BAB IV
LANGKAH-LANGKAH KRITIK
Capaian Pembelajaran
3.Memberikan tanda pada karya sastra. Catatan atau tanda yang diberikan ini akan
begitu berarti untuk menunjukkan suatu hal yang menonjol, khas, meragukan, dan
yang diduga sebagai sinyal‘ penulis karya sastra dalam menyampaikan tema,
pesan, atau estetika teks. Pada tahap ini, pembaca atau kritikus dituntut untuk
menjadi pembaca yang kritis. Selain menandai pada bagian yang dianggap
penting, perlu kiranya juga menyusun pertanyaan yang menjadi alat analisis dalam
menulis kritik.
5.Menuliskan kritik dengan tidak memunculkan konteks karya. Dalam tahap ini,
penulis kritik telah mencapai syarat untuk menuliskan kritik. Namun, dalam
menuliskan kritik seyogianya penulis tidak menempatkan konteks karya agar
tidak menjadi kajian yang lebih luas. Misalnya saja, penulis kritik melakukan
penyelidikan atau membandingkan karya yang akan dikritik dengan karya lain
atau melihat kebaharuan karya. Tentu pada tataran ini penulis kritik membutuhkan
kajian yang lebih mendalam karena membandingkan konteks karya yang akan
dikritik dengan karya yang ada sebelumnya
6.Memilih jenis kritik dalam menyampaikan kritik sastra. Kritikus sastra bebas
memilih jenis kritik apa yang akan digunakan dalam menuliskan kritik terhadap
karya yang dibaca. Kritikus yang memilih jenis kritik sastra ilmiah tinggal
menentukan teori, pendekatan, atau disiplin ilmu lain yang dianggap sesuai
dengan proses yang telah dilakukan sebelumnya. Kritikus dapat menuangkan
menjadi bahan analisis dalam mengungkapkan kekayaan teks yang dikaji. Pada
bagian ini, kritikus dapat mengutip bagian teks yang sudah ditandai atau menarik
dengan menjelaskan berdasarkan teori, metode, pendekatan, atau bidang ilmu
lainnya. Dengan demikian, teks yang dikaji dengan alat ‗bedah‘ yang digunakan
akan menyatu.
7.Kritikus yang memilih jenis kritik apresiatif dapat diawali dengan membuat
deskripsi tentang resume, sinopsis, atau ikhtisar dari karya yang sudah dibaca.
Deskripsi ini agar pembaca mendapatkan gambaran tentang karya sastra beserta
isinya. Pada bagian ini, kritikus dapat memasukkan berbagai hal yang menarik,
unik, dan unggul sebagai kelebihan karya tersebut. Setelah itu, kritikus melakukan
analisis berdasarkan bahan yang sudah disiapkan.
Kegiatan kritik sastra tidak terlepas dari kegiatan menafsirkan, menganalisis, dan
mengevaluasi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menimbulkan pertanyaan
yang berbeda guna mendapatkan pemahaman mendalam tentang karya yang akan
dikaji. Ketiga pertanyaan tersebut dapat menggiring pada suatu proses melakukan
kritik sastra secara mendalam
Pertanyaan Interpretif. Apa arti karya sastra ini? Ketika seseorang melakukan
penafsiran terhadap suatu karya, maka perlu menetapkan satu atau lebih dari
makna yang memungkinkan. Proses ini dapat dikatakan mirip dengan seorang
penulis yang membawa kata-kata, sedangkan pembaca membawa maknanya.
Karya sastra menyajikan isi yang berbeda kepada pembaca dengan cara yang
berbeda.
Pertanyaan Analitik. Bagaimana cara karya sastra bekerja? Ketika kritikus mulai
menganalisis teks, ia harus masuk dan menyelami bagaimana setiap bagian yang
ada dalam karya tersebut. Analisis bersifat teknis dengan memisahkan hal-hal,
mencari hubungan, dan menemukan efeknya. Pada tahap ini, kritikus tidak lagi
mempertanyakan apa arti puisi, tetapi bagaimana penulis membuatnya sesuai
dengan berbagai kelebihannya.
Pertanyaan Evaluatif. Apakah karya sastra ini bagus? Ketika mengevaluasi suatu
karya sastra, kritikus atau pembaca membentuk penilaian pribadi tentang karya
yang dibaca. Apakah novel yang hebat atau buruk? Mengapa? Apakah puisi ini
cukup bernilai? Mengapa? Apa yang memberikan pembaharuan? Tentunya proses
ini disertai dengan keobjektifan dan keluasan pandangan seorang pembaca atau
kritikus.
Menurut sumber buku Kitab Kritik Sastra karya Maman S.Mahayana langkah-
langkah menulis kritik sastra sebagai berikut:
1.Menentukan penyair atau pengarang atau karya sastra yang kita anggap
menarik. Kesukaan dan ketertarikan kita terhadap satu pengarang atau satu karya
sastra akan membuat kita lebih mudah dalam menulis kritiknya.
2.Memahami struktur karya yang telah kita pilih. Prosa memiliki unsur yang
terdiri atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Jika yang krtik adalah puisi kita harus
memahami unsur-unsur fisik dan batin puisi. Struktur fisik terdiri atas tema,nada
dan amanat.
1.Memilih pengarang yang disukai agar membuat kritik sastra mudah dilakukan
2.Memilih materi yang dikuasai agar dapat mengeksplorasi pendapat kita dengan
landasan yangbtepat sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh
semua pihak
Berikut ini penjelasan langkah-langkah menyusun kritik dan esai: Tokoh yang
berpengaruh dan memberi sumbangsih besar dalam dunia sastra dan bahasa
Indonesia adalah H.B. Jassin. Melalui buku Kesusastraan Indonesia Modern
dalam Kritik dan Esai (1967), ia mengenalkan esai dan kritik sastra. Kritik sastra
ialah karangan yang ditujukan untuk menanggapi karya sastra. Sedangkan esai
ialah karangan opini pribadi.
H.B. Jassin menekankan, menulis esai maupun kritik sastra sangat diperlukan
dalam dunia literasi. Karena dapat membangun ruang diskusi dan mengantarkan
dunia sastra Indonesia ke arah yang lebih baik.
Sebelum menulis kritik sastra, terlebih dulu kita menentukan karya mana yang
akan dibahas. Menentukan pengarang, jenis karya sastra (puisi, prosa, atau
drama), menentukan tema, dan memilih judul. Sebisa mungkin, pilih karya yang
memiliki kedekatan dengan kehidupan pribadi kita. Hal ini berguna agar
tanggapan kita dalam kritik sastra semakin valid.
2.Melakukan interpretasi
Pada langkah ini, penulis kritik sastra menafsirkan makna yang ia dapat setelah
membaca sebuah karya sastra.
Hazlit telah mengantisipasi dengan menulis bahwa penulisan kritik sastra harus
dibarengi dengan sejumlah alasan dan data. Untuk menulis kritik sastra harus
memahami langkah-langkah kritik yang sistematis dan operasional sebagai
berikut.
1.Langkah deskripsi karya sastra merupakan tahap kegiatan memaparkan data apa
adanya, misalnya mengklasifikasikan data sebuah cerpen atau novel berdasarkan
urutan cerita, mendeskripsikan nama-nama tokoh utama dan tokoh-tokoh
bawahan yang menjadi ciri fisik maupun psikisnya, mendata latar fisik ruang dan
waktu atau latar social tokoh-tokohnya dan mendeskripsikan alur setiap bab atau
setiap episode.
3.Langkah analisis merupakan tahap kritik yang sudah menguraikan data. Pada
tahap ini kritikus sudah mencari makna dan membanding-bandingkan dengan
karya sastra lain dengan sejarah atau dengan yang ada dimasyarakat.
4.Langkah evaluasi merupakan tahap akhir suatu kritik sastra. Dalam suatu
evaluasi dapat dilakukan melaluipujian,sepertiberbobot,baik,buruk,menarik dan
unik. Sebaliknya dapat pula dilakukan pencemohan,ejekan,dianggap jelek dan
tidak bermutu, serta tidak menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Jadi kritik sastra
mencapai kesempurnaan setelah diadakan evaluasi atau penilaian.
Langkah-LangkahKritik Sastra: