting dan menyampaikan pesan-pesan yang relevan dengan cara yang mudah
dipahami dan menarik.
b. Tahap desain
Pada tahap desain ini peneliti membuat rekayasa produk berupa Flipbook
Poster 3D Newsletter menggunakan aplikasi canva untuk membuat tampilan gambar
yang menarik, menginput materi makanan halal dan haram, menambahkan kuis
newletter, dan membuat efek gerak pada website heyzine. Membuat desain di canva
yang berisi pengenalan Makanan Halal dan Haram.

Pada gambar ini menampilkan aneka makanan halal dan haram. Makanan
halal seperti yang terlihat pada gambar diatas yaitu ada ikan lele, bakso, dan ikan
nila bakar. Makanan haram seperti yang terlihat pada gambar diatas yaitu ada
babi kecap, darah ayam yang sudah dibekukan dan diolah menjadi sup, ulat sagu,
daging ular, kelelawar goreng dan olahan makanan dari katak.
c. Tahap pengembangan
1) Menentukan konsep. Konsep dibuat dengan menentukan alur cerita atau
rangkaian gambar yang akan ditampilkan pada flipbook.
2) Pembuatan poster 3D
Pembuatan poster 3D melalui aplikasi canva. Langkah-langkah yang
diakukan yaitu a) Login ke aplikasi canva, b) Memilih ukuran kertas yang
sesuai, c) Memilih template atau background yang tepat, d) Menambahkan
gambar, elemen, tulisan sesuai materi e) Memberikan warna di setiap frame,
f) Menggabungkan frame, g) Menambahkan efek gerak.
3) Pembuatan newsletter
Pembuatan newsletter disesuaikan dengan persoalan yang hangat dibicarakan
di lingkungan masyarakat yang dihubungkan dengan materi makanan halal
dan haram di daerah pesisir.

Pada gambar tersebut merupakan tampilan dari newsletter yang


terdapat kotak soal yang harus dijawab oleh audiens.
4) Pembuatan soal kuis
Pembuatan soal disesuaikan dengan materi makanan halal dan dan haram di
daerah pesisir dengan bentuk soal terbuka yang dapat melatih berpikir kritis.
5) Pembuatan kunci jawaban
Peneliti membuat kunci jawaban dengan menggunakan Microsoft Word.
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu dengan membuka microsoft word
untuk membuat dokumen baru, menuliskan jawaban yang sesuai dengan soal
pertanyaan, kemudian simpan dokumen tersebut.
d. Tahap implementasi
Peneliti melakukan uji coba pada mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya dengan metode tutor teman sebaya.
Uji coba dilakukan pada saat jam perkuliahan selama 2 x 90 menit. Langkah
yang dilakukan yakni a) Menyiapkan media yang digunakan, b)
Menyampaikan materi pembelajaran. Materi disampaikan oleh teman sebaya
menggunakan media pembelajaran Flipbook Poster 3D Newsletter Digital c)
Membuka sesi tanya jawab terkait materi yang belum dipahami, d) Mengakhiri
pembelajaran dengan kuis.
e. Tahap evaluasi
Peneliti menganalisis hasil uji coba produk pada tahap implementasi.
Pada proses uji coba penggunaan produk, audiens antusias dan mudah
menyerap materi yang telah diberikan menggunakan media pembelajaran
Flipbook Poster 3D Newsletter Digital. Peneliti memperoleh hasil bahwa
terdapat kenaikan dalam nilai pre-test dan post-test dengan rata-rata awal
57,70 menjadi 81,00. Pemaparan tersebut bisa dipahami bahwa penggunaan
media pembelajaran Flipbook Poster 3D Newsletter Digital dapat
meningkatkan pemahaman terkait materi makanan halal dan haram.

5. Kesimpulan

Penelitian pengembangan Poster 3D Newsletter untuk pembelajaran Pendidikan


Agama Islam yang menghasilkan produk yang berupa flipbook digital dapat memberikan
pemahaman kepada mahasiswa karena media tersebut mampu memvisualisasikan gambar
dengan jelas. Proses pengembangan media dilakukan dengan observasi, wawancara, dan
tes kemampuan. Observasi menghasilkan informasi tentang makanan halal dan haram di
daerah pesisir. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data terkait hukum
mengonsumsi makanan halal dan haram. Sedangkan tes pemahaman siswa bertujuan untuk
mengetahui keefektifan media yang diterapkan dalam pembelajaran metode tutor teman
sebaya. Hasil menunjukkan bahwa Flipbook Poster 3D Newsletter layang digunakan
sebagai media pembelajaran interaktif.

Referensi
Alvi Jauharotus Syukriya, & Hayyun Durrotul Faridah. (2019). Kajian Ilmiah Dan Teknologi
Sebab Larangan Suatu Makanan Dalam Syariat Islam. Journal of Halal Product and
Research, 2(1).
Andriyani, A. (2019). Kajian Literatur pada Makanan dalam Perspektif Islam dan Kesehatan.
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 15(2), 178. https://doi.org/10.24853/jkk.15.2.178-
198.
Askari Zakariah, Vivi Arfiani, & M. Zakariah. (2020). Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, Action Reserch, Reserch and Development (R&D). Kolaka: Yayasan
Pondok Pesantren Al Mawaddah Warrahmah.
Badan Pusat Statistik. (2018). Prevalensi Balita Gizi Kurang Menurut Provinsi di Indonesia.
Diakses pada 24 Mei 2023 dari:
https://www.bps.go.id/indicator/30/1773/1/prevalensi-balita-gizi-kurang-menurut-
provinsi-di-indonesia-psg-.html.
FoodData Central. (2019). Food Details Nutriens. Diakses pada 24 Mei 2023 dari:
https://fdc.nal.usda-.gov/fdc-app.html#/food-details/170556/nutrients.
Halim Setiawan. (2020). Karakteristik Makanan Halalan Thayyiban dalam Al-Quran. Jurnal
kajian Manajemen Halal dan Pariwisata Syariah, 3(2), 40–45.
Irhamsyah, F. (2019). Sustainable Development Goals (SDGs) dan Dampaknya Bagi
Ketahanan Nasional. Jurnal Kajian Lemhannas RI, Edisi 38.
Kusuma, T. S., & Kurniawati, A. D. (2021). Makanan Halal dan Thoyyib. Malang:
Universitas Brawijaya Press.
Patty, S. R., & Nugroho, F. (2019). Kemiskinan Dan Malnutrisi Pada Anak Balita Dalam
Keluarga Nelayan Di Wilayah Pesisir Kota Serang. EMPATI: Jurnal Ilmu
Kesejahteraan Sosial, 8(2), 109–125. https://doi.org/10.15408/empati.v8i2.14510.
Ridwan, M. (2019). Nilai Filosofi Halal Dalam Ekonomi Syariah. Profit : Jurnal Kajian
Ekonomi dan Perbankan Syariah, 3(1), 14–29.
https://doi.org/10.33650/profit.v3i1.537.
Rosalin, S., Rahayu, K. S., Utami, R. B., Edityastono, L., & Yuliawan, R. (2022).
Administrasi Perkantoran Berbasis Teknologi Informasi. Universitas Brawijaya Press.
Wahyuningsih, W. (2018). Millenium Develompent Goals (Mdgs) Dan Sustainable
Development Goals (Sdgs) Dalam Kesejahteraan Sosial. BISMA, 11(3), 390.
https://doi.org/10.19184/bisma.v11i3.6479

Anda mungkin juga menyukai