BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bank merupakan sebuah komponen penting dalam masyarakat dalam
menjalankan roda perekonomian masyarakat khususnya masyarakat Indonesia.Segala
sesuatu yang berkaitan dengan masalah ekonomi pasti berkaitan dengan dengan
bank.Dalam perbankan konvensional,pengoprasiannya menggunakan sistem bunga.
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau yang menjual
produknya.Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh nasabah
(yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada
bank(nasabah yang memperoleh pinjaman)1.
Berdasarkan metode qiyâs (analogi) Yûsûf al-Qaradhâwî berpendapat bahwa
dalam hal ini praktik riba sebagai ashl (pokok) dan bunga bank sebagai furu’ (cabang)
dan hukumnya adalah haram. Keduanya, disatukan dalam ‘illat (rasio legis) yang sama,
yaitu adanya tambahan atau bunga (kelebihan/manfaat) tanpa disertai dengan imbalan
(‘iwadh).
Dengan demikian,bagi Al Qaradhawi berdasarkan metode qiyas(analogi),konsep
bunga bank adalah sama dengan riba yang diharamkan syariah,karena keduanya
memiliki kesamaan dalam illat yaitu adanya tambahan yang disyaratkan dan
diperjajikan pada akad hutang piutang atau adanya tambahan tanpa adanya
kompensasi(iwadh).
Muhammad Sayyid Thantawi berpendapat bahwa status hukum bunga bank
yang ada pada saat ini di bank konvensional adalah halal dan bukan termasuk riba yang
diharamkan. Metode penetapan hukum atau istinbath al-ahkam istinbath al-ahkam yang
digunakan oleh Muhammad Sayyid Thantawi dalam menetapkan status bunga bank,
yaitu berdasarkan mashlahah, qiyas, dan asas konsensual atau prinsip antaradhin2
1
Syahrul,ANALISIS KRITIS TERHADAP BUNGA BANK,Dosen UIN Alauddin DPK STAI Al-Furqan
Makassar
2
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(02), 2021,Perbandingan Konsep Riba Dan Bunga Bank Menurut
Yusuf Qaradhawi Dan Muhammad Sayyid Thantawi ,Annisa Eka Rahayu1), Neneng Nurhasanah2),
Nandang Ihawnudin3
Sedangkan menurut Organisasi masyarakat yang ada di Indonesia,salah satunya
yaitu Nahdlatul Ulama berpendapat bahwa hukum bunga bank dibagi menjadi
tiga,yaitu(1) Haram,karena bunga bank dipersamakan dengan bunga bank mutlak,
(2)Halal,karena bunga bank tidak dipersamakan dengan riba,(3)Syubhat,karena masih
belum jelas hukumnya.Pendapat tersebut diputuskan ketik Muktamar NU XII di
Malang3.
Menurut data diatas,semua ulama memiliki pendapat yang berbeda tentang
hukum bunga bank.Mereka yang melarang berpendapat bahwa bunga bank memiliki
kesamaan dengan riba,sehingga harus dilarang.Adapun yang membenarkan bunga bank
menjelaskan bahwa bunga bank tidak sama dengan riba,sehingga hukumnya
halal.Permasalahannya banyak ulama yang berpendapat bahwa bunga bank itu
haram,tetapi ada ulama kontemporer Indonesia yaitu K.H Bahauddin Nursalim yang
menghalalkan bunga bank.Kemudian bagaimana alasan hukum yang dikeluarkan oleh
K.H Bahauddin Nursalim sehingga bunga bank tidak mengandung unsur
haram,tentunya hal ini berbanding terbalik dengan para ulama yang kebanyakan
mengharamkan bunga bank.
Dalam tulisan ini,penulis akan mengkaji kontroversi halal haramnya bunga
bank,disertai tentang konsep bunga bank menurut K.H Bahauddin Nursalim yang
dikemas dengan judul:Hukum Bunga Bank Menurut Perspektif K.H Bahauddin
Nursalim.
B.Research Gap
Penelitian ini merupakan penelitian yang mengkolaborasikan pendapat tokoh
tokoh dahulu,pendapat organisasi masyarakat,dan pendapat tokoh kontemporer.
C. Rumusan Masalah
1.Bagaimana Konsep Bunga Bank Dalam Perspektif Hukum Islam?
2.Bagaimana Pendapat Ulama Fiqih terhadap hukum bunga bank?
3.Bagaimana Perspektif K.H Bahauddin Nursalim terhadap hukum bunga bank?
3
PERSPEKTIF NU TENTANG BUNGA BANK (Refleksi Hasil Mu’tamar NU ke-2 Tahun 1927 di
Surabaya dan Munas ‘Alim Ulama di Bandar Lampung Tahun 1992),Moh. Nashiruddin A. Ma'mun, S.H.I.,
M.Hum
C.Tujuan Penelitian
1.Untuk mengetahui pendapat para ulama mengenai hukum bunga bank.
2.Untuk mengetahui pendapat K.H Bahauddin Nursalim terhadap bunga bank.
BAB II
LITERATUR REVIEW
A.Pengertian Bank
Dalam pengertian sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya adalah menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk Giro,
Tabungan, dan Deposito. Kemudian bank dikenal juga sebagai tempat untuk meminjam
uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkan, misalnya untuk tambahan modal.
Disamping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, mengirimkan
uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran
listrik, telepon, air, Pajak Bumi dan Bangunan, uang kuliah, gaji, dan pembayaran
lainnya.Asas, Fungsi, dan Tujuan Bank di Indonesia yaitu:
1. Asas
Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian
2. Fungsi
Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dana dan
penyalur dana masyarakat .
3. Tujuan
Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan
stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
2. Bunga pinjaman.
Bunga pinjaman adalah bunga/ balas jasa yang dibayar oleh nasabah
peminjam/ debitur (yang memperoleh kredit dari bank) kepada bank. Sebagai
contoh bunga kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, dan Kredit Perdagangan.
Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh debitur atas
pinjaman kredit kepada Bank.Kedua macam bunga ini merupakan komponen
utama faktor biaya dan faktor pendapatan bagi bank yang bersangkutan. Bunga
simpanan merupakan biaya dana yang harus dibayarkan kepada nasabah yang
menyimpan dananya di bank, sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan
yang diterima dari nasabah yang telah mendapatkan kredit dari bank4