Anda di halaman 1dari 4

Empat Dasar Tannas

Konsepsi adalah teori atau model yang merupakan pedoman dalam menciptakan
Ketahanan Nasional melalui pembangunan seluruh aspek Ketahanan Nasional. Seluruh aspek
yang dimaksud adalah meliputi aspek trigatra (tiga gatra ) dan aspek pancagatra (lima gatra)
yang keduanya dikenal dengan astagatra (delapan gatra).

Model-model yang ada dalam konsepsi Ketahanan Nasional meliputi:

1. Model Astagatra
Model astagatra merupakan model yang berisi delapan gatra yang terdiri atas trigatra
(Geografi, SDA, Demografi) dan Pancagatra (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial dan
Budaya, serta Pertahanan, dan Keamanan). Secara matematis, model ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
K (n) = f (Trigatra, Pancagatra) t = f (G, D, A), (I, P, E, S, H)t

Keterangan :
K (n) = Kondisi kekuatan Nasional yang Dinamis
G = Kondisi Geografis
D = Kondisi Demografi
A = Kondisi Kekayaan Alam
I = Kondisi Pemahaman dan Pengamatan Ideologi
P = Kondisi Sistem Politik
E = Kondisi Sistem Ekonomi
S = Kondisi Sistem Sosial Budaya
H = Kondisi Sistem Hankam
f = Fungsi dalam Pengertian Matematis
t = Dimensi Waktu
Antara trigatra dan pancagatra ada korelasi atau hubungan dan interdepensi atau
saling ketergantungan. Juga keduanya bersifat komprehensif integral di dalam
astagtra.
2. Model Morgenthau
Morgenthau mengadakan observasi atas tata kehidupan nasional secara mikro dilihat
dari luar sehingga ketahanan masyarakat bangsa tampil sebagai kekuatan.
Secara matematis, model ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
K (n) = f (unsur Stabil), (Unsur Berubah)
K (n) = f (G, A), (T, M, D, C, I, O)
Keterangan:
K(n) = Kekuatan Nasional
G = Kemampuan Geografi
A = Kemampuan SDA
T = Kemampuan Industri
M = Kemampuan Militer
D = Kemampuan Demografi
C = Karakter Nasional
L = Moral Nasional
O = Kualitas Diplomatis

Model yang menekankan pentingnya Kekuatan Nasional dibina dalam kaitannya


dengan negara-negara lain. Artinya model ini menganggap pentingnya perjuangan untuk
mendapatkan power position (posis yang kuat) dalam satu kawasan. Sebagai
konsekuensinya maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga
muncul strategi ke arah balance of power (kekuatan penyeimbang).
3. Model Alfred Thayer Mahan

Model ini menganggap bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi
apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur berikut: geografi, bentuk dam wujud
bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional bangsa, dan sifat pemerintahan.
Menurut Mahan, kakuatan negara tidak hanya tergantung pada luas wilayah daratan, akan
tetapi sangat tergatung juga pada faktor yang membentuk kekuatan laut suatu negara.

Keempat faktor tersebut adalah:

a. Siatusi geografi, khususnya mengenai morfologi topografinya yang dikaitkan dengan


akses ke laut dan penyebaran penduduk.
b. Kekayaan alam yang dikaitkan dengan kemampuan industri serta kemandirian dalam
penyediaan pangan.
c. Konfigurasi wilayah negara yang akan mempengaruhi karakter rakyat dan
orientasinya.
d. Jumlah penduduk.
4. Model Cline
Cline melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain.
Baginya hubungan antarnegara pada hakikatnya sangat dipengaruhi oleh resepsi suatu
negara terhadap negara lainnya. Dalam bentuk matetis, model cline ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
P (p) = (Cr + M + E) (S + W)
Keterangan :
P (p) = Perceived Power, Kekuatan Nasioanl sebagaimana Dipersepsikan oleh
negara lain
Cr = Critical mass, yaitu Strategi antara Potensi Demografi dengan Geografi
M = Kemampuan Militer
E = Kemampuan Ekonomi
S = Strategi Nasional
W = Kemauan Nasional dan Tekad Rakyat untuk Mewujudkan Strategi
Nasional.

Model ini (Cr + M + E) merupakan faktor yang berwujud (tangibel), sedangkan


(S + W), yaitu bagian yang tidak berwujud (intangible), faktor yang tangible, yaitu critical mass,
yang dipresentasikan sebagai penjumlahan dari potensi demografi dan geografi yang efektif
untuk menunjang pembentukan Kekuatan Nasional.
Menurut Cline bahwa suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia
memiliki potensi geografi besar (wilayah besar) dan SDA yang besar pula. Model ini
mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan bisa memproyeksikan
diri sebagaimana negara besar. Sebaliknya, suatu negara dengan wilayah yang besar akan tetapi
jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara yang besar walaupun berteknologi
maju.

Anda mungkin juga menyukai