Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN MAGANG

DI PT. RAHAYU SARENG SAMI

disusun oleh:

Antonius Dewanto Purnomo


NIM : 20200401264

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan magang telah disahkan oleh Bapak Yose Sagala selaku Direktur Operasional
PT. Rahayu Sareng Sami serta selaku Mentor/Pembimbing Magang dan Dosen
Pembimbing Magang Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Esa
Unggul.

Hari : Sabtu
Tanggal : 12 Agustus 2023

Dosen Pembimbing Magang Pembimbing Magang

Dr. Anna Triningsih, S.H., M.Hum. Yose V.P. Sagala

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat yang
dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang ini dengan baik.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, kami dengan rendah hati ingin menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta mendukung
dan membantu dalam penulisan laporan magang ini. Tak terhitung bantuan, dorongan, dan
motivasi yang telah diberikan oleh berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, panduan, serta bimbingan selama masa studi kami. Tanpa ilmu dan arahan dari
mereka, karya tulis ini tidak akan terwujud dengan baik. Tujuan dalam pelaksanaan magang
adalah sebagai pengenalan dunia kerja pada masa kuliah. Tak lupa penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Keluarga penulis terutama Bapak Sugiarto dan Ibu Yustina yang merupakan orang tua
penulis yang selalu memberikan doa, semangat dan dukungan moril.
2. Ibu Dr. Annisa Fitria, S.H., M.H., M.Kn. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah mengijinkan penulis untuk mengambil mata kuliah magang.
3. Ibu Dr. Anna Triningsih, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing Magang yang telah
membimbing penulis dalam pelaksanaan magang dan penulisan laporan magang.
4. Ibu Novita Nugrahaeni selaku Direktur Utama PT. Rahayu Sareng Sami yang telah
memberikan kesempatan serta izin kepada penulis untuk dapat melaksanakan magang.
5. Bapak Yose Sagala selaku Direktur Operasional PT. Rahayu Sareng Sami yang telah
memberikan kesempatan serta izin kepada penulis untuk dapat melaksanakan magang,
juga membimbing penulis selama proses magang berjalan.
6. Karyawan dan karyawati PT. Rahayu Sareng Sami yang telah memberikan bantuan
selama proses magang berjalan.
7. Seluruh pihak yang sudah mendukung saya selama kegiatan magang berjalan.
Penulis menyadari laporan magang ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi

iii
civitas kampus dan masyarakat luas.
Akhir kata, semoga segala usaha yang telah kami lakukan dalam menyusun laporan
magang ini dapat diterima dengan baik. Kiranya, ilmu dan pengalaman yang terkandung di
dalamnya dapat memberikan manfaat yang berarti bagi pembaca lainnya. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa memberkati langkah-langkah kita dalam meniti ilmu pengetahuan dan
pengabdian kepada bangsa dan negara.

Jakarta, 12 Agustus 2023


Penulis

Antonius Dewanto Purnomo

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii


KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vii
BAB I GAMBARAN UMUM ........................................................................................ 8
1.1. Sejarah dan Profil .................................................................................................. 8
1.2. Visi dan Misi ........................................................................................................ 10
1.3. Tugas dan Fungsi PT. Rahayu Sareng Sami .................................................... 10
1.4. Stuktur Organisasi PT. Rahayu Sareng Sami .................................................. 11
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG................................................. 14
2.1. Tempat dan Waktu Kegiatan Magang.............................................................. 14
2.2. Deskripsi Kegiatan Magang ............................................................................... 14
2.3. Temuan Permasalahan Hukum di Tempat Magang ....................................... 15
2.4. Kendala dan Pemecahan Masalah Hukum ...................................................... 30
BAB III .......................................................................................................................... 46
PENUTUP ..................................................................................................................... 46
3.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 46
3.2. Saran .................................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 49

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Rekomendasi Dosen Pembimbing Akademik ............................................... 52


Lampiran 2 : Surat Pengantar Magang kepada PT. Rahayu Sareng Sami .................................... 53
Lampiran 3 : Surat Penerimaan Magang PT. Rahayu Sareng Sami ............................................. 54
Lampiran 4 : Surat Keterangan Selesai Magang........................................................................... 55
Lampiran 5: Foto-Foto Kegiatan Magang .................................................................................... 56

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PT. Rahayu Sareng Sami ................................................................................ 8


Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Rahayu Sareng Sami ......................................................... 11
Gambar 3. Foto Gedung Lokasi Perusahaan.............................................................................. 14
Gambar 4. Alur Proses Permohonan Pendaftaran Merek ......................................................... 36
Gambar 5. Proses Pendaftaran Merek ........................................................................................ 36
Gambar 6. Sistem Aplikasi Elektronik Rekam Medis Assist.id ................................................ 40

vii
BAB I
GAMBARAN UMUM

Dalam melaksanakan kegiatan Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka Mandiri


(Magang MBKM Mandiri) sebagai salah satu kegiatan wajib bagi Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Esa Unggul, Penulis melaksanakan Magang tersebut pada perusahaan yang
bernama PT. Rahayu Sareng Sami. Berikut gambaran umum perusahaan PT. Rahayu Sareng
Sami:

1.1. Sejarah dan Profil


PT. Rahayu Sareng Sami didirikan di Yogyakarta pada tanggal 5 April 2022. Pendiri PT.
Rahayu Sareng Sami adalah Novita Nugrahaeni dan Victorianus Aji Nugroho. Logo
perusahaan dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 1. Logo PT. Rahayu Sareng Sami

Logo Perusahaan berbentuk simbol “plus” yang berarti:


a. Kesatuan atau Gabungan: Logo dengan simbol tambah bisa mencerminkan kesatuan
atau penggabungan, seperti ketika dua elemen atau entitas bergabung untuk
menciptakan sesuatu yang lebih besar. Ini bisa merepresentasikan kerjasama,
kolaborasi, atau akuisisi perusahaan.
b. Peningkatan atau Pertumbuhan: Simbol tambah juga bisa diartikan sebagai tanda
peningkatan atau pertumbuhan. Ini mungkin relevan untuk perusahaan yang berfokus
pada peningkatan kualitas, ekspansi bisnis, atau perkembangan produk baru.
c. Penambahan Nilai: Logo dengan simbol tambah juga bisa berarti penambahan nilai
kepada pelanggan atau klien. Ini bisa menunjukkan bahwa perusahaan memberikan
lebih dari yang diharapkan, memberikan solusi tambahan, atau memberikan layanan
yang lebih baik.

8
d. Sederhana dan Jelas: Simbol tambah adalah desain yang sederhana dan mudah
dikenali. Logo semacam ini dapat menggambarkan keterbukaan, transparansi, atau
fokus pada inti bisnis perusahaan.
e. Keseimbangan dan Harmoni: Dalam beberapa kasus, simbol tambah dapat
melambangkan keseimbangan, harmoni, atau keselarasan antara berbagai elemen,
seperti antara produk dan layanan, atau antara berbagai divisi perusahaan.
f. Pelayanan Kesehatan: Di bidang pelayanan kesehatan, simbol tambah sering
dikaitkan dengan peningkatan kesehatan dan perawatan. Ini bisa menjadi tanda
bahwa perusahaan bergerak dalam industri kesehatan atau layanan medis.

Corporate Colour adalah biru, hijau dan oranye. Biru berarti:


a. Profesionalisme dan Kepercayaan: Biru sering kali dikaitkan dengan
profesionalisme, kepercayaan, dan kestabilan. Perusahaan yang menggunakan
warna biru dalam branding mereka ingin menunjukkan bahwa mereka adalah entitas
yang dapat diandalkan dan memiliki integritas.
b. Ketenangan dan Kepedulian: Biru memiliki efek menenangkan dan dapat
merangsang perasaan rileks. Perusahaan yang berfokus pada pelayanan pelanggan
atau sektor layanan mungkin menggunakan biru untuk menciptakan rasa nyaman
dan kepemilikan.
c. Teknologi dan Kebaruan: Dalam industri teknologi, biru sering dikaitkan dengan
inovasi dan teknologi canggih. Ini dapat mencerminkan bahwa perusahaan berada
di garis depan perubahan dan perkembangan.

Sedangkan oranye berarti:


a. Kreativitas dan Energi: Oranye adalah warna yang penuh energi dan kreativitas.
Perusahaan yang ingin mengkomunikasikan semangat inovasi dan ide-ide baru
mungkin memilih oranye dalam branding mereka.
b. Keberanian dan Antusiasme: Oranye sering dikaitkan dengan keberanian dan
semangat. Perusahaan yang ingin menonjolkan keberanian dalam pendekatan
mereka terhadap bisnis atau industri tertentu bisa memilih warna ini.
c. Interaksi Sosial dan Kekuatan: Oranye dapat merangsang interaksi sosial dan
memiliki sifat yang mengundang. Dalam beberapa konteks, oranye dapat
mencerminkan kekuatan dan kepemimpinan yang hangat.
d. Muda dan Dinamis: Oranye dapat memberikan kesan kegembiraan dan keceriaan,

9
terutama dalam konteks yang berkaitan dengan kelompok usia muda atau
perusahaan yang dinamis.
Warna hijau sering dikaitkan dengan kesehatan, kesegaran, dan kelestarian lingkungan.
Jika bisnis bergerak dalam industri kesehatan, makanan organik, atau produk ramah
lingkungan, perusahaan dapat menunjukkan dengan warna hijau bahwa mereka
memperhatikan hal-hal eco-friendly.
Guratan garis pada logo PT Rahayu Sareng Sami bermakna kontinuitas dan
Keterhubungan: Garis yang mengalir atau terhubung dalam logo dapat menunjukkan
kelangsungan hidup, kontinuitas, dan keterhubungan. Ini dapat menunjukkan bahwa bisnis
perusahaan memiliki hubungan yang kuat dengan mitra, pelanggan, atau sejarah panjang. Garis
yang miring, melengkung, atau dinamis dapat memberikan kesan dinamika, gerakan, dan
inovasi. Ini cocok untuk bisnis yang mengutamakan kemajuan dan perkembangan. Penggunaan
garis yang bersih dan sederhana dalam logo dapat memberikan kesan yang segar, modern, dan
kesederhanaan. Ini biasanya cocok untuk bisnis di bidang teknologi, desain, atau mode.
Kesatuan dan Keseimbangan: Garis yang sejajar atau simetris dapat menunjukkan kesatuan,
keseimbangan, dan harmoni. Ini dapat menunjukkan bahwa PT Rahayu Sareng Sami memiliki
pemahaman yang baik tentang cara menggabungkan berbagai komponen. Pola yang tak
terduga atau tidak biasa dapat menunjukkan berbagai kreativitas, ekspresi, dan perspektif.

1.2. Visi dan Misi


Dalam menjalankan perusahaannya PT. Rahayu Sareng Sami memiliki visi perusahaan
yaitu “Menjadi perusahaan layanan kesehatan (healthcare) pilihan utama yang terintegrasi,
berkualitas dan terpercaya serta menjadi solusi kesehatan mayarakat”.
Untuk mencapai visi tersebut, PT. Rahayu Sareng Sami melaksanakan beberapa misi
antara lain:
a. Melakukan aktivitas usaha di bidang klinik, apotek dan layanan kesehatan lainnya;
b. Mengelola bisnis secara operational excellence dan service excellence;
c. Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional dan berintegritas.

1.3. Tugas dan Fungsi PT. Rahayu Sareng Sami


Berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) PT. Rahayu Sareng
Sami bernomor 47721 yang merupakan Perdagangan Eceran Barang dan Obat Farmasi Untuk
Manusia di Apotik. Kelompok ini mencakup usaha perdagangan eceran khusus barang farmasi
dan obat-obatan untuk manusia yang berbentuk jadi (sediaan) di apotik, misalnya dalam bentuk

10
tablet, kapsul, salep, bubuk, larutan, larutan parenteral dan suspensi, seperti obat-obat untuk
penyakit kulit, mata, gigi, telinga, saluran pernapasan, saluran pencernaan, darah tinggi,
kelainan hormon dan vitamin-vitamin serta suplemen kesehatan, termasuk juga barang
keperluan kesehatan dari karet, antara lain kondom, alat sedot susu ibu, dot susu, kantong
darah, sarung tangan untuk pembedahan, pipet karet, alat keluarga berencana dan sumbat karet
untuk botol kecil (vial) farmasi.

1.4. Stuktur Organisasi PT. Rahayu Sareng Sami

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Rahayu Sareng Sami

Direktur Utama
Novita Nugrahaeni

Komisaris
Victorianus Aji Nugroho

Direktur
Operasional
Yose Sagala

Manager Cabang Manager Cabang Manager Cabang Manager Cabang Manager Cabang
Sleman Bantul 1 Bantul 2 Yogyakarta Jakarta
Dina Christiana Dewi Putri Bona Sagala Purnomo Hadi Eka Cahya Apriani

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Dalam struktur perusahaan pada gambar 2 di atas PT Rahayu Sareng Sami, terdapat
banyak peran penting yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan pengelolaan.
Tiga posisi penting yang akan dibahas adalah Direktur Utama, Komisaris, dan Direktur
Operasional. Direktur Utama adalah Ibu Novita Nugrahaeni. Direktur Operasional adalah
Bapak Yose Sagala, Komisaris adalah Victorianus Aji Nugroho.
Direktur utama, juga dikenal sebagai Chief Executive Officer atau CEO, adalah kepala
tertinggi dalam perusahaan PT Rahayu Sareng Sami. Beliau bertanggung jawab untuk
menjalankan operasional sehari-hari perusahaan serta mengarahkan strategi umum perusahaan.
Fungsi penting CEO di PT Rahayu Sareng Sami adalah :
a. Pengambilan Keputusan Strategis: CEO bertanggung jawab atas pengambilan
keputusan strategis yang mempengaruhi arah dan tujuan perusahaan dalam jangka

11
panjang. Keputusan strategis ini termasuk menentukan visi, misi, dan tujuan perusahaan
serta membuat rencana bisnis yang tepat.
b. Pemimpin Utama: CEO adalah orang yang bertanggung jawab atas kepemimpinan
perusahaan Rahayu Sareng Sami. CEO memastikan bahwa tindakan yang diambil oleh
perusahaan selaras dengan visinya dengan memberikan arahan kepada tim eksekutif
dan karyawan.
d. Representasi Eksternal: CEO seringkali menjadi wajah PT Rahayu Sareng Sami di
depan umum, berpartisipasi dalam acara publik, pertemuan investor, dan berbicara
dengan media. CEO juga menjalin hubungan dengan pemangku kepentingan eksternal,
seperti investor, pelanggan, dan mitra bisnis.
Komisaris adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengarahkan
manajemen eksekutif perusahaan PT Rahayu Sareng Sami. Fungsi komisaris di PT Rahayu
Sareng Sami mencakup:
a. Pengawasan dan Pengendalian: Tugas komisaris adalah memastikan bahwa manajemen
menjalankan bisnis dengan cara yang sesuai dengan hukum, etika, dan tujuan
perusahaan.
b. Memberi Nasihat Strategis: Berdasarkan pengalaman dan perspektif mereka, komisaris
memberikan nasihat strategis kepada manajemen eksekutif dan CEO. Mereka juga
membantu dalam pengambilan keputusan penting.
c. Pemeriksaan Keuangan: Laporan keuangan perusahaan dapat diawasi oleh komisi
untuk memastikan transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi.
Direktur Operasional, juga dikenal sebagai Chief Operating Officer atau COO, adalah
anggota eksekutif yang bertanggung jawab atas operasional harian perusahaan. Fungsi COO
meliputi:
a. Manajemen Operasional: COO memastikan operasional sehari-hari berjalan lancar
dengan mengawasi berbagai departemen dan memastikan bahwa mereka bekerja sama
dengan baik.
b. Efisiensi dan Produktivitas: COO bertanggung jawab untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas proses bisnis. Ini dapat mencakup pengoptimalan operasi, aliran kerja,
dan sumber daya.
c. Implementasi Strategi: COO dan CEO bekerja sama untuk menerapkan strategi
perusahaan.
Perusahaan PT. Rahayu Sareng Sami memiliki 5 cabang yang dikepalai oleh Manager
Cabang. Tiap cabang memiliki 5-10 karyawan pelaksana. Manajer cabang bertanggung jawab

12
atas operasional cabang perusahaan. Berikut ini adalah beberapa tugas umum yang dilakukan
oleh Manajer Cabang PT Rahayu Sareng Sami :
a. Pengawasan Operasi : memastikan bahwa operasional harian cabang berjalan dengan
baik dan dengan hasil yang baik, mengawasi stok barang atau layanan cabang saat ini
dan mengawasi layanan pelanggan, penjualan, dan layanan purna jual.
b. Penciptaan Tim: merekrut, memberikan instruksi, dan mengawasi tim cabang membuat
jadwal dan tanggung jawab karyawan. Membantu dan membimbing tim untuk
mencapai tujuan dan kinerja yang diharapkan.
c. Peningkatan Jumlah Pelanggan : membuat strategi pemasaran dan penjualan yang
relevan dengan pasar lokal, monitor dan mengevaluasi hasil penjualan cabang,
mengambil tindakan untuk mencapai target dan meningkatkan penjualan.
d. Pelayanan Konsumen: menjaga dan meningkatkan layanan pelanggan; dengan efektif
menangani keluhan atau masalah pelanggan, memastikan pelanggan cabang memiliki
pengalaman yang baik.
e. Keuangan dan Pengelolaan : mengawasi anggaran cabang dan memastikan bahwa
pengeluaran tidak melampaui batas yang diizinkan. Memeriksa laporan keuangan dan
melaporkan kinerja finansial cabang kepada manajemen pusat. Menjaga administrasi
dan dokumentasi yang berkaitan dengan operasional cabang.
f. Kepatuhan dan Peraturan : memastikan bahwa cabang mengikuti kebijakan dan
peraturan perusahaan. Sangat penting untuk mematuhi pedoman keamanan, kesehatan,
dan keselamatan kerja.
g. Hubungan dengan masyarakat lokal : Membangun dan mempertahankan hubungan
yang positif dengan masyarakat setempat dan pelanggan. Berpartisipasi dalam aktivitas
dan acara lokal.
h. Informasi dan Komunikasi : melaporkan kinerja cabang kepada manajemen pusat
secara berkala. Komunikasi dengan departemen perusahaan untuk mengatur tugas dan
memastikan tujuan tercapai.
Manajer cabang sangat penting untuk kesuksesan cabang, dan kontribusi mereka dapat
memengaruhi pertumbuhan dan reputasi PT Rahayu Sareng Sami. Manajer cabang di PT.
Rahayu Sareng Sami biasanya juga perlu memiliki kepemimpinan yang kuat, analisis, dan
keterampilan berkomunikasi dengan berbagai orang, mulai dari karyawan hingga pelanggan
dan mitra bisnis.
Dalam magang, mahasiswa berada dalam struktur pelaksana tetapi memberikan analisis,
kajian dan laporan kepada Direktur Operasional.

13
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

2.1. Tempat dan Waktu Kegiatan Magang


Pelaksanaan kegiatan magang di PT. Rahayu Sareng Sami Cabang Jakarta yang
beralamat di Wisma Surya Kemang Jl. Kemang Raya No. 33 Jakarta Selatan 12730. Kegiatan
ini berlangsung sejak Rabu, 1 Februari 2023 hingga Sabtu 12 Agustus 2023. Setiap hari
kegiatan magang ini dimulai pada pukul 15.00 WIB dan berakhir pada pukul 22.00 WIB.
Berikut adalah foto lokasi perusahaan pada gambar 3 di bawah ini

Gambar 3. Foto Gedung Lokasi Perusahaan

2.2. Deskripsi Kegiatan Magang


Adapun deskripsi kegiatan magang yang berlangsung di PT. Rahayu Sareng Sami yang
dimulai dengan penerimaan mahasiswa Magang pada Rabu 1 Februari 2023 oleh Direktur
Utama, kemudian diperkenalkan dengan Direktur Operasional dan para staff yang bekerja di
perusahaan. Kegiatan magang ini berlangsung sejak tanggal 1 Februari 2023 sampai dengan
tanggal 12 Agustus 2023 yang dilaksanakan setiap hari senin sampai dengan hari Jumat (per

14
minggu) dengan total jam magang yaitu 900 jam.
Kegiatan magang yang dilakukan di PT. Rahayu Sareng Sami yaitu studi kasus, project
based learning, analytical thinking ability, communicating ability, leadership dan
responsibility terkait aspek hukum dan bisnis di dalam perusahaan.

2.3. Temuan Permasalahan Hukum di Tempat Magang


Penulis berusaha mengangkat permasalahan yang erat kaitannya dengan Learning
Agreement yang telah disepakati di awal diantaranya adalah :
No Ruang Lingkup Kegiatan
1 Penyelesaian Mempelajari tentang berbagai aspek dalam hukum
Perselisihan Perburuhan ketenagakerjaan dan hubungan industrial, termasuk di
antaranya:
dan PHK
Konsep dasar hukum ketenagakerjaan dan hubungan
industrial, perselisihan perburuhan dan jenis-jenisnya,
hukum dan prosedur penyelesaian perselisihan
perburuhan,
peran dan fungsi lembaga penyelesaian perselisihan
perburuhan, aspek hukum perjanjian kerja, termasuk
kontrak kerja, upah, dan ganti rugi, aspek hukum
pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk alasan dan
prosedur PHK, Perlindungan hukum bagi pekerja yang di-
PHK, dan Sanksi hukum atas pelanggaran
ketenagakerjaan
2 Kewirausahaan Mengenal konsep dasar entrepreneurship, bisnis dan
strategi berbisnis
3 Hak Kekayaan Mempelajari tentang berbagai aspek dalam hukum
Intelektual kekayaan intelektual, termasuk di antaranya:
Konsep dasar hak kekayaan intelektual
Jenis-jenis hak kekayaan intelektual, seperti hak cipta, hak
paten, dan hak merek dagang, perlindungan hukum atas
hak kekayaan intelektual, aspek hukum tentang
penciptaan, pemindahan, dan pengalihan hak kekayaan
intelektual, pelanggaran hak kekayaan intelektual dan
sanksi hukum yang dapat dikenakan, perlindungan hukum
atas kekayaan intelektual dalam bisnis dan investasi, aspek
hukum tentang teknologi informasi dan internet dalam hak
kekayaan intelektual
4 Perlindungan Privasi Aspek dalam hukum privasi dan perlindungan data
dan Data Pribadi pribadi, termasuk di antaranya: konsep dasar privasi dan
data pribadi; hak privasi dan pengaturannya dalam
hukum; kerahasiaan data pribadi dan pengaturannya

15
dalam hukum; aspek hukum tentang pengumpulan,
pengolahan, dan penyimpanan data pribadi;
perlindungan hukum bagi individu dalam kasus
pelanggaran privasi atau kebocoran data pribadi;
peraturan perlindungan data pribadi; pelanggaran
privasi dan data pribadi dalam konteks teknologi
informasi dan dalam bisnis dan investasi; aspek hukum
tentang teknologi informasi dan internet dalam hak
kekayaan intelektual.
5 Telematika Mempelajari konsep, teknologi, dan aplikasi dari
telekomunikasi dan teknologi informasi dalam suatu
sistem jaringan.
6 Filsafat Hukum dan Mempelajari praktik dan etika bekerja seperti integritas,
Etika Profesi kejujuran, dan tanggung jawab sosial.
7 Hukum Persaingan Mempelajari peraturan- peraturan hukum yang
Usaha mengatur persaingan usaha dan melindungi konsumen
dalam pasar bebas.

Adapun permasalahan-permasalahan hukum yang ditemukan dalam magang adalah


sebagai berikut:
a. Penyelesaian Perselisihan Perburuhan dan Pemutusan Hubungan Kerja
Upaya untuk menyelesaikan konflik antara pekerja dan pengusaha atau antara serikat
buruh dan manajemen dikenal sebagai penyelesaian perselisihan perburuhan dan pemutusan
hubungan kerja. Tujuan utamanya adalah menemukan solusi yang adil dan menguntungkan
bagi semua pihak yang berkonflik. Dasar hukum yang dipergunakan adalah undang-undang
ketenagakerjaan. Banyak negara memiliki undang-undang yang mengatur hubungan antara
pekerja dan pengusaha, yang mencakup berbagai aspek seperti upah, jam kerja, hak cuti,
jaminan sosial, dan ketentuan terkait pemutusan hubungan kerja. Di Indonesia undang-undang
yang dipergunakan adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(RI & Bpk.go.id, 2003).
Beberapa permasalahan-permasalahan yang sering ditemukan dalam bidang perselisihan
perburuhan dan pemutusan hubungan kerja adalah tentang ketidaksetaraan kekuatan. Kekuatan
yang dimaksud adalah sumber daya seperti informasi, keuangan dan sumber daya hukum.
Dalam banyak kasus, pekerja dan pengusaha tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
mengakses informasi dan sumber daya hukum, sementara pengusaha biasanya memiliki lebih
banyak sumber daya (Restu, 2016).
Selanjutnya adalah terkait dengan pembayaran upah dan hak pekerja. Pembayaran upah
yang adil dan sesuai dengan ketentuan hukum adalah salah satu masalah utama dalam

16
perselisihan perburuhan. Pekerja berusaha berjuang untuk mendapatkan hak-hak lain seperti
jaminan sosial, cuti, dan tunjangan kesehatan. Permasalahan selanjutnya adalah
ketidaksetujuan terhadap kondisi kerja. Pekerja dimungkinkan tidak setuju dengan kondisi
kerja yang dianggap tidak aman, tidak sehat, atau tidak layak. Misalnya, jam kerja yang terlalu
panjang, lingkungan kerja yang berbahaya, atau kekurangan fasilitas yang diperlukan
(Firnanda, 2021).
Kemudian terkait dengan pelanggaran kontrak kerja. Baik pekerja maupun pengusaha
sering berselisih tentang pelanggaran kontrak kerja. Hal ini bisa termasuk tidak memenuhi janji
gaji, tidak memberikan cuti yang dijanjikan, atau mengubah tugas pekerjaan tanpa
pemberitahuan sebelumnya. Pemutusan hubungan kerja yang tidak adil atau tidak sah
merupakan permasalahan selanjutnya yangn sering ditemukan. Jika pekerja menganggap
pemutusan hubungan kerja tersebut tidak adil atau tidak sesuai dengan ketentuan hukum,
pemutusan hubungan kerja tersebut dapat menyebabkan perselisihan. Pemutusan hubungan
kerja yang dilakukan tanpa alasan yang sah atau tanpa prosedur yang benar juga dapat
menyebabkan perselisihan (Sudharma et al., 2021).
Selanjutnya adalah adanya intimidasi. Jika seorang pekerja mencoba bergabung dengan
serikat buruh atau mengajukan tuntutan, hal itu dapat membuat pekerja menjadi takut untuk
melawan atau memperjuangkan hak-hak mereka (Restu, 2016).
Selanjutnya adalah ketidaksepakatan dalam negosiasi. Saat pekerja atau serikat buruh
mencoba bernegosiasi dengan pengusaha atau pemerintah, seringkali mereka tidak setuju
dengan tuntutan atau usulan tertentu, yang dapat menyebabkan perselisihan yang lebih besar.
Penggunaan kontrak kerja fleksibel menjadi masalah selanjutnya. Memiliki kontrak kerja yang
fleksibel atau jenis pekerjaan yang tidak pasti seperti kontrak sementara atau pekerja lepas
dapat menyebabkan perselisihan mengenai hak-hak pekerja, seperti upah, jaminan sosial, dan
perlindungan lainnya (Firnanda, 2021).
Diskriminasi menjadi permasalahan serius berikutnya. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan konflik serius di tempat kerja yaitu adanya diskriminasi berdasarkan jenis
kelamin, agama, ras, atau faktor lainnya. Terakhir yaitu adanya ketidaksetujuan terhadap
kebijakan perusahaan. Pekerja atau serikat buruh dimungkinkan tidak setuju dengan kebijakan
perusahaan tertentu, seperti restrukturisasi, pengurangan tenaga kerja, atau perubahan dalam
manajemen kinerja (Sudharma et al., 2021).
Berdasarkan kajian di atas permasalahan yang ditemukan di tempat magang yaitu di PT
Rahayu Sareng Sami adalah terkait dengan hak-hak yang tidak diterima oleh pekerja wanita
yaitu terkait cuti haid. Bagi pekerja wanita, cuti haid, dikenal sebagai cuti menstruasi atau cuti

17
bulanan, adalah cuti yang memungkinkan pekerja wanita beristirahat atau mengambil cuti
selama masa menstruasi. Tujuannya adalah untuk membantu pekerja wanita yang mengalami
ketidaknyamanan fisik atau emosional selama menstruasi. Pasal 81 ayat (1) UU 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa “Pekerja perempuan yang dalam masa haid
merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama
dan kedua pada waktu haid” (RI & Bpk.go.id, 2003)

b. Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses menciptakan, mengembangkan, dan mengelola bisnis atau
inisiatif dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah, mengatasi tantangan, dan
memanfaatkan peluang di lingkungan bisnis. Proses kewirausahaan termasuk mengidentifikasi
peluang, mengembangkan konsep bisnis, mengorganisir sumber daya, merencanakan operasi,
dan mengelola risiko (Sanawiri & Iqbal, 2018). Pemahaman tentang kewirausahaan mencakup
banyak hal, seperti:
1) Inovasi: Inovasi dalam produk, layanan, atau proses bisnis sering dikaitkan dengan
kewirausahaan. Para pengusaha berusaha untuk menciptakan nilai tambah dengan
cara yang baru atau berbeda.
2) Kreativitas: Ide-ide baru yang dapat memenuhi permintaan pasar atau
menyelesaikan masalah tertentu seringkali dibutuhkan oleh pengusaha.
3) Pengambilan Risiko: Untuk mencapai tujuan bisnis mereka, pengusaha harus siap
menghadapi risiko finansial dan operasional. Ini adalah bagian dari kewirausahaan.
4) Pengembangan Rencana Bisnis: Sebagian besar pengusaha harus merencanakan
operasi bisnis mereka dengan baik. Rencana ini harus mencakup tujuan bisnis,
strategi pemasaran, perkiraan pendapatan dan biaya, serta langkah-langkah yang
harus diambil untuk mencapai keberhasilan.
5) Pengelolaan Sumber Daya: Pengusaha harus efektif mengelola sumber daya seperti
tenaga kerja, keuangan, dan bahan baku. Mengoptimalkan sumber daya dapat
memengaruhi kesuksesan perusahaan.
6) Skalabilitas: Skalabilitas adalah kemampuan bisnis untuk berkembang menjadi
perusahaan yang lebih besar, meskipun beberapa bisnis dimulai sebagai usaha kecil.
7) Kemandirian: Bergantung pada ukuran bisnis mereka, pengusaha mungkin bekerja
sendiri atau dalam tim yang lebih kecil. Mereka harus memiliki keterampilan
manajemen yang kuat jika mereka ingin mengelola berbagai bagian bisnis.
8) Pasar dan Pelanggan: Kemampuan pengusaha untuk memahami pasar, memenuhi

18
kebutuhan pelanggan, dan menyediakan solusi yang ideal adalah kunci keberhasilan
kewirausahaan (Radiansyah & Egi A, 2022).
Startup teknologi, ritel, konsultasi, bisnis jasa, dan banyak lagi adalah beberapa bentuk
kewirausahaan. Kewirausahaan membawa banyak tantangan dan risiko, tetapi juga
menawarkan banyak peluang dan potensi. Namun, bagi banyak orang, kewirausahaan adalah
kesempatan untuk mewujudkan impian, memenuhi harapan, dan memberikan kontribusi pada
ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan (Sanawiri & Iqbal, 2018).
Sebagai usaha yang penuh tantangan, seorang wirausaha dapat menghadapi berbagai
masalah. Beberapa masalah umum yang sering muncul sebagai wirausaha adalah kurangnya
modal. Mendapatkan modal yang cukup untuk memulai atau mengembangkan bisnis adalah
salah satu masalah utama bagi banyak wirausaha (Sanawiri & Iqbal, 2018).
Selanjutnya adalah terkait tingginya risiko. Kewirausahaan biasanya melibatkan banyak
risiko, terutama pada tahap awal bisnis. Kegagalan adalah kemungkinan nyata yang dapat
mempengaruhi kesehatan finansial dan psikologis seorang wirausaha. Tantangan keuangan
menjadi masalah selanjutnya. Kewirausahaan sering menghadapi masalah mengelola arus kas,
mengatasi kekurangan dana, dan menghadapi tekanan keuangan (Sanawiri & Iqbal, 2018).
Kemudian terkait pasar yang tidak terprediksi. Tren pasar yang berubah-ubah dan
perilaku konsumen yang berubah bisa membuat prediksi permintaan dan membuat strategi
yang tepat. Selanjutnya terkait persaingan yang kuat. Dalam dunia bisnis, persaingan bisa
sangat sengit, terutama jika banyak pesaing memiliki barang atau jasa serupa (Sanawiri &
Iqbal, 2018).
Selanjutnya terkait dengan kesulitan dalam pemasaran. Mempromosikan bisnis dan
menjangkau target pasar dengan efektif bisa menjadi tantangan, terutama ketika pengusaha
memiliki anggaran yang terbatas untuk pemasaran. Kemudian terkait dengan keterbatasan
waktu. Orang yang bekerja sebagai wirausaha sering memiliki banyak tugas dan tanggung
jawab, sehingga mereka mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk mengelola semuanya.
Selanjutnya adalah keterampilan manajemen yang terbatas. Seorang wirausaha harus
melakukan banyak hal, seperti manajemen, pemasaran, keuangan, dan lainnya, dan jika mereka
tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk melakukannya, itu bisa menjadi masalah
(Sanawiri & Iqbal, 2018).
Kemudian terkait dengan keterampilan menemukan bakat. Mendapatkan dan
mempertahankan tim yang berkualitas tinggi adalah sulit, terutama jika bisnis baru berdiri dan
kekurangan dana. Perubahan teknologi juga menjadi hal yang penting. Kemajuan pesat
teknologi dapat mengubah cara bisnis beroperasi, dan wirausaha harus selalu mengikuti tren

19
terbaru. Regulasi dan perizinan. Masalah hukum dan birokrasi dapat mengganggu proses
bisnis, terutama jika peraturan berubah atau sulit diikuti (Sanawiri & Iqbal, 2018).
Isu etika dan tanggung jawab sosial menjadi faktor selanjutnya. Wirausaha mungkin
menghadapi masalah etika atau kewajiban tanggung jawab sosial yang dapat berdampak pada
reputasi perusahaan mereka. Selanjutnya adalah perubahan lingkungan dan iklim: Bisnis harus
menyesuaikan praktik mereka untuk menangani perubahan dan masalah lingkungan. Terakhir
adalah pengelolaan pertumbuhan: Wirausaha harus bijak mengelola pertumbuhan perusahaan
mereka untuk menghindari masalah operasional dan keuangan (Puji Hastuti, Agus Nurofik,
Agung Purnomo, Abdurrozak Hasibuan, Handy Ariwibowo, Annisa Ilmi Faried, Tasnim,
Andriasan Sudarso, Irwan Kurniawan Soetijono, Didin Hadi Saputra, 2021; Sanawiri & Iqbal,
2018).
Berdasarkan kajian di atas permasalahan yang ditemukan di tempat magang yaitu di PT
Rahayu Sareng Sami terkait dengan regulasi dan perizinan. PT. Rahayu Sareng Sami bernomor
47721 yang merupakan Perdagangan Eceran Barang Dan Obat Farmasi Untuk Manusia di
Apotik. Kelompok ini mencakup usaha perdagangan eceran khusus barang farmasi dan obat-
obatan untuk manusia yang berbentuk jadi (sediaan) di apotik, misalnya dalam bentuk tablet,
kapsul, salep, bubuk, larutan, larutan parenteral dan suspensi, seperti obat-obat untuk penyakit
kulit, mata, gigi, telinga, saluran pernapasan, saluran pencernaan, darah tinggi, kelainan
hormon dan vitamin-vitamin serta suplemen kesehatan, termasuk juga barang keperluan
kesehatan dari karet, antara lain kondom, alat sedot susu ibu, dot susu, kantong darah, sarung
tangan untuk pembedahan, pipet karet, alat keluarga berencana dan sumbat karet untuk botol
kecil (vial) farmasi.
Aturan di atas mengacu berdasarkan Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dimana turunannya adalah
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021
Tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan. Pada pelaksanaan magang, terjadi dinamika terkait dengan
pengesahan Rancangan Undang-Undang Kesehataan baru yaitu Undang-Undang Kesehatan
Omnibuslaw (UU OBL No. 17 tahun 2023) sehingga terjadi gap antara regulasi lama dengan
regulasi baru. Perubahan regulasi tersebut akan mempengaruhi perijinan berusaha, strategi
bisnis dan operasional perusahaan (RI & Bpk.go.id, 2014b, 2014a, 2016b; Satria, 2023).

20
c. Hak Kekayaan Intelektual
Tulisan, musik, seni, desain, paten, merek dagang, inovasi, dan karya intelektual lainnya
dilindungi oleh hak kekayaan intelektual (HKI). Tujuannya adalah untuk mendorong
kreativitas dan inovasi dengan memberikan insentif kepada para pencipta atau pemilik hak
untuk memanfaatkan karya mereka sambil melindungi hak-hak mereka dari penggunaan tanpa
izin atau pencurian (Ermansyah, 2009). Hak Kekayaan Intelektual terdiri dari:
1) Hak Cipta: Melindungi karya kreatif seperti tulisan, musik, gambar, dan film.
2) Paten: Memberikan hak eksklusif selama periode waktu tertentu untuk
mengembangkan inovasi teknologi.
3) Merek Dagang: Nama, logo, atau simbol yang digunakan untuk menunjukkan
barang atau layanan tertentu dilindungi.
4) Desain Industri: Menjaga elemen visual produk industri seperti bentuk, warna, dan
ornamen.
5) Rahasia Dagang: Jaga praktik bisnis atau informasi rahasia yang memberikan
keunggulan kompetitif.
6) Indikasi Geografis: Melindungi barang-barang yang berasal dari suatu daerah
dengan kualitas atau reputasi tertentu.
7) Perlindungan Varietas Tanaman: Memberikan hak atas varietas tanaman baru yang
diperoleh melalui pemuliaan (Saidin, 2004).
Hak Kekayaan Intelektual mendorong pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial dengan
menciptakan lingkungan di mana kreativitas dan inovasi dihargai. Di banyak negara, hukum
dan peraturan mengatur hak-hak ini untuk melindungi pemiliknya.
Beberapa masalah umum yang sering terjadi terkait Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
termasuk pelanggaran hak, pengelolaan, dan dampak sosial ekonomi. Berikut adalah beberapa
contoh masalah umum:
1) Kurangnya pemahaman hukum terkait dengan HKI.
2) Pemalsuan dan Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual: Pelanggaran hak kekayaan
intelektual seperti hak cipta, pemalsuan merek dagang, atau penggunaan paten tanpa
izin sangat umum. Produk palsu dan bajakan dapat merugikan pemilik hak, merusak
reputasi merek, dan menipu pembeli.
3) Perbedaan Regulasi Antar Negara: Beberapa negara mungkin memiliki hukum HKI
yang lebih lemah atau kurang ditegakkan, yang dapat menyulitkan pengawasan
pelanggaran HKI.
4) Pemanfaatan Pihak Ketiga: Pemilik hak mungkin tidak lagi termotivasi untuk

21
mengembangkan inovasi atau teknologi karena pihak ketiga dapat melakukannya
tanpa izin pemilik hak.
5) Biaya dan Aksesibilitas: Mendapatkan perlindungan hak kekayaan intelektual,
seperti paten atau merek dagang, bisa mahal dan rumit. Hal ini dapat menghalangi
bisnis kecil untuk mendapatkan perlindungan yang mereka butuhkan.
6) Monopoli dan Penghambat Inovasi: Hak kekayaan intelektual yang terlalu kuat atau
diterapkan secara berlebihan kadang-kadang dapat menyebabkan monopoli, yang
menghambat inovasi lebih lanjut atau menghalangi akses luas ke teknologi penting.
7) Kontroversi dalam Domain Publik: Penggunaan hak kekayaan intelektual yang telah
lama berada dalam domain publik dapat menyebabkan konflik, terutama ketika
beberapa pihak mencoba memperoleh hak eksklusif atas apa yang dianggap sebagai
warisan budaya umum.
8) Pencurian Intelektual oleh Pihak Luar atau Karyawan: Orang-orang dapat mencuri
atau membocorkan informasi rahasia atau inovasi, yang dapat mengakibatkan
kerugian uang dan reputasi.
9) Dampak Sosial dan Ekonomi: Akses masyarakat terhadap obat-obatan, teknologi,
dan pengetahuan dapat dipengaruhi oleh sistem HKI. Ini terutama berlaku untuk
obat-obatan mahal atau teknologi yang penting untuk pengembangan negara
berkembang.
10) Kesulitan dalam Penegakan Hukum Internasional: Perbedaan hukum dan praktik di
antara negara menyebabkan penegakan hak kekayaan intelektual di tingkat
internasional sering menjadi masalah.
11) Pertentangan Antara Hak Kekayaan Intelektual dan Hak Asasi Manusia: Hak
kekayaan intelektual kadang-kadang dapat bertentangan dengan hak asasi manusia
seperti hak untuk mendapatkan akses ke obat-obatan penting atau pengetahuan yang
bermanfaat bagi masyarakat luas (M. Hawin, 2020).
PT. Rahayu Sareng Sami kurang memahami terkait dengan Hak Kekayaan Intelektual
khususnya terkait dengan merek. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
Tentang Merek dan Indikasi Geografis mengatur proses permohonan pendaftaran merek (RI &
Bpk.go.id, 2016a). Menurut undang-undang ini, merek adalah tanda yang digunakan untuk
membedakan barang dan/atau jasa yang dibuat oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
perdagangan barang dan/atau jasa. Tanda ini dapat berupa gambar, logo, nama, kata, huruf,
angka, susunan warna, suara, hologram, atau kombinasi dari dua (dua) atau lebih unsur
tersebut. Kekurangpahaman tersebut ditunjukkan dengan tidak didaftarkannya merek

22
perusahaan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham (Miru, 2007).
Sebuah merek, seperti logo, simbol, atau penamaan perusahaan, harus didaftarkan secara
resmi agar pemilik bisnis atau pengusaha memiliki dasar hukum ketika merek usahanya
digunakan atau disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Intinya adalah untuk
menghindari pemilik hak atas merek itu sendiri dari kehilangan hak tersebut. Begitu pentingnya
merek sebagai identitas bisnis, usaha, dan produk ini, pemilik bisnis harus melindunginya
secara hukum. Bayangkan jika sebuah produk dengan nama yang terkenal menghasilkan
banyak uang, tetapi karena mereknya disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab (misalnya, menggunakan merek pada barang palsu yang mengakibatkan kerugian
konsumen), penjualan produk tersebut pasti akan turun (Mirfa, 2016). Selain itu, reputasi bisnis
dan produk tersebut rusak. Pemilik usaha atau bisnis pemilik merek tidak dapat mengajukan
gugatan dalam kasus seperti ini apabila merek dagangnya belum terdaftar secara resmi.
sehingga penggunaan merek tersebut bebas dari hukum. Ditambah lagi perusahaan sedang
melakukan ekspansi pengembangan bisnis secara khusus pembukaan cabang di seluruh
Indonesia sehingga perlindungan merek PT Rahayu Sareng Sami begitu penting.

d. Perlindungan Privasi dan Data Pribadi


Perlindungan Privasi dan Data Pribadi diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi. Undang-undang ini dibentuk
dikarenakan data pribadi merupakan salah satu hak asasi manusia yang merupakan bagian dari
pelindungan diri pribadi maka perlu diberikan landasan hukum untuk memberikan keamanan
atas data pribadi. Perlindungan data pribadi ditujukan untuk menjamin hak warga negara atas
pelindungan diri pribadi dan menumbuhkan kesadaran masyarakat serta menjamin pengakuan
dan penghormatan atas pentingnya pelindungan data pribadi (RI & Bpk.go.id, 2022b).
Data Pribadi adalah data tentang orang perseorangan yang teridentifikasi atau dapat
diidentifikasi secara tersendiri atau dikombinasi dengan informasi lainnya baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui sistem elektronik atau nonelektronik. Pelindungan data pribadi
adalah keseluruhan upaya untuk melindungi data pribadi dalam rangkaian pemrosesan data
pribadi guna menjamin hak konstitusional subjek data pribadi (Kusnadi, 2021).
Undang-Undang ini berlaku untuk setiap orang, badan publik, dan organisasi
internasional yang melakukan perbuatan hukum yang berada di dalam ataupun diluar wilayah
hukum Negara Republik Indonesia. Data pribadi yang dimaksud di atas terdiri atas data pribadi
yang bersifat spesifik dan data pribadi yang bersifat umum. Data pribadi yang bersifat spesifik
meliputi: data dan informasi kesehatan, data biometrik, data genetika, catatan kejahatan, data

23
anak, data keterangan pribadi data lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Data Pribadi yang bersifat umum meliputi nama lengkap, jenis kelamin,
kewarganegaraan, agama, status perkawinan dan/ atau data pribadi yang dikombinasikan untuk
mengidentifikasi seseorang (Kusnadi, 2021; RI & Bpk.go.id, 2022b).
Di dalam alur proses pelayanan PT. Rahayu Sareng Sami yang sangat berisiko tekait
dengan keamanan data pribadi adalah di bagian patient medication record (PMR) atau data
status pasien atau rekam medis. Rekam medis sudah diatur di dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 Tentang Rekam Medis. Rekam Medis
adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. PT. Rahayu Sareng Sami menggunakan
aplikasi rekam medis assist.id (PT. Jaga Anugrah Giat Asa, 2023).

e. Telematika
Untuk mengirimkan, menerima, dan memproses data secara elektronik, telematika
adalah kombinasi teknologi informasi (TI) dan teknologi komunikasi (TK). Istilah ini berasal
dari kombinasi kata "telekomunikasi" dan "informatika", dan merujuk pada berbagai aplikasi
dan teknologi yang memanfaatkan pemrosesan data dan komunikasi dari jarak jauh (Ramli,
2008). Bidang telematika mencakup berbagai elemen, seperti:
1) Telekomunikasi: Ini mencakup berbagai teknologi yang memungkinkan orang
berbicara dengan orang lain dari jarak jauh, seperti telepon, jaringan komputer,
jaringan seluler, dan teknologi satelit.
2) Informatika: Ini mencakup pemrosesan, penyimpanan, dan analisis informasi
melalui penggunaan komputer dan perangkat lunak. Bidang-bidang seperti ilmu
komputer, pengolahan gambar, kecerdasan buatan, dan pengolahan bahasa alami
termasuk dalam kategori ini.
3) Sensor dan Internet of Things (IoT): Penggunaan sensor dan perangkat IoT
mengumpulkan data dari lingkungan fisik dan mengirimkannya melalui jaringan
untuk dianalisis atau diambil tindakan. Ini adalah aspek lain dari telematika.
4) Kendaraan Berhubungan (Kendaraan Berhubungan): Kendaraan berhubungan
menggunakan telematika untuk menghubungkan kendaraan dengan jaringan untuk
navigasi, keamanan, perawatan, dan hiburan.
5) Kesehatan dan Telemedisin: Bidang kesehatan juga menggunakan telematika,
seperti telemedisin, yang memungkinkan penyedia layanan kesehatan
berkomunikasi dengan pasien melalui teknologi jarak jauh.

24
6) Logistik dan Manajemen Rantai Pasok: Telematika dapat membantu dalam
mengelola pengiriman, inventaris, dan kendaraan secara efisien.
7) Energi dan Lingkungan: Telematika dapat digunakan dalam industri energi untuk
mengumpulkan data tentang konsumsi energi dan efisiensi perangkat serta untuk
memantau dan mengontrol sistem distribusi energi (Ramli, 2008).
Dengan menggunakan telematika, perusahaan dapat memperoleh banyak keuntungan, seperti
konektivitas yang lebih luas, pemantauan real-time, pengambilan keputusan yang lebih baik,
dan efisiensi yang lebih baik. Namun, perusahaan harus mempertimbangkan risiko keamanan
dan privasi yang terkait dengan pengumpulan dan pengiriman data sensitif (Ramli, 2008).
Dalam bidang kesehatan, penggunaan telematika dapat menawarkan banyak keuntungan.
Beberapa di antaranya adalah kemampuan untuk melakukan perawatan jarak jauh, memantau
pasien dari jarak jauh, dan mengelola rekam medis elektronik. Namun demikian, ada beberapa
masalah hukum yang harus dipertimbangkan dalam hal ini juga:
1) Privasi dan Keamanan Data: Karena penggunaan telematika dalam bidang kesehatan
melibatkan pengiriman, penyimpanan, dan pemrosesan informasi sensitif pasien,
sangat penting bahwa data pasien tetap aman dan tidak diakses oleh orang yang tidak
berhak. Ini akan mencegah pelanggaran data, seperti pencurian identitas dan
pencurian data.
2) Inform Consent Pasien: Pasien harus memberikan persetujuan yang jelas dan
informasi yang memadai tentang bagaimana data mereka akan digunakan dan siapa
yang dapat mengaksesnya.
3) Legalitas Telemedisin: Telemedisin melibatkan penyediaan layanan medis melalui
platform digital. Legalitas praktik telemedisin, termasuk persyaratan lisensi untuk
berbagai penyedia layanan di berbagai yurisdiksi, adalah masalah hukum penting
yang perlu diperhatikan.
4) Data Transaksi Luar Batas: Aturan tentang transfer data lintas batas harus dipatuhi
jika data kesehatan pasien dapat diakses atau disimpan di tempat yang berbeda,
terutama di luar batas internasional.
5) Kekayaan Data dan Hak Kekayaan Intelektual: Data kesehatan yang dihasilkan oleh
pasien atau perangkat medis dan bagaimana data ini dapat digunakan untuk riset
medis atau pengembangan produk medis adalah masalah hukum yang rumit.
6) Pertanggungjawaban Hukum: Ada pertanyaan tentang siapa yang bertanggung
jawab secara hukum jika terjadi kesalahan teknologi atau kesalahan dalam
penerapan telematika dalam kesehatan yang menyebabkan kesalahan diagnostik atau

25
pengobatan.
7) Rekam Medis Elektronik: Pergeseran dari sistem rekam medis konvensional ke
sistem rekam medis elektronik telah menimbulkan pertanyaan tentang legalitas
dokumen medis elektronik dan peraturan tentang penyimpanan dan akses data rekam
medis (Ramli, 2008).
Permasalahan hukum yang diangkat terkait dengan telematika di PT. Rahayu Sareng Sami
adalah mengenai telemedisin. Telemedisin menjadi layanan unggulan perusahaan lewat bidang
usahanya yaitu klinik dan apotek. Semakin banyaknya apotek dan klinik pesaing menjadikan
PT Rahayu Sareng Sami memiliki inovasi untuk tetap dipilih oleh masyarakat khususnya saat
pandemi covid-19 menggunakan teknologi digital. Salah satu solusi yang dipergunakan
perusahaan untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia adalah penggunaan teknologi
telemedisin. Saat ini belum ada undang-undang yang secara khusus mengatur terkait dengan
telemedisin sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan (Arman, 2013).
Oleh karena itu, untuk mengatasi potensi permasalahan hukum yang terkait dengan
penggunaan telemedisin dalam praktek kedokteran, perlu dibuat undang-undang yang
komprehensif. Undang-undang tersebut harus mencakup lisensi, akreditasi, privasi dan
kerahasiaan catatan medis elektronik pasien, standar operasional prosedur (SOP), tanggung
jawab gugatan jika terjadi kesalahan, dan kewenangan yurisdiksi. Prinsip dan aturan
penggunaan telemedisin dalam praktek kedokteran adalah kemudahan akses, tanggung jawab
negara, kompetensi, integritas, dan kualitas, itikad baik, keamanan dan kerahasiaan data,
standarisasi, otonomi pasien dan kebebasan memilih teknologi atau netralitas teknologi,
manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan hukum (Arman, 2013).

f. Filsafat Hukum dan Etika Profesi


Filsafat hukum dan etika profesi saya kaitkan dengan hukum kesehatan. Hukum
kesehatan memiliki hubungan dengan filosofi hukum dan etika profesi. Ini akan mengajarkan
profesional hukum kesehatan tentang cara menggunakan filsafat hukum dan etika profesi ini
dalam berbagai konteks, seperti penegakan hukum kesehatan, regulasi obat-obatan, litigasi
medis, dan etika antara pasien dan tenaga medis. Praktisi hukum kesehatan dapat menangani
dilema etika yang kompleks dan membuat pilihan yang lebih etis (Asmawati Sri Rahayu Amri,
2011; Takdir, 2018). Dalam konteks kesehatan filosofis hukum kesehatan membahas mengenai
sebagai berikut:
1) Ontologi Hukum dalam Hukum Kesehatan: Pembahasan tentang status hukum dan
hak pasien dalam konteks hukum kesehatan. Apakah pasien memiliki hak untuk

26
mendapatkan informasi medis dan membuat keputusan tentang pengobatan mereka?
2) Aksiologi Hukum dalam Hukum Kesehatan: Berbicara tentang nilai-nilai yang
mendasari sistem hukum kesehatan, seperti nilai-nilai kesejahteraan pasien, etika
dalam penelitian klinis, dan keadilan dalam penyediaan layanan kesehatan.
3) Etika Hukum dalam Penelitian Medis: Berbicara tentang hal-hal seperti persetujuan
informasi, validitas penelitian, dan perlindungan subjek penelitian.
Dalam konteks kesehatan etik hukum kesehatan membahas mengenai sebagai berikut:
1) Kewajiban Profesional terhadap Pasien: Menunjukkan bahwa dokter, perawat, dan
tenaga medis lainnya bertanggung jawab secara moral untuk kesejahteraan pasien.
bagaimana berinteraksi dengan pasien dengan etika dan kepercayaan.
2) Rahasia Medis: Pertimbangkan privasi pasien dan etika mengelola data medis
sensitif.
3) Konflik Kepentingan dalam Praktek Kesehatan: Menangani situasi di mana
kepentingan profesional, pasien, dan keuangan bertentangan saat membuat
keputusan medis.
4) Etika dalam Transplantasi Organ: Membahas masalah etika yang berkaitan dengan
proses pemberian dan penerimaan organ tubuh, serta masalah bagaimana organ
dapat diberikan dengan adil.
5) Hak Pasien dalam Pengambilan Keputusan Medis: Mempelajari hak pasien untuk
menerima informasi dan menentukan jenis perawatan medis yang mereka inginkan.
6) Etika Penelitian Klinis: Pertimbangan etika penelitian yang melibatkan manusia,
seperti hak subjek penelitian, persetujuan sukarela, dan pengurangan risiko
(Asmawati Sri Rahayu Amri, 2011).
Permasalahan yang ditemukan adalah kurang tersosialisasikannya terkait dengan hak pasien di
tempat-tempat umum di perusahaan yang mudah terlihat oleh pasien. Hak pasien adalah
serangkaian hak dan kebebasan yang diberikan kepada orang yang mendapatkan perawatan
medis dari penyedia layanan medis, seperti dokter, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya
dikenal sebagai hak pasien. Tujuan hak pasien adalah untuk memastikan bahwa pasien
memiliki kendali atas kesehatan mereka sendiri, memiliki akses ke informasi yang mereka
butuhkan, dan diperlakukan dengan hormat dan martabat. Mengingat pentingnya hak pasien
tersebut maka sosialisasi mengenai hak pasien harus dilaksanakan oleh perusahaan kepada
pasien (Asmawati Sri Rahayu Amri, 2011).
Pasal 52 Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran mengatur
hak pasien, yang menyatakan bahwa pasien memiliki hak untuk mendapatkan penjelasan

27
menyeluruh tentang tindakan medis mereka, meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain,
mendapatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, menolak tindakan medis, dan
mendapatkan informasi tentang rekam medis mereka. tentang pengaturan (RI & Bpk.go.id,
2004).
Sebagaimana kita ketahui, hak pasien atas rahasia medik berasal dari hak asasi manusia,
dan undang-undang ini tidak mengatur hak tersebut. Tenaga medis harus menjaga rahasia
kedokteran saat mengumpulkan data pasien, baik pribadi, sosial maupun medis. Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan mengatur hak pasien dalam Pasal 56 hingga
58. Pasal 57 mengatur bahwa "setiap orang berhak atas informasi rahasia kesehatan" dan
mengatur hak pasien untuk menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan medis
setelah menerima dan memahami informasi tentang tindakan tersebut (RI & Bpk.go.id, 2016b).

g. Hukum Persaingan Usaha


Tujuan hukum persaingan usaha, juga dikenal sebagai hukum antitrust di Amerika
Serikat atau hukum kompetisi di beberapa negara lain, adalah untuk mengontrol bagaimana
perusahaan bertindak dalam persaingan pasar. Tujuan utama dari hukum ini adalah untuk
mendorong persaingan yang baik, mencegah monopoli atau oligopoli yang merugikan ekonomi
dan konsumen, dan melindungi kepentingan pesaing, konsumen, dan masyarakat umum
(Sudiarto, 2020).
Beberapa prinsip utama yang terkandung dalam hukum persaingan usaha adalah anti-
monopoli. Peraturan ini melarang tindakan yang bertujuan untuk menciptakan atau
mempertahankan monopoli, yaitu keadaan di mana satu perusahaan atau sekelompok
perusahaan memiliki kendali yang signifikan atas pasar tanpa adanya persaingan yang cukup
(Sudiarto, 2020).
Prinsip Anti-Oligopoli. Hukum ini dimaksudkan untuk mencegah oligopoli, yaitu ketika
hanya beberapa perusahaan yang dominan mengendalikan pasar. Dalam hal ini, praktik yang
dapat menyebabkan kerja sama yang tidak sehat antara pesaing utama juga dapat
dipertimbangkan (Hidayat, 2017).
Prinsip Pelarangan Praktik Anti-Kompetitif. Hukum Persaingan Usaha melarang praktik
seperti harga kartel (di mana beberapa pesaing menetapkan harga yang sama), pembatasan
pasokan, diskriminasi harga, pengelompokan, dan lainnya yang dapat mengurangi pilihan
konsumen atau mengganggu pesaing (Hidayat, 2017).
Prinsip Penilaian Penggabungan dan Akuisisi. Hukum ini memungkinkan pihak
berwenang untuk menilai dampak dari peristiwa-peristiwa ini terhadap persaingan pasar ketika

28
perusahaan ingin bergabung atau mengakuisisi. Mereka dapat memutuskan untuk
menghentikan atau mengubah rencana tersebut jika itu menghasilkan dominasi pasar yang
berlebihan (Sudiarto, 2020).
Prinsip Perlindungan Konsumen. Hukum Persaingan Usaha juga meningkatkan
transparansi informasi produk dan layanan, melindungi konsumen dari praktik yang
menyesatkan atau menipu (Sudiarto, 2020).
Di Indonesia, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (UUPM) mengatur persaingan usaha. Undang-undang ini
kemudian diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Dalam undang-undang di atas diatur mengenai larangan praktik monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat. UUPM melarang praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Praktik
monopoli mencakup pembentukan, penguasaan, dan/atau penyalahgunaan posisi dominan di
pasar, sedangkan persaingan usaha tidak sehat mencakup praktik yang merugikan pesaing,
konsumen, atau masyarakat (RI & Bpk.go.id, 1999).
Pengawasan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU): UUPM membentuk
KPPU sebagai badan independen yang bertugas mengawasi, mengatur, dan menyelesaikan
perkara terkait pelanggaran persaingan usaha. KPPU juga memiliki wewenang untuk
melakukan investigasi, mengeluarkan rekomendasi, dan mengenakan sanksi terhadap
pelanggaran hukum persaingan usaha (Hidayat, 2017).
Penggabungan dan Akuisisi. UUPM juga mengatur bagaimana bisnis dapat digabungkan
atau diakuisisi. Perusahaan yang ingin melakukannya harus memberi tahu KPPU untuk
mendapatkan persetujuan. Tujuannya adalah untuk menghindari merger atau akuisisi yang
dapat menghasilkan dominasi pasar atau mengganggu persaingan (Hidayat, 2017).
Sanksi Administratif dan Pidana. Pelanggaran UUPM dapat menyebabkan sanksi
administratif dan/atau pidana. Sanksi administratif termasuk denda dan/atau kewajiban untuk
menghentikan praktik yang melanggar. Korporasi atau individu yang secara sengaja
melakukan praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat dapat dikenakan sanksi pidana
(Hidayat, 2017).
Ketentuan Transparansi dan Perlindungan Konsumen. UUPM juga memiliki ketentuan
yang melindungi konsumen dari praktik yang menyesatkan dan mendorong transparansi
informasi (Hidayat, 2017).
Pemberian Penghargaan dan Perlindungan Whistleblower. UUPM juga memberikan
insentif kepada pihak yang mengungkap pelanggaran hukum persaingan usaha, juga dikenal
sebagai whistleblower (Hidayat, 2017).

29
Seiring bertumbuhnya perusahaan dengan pembukaan cabang-cabang di seluruh
Indonesia akan mengakibatkan PT Rahayu Sareng Sami memiliki daya tawar yang besar
terhadap pemasok (supplier / vendor). Hal ini karena permintaan kebutuhan akan inventory
persediaan perusahaan akan semakin tinggi. Hal ini juga didukung oleh procurement system
yang dilakukan oleh PT Rahayu Sareng Sami adalah central procurement dimana pengadaan
yang dilakukan terpusat. Akibatnya adalah perusahaan akan mendapatkan harga beli yang
sangat kompetitif sehingga harga jual ke pasien yang semakin murah. Pricing policy masih
sangat berpengaruh terhadap keputusan pembeli dalam menentukan suatu produk ataupun jasa.
Semakin murah dengan kualitas yang baik akan mengakibatkan keputusan pembelian oleh
pasien akan semakin besar (Mantili et al., 2016).
Permasalahan yang timbul adalah potensi selisih harga yang jauh antara PT. Rahayu
Sareng Sami dengan kompetitor, sehingga berpotensi dilaporkan kepada KPPU.

2.4. Kendala dan Pemecahan Masalah Hukum


Selama melaksanakan kegiatan Magang MBKM terdapat beberapa kendala dan
tantanganyang dihadapi Penulis antara lain:
a. Tantangan Adaptasi
Selama magang mahasiswa beradaptasi dengan budaya dan lingkungan kerja
organisasi PT Rahayu Sareng Sami. Adaptasi melibatkan pemahaman tentang
kebiasaan, etika, dan protokol di tempat kerja yang baru dimana dituntut untuk cepat.
b. Tuntutan Waktu
Magang di PT Rahayu Sareng Sami dalam kurun waktu Februari – Agustus 2023
dirasa sangat singkat. Mahasiswa mengamati fenomena kasus-kasus hukum dalam
batas waktu yang singkat, seringkali sejalan dengan tenggat waktu jadwal kampus
yang harus dipenuhi.
c. Keterbatasan Pengetahuan Praktis
Magang di PT Rahayu Sareng Sami memungkinkan pengungkapan bahwa terdapat
banyak aspek hukum yang tidak dibahas dalam kurikulum akademis di universitas.
Mahasiswa perlu belajar kembali secara mandiri tentang prosedur hukum, praktik
litigasi, atau aspek praktis lainnya yang tidak diajarkan di kelas.

Terhadap permasalahan-permasalahan hukum yang Penulis dapati selama kegiatan Magang


MBKM Mandiri, Penulis mencoba memecahkan permasalahan tersebut sebagai berikut:
a. Penyelesaian Perselisihan Perburuhan dan Pemutusan Hubungan Kerja

30
Proses penyelesaian perselisihan perburuhan dan pemutusan hubungan kerja adalah
upaya untuk menyelesaikan perselisihan antara pekerja dan pengusaha atau antara serikat
buruh dan manajemen (RI & Bpk.go.id, 2003). Tujuan utama dari proses ini adalah untuk
mencapai solusi yang adil dan saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam
konflik tersebut. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menyelesaikan perselisihan
perburuhan dan pemecatan pekerjaan.
Metode pertama dalam penyelesaian perselisihan adalah negosiasi langsung. Pihak-pihak
yang terlibat berkumpul untuk berbicara dan menemukan solusi. Metode ini dapat digunakan
untuk mengatur upah, kondisi kerja, dan hak-hak pekerja secara keseluruhan. Jika ini berhasil,
hal itu dapat mencegah masalah naik ke tingkat yang lebih tinggi (Restu, 2016).
Selanjutnya adalah mediasi. Sebuah pihak ketiga netral yang disebut mediator membantu
pihak-pihak yang berselisih mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak.
Mediator tidak membuat keputusan; sebaliknya, mediator membantu dalam berkomunikasi dan
meredakan konflik. Ketiga adalah arbitrase. Dalam arbitrase, ada pihak ketiga yang disebut
arbiter, juga dikenal sebagai panel arbitrase, yang mendengarkan argumen dari kedua belah
pihak sebelum mengambil keputusan yang mengikat. Keputusan arbitrase biasanya merupakan
keputusan akhir dan mengakhiri perselisihan. Selanjutnya adalah serikat buruh. Pekerja yang
bergabung dalam serikat buruh memiliki kemampuan untuk bernegosiasi dengan pengusaha
dan memperjuangkan hak-hak pekerja. Pekerja juga memiliki kemampuan untuk
menggunakan mogok atau protes sebagai alat tuntutan (Restu, 2016).
Metode selanjutnya adalah pengadilan. Perselisihan dapat diajukan ke pengadilan jika
tidak ada penyelesaian melalui jalur-jalur di atas. Untuk membuat keputusan, pengadilan akan
mempertimbangkan hukum yang berlaku dan bukti yang ada. Pembinaan Hubungan Industrial
dapat menjadi alternatif metode pemecahan masalah. Di beberapa negara, ada lembaga yang
disebut "Pembina Hubungan Industrial" yang membantu menyelesaikan perselisihan dan
memfasilitasi hubungan antara pengusaha dan pekerja (Restu, 2016).
Selanjutnya adalah penilaian ahli. Dalam beberapa situasi, ahli independen dapat diminta
untuk memeriksa atau menilai situasi, seperti dalam perselisihan mengenai pemutusan
hubungan kerja. Terakhir adalah pemecatan alternatif: Ini bisa berarti memberi pekerja yang
diputus untuk mendapatkan opsi seperti pelatihan lanjutan atau bantuan dalam mencari
pekerjaan baru (Restu, 2016).
Kenyataannya, pendekatan yang akan digunakan akan bergantung pada tingkat
kompleksitas perselisihan, serta peraturan yang berlaku di suatu negara. Penyelesaian yang
berhasil lebih mungkin dicapai jika didasarkan pada komunikasi yang terbuka, keinginan untuk

31
mendengarkan, dan keinginan untuk mencapai kesepakatan yang adil bagi semua pihak (Restu,
2016).
Permasalahan yang ditemukan di tempat magang yaitu di PT Rahayu Sareng Sami adalah
terkait dengan hak-hak yang tidak diterima oleh pekerja wanita yaitu terkait cuti haid. Cuti haid
belum diberikan kepada karyawan Wanita. Berdasarkan Pasal 81 ayat (1) UU 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa “Pekerja perempuan yang dalam masa haid
merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama
dan kedua pada waktu haid.”(RI & Bpk.go.id, 2003)
Undang-Undang Ketenagakerjaan di Indonesia mengatur cuti haid, pekerja perempuan
tidak diharuskan bekerja jika mereka merasakan sakit pada hari pertama dan kedua haid
mereka. Namun, Pasal 81 ayat (2) memposisikan pekerja wanita dalam posisi yang tidak
seimbang dimana buruh perempuan akan berhadapan langsung dengan majikan dalam hal
negosiasi tidak setara. Negosiasi tidak setara ini dapat berupa perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang ditandatangani oleh pekerja yang akan bekerja
untuk perusahaan tertentu dimana yang bersangkutan langsung berhadapan dengan majikan
(RI & Bpk.go.id, 2003).
Oleh karena itu harus dilakukan perundingan oleh kedua belah pihak. Hal ini disebut juga
dengan bipartit, dimana dilakukan sebelum muncul perselisihan dalam hubungan industrial.
Dalam jangka waktu 30 hari, perundingan bipartit yang terdiri dari perwakilan pengusaha dan
perwakilan pekerja dan atau serikat pekerja yang diselesaikan secara musyawarah mufatkat.
Untuk pemenuhan hak-hak pekerja khususnya pada PT Rahayu Sareng Sami terkait
dengan cuti haid dimana tenaga kerjanya didominasi oleh pekerja perempuan, sudah
selayaknya jika pihak PT Rahayu Sareng Sami, lebih-lebih lagi untuk memberikan perhatian
khusus kepada pekerja perempuan, agar terciptanya lingkungan kerja yang harmonis. Serta
kegiatan pelatihan kerja yang dilakukan oleh PT Rahayu Sareng Sami seharusnya dilakukan
dengan lebih maksimal lagi dan juga diberikan pemahaman-pemahaman hukum
ketenagakerjaan agar dipahami secara menyeluruh oleh para pekerja.

b. Kewirausahaan
Seorang wirausahawan harus memiliki sikap adaptif. Sikap adaptif mengacu pada
kemampuan seseorang atau kelompok untuk berubah, menyesuaikan diri, dan menangani
perubahan lingkungan atau situasi dengan cepat dan efektif. Ini berarti siap menghadapi
masalah baru, belajar dari pengalaman baru, dan mengubah cara atau pendekatan untuk
menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah. Dalam dunia seperti saat ini, yang terus

32
berubah dan kompleks, perspektif adaptif sangat penting. Perusahaan yang dapat beradaptasi
dengan cepat dan efektif akan lebih baik menangani kesulitan dan peluang baru terutama di
bidang regulasi (Puji Hastuti, Agus Nurofik, Agung Purnomo, Abdurrozak Hasibuan, Handy
Ariwibowo, Annisa Ilmi Faried, Tasnim, Andriasan Sudarso, Irwan Kurniawan Soetijono,
Didin Hadi Saputra, 2021).
Standar kegiatan usaha dan produk pada penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis
risiko dalam sektor kesehatan adalah pedoman atau pedoman yang dibuat oleh otoritas
pemerintah atau lembaga terkait untuk mengatur kegiatan usaha dan produk yang berkaitan
dengan perizinan berusaha berbasis risiko di sektor kesehatan (Radiansyah & Egi A, 2022).
Tujuannya adalah untuk memberikan metode yang lebih fleksibel dan efektif dalam
proses perizinan berusaha. Metode ini melakukan evaluasi risiko yang lebih menyeluruh dan
berkonsentrasi pada peraturan yang lebih tegas untuk kegiatan yang memiliki tingkat risiko
yang lebih tinggi. Dalam industri kesehatan, Standar Kegiatan Usaha dan Produk dapat
mencakup hal-hal berikut:
1) Penilaian Risiko: Penentuan risiko yang terkait dengan kegiatan bisnis atau produk
kesehatan tertentu. Produksi dan distribusi obat-obatan, misalnya, memiliki risiko
lebih tinggi daripada bisnis toko kesehatan.
2) Klasifikasi Kegiatan: Jenis kegiatan usaha kesehatan dikategorikan berdasarkan
risiko yang terkait. Misalnya, perusahaan yang menjual suplemen kesehatan
mungkin memiliki klasifikasi risiko yang lebih rendah daripada perusahaan yang
melakukan prosedur medis invasif.
3) Persyaratan Kegiatan: Menentukan aturan, standar sanitasi, kualitas produk,
pelatihan tenaga kerja, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan risiko.
4) Pengawasan dan Inspeksi: Mengatur sistem untuk mengawasi dan mengawasi
perusahaan untuk memastikan bahwa mereka memenuhi persyaratan dan standar
yang ditetapkan.
5) Penyesuaian Berdasarkan Risiko: Memberikan fleksibilitas pada perizinan dan
proses regulasi berdasarkan tingkat risiko yang terkait dengan kegiatan bisnis atau
produk tertentu. Ini memungkinkan bisnis dengan risiko yang lebih rendah untuk
menjalani proses perizinan yang lebih sederhana dan cepat (Radiansyah & Egi A,
2022).
Untuk menerapkan konsep di atas, otoritas pemerintah atau lembaga terkait biasanya
bekerja sama dengan para pemangku kepentingan, termasuk praktisi kesehatan dan pelaku
usaha, untuk mengembangkan standar yang sesuai dan memastikan bahwa regulasi yang

33
diterapkan dapat menjaga keseimbangan antara aspek regulasi dan perkembangan bisnis
(Restu, 2016).
Secara umum, undang-undang kesehatan yang baru ini memuat materi pokok
mencakup Ketentuan umum, Hak dan kewajiban, Tanggungjawab Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, Penyelenggaraan Kesehatan, Upaya Kesehatan, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Sumber Daya Manusia Kesehatan, Perbekalan Kesehatan, Ketahanan Kefarmasian
dan Alat Kesehatan, KLB dan Wabah, Pendanaan Kesehatan, Koordinasi dan sinkronisasi
penguatan system Kesehatan, partisipasi masyarakat, pembinaan dan pengawasan, penyidikan,
ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup (Satria, 2023).
Dengan berlakuknya undang-undang yang baru di atas, maka terdapat 11 (sebelas)
undang-undang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Sebelas undang-undang tersebut adalah;
1. Undang-Undang Nomor 419 Tahun 1949 tentang Ordonansi Obat Keras 2. Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular; 3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran; 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan; 5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 6. Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran; 7. Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa; 8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan; 9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;
10.Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan; 11.Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan (Satria, 2023).
PT Rahayu Sareng Sami perlu beradaptasi menyesuaikan dengan undang-undang
kesehatan yang baru. Dikarenakan undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
yaitu pada tanggal 8 Agustus 2023. Semua ketentuan pidana berlaku saat undang-undang ini
disahkan, kecuali untuk ketentuan pidana dalam pasal 427 (tentang aborsi), pasal 429 ( tentang
aborsi oleh tenaga medis dan tenaga Kesehatan) pasal 431 (memperjualbelikan darah), dan
pasal 432 (mengkomersialkan transplantasi organ) berlaku sampai dengan diberlakukannya
UU No 1 Tahun 2023 ttg KUHP yaitu pada tanggal 1 Januari 2025 (Satria, 2023).
Tetapi PT Rahayu Sareng Sami tidak perlu kuatir dikarenakan terdapat ketentuan
peralihan yaitu pada saat undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan 8 Agustus
2023, maka semua peraturan perundang – undangan yang merupakan peraturan pelaksana dari
undang-undang tersebut dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam undang-undang ini, namun peraturan pelaksana dari undang-undang ini harus
ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak undang-undang ini diundangkan (RI &
Bpk.go.id, 2023; Satria, 2023; Tungga, 2023).

34
c. Hak Kekayaan Intelektual
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi,
suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan
barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
perdagangan barang dan/atau jasa. Merek diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis. Hak atas Merek adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik Merek yang terdaftar untuk jangka waktu
tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain
untuk menggunakannya (Sembring, 2003).
Dikarenakan hak atas merek diperoleh setelah merek tersebut terdaftar maka PT Rahayu
Sareng Sami harus mendaftarkan mereknya sesuai ketentuan yang berlaku. Permohonan
pendaftaran merek PT Rahayu Sareng Sami diajukan oleh pemohon atau kuasanya kepada
Menteri secara elektronik atau nonelektronik dalam bahasa lndonesia (RI & Bpk.go.id, 2016a).
Pendaftaran merek Rahayu Sareng Sami harus segera dilakukan sebelum didahului oleh
kompetitor. Caranya dapat ditunjukkan dalam gambar berikut.

Gambar 4. Alur Proses Permohonan Pendaftaran Merek Berdasarkan UU No 20 Tahun 2016

35
Gambar 5. Proses Pendaftaran Merek

Dalam dunia bisnis dan pemasaran, merek adalah komponen penting yang membantu
mengidentifikasi dan membedakan barang dan jasa dari pesaing di pasaran. Tidak hanya logo
atau nama, merek mencakup nilai-nilai, citra, dan pengalaman yang terkait dengan produk atau
layanan tersebut. Istilah "merek" juga mengacu pada identitas unik yang diberikan kepada
produk, layanan, atau perusahaan untuk membedakannya dari produk atau layanan pesaing.
Merek adalah lebih dari sekadar nama atau logo; itu mencakup semua persepsi dan hubungan
yang dimiliki seseorang dengan barang atau jasa tertentu. Merek menentukan rasa pengenalan,
kepercayaan, dan kesetiaan pelanggan terhadap barang atau jasa tertentu. Konsumen dapat
membuat pilihan berdasarkan emosi dan akal sehat dengan merek yang kuat (Miru, 2007).
Merek produk atau layanan tidak hanya terdiri dari nama atau logo; merek juga
mencakup nilai-nilai, citra, dan pengalaman yang terkait dengan barang atau jasa tersebut.
Merek dapat dijelaskan juga sebagai identitas khusus yang diberikan kepada produk, layanan,
atau perusahaan disebut merek. Ini dilakukan untuk membedakannya dari produk atau layanan
pesaing. Merek adalah lebih dari sekadar nama atau logo; itu mencakup semua persepsi dan
hubungan yang dimiliki seseorang dengan barang atau jasa tertentu. Merek menentukan rasa
pengenalan, kepercayaan, dan kesetiaan pelanggan terhadap barang atau jasa tertentu.
Konsumen dapat membuat pilihan berdasarkan emosi dan akal sehat dengan merek yang kuat
(Miru, 2007).

36
Karena berkontribusi pada beberapa hal, merek sangat penting bagi PT Rahayu Sareng
Sami yaitu sebagai berikut
1) Pendekatan Kompetitor: Merek yang kuat memungkinkan produk atau layanan
untuk mencolok dan membedakan diri dari produk sejenis di tengah persaingan yang
ketat.
2) Penghargaan Nilai: Merek yang baik dapat meningkatkan nilai barang atau jasa,
yang memungkinkan bisnis menetapkan harga lebih tinggi berdasarkan reputasi
positif yang dimiliki oleh merek tersebut.
3) Kepercayaan dan Kesetiaan Konsumen: Pelanggan cenderung memilih merek yang
mereka kenal dan percayai, yang dihasilkan oleh merek yang memiliki reputasi baik.
4) Komunikasi Nilai dan Identitas: Merek membantu pelanggan memahami nilai-nilai,
tujuan, dan budaya perusahaan.
5) Fokus Pemasaran: Merek membantu perusahaan merencanakan kampanye
pemasaran mereka dengan lebih baik dengan memberikan fokus pada strategi
komunikasi dan pemasaran (Miru, 2007).
a. Beberapa komponen yang saling berhubungan membentuk merek:
6) Nama: Elemen paling dasar dari merek adalah namanya; nama yang mudah diingat,
mudah diucapkan, dan menunjukkan nilainya sangat penting.
7) Logo: Logo merek adalah representasi visual yang dapat diidentifikasi dengan
mudah dan sesuai dengan identitas merek.
8) Slogan: Slogan yang singkat dan mudah diingat dapat membantu pelanggan
memahami pesan utama merek.
9) Warna dan Desain Visual: Pilihan warna dan desain visual berkontribusi pada
identitas merek. Warna dapat memengaruhi pikiran dan perasaan pelanggan dengan
cara tertentu.
10) Nilai dan Citra: Merek sering dikaitkan dengan nilai-nilai dan citra tertentu, yang
mencakup cara pelanggan melihat merek dan apa yang ingin digambarkan olehnya.
11) Pengalaman Konsumen: Pengalaman yang positif yang dialami konsumen saat
berinteraksi dengan barang atau jasa merek sangat penting; pengalaman ini dapat
memperkuat citra merek (Miru, 2007).
Merek yang kuat memiliki banyak efek positif yaitu:
1) Nilai Tambah: Perusahaan dapat mendapatkan harga yang lebih tinggi dengan
produk atau layanan dengan merek yang kuat.
2) Loyalitas Konsumen: Merek yang baik membuat pelanggan setia, sehingga mereka

37
tidak perlu beralih ke merek pesaing
3) Kepercayaan: Pelanggan mempercayai merek yang baik, yang mempercepat proses
pembelian.
4) Pengenalan yang Lebih Mudah: Brand yang terkenal lebih mudah diingat dan
dikenal, yang membantu strategi pemasaran.
5) Dampak Psikologis: Konsumen dapat mengalami emosi dan ikatan tertentu karena
merek yang kuat, yang berdampak pada keputusan pembelian mereka.
6) Daya Saing: Perusahaan memiliki keunggulan kompetitif karena memiliki merek
yang kuat, yang membedakannya dari pesaingnya (Miru, 2007).

d. Perlindungan Privasi dan Data Pribadi


Dapat dijelaskan bahwa di dalam alur proses pelayanan PT. Rahayu Sareng Sami yang
sangat berisiko tekait dengan keamanan data pribadi adalah di bagian patient medication
record (PMR) atau data status pasien atau rekam medis. Oleh karena itu PMR harus tunduk
dengan Perlindungan Privasi dan Data Pribadi diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (RI & Bpk.go.id, 2022b).
Juga terdapat aturan turunan terkait rekam medis yang juga diatur di dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 Tentang Rekam Medis (RI & Bpk.go.id,
2022a). Rekam Medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. PT. Rahayu
Sareng Sami menggunakan aplikasi rekam medis assist.id yang terdapat dalam gambar 6.
Aplikasi assist.id diinfokan sudah memiliki data secured, encrypted & firewall
implementation yaitu sistem assist.id selalu berkomitmen untuk mengedepankan keamanan
data dan sudah melakukan uji ketahanan penetration testing. Sistem sudah terenkripsi dan
sudah terimplementasi firewall. Backup data setiap hari (24/7) otomatis di server dan proses
update dilakukan saat waktu atau hari paling sepi contoh : jam 1 dini hari saat weekend. Server
data berbasis SLA 99% kecepatan dalam mengakses dan menyimpan data dan jaminan bugs
dan error tidak dibatasi dan segera diperbaiki secepatnya oleh tim IT handal (PT. Jaga Anugrah
Giat Asa, 2023).
Berdasarkan hal di atas berdasarkan review maka assist.id yang dipergunakan oleh PT.
Rahayu Sareng Sami sudah meng-adopt keamanan data pribadi. Tetapi belum jelas apakah
sistem tersebut compliance terhadap ISO 27001 tentang Manajemen Keamanan Data. ISO
adalah organisasi internasional yang mengembangkan dan menerbitkan standar internasional
dalam berbagai bidang. Standar ini dibuat untuk mengatur proses, produk, layanan, dan sistem

38
dengan tujuan meningkatkan efisiensi, kualitas, keamanan, dan keberlanjutan di berbagai
industri. Fungsi ISO meliputi:
1) Membangun Keseragaman Internasional: ISO bertujuan untuk memastikan bahwa
standar dan praktik yang seragam di seluruh dunia, yang akan membantu
perdagangan internasional, transfer teknologi, dan kerja sama antar negara.
2) Peningkatan Kualitas dan Keamanan: Standar ISO membantu organisasi
meningkatkan kualitas produk, layanan, dan proses bisnis mereka. Ini juga dapat
membantu dalam menemukan risiko dan mengimplementasikan langkah-langkah
keamanan yang tepat.
3) Efisiensi dan Produktivitas: ISO membuat standar yang dapat membantu organisasi
meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional. Standar ini dapat membantu
mengoptimalkan sumber daya, meningkatkan proses, dan mengurangi limbah.
4) Perlindungan Konsumen: Standar ISO dapat memberikan keyakinan kepada pembeli
bahwa barang atau layanan yang mereka beli telah diuji sesuai dengan standar
internasional dan memenuhi persyaratan tertentu.
5) Inovasi dan Teknologi: ISO menyediakan kerangka kerja yang konsisten untuk
pengujian, evaluasi, dan implementasi produk baru untuk membantu inovasi dan
pengembangan teknologi.
6) Perlindungan Lingkungan dan Keberlanjutan: Beberapa standar ISO berkonsentrasi
pada praktik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti manajemen
lingkungan, pengelolaan energi, dan pengurangan dampak lingkungan.
7) Peningkatan Reputasi: Mematuhi standar ISO, yang menunjukkan komitmen
terhadap kualitas, keamanan, dan etika, dapat membantu perusahaan membangun
reputasi baik dalam industri maupun di mata konsumen.
8) Akses ke Pasar Global: Karena banyak negara dan pelanggan menghargai standar
internasional, sertifikasi ISO dapat membantu bisnis memasuki pasar internasional.
9) Transparansi dan Akuntabilitas: Standar ISO meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas di antara berbagai pemangku kepentingan dengan memberikan
kerangka kerja yang jelas untuk mengukur dan melaporkan kinerja organisasi.
10) Peningkatan Manajemen Risiko: Standar ISO memastikan operasi yang lebih aman
dan berkelanjutan dengan membantu organisasi mengidentifikasi, mengukur, dan
mengelola risiko dengan lebih efektif.
11) Peningkatan Kompetitivitas: Mengadopsi standar ISO dapat memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan karena memenuhi persyaratan yang diakui

39
secara internasional (Siringoringo et al., 2017).

Gambar 6. Sistem Aplikasi Elektronik Rekam Medis Assist.id

Selain ISO 27001 yang perlu diperhatikan di bidang kesehatan adalah terkait dengan
HIPAA. HIPAA, atau Portabilitas dan Akuntabilitas Asuransi Kesehatan tahun 1996, adalah
undang-undang yang mewajibkan standar nasional untuk melindungi informasi kesehatan
pasien yang sensitif agar tidak diungkapkan tanpa persetujuan atau sepengetahuan pasien.
Untuk melaksanakan persyaratan HIPAA, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan
(HHS) Amerika Serikat mengeluarkan Aturan Privasi HIPAA. Aturan Keamanan HIPAA
melindungi bagian informasi yang tercakup oleh Aturan Privasi. HIPAA, juga dikenal sebagai
Hukum Publik 104-191, memiliki dua tujuan utama: untuk memberikan perlindungan asuransi
kesehatan yang berkelanjutan bagi karyawan yang kehilangan atau mengundurkan diri dari
pekerjaan mereka, dan pada akhirnya untuk mengurangi biaya perawatan kesehatan dengan
menstandarkan transmisi elektronik transaksi administrasi dan keuangan. Tujuan lainnya
termasuk mencegah penyalahgunaan, penipuan, dan pemborosan dalam asuransi kesehatan dan
pemberian perawatan kesehatan, dan menetapkan batas-batas elektronik untuk transaksi
keuangan dan administrasi (Siringoringo et al., 2017).
Standar privasi HIPAA membahas bagaimana entitas yang tunduk pada aturan privasi
menggunakan dan mengungkapkan informasi kesehatan individu, yang disebut "informasi
kesehatan yang dilindungi". Entitas yang dilindungi disebut "entitas tercakup". Selain itu,
aturan privasi ini menetapkan hak individu untuk mengetahui dan mengontrol bagaimana
informasi kesehatan mereka digunakan. Sasaran utama Aturan Privasi adalah untuk
memastikan bahwa informasi kesehatan individu dilindungi dengan semestinya sekaligus
memungkinkan aliran informasi kesehatan yang diperlukan untuk menyediakan dan
mempromosikan perawatan kesehatan yang berkualitas tinggi serta melindungi kesehatan dan

40
kesejahteraan publik. Aturan ini mencapai keseimbangan yang memungkinkan penggunaan
informasi penting sekaligus melindungi privasi pasien yang mencari perawatan (Siringoringo
et al., 2017).

e. Telematika
Pasal 172 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 Omnibuslaw tentang Kesehatan yang
baru saja disahkan telah mengatur tentang telekesehatan dan telemedisin. Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dapat memberikan pelayanan telekesehatan dan telemedisin secara mandiri.
Fasilitas tersebut dapat menyelenggarakan pelayanan telemedisin atau bekerja sama dengan
penyelenggara sistem elektronik yang terdaftar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Layanan telekesehatan dan telemedisin yang dimaksud meliputi layanan antar-
fasilitas pelayanan kesehatan dan antara fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat (RI &
Bpk.go.id, 2023; Satria, 2023). Di dalam pasal di atas disebutkan bahwa pelayanan telemedisin
yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan oleh tenaga medis atau tenaga
kesehatan yang memiliki izin praktik. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
pelayanan telemedisin diatur dengan peraturan pemerintah.
Undang-undang di atas telah menjadikan dasar hukum pelaksanaan telematika berupa
layanan telemedisin di PT. Rahayu Sareng Sami. Sehingga secara legal formal layanan
telemedisin dapat dilaksanakan dan disampaikan secara terbuka kepada pelanggan dan
masyarakat. Perusahaan tinggal menunggu aturan turunan dari undang-undang tersebut
mengingat beberapa hal detil dan teknis belum dijelaskan dalam undang-undang tersebut.
Aturan turunan dapat berupa peraturan pemerintah dan peraturan menteri kesehatan.
Bisnis dalam berbagai industri kesehatan dan layanan kesehatan dapat menggunakan
telemedisin untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Ini dapat memberikan manfaat yang
signifikan yang dapat membedakan bisnis perusahaan dari pesaing dan memenuhi kebutuhan
konsumen modern. Beberapa cara di mana telemedisin dapat memberi perusahaan keunggulan
dibandingkan dengan pesaing:
1) Akses yang Lebih Mudah dan Cepat: Telemedisin memungkinkan pasien
berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan tanpa harus datang ke fasilitas
fisik; ini sangat berguna bagi pasien yang tinggal jauh dari pusat medis atau memiliki
keterbatasan mobilitas. Penyedia layanan kesehatan yang dapat memberikan akses
yang mudah dan cepat ke telemedisin dapat menarik lebih banyak pasien.
2) Peningkatan Efisiensi dan Penjadwalan: Telemedisin memungkinkan penyedia
layanan untuk mengatur jadwal dengan lebih baik dan mengurangi waktu tunggu

41
pasien. Ini berarti lebih sedikit pembatalan janji temu dan lebih banyak waktu yang
digunakan penyedia layanan.
3) Kemudahan Monitoring Pasien Jangka Panjang: Telemedisin dapat memungkinkan
penyedia layanan untuk memantau kondisi pasien secara teratur melalui perangkat
yang terhubung dalam kasus penyakit kronis atau pemantauan pasien jangka
panjang. Ini dapat mengurangi jumlah kunjungan rutin yang diperlukan dan
memungkinkan pemantauan yang lebih efektif.
4) Kemampuan Menjangkau Pasien di Daerah Terpencil: Jika perusahaan beroperasi di
wilayah yang sulit dijangkau, telemedisin dapat membantu perusahaan menjangkau
pasien dari daerah terpencil tanpa perlu membangun infrastruktur fisik di sana.
5) Peningkatan Keselamatan Pasien: Penggunaan telemedisin dapat mengurangi risiko
infeksi silang dan paparan penyakit di tempat praktik medis. Ini juga dapat
membantu mengurangi risiko pasien sakit karena perjalanan ke fasilitas medis.
6) Ekspansi Pasar Baru: Telemedisin dapat membantu perusahaan menemukan pasar
baru di dalam dan luar negeri. Perusahaan memiliki kemampuan untuk memberikan
layanan kesehatan berkualitas tinggi kepada populasi yang sebelumnya tidak dapat
diakses.
7) Peningkatan Kualitas Layanan: Perusahaan dapat memberikan diagnosa dan
rekomendasi yang lebih akurat dan meningkatkan kualitas perawatan pasien dengan
menerapkan teknologi canggih seperti AI dan analisis data dalam praktik
telemedisin.
8) Fleksibilitas Pilihan Layanan: Dengan menawarkan opsi telemedisin selain layanan
konvensional, perusahaan memberikan pasien fleksibilitas untuk memilih metode
perawatan kesehatan yang paling sesuai bagi pasien (Arman, 2013).

f. Filsafat Hukum dan Etika Profesi


Dalam konteks pelayanan kesehatan, hal yang sangat penting adalah memfasilitasi hak
pasien dan memberikan informasi yang jelas tentang hak pasien. Hal ini berkaitan dengan
transparansi, pemahaman, dan penghargaan terhadap hak asasi pasien. Mensosialisasikan hak-
hak pasien sangat penting karena sebagai pendidikan kepada pasien. Pasien seringkali tidak
menyadari hak-hak mereka dalam konteks pelayanan kesehatan. Sangat penting untuk
memberi tahu pasien tentang hak-hak mereka sehingga mereka dapat membuat keputusan yang
lebih cerdas dan berdasarkan preferensi mereka sendiri (Asmawati Sri Rahayu Amri, 2011).
Mensosialisasikan hak pasien penting juga untuk pemberdayaan pasien. Dengan

42
mengetahui hak-hak mereka, pasien lebih berdaya dan memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi aktif dalam proses perawatan dan membuat keputusan tentang perawatan
mereka. Ini dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mengurangi kebingungan atau
ketidakpastian mereka (Siringoringo et al., 2017).
Hak pasien juga penting untuk transparansi dan kepercayaan. Mensosialisasikan hak
pasien dan menempatkannya di tempat yang jelas dapat meningkatkan transparansi dalam
hubungan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Hal ini dapat membangun
kepercayaan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan (Siringoringo et al., 2017).
Selanjutnya mensosialisasikan hak pasien penting untuk pencegahan konflik dan
keluhan. Ketika pasien mengetahui hak mereka, kemungkinan konflik atau keluhan karena
pelanggaran hak mereka dapat berkurang. Pasien akan merasa lebih dihargai dan dihargai.
Kemudian hak pasien juga penting untuk pemenuhan standar etika dan hukum. Salah satu
bagian dari etika profesi dalam pelayanan kesehatan adalah menyebarkan hak pasien.
Memberikan informasi yang jelas tentang hak pasien adalah cara untuk mematuhi standar etika
dan hukum yang mengatur hak pasien (Siringoringo et al., 2017).
Selanjutnya pemahaman terkait hak pasien akan menghindari kekurangan informasi.
Ketika hak pasien ditampilkan dengan jelas, pasien lebih mudah mendapatkan informasi yang
mereka butuhkan, yang menghindari ketidakpastian atau ketidakpuasan pasien. Terakhir
adalah terkait pemenuhan akan standar pelayanan yang lebih tinggi. Sosialisasi hak pasien dan
penyebaran informasi yang jelas dapat membantu meningkatkan standar pelayanan kesehatan.
Pengetahuan tentang hak pasien dapat mendorong penyedia layanan untuk memberikan
perawatan yang lebih baik dan beretika (Siringoringo et al., 2017).
Pelayanan kesehatan yang beretika menunjukkan komitmen perusahaan PT Rahayu
Sareng Sami untuk melindungi hak asasi pasien, pemberdayaan, dan kualitas perawatan yang
lebih baik dengan menyampaikan informasi yang jelas kepada pasien dan
menyosialisasikannya kepada mereka. Oleh karena itu hak-hak pasien hendaknya diletakkan
di tempat-tempat yang mudah terlihat seperti di depan customer service, di depan kasir, di
ruangan pemeriksaan dan di tempat tunggu pasien.

g. Hukum Persaingan Usaha


Hukum persaingan usaha adalah dasar penting untuk ekonomi yang sehat, kreatif, dan
adil karena mencegah monopoli dan praktik tidak sehat, melindungi pesaing, konsumen, dan
masyarakat secara keseluruhan. Namun, penerapan hukum ini sulit, dan penting bagi negara
dan perusahaan untuk bekerja sama untuk memastikan bahwa hal itu dapat dilakukan dengan

43
baik. Oleh karena itu, hukum persaingan usaha memainkan peran penting dalam membangun
masyarakat yang didasarkan pada persaingan yang sehat dan adil (Sudiarto, 2020).
Walaupun penting tetapi dalam implementasinya hukum persaingan usaha banyak
mengalami tantangan yaitu bukti yang sulit. Mendapatkan bukti yang kuat tentang pelanggaran
persaingan usaha dapat menjadi sulit, terutama ketika tindakan ilegal dilakukan secara rahasia.
Era globalisasi. Dalam era globalisasi, menjadi lebih sulit untuk mengawasi praktik bisnis yang
melintasi batas negara. Penerapan sanksi efektif, menjatuhkan sanksi bisa sulit, dan beberapa
bisnis mungkin tetap melakukan tindakan ilegal meskipun didenda. Dan terakhir adalah
ketidakpastian hukum. Perusahaan dapat mengalami ketidakpastian terkait interpretasi,
intervensi politik dan perubahan hukum (Hidayat, 2017).
Dalam konteks persaingan pasar, hukum persaingan usaha mengatur bagaimana bisnis
bertindak. Tujuannya adalah untuk mendorong persaingan yang sehat, melindungi konsumen,
dan mencegah monopoli atau praktik bisnis yang tidak sehat. Kepentingan umum dan
keseimbangan antara kepentingan bisnis dan kesejahteraan masyarakat adalah fokus utama.
Untuk menghindari potensi pelaporan perusahaan kepada KPPU maka saran yang dapat
dilakukan adalah
1) Tentukan Harga yang Adil: Pastikan harga yang ditetapkan adalah wajar dan tidak
melibatkan dumping atau penetapan harga yang tidak masuk akal.
2) Transparansi: Pastikan prinsip transparansi menentukan penetapan harga. Beri
informasi yang jelas tentang harga, seperti biaya produksi, distribusi, dan margin
keuntungan.
3) Analisis Pasar: Untuk mengetahui bagaimana harga Anda berbanding dengan
pesaing, lakukan analisis pasar secara teratur. Ini akan membantu Anda
memastikan bahwa Anda tetap dalam kisaran harga yang wajar.
4) Hindari Diskriminasi Harga: Jangan memberikan harga yang berbeda kepada
pelanggan yang seharusnya membayar jumlah yang sama. Ini dapat menyebabkan
pesaing dan pelanggan merasa diperlakukan secara tidak adil.
5) Pantau Praktik Pasar: Tetap up-to-date dengan praktik harga dan promosi yang
digunakan oleh pesaing Anda. Ini dapat membantu Anda mempertahankan harga
yang bersaing dan menanggapi perubahan pasar dengan cepat.
6) Fokus pada Kualitas dan Nilai Tambah: Beralih dari sekadar harga murah dan
berkonsentrasi pada menyediakan barang atau jasa berkualitas tinggi yang
membawa nilai tambah bagi konsumen.
7) Promosi yang Jelas dan Jujur: Jika Anda menawarkan promosi atau penawaran

44
khusus, pastikan informasi yang diberikan kepada pelanggan jelas dan tidak
menyesatkan.
8) Jaga Kepuasan Pelanggan: Memberikan kepuasan pelanggan dengan produk dan
layanan berkualitas tinggi dapat membantu Anda mempertahankan pangsa pasar
dan mengurangi keluhan dari pesaing.
9) Kolaborasi dengan Industri: Dapatkan informasi dan standar terkait penetapan
harga yang adil dengan berpartisipasi dalam forum industri dan asosiasi industri.
10) Memahami Undang-Undang Persaingan Usaha: Pastikan Anda memahami
undang-undang persaingan usaha dan mengikuti prinsip-prinsip persaingan yang
sehat.

45
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
a. Permasalahan yang ditemukan di tempat magang yaitu di PT Rahayu Sareng Sami
terkait perselisihan perburuhan dan pemutusan hubungan kerja adalah terkait dengan
hak-hak yang tidak diterima oleh pekerja wanita yaitu cuti haid. Cuti haid belum
diberikan kepada karyawan wanita. Berdasarkan Pasal 81 ayat (1) UU 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa “Pekerja perempuan yang dalam masa
haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja
pada hari pertama dan kedua pada waktu haid.”. Penyelesaiannya adalah dilakukan
perundingan secara musyawarah mufakat.
b. Pada pelaksanaan magang, terjadi dinamika terkait dengan pengesahan Rancangan
Undang-Undang Kesehataan baru yaitu Undang-Undang Kesehatan Omnibuslaw
(UU OBL No. 17 tahun 2023) sehingga terjadi gap antara regulasi lama dengan
regulasi baru. Perubahan regulasi tersebut akan mempengaruhi perijinan berusaha,
strategi bisnis dan operasional perusahaan PT Rahayu Sareng Sami.
c. PT. Rahayu Sareng Sami kurang memahami terkait dengan Hak Kekayaan Intelektual
khususnya terkait dengan merek. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis mengatur proses permohonan
pendaftaran merek. Kekurangpahaman tersebut ditunjukkan dengan tidak
didaftarkannya merek perusahaan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
Kemenkumham.
d. Di dalam alur proses pelayanan PT. Rahayu Sareng Sami yang sangat berisiko tekait
dengan keamanan data pribadi adalah di bagian patient medication record (PMR) atau
data status pasien atau rekam medis. PT. Rahayu Sareng Sami menggunakan aplikasi
rekam medis assist.id dimana telah terjamin keamanan data dan supportnya.
e. Permasalahan hukum yang diangkat terkait dengan telematika di PT. Rahayu Sareng
Sami adalah mengenai telemedisin. Telemecine menjadi layanan unggulan
perusahaan lewat bidang usahanya yaitu klinik dan apotek. Semakin banyaknya
apotek dan klinik pesaing menjadikan PT Rahayu Sareng Sami memiliki inovasi
untuk tetap dipilih oleh masyarakat khususnya saat pandemi covid-19 menggunakan

46
teknologi digital. Salah satu solusi yang dipergunakan perusahaan untuk mengatasi
masalah kesehatan adalah penggunaan teknologi telemedisin. Saat ini belum terdapat
undang-undang yang secara khusus mengatur terkait dengan telemedisin sehingga
berpotensi menimbulkan permasalahan.
f. Permasalahan yang ditemukan terkait etika hukum adalah kurang tersosialisasikannya
terkait dengan hak pasien di tempat-tempat umum di perusahaan yang mudah terlihat
oleh pasien.
g. Permasalahan yang ditemukan dalam hukum persaingan usaha adalah potensi
perusahaan dilaporkan kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
dikarenakan harga yang sangat kompetitif.

3.2. Saran
a. PT Rahayu Sareng Sami dimana tenaga kerjanya didominasi oleh pekerja perempuan
memberikan cuti haid kepada karyawannya, agar tercipta lingkungan kerja yang
harmonis. Kemudian dilakukan kegiatan pelatihan kerja terkait hukum
ketenagakerjaan agar dipahami secara menyeluruh oleh para pekerja.
b. PT Rahayu Sareng Sami perlu segera beradaptasi menyesuaikan dengan undang-
undang kesehatan yang baru. Dikarenakan undang-undang ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan yaitu pada tanggal 8 Agustus 2023. Khususnya pada aspek
perijinan, strategi bisnis dan operasional Perusahaan. Tetapi PT Rahayu Sareng Sami
tidak perlu kuatir dikarenakan terdapat ketentuan peralihan sebagai payung hukum.
c. Dikarenakan hak atas merek diperoleh setelah merek tersebut terdaftar maka PT
Rahayu Sareng Sami harus mendaftarkan mereknya sesuai ketentuan yang berlaku.
Permohonan pendaftaran merek PT Rahayu Sareng Sami diajukan oleh pemohon atau
kuasanya kepada Menteri secara elektronik atau nonelektronik dalam bahasa
lndonesia. Pendaftaran merek Rahayu Sareng Sami harus segera dilakukan sebelum
didahului oleh kompetitor.
d. Aplikasi rekam medis assist.id perlu disertifikasi ISO 27001 tentang Manajemen
Kemanan Informasi dan HIPAA 1996 (The Health Insurance Portability and
Accountability Act of 1996) yaitu undang-undang yang mewajibkan pembuatan
standar nasional untuk melindungi informasi kesehatan pasien yang sensitif agar tidak
diungkapkan tanpa persetujuan atau sepengetahuan pasien.
e. Pasal 172 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 Omnibuslaw tentang Kesehatan
yang baru saja disahkan telah mengatur tentang telekesehatan dan telemedisin.

47
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat memberikan pelayanan telekesehatan dan
telemedisin secara mandiri. Fasilitas tersebut dapat menyelenggarakan pelayanan
telemedisin atau bekerja sama dengan penyelenggara sistem elektronik yang terdaftar
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Layanan telekesehatan dan
telemedisin yang dimaksud meliputi layanan antar-fasilitas pelayanan kesehatan dan
antara fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat. Di dalam pasal di atas disebutkan
bahwa pelayanan telemedisin yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan
dilakukan oleh tenaga medis atau tenaga kesehatan yang memiliki izin praktik.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pelayanan telemedisin diatur
dengan peraturan pemerintah. Undang-undang di atas telah menjadikan dasar hukum
pelaksanaan telematika berupa layanan telemedisin di PT. Rahayu Sareng Sami.
Sehingga secara legal formal layanan telemedisin dapat dilaksanakan dan
disampaikan secara terbuka kepada pelanggan dan masyarakat.
f. Pelayanan kesehatan yang beretika menunjukkan komitmen perusahaan PT Rahayu
Sareng Sami untuk melindungi hak asasi pasien, pemberdayaan, dan kualitas
perawatan yang lebih baik dengan menyampaikan informasi yang jelas kepada pasien
dan menyosialisasikan hak-hak pasien kepada pasien. Oleh karena itu hak-hak pasien
hendaknya diletakkan di tempat-tempat yang mudah terlihat seperti di depan customer
service, di depan kasir, di ruangan pemeriksaan dan di tempat tunggu pasien.
g. Dalam penentuan harga PT Rahayu Sareng Sami hendaknya menentukan harga yang
adil, transparansi, analisis pasar, hindari diskriminasi harga, pantau praktik pasar,
fokus pada kualitas dan nilai tambah, promosi yang jelas dan jujur, menjaga kepuasan
pelanggan, kolaborasi dengan industri dan memahami Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

48
DAFTAR PUSTAKA

Arman, A. (2013). Aspek Hukum Penggunaan Telemedicine. In Fiki 2013 (Vol. 1, Issue 1).
https://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/113524
Asmawati Sri Rahayu Amri. (2011). Etika Profesi dan Hukum Kesehatan (Issue April). Pradina
Pustaka.
Ermansyah, D. (2009). Hukum Hak Kekayaan Intelektual. In Sinar Grafika. Setara Press.
http://repository.uin-malang.ac.id/1534/
Firnanda, S. I. F. B. (2021). Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Perempuan Atas Hak Cuti Haid
dan Menyusui Menurut Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (Studi
Kasus di PT Bentoel Malang). DINAMIKA Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 27(12), 1-33 : 29.
http://riset.unisma.ac.id/index.php/jdh/article/view/11520
Hidayat, M. F. (2017). Politik Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. In Jurnal Cahaya Keadilan (Vol.
5, Issue 1). Sinar Grafika. https://doi.org/10.33884/jck.v5i1.913
Kusnadi, S. A. (2021). Perlindungan Hukum Data Pribadi Sebagai Hak Privasi. AL WASATH Jurnal
Ilmu Hukum, 2(1), 9–16. https://doi.org/10.47776/alwasath.v2i1.127
M. Hawin, B. A. R. (2020). Isu-Isu Penting Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia. UGM PRESS.
https://www.google.co.id/books/edition/Isu_Isu_Penting_Hak_Kekayaan_Intelektual/1l_MDwA
AQBAJ?hl=id&gbpv=0
Mantili, R., Kusmayanti, H., & Afriana, A. (2016). Problematika Penegakan Hukum Persaingan Usaha
di Indonesia dalam Rangka Menciptakan Kepastian Hukum. PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum
(Journal of Law), 3(1), 116–132. https://doi.org/10.22304/pjih.v3n1.a7
Mirfa, E. (2016). Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terdaftar. In Jurnal Hukum Samudra Keadilan
(Vol. 11, Issue 1). MediaPressindo. https://ejurnalunsam.id/index.php/jhsk/article/view/27
Miru, A. (2007). Hukum Merek: Cara Mudah Mempelajari Undang-Undang Merek.
Radiansyah, & Egi A. (2022). Peran Digitalisasi Terhadap Kewirausahaan Digital: Tinjauan Literatur
Dan Arah Penelitian Masa Depan. JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Inovasi
Universitas Sam Ratulangi)., 9(2), 828–837.
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jmbi/article/view/41351
PT. Jaga Anugrah Giat Asa. (2023). Assist.id : Hadir Sebagai Solusi Digitalisasi. https://assist.id/
Puji Hastuti, Agus Nurofik, Agung Purnomo, Abdurrozak Hasibuan, Handy Ariwibowo, Annisa Ilmi
Faried, Tasnim, Andriasan Sudarso, Irwan Kurniawan Soetijono, Didin Hadi Saputra, J. S. (2021).
Kewirausahaan dan Umkm. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. (pp.
2013–2015). Medan: Yayasan Kita Menulis.
Ramli, A. M. (2008). Dinamika Konvergensi Hukum Telematika dalam Sistem Hukum Nasional.

49
Jurnal Legislasi Indonesia, 5(4), 1–11.
Restu, D. S. (2016). Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja Wanita Mengenai Cuti Haid–Menurut
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Journal.Stiei-Kayutangi-Bjm,
6(13), 43–52.
RI, D. B.-B., & Bpk.go.id. (1999). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3817. In Sekretariat Negara (Issue 1).
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/45280/uu-no-5-tahun-1999
RI, D. B.-B., & Bpk.go.id. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. In Peraturan Pemerintah Republik Indonesa Nomor 26 Tahun 1985 Tentang
Jalan (Vol. 2016, Issue 1).
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ve
d=2ahUKEwjWxrKeif7eAhVYfysKHcHWAOwQFjAAegQICRAC&url=https%3A%2F%2Fw
ww.ojk.go.id%2Fid%2Fkanal%2Fpasar-modal%2Fregulasi%2Fundang-
undang%2FDocuments%2FPages%2Fundang-undang-nomo
RI, D. B.-B., & Bpk.go.id. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran.
RI, D. B.-B., & Bpk.go.id. (2014a). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2014 Tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Kesehatan. www.peraturan.go.id
RI, D. B.-B., & Bpk.go.id. (2014b). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
RI, D. B.-B., & Bpk.go.id. (2016a). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
Tentang Merek dan Indikasi Geografis.
RI, D. B.-B., & Bpk.go.id. (2016b). UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Trabalho de
Conclusão de Curso, 1(9), 1–10. http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_uu/UU No. 36 Th 2009
ttg Kesehatan.pdf
RI, D. B.-B., & Bpk.go.id. (2022a). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2022 Tentang Rekam Medis. In Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2018 (Vol. 151, Issue 2). www.peraturan.go.id
RI, D. B.-B., & Bpk.go.id. (2022b). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2022
tentang Pelindungan Data Pribadi. In Ditama Binbangkum - BPK RI.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/229798/uu-no-27-tahun-2022
RI, D. B.-B., & Bpk.go.id. (2023). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2023
Omnibuslaw Tentang Kesehatan.
Saidin, O. K. (2004). Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. In Intelectual Property Rights: Vol. I
(Issue 1, pp. 329–330).

50
Sanawiri, B., & Iqbal, M. (2018). Kewirausahaan. Universitas Brawijaya Press.
Satria, B. (2023). Memahami Undang-Undang No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
Sembring, S. (2003). Prosedur dan Tata Cara Memperoleh Hak Kekayaan Intelektual. Yrama Widya.
Siringoringo, V. M. P., Hendrawati, D., & Suharto, R. (2017). Pengaturan Perlindungan Hukum Hak-
Hak Pasien dalam Peraturan Perundang-Undangan tentang Kesehatan di Indonesia. Diponegoro
Law Journal, 6(2), 1–13.
Sudharma, K. J. A., Artami, I. A. K., & Rachella, B. (2021). Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum
Hak Cuti Haid Dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Vyavahara
Duta, 16(1), 1. https://doi.org/10.25078/vd.v16i1.2068
Sudiarto, H. (2020). Pengantar Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. In Kencana. Prenada Media.
Takdir. (2018). Hukum Kesehatan. Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo, 20(4), 548.
Tungga, B. D. (2023). Peranan dan Tanggung Jawab Pemerintah dalam Pelayanan Kesehatan Pasca
Disahkannya Omnibuslaw tentang Kesehatan. Nusantara Hasana Journal, 3(2), 287–300.

51
Lampiran 1: Surat Rekomendasi Dosen Pembimbing Akademik

52
Lampiran 2 : Surat Pengantar Magang kepada PT. Rahayu Sareng Sami

53
Lampiran 3 : Surat Penerimaan Magang PT. Rahayu Sareng Sami

54
Lampiran 4 : Surat Keterangan Selesai Magang

55
Lampiran 5: Foto-Foto Kegiatan Magang

Foto Kegiatan Survey oleh Dinas Kesehatan Jakarta Selatan

Foto Kegiatan Rapat Besar Pembahasan Legalitas dan Perijinan serta Pengembangan Usaha

56
Foto Kegiatan Audit Mutu dan Sertifikasi

Foto Lokasi Kegiatan Magang, Rapat dan Evaluasi Kinerja Periodik

57
Foto Kegiatan Saat Membantu Drafting Kontrak Perusahaan

58

Anda mungkin juga menyukai