Anda di halaman 1dari 15

JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)

p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

Peran Reactive Oxygen Species (ROS) Dalam Sel Punca


Kanker

The Role of Reactive Oxygen Species (ROS) in Cancer


Stem Cells

Febrial Hikmah1, Novi Silvia Hardiany2


1Biomedical Sciences Program, Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Salemba Raya,
Jakarta, Indonesia
2Department of Biochemistry and Molecular Biology, Faculty of Medicine Universitas Indonesia,

Salemba Raya, Jakarta, Indonesia


Corresponding author : febrial.hikmah89@gmail.com

KATA KUNCI ROS, kanker, redoks, sel punca kanker, terapi


KEYWORDS ROS, cancer, redox, cancer stem cell, therapy

ABSTRAK Reactive Oxygen Species (ROS) merupakan produk samping


metabolisme aerobik, terutama dihasilkan oleh mitokondria.
Sebagian besar jenis kanker mengandung jumlah ROS yang tinggi.
Peningkatan ROS endogenous memicu perubahan adaptif,
menginduksi stress oksidatif dan bersifat sitotoksik. Stress
oksidatif dapat memicu timbulnya kanker. Namun disisi lain,
metode pengobatan radioterapi menginduksi untuk terbentuknya
ROS dalam proses kematian sel. Resistensi terapi pada sel kanker
dikaitkan dengan tingginya enzim antioksidan yang menetralisir
ROS pada sel kanker. Selain itu, resistensi terapi dan rekurensi
dihubungkan juga dengan adanya sel punca kanker atau cancer
stem cell (CSC). Beberapa penelitian membuktikan, bahwa kadar
ROS ditemukan rendah dalam sel punca kanker. Rendahnya kadar
ROS tersebut kemungkinan berperan dalam ketahanan hidup sel
punca kanker. Oleh sebab itu, modulasi kadar ROS dalam sel
punca kanker dapat digunakan sebagai alternatif terapi.

ABSTRACT Reactive Oxygen Species (ROS) are aerobic metabolic byproducts, mainly
produced by mitochondria. Most types of cancer contain high amounts of
ROS. An increase in endogenous ROS triggers adaptive changes, induces
oxidative stress and cytotoxic. Oxidative stress can lead to cancer. But on
the other hand, the radiotherapy treatment method induces the formation
of ROS in the process of cell death. Resistance therapy in cancer cells is
associated with high antioxidant enzymes that neutralize ROS in cancer
cells. In addition, therapeutic resistance and recurrence are also
associated with the presence of cancer stem cells (CSC). Several studies
have shown that ROS levels are found to be low in cancer stem cells. Low
levels of ROS are likely to play a role in the survival of cancer stem cells.
Therefore, modulation of ROS levels in cancer stem cells can be used as
an alternative therapy.

120
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

PENDAHULUAN dan DNA. Kerusakan DNA memicu


timbulnya kanker. ROS berperan
Kanker menjadi permasalahan penting dalam inisiasi, progresi dan
utama baik di negara maju maupun pertahanan sel kanker (Halliwell and
negara berkembang. Laporan Gutteridge, 2007). Namun disisi lain,
kesehatan dunia dari World Health metode pengobatan radioterapi
Organization (WHO) tahun 2008, menginduksi untuk terbentuknya ROS
memperkirakan bahwa hingga tahun dalam proses kematian sel. Resistensi
2030 penyakit kanker merupakan salah sel kanker dikaitkan dengan tingginya
satu penyebab kematian yang enzim antioksidan penangkal ROS
cenderung meningkat. Peningkatan pada sel kanker. Selain itu resistensi
tersebut mencakup 70% diantaranya terapi dan rekurensi juga dihubungkan
terjadi di negara berkembang. dengan keberadaan sel punca kanker
Kematian yang disebabkan oleh atau cancer stem cell (CSC) (Wanandi et.
kanker, 30% disebabkan oleh gaya al., 2013).
hidup dan Human Papilloma Virus Sel punca kanker adalah populasi
(HPV). kecil dari kanker yang memiliki
Kanker berawal dari transformasi kemampuan memperbaiki diri (self-
sel-sel normal yang terakumulasi renewal) dan berdiferensiasi
disebut tumor. Sel kanker tumbuh menghasilkan sel kanker. Selain itu, sel
secara abnormal dan tidak terkendali, punca kanker bertanggung jawab
menyerang jaringan disekitarnya serta terhadap progresi, metastasis,
mampu bermigrasi ke organ tubuh lain resistensi terapi dan kekambuhan
melaui sirkulasi darah atau sistem (Tower, 2012). Beberapa penelitian
limfatik. Kemampuan bermigrasi membuktikan, bahwa kadar ROS
tersebut dikenal dengan istilah ditemukan rendah dalam sel punca
metastasis (Almeida and Barry, 2010). kanker. Oleh karena itu, tulisan ini
Kanker disebabkan oleh banyak akan menelusuri bagaimana peran
faktor, salah satunya reactive oxygen ROS dalam sel punca kanker.
species (ROS). ROS merupakan senyawa
yang mengandung oksigen reaktif Reactive Oxygen Species (ROS)
(Halliwell and Gutteridge, 2007). Kadar Reactive oxygen species (ROS)
ROS yang rendah berfungsi merupakan senyawa yang
mengaktifkan dan memodulasi jalur mengandung oksigen reaktif sehingga
transduksi sinyal, memodulasi mudah membentuk senyawa baru
aktivitas faktor transkripsi yang sensitif dengan molekul lain disekitarnya
redoks serta meregulasi pertahanan sel (Halliwell and Gutteridge, 2007).
(Hancock, Desikan, and Neill, 2001). Secara umum ROS terbagi atas dua
Sebaliknya, kadar ROS yang tinggi macam, yaitu oksigen radikal bebas
bersifat toksik terhadap sel dan dan nonradikal. ROS radikal bebas
menginduksi stres oksidatif (Wanandi memiliki satu atau lebih elektron yang
et. al., 2011). tidak berpasangan pada orbital
Stres oksidatif dapat menginduksi terluarnya, contoh superoksida (O2•-).
kerusakan berbagai komponen dalam
sel seperti protein, karbohidrat, lemak

121
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

ROS nonradikal tidak memiliki menjadi radikal hidroksil (HO•).


elektron yang tidak berpasangan tetapi Beberapa contoh ROS dapat dilihat
merupakan senyawa reaktif yang dapat pada Tabel 1 (Gupta et. al., 2012).
diubah menjadi ROS radikal bebas,
contoh peroksida (H2O2) diubah

Tabel 1. Radikal dan nonradikal ROS serta sistem antioksidan enzim dan nonenzim
(disusun kembali oleh penulis) (Gupta et. al., 2012)
ROS Simbol Sistem Antioksidan Simbol
Radikal Enzim
Superoksida O2•- Superoksida dismutase SOD
Radikal hidroksil HO• Katalase CAT
Nitrit oksida NO• Glutation peroksidase GPX
Radikal peroksil ROO• Glutation S-transferase GST
Radikal organik R• Glutation reduktase GR

NonRadikal Nonenzim
Hidrogen peroksida H2O2 Glutation GSH
Singlet oksigen 1O2 Glutaredoksin Grx
Ozon O3 Tioredoksin Trx
Asam hipokloro HOCl Sulfiredoksin Srx
Peroksinitrit ONOO- Vitamin A, C, E

merupakan sumber utama dari ROS,


ROS dapat berasal dari khususnya kompleks I dan III. Elektron
exogenous dan endogenous. ROS yang berasal dari NADH dan
exogenous, seperti polutan, asap rokok, ubiquinon (Q) dapat secara langsung
xenobiotik dan radiasi. ROS bereaksi dengan oksigen membentuk
endogenous dihasilkan melalui banyak radikal bebas.10 Selama metabolisme
mekanisme, terutama mitokondria, aerob, sebagian besar oksigen diubah
peroksisom, retikulum endoplasma menjadi air dan 1-5% dalam bentuk
dan kompleks NADPH oksidase superoksida (O2•-) (Andreyev,
(NOX) dalam membran sel. Kushnareva, and Starkov 2005;
Mitokondria sebagai tempat utama Halliwell and Gutteridge, 2007).
penghasil ROS endogenous (Gambar 1) Superoksida merupakan
(Gupta et. al., 2012; Halliwell and prekursor untuk sebagian besar ROS
Gutteridge, 2007). dan mediator dalam rantai pernafasan.
DNA mitokondria mengkode Dismutasi anion superoksida, baik
protein yang penting untuk jalur secara spontan maupun reaksi yang
pembentukan energi, yaitu fosforilasi dikatalis oleh enzim superoksida
oksidatif yang menghasilkan ATP, dismutase (SOD), dalam matriks
serta ROS sebagai hasil samping dan mitokondria oleh MnSOD atau pada
menginisiasi kematian sel. Oleh sebab sitoplasma oleh Cu/ZnSOD, akan
itu, karena perannya, mitokondria menghasilkan hidrogen peroksida
disebut juga sebagai “power house” bagi (H2O2). Peroksida kemudian direduksi
sel. Mitokondria tempat secara sempurna oleh katalase menjadi
berlangsungnya transpor elektron yang air (H2O) atau direduksi parsial

122
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

menjadi radikal hidroksil (OH•) yang merupakan reaktif oksigen tinggi.

Gambar 1. Sumber utama penghasil ROS yaitu mitokondria, peroksisom, retikulum


endoplasma dan kompleks NOX dalam membran sel. (DUOX, dual oxidase; ERO1,
endoplasmic reticulum oxidoreductin 1; ETC, electron transport chain; GPX, glutathione
peroxidase; GR, glutathione reductase; GRX-(S)2, glutaredoxin oxidized; GRX-(SH)2,
glutaredoxin reduced; GSH, glutathione; GSSG, glutathione oxidized; H2O2, hydrogen
peroxide; HO•, hydroxyl radical; HOCl, hypochlorus acid; MPO, myeloperoxidase; MPTP,
mitochondrial permeability transition pore; NO•, nitric oxide; NOX, NADPH oxidase; O 2•-,
superoxide radical; ONOO-, peroxynitrite; PDI, protein disulfide isomerase; SOD, superoxide
dismutase; TRX-(S)2, thioredoxin oxidized; TRX-(SH)2, thioredoxin reduce; XO, xanthine
oxidase) (Gupta et. al., 2012)

Pembentukan radikal hidroksil menjaga keseimbangan antara ROS


tersebut dikatalis oleh logam transisi yang dihasilkan dengan yang dibuang.
yang tereduksi yaitu besi (Fe2+) atau Sistem pembuangan ROS difasilitasi
tembaga (Cu2+) (Murphy, 2009). oleh antioksidan yang dapat berupa
Secara fisiologis, tubuh enzim ataupun nonenzim (Halliwell
memerlukan ROS dengan kadar and Gutteridge, 2007; Gupta et. al.,
rendah. Kadar ROS yang rendah 2012).
berfungsi mengaktifkan dan
memodulasi jalur transduksi sinyal, Reactive Oxygen Species (ROS)
memodulasi aktivitas faktor transkripsi Menyebabkan Kanker
yang sensitif redoks serta meregulasi Kanker disebabkan oleh banyak
mekanisme pertahanan. Mengingat faktor, salah satunya ROS. Kadar ROS
fungsi ROS sebagai pensinyalan yang tinggi bersifat toksik terhadap sel
molekul, ROS harus dihasilkan oleh sel dan menginduksi stres oksidatif
ketika diperlukan saja (Hancock, (Halliwell and Gutteridge, 2007; Liou
Desikan, and Neill, 2001; Forman, and Storz, 2010). Stres oksidatif adalah
Fukuto, and Torres, 2004). Sel normal jumlah radikal bebas di dalam tubuh
meregulasi kadar ROS intraselular melebihi kapasitas tubuh untuk
hingga batas nontoksik dengan menetralkannya. Stres oksidatif dapat

123
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

menginduksi kerusakan berbagai dapat keluar dari membran


komponen dalam sel seperti protein, mitokondria. Konsekuensinya, apabila
karbohidrat, lemak dan DNA. Keadaan terbentuk radikal tersebut maka radikal
tersebut pada akhirnya memicu hidroksil dapat mengoksidasi guanin
terjadinya program kematian sel (G) atau timin (T). Sejumlah kecil
melalui peningkatan jalur apoptosis kerusakan basa DNA akibat oksidasi
(Gupta et. al., 2012). dapat diperbaiki melalui sistem
Apabila program apoptosis gagal perbaikan DNA oleh enzim DNA
karena kerusakan DNA mitokondria, glikosilase. Apabila kadar ROS sangat
maka akan memicu timbulnya kanker. tinggi, maka sistem perbaikan DNA
DNA mitokondria lebih mudah tidak cukup berfungsi sehingga
mengalami kerusakan oksidatif karena mengubah DNA dan terjadilah kanker
tidak adanya protein histon yang (Gambar 2) (Mates, Francisca, and
bersifat protektif. Radikal kuat Jimenez, 2000).
hidroksil (HO•) sangat selektif untuk

Gambar 2. Kondisi normal, sel mampu mendetoksifiksi radikal tetapi saat ROS terakumulasi
akan terjadi perubahan makromolekul dan lingkungan selular sehingga memicu mutasi dan
kanker (Mates, Francisca, and Jimenez, 2000)

Kerusakan DNA oleh ROS salah satu kekurangan sistem perbaikan DNA.
penyebab utama terjadinya kanker. Kerusakan tersebut akan berlanjut ke
Pasien dengan penyakit yang tahap-tahap karsinogenesis (Halliwell
berasosiasi dengan risiko kanker, and Gutteridge, 2007).
diindikasi terjadi peningkatan laju Karsinogenesis adalah mekanisme
kerusakan oksidatif DNA atau bertahap terjadinya kanker, terdiri atas

124
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

tiga tahapan inisiasi, promosi dan Reactive Oxygen Species (ROS)


progresi. Inisiasi adalah tahap Memicu Kematian Sel
permulaan dimana sel normal berubah Tingginya jumlah ROS dapat
menjadi premaligna. Karsinogen memicu kematian sel, baik secara
bereaksi dengan DNA menyebabkan apoptosis maupun nekrosis. Apoptosis
mutasi berlanjut amplifikasi gen. Pada mengontrol kematian sel dan dapat
proses inisiasi, cukup terkena sekali diinisiasi oleh reseptor kematian (jalur
paparan karsinogen yang merupakan ekstrinsik) atau mitokondria (jalur
inisiator, menimbulkan keadaan intrinsik), keduanya tergantung kepada
permanen dan irreversibel. Inisiasi tidak ROS. Apoptosis jalur intrinsik
mengubah ekspresi gen. Promosi oleh didahului dengan mithocondrial
promotor, zat nonmutagen, yang dapat permeability transition (MPT) yang
menaikkan reaksi karsinogen dan menyebabkan hilangnya potensial
dapat menimbulkan amplifikasi gen. membran mitokondria. ROS dapat
Sifat-sifat promotor adalah mengikuti membuka pori dengan mengaktifkan
kerja inisiator, perlu paparan berkali- pori-destabilizing protein dan
kali dan keadaan dapat reversible. menghambat pori-stabilizing protein
Promosi dapat mengubah ekspresi gen, (Bcl-2 dan Bcl-xL). Depolarisasi
induksi enzim dan differensiasi. membran mitokondria menyebabkan
Progresi terjadi aktivasi, mutasi atau lepasnya apoptosis inducing factor (AIF)
hilangnya gen. Pada progresi, timbul dan sitokrom c ke sitoplasma yang
perubahan benigna menjadi diatur oleh Bax dan Bad. Saat
premaligna dan maligna (Oliveira et. keduanya dilepaskan, jalur caspase
al., 2007; Dayem, Choi, Kim, and Cho, teraktifkan. Sitokrom c berinteraksi
2010). dengan kofaktor Apaf-1 dan procaspase-
Penelitian mengenai kanker 9 membentuk apoptosome, untuk
menyatakan bahwa tingginya level mengaktifkan caspase-9. Caspase-9 akan
ROS berperan dalam menyebabkan mengaktifkan procaspase-3 menjadi
kanker (Wanandi et. al., 2011). Disisi caspase-3, efektor pelaksana apoptosis.
lain, jika kadar ROS meningkat hingga Caspase memecah protein
batas tertentu yang tidak menyebabkan inti pecah dan sel
memungkinkan sel untuk bertahan mengalami apoptosis.
hidup, ROS memiliki efek sangat Walaupun kelebihan jumlah ROS dapat
sitotoksik yang menyebabkan kematian menginduksi apoptosis, jumlah ROS
sel kanker sehingga menghambat yang lebih besar dapat memicu
pertumbuhan kanker. Hal tersebut nekrosis kematian sel. Pada beberapa
dapat diasumsikan bahwa ROS terlibat kasus, ROS dapat menginduksi
dalam inisiasi dan progresi kanker (Shi, apoptosis dan nekrosis pada sel kanker.
Zhang, Zheng, and Pan, 2012; Halliwell Contoh, pada Jurkat limfosit T, H2O2
and Gutteridge, 2007). ROS juga dapat ditemukan dalam dua efek.
mengaktifkan faktor transkripsi yang Konsentrasi H 2O 2 rendah
dapat mengontrol ekspresi gen, menyebabkan sel mengalami apoptosis
meliputi proliferasi dan kematian sel melalui aktivasi caspase. Konsentrasi
kanker itu sendiri (Andreyev, H2O2 tinggi, tidak terdeteksi aktivitas
Kushnareva, and Starkov, 2005). caspase dan sel mengalami nekrosis lalu

125
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

mati (Gupta et. al., 2012; Murphy, DNA akibat ROS merupakan penyebab
2009). utama terjadinya kanker. Beberapa
jalur pensinyalan dan faktor transkripsi
Mekanisme Proliferasi dan mengontrol ROS pada perkembangan
Pertahanan Kanker kanker, seperti MAPKs dan NF-κB
ROS dapat menstimulasi (Gambar 3) (Dayem, Choi, Kim, and
proliferasi sel dan mengaktifkan jalur Cho, 2010).
pertahanan melalui beberapa
mekanisme pensinyalan. Kerusakan

Gambar 3. ROS memediasi jalur pensinyalan, proliferasi dan pertahanan sel kanker.
Beberapa jalur pensinyalan dan faktor transkripsi mengontrol ROS pada perkembangan
kanker, seperti MAPKs dan NF-κB (Dayem, Choi, Kim, and Cho, 2010)

berbagai jalur pensinyalan, termasuk


1. Mitogen-Activated Protein Kinase cascade fosforilasi MAPKs. Cascade
(MAPKs) tersebut meliputi extracellular signal-
Mitogen-Activated Protein Kinase regulated kinase (ERK), c-Jun N-terminal
(MAPKs) termasuk dalam kelompok kinase (JNK) dan p38 MAPK (Kurata,
kinase serin/treonin yang terlibat 2000).
dalam berbagai proses selular, antara Kadar ROS yang tinggi
lain metabolisme energi, regulasi mengaktifkan cascade pensinyalan ERK
ekspresi gen dan proliferasi sel dan NF-κB. Sebaliknya, kadar ROS
(Norman, Cellurale, and Davis, 2007). yang rendah secara selektif
Implikasi jalur MAPKs dalam mengaktifkan p38 MAPK dan memicu
proliferasi sel ditegaskan dalam progresi siklus sel abnormal (Kurata,
observasi deregulasi cascade kinase 2000). ROS mengaktifkan cascade
yang menghasilkan sel yang pensinyalan, memicu aktivasi dan
bertransformasi menjadi kanker. ROS fosforilasi MAPKs termasuk ERK.
memiliki kemampuan mengaktifasi Akibatnya, faktor transkripsi NF-κB

126
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

dan AP-1 teraktifkan. Pengaktifan metastasis sel. NF-κB secara normal


tersebut memicu respons gen c-jun dan melewati protein inhibitor Iκ-Bα pada
c-fos yang berperan dalam inflamasi, sitoplasma. ROS mengaktifkan NF-κB
menghambat apoptosis, memicu melalui fosforilasi, ubiquinon dan
proliferasi, transformasi dan degradasi proteasomal protein
diferensiasi sel (Bours, et. al., 1999). inhibitor Iκ-Bα dengan cepat.
Pengaktifan ERK, JNK dan p38 Translokasi NF-κB ke nukleus
MAPK menjaga keseimbangan redoks. mengaktifkan gen transkripsi (Karin,
Keseimbangan pengaktifan ERK dan 2006).
JNK berfungsi sebagai sistem Pengaktifan beberapa gen yang
pertahanan. Penurunan ERK dan diregulasi NF-κB, antara lain bcl-2, bcl-
peningkatan JNK penting xL, TRAF 1, TRAF 2, SOD dan A20,
mengindikasi apoptosis. Jalur ERK yang mempromosikan pertahanan sel
terutama mengontrol proses proliferasi menghambat jalur apoptosis. NF-κB
dan pertahanan sel, sedangkan jalur merupakan faktor transkripsi yang
JNK mempromosikan proliferasi atau berperan penting dalam ekspresi
apoptosis. Pengaktifan keduanya dapat beberapa gen yang produknya dapat
memicu peningkatan proliferasi dan menekan kematian sel tumor,
pertahanan, walaupun kehilangan JNK menstimulasi progresi siklus tumor,
pada beberapa kasus dapat memicu meningkatkan transisi epitel menjadi
tumorigenesis. Di lain pihak, p38 mesenkimal yang penting dalam
MAPK diaktifkan oleh ROS dan dapat invasiv tumor dan menghasilkan
menghambat proliferasi atau promosi tumor dengan lingkungan mikro
apoptosis. p38 MAPK secara selektif inflamasi. Lingkungan tersebut
berfungsi sebagai sensor ROS selama mendukung progresi, invasi dan
inisiasi tumorigenesis (Kurata, 2000). metastasis jaringan. NF-κB yang
menginduksi ekspresi IL-6, sitokin
2. Nuclear Factor Kappa B (NF-κB) yang berperan dalam respons imun
Nuclear Factor Kappa B (NF-κB) dan inflamasi (Karin, 2006; Klaunig and
merupakan faktor transkripsi yang Kamendulis, 2004).
apabila teraktifkan secara segnifikan Berdasarkan penjelasan di atas,
dapat memodulasi redoks. NF-κB ROS dapat mengaktifkan jalur
berperan dalam meregulasi beberapa pensinyalan yang menghambat
gen yang terlibat imunitas, inflamasi kematian sel kanker itu sendiri dengan
dan respons antiapoptosis. Molekul pengaktifan cascade fosforilasi MAPKs
tersebut berperan dalam pengontrolan dan NF-κB (Kurata, 2000). Namun
respons pertahanan terhadap ROS disisi lain, metode pengobatan
(Bours, et. al., 1999). radioterapi menginduksi untuk
Pengaktifan NF-κB berhubungan terbentuknya ROS dalam proses
dengan karsinogenesis karena kematian sel. Resistensi sel kanker
peranannya dalam pertumbuhan dan dikaitkan dengan tingginya enzim
diferensiasi sel serta inflamasi. NF-κB antioksidan penangkal ROS. Selain itu,
meregulasi beberapa gen yang terlibat belakangan ini resistensi terapi dan
dalam transformasi, proliferasi dan rekurensi juga dihubungkan dengan sel

127
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

punca kanker atau cancer stem cell renewal) dan diferensiasi yang tinggi,
(CSC) (Wanandi, et. al., 2013). yang bertujuan mempertahankan
homeostasis dari sistem stem cell pool.
Kemampuan Memperbarui Diri (Self Sel punca berdiferensiasi menjadi sel-
Renewal) dan Diferensiasi Sel Punca sel terminal dengan morfologi dan
Kanker atau Cancer Stem Cell (CSC) fungsi bervariasi (Gambar 4) (Tower,
Sel punca atau stem cell memiliki 2012).
kemampuan memperbarui diri (self-

Gambar 4. (a) sel punca (orange) berperan dalam pembaruan diri dan diferensiasi (hijau) (b-
d) strategi sel punca untuk menjaga keseimbangan sel punca dan sel diferensiasi (b)
pembelahan sel asimetris: setiap sel punca menghasilkan satu sel punca dan satu sel
diferensiasi. (c-d) strategi populasi untuk menjaga keseimbangan dan perbaikan sel setelah
cedera (c) pembelahan sel simetris: setiap sel punca menghasilkan baik dua sel punca atau
dua sel diferensiasi (d) kombinasi pembelahan sel secara asimetris dan simetrisi (Tower,
2012)

Sebagian besar sel punca pada (Morrison and Kimble, 2006;


jaringan, seperti sumsum tulang berada Cipolleschi et. al., 2002).
pada fase G0 dan lingkungan hipoksia. Sel punca kanker atau cancer stem cell
Keadaan tersebut bertujuan menjaga (CSC) adalah populasi kecil dari
sel dari akumulasi kesalahan replikasi kanker yang memiliki kemampuan
DNA, mempertahankan homeostasis memperbarui diri dan berdiferensiasi
dan regenerasi. Keadaan pada fase G0 menghasilkan sel tumor. Selain itu, sel
dengan siklus yang lambat dalam sel punca kanker bertanggung jawab
punca, kemungkinan meningkatkan terhadap progresi, metastasis, resistensi
resistensi terhadap stres oksidatif, terapi dan kekambuhan sel-sel kanker.
senyawa kimia atau radiasi. Oleh Sel punca kanker diduga berperan
karena itu, kadar ROS merupakan dalam resisten terapi (Wiestler,
faktor yang sangat penting dalam Haendler, and Mumberg, 2007). Ada
meregulasi sel punca dalam fase G0 tiga kunci observasi mendefinisikan sel

128
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

punca kanker dalam populasi. setiap permukaan sel punca kanker


Pertama, hanya polulasi minor sel yang dapat dibedakan dengan sel non-
kanker yang memiliki potensi menjadi tumorigenik.
Ketiga, tumor terdiri atas sel
punca kanker dan sel non-tumorigenik
sehingga memberikan keberagaman
fenotip pada tumor induk (Gambar 5)
(Shi, Zhang, Zheng, and Pan, 2012).
Penelitian mengenai leukemia stem
cell menggunakan penanda permukaan
CD34+/CD38- untuk memisahkan sel
tumorigenik dan nontumorigenik. Sel
yang terdapat penanda CD34+/CD38-
Gambar 5. Isolasi sel punca kanker pada permukaannya dapat
(Shi, Zhang, Zheng, and Pan, 2012) berproliferasi baik secara in vitro dan in
vivo sedangkan yang lain tidak. Sel
tumor apabila ditransplantasikan ke punca kanker dapat diperkaya melalui
dalam mencit imuno-defisiensi. Kedua, penanda permukaan yang bermacam-
macam (Tabel 2) (Gupta, et. al., 2012).
terdapat petanda yang khas pada

Tabel 2 Fenotip permukaan sel dari sel punca kanker yang diidentifikasi pada kanker
manusia (Gupta, et. al., 2012)

Jenis Kanker Fenotipe CSC


AML CD34+/CD38-, CD44+, CD34+/CD123+, CD47+
ALL CD34+/CD10-, CD34+/CD19-
Kanker payudara CD44+/ESA+/CD24-/Lin-, ALDH1low
Kanker otak CD133+, CD15+
Melanoma ABCB5+, CD271+, JARIDIB+, CD133+, CD20+
Kanker paru-paru CD133+, CD133+/EpCAM+
Kanker hati CD13+, CD90+/CD44-, CD133+, CD24+
Kanker kulit CD34+, Integrin α5β1high
Kanker prostat CD44+/Integrin α2β1high/CD133+
Ket: AML (leukimia mieloid akut); ALL (leukimia limfoblastik akut); ESA (antigen spesial epitel);
ALDH1 (aldehid dehidrogenase-1); JARIDIB (H3K4 dematilase); EpCAM (molekul adesi sel epitel)

CD133 dipercaya sebagai penanda sel punca kanker. Sel punca kanker
sel punca kanker pada berbagai tipe dapat terwarnai oleh zat flouresen
kanker otak. Sel kanker yang bermarka karena terjadi pengikatan ATP
CD133+ dapat diperkaya setelah transporter. Penelitian tersebut
dilakukan radiasi pada glioma. Ada menunjukan bahwa sel punca kanker
atau tidaknya marka pada permukaan memiliki kemampuan pluripotensi
sel diketahui dengan cara flow (Gupta, et. al., 2012).
cytometry, metode untuk mengisolasi

129
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

Selain pluripotensi, sel punca hipoxia inducible factor 1α (HIF-1α) yang


kanker juga mampu berdiferensiasi. berperan dalam pertahanan sel tersebut
Beberapa studi menunjukan bahwa sel (Shi, Zhang, Zheng, and Pan, 2012).
punca kanker memiliki potensi Sel punca kanker mengandung
endotelial dan adipotik. De Maria et al. ROS intraselular dalam kadar yang
dalam Gupta, et. al. menyatakan, lebih rendah dibandingkan dengan sel
bahwa mayoritas sel endotelial pada non-tumorigenik, serta adanya
glioblastoma membawa mutasi yang peningkatan ekspresi antioksidan.
sama sebagai sel kanker. Hasil tersebut CD44 merupakan molekul adesi yang
menyimpulkan bahwa sel punca diekspresikan pada berbagai jenis sel
kanker kemungkinan berkontribusi punca kanker. CD44v (varian isomer
menjadi endotelium vaskular pada CD44) pada sel punca kanker
tumor. Sel tersebut mampu gastrointestinal dapat memicu jumlah
berdiferensiasi menjadi sel vaskular antioksidan glutation (GSH)
atau bentuk mimikri vascular (Gupta, intraselular melalui penstabilan xCT,
et. al., 2012). subunit rantai terang dari transporter
Sel punca kanker memiliki pertukaran glutamat-sistin pada
kemampuan untuk menginisiasi dan membran plasma. Fungsi xCT pada
menahan pertumbuhan yang penting permukaan sel yaitu meningkatkan
bagi progresi dan kekambuhan kanker. ketajaman sistin yang merupakan
Sel punca kanker dapat berdiferensiasi substrat untuk sintesis GSH. xCT
menjadi sel kanker pada tahap yang sangat penting dalam pengontrolan
berbeda saat maturasi secara proses status redoks intraselular (Gambar 6).
tidak langsung. Adanya sinyal dalam Penghilangan CD44v menghambat
lingkungan mikro tertentu membuat aktivitas xCT dan menghasilkan
perubahan yang terjadi menjadi peningkatan jumlah ROS dan
seimbang antara sel punca kanker mengaktifkan p38MAPK. Hal tersebut
dengan non-tumorigenik (Gupta, et. al., ditunjukkan dalam observasi jumlah
2012). ROS yang dideteksi oleh pewarnaan
DCFH-DA pada sel kanker CD44low
Peran Reactive Oxygen Species (ROS) atau CD44- yang lebih banyak
Dalam Sel Punca Kanker dibanding sel kanker CD44high.
Kemampuan memperbarui diri Pembungkaman CD44 melalui RNA
dan diferensiasi serta bertahan pada interferen memicu peningkatan jumlah
lingkungan hipoksia, membuat sel ROS. Target terapi CD44v dapat
punca kanker memiliki resistensi yang mengganggu pertahanan ROS yang
tinggi terhadap stres. Hal tersebut kemungkinan dapat membunuh sel
diduga adanya regulator yang punca kanker tersebut (Shi, Zhang,
mengatur resistensi dan mencegah Zheng, and Pan, 2012).
diferensiasi. Keadaan hipoksia mampu
menginduksi ROS dan menstabilkan

130
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

Gambar 6. CD44v meningkatkan sistem pertahanan terhadap ROS melalui interaksi dan
stabilisasi xCT (Shi, Zhang, Zheng, and Pan, 2012)

Penelitian mengenai sel punca dibandingkan CD13-. CD13 dapat


kanker payudara dengan marka ditekan dengan menggunakan antibodi
CD44+/CD24- menunjukkan terjadi CD13-neutralizing atau ubenimex.
peningkatan sistem pertahanan sel Senyawa spesifik tersebut memblok
terhadap ROS melalui overekspresi CD13 melalui proses antagonis situs
enzim antioksidan, dibandingkan zinc dari aminopeptidase-N-domain,
dengan sel non-tumorigenik. Jumlah menghasilkan jumlah ROS yang
ROS yang rendah berasosiasi dengan meningkat secara signifikan pada sel
tumorigenesitas dan resistensi CD13+. Pentargetan CD13 dengan
terhadap radiasi. Oleh karena itu, reagen, seperti anti antibodi CD13 atau
untuk mengurangi klonagenesitas dan ubenimex dapat digunakan pada terapi
sensitifitas terhadap radioterapi, dapat kanker dengan tujuan pembunuhan
dilakukan peningkatan jumlah ROS akar permasalahannya, yaitu sel punca
pada sel punca kanker (Diehn et. al., kanker (Kim et. al., 2011).
2009). Kadar ROS dalam sel punca
Kim et al. juga menunjukan kanker lebih rendah dibandingkan
bahwa peningkatan ekspresi CD13 non-tumorigenik dan menjaga sel
dapat mengurangi ROS dan ROSlow pada keseluruhan populasinya.
meningkatkan pertahanan sel punca Penelitian mengenai hal tersebut
kanker hati melalui proses transformasi hingga kini masih sangat terbatas.
faktor pertumbuhan dan menginduksi Ramaswamy et al. menemukan bahwa
transisi epitelial menjadi mesenkim. proliferasi sel kanker payudara
CD13 juga berasosiasi dengan memproduksi “G0-like” progeni
peningkatan jumlah antioksidan pada melalui pembelahan asimetrik. Sel
sel punca kanker hati manusia. Ligase tahap G0 menunjukkan jumlah ROS
glutamat-sistin mengkatalis tahap intraselular yang lebih rendah dan
sintesis GSH, yang overekspresi pada penurunan aktivitas Akt (Shi, Zhang,
CD13+/CD90- dan CD13+. Sel tersebut Zheng, and Pan, 2012; Dey-Guha et. al.,
memiliki kadar ROS lebih rendah 2011).

131
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

Gambar 7. Proliferasi sel kanker secara cepat memproduksi ROS low melalui pembelahan
asimetrik (Shi, Zhang, Zheng, and Pan, 2012)

Penghambatan jalur pensinyalan Akt potensial yang meningkatkan jumlah


dalam proliferasi sel kanker ROS secara selektif membunuh sel
menghasilkan peningkatan rasio punca AML CD34+/CD38- yang
pembelahan asimetrik dan produksi bersifat sitotoksisitas minimal melawan
dalam jumlah besar sel ROSlow dengan sel progenitor dalam sel normal
pertumbuhan lambat. Stimulator sumsum tulang dari seseorang yang
memodulasi pergantian pensinyalan sehat. Mekanisme antineoplasma dari
Akt secara dinamis, pembelahan niklosamida kemungkinan dapat
simetrik menjadi asimetrik agar menginaktivasi jalur NF-κB (Shi,
didapatkan ekuilibrium antara jumlah Zhang, Zheng, and Pan, 2012; Jin et. al.,
sel punca kanker dan nontumorigenik 2010).
(Dey-Guha et. al., 2011).
Hal tersebut menjelaskan, bahwa KESIMPULAN
produksi sel kanker dengan
karakteristik sel punca dan sel ROSlow ROS pada dasarnya memang
selama proliferasi, bertujuan dihasilkan oleh tubuh untuk menjaga
melindungi sel punca kanker yang homeostasis dan mempertahankan
baru. Populasi melindungi “tumor seed” kehidupan makhluk. Kadar ROS yang
dari kerusakan DNA yang difasilitasi tinggi memicu terjadinya kanker. Sel
propagasi tumor. Sel ROS low dapat punca kanker berperan dalam
diperkaya setelah kemoterapi pada proliferasi dan sistem pertahanan
pasien kanker payudara. Sel ROSlow kanker terhadap stres oksidatif. ROS
dapat dijadikan target selama terapi berperan dalam menstimulasi sel
kanker. punca kanker untuk tetap bertahan
Peningkatan jumlah ROS secara hidup. Peningkatan jumlah ROS secara
eksogenous mampu membunuh sel exogenous menunjukkan dapat
punca kanker. Niklosamida, agen membunuh sel kanker secara selektif.

132
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

Kadar ROS yang rendah berasosiasi Halliwell B, Gutteridge JMC. 2007. Free
dengan sifat stemness dari sel punca radical in biology and medicine. 4th ed.
kanker. Oleh sebab itu, modulasi kadar London: Oxford University Press, p 30-
ROS pada sel punca kanker dengan 74.
Hancock JT, R Desikan, SJ Neill 2001. Role
pemberian agen pemicu ROS pada
of reactive oxygen species in cell
kadar tertentu atau penghambatan
signaling pathways. Biochem. Soc.
antioksidan, dapat digunakan sebagai Trans. 29: 345-350.
alternatif terapi kanker. Jin Y, et. al. 2010. Antineoplastic
mechanisms of niclosamide in acute
KEPUSTAKAAN myelogenous leukemia stem cells:
inactivation of the NF-kappaB pathway
Almeida, CA, SA Barry. 2010. Cancer: basic and generation of reactive oxygen
science and clinical aspects. 1st ed. UK: species. Cancer Res. 70: 2516-2527.
Wiley-Blackwell, p 405. Karin M 2006. Nuclear factor-κB in cancer
Andreyev AY, YE Kushnareva, AA development and progression. Nature.
Starkov 2005. Mitochondrial 441: 431-436.
metabolism of reactive oxygen species Kim HM, et. al. 2011. Increased CD13
(review). Biochem. 70(2): 200-213. expression reduces reactive oxygen
Bours V, et. al. 1999. Nuclear factor-κB, species, promoting survival of liver
cancer, and apoptosis. Biochem. cancer stem cells via an epithelial-
Pharmacol. 60: 1085-1090. mesenchymal transitionlike
Cipolleschi MG, et. al. 2002. The expansion phenomenon. Ann. Surg. Oncol. 19
of murine bone marrow cells Suppl 3:S539-48
preincubated in hypoxia as an in vitro Klaunig JE, LM Kamendulis 2004. The role
indicator of their marrow-repopulating of oxidative stress in carcinogenesis.
ability. Leukemia. 14: 735–739. Annu. Rev. Pharmacol. Toxicol. 44: 239-
Dayem AA, HY Choi, JH Kim, SG Cho 267.
2010. Role of oxidative stress in stem, Kurata S 2000. Selective activation of p38
cancer and cancer stem cells. Cancers. 2: MAPK cascade and mitotic arrest
859-884. caused by low level oxidative stress. J.
Dey-Guha I, et. al. 2011. Asymmetric Biol. Chem. 275: 23413-23416.
cancer cell division regulated by AKT. Liou GY, P Storz 2010. Reactive oxygen
Proc. Natl. Acad. Sci. U.S.A. 108: 12845- species in cancer. Free Radic. Res. 44(5):
12850. 1-30.
Diehn M, et. al. 2009. Association of Mates JM, M Francisca, S Jimenez 2000.
reactive oxygen species levels and Role of reactive oxygen species in
radioresistance in cancer stem cells. apoptosis: implications for cancer
Nature. 458: 780-783. therapy. Int. J. Biochem. Cell Biol. 32:
Forman HJ, J Fukuto, M Torres (eds). 2004. 157-170.
Signal transduction by reactive oxygen and Morrison, SJ, J Kimble 2006. Asymmetric
nitrogen species: pathways and chemical and symmetric stem-cell division in
principles. New York: Kluwer Academic development and cancer. Nature. 44:
Publishers, p 410. 1069-1074.
Gupta, et. al. 2012. Upsides and downsides Murphy MP 2009. How mitochondria
of reactive oxygen species for cancer: produce reactive oxygen species
The roles of reactive oxygen species in (review). Biochem J. 417: 1-13.
tumorigenesis, prevention, and Norman J, C Cellurale, RJ Davis 2007. A
Therapy (review). Antioxid. Redox radical role p38 MAPK in tumor
Signal. 16: 1295-1322. initiation. Cancer Cell. 11: 101-103.

133
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 29 (3) : 120-134 (2021)
p-ISSN : 0854-1159. e-ISSN: 2460-9382

Oliveira PA, et. al. 2007. Chemical World Health Organization (WHO). World
carcinogenesis. An. Acad. Bras. Cienc. cancer report 2008 [internet]. 2009 [cited
79(4): 593-616. 2014 Feb 14]. Available from:
Shi, X, Y Zhang, J Zheng, J Pan 2012. www.who.int/cancer/publications/w
Reactive oxygen species in cancer stem orld_cancer_repport_2008/en.
cells. Antioxid. Redox Signal. 16(11): Zhou, Y, EO Hileman, W Plunkett, MJ
1215-1228. Keating, P Huang 2003. Free radical
Tower J 2012. Stress and stem cells. Wiley stress in chronic lymphocytic leukemia
Interdiscip. Rev. Dev. Biol. 1(6): 1-21. cells and its role in cellular sensitivity
Wanandi, SI et.al. 2013. Pengembangan to ROS generating anticancer agents.
terapi target sel punca kanker payudara Blood. 101: 4098-4104.
manusia asal Indonesia. Jakarta: FKUI,
p.1-11.
Wiestler OA, B Haendler, D Mumberg
(eds). 2007. Cancer stem cells: nover
concepts and prospects for tumor therapy.
Berlin: Springer, p 264.

134

Anda mungkin juga menyukai