Om Swastyastu, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. Perkenalkan namam saya Rara Ayu Nathania Swasti. Yang saya hormati Ibu guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia dan teman teman seperjuangan yang saya cintai. Pertama tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Masa Esa karena berkat restu-Nya kita dapat bekumpul di kelas ini. Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai pelestarian budaya khususnya budaya Bali. Dapat kita lihat bahwa di Bali sendiri sangat kental dengan kebudayaan yang masih asri. Di bandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, Bali masih sangat menjaga dan melestarikan budayanya. Tetapi, di era globalisasi ini sangat riskan untuk budaya barat masuk ke Indonesia, terutama mencemari budaya Bali. Bali merupakan pulau yang menjadi peminat turis mancanegara, tentu saja lambat laun akan banyak sekali budaya barat yang akan masuk ke Bali. Dalam mengatasi itu perlu kesadaran dari diri kita sendiri untuk tetap melestarikan budaya Bali. Pemerintah sudah banyak berkontribusi dalam melestarikan budaya Bali. Contohnya adalah dengan mencantumkan aksara Bali pada setiap papan nama. Dilakukan juga restorasi cagar budaya seperti Pura Puseh Batuan, Pura Besakih dan masih banyak lagi. Tapi sudahkah masyarakat bali sendiri berusaha melestarikan budayanya? Meskipun pemerintah telah melakukan banyak cara untuk melestarikan budaya Bali, diperlukan juga kesadaran dari masyarakatnya. Jika dilihat di jaman searang, banyak sekali anak muda yang melupakan etika berkebaya, padahal kebaya merupakan salah satu budaya yang kita punya. Tahukah teman teman, bahwa sesuai dengan seminar Amlapura tahun 1976, bahwa salah satu etika berkebaya adalah dengan tidak menonjolkan bagian tubuh yang dapat merangsang dan tidak menggunakan hiasan berlebih. Kita harus dapat mencerminkan bagaimana budaya Bali yang baik dan benar kepada para pendatang karena itu merupakan jati diri kita. Itu hanya salah satu contoh kebudayaan yang sudah mulai melenceng dan harus segera diperbaiki. Marilah bangkitkan kesadaran diri sendiri untuk melestarikan budaya Bali. Dengan semangat para generasi muda seperti kita ini akan dapat menunjukan kepada dunia luar bahwa betapa indahnya budaya Bali. Kita dapat melakukan kegiatan pelestarian budaya di kehidupan sehari hari dengan menggunakan barang kerajinan lokal. Sudah banyak tersebar barang kerajinan lokal di pasar tradisional dengan harga terjangkau dan kualitas memukau , tapi mengapa kita memilih barang luar dengan harga yang cukup tinggi? Menggunakan endek untuk pakaian formal juga dapat memperkenalkan budaya kita ke dunia luar. Di sisi lain, saya sangat mengapresiasi pelestarian budaya yang dilakukan para remaja contohnya adalah Ogoh Ogoh, di pembuatan Ogoh Ogoh sendiri para remaja menuangkan kreatifitas nya dalam bentuk kebudayaan. Teman teman, masih banyak tugas kita sebagai generasi muda untuk melestarikan dan mencintai budaya kita sendiri. Jangan sampai budaya kita punah atau bahkan di klaim oleh negara lain. Buktikan bahwa kita memiliki kebudayaan yang sangat kaya khususnya budaya Bali. Dimana lagi kita mencari budaya seindah ini selain di Bali. Sekarang, nasib kebudayaan Bali ada di tangan kita para generasi muda. Maka, berikanlah yang terbaik dan jagalah kebudayaan kita jangan sampai punah. Budaya kita! Jiwa kita! Terima kasih atas perhatian yang ibu guru dan teman teman berikan, semoga dengan pidato ini teman teman dapat meningkatkan kesadaran atas kelestarian budaya. Om Santih Santih Santih Om.