Anda di halaman 1dari 1

DESKRIPSI KARYA POSTER OIM 2023

KATA SIAPA SAMPAH ORGANIK TIDAK


BERBAHAYA ?

FINA NADIA SILMA_FAKULTAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN

Halo rekan-rekan semuanya,


Disini saya Mengambil Tema dari salah satu Poin SDGs yakni : Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung
Jawab”

Kata Siapa Sampah Organik Tidak Berbahaya ?


Sebagaimana era saat ini, dimana produksi makanan semakin meningkat, sementara kita disini yang rata-
rata sebagai konsumen, dari setiap apa yang kita konsumsi, pasti akan menghasilkan sisa, atau yang bisa
kita sebut sebagai “sampah”. Dan permasalahan lingkungan bukan semata tentang “sampah yang sulit
terurai” seperti styrofoam dan plastik. Timbunan aneka sampah organik yang bisa terurai pun juga
merupakan sebuah ancaman besar jika dibiarkan begitu saja. Tragedi di Leuwigajah hanya salah satunya
dan sangat berpotensi untuk terjadi kembali di TPA manapun. Dimana pada tgl 21 Februari 2005 (yang
sekarang diperingati sebagai Hari Sampah) Tumpukan menggunung sampah setinggi 60 meter dan lebar
200 meter meledak dan menewaskan 157 orang. Kejadian ini menjadi pristiwa kelam dan PR besar bagi
kita.
Lantas, apa yang menjadikan timbunan sampah organik menjadi berbahaya?
Seperti yang kita tau, bahwa sampah organik memiliki beragam jenis, mulai dari dedaunan, sisa organ
hewan, sisa sayur dan buah, juga ktoran hewan dan limbah kayu.
Ironisnya, sampah organik sering diabaikan dan dianggap aman karena bisa terurai.
Hal utama yang membuat tumpukan sampah organik bisa mengancam adalah gas metana. Ledakan di TPA
Leuwigajah yang telah dipaparkan di atas menjadi salah satu bukti nyata. Bahwa sampah organik yang
menumpuk bisa menimbulkan ledakan, karena tidak mendapatkan cukup paparan oksigen. Akibatnya,
metagonen terus terakumulasi dalam jumlah besar dan terperangkap di dalam tanah. Saat di ambang batas,
sampah meledak dengan kekuatan layaknya bom besar. Itu pun belum termasuk dengan sifat gas metana
yang mudah terbakar. Tak heran jika sering terjadi kebakaran di area tempat pembuangan sampah secara
tiba-tiba.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan sebagai Pelajar, Mahasiswa, yang masih baru suka jajan, kulineran,
untuk bisa menjadi solusi bagi permasalahan ini?
Banyak rekan-rekan, banyak hal yang bisa kita lakukan saat diri kita sudah tergerak. Mulai dari
Menghabiskan Makanan dan makan secukupnya, Memilah antara sampah organik dan anorganik, dan
membuat Kompos

Eco Enzyme jadi Solusi Baru dan Tepat Penanganan Sampah Organik
Mungkin tips-tips diatas sudah terlalu sering didengar, tapi ada satu solusi yang bisa menjadi hal baru yang
bisa teman-teman lakukan, dirumah, maupun di kampus.Yaitu membuat Eco Enzyme. Eco Enzyme
merupakan hasil Fermentasi dari capuran Bahan Organik (B.O), Gula/Molase, dan Air. Eco Enzyme dalam
skala besar bisa menjadi solusi bagi Mengurangi beban TPA Mencegah Pemanasan Global, serta Ragam
Manfaat seperti : Memperbaiki kualitas lingkungan, Menggantikan pembersih kimia sintesis,
Membantu mengatasi dampak bencana alam, Mendukung pertanian. Serta dari Eco Enzyme tadi
bisa diolah menjadi banyak produk turunan seperti, Pupuk Organik, Body Care, juga Pembersih
serbaguna.

Anda mungkin juga menyukai