Kata Sambutan
Konfesi adalah pengakuan iman sebuah gereja. Pengakuan iman ini
lahir dari pergumulan yang dihadapai oleh sebuah gereja dalam
konteks hidupnya. Pengakuan ini bertujuan memberi dasar-dasar
pemahaman iman terhadap apa yang dipercayai dan diyakini dari
gereja tersebut.Dasar-dasar pemahaman iman ini menjadikan gereja
tidak diombang-ambingkan dalam berbagai rupa pengajaran yang
ada dan segala tantangan yang dihadapi.
Hasil dari penelitian Litbang GBKP memberi fakta bahwa jemaat
GBKP juga termasuk sebagian besar dari pelayan di GBKP belum
memahami isi dari konfesi GBKP secara utuh. Fakta ini membuka
mata kita bersama bahwa bahwa sebuah gereja tidak akan berdiri
teguh untuk menghadapi segala pergumulannya bila konfesi dari
gereja tersebut tidak dipahami dan dihayati.
Dengan fakta di atas maka salah satu yang dilakukan oleh gereja
(GBKP) adalah membuat buku saku Konfesi GBKP. Buku saku ini
adalah penjabaran dari konfesi tersebut. Dengan sebuah harapan
bahwa buku ini dapat dibaca oleh segenap warga GBKP untuk
menjadi dasar pemahaman iman kita bersama.
Dalam mensosialisasikan dan mendalami isi dari buku ini maka BPMK
dan BMPR diharapankan membuat program yang nyata. Misalnya
dalam Runggun-Runggun gereja bahwa setiap materi dalam buku ini
dijadikan menjadi sebuah topik percakapan atau diskusi dalam
sermon Penatua dan Diaken. Dengan demikian secara perlahan akan
memberi pemahaman iman kita bersama akan isi dan makna dari
konfesi tersebut.
1
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
( Pdt Agustinus Purba S.Th. M.A) ( Pdt Rehpelita Ginting S.Th, M.Min)
Daftar Isi
2
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB I
ALKITAB
3
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
Alkitab adalah Firman Allah yang ditulis oleh manusia dengan ilham
Roh Kudus (II Timotius 3 :16; II Petrus 1:21). Maksudnya Roh Kudus
menginspirasi, mendorong, membimbing dan mengarahkan manusia
untuk berpikir dan menulis sehingga kata-kata mereka, bahasa
mereka menjadi sarana untuk mengungkapkan dan menyampaikan
perkataan Allah sendiri dalam bentuk tulisan kepada segenap umat
manusia.
Firman Allah juga dalam bentuk lisan, yaitu pemberitaan Gereja (1
Tesalonika 2:13). Pemberitaan itu berdasar pada Firman yang
berbentuk tulisan, yaitu Alkitab (Yohanes 5:38-39). Dan Alkitab
mempertemukan kita dengan Firman Allah dalam bentuk manusia,
yakni Yesus Kristus (Yohanes 1:14).
Alkitab terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian
Lama memuat 39 kitab dan Perjanjian Baru memuat 27 kitab.
Kitab-kitab Perjanjian Lama memberi kesaksian tentang Allah yang
sudah menyatakan diriNya dengan berfirman dan bertindak untuk
menyelamatkan umat Israel. Sebahagian besar dari isinya mula-mula
diserahkan turun-temurun secara lisan. Sejak zaman Daud (abad 10
sM) bahan itu dengan berangsur-angsur dikumpulkan, dicatat,
disusun, dan disadur menjadi kitab-kitab. Hampir seluruhnya kitab
Perjanjian Lama ini ditulis dalam bahasa Ibrani.
Kitab Perjanjian Baru terbit antara tahun 50 dan 100 sesudah
Masehi. Isinya ialah tentang hidup, pekerjaan, pelayanan, kematian
dan kebangkitan Yesus Kristus (dalam keempat kitab Injil), sejarah
terjadinya gereja (Kisah Para Rasul), uraian-uraian tentang iman dan
hidup secara Kristen, dan sebuah kitab penghiburan yang
menggambarkan kedatangan Kerajaan Allah.
Beberapa abad sesudah Masehi, gereja mensyahkan kanon, yaitu
daftar kitab-kitab yang isinya diakui sebagai ukuran bagi iman dan
hidup Kristen seperti daftar Alkitab dalam konfesi di atas. Kita
percaya masih banyak Firman Allah di luar Alkitab, tetapi bagi kita
Alkitab telah cukup untuk membawa kita kepada pengenalan Allah
5
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
yang benar. Dengan kata lain bahwa kitab-kitab di luar 66 kitab itu
tidak dapat kita terima menjadi kanon.
Alkitab merupkan satu kesatuan yang utuh Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Artinya bahwa kalaupun penulisnya berbeda, latar
belakang sosial berbeda, situasi dan kondisi berbeda tetapi
mempunyai suatu pesan yang sama yaitu kehendak Allah dan kasih
Allah atas dunia ini. Bila kita membaca Alkitab secara utuh maka akan
membawa pemahaman yang benar akan kehendak dan kasih Allah
atas dunia ini. Oleh sebab itu kita tidak boleh mengartikan ayat-ayat
Alkitab secara terpisah atau sepotong-sepotong.
Pernyataan diri Allah terlihat dalam seluruh kesaksian Alkitab. Ketika
kita membacanya maka Allah yang disaksikan di dalamnya adalah
Allah yang berencana, berkehendak, berkarya, memelihara dan
menyelamatkan seluruh ciptaanNya. Artinya Allah yang
diperkenalkan dalam Alkitab adalah Allah yang setia atas seluruh
rencana karyaNya yang terwujud dalam pemeliharanNya akan dunia
ini. Pusat dari seluruh rencana, karya dan pemeliharan serta
penyelamatan Allah akan dunia ini, dalam diri Yesus Kristus.
Inti kesaksian Alkitab adalah Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat
dunia. Sejak semula Allah memberikan janjiNya kepada manusia yang
berdosa (Kejadian 3:15). IA membuat perjanjianNya dengan Nuh
untuk menjamin kesabaranNya terhadap dunia ini. IA memilih
Abraham, untuk menjadi berkat bagi dunia dan sebagai tanda
perjanjianNya dengan Abraham maka ditetapkanNyalah sunat.
Kemudian Allah membaharui perjanjianNya dengan keturunan
Abraham di Gunung Sinai. Disitulah Allah memberikan hukum-
hukumNya. Sebagai tanda perjanjian Allah dengan bangsa Israel,
ditetapkanlah Sabat. Isi kitab-kitab Perjanjian Lama selanjutnya
menggambarkan bahwa Allah tetap setia pada perjanjianNya, terus
menerus IA berfirman dan bertindak untuk menyelamatkan
umatNya, sekalipun manusia melanggar syarat-syarat perjanjianNya.
Apa yang dijanjikan Allah dalam perjanjianNya dengan umatNya,
dipenuhi dalam kedatangan dan pekerjaan Yesus Kristus. Kitab
6
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
7
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
8
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB II
ALLAH
9
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
Allah Bapa adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi dan
segala isinya yang memelihara sampai akhir zaman (Kejadian 1:1-
31).
Allah Anak adalah Yesus Kristus; Anak Allah yang tunggal (Yohanes
1:14) yang menyatakan pekerjaan dan kehendak Allah di dalam
dunia (Yohanes 4:34). Dialah Penebus dosa kita (Matius 1:21) melalui
kelahiran, kematian, kebangkitan, kenaikanNya ke Sorga serta
kedatanganNya kembali.
Allah Roh Kudus adalah pribadi Allah; Roh Allah dan Roh Kristus
(Roma 8:15-17). Dialah Penolong dan Penghibur yang dikaruniakan
untuk mengajar, mengingatkan orang percaya akan kehendak Allah
dan ajaran Yesus Kristus, dan menanamkan serta memelihara iman
sampai kedatangan Yesus Kristus kembali (Yohanes 14:26 ; II Korintus
3:17).
Dalam Pengkuan Iman GBKP jelas sekali disebut bahwa Allah adalah
yang awal dan yang akhir, dengan kata lain kekal (tak bermula dan
tak berakhir). Allah adalah Dia yang Maha Lain, sehingga setiap usaha
manusia untuk menggambarkan-Nya selalu tidak memadai. Artinya
kita sangat terbatas untuk memahami Allah dan
menggambarkanNya. Namun yang penting kita percaya di segala
tempat dan zaman Allah diakui memiliki sifat Maha Kasih, Adil,
Kudus, Esa, Tidak Berubah, Cemburu dan banyak sifat lain yang
menggambarkan kesempurnaan-Nya.
Sejak semula GBKP mengaku bahwa Allah adalah Esa, hal ini
menggemakan kembali pesan Alkitab sebagaimana tertulis dalam
Ulangan 6:4 di mana disebutkan, “Dengarlah Israel, Tuhan itu Allah
kita, Tuhan itu Esa.” Pengakuan ini merupakan pengakuan iman umat
Israel yang kemudian juga dibahasakan ulang oleh gereja; keesaan
Allah itu jelas dan tegas dituntut oleh Allah sendiri melalui empat
hukum pertama dari kesepuluh firman yang diberikan-Nya kepada
Musa di Gunung Sinai, seperti dalam firman, “Akulah Tuhan Allahmu,
jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku, “ (bdk. Keluaran 20:2-3).
Namun demikian, keesaan Allah itu dinyatakan pula dalam tiga
pribadi yang disebut Tri Tunggal (Trinitas) yakni dalam ketunggalan-
Nya terdapat tiga pribadi: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Bagaimana kita
dapat memahami ini? Secara sederhana doktrin ini tidak boleh
didekati dengan logika matematis penjumlahan: 1+1+1=3; namun
harus didekati dengan logika perkalian: 1X1X1=1. Walaupun
gambaran ini hanya berupa perumpamaan namun setidaknya hal itu
dapat menyederhanakan cara menjabarkan doktrin Tri Tunggal.
Reformator terkenal dari Jenewa, Yohanes Calvin juga mencoba
menerangkan Trinitas; di mana beliau mengakui ada perbedaan
dalam pribadi Allah, namun bagi Calvin perbedaan itu harus
ditanggapi hati-hati. Selengkapnya Calvin menulis:
Alkitab memperlihatkan kepada kita adanya perbedaan antara Bapa
dan Firman (Anak), antara Firman dan Roh Kudus, namun perbedaan
11
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
itu harus kita tanggapi dengan rasa hormat besar dan dengan hati-
hati, sebagaimana diperingatkan kepada kita akan kebesaran rahasia
itu. Oleh karena itu, pernyataan Gregorius Nazianze: ”Begitu saya
pikirkan yang Esa, segeralah ketiganya berseri-seri di sekeliling saya;
dan begitu saya bedakan ketiganya, maka segera saya dibawa
kembali kepada yang Esa”
Dogma Trinitas mengingatkan bahwa kita tidak dapat berbicara
tentang Allah dalam satu kata saja. Untuk menyelami dan memahami
hakikat Allah yang hidup, kita harus melakukannya dalam tiga kata.
Berbicara tentang Allah yang satu itu serentak dengan tiga nama
pribadi illahi. Pribadi-pribadi itu adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Ketiganya memang berbeda satu sama lain, tetapi bukan dalam
substansi (keberadaan) melainkan dalam bentuk, bukan dalam kuasa,
melainkan aspek (menyangkut tugas-tugasnya). Origenes(185-254)
mengatakan bahwa Bapa, Anak, Roh Kudus adalah satu dalam
keberadaan dan kehendak (homoousios), tapi tiga dalam kedirian
(hypostasi).
Hal ini sejalan dengan isi Pengakuan Iman Rasuli kita, bahwa
manakala gereja mengaku percaya kepada Allah Bapa, Allah Anak,
dan Allah Roh Kudus tidaklah berarti bahwa gereja menyembah tiga
Allah. Tidak. Gereja hanya percaya dan menyembah satu Allah yang
hadir sejak kekal maupun di dalam sejarah dalam tiga pribadi.
Dengan kata lain pribadi tersebut tidak berdiri sendiri tapi bersatu
dalam relasi dengan yang lain. Dengan demikian pribadi itu
bermakna sosial dan bukan solitude, menyendiri.
Tiga pribadi ilahi selalu ada bersama-sama dan secara serentak, tidak
berdiri sendiri, bekerja sendiri-sendiri dan rentang waktu yang susul
menyusul. Sang Bapa, Sang Anak, dan Roh Kudus selalu hadir
bersama-sama dan mengerjakan pekerjaan yang sama (penciptaan,
penyelamatan, penebusan), masing-masing dengan peran dan tugas
untuk membuat karya itu menjadi nyata. Allah itu hidup, yang
dalam kasihNya selalu bergerak selama- lamanya sampai selama-
lamanya. Pribadi ilahi yang satu tidak lebih tinggi keilahiannya dari
12
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
keilahian pribadi yang lain. Pribadi ilahi yang satu hanya mau dikenal
dalam kebersamaannya dengan dua pribadi yang lainnya sebagai
satu Allah. Tiga pribadi yang berbeda dari Allah itu saling mengisi dan
saling mendiami tanpa pemisahan dan juga peleburan. Di dalam
Allah ada keesaan, tetapi juga kebhinekaan.
Beberapa contoh hubungan Trinitas:
- Roh Allah ada padaku: Yesaya 61:1.
- Yesus dibaptis, yang dituliskan di keempat Injil: Matius 3:13-17;
Markus 1:9-11; Lukas 3: 21-22; Yohanes 1: 29-34.
- Wacana Yesus pada Perjamuan Terakhir: Yohanes 13:31-17:26.
- Amanat kepada para murid untuk membaptis “dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus: Matius 28; 19.
- Salam Paulus: Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih
Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. II
Korintus 13:13.
Aku percaya, itulah sebabnya aku berbicara, kata Augustinus. Setuju
dengan pengakuannya itu marilah kita bersama-sama mengaku
dalam pengakuan beliau dalam sebuah puisi indah yang ditulisnya
berikut:
Oh, Kau yang sangat besar, sangat baik,
Sangat kuasa, mahakuasa,
Sangat penyayang dan sangat adil,
Sangat tersembunyi dan sangat hadir,
Sangat indah dan sangat kuat;
Kau yang mantap tapi tak terjangkau,
Yang tak berubah tapi mengubah segalanya,
Tak pernah baru, tak pernah tua,
Tapi memperbarui segalanya dan menjadikan tua,
Orang-orang congkak tanpa mereka ketahui.
BAB III
CIPTAAN
13
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
14
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB IV
MANUSIA
18
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB V
MASYARAKAT
19
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
20
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
23
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
27
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
tuntutan kebutuhan maka hal ini menjadi tantangan bagi orang Karo
untuk lebih meningkatkan etos kerja. Sebagai warga GBKP akan
terpanggil untuk tidak bermalas-malasan tetapi menjadi warga GBKP
yang beriman, memiliki disiplin dan bekerja keras.
Filosofi “ngeripe” semangat bergotong-royong dalam masyarakat
Karo (sangkep nggeluh) untuk mengatasi kesulitan-kesulitan
ekonomi yang dialami oleh salah satu anggota keluarga. Orang Karo
sangat mengutamakan kebersamaan, sehingga prinsip hidup bagi
orang Karo “la lit dahin lolo, la lit persoalen si la terdungi” melalui
ngeripe segala kesulitan akan teratasi. Konsep ini sangat baik jika
diterapkan dalam berdiakonia di tengah-tengah gereja.
Aron: konsep aron pada masyarakat Karo adalah di dasari oleh rasa
kebersamaan, gotong royong dan sikap tolong-menolong. Aron
adalah salah satu kelompok kerja (Team Work) yang terdiri dari
beberapa orang anggota. Masing-masing anggota memiliki
kemampuan yang berbeda, tetapi perbedaan tidak menjadi
penghalang bagi mereka untuk bersatu.
Keben (lumbung padi), dalam masyarakat Karo tradisional biasanya
ada tempat menyimpan padi yang disebut dengan Keben. Setelah
selesai masa panen maka masing-masing penduduk desa akan
mengantarkan padinya untuk disimpan di keben. Fungsinya adalah
sebagai simpanan/tabungan dalam rangka mengatasi kesulitan
pangan bagi keluarga yang sudah kehabisan pangan sebelum masa
panen tiba. Jadi setiap penduduk desa boleh mengambil padi dari
keben tetapi dengan syarat akan diganti setelah masa panen tiba.
Purpursage, orang Karo sangat mengutamakanorientasi kepada
perdamaian, keadilan, keutuhan ciptaan, kesetaraan, pembebasan,
semangat berdialog dan sikap mau memaafkan. Jika terjadi
perseteruan (konflik) antar sangkep nggeluh maka akan diupayakan
purpursage dengan melibatkan seluruh sangkep nggeluh. Gereja
tidak luput dari yang namanya konflik, filosofi purpursage pada orang
Karo sangat baik sekali untuk diterapkan di dalam pelayanan.
28
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
29
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB VII
PEMERINTAH
30
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB VIII
POLITIK
33
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
Berbicara mengenai politik tetap aktual dimana saja dan kapan saja,
karena selalu menjadi pokok pembicaraan dan merupakan sesuatu
yang menantang, khususnya di Indonesia (dimana gereja merupakan
kelompok minoritas yang mengalami pasang surut dalam
hubungannya dengan masyarakat dan negara). GBKP perlu
merumuskan pemahamannya tentang politik secara teologis, agar
tidak terjadi salah penafsiran yang simpang siur.
Secara etimologis politik berasal dari bahasa Belanda politiek dan
bahasa Inggris politics, yang masing-masing bersumber dari bahasa
Yunani,politika, yang berhubungan dengan negara dengan akar
katanya, polites, warga negara dan polis, negara kota. Secara
etimologi kata "politik" masih berhubungan dengan polisi, kebijakan.
Kata "politis" berarti hal-hal yang berhubungan dengan politik. Kata
politisi berarti orang-orang yang menekuni hal politik. Politik adalah
proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat
yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya
dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan
antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang
dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni tentang kenegaraan
yang dijabarkan dalam praktek di lapangan, sehingga dapat
dijelaskan bagaimana hubungan antar manusia (penduduk) yang
tinggal di suatu tempat (wilayah) yang meskipun memiliki perbedaan
34
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
35
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
36
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
37
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB IX
GEREJA
38
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
39
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
40
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
42
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB X
IBADAH
43
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
R
-
asul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma
menyatakan : “Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah ; Itu adalah ibadahmu
yang sejati” (Roma 12:1). Dengan ini, Paulus mau menyatakan
kepada kita mengenai ibadah yang sejati yang penting dilakukan oleh
setiap orang yang percaya (Kristen). Ibadah yang sejati berkaitan
dengan mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup,
kudus dan berkenan kepada Allah. Oleh karena itu kali ini secara
bersama-sama kita akan mempelajari pengertian ibadah dalam
kehidupan orang percaya yang berkaitan dengan kehidupan yang kita
jalani setiap hari atau pun implikasi ibadah dalam kehidupan orang
yang percaya.
44
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
47
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB XI
PERKAWINAN
48
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
49
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB XII
ETIKA
51
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
52
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
Etika berasal dari kata Yunani yaitu ethos (ta etika), ethos artinya
kebiasaan, adat namun ethos dan ethikos lebih dapat diartikan
kesusilaan, perasaan batin ataupun kecendrungan hati dimana
seseorang ingin melakukan sesuatu (perbuatan). Dalam bahasa
Indonesia lebih tepat diartikan dengan kata kesusilaan, yang berasal
dari bahasa Sansekerta yaitu sila artinya norma, peraturan hidup,
perintah dan juga sikap, sopan santun. Kata su berarti baik, bagus.
53
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
Umumnya etika tidak berasal dari dalam diri seseorang, etika harus
datang dari luar dirinya, apakahitu dari orangtua, lingkungan,
budaya, agama ataupun dari negaranya. Karena setiap orang yang
lahir akan dipengaruhi dan memahami diri dan hidupnya dari
lingkungannya serta kemudian setelah dewasa ia akan berkembang
dengan pemahaman dan pengalamannya sendiri.
54
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
55
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
Dengan demikian, kita bisa melihat bahwa Allah adalah pusat dan
sumber semua yang baik. Ia adalah hakim terakhir yang memutuskan
apa yang benar dan apa yang salah. Oleh karena itu tanggungjawab
manusia adalah melakukan apa yang dikehendaki Allah. Jadi, orang
kristen harus selalu mencari kehendak Allah meskipun mereka tidak
selalu setuju tentang apa yang dikehedaki Allah tersebut. Kehidupan
etis orang kristen merupakan cara untuk mengucap syukur atas
anugrah Allah dan cara untuk hidup dalam persekutuan dengan Allah
didalam Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat. Kasih
merupakan ciri khas etika Kristen sehingga kewajiban manusia
didalam hukum untuk mengasihi Allah dan sesama serta kasih ini
memotivasi untuk melalukan perbuatan yang baik didalam dunia ini.
Ada beberapa aspek kehidupan manusia yang menimbulkan
persoalan-persoalan yang harus dilihat dalam nilai-nilai Kristen
sehingga sebagai orang Kristen memiliki nilai-nilai, moralitas,
56
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
Beberapa contoh tentang etika Kristen yang harus menjadi tolok ukur
kehidupan orang kristen secara umum. Artinya, kehadiran orang
kristen didalam kehidupan dengan segala aspek kehidupannya harus
tetap mengacu kepada nilai-nilai etika kristen. Meski tujuannya
bukan mendapatkan keselamatan tetapi merupakan wujud ucapan
57
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB XIII
KEMATIAN
58
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
Dari pernyataan di atas ada hal yang menjadi sikap hidup kita yaitu
bahwa setiap orang percaya selalu menghargai kehidupan selagi
masih ada. Menghargai kehidupan dengan menjaga kesehatan,
memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan menghargai
kehidupan orang lain. Dalam tataran praktis misalnya mengemudi
kendaraan dengan benar. Ini sebuah etika menghargai hidup kita dan
orang lain. Karena akibat kecerobohan seseorang dalam mengemudi
kendaraan dapat menyebabkan nyawanya melayang atau nyawa
orang lain.
Di sisi lain pernyataan yang mengatakan “kematian merupakan
realita kehidupan” adalah sebuah ungkapan agar setiap warga GBKP
dapat menerima sebuah kematian. Ada banyak orang dalam
59
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
60
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
61
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
62
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB XIV
KESELAMATAN
63
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
64
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
BAB XV
KEBANGKITAN
66
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
“Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga
tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-
sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu” (1
Korintus 15:16-17).
Kepercayaan dan pengharapan akan kebangkitan daging (bhs Karo:
kinikeken kula) dicantumkan atau ditaruh dalam bagian. Pengakuan
Iman Kristen sebagai salah satu pokok penting. Untuk melihat
bagaimana pemahaman kebangkitan ini perlu sekali melihat sejarah
pemahaman orang percaya.
26:19). Daniel 12:2 juga menuliskan “Dan banyak dari antara orang-
orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian
untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami
kehinaan dan kengerian yang kekal”. Selanjutnya, bagian dalam
Alkitab yang paling terkenal dalam Perjanjian Lama yang berbicara
tentang kebangkitan adalah pada Yehezkiel 37:7-10.
Dalam Perjanjian Lama ada keyakinan bahwa keadaan orang di
dalam dunia orang mati itu tidak sama. Yakub yakin bahwa sekalipun
di dalam dunia orang mati, namun ada keselamatan baginya
(Kejadian 49:18). Daud yakin bahwa di hadapan Tuhan ada sukacita
berlimpah-limpah, dan di tangan kanan-Nya ada nikmat senantiasa
(Mazmur 16:11). Demikian juga Daud yakin bahwa pada waktu
bangun (dibangkitkan) ia akan menjadi puas dengan rupa Tuhan
(Mazmur 17:15). Bani Korah percaya bahwa Allah akan
membebaskan nyawanya dari cengkraman dunia orang mati, sebab
Tuhan akan menarik dia (Mazmur 49:16).
Oleh karena itu harapan akan adanya kebangkitan dari maut
terdapat juga di dalam Perjanjian Lama. Mati bukan dipandang
sebagai suatu nasib yang tidak dapat diatasi. Tuhan adalah Allah yang
hidup, yang lebih kuasa daripada maut dan alam maut (Yeremia
13:36; Mazmur 18:47).
Pemahaman Kebangkitan Daging Dalam Perjanjian Baru.
Injil Sinoptik menegaskan kebangkitan orang mati seperti diajarkan
oleh Perjanjian Lama. Pengajaran Yesus di situ mengenai kebangkitan
orang mati ada pada perdebatan dengan orang Saduki. Kita kembali
melihat perdebatan antara Yesus dan orang-orang Saduki itu dalam
Matius 22:23-28.Jika kita menyimak persoalan yang diajukan orang-
orang Saduki tentang kebangkitan orang mati, Yesus tidak menjawab
inti persoalan yang dikemukakan mereka. Orang Saduki bertanya
tentang keadaan yang dialami manusia setelah meninggal dunia.
Apakah keadaan yang dijalani di sorga akan sama seperti yang
pernah dijalaninya di atas bumi ? Yesus berkata :“Kamu sesat, sebab
kamu tidak mengerti Kitab Suci (yang dimaksudkan-Nya ialah Alkitab
68
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
70
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
antara yang lama dan yang baru itu diungkapkan dengan dua
ungkapan yang berlawanan, yaitu : yang fana dan yang tidak fana (I
Petrus 1:23), atau: yang dapat binasa dan yangtidak dapat binasa (I
Korintus 15:53).
Hendaknya kita berpegang pada persekutuan yang telah diberitakan
rasul (1 Korintus 15:12), bahwa kita bangkit, karena Kristus telah
bangkit. Bagaimana kebangkitan akan berlangsung? Mereka yang
telah meninggal dunia sebelumnya akan mengenakan kembali tubuh
mereka, kendati tubuh itu akan bersifat lain, yakni tidak tunduk lagi
pada kefanaan dan kebinasaan, meski zatnya tetap sama. Mereka
yang masih hidup akan dibangkitkan Allah dengan cara ajaib, dengan
perubahan sekejap (bdk. 1 Korintus 15:52).
Di dalam pengertian ini GBKP sebagai gereja Calvinis melihat bahwa :
Kebangkitan Daging adalah hal yang harus dipercayai akan terjadi.
Hal ini dinyatakan di dalam diri Yesus Kristus di dalam
kebangkitanNya. KebangkitanNya mengalahkan kematian yang
selama ini membelenggu kehidupan manusia. Kebangkitan Daging
dimana manusia menerima tubuh manusia seperti semula yang
diubahkan oleh Allah, kendati tubuh itu akan bersifat lain, yakni tidak
tunduk lagi pada kefanaan dan kebinasaan, meski zatnya tetap sama.
Orang percaya harus dihiburkan oleh ayat ini: Bahwa sesudah hidup
ini bukan hanya jiwaku yang akan segera diangkat kepada Kristus,
selaku Kepalanya (Lukas 23:43), melainkan juga dagingku akan
dibangkitkan oleh kuat kuasa Kristus, lalu dipersatukan kembali
dengan jiwaku dan akan menjadi serupa dengan tubuh Kristus yang
mulia (Filipi 3:21).
BAB XVI
KEDATANGAN YESUS KRISTUS KEMBALI
71
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
72
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
kematian kita. Tidak ada seorang pun tahu kapan, dimana dan
bagaimana kita mati. Ada orang mati dalam keadan sakit,
kecelakaan, pesta pora, kesedihan mendalam. Bahkan ada yang mati
dalam keadaan suka cita yang berlebihan. Yang penting adalah
bagaimana memakai hidup kita seturut kehendak Allah. Kita
senantiasa hidup kudus dan benar di dalam iman. Kita tidak
menunda-nunda waktu untuk hidup benar di dalam Tuhan. Kita tidak
mengenal pertobatan esok atau lusa. Hari ini kita harus mengambil
sikap untuk senantiasa hidup di dalam Tuhan sehingga kapan pun
hari Tuhan atas diri kita, kita siap sedia.
Kedua, Dia akan datang kembali untuk menghakimi orang yang hidup
dan yang mati (IITimotius 4:1; Kisah Para Rasul 10:42, 17:31; II
Korintus 5:10). Datang untuk menghakimi adalah sebuah istilah
dalam dunia pengadilan. Bagaimanakan Allah menerapakan keadilan
bagi dunia ini? Keadilan Allah ditegakkan dalam dua hakekat yang
ada dalam diriNya yaitu Kasih dan kebanaran. Kadang orang melihat
Allah hanya dalam sisi kasih, sehingga seolah Allah tidak akan
menghukum manusia selama-lamanya. Harus diingat bahwa Allah
juga adalah kebenaran. Artinya, yang salah dihukum dan yang benar
dibebaskan. Itu yang telah Allah lakukan di dalam kayu salib. Yesus
mati menggantikan kita karena kasihNya tetapi kematianNya itu juga
menunjukkan kebenaran Allah, yaitu menghukum Yesus sampai mati
sebagai bukti murka Allah atas dosa-dosa manusia. Oleh sebab itu
siapa yang percaya kepada Yesus dia telah menerima kasih dan
pembenaran. Jadi, ketika Allah melakukan pengadilan terakhir bagi
manusia maka orang yang percaya akan dilepaskan karena imannya
kepada Yesus Kristus.
Makna dari orang yang hidup dan yang mati. Yang hidup dan yang
mati dapat kita maknai dari dua sisi. Yang pertama adalah bahwa
ketika kedatangan Yesus kembali ada orang yang masih hidup dan
ada orang yang sudah mati secara fisik. Orang hidup ialah mereka
yang masih hidup pada saat kedatangan Yesus kembali.Yang kedua
adalah bahwa ketika kedatangan Yesus kembali ada orang-orang
73
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
CATATAN :
74
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
CATATAN :
75
Buku Saku Pokok Pokok Pengakuan Iman GBKP Konfesi
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
76