Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN


RETARDASI MENTAL

KELOMPOK XI

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts Insert LOGO


DEFINISI
 Retardasi mental adalah disabilitas yang menyebabkan keterbatasan signifikan baik
dalam fungsi intelektual maupun dalam perilaku adaptif (keterampilan sosial dan p
raktis sehari-hari) sebelum usia 18 tahun (Bernstein dan Shelov, 2017).
 Retardasi mental juga dikenal dengan beberapa istilah, yaitu: disabilitas kognitif, di
sabilitas intelektual, disabilitas belajar (Betz dan Sowden, 2009), gangguan mental,
abuse (misal, moron, idiot, kretin, mongol) (Hull dan Johnston, 2008), tunagrahita
(Iswari dan Nurhastati, 2010), keterbelakangan mental (Utaminingsih, 2015), gang
guan intelektual (Bernstein dan Shelov, 2017).
 Menurut Mutaqin (2008) tuna grahita atau retardasi mental adalah suatu kondisi ya
ng ditandai oleh intelegensi yang rendah yang menyebabkan ketidakmampuan indi
vidu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan y
ang dianggap normal.
ETIOLOGI
• Trauma
• Infeksi ( bawaan dan sesudah lahir )
• Kelainan kromosom
• Kelainan genetik dan kelainan metabolic yang diturunkan
• Metabolik
• Keracunan
• Gizi
• Lingkungan
KLASIFIKASI
• berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV)
 Retardasi mental ringan
 Retardasi mental sedang
 Retardasi mental berat
 Retardasi mental sangat berat
 Retardasi mental dengan keparahan tidak ditentukan

• Ditinjau dari segi neurologi


 Kelompok retardasi mental genetik
 Retardasi mental kerusakan otak (Brain Damage)
 Retardasi mental fungsional
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

• Gejala klinis dan kelainan fisik yang disertai retardasi mental:


 Kelainan pada mata
 Kejang
 Kelainan Kulit
 Kelainan rambut
 Kepala
 Perawakan pendek
 Distonia
Lanjutan manifestasi klinis

Menurut Shapiro BK (2007), gejala klinis yang menyertai retardasi mental berdasarkan umur antara lain:

1. Newborn : sindrom dismorfik, mikrosefali, disfungsi system organ mayor


2. Early infancy ( 2- 4 bulan): gagal berinteraksi dengan lingkungan, gangguan penglihatan atau pendengara
n
3. Later infancy ( 6- 18 bulan): keterlambatan motorik kasar
4. Toddlers ( 2- 3 tahun): keterlambatan atau kesulitan bicara
5. Preschool ( 3- 5 tahun): keterlambatan atau kesulitan bicara, masalah perilaku termasuk kemampuan berm
ain, keterlambatan perkembangan moptorik halus, menggunting, mewarnai, menggambar
6. School age ( > 5 tahun): kemampuan akademik kurang, masalah perilaku (perhatian, kecemasan, nakal )
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Beberapa indikasi untuk penilaian laboratoarium pada anak dengan retardasi mental ( Behrman dan Kliegman, 2010 ) :

• Kromosomal kariotipe
• Elektro Ensefalogram (EEG)
• Cranial Computed Tomography (CT) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• Titer virus untuk infeksi kongenital
• Serum asam urat ( uric acid serum)
• Laktat dan piruvat darah
• Plasma asam lemak rantai sangat panjang
• Serum seng (Zn)
• Logam berat dalam darah
• Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
• Serum asam amino atau asam organic
• Plasma ammonia
• Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsi kulit
• Urin mukopolisakarida
• Urin reducing substance
• Urin ketoacid
KOMPLIKASI
1. Paralisis serebral

2. Gangguan kejang

3. Masalah- masalah perilaku/psikiatrik

4. Defisit komunikasi

5. Konstipasi (akibat penurunan motilitas usus akibat obat- obatan antikonvulsi, kurang mengkonsumsi ma
kanan berserat dan cairan)
6. Kelainan kongenital yang berkaitan seperti malformasi esophagus, obstruksi usus halus dan defek jantung
7. Disfungsi tiroid

8. Gangguan sensoris

9. Masalah- msalah ortopedik, seperti deformitas kaki, scoliosis

10.Kesulitan makan

( Betz dan Sowden, 2009 )


PENATALAKSANAAN
bersifat multi dimensional , memerlukan perawatan seperti pemeriksaan kesehatan
yang rutin, imunisasi, dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya (Soetjiningsi
h, 2012)
• Pengobatan
 Obat- obat psikotropika
 Psikostimulan
 Antidepresan
 Obat untuk perilaku agresif

• Terapi bermain
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan anak dengan masalah tumbuh kembang dapat menggunakan indikator berikut :

 Ditemukan adanya ketidakmampuan atau kesulitan melakukan tugas perkembangan sesuai dengan kelompok usia

 Adanya perubahan pertumbuhan fisik (berat/ tinggi badan) yang tidak sesuai dengan standar pencapaian tumbuh kembang.

 Adanya perubahan perkembangan saraf yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan

 Adanya perubahan perkembangan perilaku

 Adanya ketidakmauan atau ketidakmampuan melakukan perawatan diri atau kontrol diri dalam beraktivitas sesuai dengan
usianya.
Lanjutan pengkajian
Pengkajian Anak
• Identitas
• Jenis kelamin
• Anak Ke
• Agama
• Penanggung jawab
• Riwayat Kesehatan anak masa lalu
• Riwayat parental
• Riwayat kelahiran
• Riwayat Kesehatan keluarga
• Riwayat tumbuh kembang
• Riwayat imunisasiPola kebiasaan sehari-hari
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit perawatan diri Berhungan dengan gangguan neuromuskular

b. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidak mampuan fisik


c. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga
e. Defisit pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif

f. Gangguan interaksi social berhubungan dengan hambatan perkembangan


g. Isolasi sosial berhubungan dengan keterlambatan perkembangan
h. Risiko cidera berhubungan dengan perubahan fungsi kognitif

i. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan individu dalam hubu


ngan sosial
j. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penurunan fungsi intelektual
3. Intervensi
N Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
o
Utama Pendukung

Setelah dilakukan tindakan


1 Defisit perawatan Dukungan perawatan diri : Manajemen Lingkungan :
diri b.d gangguan keperawatan diharapkan : Observasi : Observasi :
neuromuskuler dd. • Kemampuan mandi • Identifikasi kebiasaan aktivitas Identifikasi keamanan dan kenyamanan
(mayor) tidak meningkat perawatan diri sesuai usia lingkungan
mampu • Kemampuan • Monitor tingkat kemandirian  
mengenakan pakaian • Identifikasi alat bantu kebersihan Terapeutik :
mandi/mengenaka diri,berpkaian, berhias dan makan • Atur posisi furnitu dengan rapi dan
n meningkat
• Kemampuan makan   terjangkau
pakaian/makan/ke Terapeutik : • Atur suhu lingkungan yang sesuai
toilet/berhias meningkat
• Sediakan lngkungan yg terapeutik • Sediakan ruang berjalan yang cukup
secara mandiri • Kemampuan ke toilet • Siapkan keperluan pribadi ( sabun,sikat dan aman
(minor) - meningkat gigi) • Sediakantempat tidur yang bersih dan
• Verbalisasi kenginan • Dampingi dalam melakukan perawatan nyaman
melakukan perawatan diri sampai mandiri • Sediakan pewangi ruangan, bila perlu
diri meningkat • Fasilitasi untuk menerima keadaan • Ganti pakaian secar berkal
• Minat melakukan ketergantungan • Izinkan keluarga untuk mendampingi
perawatan diri • Fasilitasi kemandirian, bantu bilabila pasien
meningkat tidak mampu  
• Jadwalkan rutinitas perawatan diri Edukasi :
  • Jelaskan cara memuat lingkungan
Edukasi : rumah yang aman
Anjurkan melakukan perawatan dirisecara • Ajarkan keluarga cara pencegahan
konsisten sesuai kemampuan infeksi
No Diagnosa Kriteria Intervensi
Hasil
Utama Pendukung

2 Gangguan tumbuh Setelah dilakukan Perawatan Perkembangan : Pendampinganorang tua dengan anak
kembang b.d. Efek tindakan Observasi : berkebutuhan khusus :
ketidakmampuan fisik keperawatan • Identifikasi pencapaian tugas perkembangan ana Observasi :
dd. diharapkan • Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yng Identifikasi penerimaan orang
(mayor) tidak mampu • Keterampilan/ ditunjukkan tua/keluarga terhadap kondisi anak
melakukan perilaku Terapeutik :  
ketrampilan sesuai sesuai usia • Perthankan lingkungan yg mendukung Terapeutik :
usia meningka perkembangan optimal • Fasilitai orang tua untuk
( fisik,bahasa,motorik, • Kemampuan • Motivasi anak berinteraksi dengan naka lain mengekspresikanperasaan negatifnya
psikososial), melakukan • Sediakan aktivitas yg memotivasi anak • Diskusikan bersama sumber daya
Pertumbuhan fisik perawatan diri berinteraksi dg anak lain orang tua
terganggu meningkat • Dukung anak mengekspresikan diri melalui • Rencanakan bersama kebutuhan anak
(minor) Tidak mampu penghargaan positif • Dukung orang tua untuk menemukan
melakukan perawatan • Fasilitasi anak melatih ketreampilan pemenuhan kelompok pendukungdan pendidikan
diri sesuai usia, afek kebutuhan secara mandiri (makan,sikat gigi, cui terpadu maupun inklusif
datar, respon sosial tangan, pakai baju) • Fasilitasi orang tua untuk
lambat, kontak mata Edukasi : mendapatkan informasi yg dibutuhkan
terbatas • Ajarkan anak keteramplan berinteraksi  
• Jelaskan orang tua tentang perkembangan anak Edukasi :
• Anjurkan orang tuaberinteraksi dg anaknya Berikan pembimbingan dalam
Kolaburasi : menyelesaikan masalah perkembangan

.
Rujuk untuk konseling jika perlu
dan kesehatan anak
4. Implementasi
Tindakan dilakukan sesuai dengan yang telah direncanakan, mencakup kegiatan
mandiri dan kolaborasi. Dengan rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan
diagnosis yang tepat, intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan dan hasil yan
g diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien (Padil
a, 2012).
5. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses kontinu yang terjadi saat anda melakukan kontak dengan a
nak. Setelah melaksanakan intervensi, kumpulkan data subjektif dan objektif dari klien,
keluarga. Selain itu juga meninjau ulang pengetahuan tentang status terbaru dari kondis
i, terapi, sumber daya, pemulihan, dan hasil yang diharapkan. Jika hasil telah terpenuhi,
berarti tujuan untuk klien juga telah terpenuhi. Bandingkan perilaku dan respon klien s
ebelum dan setelah dilakukan asuhan keperawatan (Perry dan Potter, 2009)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai