Anda di halaman 1dari 11

Peristiwa Rengasdengklok

Disusun oleh :
Nabila Amalia Dewi
Rizka Amelia Putri
XII IPA I

Perisitiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok diawali dengan menyerahnya Jepang pada
sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Dengan menyerahnya Jepang
berarti situasi telah berubah, Jepang tidak lagi memerintah Indonesia
tetapi hanya berfungsi sebagai penjaga status quo yakni menjaga
situasi dan kondisi seperti pada masa perang dan melarang adanya
perubahan-perubahan di Indonesia. Kemerdekaan tidak mungkin bisa
didapat dari Jepang.
Peristiwa Rengasdengklok pada dasarnya adalah peristiwa "penculikan"
yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (antara lain Soekarni, B.M Diah,
Yusuf Kunto, Wikana, Sayuti Melik, Adam Malik, dan Chaerul Saleh dari
perkumpulan "Menteng 31") terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini
terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00. WIB, Soekarno dan
Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak
agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,
sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang
terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Moh.
Yamin, Dr. Buntaran, Dr. Syamsi dan Mr. Iwa Kusumasumantri dengan
golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak


berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawankawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi
apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak
semua anggota PETA mendukung rencana tersebut .

Keputusan rapat pemuda tersebut disampaikan oleh Darwis dan Wikana kepada
Bung Karno dan Bung Hatta sekitar pukul 22.00, di rumah kediamannya masingmasing.
Dalam rapat tersebut menhasilkan keputusan bahwa :
1. Mendesak Bung Karno danBung Hattaagar melepaskan ikatannya dengan
Jepang dan harus bermusyawarah dengan pemuda.
2. Mendesak Bung Karno danBung Hattaagar dengan atas nama bangsa
Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia malam itu juga atau paling
lambat 16 Agustus 1945.
Akan tetapi Bung Karno danBung Hatta menolak dengan alasan bahwa beliau
tidak akan memproklamirkan kemerdekaan tanpa perantara PPKI, sebab PPKI
merupakan wakil-wakil bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke, sedang
golongan pemuda beranggapan bahwa PPKI merupakan butan Jepang.
Karena tidak ada kata sepakat, hari itu juga (15 Agustus 1945) pukul 24.00 di
asrama Baperpi jl. Cikini 71 Jakarta (Kebun Binatang Cikini) para pemuda
kembali mengadakan rapat dan mereka sepakat untuk menjauhkan Bung Karno
dan Bung Hatta dari pengaruh Jepang ke luar kota. Pada dini hari tanggal 16
Agustus 1945, pukul 04.00, Sukarni, Yusuf Kunto, dan Singgih membawa Bung
Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok (Kabupaten Karawang) yaitu tempat
kedudukan sebuah Cudan (Kompi)PETA yang dikomandani Cudanco Subeno.

Tujuan para pemuda menjauhkan Bung Karno dan Bung


Hatta ke Rengasdengklok adalah:
1. Agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh Jepang, dan
2. Mendesak keduanya supaya segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan
Jepang.

Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat pengamanan Soekarno


Hatta, didasarkan pada perhitungan militer. Antara anggota PETA
Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak
keduanya
melakukan
latihan
bersama.
Secara
geografis,
Rengasdengklok letaknya terpencil, sehingga dapat dilakukan deteksi
dengan mudah setiap gerakan tentara Jepang yang menuju
Rengasdengklok, baik dari arah Jakarta, Bandung, atau Jawa Tengah.
Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim
untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun
sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui Wikana dan Mr.
Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke
Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati serta
Guntur, dan tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.30. Ahmad
Subardjo
memberikan
jaminan
bahwa
proklamasi
segera
dikumandangkan paling lambat keesokan harinya, sekaligus
mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk
membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56. Barulah
Cudanco Subeno, sebagai komandan kompi setempat, bersedia
melepaskan Bung Karno danBung Hatta.

Pada hari itu juga Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke
Jakarta. Pada tanggal 16 tengah malam, sekitar pukul 23.00,
rombongan tersebut sampai di Jakarta dan selanjutnya
rombongan meminta ijin kepada Jenderal Nishimura untuk
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Namun Nishimura
menolak permintaan tersebut dengan alasan bahwa Indonesia
masih dalam status quo, artinya belum ada penyerahan
kekuasaan dari Jepang kepada Sekutu. Karena ditolak, maka
usaha mempersiapkan proklamasi dilakukan di rumah
Laksamana Tadashi Maeda, seorang perwira Angkatan Laut
Jepang.
Perumusan Teks Proklamasi Perumusan teks proklamasi
dilaksanakan di Jakarta, di rumah Laksamana Muda Tadasi
Maeda, dengan alasan Laksamana Maeda adalah seorang
Angkatan Laut Jepang yang bersimpati dengan perjuangan
bangsa Indonesia dan wilayah tersebut merupakan hak
prerogatif militer Angkatan Laut, sehingga Angkatan Darat
tidak dapat mengganggu gugat..

1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

Tokoh yang bertindak sebagai perumus teks proklamasi


berasal dari golongan tua yaitu:
Ir. Soekarno
Drs. Mohammad hatta
Ahmad Subardjo
Sedangkan yang bertindak sebagai saksi berasal dari
golongan muda yaitu :
Buharnudin Muhammad Diah (BM Diah)
Sayuti Melik
Sukarni
Sudiro

Ada dinamika yang berkembang dalam musyawarah itu terkait


dengan redaksional naskah proklamasi yaitu :
1. Ahmad Subardjo mengusulkan kalimat yang ada di alinea
pertama proklamasi yang intinya kemerdekaan Indonesia
adalah kemauan Bangsa Indonesia untuk merdeka dan
menentukan nasib sendiri
2. Drs. Muhammad Hatta mengusulkan kalimat untuk alinea
kedua yang berkisar pada masalah pengalihan/pemindahan
kekuasaan
3. Oleh Sukarno, kedua usul itu kemudian dirangkai dalam sebuah
tulisan tangan yang kemudian diketik oleh Sayuti Melik.
Namun antara tulisan tangan dan ketikan ada sedikit perbedaan
yaitu :
4. Kata tempoh diubah menjadi tempo
5. Kata wakil-wakil bangsa indonesia pada bagian akhir diganti
menjadi atas nama bangsa indonesia.
6. Cara menulis tanggal djakarta, 17-8-05 diganti menjadi
djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan


dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17
Agustus 1945 di lapangan IKADA (sekarang lapangan Monas) atau
di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56. Dipilih rumah
Bung Karno karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada
sebuah acara yang akan diselenggarakan, sehingga tentaratentara jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari kericuhan,
antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks
proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur
No.56. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang di
Rengasdengklok pada Rabu tanggal 16 Agustus, sebagai
persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan
proklamasi
dikumandangkan
dengan
teks
proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik
menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya
diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman,
Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

Anda mungkin juga menyukai