Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH BAB 4 – PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

A. PERISTIWA KETIKA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA


1. Janji Jepang Mengenai Kemerdekaan Indonesia
➢ Jepang semakin terpuruk pada Agustus 1944, sehingga jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia pada 7 september 1944
(berdasarkan janji PM Koiso) untuk menarik simpati rakyat Indonesia.
➢ Dipanggillah tokoh-tokoh nasionalis ( Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat) untuk tiba di Dalat, Saigon
(Vietnam) pada 9 Agustus 1945 (Perintah Marsekal Terauchi)
➢ H-2 sebelum keberangkatan (7 Agustus 1945) ke Saigon, BPUPKI berubah menjadi PPKI
➢ PPKI ini keanggotannya tidak melibatkan Jepang ( Ichibangase )
➢ Walau UUD adalah “produk” BPUPKI, tetapi secara yuridis disahkan oleh PPKI
➢ H+2 setelah di Dalat, Saigon ( 11 Agustus 1945) pada pukul 11.40 Marsekal Terauchi mengadakan upacara resmi untuk
peantikan Soekarno dan Hatta sebagai ketua dan wakil PPKI
➢ Terdapat dua poin penting di pertemuan itu yaitu tentang waktu kemerdekaan Indonesia (Disetujui 18 Agustus 1945) dan
pembahasan kembali batas-batas wilayah Indonesia. (Yaitu bekas daerah jajahan Hindia-Belanda yang pernah dibahas
sebelumnya pada siding BPUPKI)
➢ Ketika rombongan kembali di tanah air pada 14 Agustus 1945, terdengar desas-desus Jepang menerima ultimatum oleh Sekutu
untuk menyerah.
➢ Berita desas-desus itu tersebar dengan cepat sehingga pada pukul 16.00 sjahrir menjumpai Hatta untuk menceritakan itu.
➢ Sjahrir mendesak untuk melakukan proklamasi kemerdekaan di luar kerangka PPKI.
➢ Pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito menyatakan penyerahan Jepang melalui siaran radio Jakarta.
➢ Siaran tersebut didengar oleh para pemuda yang tergabung dalam Gerakan Menteng Raya 31, seperti Chaerul Saleh,
Abubakar Lubis, Darwis, Djohar Nur, Wikana dan sebagainya.

2. Peristiwa Rengasdengklok
➢ Karena perbedaan waktu kapan Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan membuat konflik antara Golongan tua (45-50 Tahun)
dengan Golongan muda ( ± 25 Tahun ) .
➢ Golongan tua tetap mengikuti janji Terauchi ( 18 Agustus 1945), sedangkan Golongan muda menginginkan Proklamasi
Kemerdekaan yang secepatnya.
➢ Ketegangan kedua Golongan dimulai semenjak berita penyerahan Jepang pada 14 Agustus 1945.
➢ Sutan Syahrir yang selalu berhubungan dengan pemuda dan juga mendengar berita kekalahan Jepang melalui radio, menjadi
tokoh pertama yang mendesak Proklamasi secepatnya dengan pergi ke rumah Hatta.
➢ Hatta tidak dapat menyetujui kemauannya dan agar tidak mengecewakannya diajaknya kerumah Bung Karno
➢ Bung Karno hanya setuju untuk Proklamasi jika ada pertemuan PPKI sehingga tidak menyimpang dengan perjanjian Jepang
dan Bung Karno juga mengecek kebenaran berita kekalahan jepang untuk menentukan nasib masa depan bangsanya.
➢ Sikap menolak dari Soerkano dan Hatta ini beralasan untuk menjaga status quo (Kondisi tetap), dan jika tidak mengikuti konteks
PPKI maka dipertahankan oleh dua lawan sekaligus (Sekutu(NICA) dan Jepang)
➢ Sutan Syahrir pun pergi ke Menteng Raya (Markas Pemuda) dan bertemu para pemuda (seperti Sukarni, BM. Diah dan Sayuti
Melik) untuk menceritakan kejadian yang baru terjadi dirumah Bung Karno dan Hatta.
➢ Menurut Golongan muda, pejuang Indonesia tidak perlu menunggu berita resmi Jepang.
➢ Kemudian Golongan muda, mengadakan rapat di ruangan Lembaga Bakteriologi di Pengangsaan Timur pada 15 Agustus 1945
pukul 20.00 WIB. (Pada waktu Jepang 20.30)
➢ Rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Saleh dan rapat tersebut didatangi oleh Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Margono,
Wikana dan Alamsyah.
➢ Pada rapat itu mereka berpendapat bahwa bangsa tidak dapat bergantung kepada kerajaan lain dan mereka memutuskan untuk
memutus janji kemerdekaan ( sesuai PPKI yaitu 18 Agustus 1945) lalu mendesak Soekarno dan Hatta untuk secepatnya
memproklamasikan kemerdekaan.
➢ Akhirnya Wikana dan Darwis dipercayakan untuk menemui bung Karno, lalu mereka menemui bung Karno di kediamannya
(Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta) pada jam 22.00 WIB. (Pada waktu Jepang 22.30)
➢ Bung Karno saat itu masih belum mau melepaskan janjinya dengan Jepang sehingga menimbulkan perdebatan.
➢ Karena hal tersebut Wikana yang merupakan anak emas Soekarno mengatakan jika Soekarno gagal berbuat sebagai bapak.
➢ Wikana berkata “Apabila Bung Karno tidak mau mengucapkan pengumuman itu malam ini juga, besok akan terjadi
pembunuhan dan pertumpahan darah” lalu Soekarno dengan marah membalas “Ini leher saya, seretlah saya ke pojok itu dan
sudahilah nyawa ini juga, jangan menunggu besok”.
➢ Karena penolakan dari Soekarno-Hatta, maka para pemuda membuat rapat kembali yang dipimpin oleh Chaerul Saleh.
➢ Mereka memutuskan untuk membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok yang letaknya terpencil (Letaknya 15 km dari jalan
raya Jakarta-Cirebon), menurut mereka Soekarno-Hatta akan dipengaruhi terus oleh Jepang jika ditinggal di Jakarta.
➢ Pemilihan Rengasdengklok ini didasarkan perhitungan militer dan secara geografis Rengasdengklok juga terpencil.
➢ Berdasarkan rapat terakhir 00.30, para pemuda memutuskan untuk menculik Soekarno-Hatta pada 16 Agustus 1945 dan pada
04.00 WIB (Pada zaman Jepang 04.30) penculikan pun dilaksanakan.
➢ Di peristiwa Rengasdengklok ini lah Soekarno-Hatta didesak untuk meproklamasikan kemerdekaan, namun saat itu mereka
masih tetap pada pendiriannya karena masih belum percaya dengan berita dari pada pemuda.
➢ Seorang pemuda Bernama Yusuf Kunto diutus ke Jakarta untuk melaporkan sikap Soekarno-Hatta dan sekaligus untuk
mengetahui persiapan perebutan kekuasaan yang sudah disiapkan pemuda di Jakarta.
➢ Disaat Ahmad Subardjo sibuk mencari informasi kebenaran tentang penyerahan Jepang kepada Sekutu tiba-tiba dikagetkan
dengan kehilangan keberadaan Soekarno-Hatta dan akhirnya ditemukan kembali oleh Wikana.
➢ Ahmad Subardjo pergi ke Rengasdengklok lalu meyakinkan para pemuda bahwa besok (17 Agustus 1945 selambatnya pukul
12.00 WIB) akan dilakukan Proklamasi, karena itulah pada 16 Agustus 1945 malam, Soekarno Hatta dipulangkan ke Jakarta.
➢ Rombongan Ahmad Subardjo, Sudiro dan Yusuf Kunto menjemput Soekarno-Hatta dari Rengasdengklok pada pukul 17.30
WIB untuk dipulangkan ke Jakarta. (Fatmawati dan Guntur Soekarnoputra juga ikut)
➢ Akhirnya Subeno (komandan kompi Peta setempat) bersedia melepaskan Soekarno-Hatta ke Jakarta.
➢ Hatta meminta Ahmad Subardjo menelpon Hotel Des Indes untuk mengadakan rapat namun ditolak karena waktu itu sudah jam
24.00 sedangkan Jepang hanya mengizikan rapat sebelum pukul 22.00.
➢ Ahmad Subardjo kemudian menghubungi Laksamana Muda Maeda untuk meminjam rumahnya sebagai tempat Menyusun
naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

3. Perumusan Teks Proklamasi


➢ Sesampainya di Jakarta, naskah teks proklamasi ditulis di tempat kediamannya Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.

➢ Kalimat pertama dari Ahmad Subardjo, awalnya “Kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan kami” diubah
menjadi “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.”
➢ Kalimat kedua dari Soekarno berbunyi “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan
dengan cara secermat-cermatnya serta dalam tempo sesingkat-singkatnya.”
➢ Kedua kalimat itu pun digabung dan disempurnakan oleh Moh. Hatta.
➢ Sekarang timbullah masalah siapa yang akan menandatangani naskah tersebut.
➢ Awalnya Soekarno menyarankan agar semua yang hadir menandatangani sebagai “wakil-wakil Bangsa” namun itu menjadi
tantangan kemudian Sukarni mengusulkan agar Soekarno-Hatta saja yang menandatangani teks tersebut dan keputusan itu
diterima secara bulat.
➢ Selanjutnya Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik ulang naskah dengan beberapa perubahan yang disetujui.
➢ Ada tiga perubahan : “tempoh” menjadi “tempo”, “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia” lalu
“Djakarta 17-8-05” menjadi “ Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”
➢ Teks Proklamasi ini akhrinya diproklamasikan pada Jumat Legi pukul 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.

4. Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


➢ Sebelum pembacaan teks Proklamasi, Soekarno menyampaikan pidatonya sebagai berikut :

➢ Setelah pembacaan teks Proklamasi, maka bendera merah putih dikibarkan oleh Suhud dan Latief Hendradiningrat lalu secara
spontan peserta menyanyikan lagu “Indonesia Raya” .
➢ Rangkaian terakhir acara diakhiri oleh sambutan Wakil Kota Jakarta Suwiryo dan dr. Muwardi.
➢ Peristiwa besar itu hanya terjadi kurang lebih 1 jam namun membuat perubahan yang sangat luar biasa.
➢ Untuk mewujudkan tujuan Proklamasi Kemerdekaan, mulai 18 Agustus 1945, PPKI melaksanakan langkah-langkah untuk
mengisi kesempurnaan bangsa Indonesia sebagai negara yang berdaulat.

5. Respons Rakyat dan Daerah Terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


➢ Berita Proklamasi menyebar dengan sangat cepat pada tanggal 17 Agustus itu juga dan akhirnya sampai di tangan kepala radio
dari Kantor Domei, Waidan B. Palanewen.
➢ Waidan mendapatkan teks Proklamasi tersebut dari seorang wartawan Domei, Syahruddin.
➢ Lalu F. Wuz seorang markonis diperintahkan untuk menyiarkannya 3 kali berturut-turut.
➢ Tiba-tiba Jepang masuk ke ruangan radio setelah siaran kedua baru diselesaikan.
➢ Jepang pun dengan marah untuk memberhentikan penyiaran itu namun Waidan memerintahkan F. Wuz untuk tidak berhenti.
➢ Berita ini pun diulang setiap setengah jam melalui radio sampai pukul 16.00.
➢ Akibat penyiaran tersebut, pucuk pemimpin tantara Jepang di Jawa memerintahkan untuk meralat berita tersebut dan
menyatakan sebagai keliruan (padahal beritanya rilh).
➢ Pada 20 Agustus 1945 kantor berita Domei itupun disegel oleh Jepang.
➢ Walau sudah disegel, para pemuda tidak kehabisan akal lalu membuat pemancar baru dengan bantuan beberapa teknisi radio.
➢ Alat pemancar diambil dari kantor Domei tiap bagian demi bagian dan dibawa ke rumah Waidan dan sebagian ke Menteng 31.
➢ Akhirnya terciptalah pemancar baru di Menteng 31 dengan kode panggil DJK I dan dari situlah berita Proklamasi diteruskan.
➢ Usaga berita penyebaran Proklamasi tidak terbatas melalui radio, namun juga melalui pers dan surat lembaran.
➢ Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya pada 20 Agustus 1945 memuat berita tentang Proklamasi dan UUD RI,
demikianlah berita tersiar ke seluruh pelosok tanh air.
➢ Proklamasi ini juga mendapat reaksi luar biasa dari beberapa daerah, misalnya seperti respon penting dari Yogyakarta pada
tanggal 5 September 1945 yaitu Sri Sultan Hamengkubowono IX menyatakan Negeri Ngayogyokarto Hadiningrat yang
awalnya kerajaan berubah menjadi Daerah istimewa dalam RI.
➢ Ternyata sinyal tersebut sudah diketahui dahulu oleh Sri Sultan Hamengkubowono IX, mengingat kemerdekaan
diproklamasikan dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan (vacuum of power) yaitu ketika jepang menyerah pada 14
Agustus 1945 dan keberadaan Jepang yang bersifat status quo akan digantikan oleh Sekutu.
➢ Terbentuknya negara yang sah ternyata belum cukup untuk menghalagi bangsa asing untuk menguasai Indonesia, hal ini
dibuktikan dengan pendaratan Sekutu pada 8 September 1945 (dipimpin oleh Mayor A. G. Greenhalg) di lapangan Kemayoran,
Jakarta.
➢ Mereka adalah anggota misi Sekutu yang dikirim oleh SEAC ( South East Asia Command) yang bermarkas di Singapura dengan
tujuan untuk mempelajari dan melaporkan keadaan Indonesia untuk pendaratan rombongan Sekutu.
➢ Penyambutan arus kemerdekaan terus berlanjut, pada 19 September 1945 terjadi dua peristiwa penting di tanah air secara
bersamaan. Di Surabaya terjadi Insiden Bendera di Hotel Oranye yaitu perobekan warna biru pada bendera Belanda dan di
Jakarta terjadi rapat raksasa di IKADA (Lapangan Ikatan Atletik Djakarta) untuk menyambut kemerdekaan.
➢ (fyi : pada rapat IKADA, agar tidak terjadi pertumpahan darah maka Soekarno berkata “Percayalah rakyat pada pemerintah
Republik Indonesia. Kalau memang saudara-saudara percaya kepada pemerintah Republik Indonesia yang akan
mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan itu, walaupun dada kami dirobek-robek, kami akan tetap mempertahankan. Maka
berilah kepercayaan itu kepada kami dengan cara tunduk kepada perintah-perintah dan tunduk kepada disiplin.”)
➢ Walau rapat IKADA hanya berlangsung beberapa menit, tetapi dapat menyatukan pemerintah RI dengan rakyat dan memberikan
kepada rakyat kepercayaan kepada potensinnya sendiri.

6. Makna Proklamasi Kemerdekaan


➢ Kalimat dalam teks Proklamasi berisi pernyataan untuk memberitahu dunia luar dan bangsa Indonesia sendiri bahwa Indonesia
sudah merdeka dan lepas dari penjajahan.
➢ Kalimat pertama dalam naskah berisi pernyataan bahwa bangsa Indonesia sudah merdeka.
➢ Kalimat kedua dalam naskah berisi maksud agar pemindahan kekuasaan dilakukan dengan penuh hati-hati dan penuh
perhitungan untuk menghindari pertumpahan darah secara besar-besaran.
➢ Dari sudut hukum, proklamasi berisi pernyataan keputusan bangsa untuk menghapus hukum kolonial dan digantikan dengan
hukum nasional (Indonesia)
➢ Dari sudut politik-ideologis, proklamasi berisi pernyataan keputusan bangsa telah berhasil melepaskan diri dari segala belenggu
penjajahan dan membangun “perumahan baru”.
➢ Proklamasi dipandang sebagai puncak perjuangan. Perjuangan bangsa Indonesia telah mengorbankan harta benda, darah dan
jiwa yang berlangsung sejak berabad-abad.
➢ Proklamasi kemerdekaan menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah lahir sebagai bangsa yang merdeka, baik secara de
facto(berdasarkan kenyataan) maupun de jure(berdasarkan hukum).
➢ (fyi : pengakuan de facto pada 17/08/1945 dan pengakuan de jure pada 27/12/1949 melalui Konferensi Meja Bundar)
➢ Adapun yang bertugas membentuk negara Indonesia adalah PPKI, buktinya ada di Pasal 1 Aturan Peralihan UUD 1945 berbunyi
“PPKI mengatur dan menyelenggarakan kepindahan pemerintah kepada pemerintah Indonesia”.
B. PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN PERTAMA RI
Setelah Proklamasi maka terbentuklaha Indonesia sebagai sebuah negara. Karena itulah, beberapa Langkah dilakukan PPKI
untuk menyempurnakan Indonesia sebagai negara dengan pemerintah yang sah.

1. Sidang PPKI
➢ PPKI menjadi satu-satunya badan resmi negara yang mewakili rakyat Indonesia mengadakan siding untuk mengambil
keputusan penting dalam upaya untuk melengkapi alat-alat kelengkapan negara.
➢ Pada sidang 18 Agustus 1945, PPKi mengambil tiga keputusan penting :
a. menetapkan dan mengesahkan UUD 1945.
b. mengangkat Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakil presiden.
c. membentuk Komite Nasional sebagai badan pembantu Presiden ( Pemerintah) sebelum DPR/MPR seperti yang
diharapkan UUD 1945 Terbentuk.
➢ Rancangan UUD hasil sidang BPUPKI menjadi bahan sidang PPKI pada 18 Agustus 1945.
➢ Usul dari Moh. Hatta bunyi sila pertama dari “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab” menjadi “Ketuhanan yang maha esa”
➢ Adapun perubahan rancangan UUD 1945 Bab II pasal 6 dari “Presiden ialah orang Indonesia asli yang beragama islam” menjadi
“Presiden ialah orang Indonesia asli”
➢ Usul perubahan ini dikarenakan untuk menjamin kerukunan antarumat karena penduduk Indonesia tidak hanya agama islam.
➢ Setelah pembahasan rancangan UUD selesai, Kemudian PPKI menetapkan Rancangan UUD menjadi UUD 1945.
➢ Otto Iskandardinata menyarankan agar Bung Karno dan Bung Hatta menjadi presiden dan wakil presiden lalu usulan itu disetjui
semua anggota.
➢ Pada keesokan harinya (19 Agustus 1945) kembali mengadakan sidang dan mengambil tiga keputusan :
a. menetapkan 12 kementrian yang membantu Presiden (Pemerintah)
b. membagi wilayah Indonesia menjadi 8 bagian beserta gubernurnya.
c. (akan) membentuk BKR.
➢ Pada sidang berikutnya (22 Agustus 1945) dihasilkan tiga keputusan :
a. membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang berpusat di Jakarta.
b. Menetapkan PNI sebagai satu-satunya parpol di Indonesia.
c. (sudah) membentuk BKR.

2. Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Tentara


➢ Soekarno mengumumkan terbentuknya BKR pada 23 Agustus 1945 melalui Radio Republik Indonesia (RRI)
➢ Soekarno menyarankan para pemuda bekas Peta, Heiho, Keibodan dan KNIL untuk bergabung dengan BKR.
➢ Dalam waktu singkat terbentuklah BKR-Pusat dan BKR-Daerah.
➢ Para pemuda bekas anggota PETA membentuk BKR-Pusat dengan tujuan agar dapat mengkordinasikan BKR-Daerah.
➢ Mr. Kasman Singodimenjo (mantan daidancho Jakarta) terpilih menjadi ketua BKR-Pusat.
➢ Ternyata pembentukan BKR tidak semulus dengan yang diharapkan, karena banyak yang menghendaki dibentuknya tentara
resmi pemerintah Indonesia dan diusulkan untuk pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI)
➢ Awalnya usulan ini ditolak oleh pemerintah karena alasan dapat memancing dan membangkitkan permusuhan dengan kekuatan
asing yang masih ada di Indonesia.
➢ Karena penolakkan itu para pemuda membentuk suatu Komite Van Aksi yang bermarkas di Jalan Menteng 31 dan dipimpin
oleh Adam Malik, Soekarno, Chaerul Saleh dan M. Nitimihardja.
➢ Banyaknya laskar perjuangan yang dibentuk membuat situasi keamanan semakin panas. Laskar-laskar perjuangan dalam
melawan Sekutu dan NICA menjadi tak terkendali.
➢ Akhirnya pada tanggal 5 Oktober terbentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) lalu pemerintah mengangkat Supriyadi menjadi
Menteri Keamanan Rakyat RI
➢ (fyi : setiap 5 Oktober diperingati sebagai Hari Angkatan Bersenjata RI)
➢ Namun Supriyadi tidak pernah muncul dan tidak diketahui beritanya sehingga pada 20 Oktober pemerintah mengumumkan
pucuk pimpinan TKR.
➢ Dengan terbentuknya TKR maka semua laskar diharuskan bergabung dan pemerintah mengakui TKR sebagai satu-satunya
wadah tentara di Indonesia.
➢ TKR ini beranggotakan para pemuda dari laskar-laskar perjuangan seperti peta, heiho, Barisan Pelopor dan merekalah cikal
bakal terbentuknya TNI yang siap mengawal dan mengamankan NKRI

3. Pembentukan Kabinet RI dan Pembagian Wilayah RI


➢ Sebagai realisasi hasil keputusan PPKI (19 Agustus 1945) maka pada 12 September 1946 dibentuklah cabinet pertama RI dan
pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 bagian beserta penentuan gubernurnya.
➢ Soerkarno juga memberi tugas kepada Mr. Ahmad Subardjo, Sutardjo Kartakusumo dan Mr. Kasman Singodimejo untuk
membentuk Panitia Kecil yang bertugas membentuk departemen dan pembagian wilayah.
➢ Hasil kerja Panitia Kecil dilaporkan dan dibahas di Sidang PPKI.
➢ Berikut ini hasil pembagian 8 provinsi dan gubernurnya :
▪ Sumatra : Mr. Teuku Mohammad Hasan
▪ Jawa Barat : Sutarjo Kartohadikusumo
▪ Jawa Tengah : Raden Pandji Suroso
▪ Jawa Timur : R. A. Suryo
▪ Sunda Kecil : Mr. I Gusti Ketut Pudja
▪ Maluku : Mr. J. Laturharhary
▪ Sulawesi : Dr. G.S.J. Ratulangi
▪ Kalimantan : Ir. Pangeran Mohamad Nur

4. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)


➢ PPKI dalam sidangnya 18 Agustus 1945 menetapkan akan dibentuknya KNIP dengan tugas membantu presiden menjalankan
pemerintahan di Indonesia dan KNIP pun dibentuk pada 29 Agustus 1945.
➢ Pada 16 Oktober 1945, KNIP mengadakan sidang pertama dan menghasilkan dua keputusan :
▪ membentuk Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP) dengan jumlah anggota pengurus 15 orang.
▪ mengusulkan kepada presiden agar KNIP diberi hak kekuasaan legislatif selama DPR/MPR hasil Pemilu belum terbentuk.
➢ Usulan KNIP tersebut ditanggapi dengan mengeluarkan Maklumat Wakil Presiden RI Nomor X
➢ Kemudian KNIP mengusulkan pemerintah RI agar segera membentuk parpol dan usul tersebut dituangkan dalam pengumuman
BP-KNIP Nomor 3 Tanggal 30 Oktober 1945.
➢ Usul pembentukan parpol yang lebih dari satu tersebut disetujui dengan mengeluarkan Maklumat Pemerintah No. 3 Tanggal 3
November 1945 tentang Pembentukan Partai-Partai Politik.
➢ Anggota BP-KNIP yang aktif saat itu adalah Mr. Syafruddin Prawiranegara, Wachid Hasjim, Mr. R. Hendramartono,
Sastrosatomo, Mr. R.M. Soenarjo, Kolopaking, Tan Ling Ghie dan Dr. Sudarsono.
➢ Selanjutnya dibentuka pula KNID ( Komite Nasional Indonesia Daerah ) di seluruh provinsi Indonesia.
➢ Namun dalam perkembangannya KNIP dan KNID menjadi badan legislatif yang dipimpin oleh elit politik sehingga
menyimpang dari ketentuan UUD 1945.

5. Pembentukan Partai Politik


➢ Setelah perkembangan politik maka system kepartaian pun mengalami perubahan, yang awalnya pemerintah hanya mengakui
satu parpol (PNI) namun karena tokoh-tokoh bangsa Indonesia merasa tidak puas dan menganggap sudah waktunya mempunyai
lebih dari satu parpol.
➢ Atas desakan itulah dikeluarkan maklumat Pemerintah RI Nomor 3 Tanggal 3 November 1945.
➢ Soekarno mengumumkan jika pembentukan parpol adalah sebagai penyaluran aspirasi rakyat.
➢ Terbentuklah Parpol baru seperti Partai Rakyat Jelata, Partai Rakyat Marhaen Indonesia (Permai), Masyumi ,PKI ,Partai Buruh
Indonesia, Partai Kristen Indonesia (Parkindo) ,Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Katolik Republik Indonesia (PKRI) dan
Partai Rakyat Sosialis (PRS).
➢ Dalam suasana penuh pertentangan, BP-KNIP menguslkan agar Menteri-menteri bertanggung jawab atas KNIP (Parlemen) dan
bukan kepada presiden lalu usulan tersebut ternyata disetujui.
➢ Pada 14 November 1945 terbentuk Kabinet Parlemen dan Sutan Syahrir diangkat menjadi ketua sehingga kabinet tersebut
dinamakan Kabinet Sjahrir.
➢ Pembentukan Kaabinet Sjahrir yang bersifat parlementer ini merupakan penyimpangan pertama kali pemerintah RI terhadap
UUD 1945, Padahal UUD 1945 kabinet harus dijalankan menggunakan kabinet presidensial alias membantu presiden.
➢ Kabinet dan Parlemen selalu memperebutkan pengaruh dan kedudukan sehingga kabinet sering berganti karena dijatuhkan oleh
parlemen(KNIP)

C. TOKOH PROKLAMATOR DAN TOKOH LAINNYA SEKITAR PROKLAMASI


1. Ir. Soekarno
Beliau adalah orang yang menonjol saat proklamasi karena beliau meberanikan diri menjadi Sang Bapak Proklamator RI bahkan
rumusan awal naskah proklamasi adalah tulisan tanagn dari Bung Karno sendiri. Sepak terjang Bung Karno menjelang kemerdekaan
tidak bisa dilepaskan dengan dari kedukukannya sebagai ketua PPKI. Soekarno merupakan salah satu dari golongan tua yang
menghendaki proklamasi di dalam PPKI. Hal ini didasari pertimbangan untuk menghindari pertumpahan darah. Karena pendapat
ini, beliau harus berhadapan dengan para pemuda dan puncaknya pada peristiwa Rengasdengklok.

Beliau bertemu dengan penguasa Jepang di Indonesia (Mayjen Nishimura) untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia
tetapi beliau bersama pemimpin lainnya memiliki tekad yang berani untuk memproklamasikan kemerdekaan diluar janji jepang.
Soekarno juga yang menandatangani teks Proklamasi yang sudah diketik oleh Sayuti Melik.

2. Drs. Mohammad Hatta


Beliau menjadi “jembatan” diantara golongan tua dan golongan muda pada saat itu. Beliau juga memiliki peran dalam
menyusun teks Proklamasi dan beliau juga berjasa terhadap beberap perubahan beberapa kata dalam Piagam Jakarta.

3. Ibu Fatmawati
Beliau merupakaan istri pertama Bung Karno. Jasa beliau adalah menjahit bendera merah putih pada Oktober 1944 dan bendera
tersebut dikibarkan saat peristiwa Bung Karno membaca Proklamasi.

4. Mr. Ahmad Soebardjo


Beliau merupakan konseptor naskah teks Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945. Beliau merupakan anggota panitia kecil yang
berhasil merumuskan Piagam Jakarta dan juga sebagai anggota PPKI. Beliau juga merupakan jembatan antara pendapat

golongan muda dan tua dalam peristiwa “penculikkan” Soekarno Hatta ke Rengasdengklok dan Ia adalah orang yang
menyumbangkan pikirannya untuk menyusun naskah Proklamasi dirumah Tadashi Maeda.

5. Sukarni
Walau peran beliau tidak terlalu banyak, tetapi pengaruhnya cukup besar karena Ia adalah salah satu yang mewakili generasii
muda yang gerah dengan sikap menunggu Bung Karno dan Hatta kepada Jepang. Beliau juga adalah orang yang menyarankan
Soekarno dan Hatta untuk menandatangani naskah Proklamasi.

6. Sayuti Melik
Beliau adalah anggota PPKI susulan yang mengetik naskah Proklamasi yang sudah disempurnakan dari naskah tulisan asli.

7. Laksamana Muda Tadashi Maeda


Beliau adalah perwira muda yang mendukung kemerdekaan Indonesia bahkan membenarkan berita ketika Jepang kalah
melawan Sekutu. Dukungannya kepada Indonesia sudah ada sejak dia menjabat menjadi atase militer Belanda kemudian menjadi
Kepala penghubung Kaigun Makkasar dengan Tentara Angakatan Darat Jakarta.

Beliau meminjamkan rumahnya untuk dijadikan tempat penyusunan naskah Proklamai dan karena dukungannya Maeda
mendapat Bintang Jasa Nararya di Upacara Kemerdekaan

8. Alex Mendur dan Frans Mendur


Mereka adalah kakak-beradik keturunan tionghoa yang berjasa dalam mengabadikan foto detik-detik Proses Kemerdekaan.

9. Wikana
Beliau adalah pencetus Proklamasi 1945 karena berkat beliau memiliki koneksi dengan Angkatan Laut Jepang/Kaigun
Proklamasi dapat dirumuskan dirumah Laksamana Maeda di Menteng dan terjamin keamanannya. Beliau juga mengatur persiapan
keperluan saat pembacaan teks Proklamasi dan beliau lah yang membujuk Jepang untuk tidak menganggu jalannya upacara
pembacaan teks Proklamasi.

10. Latif Hendraningrat, S. Suhud dan SK. Trimurti


Latif Hendraningrat dan S. Suhud berperan dalam pengibaran bendera saat Proklamasi dan SK. Trimurti adalah sebagai
pemegang baki bendera Merah Putih.

11. Syahrudin
Beliau adalah seorang telegraphis berita kantor berita Jepang Domei yang mengabarkan berita Proklamasi secara diam-diam ketika
personal Jepang sedang istirahat pada 17 Agustus jam 4 sore.

D. UJI KOMPETENSI BAB 4

I. Pilihan Ganda
1. Tokoh bangsa Indonesia yang ditunjuk menjadi ketua BPUPKI ialah dr. Radjiman Wedyodiningrat
2. Tujuan pembentukan BPUPKI adalah untuk mempelajari hal-hal yang penting mengenai masalah tata pemerintahan Indonesia
merdeka
3. Tokoh-tokoh nasional Indonesia yang dipanggil pada 9 Agustus 1945 ke Dalat, Saigon(Vietnam) ialah Ir. Soekarno, Moh. Hatta
dan Radjiman Wedyodiningrat
4. Latar belakang pemanggilan tokoh nasional ke Dalat, Saigon pada 9 Agustus 1945 adalah janji Perdana Menteri Koiso mengenai
kemerdekaan Indonesia
5. Tujuan penculikan kedua tokoh nasional ke Rengasdengklok adalah
• Mengamankan mereka dari pengaruh Jepang
• Agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia
• Agar lepas dari segala ikatan Jepang
6. Seorang utusan pemuda yang dikirim ke Jakarta untuk melaporkan sikap Soekarno-Hatta sekaligus untuk mengetahui persiapan
perebutan kekuasaan yang dipersiapkan pemuda di Jakarta adalah Yusuf Kunto
7. Seorang tokoh golongan tua yang mampu meyakinkan para pemuda bahwa proklamasi akan dilaksanakan dengan menjadikan
nyawanya sebagai taruhan ialah Ahmad Subardjo
8. Orang yang mengumumkan menyerahnya Jepang kepada Sekutu melalui siaran radio di Jakarta ialah Kaisar Hirohito
9. Para pemuda ibu kota yang tergabung dalam Komite van Aksi menyambut Proklamasi dengan pengerahan masa pada 19
September 1945 di Lapangan IKADA
10. Gubernur pertama Provinsi Jawa Barat ialah Sutarjo Kartohadikusumo
11. Usulan KNIP ternyata ditanggapi oleh pemerintah RI dengan mengeluarkan Maklumat Wakil Presiden RI No. X
12. Seorang perwira Jepang yang mendukung gerakan kemerdekaan Indonesia ialah Laksamana Muda Maeda Takashi
13. Seorang wartawan yang menjadi perekam sejarah pada peristiwa-peristiwa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia
bersama kawan-kawannya di Ipphos ialah Frans S. Mendur
14. Yang bukan kedudukan dan fungsi PPKI, yaitu badan perwakilan rakyat Indonesia
15. Anggota misi Sekutu yang dikirim oleh SEAC dalam rangka mempelajari dan melaporkan keadaan Indonesia untuk pendaratan
rombongan Sekutu adalah Mayor M. G. Greenhalg
16. Tokoh yang dikenal sebagai Bapak divide et impera adalah Van Mook
17. Pada awal kemerdekaan, Indonesia menganut system multipartai. Hal itu tertuang dalam Maklumat Wakil Presiden tanggal 23
November 1945
18. PPKI dibentuk dengan tujuan mengesahkan UUD 1945
19. Pada zaman revolusi, pers nasional mempunyai andil yang besar dalam perjuangan menegakkan kemerdekaan, dengan cara
mengadakan perjuangan masyarakat ke arah sasaran yang dituju
20. Seorang telegraphis kantor berita Jepang yang mengabarkan berita Proklamasi kemerdekaan negara Indonesia ke seluruh dunia
secara sembunyi-sembunyi ketika personal Jepang istirahat pada 17 Agustus 1945 jam 4 sore ialah Syahrudin

II. Essay
1. Perbedaan antara BPUPKI dan PPKI adalah :
• BPUPKI berasal dari campuran golongan Indonesia dan golongan Jepang dan bertujuan untuk menyelidiki hal-hal
yang berkaitan dengan proses kemerdekaan dan BPUPKI diketuai oleh Radjiman Wedyoningrat.
• PPKI berasal dari golongan orang Indonesia sepenuhnya dan bertujuan untuk mempersiapkan keputusan penting untuk
negara pasca merdeka dan diketuai oleh Soekarno.
2. Dua agenda penting dalam pertemuan antara tokoh-tokoh nasionalis Indonesia dengan Marsekal Terauchi di Dalat, Saigon
adalah Jepang menjanjikan kemerdekaan ke Indonesia dan Perumusan dasar negara Indonesia.
3. Perbedaan antara golongan tua dan golongan muda adalah golongan muda lebih bersifat nasionalis “garis keras”(dan mendesak
kemerdekaan secepatnya) sedangkan golongan tua lebih mengikuti janji dan kehendak Jepang.
4. Tujuan para pemuda mengamankan Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok adalah agar mereka tidak terpengaruh lagi
orang Jepang dan terlepas dari ikatan janji dengan Jepang.
5. Perubahan pada teks otentik (yang diketik) pada teks Proklamasi adalah :
▪ :“tempoh” menjadi “tempo”
▪ “wakil-wakil bangsa Indonesia” menjadi “atas nama bangsa Indonesia”
▪ “Djakarta 17-8-05” menjadi “ Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”
6. Makna Proklamasi bagi bangsa Indonesia adalah untuk memberi tahu kepada bangsa Indonesia dan bangsa luar bahwa saat itu
juga bangsa Indonesia telah merdeka dan terlepas dari penjajahan.
7. Aspek yang terkandung dalam Proklamasi Kemerdekaan adalah :
▪ Dari sudut hukum, proklamasi berisi pernyataan keputusan bangsa untuk menghapus hukum kolonial dan digantikan
dengan hukum nasional (Indonesia)
▪ Dari sudut politik-ideologis, proklamasi berisi pernyataan keputusan bangsa telah berhasil melepaskan diri dari segala
belenggu penjajahan dan membangun “perumahan baru”.
8. Respon rakyat dan daerah terhadap pembentukan negara dan pemerintah terhadap negara Indonesia yang baru saja merdeka
tentu saja mendapat banyak pro dan kontra sehingga banyak usulan usulan ( terutama dari para pemuda dan parlemen) yang
akhirnya menjadi alasan berubahnya aturan-aturan awal yang bahkan juga ada yang melenceng dari UUD 1945.
9. Ahmad Subarjo adalah anggota panitia kecil yang berhasil merumuskan Piagam Jakarta. Beliau berhasil menyatukan pendapat
golongan muda dan golongan tua dan Beliau juga merupakan konseptor naskah Proklamasi.
10. Pada 19 September 1945 terjadi rapat raksasa di IKADA untuk menyambut kemerdekaan. Walau rapat hanya beberapa menit,
namjn berhasil mempertemukan pemerintah RI dengan rakyat dan memberikan kepada rakyat kepercayaan kepada potensi
dirinya.
❖ Note dari saya :
Jadi rangkuman kali ini dibuat dengan bentuk poin-poin timeline agar lebih mudah dihafal. Lalu khusus bagian “Makna Proklamasi
Kemerdekaan” tidak banyak poin khusus ( yah palingan dikit tapi yang bagian penting dah ada di Rangkuman), jadi pas isi di
ulangannya kalau ada pertanyaan gitu di dramatisir aja. Kalau ada yang masih kurang paham bisa tanya lewat pribadi atau chat grup.
Sekian dari saya, thank you and good luck untuk UH sejarah nanti……..

~MLXVJUCS (Vin)

Anda mungkin juga menyukai