DFGJ ND
DFGJ ND
KASUS
2.2 Kekurangan
a. Suasana selama praktikum kurang kondusif
b. Dalam kehidupan sehari-hari tidak semua hal dapat dijadikan materi eksperimen
2.3 Kelebihan
a. Ketersediaan alat untuk melakukan praktikum
b. Mengembangkan sikap berpikir ilmiah
c. Setelah demonstrasi, ada diskusi yang dapat digunakan sebagai evaluasi selama
praktikum
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyemprotan pestisida yang tidak memenuhi aturan mengakibatkan dampak bagi
kesehatan petani itu sendiri yaitu timbulnya keracunan pada petani yang dapat dilakukan
dengan jalan memeriksa aktifitas kholinesterase darah. . Pestisida umumnya adalah racun
bersifat kontak, oleh karenanya penggunaan alat pelindung diri pada petani waktu
menyemprot sangat penting untuk menghindari kontak langsung dengan pestisida.
Pemakaian alat pelindung diri lengkap ada 7 macam yaitu : baju lengan panjang, celana
panjang, masker, topi, kaca mata, kaos tangan dan sepatu boot. Pemakaian APD dapat
mencegah dan mengurangi terjadinya keracunan pestisida, dengan memakai APD
kemungkinan kontak langsung dengan pestisida dapat dikurangi sehingga resiko racun
pestisida masuk dalam tubuh melalui bagian pernafasan, pencernaan dan kulit dapat
dihindari.
3.2 Saran
Untuk mahasiswa sebagai calon perawat yang akan terjun kemasyarakat,
diharapkan dapat mengasah keterampilan dalam melakukan komunikai kepada
masyarakat guna memperbaikin kebiasaan yang kurang sehat menjadi lebih sehat
BAB 1. KASUS
Ny. S, 51 tahun, datang dengan keluhan mata kanan tertutup selaput berbentuk
segitiga yang terasa mengganjal. Keluhan ini dirasakan pasien sejak hampir 1 tahun
belakangan, yang makin lama mengganggu penglihatan. Pasien juga kadang merasa
matanya perih. Awal sebelum muncul selaput, mata pasien memang nampak merah
seperti urat-urat, lama kelamaan membentuk selaput, hingga sebesar sekarang.
Penglihatan ganda dan kesulitan menggerakkan bola mata disangkal oleh pasien. Pasien
adalah seorang buruh tani yang banyak bekerja dibawah sinar matahari dan sering
kelilipan debu-debu yang terbawa angin. Riwayat terkena bahan kimia disangkal.
Keadaan ini belum pernah diobati sebelumnya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan, compos mentis,
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 kali per menit, frekuensi nafas 20 kali permenit,
suhu afebris. Dari pemeriksaan oftalmologis didapatkan pada occuli dextra (OD): visus
6/6, orthoforia, tampak pada konjungtiva bulbi selaput fibrovaskular berbentuk segitiga,
dengan daerah dasar segitiga dari sisi nasal dan bagian puncak melewati limbus sejauh 3
mm, tidak menutupi pupil. Pada occuli sinistra (OS) tidak ditemukan kelainan.
2.5 Kekurangan
c. Suasana selama praktikum kurang kondusif
d. Pengetahuan tentang kasus, bagaimana cara penanganan dan pencegahannya
masih kurang
e. Dalam kehidupan sehari-hari tidak semua hal dapat dijadikan materi eksperimen
2.6 Kelebihan
d. Pemeriksaan fisik hanya berfokus pada organ yang sakit saja, sehingga
menghemat waktu
e. Peralatan yang diperlukan tidak terlalu rumit dan tersedia
f. Mengembangkan sikap berpikir ilmiah
g. Setelah demonstrasi, ada diskusi yang dapat digunakan sebagai evaluasi selama
praktikum
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pterigium adalah lipatan berbentuk sayap pada konjungtiva dan jaringan
fibrovaskular yang telah menginvasi kornea superficial. Derajat pertumbuhan pterigium
dibagi menjadi 4 derajat. Dari hasil pemeriksaan fisik juga ditemukan adanya selaput
fibrovascular berbentuk segitiga dari canthus medialis mata kanan dan meluas dengan
puncak yang telah melewati limbus kornea sejauh 2 milimeter. Dari perluasan tersebut,
maka dapat disimpulkan pasien memiliki pterigium derajat 3.
3.2 Saran
Untuk mahasiswa sebagai calon perawat yang akan terjun kemasyarakat,
diharapkan lebih memperluas pengetahuan tentang berbagai penyakit. Yang tidak kalah
penting yaitu meningkatkan keterampilan dalam melakukan screening terutama
pemeriksaan fisik yang tepat dan benar.