Disusun Oleh :
MACHMUTH CIPTO PRASETYO (20631932)
Kebutuhan aktivitas istirahat merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhiMasalah-masalah yang dapat terjadi pada gangguan kebutuhan aktivitas istirahat
yakni risiko intoleransi aktivitas, gangguan mobilisasi, hambatan mobilitas ditempat tidur,
hambatan mobilitas fisik, insomnia, deprivasi tidur, kesiapan meningkatkan tidur dan gangguan
pola tidur (SDKI, 2018).
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah tidur dan istirahat yang
cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktivitas akan menurunkan serta meningkatkan
iritabilitas (Potter&Perry, 2014). Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian
dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan (Potter & Perry, 2014). Gangguan pola tidur
adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal (SDKI, 2017).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami suatu
perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman
atau mengganggu gaya hidup yang di inginkannya (Lynda Juall, 2014). Kualitas tidur inadekuat
adalah fragmentasi dan terputusnya tidur akibat periode singkat terjaga di malam hari yang
sering dan berulang.
B. ETIOLOGI
Menurut Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) penyebab atau etiologi
terjadinya gangguan istirahat dan tidur yaitu :
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) Manifestasi dari Gangguan
istirahat dan tidur yaitu sebagai berikut:
Malnutrisi Imobilitas
Kurang kontrol tidur
GANGGUAN INTOLERANSI
MOBILITAS FISIK GANGGUAN POLA
TIDUR AKTIVITAS
Pengkajian
A. Biodata
- Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Tanggal Masuk Rumah Sakit (MRS), Nomor
Registrasi, Diagnosa Medis (Dx Medis)
- Penanggung Jawab ( Nama, Alamat, Pekerjaan, Umur, Pendidikan , Agama )
B. Riwayat Keperawatan
- Adanya ganngguan mobilitas fisik
- Adanya gangguan pada pola tidur
- Intoleransi aktivitas
C. Pola Kesehatan Sehari-hari di Rumah dan di Rumah Sakit
- Pola Istirahat/ tidur
- Eliminasi
- Aktivitas Sehari-hari
- Pola Makan dan Minum
- Nutrisi
D. Pemeriksaan Fisik
- Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien.
- Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva merah.
- Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, berbicara lambat,
postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak
lengket, menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi.
E. Pemeriksaan penunjang
- Elektroensefalogram (EEG) yang mengukur aktivitas listrik dalam korteks serebral
- Elektromiogram (EMG) yang mengukur tonus otot
- Elektrookulogram (EOG) yang mengukur gerakan mata, memberikan informasi
struktur aspek fisiologis tidur.
- Menggunakan polisomnogram (PSG) dimalam hari dan Multiple Sleep Latency Test
(MSLT). PSG melibatkan penggunaan EEG, EMG,dan EOG untuk memantau
tahapan tidur dan bangun selama tidur malam.
F. Penatalaksanaan
- Ajarkan pasien dan orang terdekat mengenai faktor yang berkontribusi terjadinya
gangguan pola tidur (misalnya, fisiologis, psikologis, pola hidup, perubahanshift
kerja yang sering, perubahan zona waktu yang cepat, jam kerja yang panjang dan
berlebihan, dan faktor lingkungan lainnya).
- Sesuaikan lingkungan (misalnya, cahaya, kebisingan, suhu, kasur dan tempat tidur)
untuk meningkatkan tidur.
- Monitor makanan sebelum tidur dan intake minuman yang dapat memfasilitasi /
mengganggu tidur.
- Ajarkan pasien bagaimana melakukan relaksasi otot autogenik atau bentuk non –
farmakologi lainnya untuk memancing tidur.
- Mulai / terapkan langkah –langkah kenyamanan seperti pijat, pemberian posisi, dan
sentuhan afektif.
Diagnosa keperawatan
a) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang
b) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
c) Intoleransi aktivitas berhubungana dengan imobilitas
Rencana keperawatan
Hospitalisasi
Prosedur invasif
Prematuritas
Gangguan Neurologis
Gangguan pernapasan
Gangguan kardiovaskuler
Subjektif:
Stroke
Cedera medula spinalis
Trauma
Fraktur
Osteoarthirtis
Ostemalasia
Keganasan
Objektif: Edukasi:
jelaskan
(tidak tersedia) pentingnya tidur
cukup selama sakit
anjurkan menapati
kebiasaan waktu
Gejala dan Tanda Minor tidur
anjurkan
Subjektif: menghindari
makanan/minuma
Mengeluh kemampuan beraktivitas n yang
menurun mengganggu tidur
ajarkan relaksasi
Objektif: otot autogenik
atau cara
(tidak tersedia) nonfarmakologi
lainnya
Kondisi Klinis Terkait:
Nyeri/kolik
Hypertirodisme
Kecemasan
Penyakit paru obstruktif kronis
Kehamilan
Periode pasca partum
kondisi pasca operasi
Tindakan
Observasi:
Identifikasi
gangguan fungsi
tbuh yg
mengakibatkan
kelelahan
Monitor kelelahan
fisik
Monitor pola pd
jam tidur
Terapeutik:
Sediakan
lingkungana
nyaman rendah
stimulus
Latihan rentang
gerak apsif
Berikan aktifitas
distraksi yg
menenangkan
Fasilitasi duduk
disisi tempat tidur
Edukasi:
Anjurkan tirah
baring
Anjurkan
melakukan
aktivitas berbarig
Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelalahan
Kolaborasi dengan
ahli gizi cara
meningkatkan
asupan makanan
Objektif:
I.12362
Edukasi
Aktivitas/Istirahat
Definisi:
Mengajarkan pengaturan
aktivitas dan istirahat
Tindakan
Observasi:
Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
Terapeutik:
Sediakan materi
dan media
pengaturan
aktivitas dan
istirahat
Jadwalkan
pemberian
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan
kesempatan
kepada pasien dan
keluarga untuk
bertanya
Edukasi:
Jelaskan
pentingnya
melakukan
aktivitas
fisik/olahraga
secara rutin
Anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok
Anjurkan
menyusun jadwal
aktivitas dan
istirahat
Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
Ajarkan cara
mengidentifikasi
targget dan jenis
aktivitas sesuai
kemampuan.
D.0059 L.05043 I.12379
Risiko Disorganisasi Perilaku Bayi Organisasi Perilaku Edukasi Keamanan Bayi
Bayi
Definisi: Definisi:
Berisiko mengalami disintegrasi respon Definisi: Menyediakan informasi
fisiologis dan neurobehaviour bayi Kemampuan dan dukungan terhadap
terhadap lingkungan. integritas respon pencegahan cedera pada
fisiologis dan bayi
neurobehaviour bayi
terhadap lingkungan Tindakan
Faktor Risiko: Observasi:
Setelah dilakukan Identifikasi
Kelebihan stimulasi sensorik intervensi kesiapan dan
Prematuritas keperawatan kemampuan
Prosedur invasif selama 3x24 jam, menerima bayi
Gangguan motorik maka status Terapeutik:
Kelainan kongenitial istirahat dan tidur Sediakan materi
Kelainan genetik meningkat, dengan dan media
kriteria hasil: pendidikan
Gerakan pada kesehatan
ekstremitas Jadwalkan
Kondisi Klinis Terkait: Kemampuan pendidikan
jari kesehatan sesuai
Hospitalisasi menggengga kesepakatan
m Berikan
Prosedur invasif
Gerakan kesempatan
Prematuritas
terkoordinasi bertanya
Gangguan neurologis
Respon
Gangguan kongenital
normal Edukasi:
Kelainan kardiovaskuler terhadap Anjurkan selalu
stimulus mengawasi bayi
sensorik Anjurkan tidak
Menangis meninggalkan bayi
Mampu Anjurkan
berespon menjauhkan benda
kejut berisiko bahaya
Iritabilitas dari bayi
Refleks Anjurka
Tenus mtorik memasang
Saturasi penghalang disisi
Gemilsah temapt tidur
Tremor Anjurkan
Tersentak memberikan
Aritma pembatas pada
Bradikardi area beresiko
Takikardia Anjurkan
menggunakan
Kemampuan
kursi dan sabuk
menyusu
khusus bayi
Warna kulit
Anjurkan tidak
meletakkan bayi
dalam tempat tidur
yanng tinggi
I.10338
Perawatan Bayi
Definisi:
Mengidentifikasi dan
merawat kesehatan bayi
Tindakan
Observasi:
Monitor tanda-
tanda vital bayi
(terutama suhu
36,5 C-37,5 C)
Terapeutik:
Mandikan bayi
dengan suhu
ruangan 21-24C
Mandikan bayi dl
waktu 5-10 menit
2x sehari
Rwat tali pusar scr
terbuka
Bersiihkan
pangkal tali pusar
lidi kapas yg telah
diberi air matang
Kenakan popok
bayi dibawah
umbilikus jika tali
pusar belum lepas
Lakukan
pemijatan bayi
Ganti popok jika
basah
Kenakan pakaian
bayi dari bahan
katun
Edukasi:
Anjurkan ibu
menyusui sesuai
kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara
merawat bayi
dirumah
Ajarkan cara
pemberian
makanan
pendamping asi
lebih dari 6bln
D.0060 L.05047 I.05178
Risiko Intoleransi Aktivitas Toleransi aktivitas Manajemen energi
Definisi:
Memfasilitasi aktivitas
fisik regular untuk
mempertahankan atau
meningkatkan ketingkat
kebugaran dan kesehatan
yang lebih tinggi
Tindakan
Observasi:
Identifikasi
keyakinan
kesehatan ttg
latihan fisik
Identifikasi
pengalaman
olahraga
sebelumnya
Identifikasi
hambatan untuk
berolahrga
Monitor kepatuhan
menjalankan
program latihan
Monitor respon
terhadap program
latihan
Terapeutik:
motivasi
mengugkapkan
perasaan ttg
olahraga/kebutuha
n olahraga
motivasi memulai
atau melanjutkan
olahraga
fasilitasi dalam
mengidentifikasi
model peran
positif untuk
pertahankan
program latihan
fasilitasi dalam
menetapkan tujuan
jangka pendek dan
panjang program
latihan
fasilitasi dalam
menjadwalkan
periode reguler
latihan rutin
mingguan
lakukan aktivitas
olahrga bersama
pasien jika perlu
kolaborasi
pemberian intubasi
jalan napas
kolaborasi
pemberian cairan
DAFTAR PUSTAKA
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia . Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.
Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta