Anda di halaman 1dari 29

TRAINING NEED ASSESMENT (TNA) DAN USULAN RENCANA TRAINING

(STUDI DI KEPOLISIAN SEKTOR NGANTRU TULUNGAGUNG)


TUGAS MATA KULIAH STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DOSEN : Dr. SOLIKIN, MAP.

DISUSUN OLEH : SUMAJI, S.H.


NIM : 22210020

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI


(UNISKA)

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER MANAJEMEN (M.M.)

KEDIRI 2023
BAB I
PROFIL ORGANISASI ATAU PERUSAHAAN

1.1. Identitas Organisasi atau Perusahaan

Kepolisian Sektor Ngantru atau Polsek Ngantru adalah pelaksana tugas


Kepolisian Negara Republik Indonesia diwilayah Kabupaten Tulungagung. Polsek
Ngantru. Polsek Ngantru merupakan Polsek dengan klasifikasi type Rural, sehingga
Kepala Kepolisian Sektor yang menjabat seorang perwira pertama berpangkat Ajun
Komisaris Polisi (AKP). Markas Kepolisian Sektor Ngantru (Mapolsek Ngantru)
beralamat di Jalan Raya Ngantru No. 16, Kecamatan Ngantru
Kabupaten Tulungagung.

Wilayah Hukum Polsek Ngantru terdiri dari 13 Desa dengan batas-batas wilayah
hukum Polsek Ngantru secara administratif adalah sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Kabupaten Kediri;


• Sebelah Selatan : Kecamatan Kedungwaru, Kab. Tulungagung;
• Sebelah Timur : Kabupaten Blitar;
• Sebelah Barat : Kecamatan Karangrejo, Kab. Tulungagung.

Kepolisian Sektor Ngantru terletak pada koordinat 111o 43o – 112o 07o Bujur timur
(BT) dan 7o 51o – 8o-18o Lintang selatan (LS) masuk Desa Bendosari Kecamatan
Ngantru Kabupaten Tulungagung, luas wilayah 3.639,87 Ha atau 36.86 km2 dengan
area menurut jenis penggunaan tanah sawah 1.034,76 Ha, tanah tegal 1.057, 58 Ha,
tanah pekarangan 1.346,43 Ha dan lain-lain 200,10 Ha, yang terdiri dari 13 Desa
sebagai berikut :

• Desa Ngantru
• Desa Mojoagung
• Desa Batokan
• Desa Banjarsari
• Desa Pojok
• Desa Kepuhrejo
• Desa Pulerejo
• Desa Bendosari
• Desa Pinggirsari
• Desa Srikaton
• Desa Padangan
• Desa Pucunglor
• Desa Pakel
Jumlah penduduk per 31 Desember 2023 sebanyak 60.239 jiwa dengan rincian Laki-
laki 30.195 jiawa sedangkan Perempuan 30.044 jiwa dengan kepadatan penduduk
1.634 jiwa/km2
Tugas pokok Polsek Ngantru secara umum sebagaimana tertuang dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, adalah :

- memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;


- menegakan hukum;
- memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.

Memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu kepada masyarakat dalam bentuk


penerimaan dan penanganan laporan atau pengaduan, pemberian bantuan atau
pertolongan dan pelayanan surat keterangan, pemberian pelayanan kepolisian
kepada warga masyarakat yang membutuhkan, dalam bentuk penerimaan dan
penanganan laporan / pengaduan dan permintaan bantuan / pertolongan, pelayanan
pengaduan atas tindakan anggota Polri dan pelayanan surat-surat ijin / keterangan,
sesuai ketentuan hukum dan peraturan/ kebijakan yang berlaku dalam organisasi
Polri.

Kepolisian Sektor Ngantru berperan dalam memelihara keamanan dan


ketertiban masyarakat menegakan hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
keamanan dalam negeri yang merupakan penjabaran dari mandat nasional dan lokal
serta penjabaran dari Visi Misi Polri dan Rencana Stategis Polri Tahap III T.A. 2016-
2025 yaitu strategi berorientasi kesempurnaan (strive for excellence), berbasis
kopentensi yang tinggi serta penguasaan teknologi modern, memberikan pelayanan
dan jaminan keamanan kepada masyarakat secara optimal, agar masyarakat
terbebas dari rasa takut sehingga pembangunan dapat berjalan lancar dan
kesejahteraan masyarakat meningkat, serta antisipasi terhadap kondisi lokal yang
berkembang maupun isu-isu nasional yang mempengaruhi pada tujuan, sasaran
program maupun indikator keberhasilan pencapaiannya.

1.2. Bidang Usaha

Kepolisian Sektor Ngantru merupakan salah satu ujung tombak pelaksana


tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia yang langsung bersentuhan dengan
masyarakat yang menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum dan pemberian
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta tugas-tugas
Polri lainnya dalam wilayah hukumnya, sesuai ketentuan, peraturan dan kebijakan
yang berlaku dalam organisasi Polri.

1.3. Informasi Sumber Daya Manusia Secara Umum

Saat ini jumlah pesonil Polsek Ngantru sesuai dengan DSPP sebanyak 52
personil sesuai dengan Perpol Nomor 2 Tahun 2021 tentang tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor,
jumlah riil personal Polsek Ngantru sebanyak 28 personil yang terdiri dari :
• Unsur Pimpinan
- Kapolsek
- Wakapolsek

• Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan


- Unit Propam
- Sium

• Unsur Pelaksana Tugas Pokok


- SPKT
- Unit Intelkam
- Unit Reskrim
- Unit Binmas
- Unit Samapta

1.4. Informasi tentang prestasi/kinerja sebelumnya

Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian sasaran strategis


berikut indicator kinerjanya, namun masih ada beberapa sasaran yang belum optimal
berhasil diwujudkan, tetapi Polsek Ngantru telah melakukan upaya-upaya guna
mewujudkan penyelenggaraan tugas dan tata kelola yang bersih pada semua tataran
birokrasi dilingkungan Polsek Ngantru, sehingga Program Good Governance dan
Clean Government dapat tercapai.

Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara


target dengan realisasi masing-masing indicator kinerja kegiatan, rincian target
kinerja masing-masing indikator tersebut dapat dilihat dalam tabel pengukuran
kinerja, sebagai berikut :
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1 2 3 4
1 Pemeliharaan keamanan a. Terpenuhi dan terlaksananya pembinaan 32 GIAT
dan ketertiban di Wilayah Intelegen, terdeteksi serta terungkapnya
Kecamatan Ngantru tindak kejahatan di wilayah hukum Polsek
Ngantru melalui penyelidikan dan
pengamanan yang didukung pembentukan
dan pembinaan jaringan informasi serta
menghasilkan Produk Laporan Informasi,
analisis yang akurat dan maksimal
b. Terwujudnya kondisi keamanan ketertiban 11 GIAT
masyarakat dengan pelaksanaan tindakan
kepolisian secara persuasif dan
mengedepankan tindakan preemtif serta
menjaring informasi langsung dari masyarakat
terkait permasalahan kamtibmas
c. Terwujudnya rasa aman dan tentram 130 GIAT
masyarakat dalam pelaksanaan ibadah,
kegiatan seni dan budaya serta kegiatan
kemasyarakatan lainnya
d. Terciptanya rasa aman dan tentram pada 1 GIAT
masyarakat berkaitan dengan adanya
perguruan silat yang solid, rukun dan terbina.
2 Penegakan hukum secara a. Meningkatnya penyelesaian dan 77 %
berkeadilan pengungkapan kejahatan diwilayah hukum
Polsek Ngantru berupa tindak pidana umum
dan atau narkoba
b. Meningkatnya penyelesaian tindak pidana 77 %
ringan diwilayah hukum Polsek Ngantru
c. Terselesaikannya permasalahan warga 8 GIAT
dengan cara musyawarah mufakat /
kekeluargaan
3 Profesionalisme SDM Tercukupinya jumlah anggota operasional Polsek 21 %
Polsek Ngantru Ngantru dengan kompetensi di bidangnya
4 Terwujudnya Tata Kelola a. Adanya kenaikan jumlah layanan perizinan 1 %
Polsek Ngantru yang dan SKCK yang tepat waktu dan sesuai SOP
bersih, terbuka dan
b. Terdapat mutu realisasi anggaran yang akurat 12 GIAT
melayani
c. Terlaksananya Sistem Pengawasan yang 12 GIAT
efektif

1.5. Informasi Aktivitas

Mengacu kepada sasaran strategis dalam rangka mencapai pelayanan publik yang
unggul (excellence) adalah terwujudnya keamanan dan ketertiban Masyarakat,
diantaranya:
• Menjamin terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh
wilayah Kecamatan Ngantru
- Terwujudnya situasi kamtibmas yang kondusif

• Menegakkan Hukum Secara Berkeadilan


- Terwujudnya penegakan hukum secara profesional;

• Modernisasi pelayanan POLRI


- Terselenggarakannya layanan publik yang prima;

• Mewujudkan Polri yang profesional


- Terwujudnya SDM Polri yang Presisi;
- Terdukungnya sarana dan prasarana yang modern;

• Menerapkan manajemen POLRI yang terintegrasi dan terpercaya


- Terwujudnya pengelolaan manajemen, media, dan informasi yang
handal;
- Tata kelola pemerintahan yang baik;
- Akuntabilitas pengolahan anggaran;
- Terlaksananya sistem pengawasan yang efektif.

Aktifitas keseharian yang dilaksanakan dan terus ditingkatkan dalam memberikan


pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam rangka untuk meberikan jaminan
keamanan dan keselamatan harta benda adalah sebagai berikut :
• Binluh oleh Bhabinkamtibmas di desa binaan masing-masing.
• Patroli rutin kewilayahan yang setiap hari dilaksanakan pada jam-jam rawan
kriminalitas.
• Meningkatkan jaringan kring serse dimasing-masing desa.
• Melakukan pemetaan wilayah yang rawan curat, curas dan curanmor
• Meningkatkan patroli ke tempat-tempat rawan curat, curas dan curanmor.
• Melaksanakan pos pagi di simpul-simpul jalan rawan laka dan langgar lantas.
• Meningkatkan giat deteksi dini pengembangan jaringan informasi oleh unit
intelkam.
• Sambang tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, LSM, instansi dan
mitra kamtibmas untuk ikut aktif dalam pembinaan kamtibmas.
• Publick adress
• Menghidupkan kembali pos kamling di desa-desa.
• Meningkatkan 3 T melalui 4 pilar (Polri, TNI, Pemerintah dan Kesehatan)
BAB II
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TRAINING

2.1. Kondisi saat ini

2.1.1. Kondisi Umum dan Capaian

Kepolisian Sektor Ngantru merupakan wilayah kecamatan paling utara di


Kabupaten Tulungagung dan berbatasan dengan Kabupaten Kediri di sebelah utara
dan Kabupaten Blitar di sebelah timur.

Keadaan wilayah termasuk daratan dataran rendah mempunyai ketinggian


87 meter diatas permukaan laut (DPL) serta dilintasi aliran Sungai Brantas yang
menghubungkan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri, yang melintasi Desa Pakel,
Desa Pucunglor, Desa Srikaton, Desa Pinggirsari, Desa Bendosari, Desa Ngantru,
Desa Mojoagung, Desa Batokan dan Desa Banjarsari, sedangkan sungai yang
melintasi desa-desa itu sebagai irigasi pertanian di sawah- sawah.

Situasi Politik saat ini mengalami peningkatan yang sangat drastis, hal ini
disebabkan karena adanya kebebasan Politik dan kebebasan dalam menyampaikan
pendapat yang berkaitan dengan masa reformasi guna terwujudnya pelaksanaan
demokrasi yang murni. Secara garis besar dampak yang ditimbulkan oleh masa
reformasi saat ini adalah semakin beraninya masyarakat dalam bertindak terhadap
berbagai kebijaksanaan pemerintah yang dirasa merugikan kehidupan masyarakat
luas dan bahkan berani menentang terhadap kebijaksanaan Pemerintah yang telah
dikeluarkan / diberlakukan sehingga dapat menimbulkan berbagai permasalahan
maupun gejolak dalam masyarakat itu sendiri.

Secara garis besar situasi perekonomian masyarakat sudah berada pada


garis yang cukup, yang mana hal ini didukung dengan adanya lokasi pertanian yang
setiap saat dapat dipergunakan untuk bercocok tanam, serta banyaknya pedagang
yang menampung hasil pertanian, serta hasil sumber daya alam berupa pasir di
sepanjang aliran Sungai Brantas yang melintasi juga banyak menghasilkan bagi
masyarakat.

Sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan yang luas dan


berpendidikan tinggi sehingga mereka saling sadar akan rasa persatuan dan
kesatuan berbangsa dan bernegara, hal ini nampak dengan adanya rasa kegotong
royongan yang kuat.

Situasi dan kondisi umum yang mendukungan dalam pelaksanaan tugas


dapat menjadi tolak ukur capaian keberhasilan organisasi secara menyeluruh yang
menggambarkan tugas pokok dan fungsi serta peran Kepolisian Sektor Ngantru,
sebagai berikut :

TAR REALI CAPAI


NO SASARAN INDIKATOR KINERJA CAPAIAN INDIKATOR
GET SASI AN
1 2 3 4 5 6 7
1 Pemeliharaan a. Terpenuhi dan terlaksananya a. Meningkatnya jumlah 32 47 146.9
keamanan dan pembinaan Intelijen, produk intelejen, GIAT GIAT %
ketertiban di terdeteksi serta terungkapnya penyelidikan dan
Wilayah tindak kejahatan di wilayah pengamanan intelegen
Kecamatan hukum Polsek Ngantru serta Pembinaan dan
Ngantru melalui penyelidikan dan pengga-langan yang
pengamanan yang didukung dapat menurun-kan
pembentukan dan pembinaan potensi gangguan
jaringan informasi serta kamtibmas
menghasilkan Produk
Laporan Informasi, analisis
yang akurat dan maksimal
a. Terwujudnya kondisi b. Terselenggaranya 11 18 163.6%
keamanan ketertiban kedekatan Polisi dengan GIAT GIAT
masyarakat dengan masyarakat untuk
pelaksanaan tindakan meningkatkan
kepolisian secara persuasif pengetahuan dan
dan mengedepankan kesadaran hukum melalui
tindakan preemtif serta penguatan jaringan kerja
menjaring informasi langsung dan kemitraan dalam
dari masyarakat terkait memelihara kamtibmas.
permasalahan kamtibmas.
c. Terwujudnya rasa aman dan b. Terselenggaranya 130 116 101.8%
tentram masyarakat dalam penggelar-an kekuatan GIAT GIAT
pelaksanaan ibadah, kegiatan pada tiap kegiatan
seni dan budaya serta masyarakat yang
kegiatan kemasyarakatan membutuhkan
lainnya keberadaan anggota
dilapangan melalui
kegiatan pengamanan
kegiatan masyarakat dan
kegiatan operasional Polri
lainnya.
c. Terciptanya rasa aman dan d. Terpeliharanya forum 1 1 100%
tentram pada masyarakat komunitas silat / GIAT GIAT
berkaitan dengan adanya paguyuban silat di wilayah
perguruan silat yang solid, Kec. Ngantru
rukun dan terbina
2. Penegakan a. Meningkatnya penyelesaian Prosentase pengungkapan 77% 95.7% 131%
hukum secara dan pengungkapan kejahatan dan penyelesaian kasus
berkeadilan diwilayah hukum Polsek tindak pidana umum dan
Ngantru berupa tindak pidana narkoba
umum dan atau narkoba
b. Meningkatnya penyelesaian Prosentase pengungkapan 77% 100% 137%
tindak pidana ringan dan penyelesaian kasus
diwilayah hukum Polsek tipiring
Ngantru
c. Terselesaikannya Terlaksananya kegiatan 8 GIAT 8 GIAT 100%
permasalahan warga dengan Bahbinkamtibmas melalui di
cara musyawarah mufakat / Desa Binaannya melalui
kekeluargaan Problem Solving
3. Profesionalisme Tercukupinya jumlah anggota Terdapat bukti fisik tentang 21% 28.6% 133%
SDM Polsek operasional Polsek Ngantru kompetensi pada personil
Ngantru dengan kompetensi di Polsek Ngantru.
bidangnya
4. Terwujudnya a. Adanya kenaikan jumlah Prosentase kenaikan 1% 8.4% 108.3%
Tata Kelola layanan perizinan dan produk perizinan dan SKCK
Polsek Ngantru SKCK yang tepat waktu yang tepat waktu sesuai
yang bersih, dan sesuai SOP SOP
terbuka dan
b. Terdapat mutu realisasi Terdapat laporan realiasasi 12 12 100%
melayani
anggaran yang akurat aggaran rutin setiap bulan GIAT GIAT
c. Terlaksananya Sistem Terwujudnya sistem 12 12 100%
Pengawasan yang efektif evaluasi kinerja yang GIAT GIAT
terstandarisasi

2.1.2. Kondisi SDM Spesifik

Struktur Organisasi Polsek Ngantru berdasarkan Peraturan Kepolisian


Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2021 tanggal 14 Januari 2021 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian
Sektor
Kekuatan Personil Kepolisian Sektor Ngantru sampai dengan akhir
Desember 2023 berjumlah 28 Personil, dibandingkan dengan DSPP baru tercapai
53.8%, dengan perincian sebagai berikut :
1. Bedasarkan Golongan :
- Pama = 3
- Bintara = 25
- Tamtama = 0
2. Berdasarkan Jabatan :
- Kapolsek = 1
- Wakapolsek = 1
- Kanit Provos = 1
- Kasium = 1
- Ka SPKT = 3
- Panit Intelkam = 1
- Kanit Reskrim = 1
- Kanit Binmas = 1
- Kanit Sabhara = 1
- Bhabinkamtibmas = 13
- Ba Polsek = 4
3. Berdasarkan tugas fungsi
- Kapolsek = 1
- Wakapolsek = 1
- Unit Provos = 1
- Sium = 1
- SPKT = 3
- Unit Intelkam = 2
- Unit Reskrim = 1
- Unit Binmas = 14
- Unit Sabhara = 4
4. Berdasarkan Kepangkatan
- AKP = 1
- IPTU = 1
- IPDA = 1
- AIPTU = 14
- AIPDA = 6
- BRIPKA = 4
- BRIGADIR = 0
- BRIPTU = 1
- BRIPDA = 0
5. Pendidikan Pengembangan (Dikbang) yang dimiliki Personil, adalah sebagai
berikut :
- Sepa = 2
- PAG = 1
- PA Penghargaan = 0
- Seba = 25
6. Personel yang memiliki Pendidikan Pengembangan Spesialis (Dikbangspes)
adalah sebagai berikut
- Dikbangspes Intel = 1
- Dikbangspes Reskrim = 1
- Dikbangspes Lantas = 3
- Dikbangspes Samapta = 1
- Dikbangspes Binmas = 1

Kepolisian Sektor Ngantru dipimpin oleh Kepala Kepolisian Sektor disingkat


Kapolsek, yang bertanggung jawab kepada Kapolres dan dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari berada di bawah kendali Kapolres Tulungagung yang terdiri dari :
1. Unsur Pimpinan
a. Kapolsek
1) Kapolsek adalah pimpinan tingkat Polsek yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kapolres;
2) Kapolsek bertugas memimpin, membina dan mengawasi/
mengendalikan satuan-satuan organisasi dalam lingkungan Polsek
serta memberikan saran pertimbangan dan melaksanakan tugas
lain sesuai perintah Kapolres.
b. Wakapolsek
1) Wakapolsek adalah pembantu utama Kapolsek yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kapolsek;
2) Wakapolsek bertugas membantu Kapolsek dalam melaksanakan
tugasnya dengan mengawasi, mengendalikan, mengkoordinir
pelaksanaan tugas-tugas seluruh satuan organisasi Polsek
Ngantru, dan dalam batas kewenangannya memimpin Polsek
Ngantru dalam hal Kapolsek berhalangan serta memberikan saran
pertimbangan kepada Kapolsek dalam hal pengambilan keputusan
berkaitan dengan tugas pokok Polsek.

2. Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan


a. Kanit Propam
1) Kanit Propam adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan,
yang bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek;
2) Kanit Propam bertugas melaksanakan pembinaan disiplin,
pemeliharaan ketertiban, termasuk pengamanan internal, dalam
rangka penegakan disiplin dan kode etik profesi Polri dan pelayanan
pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku dan
tindakan personel Polri.

b. Kasium
1) Kasium adalah unsur pelayanan Polsek yang berada di bawah
Kapolsek;
2) Kasium bertugas melaksanakan ketatausahaan dan urusan dalam
meliputi korespondensi, ketatausahaan perkantoran, kearsipan,
dokumentasi, penyelenggaraan rapat, apel/upacara, kebersihan
dan ketertiban serta menyelenggarakan pelayanan yang meliputi
kegiatan menerima, menyimpan, membayar atau menyerahkan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang dan surat
berharga yang berada dalam pengelolaannya.

3. Unsur Pelaksana Tugas Pokok


a. Ka SPKT
1) Ka SPKT adalah unsur pelaksana tugas pokok Polsek yang berada
di bawah Kapolsek;
2) Ka SPKT bertugas memberikan pelayanan Kepolisian kepada
warga masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk penerimaan
dan penanganan pertama laporan / pengaduan, pelayanan
permintaan bantuan/pertolongan Kepolisian, Penjagaan Markas
termasuk penjagaan tahanan dan pengamanan barang bukti yang
berada di dalam Mapolsek dan penyelesaian perkara
ringan/perselisihan antar warga, sesuai ketentuan hukum dan
peraturan/kebijakan dalam organisasi Polri.

b. Panit Intelkam
1) Panit Intelkam adalah unsur pelaksana tugas pokok Polsek yang
berada di bawah Kapolsek;
2) Panit Intelkam bertugas menyelenggarakan/membina fungsi
Intelijen bidang keamanan, termasuk persandian dan pemberian
pelayanan dalam bentuk surat ijin/keterangan yang menyangkut
orang asing, senjata api dan bahan peledak, kegiatan social/politik
masyarakat dan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)
kepada warga masyarakat yang membutuhkan serta melakukan
pengawasan/ pengamanan atas pelaksanaannya.

c. Kanit Reskrim
1) Kanit Reskrim adalah unsur pelaksana tugas pokok Polsek yang
berada di bawah Kapolsek;
2) Kanit Reskrim bertugas menyelenggarakan/membina fungsi
penyelidikan dan penyidik tindak pidana dengan memberikan
pelayanan/perlindungan khusus kepada korban/pelaku, remaja, anak
dan wanita serta menyelenggarakan fungsi identifikasi, baik untuk
kepentingan penyidikan maupun pelayanan umum, dan
menyelenggarakan koordinasi dan pengawasan operasional dan
administrasi penyidik PPNS, sesuai ketentuan hukum dan perundang-
undangan.

d. Kanit Binmas
1) Kanit Binmas adalah unsur pelaksana tugas pokok Polsek yang
berada di bawah Kapolsek;
2) Kanit Binmas bertugas melaksanaan koordinasi dengan bentuk-
bentuk pengamanan swakarsa dalam rangka peningkatan
kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan
peraturan perundang-undangan, pembinaan dan penyuluhan di
bidang ketertiban masyarakat terhadap komponen masyarakat
antara lain remaja, pemuda, wanita, dan anak, pemberdayaan
peran serta masyarakat dalam kegiatan Polmas yang meliputi
pengembangan kemitraan dan kerja sama antara Polsek dengan
masyarakat dan pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan serta
organisasi non pemerintah.

e. Kanit Samapta
1) Kanit Samapta adalah unsur pelaksana tugas pokok Polsek yang
berada di bawah Kapolsek;
2) Kanit Samapta bertugas menyelenggarakan/membina fungsi
kesamaptaan kepolisian/tugas polisi umum penjagaan, pengaturan,
pengawalan dan patroli dan pengamanan obyek khusus, termasuk
pengambilan tindakan pertama di tempat kejadian perkara (TPTKP)
dan penanganan tindak pidana ringan, pengendalian masa dan
pemberdayaan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa masyarakat
dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat
serta menyelenggarakan kegiatan pengamanan obyek vital yang
meliputi proyek/instalasi vital, VIP, kawasan industri, dan obyek
lainnya yang memerlukan pengamanan khusus.

2.1.3. Hambatan dan Kendala serta Permasalahan

2.1.3.1. Faktor Internal

Dalam pelaksanaan tugas secara umum tidak ada hambatan dan kendala dalam
pencapaian target, beberapa target yang tidak mencapai 100% dikarenakan sebagai
berikut :
a. Jumlah personel yang tidak seimbang dengan jumlah kegiatan.
b. Kemampuan penggunaan sumberdaya masih belum maksimal, ada anggota
yang masih tugas rangkap.
c. Kemampuan managerial pada tahap pengorganisasian dan evaluasi kegiatan
masih perlu ditingkatkan.

Permasalah :

a. Jumlah personil yang sangat terbatas dibandingkan dengan luas wilayah dan
terus berkembanganya jumlah penduduk serta situasi kamtibmas.
b. Terbatasnya sarpras alut dan alsus yang dimiliki untuk mencapai quick respons
terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.

2.1.3.2. Faktor Eksternal

Secara umum yang menjadi hambatan dan kendala dalam pelaksanaan tugas
adalah:
a. SDM masyarakat bidang pendidikan yang masih rendah sehingga pemahaman
dan ketaatan terhadap aturan masih rendah.
b. Kesenjangan ekonomi yang masih dominan menjadi alasan mengapa
melakukan tindakan melanggar hukum.
c. Perkembangan teknologi dan pergaulan bebas yang salah menjadi
penyumbang pelaku tindak pidana masih dibawah umur atau pada usia
produktif.

Permasalah :
a. Kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak.
b. Kurangnya perhatian orang tua kepada anak karena terlalu sibuk bekerja.
c. Anak putus sekolah dan masuk pada pergaulan yang salah.

2.2. Kondisi yang Diharapkan

2.2.1. Rencana dan Target

Rencana dan target yang diharapkan setelah dilakukannya Training Need


Assesment (TNA) dan Usulan Rencana Training adalah :
• Personil mampu menerapkan SOP yang telah ditetapkan oleh Organisasi
sehingga pelaksanaan tugas dapat berjalan sesuai dengan jukrah dan juknis
yang ada.
• Pengawasan kinerja, Analisa dan evaluasi kegiatan dapat diketahui sejauh
mana tingkat capaian target.

2.2.2. Kondisi SDM yang diharapkan

Kondisi sumber daya manusia yang diharapkan setelah dilakukannya Training Need
Assesment (TNA) dan Usulan Rencana Training adalah :
• Jumlah personil mencapai target 90% dari DSPP;
• Personil mempunyai kemampuan kinerja sesuai dengan SOP dan mampu
melaksanakan tugas sesuai dengan bidang fungsinya;
• Meningkatnya kemampuan anggota melalui program pelatihan maupun melalui
pendidikan pengembangan fungsi teknis, sehingga personil mampu
mengupdate kemampuanya sesuai dengan perkembangan teknologi.

2.2.3. Proses Bisnis/Operasional

Proses bisnis atau operasional di dalam suatu Kepolisian Sektor (Polsek) melibatkan
serangkaian kegiatan dan prosedur yang dirancang untuk mencapai tujuan utama
dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah. Berikut adalah beberapa
elemen umum dari proses bisnis atau operasional Polsek:

• Patroli dan Pengawasan:


- Melibatkan kegiatan patroli rutin untuk memantau aktivitas di wilayah
hukum Polsek.
- Pengawasan terhadap lokasi-lokasi yang dianggap berpotensi rawan
kejahatan.
• Penanganan Kejahatan:
- Investigasi dan penanganan kasus-kasus kejahatan.
- Penangkapan dan penahanan tersangka yang terlibat dalam pelanggaran
hukum.
• Pencegahan Kejahatan:
- Program-program pencegahan kejahatan, termasuk patroli preventif dan
peningkatan keamanan masyarakat.
- Kampanye penyuluhan dan edukasi untuk mencegah kejahatan.
• Penanganan Krisis dan Darurat:
- Respons terhadap situasi krisis atau darurat, seperti bencana alam atau
kejadian luar biasa lainnya.
- Pelatihan personel untuk menangani situasi darurat.
• Hubungan Masyarakat:
- Membangun dan memelihara hubungan baik dengan masyarakat
setempat.
- Mengadakan pertemuan atau kegiatan dengan warga untuk mendengar
keluhan dan memberikan informasi.
• Penegakan Peraturan dan Hukum:
- Memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku.
- Penegakan hukum terhadap pelanggaran-pelanggaran tertentu.
• Kerjasama dengan Instansi Lain:
- Kerja sama dengan instansi pemerintah setempat, organisasi non-
pemerintah, dan sektor swasta.
- Partisipasi dalam pertemuan lintas-sektor untuk meningkatkan
koordinasi.
• Teknologi dan Inovasi:
- Pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional, seperti
pemantauan kamera, sistem pelaporan digital, dll.
- Mengikuti perkembangan teknologi terkini untuk memperbarui
pendekatan operasional.
• Pelatihan dan Pengembangan Personel:
- Program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan personel.
- Pengembangan karir dan promosi berdasarkan prestasi.
• Evaluasi Kinerja:
- Menerapkan sistem evaluasi kinerja untuk mengevaluasi efektivitas
operasional.
- Menggunakan data dan statistik kejahatan untuk menilai keberhasilan
strategi kepolisian.

Proses bisnis atau operasional Polsek selalu dapat beradaptasi dengan perubahan
kondisi sosial, ekonomi, dan keamanan diwilayah. Dalam menjalankan
operasionalnya, Polsek juga bekerja untuk mencapai tujuan umum keamanan dan
ketertiban masyarakat.

2.2.4. Data Hasil Observasi

Dari data hasil observasi yang dilakukan melalui Analisa dan evaluasi kejadian Tahun
2023 yang mencakup berbagai aspek, seperti keamanan, ketertiban, situasi sosial,
atau faktor-faktor khusus lainnya.
2.2.5. Rumusan Masalah yang Dihadapi

Rumusan masalah berfungsi sebagai panduan untuk menentukan fokus penelitian


atau tindakan yang perlu diambil. Dalam konteks keamanan dan ketertiban di wilayah
Kepolisian Sektor, rumusan masalah yang dapat menjadi dasar untuk penelitian atau
evaluasi:

• Tingkat Kejahatan dan Ancaman Keamanan:


- Bagaimana tingkat kejahatan di wilayah dalam periode tertentu?
- Apa jenis kejahatan yang paling dominan dan bagaimana pola kejahatan
tersebut berkembang?
• Efektivitas Program Pencegahan Kejahatan:
- Sejauh mana program-program pencegahan kejahatan yang
diimplementasikan efektif?
- Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam program tersebut?
• Hubungan Antara Polisi dan Masyarakat:
- Bagaimana kualitas hubungan antara polisi dan masyarakat di wilayah?
- Apakah terdapat masalah atau ketegangan yang mempengaruhi kerja
sama?
• Kesesuaian Teknologi Keamanan:
- Sejauh mana memanfaatkan teknologi keamanan terkini untuk
mendukung operasional?
- Apakah ada kebutuhan untuk meningkatkan infrastruktur teknologi
keamanan?
• Keterlibatan Masyarakat dalam Program Keamanan:
- Apakah terdapat tantangan dalam mengajak masyarakat untuk terlibat
aktif dalam upaya menjaga keamanan?
- Bagaimana meningkatkan keterlibatan masyarakat?
• Pengaruh Faktor Lingkungan pada Keamanan:
- Bagaimana kondisi lingkungan fisik mempengaruhi keamanan di wilayah?
- Apakah ada perubahan atau faktor-faktor tertentu yang perlu
diperhatikan?
Rumusan masalah ini dapat membantu untuk merinci isu-isu kunci yang dihadapi oleh
dan menjadi dasar untuk merumuskan strategi atau kebijakan yang lebih efektif.
BAB III

ANALISIS KEBUTUHAN TRAINING

Analisis kebutuhan pelatihan di Kepolisian Sektor dapat dilakukan untuk


memastikan bahwa personel kepolisian memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk menjalankan tugas mereka dengan efektif.

Analisis kebutuhan pelatihan yang komprehensif akan membantu untuk


mengidentifikasi prioritas pelatihan, meningkatkan keterampilan dan pengetahuan personel,
dan memastikan bahwa mereka siap untuk menghadapi tugas-tugas yang kompleks dan
dinamis dalam menjaga keamanan dan ketertiban Masyarakat.

3.1. Alternatif Pelaksanaan Training

Alternatif pelaksanaan training atau pelatihan di dalam lingkungan kepolisian dapat


melibatkan berbagai pendekatan dan metode untuk memastikan bahwa personel
kepolisian memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
• Pelatihan Simulasi:
- Melibatkan simulasi kejadian nyata atau skenario pelatihan untuk
memungkinkan personel berlatih dalam lingkungan yang terkontrol.
- Simulasi dapat mencakup penanganan kejahatan, respons terhadap
keadaan darurat, atau situasi lainnya.
• Pelatihan Berbasis Komputer:
- Modul pelatihan interaktif berbasis komputer untuk meningkatkan
pemahaman konsep dan prosedur.
- Pelatihan online untuk memberikan akses fleksibel kepada personel di
lokasi yang berbeda.
• Pemantauan Kinerja Berkelanjutan:
- Sistem pemantauan kinerja berkelanjutan yang memberikan umpan balik
dan evaluasi reguler.
- Perkembangan personel dianalisis secara berkesinambungan untuk
menentukan area yang memerlukan perhatian lebih lanjut
• Pelatihan Pemecahan Masalah:
- Latihan untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
- Skenario pelatihan yang menantang untuk menguji kemampuan personel
dalam menghadapi situasi yang kompleks
3.2. Uraian dan tinjauan aspek positif dan aspek negative alternatif training

a. Pelatihan Simulasi:
• Aspek Positif:
- Realisme Tinggi: Simulasi memberikan pengalaman yang realistis
dan terkontrol.
- Peluang Praktek: Personel dapat berlatih secara intensif tanpa
risiko nyata.
- Peningkatan Keputusan Cepat: Melatih personel membuat
keputusan cepat dalam situasi kritis.
• Aspek Negatif:
- Biaya: Pembangunan dan pemeliharaan simulator bisa mahal.
- Ketidakrealan Penuh: Meskipun realistis, simulasi mungkin tidak
sepenuhnya mencerminkan kompleksitas situasi nyata

b. Pelatihan Berbasis Komputer:


• Aspek Positif:
- Fleksibilitas Waktu: Personel dapat mengakses pelatihan kapan
saja.
- Pemantauan Kemajuan: Sistem dapat melacak kemajuan individu.
- Efisiensi Biaya: Dapat lebih hemat biaya daripada pelatihan
tradisional.
• Aspek Negatif:
- Keterbatasan Interaksi Langsung: Kurangnya interaksi langsung
dengan instruktur atau sesama peserta.
- Kurangnya Pengalaman Lapangan: Tidak dapat memberikan
pengalaman langsung di lapangan.

3.3. Training yang dipilih

Pemilihan jenis training yang paling sesuai akan tergantung pada beberapa faktor,
seperti tujuan pelatihan, sumber daya yang tersedia, kebutuhan personel, dan
preferensi organisasi

Pilihan Training:
a. Pelatihan Simulasi:
• Kapan dipilih: Untuk latihan taktis dan situasional yang memerlukan
realisme tinggi.
• Keuntungan: Pengalaman latihan yang mendalam dan penanganan
situasi kritis.
b. Pelatihan Berbasis Komputer:
• Kapan dipilih: Untuk pemahaman konsep dan prosedur, serta pelatihan
yang dapat diakses secara mandiri.
• Keuntungan: Fleksibilitas waktu, pemantauan kemajuan, dan efisiensi
biaya.

Pertimbangan Tambahan:
a. Anggaran:
• Pertimbangkan biaya pembangunan dan pemeliharaan teknologi (jika
diperlukan).
• Perhitungkan biaya tenaga instruktur atau pengembangan konten.
b. Tujuan Pelatihan:
• Tentukan apakah pelatihan bertujuan untuk peningkatan keterampilan
teknis, penanganan situasi kritis, atau pengembangan soft skill.
c. Partisipasi Personel:
• Pertimbangkan tingkat keterlibatan dan partisipasi personel dalam jenis
pelatihan tertentu.
d. Evaluasi Kinerja:
• Pastikan ada sistem evaluasi kinerja untuk mengukur efektivitas
pelatihan.
e. Kebutuhan Individu:
• Pertimbangkan apakah ada kebutuhan khusus pada personel tertentu
yang dapat dipenuhi oleh jenis pelatihan tertentu.
BAB IV

RENCANA AKSI TRAINING

Rencana aksi training merupakan langkah konkret untuk mengimplementasikan


dan melaksanakan program pelatihan yang telah dipilih.

4.1. Nama/Judul Training

Pelatihan untuk personil Kepolisian Sektor Ngantru adalah "Strategi Patroli dalam
Menjaga Keamanan Masyarakat".

4.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pelatihan adalah untuk memberikan personel kepolisian


pemahaman, keterampilan, dan pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas patroli dan pengawasan dengan efektif, mengikuti perkembangan terkini dalam
keamanan dan kriminalitas.

a. Maksud Pelatihan:
• Mengikuti Perkembangan Terkini:
- Memahami dan mengikuti perkembangan terkini dalam taktik
keamanan dan metode kejahatan yang digunakan.
• Peningkatan Kecepatan Respons:
- Mengembangkan kemampuan personel untuk merespons dengan
cepat terhadap situasi kritis dan mendesain strategi patroli yang
adaptif.
• Integrasi Teknologi:
- Memahami dan menerapkan teknologi terkini yang mendukung
tugas patroli dan pengawasan, seperti pemantauan kamera,
analisis data, dan sistem komunikasi canggih.
• Peningkatan Keterampilan Komunikasi:
- Mengasah keterampilan komunikasi dan interaksi dengan
masyarakat untuk meningkatkan keterlibatan dan kerjasama.
• Keselamatan Masyarakat:
- Menetapkan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama dan
mengembangkan strategi patroli yang proaktif untuk mencegah
kejahatan.
-
b. Tujuan Pelatihan:
• Meningkatkan Keterampilan Patroli Lapangan:
- Mengembangkan keterampilan patroli dan pengawasan di
lapangan dengan fokus pada taktik dan teknik terkini.
• Mengenali Tren Kriminal:
- Mempelajari dan mengenali tren kriminal terkini serta
mengembangkan kemampuan untuk menanggapi perubahan
kondisi keamanan.
• Pemahaman Terhadap Peralatan dan Teknologi:
- Meningkatkan pemahaman tentang peralatan dan teknologi terkini
yang dapat digunakan dalam kegiatan patroli dan pengawasan.
• Koordinasi Tim dan Kolaborasi:
- Meningkatkan kemampuan koordinasi tim untuk merespons situasi
yang melibatkan beberapa personel atau unit.
• Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya:
- Belajar untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dengan
menetapkan prioritas berdasarkan risiko dan urgensi.
• Peningkatan Kemampuan Penegakan Hukum:
- Meningkatkan kemampuan dalam menegakkan hukum dan
menjalankan tugas penegakan hukum dengan profesionalisme dan
keadilan.
• Pengembangan Program Patroli Komunitas:
- Membangun keterampilan untuk bekerja sama dengan komunitas
dalam merancang dan melaksanakan program patroli komunitas.
• Evaluasi Dampak dan Efektivitas:
- Mampu mengevaluasi dampak dan efektivitas strategi patroli dan
pengawasan yang diterapkan.
• Peningkatan Keamanan Masyarakat:
- Menjamin bahwa personel memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk secara aktif menjaga keamanan masyarakat dan merespons
kebutuhan spesifik wilayah hukum Polsek.
4.3. Peserta (Jumlah dan ketentuan peserta)

Peserta pelatihan ini adalah seluruh personil Kepolisian Sektor Ngantru, yaitu:

Jabatan Jumlah

KAPOLSEK 1

WAKAPOLSEK 1

KASI, KANIT DAN SPKT 9

ANGGOTA 17

4.4. Metode

Dalam metode pembelajaran dapat digunakan untuk memastikan transfer


pengetahuan dan keterampilan yang efektif. metode yang dapat diterapkan adalah
sebagai berikut:

a. Simulasi dan Latihan Lapangan:


Menciptakan skenario simulasi dan latihan lapangan yang mencerminkan
situasi keamanan actual untuk meningkatkan keterampilan taktis, pengambilan
keputusan cepat, dan penanganan situasi kritis.
b. Pelajaran Interaktif Berbasis Komputer:
Penggunaan modul interaktif berbasis komputer untuk menyajikan materi dan
skenario pelatihan untuk memfasilitasi pemahaman konsep dan menyediakan
lingkungan belajar mandiri.
c. Diskusi Kelompok:
Diskusi kelompok tentang strategi patroli terkini, tren kejahatan, dan
pengalaman pribadi untuk meningkatkan pemahaman melalui pertukaran ide
dan pengalaman, serta membangun kerjasama tim.
d. Presentasi dan Demonstrasi:
Sesi presentasi oleh ahli dan demonstrasi penggunaan peralatan dan teknologi
terkini untuk memperkenalkan konsep-konsep kunci dan teknologi baru yang
relevan.
e. Pelatihan Berbasis Game:
Menerapkan permainan serius untuk meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah dan pengambilan Keputusan untuk meningkatkan motivasi dan
keterlibatan melalui pendekatan bermain.
f. Pendekatan Praktis di Lapangan:
Kegiatan praktis di lapangan untuk menerapkan konsep dan keterampilan yang
telah dipelajari untuk memberikan pengalaman langsung dalam menerapkan
strategi patroli dan pengawasan.
g. Pemantauan dan Umpan Balik:
Pemantauan kinerja personel selama pelatihan dan memberikan umpan balik
secara terus-menerus untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
melalui perbaikan berkelanjutan.

4.5. Materi

Materi yang diberikan mencakup pada kebutuhan dan tugas personel kepolisian,
adalah :

a. Tren Kejahatan Terkini


Analisis tren kejahatan lokal dan global, pengenalan metode kejahatan terkini,
Identifikasi potensi risiko dan ancaman keamanan.
b. Strategi Patroli dan Pemantauan
Konsep strategi patroli yang efektif, taktik dan teknik dalam patroli lapangan,
pemanfaatan teknologi untuk pemantauan dan pengawasan.
c. Penggunaan Teknologi Terkini
Pemahaman teknologi pemantauan kamera, sistem komunikasi terkini untuk
kepolisian, analisis data untuk pemantauan keamanan.
d. Pelatihan Pemecahan Masalah
Pengembangan keterampilan pemecahan masalah praktis, pengambilan
keputusan cepat dalam situasi kritis, analisis kasus dan simulasi pemecahan
masalah.
e. Penegakan Hukum yang Adil dan Profesional
Standar etika dan perilaku penegakan hukum, penanganan interaksi dengan
warga secara adil dan professional, prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam
penegakan hukum.
f. Pelatihan Keterampilan Komunikasi
Komunikasi efektif dengan Masyarakat, penanganan situasi konflik dengan
keterampilan komunikasi, pemahaman bahasa tubuh dan kecerdasan
emosional.
g. Perundang-undangan
Pemahaman terhadap perundang-undangan yang berlaku, hak dan kewajiban
kepolisian dalam menjalankan tugas, penggunaan kekuatan sesuai dengan
hukum.
h. Penanganan Situasi Darurat:
Persiapan dan tanggapan dalam situasi darurat, protokol penanganan keadaan
darurat, kolaborasi dengan pihak lain dalam penanganan bencana.
i. Evaluasi Dampak dan Efektivitas:
Pengukuran kinerja dan dampak strategi patrol, evaluasi efektivitas kebijakan
keamanan, menerapkan perbaikan berkelanjutan.
j. Pemantapan Keterampilan:
Pelatihan lanjutan untuk memantapkan keterampilan yang telah diperoleh,
pemantauan kinerja dan penyesuaian berkelanjutan.

4.6. Penyelenggara

Penyelenggara pelatihan melibatkan berbagai pihak diantaranya :

a. Bagian SDM Polres Tulungagung


Selaku penangungjawab dalam meningkatkan kemampuan pengembangan
SDM personil dengan memberikan akses ke mentorship, ruang kerja bersama,
dan sumber daya lainnya.

b. Kasat Fungsi Polres Tulungagung


Menyelenggarakan pelatihan fungsi teknis dan workshop untuk membantu
meningkatkan kemampuan personil dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya.

Anda mungkin juga menyukai