Anda di halaman 1dari 3

Dalam kesempatan ini Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji kepada Dzat

yang maha suci Puja kepada Dzat yang maha mulia Syukur kepada dzat yang maha gofur,
yang mana kita semua masih diberikan nikmat kesehatan sehingga kita bisa berkumpul di
haflah mubarokah ini. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan limpahkan kepada
habibana wanabiyana kanjeng Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya
dan juga kepada kita selaku umatnya. Semoga syafa’atnya mengalir kepada kita semua di
hari akhir Amiin.. Ya Rabbal alamin

Yang saya hormati Dewan Hakim yang ‘Arif Nan bijaksana, teman-temanku generasi
milenial yang saya banggakan.

Hadirin Wal Hadirat Rahimakumullah,


Perkenankan pada kesempatan ini saya akan menyampaikan sebuah Tansyiah yang
berjudul
“Mengabdi untuk negeri Berlandaskan Al-Qur’an”

Pengabdian merupakan perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun


tenaga, sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih saying, hormat atas suatu ikatan dan
semua itu di lakukan dengan ikhlas.
Pengabdian bermacam-macam bentuknya, yang paling dasar adalah pengabdian
kepada Allah, keluarga, dan juga kepada Negara. Pengabdian kepada keluarga bisa
dilakukan dengan menjaga nama baik keluarga serta tidak melanggar norma dan akidah
yang berlaku.
Pengabdian kepada Allah, sangat wajib dan tidak boleh dinomer dua kan, karena
manusia adalah ciptaan Allah. Dengan tekun beribadah, mengamalkan perbuatan-perbuatan
baik, dan tidak melanggar larangan-Nya. Sedangkan pengabdian kepada Negara,
merupakan kewajiban manusia atau individu sebagai warga Negara. Pengabdian kepada
Negara timbul karena seseorang merasa ikut bertanggungjawab terhadap kelestarian atau
kelangsungan Negara demi persatuan kesatuan bangsa.
Dengan landasan Qur’an suroh An-Nisa ayat 59 :

Yang artinya : Hai orang-orang beriman, taatilah kepada Allah dan Rosulnya juga para
pemimpin atas kalian”

Hadirin Rohimakumullah
Ahmad musthofa Al-Maraghi dalam tafsirnya juz 3 halaman 72 menjelaskan ayat ini
adalah perintah kepada orang yang beriman agar mematuhi Allah serta mengamalkan Al-
Qur’an dan mematuhi sunnah Rosul, serta mematuhi Ulil Amri yang meliputi pemerintah,
para hakim, para ulama, panglima perang yang menjadi rujukan dalam memenuhi
kebutuhan hidup dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Jika kita lebih mendalami makna tersebut, maka ayat ini adalah landasan bagi orang
yang beriman untuk hidup berbangsa dan bernegara, namun hadirin kita harus hidup
berbangsa dan benegara sesuai syari’at islam, bukan sesuai kehendak diri kita. Kita adalah
masyarakat yang mempunyai sifat nasionalisme tentunya bisa mengabdi untuk negri
tercinta, mempunyai harga diri yang tinggi, sertta jiwa yang mumpuni yang berlandaskan
Qur’ani, sehingga bisa menciptakan Baldatun Thayyibatun Warabbull Ghafur Rasulullah
juga berdo’a dan menunjukan kecintaannya kepada mekkah dan madinah

Artinya : Ya Allah, jadikan kami cinta madinah, sebagaimana cinta kami kepada mekkah
atau melebihi mekkah (HR. Al-Bukhori)

dan juga tertulis dalam suatu Maqolah Ulama

“Cinta Tanah Air merupakan sebagian dari Iman”

Hadirin Rohimakumullah.
Kita merupakan generasi muda sebagai motor penggerak perkembangan bangsa
kita, harusnya sanggup meningkatkan rasa pembelaan Negara terhadap semua warga
Negara. Karena biasanya yang paling berpengaruh terhadap perkembangan suatu Negara
merupakan para generasi muda itu sendiri.

“Pemuda saat ini adalah pemimpin di masa depan”


Oleh karena itu hadirin , kita sebagai generasi penerus bangsa, hendaknya selalu
melakukan perbaikan hingga nanti saatnya bila para pemimpin saat ini telah lengser, giliran
kita yang akan melanjutkan perjuangan mereka.

Hadirin rohimakumullah
Sebagai kesimpulan, kita selaku warga Negara harus selalu mengabdikan diri untuk
agama, bangsa dan Negara. Marilah kita tegakan kepala, berjuang bersama dibawah
kibaran panji sang kuasa, serta meluhurkan agama demi kemajuan islam yang rahmatan
lil’alamin.

Hadirin rohimakumullah.
Demikain tausyiah yang saya sampaikan semoga bermanfaat.

Kalau ada jarum yang patah


Jangan di simpan di laci
Kalau ada kata-kata yang salah
Jangan di simpah di dalam hati
Apalagi di laporkan polisi.

Akhirul kalam hadanallah wa iyyakum ajma'in


wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq

Anda mungkin juga menyukai