Anda di halaman 1dari 22

TUGAS INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN MASALAH GANGGUAN ISTIRAHAT DAN


TIDUR
Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Konsep Dasar Keperawatan 2
Dosen Pengampu : Dr. Sugeng Mashudi, S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh :
MACHMUTH CIPTO PRASETYO (20631932)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KELAS B


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2021
A. DEFINISI

Kebutuhan aktivitas istirahat merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhiMasalah-masalah yang dapat terjadi pada gangguan kebutuhan aktivitas istirahat
yakni risiko intoleransi aktivitas, gangguan mobilisasi, hambatan mobilitas ditempat tidur,
hambatan mobilitas fisik, insomnia, deprivasi tidur, kesiapan meningkatkan tidur dan gangguan
pola tidur (SDKI, 2018).

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah tidur dan istirahat yang
cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktivitas akan menurunkan serta meningkatkan
iritabilitas (Potter&Perry, 2014). Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian
dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan (Potter & Perry, 2014). Gangguan pola tidur
adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal (SDKI, 2017).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami suatu
perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman
atau mengganggu gaya hidup yang di inginkannya (Lynda Juall, 2014). Kualitas tidur inadekuat
adalah fragmentasi dan terputusnya tidur akibat periode singkat terjaga di malam hari yang
sering dan berulang.

B. ETIOLOGI

Menurut Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) penyebab atau etiologi
terjadinya gangguan istirahat dan tidur yaitu :

1. Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan


pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
2. Kurang kontrol tidur
3. Kurang privasi
4. Restraint fisik
5. Ketiadaan teman tidur
6. Tidak familiar dengan peralatan tidur
C. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) Manifestasi dari Gangguan
istirahat dan tidur yaitu sebagai berikut:

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif:
1. Mengeluh sulit tidur
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif:
(tidak tersedia)

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif :
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
Objektif:
(tidak tersedia)
D. PATHWAYS

GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

Kerusakan integritas Hambatan lingkungan (mis. Ketidakseimbangan energi


struktur tulang kelembaban lingkungan sekitar dll) untuk aktivitas sehari-hari

Malnutrisi Imobilitas
Kurang kontrol tidur

Rentang gerak (ROM) Mengeluh pola tidur Merasa lemah


menurun berubah

GANGGUAN INTOLERANSI
MOBILITAS FISIK GANGGUAN POLA
TIDUR AKTIVITAS

E. ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI

 Pengkajian

A. Biodata
- Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Tanggal Masuk Rumah Sakit (MRS), Nomor
Registrasi, Diagnosa Medis (Dx Medis)
- Penanggung Jawab ( Nama, Alamat, Pekerjaan, Umur, Pendidikan , Agama )
B. Riwayat Keperawatan
- Adanya ganngguan mobilitas fisik
- Adanya gangguan pada pola tidur
- Intoleransi aktivitas
C. Pola Kesehatan Sehari-hari di Rumah dan di Rumah Sakit
- Pola Istirahat/ tidur
- Eliminasi
- Aktivitas Sehari-hari
- Pola Makan dan Minum
- Nutrisi

D. Pemeriksaan Fisik
- Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien.
- Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva merah.
- Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, berbicara lambat,
postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak
lengket, menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi.

E. Pemeriksaan penunjang
- Elektroensefalogram (EEG) yang mengukur aktivitas listrik dalam korteks serebral
- Elektromiogram (EMG) yang mengukur tonus otot
- Elektrookulogram (EOG) yang mengukur gerakan mata, memberikan informasi
struktur aspek fisiologis tidur.
- Menggunakan polisomnogram (PSG) dimalam hari dan Multiple Sleep Latency Test
(MSLT). PSG melibatkan penggunaan EEG, EMG,dan EOG untuk memantau
tahapan tidur dan bangun selama tidur malam.

F. Penatalaksanaan
- Ajarkan pasien dan orang terdekat mengenai faktor yang berkontribusi terjadinya
gangguan pola tidur (misalnya, fisiologis, psikologis, pola hidup, perubahanshift
kerja yang sering, perubahan zona waktu yang cepat, jam kerja yang panjang dan
berlebihan, dan faktor lingkungan lainnya).
- Sesuaikan lingkungan (misalnya, cahaya, kebisingan, suhu, kasur dan tempat tidur)
untuk meningkatkan tidur.
- Monitor makanan sebelum tidur dan intake minuman yang dapat memfasilitasi /
mengganggu tidur.
- Ajarkan pasien bagaimana melakukan relaksasi otot autogenik atau bentuk non –
farmakologi lainnya untuk memancing tidur.
- Mulai / terapkan langkah –langkah kenyamanan seperti pijat, pemberian posisi, dan
sentuhan afektif.

 Diagnosa keperawatan
a) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang
b) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
c) Intoleransi aktivitas berhubungana dengan imobilitas

 Rencana keperawatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

D.0053 L.05043 I.10338


Disorganisasi Perilaku Bayi Organisasi Perilaku Perawatan Bayi
Bayi
Definisi: Definisi:
Disentegrasi respon fisiologis dan Definisi: Mengidentifikasi dan
neurobehaviour bayi terhadap lingkungan Kemampuan merawat kesehatan bayi
integrasi respon
Etiologi: fisiologis dan Tindakan
 Keterbatasan lingkungan fisik neurobehaviour bayi Observasi:
 Ketidaktepatan sensori terhadap lingkungan  Monitor tanda-
 Kelebihan stimulasi sensorik tanda vital bayi
 Imaturitas sistem sensoris Setelah dilakukan (terutama suhu
 Prematuritas intervensi 36,5 C-37,5 C)
 Prosedur invasi keperawatan
 Malnutrisi selama 3x24 jam, Terapeutik:
 Gangguan motorik maka status  Mandikan bayi
 Kelainan kongenital istirahat dan tidur dengan suhu
 Kelainan genetik meningkat , dengan ruangan 21-24C
 Terpapar teratogenik kriteria hasil :  Mandikan bayi dl
 Gerakan pada waktu 5-10 menit
Gejala dan Tanda Mayor ekstermitas 2x sehari
Subjektif:  Kemampuan  Rwat tali pusar scr
(tidak tersedia) jari-jari terbuka
menggengga  Bersiihkan
Objektif: m pangkal tali pusar
 Hiperekstensi ekstemitas  Gerakan lidi kapas yg telah
 Jari-jari meregang atau tangan terkoordinasi diberi air matang
menggenggam  Respon  Kenakan popok
 Respon abnormal terhadap stimulus normal bayi dibawah
sensorik terhadap umbilikus jika tali
 Gerakan tidak terkoordinasi stimulus pusar belum lepas
sensorik  Lakukan
Gejala dan Tanda Minor  Menangis pemijatan bayi
Subjektif:  Mampu  Ganti popok jika
(tidak tersedia) berespon basah
kejut  Kenakan pakaian
Objektif:  Iritabilitas bayi dari bahan
 Menangis  Refleks katun
 Tidak mampu menghambat respon  Tonus
terkejut motorik Edukasi:
 Iritabilitas  Saturasi  Anjurkan ibu
 Gangguan refleks  Gelisah menyusui sesuai
 Tonus motorik berubah  tremor kebutuhan bayi
 Tangan di wajah  tersntak  Ajarkan ibu cara
 aritma merawat bayi
 Gelisah
 bradikardi dirumah
 Tremor
 takikardia  Ajarkan cara
 Tersentak
 kemampuan pemberian
 Aritmia makanan
 Bradikardia atau takikardia menyusu
pendamping asi
 Saturasi menurun  warna kulit
lebih dari 6bln
 Tidak mau menyusu
 Warna kulit berubah

Kondisi Klinis Terkait:

 Hospitalisasi
 Prosedur invasif
 Prematuritas
 Gangguan Neurologis
 Gangguan pernapasan
 Gangguan kardiovaskuler

D.0054 L.05042 I.06171


Gangguan Mobilitas Fisik Mobilitas fisik Dukungan Ambulasi

Definisi: Definisi: Definisi:


Keterbatasan dalam gerakan fisik dari Kemampuan dalam Memfasilitasi pasien
satu atau lebih ekstremitas secara mandiri gerakan fisik dari untuk
satu atau lebih meningkatkanaktivitas
Etiologi: ekstremitas scr berpindah
mandiri.
 Kerusakan integritas struktur Tindakan
tulang Setelah dilakukan Observasi:
 Perubahan metabolisme intervensi  Identifikasi adanya
 Ketidakbugaran fisik keperawatan nyeri atau keluhan
 Penurunan kendali otot selama 3x24 jam, lain
 Penurunan massa otot maka status  Identifikasi
 Penurunan kekuatan otot istirahat dan tidur toleransi fisik
meningkat, dengan melalui ambulasi
 Keterlambatan perkembangan
kriteria hasil :  Monitor frekuensi
 Kekakuan sendi
 Pergerakan jantung dan
 Kontraktur
ekstremitas tekanann darah
 Malnutrisi
 Kekuatan otot sebelum ambulasi
 Gangguan muskuloskeletal
 Rentang  Monitor kondisi
 Gangguan neuromuskular gerak (ROM) umum selama
 Indeks masa tubuh diatas persentil  Nyeri melakukan
ke-75 sesuai usia
 Kecemasan ambulasi
 Efek agen farmakologis
 Kak sendi
 Program pembatasan gerak
 Gerakan tidak Terapeutik:
 Nyeri terkoordinasi  Fasilitasi aktivitas
 Kurang terpapar informasi tentang  Gerakan ambulasi dg alat
aktivitas fisik terbatas bantu
 Kecemasan  Kelemahan  Fasilitasi
 Gangguan kognitif fisik melakukan
 Keengganan melakukan mobilisasi fisik
pergerakan jika perlu
 Gangguan sensoripersepsi  Libatkan keluarga
membantu pasien
Gejala dan Tanda Mayor dalam
meningkatkan
Subjektif: ambulasi

 Mengeluh sulit menggerakkan Edukasi:


 Jelaskan tujuan
ekstremitas dan prosedur
ambulasi
Objektif:  Anjurkan
melakukan
 Kekuatan otot menurun ambulasi dini
 Rentang gerak (ROM) menurun  Ajarkan ambulasi
sederhana yang
Gejala dan Tanda Minor harus dilakukan

Subjektif:

 Nyeri saat bergerak


 Enggan melakukan pergerakan
 Merasa cemas saat bergerak

Kondisi Klinis Terkait:

 Stroke
 Cedera medula spinalis
 Trauma
 Fraktur
 Osteoarthirtis
 Ostemalasia
 Keganasan

D.0055 L.05045 I.09265


Gangguan Pola Tidur Pola Tidur Dukugan tidur

Definisi: Definisi: Definisi:


Gangguan kualitas dan kuantitas waktu Kemampuan Memfasilitasi siklus tidur
tidur akibat faktor eksternal mencari, dan terjaga yang teratur
mengorganisasi, dan
Etiologi: menggunakan Tindakan
informasi Observasi:
 Hambatan lingkungan (mis.  identifikasi pola
kelembapan lingkungan sekitar, Setelah dilakukan aktivitas dan tidur
suhu lingkungan, pencahayaan, intervensi  identifikais faktor
kebisingan, bau tidak sedap, keperawatan pengganggu tidur
jadwal selama 3x24 jam,  identifikasi
pemantauan/pemeriksaan/tindaka maka status makanan dan
n) istirahat dan tidur minuman yang
 Kurang kontrol tidur meningkat , dengan mengganggu tidur
 Kurang privasi kriteria hasil:
 Restraint fisik Terapeutik:
 Ketiadaan teman tidur  keluhan sulit  modifikasi
 Tidak familiar dengan peralatan tidur lingkungan
tidur  keluhan  batasi waktu tidur
sering terjaga siang
Gejala dan Tanda Mayor  keluhan tidak  tetapkan jadwal
puas tidur tidur
Subjektif;  keluhan pola  sesuaikan jadwal
tidur berubah pemberian obat
 Mengeluh sulit tidur  keluahan atau tindakan
 Mengeluh sering terjaga istirahat tidak untuk menunjang
 Mengeluh tidak puas tidur cukup siklus tidur terjaga
 Mengeluh pola tidur berubah  kemampuan
 Mengeluh istirahat tidak cukup beraktivitas

Objektif: Edukasi:
 jelaskan
(tidak tersedia) pentingnya tidur
cukup selama sakit
 anjurkan menapati
kebiasaan waktu
Gejala dan Tanda Minor tidur
 anjurkan
Subjektif: menghindari
makanan/minuma
Mengeluh kemampuan beraktivitas n yang
menurun mengganggu tidur
 ajarkan relaksasi
Objektif: otot autogenik
atau cara
(tidak tersedia) nonfarmakologi
lainnya
Kondisi Klinis Terkait:

 Nyeri/kolik
 Hypertirodisme
 Kecemasan
 Penyakit paru obstruktif kronis
 Kehamilan
 Periode pasca partum
 kondisi pasca operasi

D.0056 L.05047 I.05178


Intoleransi Aktivitas Toleransi aktivitas Manajemen energi
Definisi: Definisi: Definisi:
Ketidakcukupan energi untuk melakukan Respon fisiologis Mengidentifikais dan
aktivitas sehari-hari. terhadap aktivitas mengelola penggunaan
yang membutuhkan energi untuk mengatasi
Etiologi: tenaga atau mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan
 Ketidakseimbangan antara suplai Setelah dilakukan proses pemulihan.
dan kebutuhan oksigen intervensi
 Tirah baring keperawatan Tindakan
 Kelemahan selama 3x24 jam, Observasi:
 Imobilitas maka status  Identifikasi
 Gaya hidup monoton istirahat dan tidur gangguan fungsi
meningkat , dengan tbuh yg
Gejala dan Tanda Mayor kriteria hasil: mengakibatkan
kelelahan
Subjektif  Frekuensi  Monitor kelelahan
nadi fisik
 Mengeluh lelah  Saturasi  Monitor pola pd
oksigen jam tidur
Objektif  Kemudahan
melakukan Terapeutik:
 frekuensi jantung meningkat aktivitas  Sediakan
>20% dari kondisi sehat  Kecepatan lingkungana
berjalan nyaman rendah
 Kekuatan stimulus
tubuh bagian  Latihan rentang
Gejala dan Tanda Minor atas gerak apsif
 Kekuatan  Berikan aktifitas
Subjektif tubuh bagian distraksi yg
bawah menenangkan
 Dispnea saat/setelah aktivitas  Toleransi saat  Fasilitasi duduk
 Merasa tidak nyaman setelah menaiki disisi tempat tidur
beraktivitas tangga
 Merasa lemah  Keluhan lelah Edukasi:
 Dispnea saat  Anjurkan tirah
Objektif aktivitas baring
 Dispnea  Anjurkan
 Tekanan darah berubah >20% dari setelah melakukan
kondisi istirahat aktifitasi aktivitas berbarig
 Gambaran EKG menunjukan  Aritma saat  Ajarkan strategi
aritmia saat/setelah aktivitas aktivitas koping untuk
 Gambaran EKG menunjukan  Aritma mengurangi
iskemia setelah kelalahan
 Sianosis aktifitas  Kolaborasi dengan
 Warna kulit ahli gizi cara
meningkatkan
 Tekanan asupan makanan
Kondisi Klinis Terkait darah
 Frekuensi
 Anemia napas
 Gagal jantung kongesif  EKG iskemia
 Penyakit jantung koroner
 Penyakit katup jantung
 Aritmia
 Penyakit paru obstruksi kronis
(PPOK)
 Gangguan metabolik
 Gangguan muskuloskeletal

D.0057 L.05046 I.12362


Keletihan Tingkat Keletihan Edukasi
Aktivitas/Istirahat
Definisi: Definisi:
Penurunan kapasitas kerja fisik dan Kapasitas kerja fisik Definisi:
mental yang tidak pulih dengan istirahat. dan mantal yg tidak Mengajarkan pengaturan
pulih dengan istirahat aktivitas dan istirahat
Etiologi:
Setelah dilakukan Tindakan
 Gangguan tidur intervensi Observasi:
 Gaya hidup monoton keperawatan  Identifikasi
 Kondisi fisiologis (mis. penyakit selama 3x24 jam, kesiapan dan
kronis, penyakit terminal, anemia. maka status kemampuan
malnutrisi, kehamilan) ‘ istirahat dan tidur menerima
 Program perawatan/pengobatan menurun , dengan informasi
jangka panjang kriteria hasil:
 Peristiwa hidup negatif Terapeutik:
 Stres—berlebihan  Verbalisasi  Sediakan materi
 Depresi kepulihan dan media
energi pengaturan
Gejala dan Tanda mayor  Tenaga aktivitas dan
 Kemampuan istirahat
Subjektif melakukan  Jadwalkan
aktivitas rutin pemberian
 Merasa energi tidak putih  Motivasi pendidikan
walaupun telah tidur  Verbalisasi kesehatan sesuai
lelah kesepakatan
 Merasa kurang tidur
 Lesu  Berikan
 Mengeluh lelah
 Gangguan kesempatan
konsentrasi kepada pasien dan
Objektif
 Sakit kepala keluarga untuk
 Sakit bertanya
 Tidak mampu mempertahankan
tenggorokan Edukasi:
aktivitas rutin  Mengi  Jelaskan
 Tampak lesu  Sianosis pentingnya
 Gelisah melakukan
Gejala dan Tanda Minor  Frekuensi aktivitas
nafas fisik/olahraga
Subjektif  Perasaan secara rutin
bersalah  Anjurkan terlibat
 Merasa bersalah akibat tidak  Selera makan dalam aktivitas
mampu menjalankan tanggung  Pola nafas kelompok
jawab  Libido  Anjurkan
 libido menurun  Pola istirahat menyusun jadwal
aktivitas dan
Objektif istirahat
 Ajarkan cara
 Kebutuhan istirahat meningkat mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
Kondisi Klinis Terkait  Ajarkan cara
mengidentifikasi
 Anemia targget dan jenis
 Kanker aktivitas sesuai
 Hipotiroidisme/Hipertirodisme kemampuan
 AIDS
 Depresi I.05178
Manajemen energi
 Menopause
Definisi:
Mengidentifikais dan
mengelola penggunaan
energi untuk mengatasi
atau mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan
proses pemulihan.

Tindakan
Observasi:
 Identifikasi
gangguan fungsi
tbuh yg
mengakibatkan
kelelahan
 Monitor kelelahan
fisik
 Monitor pola pd
jam tidur
Terapeutik:
 Sediakan
lingkungana
nyaman rendah
stimulus
 Latihan rentang
gerak apsif
 Berikan aktifitas
distraksi yg
menenangkan
 Fasilitasi duduk
disisi tempat tidur

Edukasi:
 Anjurkan tirah
baring
 Anjurkan
melakukan
aktivitas berbarig
 Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelalahan
 Kolaborasi dengan
ahli gizi cara
meningkatkan
asupan makanan

D.0058 L.05045 I.09265


Kesiapan Peningkatan Tidur Pola Tidur Dukugan tidur

Definisi: Definisi: Definisi:


Pola penurunan kesadaran alamiah dan Keadekuatan kulaitas Memfasilitasi siklus tidur
periodik yang memungkinkan istirahat dan kuantitas tidur dan terjaga yang teratur
adekuat, memperthankan gaya hidup
yang diinginkan dan dapat ditingkatkan.
Setelah dilakukan Tindakan
intervensi Observasi:
keperawatan  identifikasi pola
selama 3x24 jam, aktivitas dan tidur
Gejala dan Tanda Mayor maka status  identifikais faktor
istirahat dan tidur pengganggu tidur
Subjektif: membaik , dengan  identifikasi
kriteria hasil: makanan dan
 Mengekspresikan keinginan untuk  Keluhan sulit minuman yang
meningkatkan tidur tidur mengganggu tidur
 Mengekspresikan perasaan cukup  Keluhan
istirahat setelah tidur sering terjaga Terapeutik:
 Keluahan  modifikasi
Objektif: tidak puas lingkungan
tidur  batasi waktu tidur
 Jumlah waktu tidur sesuai dengan  Keluhan pola siang
pertumbuhan perkembangan tidur berubah  tetapkan jadwal
 Keluhan tidur
Gejala dan Tanda Minor istirahat tidak  sesuaikan jadwal
cukup pemberian obat
Subjektif: atau tindakan
untuk menunjang
 Tidak menggunakan obat tidur siklus tidur terjaga

Objektif:

 Menerapkan rutinitas tidur yang Edukasi:


meningkatkan kebiasaan tidur  jelaskan
pentingnya tidur
cukup selama sakit
 anjurkan menapati
Kondisi Klinis Terkait: kebiasaan waktu
tidur
 Pemulihan pasca operasi  anjurkan
 Nyeri kronis menghindari
 Kehamilan (periode makanan/minuma
prenatal/postnatal) n yang
 Sleep apnea mengganggu tidur
 ajarkan relaksasi
otot autogenik
atau cara
nonfarmakologi
lainnya

I.12362
Edukasi
Aktivitas/Istirahat

Definisi:
Mengajarkan pengaturan
aktivitas dan istirahat

Tindakan
Observasi:
 Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi

Terapeutik:
 Sediakan materi
dan media
pengaturan
aktivitas dan
istirahat
 Jadwalkan
pemberian
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan
kesempatan
kepada pasien dan
keluarga untuk
bertanya

Edukasi:
 Jelaskan
pentingnya
melakukan
aktivitas
fisik/olahraga
secara rutin
 Anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok
 Anjurkan
menyusun jadwal
aktivitas dan
istirahat
 Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
 Ajarkan cara
mengidentifikasi
targget dan jenis
aktivitas sesuai
kemampuan.
D.0059 L.05043 I.12379
Risiko Disorganisasi Perilaku Bayi Organisasi Perilaku Edukasi Keamanan Bayi
Bayi
Definisi: Definisi:
Berisiko mengalami disintegrasi respon Definisi: Menyediakan informasi
fisiologis dan neurobehaviour bayi Kemampuan dan dukungan terhadap
terhadap lingkungan. integritas respon pencegahan cedera pada
fisiologis dan bayi
neurobehaviour bayi
terhadap lingkungan Tindakan
Faktor Risiko: Observasi:
Setelah dilakukan  Identifikasi
 Kelebihan stimulasi sensorik intervensi kesiapan dan
 Prematuritas keperawatan kemampuan
 Prosedur invasif selama 3x24 jam, menerima bayi
 Gangguan motorik maka status Terapeutik:
 Kelainan kongenitial istirahat dan tidur  Sediakan materi
 Kelainan genetik meningkat, dengan dan media
kriteria hasil: pendidikan
 Gerakan pada kesehatan
ekstremitas  Jadwalkan
Kondisi Klinis Terkait:  Kemampuan pendidikan
jari kesehatan sesuai
 Hospitalisasi menggengga kesepakatan
m  Berikan
 Prosedur invasif
 Gerakan kesempatan
 Prematuritas
terkoordinasi bertanya
 Gangguan neurologis
 Respon
 Gangguan kongenital
normal Edukasi:
 Kelainan kardiovaskuler terhadap  Anjurkan selalu
stimulus mengawasi bayi
sensorik  Anjurkan tidak
 Menangis meninggalkan bayi
 Mampu  Anjurkan
berespon menjauhkan benda
kejut berisiko bahaya
 Iritabilitas dari bayi
 Refleks  Anjurka
 Tenus mtorik memasang
 Saturasi penghalang disisi
 Gemilsah temapt tidur
 Tremor  Anjurkan
 Tersentak memberikan
 Aritma pembatas pada
 Bradikardi area beresiko
 Takikardia  Anjurkan
menggunakan
 Kemampuan
kursi dan sabuk
menyusu
khusus bayi
 Warna kulit
 Anjurkan tidak
meletakkan bayi
dalam tempat tidur
yanng tinggi

I.10338
Perawatan Bayi

Definisi:
Mengidentifikasi dan
merawat kesehatan bayi

Tindakan
Observasi:
 Monitor tanda-
tanda vital bayi
(terutama suhu
36,5 C-37,5 C)

Terapeutik:
 Mandikan bayi
dengan suhu
ruangan 21-24C
 Mandikan bayi dl
waktu 5-10 menit
2x sehari
 Rwat tali pusar scr
terbuka
 Bersiihkan
pangkal tali pusar
lidi kapas yg telah
diberi air matang
 Kenakan popok
bayi dibawah
umbilikus jika tali
pusar belum lepas
 Lakukan
pemijatan bayi
 Ganti popok jika
basah
 Kenakan pakaian
bayi dari bahan
katun

Edukasi:
 Anjurkan ibu
menyusui sesuai
kebutuhan bayi
 Ajarkan ibu cara
merawat bayi
dirumah
 Ajarkan cara
pemberian
makanan
pendamping asi
lebih dari 6bln
D.0060 L.05047 I.05178
Risiko Intoleransi Aktivitas Toleransi aktivitas Manajemen energi

Definisi: Definisi: Definisi:


Beresiko mengalami ketidakcukupan Respon fisiologis Mengidentifikais dan
energi untuk melakukan aktivitas sehari- terhadap aktivitas mengelola penggunaan
hari yang membutuhkan energi untuk mengatasi
tenaga atau mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan
Setelah dilakukan proses pemulihan.
Faktor Risiko: intervensi
keperawatan Tindakan
 Gangguan srkulasi selama 3x24 jam, Observasi:
 Ketidakbugaran status fisik maka status  Identifikasi
 Riwayat intoleransi aktivitas istirahat dan tidur gangguan fungsi
sebelumnya meningkat , dengan tbuh yg
 Tidak berpengalaman dengan kriteria hasil: mengakibatkan
suatu aktivitas kelelahan
 Gangguan pernapasan  Frekuensi  Monitor kelelahan
nadi fisik
 Saturasi  Monitor pola pd
oksigen jam tidur
Kondisi Klinis Terkait:  Kemudahan
melakukan Terapeutik:
 Anemia aktivitas  Sediakan
 Gagal jantung kongestif  Kecepatan lingkungana
 Penyakit katup jantung berjalan nyaman rendah
 Aritmia  Kekuatan stimulus
 Penyakit paru obstruktif kronis tubuh bagian  Latihan rentang
(PPOK) atas gerak apsif
 Gangguan metabolik  Kekuatan  Berikan aktifitas
tubuh bagian distraksi yg
 Gangguan muskulosketal
bawah menenangkan
 Toleransi saat  Fasilitasi duduk
menaiki disisi tempat tidur
tangga
 Keluhan lelah Edukasi:
 Dispnea saat  Anjurkan tirah
aktivitas baring
 Dispnea  Anjurkan
setelah melakukan
aktifitasi aktivitas berbarig
 Aritma saat  Ajarkan strategi
aktivitas koping untuk
 Aritma mengurangi
setelah kelalahan
aktifitas  Kolaborasi dengan
 Warna kulit ahli gizi cara
 Tekanan meningkatkan
darah asupan makanan
 Frekuensi
napas
 EKG iskemia I.05183
Promosi Latihan Fisik

Definisi:
Memfasilitasi aktivitas
fisik regular untuk
mempertahankan atau
meningkatkan ketingkat
kebugaran dan kesehatan
yang lebih tinggi

Tindakan
Observasi:
 Identifikasi
keyakinan
kesehatan ttg
latihan fisik
 Identifikasi
pengalaman
olahraga
sebelumnya
 Identifikasi
hambatan untuk
berolahrga
 Monitor kepatuhan
menjalankan
program latihan
 Monitor respon
terhadap program
latihan
Terapeutik:
 motivasi
mengugkapkan
perasaan ttg
olahraga/kebutuha
n olahraga
 motivasi memulai
atau melanjutkan
olahraga
 fasilitasi dalam
mengidentifikasi
model peran
positif untuk
pertahankan
program latihan
 fasilitasi dalam
menetapkan tujuan
jangka pendek dan
panjang program
latihan
 fasilitasi dalam
menjadwalkan
periode reguler
latihan rutin
mingguan
 lakukan aktivitas
olahrga bersama
pasien jika perlu
 kolaborasi
pemberian intubasi
jalan napas
 kolaborasi
pemberian cairan

DAFTAR PUSTAKA
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia . Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.
Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai