Anda di halaman 1dari 9

Machine Translated by Google

_______________EKO-REGIONAL, Vol 17, No. 1, Maret 2022. hal. 54-62

Nilai Ekonomi Jasa Lingkungan di Kawasan Karst


Area of Jatijajar Village

Oleh

Rasyid Wisnuaji, Pahrul Fauzi*)


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman *)Penulis
Koresponden: pahrul.fauzi@unsoed.ac.id

Pengiriman: 13 Juli 2021; Diterima: 28 Maret 2022

ABSTRAK
Desa Jatijajar termasuk dalam kawasan karst Gombong berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor
3043 K/40/MEM/2014 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 23 Tahun
2012 tentang RTRW Kabupaten Kebumen. Memiliki potensi nilai jasa lingkungan dan ekologi baik di
kawasan karst itu sendiri maupun di kawasan non karst yang dijadikan sebagai kawasan penyangga.
Sistem sungai bawah tanah memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar kawasan karst bahkan
masyarakat sebagai penyedia kebutuhan air bersih yang bersifat abadi/mengalir sepanjang musim.
Metode penilaian kontinjensi digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian ini. Data primer yang
diperoleh dari penelitian lapangan digunakan sebagai data utama. Analisis jasa lingkungan yang
digunakan adalah teknik kesediaan membayar individu atas jasa atau sumber daya lingkungan. Sumber
daya alam yang ada di kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar mempunyai

karakteristik berupa pemanfaatan langsung, nilai sumber daya air untuk budidaya padi sawah dan
sumber air dari sungai bawah tanah di kawasan karst sebanyak 15 mata air. Total nilai ekonomi dari
potensi pemanfaatan sumber daya yang ada di kawasan Gombong Karst Gombong Desa Jatijajar adalah
sebesar Rp 87.616.789.519 dalam satu tahun. Besaran nilai ini adalah nilai sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang berasal dari pemanfaatan langsungnya
ketersediaan sumber daya alam bagi masyarakat. Nilai-nilai tersebut akan hilang jika kawasan karst
mengalami kerusakan baik akibat aktivitas pertambangan maupun perubahan fungsi lingkungan.

Kata Kunci: Karst; Penilaian Ekonomi; Ekonomi sumber daya alam dan lingkungan; Nilai Ekonomi Total.

ABSTRAK
Desa Jatijajar termasuk dalam kawasan karst Gombong berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 3043 K/
40/ MEM/ 2014 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 23 Tahun 2012 tentang
RTRW Kabupaten Kebumen. Memiliki nilai potensi jasa lingkungan dan ekologi baik di kawasan karst itu sendiri
maupun di kawasan non-karst yang dijadikan sebagai buffer zone. Sistem sungai bawah tanah memberikan
manfaat bagi lingkungan sekitar kawasan karst bahkan masyarakat sebagai

penyedia kebutuhan air bersih yang bersifat abadi/ mengalir sepanjang musim. Metode penilaian kontingen
digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian ini. Data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan
digunakan sebagai data utama. Analisis jasa lingkungan yang digunakan adalah teknik kesediaan membayar
individu untuk jasa atau sumber daya lingkungan. Sumber daya alam di kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar

memiliki karakteristik berupa pemanfaatan langsung, nilai sumber daya air untuk pertanian padi sawah dan
sumber air dari sungai bawah tanah di kawasan karst adalah 15 mata air. Total nilai ekonomi dari potensi
pemanfaatan sumberdaya yang ada di kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar adalah sebesar Rp87.616.789.519
dalam satu tahun. Besaran nilai ini merupakan nilai sumber daya alam dan lingkungan dari

54
Machine Translated by Google

Nilai Ekonomi Jasa Lingkungan ….. ( Wisnuaji & Fauzi _________ )

pemanfaatan langsung ketersediaan sumber daya alam tersebut kepada masyarakat.


Nilai-nilai tersebut akan hilang jika kawasan karst mengalami kerusakan baik akibat kegiatan
penambangan maupun perubahan fungsi lingkungan.

Kata Kunci: Kawasan Karst, Valuasi Ekonomi, Ekonomi Sumber daya alam dan lingkungan,
Nilai ekonomi total.

PERKENALAN
Desa Jatijajar merupakan salah satu desa di Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen yang termasuk
dalam lanskap kawasan Karst Gombong menurut peta delineasi kawasan karst melalui Keputusan
Menteri ESDM No.3043 K/40/MEM/ 2014. Pengertian karst menurut Hanang Samodra (2001) adalah
bentang alam yang secara spesifik berkembang pada batuan karbonat akibat proses karstifikasi
dalam ruang dan waktu geologi yang tersedia (Pramestyan, 2021). Proses karstifikasi diawali dengan
adanya pergerakan dinamis lempeng-lempeng bumi, pergerakan tersebut saling bertabrakan dan
menghasilkan gaya tektonik yang mendorong sebagian bumi ke atas sehingga terumbu karang yang
sebelumnya berada di perairan dangkal ikut terangkat dan terendapkan menjadi kalsium karbonat
( CaCo3). Ford dan Williams (1989) menyatakan bahwa karst merupakan dataran dengan karakteristik
kondisi hidrologi yang dihasilkan dari batuan atau batugamping yang mudah larut dan mempunyai porositas sekunde
Masyarakat awam memahami bahwa kawasan karst merupakan kawasan yang kering dan
tidak produktif. Hal ini disebabkan sifat fisik batu kapur yang mudah larut dan mempunyai porositas
sekunder sehingga tidak dapat menyimpan air dalam waktu yang lama. Air hujan yang mengguyur
kawasan karst langsung tenggelam ke dasar zona jenuh air kemudian mengalir melalui rekahan dan
lorong-lorong besar (gua) seperti kanal menuju pintu keluar mata air atau langsung dibuang ke laut,
hanya sedikit yang mengalir. di permukaan (Fitri, 2017). Air hujan yang menggenangi kawasan karst
langsung merembes ke dasar zona jenuh air kemudian mengalir melalui celah-celah dan lorong-lorong
(gua) seperti kanal menuju pintu keluar mata air atau langsung dibuang ke laut, hanya sedikit yang
mengalir di kawasan karst. permukaan. Kejadian ini menjadi jawaban mengapa kawasan karst identik
dengan kawasan kering dan tandus, padahal di bawahnya menyimpan air cukup banyak dan mengalir
sepanjang waktu dengan kualitas yang baik serta dimanfaatkan masyarakat sebagai kebutuhan air bersih.
Kawasan batu kapur dikenal sebagai kawasan penghasil bahan baku semen, bahan pemutih,
penetral keasaman tanah, bahan baku keramik, industri kaca, industri cat, kosmetika, campuran karet,
pemutih kertas, dan sebagai pengeras jalan. Selain itu, di dalam gua yang merupakan sisa proses
peleburan kawasan karst, dapat ditemukan fosfat yang mengendap di dasar gua yang terbentuk dari
kotoran kelelawar dan burung yang terlarut dalam batu kapur. Fosfat biasanya digunakan sebagai
pupuk organik, sedangkan kotoran kelelawar basah juga digunakan sebagai pupuk guano (Hidayat, 2016).
Tidak hanya sebagai bahan ekstraktif, kawasan karst juga mempunyai nilai jasa lingkungan
dan ekologi baik di kawasan karst itu sendiri maupun di kawasan non karst yang dijadikan sebagai
kawasan penyangga (Akhmad, 2006). Sistem sungai bawah tanah yang terbentuk di kawasan karst
memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar kawasan karst bahkan masyarakat sebagai penyedia air
bersih yang bersifat abadi atau mengalir sepanjang musim sehingga kawasan karst disebut sebagai
“tangki air alami”. dengan debit yang bervariasi untuk menyuplai 25 persen kebutuhan air bersih
penduduk dunia (DC. Ford et al, 1988), sedangkan di Pulau Jawa, menurut BAPPENAS, 40 persen
sumber air bersih berasal dari mata air di kawasan karst.
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 23 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten
Kebumen Tahun 2011 – 2013, Desa Jatijajar termasuk dalam Kawasan Karst dan juga merupakan
daerah resapan air serta kawasan sekitar mata air. Dengan melihat indikator-indikator pembangunan
yang biasanya diukur berdasarkan hal-hal yang nyata (terukur), juga menjadi salah satu faktor
penyebab menurunnya nilai kawasan karst. Sedangkan yang intangible (tidak terukur) masih sangat
rendah (Wisnuaji, 2016). Dalam ilmu ekonomi jasa lingkungan, sumber daya alam tidak hanya dinilai dari segi ekonom

55
Machine Translated by Google

_______________EKO-REGIONAL, Vol 17, No. 1, Maret 2022. hal. 54-62

manfaat yang dihasilkan, namun nilai ini terdiri dari manfaat yang diperoleh masyarakat Desa Jatijajar pada kawasan
karst meskipun tidak terkena dampak langsung (Jhon, 2004).
Dari uraian tersebut maka penelitian ini bertujuan
untuk: 1) Mengidentifikasi karakteristik potensi sumber daya alam kawasan karst di Desa Jatijajar.
2) Menganalisis nilai ekonomi jasa lingkungan dari sumber daya alam di kawasan karst
kawasan dan apa kegunaan kawasan karst di Desa Jatijajar.
3) Merumuskan arah strategis pelestarian kawasan karst di Desa Jatijajar.
Kajian ini membatasi penghitungan keekonomian jasa lingkungan pada tataran penghitungan dampak
berganda dan penghitungan perbandingan dengan usaha pertambangan serta bersifat cross-sectional atau
penghitungan data pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini mengacu pada berbagai penelitian sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan di Desa Sirau Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga (Pramestyan, 2021), dan
(Hidayat, 2016) di DAS Mahat Hulu mempunyai tema yang sama walaupun metodenya berbeda. Kawasan Karst
Gombong telah menjadi topik utama berbagai kajian ilmiah, namun penelitian dengan pendekatan metode Contingent
valuation yang khusus diterapkan di kawasan Desa Jatijajar menjadi kebaruan utama dalam penelitian ini.

METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah data primer atau penelitian lapangan dengan survei langsung baik orientasi lapangan,
Pengumpulan data lintas sektor, wawancara terstruktur, dan observasi menggunakan metode penilaian kontingen dan
metode deskriptif untuk mengetahui potensi sumber daya dan nilai ekonomi jasa lingkungan serta pemanfaatannya.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu sampel yang diambil berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu.
Analisis jasa lingkungan menganalisis karakteristik potensi dengan menggunakan survei baik secara langsung
atau secara tidak langsung. Ada berbagai teknik untuk mengukur konsep nilai, namun konsep dasar dalam penilaian
ekonomi yang mendasari semua teknik adalah kesediaan individu untuk membayar jasa atau sumber daya lingkungan
(Munasinghe, 1993). Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan harga pasar (dengan label harga) dan
harga non pasar (tanpa label harga). Metode yang didasarkan pada label harga adalah Pendekatan Harga Pasar,
Pendekatan Pengeluaran Pencegahan, Pendekatan Hilang/Hilangnya Pendapatan, dan Pendekatan Trended Historical
Cost. Metode harga non pasar yang digunakan adalah Individual Travel Coast Method dan Contingent Valuation
Method.
DUV = NArt + Napt + NAma DUV =
Nilai pakai langsung (Rp/th)
NArt = Nilai Ekonomi Pemanfaatan Air Rumah Tangga Napt = Nilai
Ekonomi penggunaan air untuk usahatani padi sawah NAma = Nilai
Ekonomi mata air

HASIL DAN PEMBAHASAN Data

yang dianalisis adalah data yang diperoleh di lapangan, baik temuan baru maupun yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat
berupa data sebaran gua dan mata air, debit terukur dari mata air, pemanfaatan mata air, dan luas areal. sawah. sawah, sistem
irigasi dari mata air hingga lahan pertanian, jumlah penduduk dan kepala keluarga yang memanfaatkan air dari mata air yang
diolah melalui analisis spasial berupa digitalisasi dan geoprocessing untuk mengkuantifikasi potensi kawasan karst yang
kemudian diolah untuk menentukan total nilai ekonomi sumber daya alam karst di Desa Jatijajar (Wijayanti, Solihin, Alikodra,
& Maryanto, 2011).

56
Machine Translated by Google

Nilai Ekonomi Jasa Lingkungan ….. ( Wisnuaji & Fauzi _________ )

Sumber : Hasil pengolahan survey lapangan dan diolah menggunakan QGIS 3.16
Gambar 1. Peta Hasil Penelitian di Desa Jatijajar

Nilai Guna Langsung Kawasan Karst Desa Jatijajar


Nilai guna langsung adalah nilai yang diberikan berdasarkan keberadaannya dari sumber daya alam yang
tersedia. Kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar mempunyai potensi sumber daya air yang melimpah karena
sifat kawasan karst yang menyimpan air dan mengeluarkan air pada titik-titik tertentu. Oleh karena itu,
pemanfaatan sumber daya air di kawasan karts sangat potensial. Nilai guna langsung di lokasi penelitian
diperoleh dari pemanfaatan sumber daya alam di kawasan Karst Gombong yang terdiri dari pemanfaatan air
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, pemanfaatan air untuk budidaya padi sawah, dan nilai potensi
sumber daya air tanah dari sumber daya alam. mata air yang tersebar di kawasan karst Desa Jatijajar yang
dihitung menggunakan Pendekatan Harga Pasar dan Pengeluaran Biaya Pencegahan.

Nilai ekonomi jasa lingkungan sumber daya air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga Kawasan karst merupakan bentang alam yang unik karena sistem airtanahnya sangat unik dan
berbeda dengan kawasan lain yang lebih dominan sungai bawah tanah dibandingkan permukaan (Putri,
2020). Sistem aliran air ini dikendalikan oleh suatu sistem seperti saluran alami yang akhirnya bermuara
pada mata air dan atau gua yang terdapat sungai bawah tanah. Munculnya mata air dan keberadaan sungai
bawah tanah dimanfaatkan oleh masyarakat di kawasan karst dengan menghubungkan pipa-pipa air yang
mengalir dari mata air dan atau gua menuju ke rumah-rumah masyarakatnya masing-masing untuk memenuhi kebutuhan seha
Berdasarkan survei lapangan dan wawancara terbuka kepada masyarakat Desa Jatijajar diketahui bahwa
seluruh warga Desa Jatijajar memanfaatkan air yang berasal dari kawasan karst, baik yang dikelola melalui
kelompok rumah tangga maupun perseorangan, bukan melalui PDAM. Bahkan pemanfaatan air dari mata air
di kedua desa tersebut juga dimanfaatkan oleh masyarakat desa lainnya seperti Desa Redisari Kecamatan
Rowokele, Desa Kalisari Kecamatan Rowokele, Desa Mangunweni Kecamatan Ayah, dan Desa Demangsari Kecamatan Ayah. B

57
Machine Translated by Google

_______________EKO-REGIONAL, Vol 17, No. 1, Maret 2022. hal. 54-62

Pada musim ini, masyarakat Desa Redisari dan Kalisari akan membawa jeriken air ke mata air, khususnya di
mata air Kalikarag untuk mengambil air secara langsung.
Kebutuhan air tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Dimana kebutuhan air minum
sehari-hari, memasak, mandi, dan jamban merupakan kebutuhan pokok sehingga dalam PERMENDAGRI No.
71 Tahun 2016 dijelaskan bahwa standar kebutuhan pokok air minum adalah 10 meter kubik air/kepala rumah
tangga/bulan. atau 60 liter/orang/hari (Kementerian Lingkungan Hidup, 2007). Bahkan UNESCO pada tahun
2002 menetapkan hak dasar manusia atas air adalah 60 liter/orang/hari baik untuk kebutuhan konsumsi
maupun sanitasi. Sementara itu, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum menetapkan
dan membagi kebutuhan individu berdasarkan tempat tinggal, dimana kebutuhan air individu dalam satu
hari di desa sebesar 60 liter/hari, kota kecil sebesar 90 liter/hari, sedang. . Kota 110 liter/hari, kota besar 130
liter/hari, dan kota metropolitan 150 liter/hari. Desa Jatijajar yang termasuk dalam kategori desa, rata-rata
kebutuhan air individu ditetapkan sebesar 60 liter/hari.
Jumlah penduduk Desa Jatijajar sebanyak 7.044 jiwa yang termasuk dalam 2.151 KK dengan rata-
rata 3 jiwa per kepala keluarga. Penentuan nilai guna langsung sumber daya air yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga melalui pendekatan penetapan harga berbasis pasar berdasarkan harga
pemakaian PDAM rumah tangga golongan II (sambungan langsung) dengan tarif Rp. 2.750, per meter kubik
dimana 1 meter kubik = 1.000 liter.
Kemudian gunakan rumus berikut:
= ×× ×
= 2.151 × 3 × 4.228.005,6 × 2.750

NArt = Nilai Ekonomi Pemanfaatan Air Rumah Tangga


JMrt = Jumlah rumah tangga yang menggunakan air
Dan = Rata-rata jumlah anggota keluarga
KArt = Rata-rata konsumsi air rumah tangga (m3 /tahun)
HA = PDAM water market price (Rp/m3 )

Rata-rata setiap rumah tangga menggunakan 180 liter air per hari dan dalam 1 bulan menggunakan
5.400 liter air atau 5,4 meter kubik. Jadi nilai ekonomi penggunaan air rumah tangga dalam satu bulan di
Desa Jatijajar adalah sebesar Rp. 31.942.350,- dalam satu bulan. Jadi total nilai ekonomi jasa lingkungan
penggunaan air rumah tangga dalam satu tahun di Desa Jatijajar adalah sebesar Rp. 11.627.015.400,- setahun.

Nilai ekonomi jasa lingkungan sumber daya air untuk usahatani padi sawah Desa Jatijajar
termasuk dalam kategori desa yang sebagian besar lahannya berada di pegunungan karst sehingga sangat
sedikit lahan yang dijadikan lahan pertanian. Lahan pertanian di Desa Jatijajar umumnya terletak di dataran
rendah yang dalam peta geologi tidak termasuk dalam formasi Batugamping Kalipucang tetapi termasuk
dalam formasi alluvium (Wijayanti dkk., 2011). Berdasarkan hasil analisis spasial dengan digitalisasi melalui
citra satelit dan survei poligon di lapangan, terlihat luas lahan pertanian di Desa Jatijajar seluas 68,62 hektar
atau 7,69 persen dari luas Desa Jatijajar dengan rata-rata 2 musim tanam. dalam satu tahun.

Usahatani padi sawah yang menggunakan air sebagai reservoir merupakan salah satu faktor produksi
utama karena proses agroklimat dalam satu musim tanam padi memerlukan penggunaan air yang banyak.
Selama ini khususnya di kawasan karst, pemanfaatan air untuk bercocok tanam padi belum pernah
diperhitungkan karena persepsi masyarakat yang menganggap air sebagai barang publik, apalagi di kawasan
karst yang memiliki ketersediaan air yang tahan lama dan selalu tersedia. sepanjang tahun (Wijayanti & Maryanto, 2017).
Sawah paling banyak menggunakan air pada masa pertumbuhan dan pemeliharaan, dimana
diperlukan penggenangan selama ±9-10 minggu dengan kebutuhan air sebesar 1,7 liter/detik/hari/Ha,
sedangkan pada tahap pengolahan tanah selama ±5-6 minggu memerlukan air sebanyak ±5-6 minggu.
membutuhkan air. sebagian besar air yaitu 10,4 liter/detik/hari/Ha, pada tahap pembibitan selama ±2 minggu
membutuhkan 1,2 liter air/detik/hari/Ha, dan pada tahap prapanen selama ±2 minggu membutuhkan 0,2 liter
air/ kedua/ hari/ha. Dari keempat tahapan tersebut dapat dikatakan kebutuhan air sawah dalam satu musim tanam adalah 1.15
58
Machine Translated by Google

Nilai Ekonomi Jasa Lingkungan ….. ( Wisnuaji & Fauzi _________ )

bahwa kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan sawah di Desa Jatijajar adalah 163,296 liter/detik/ dalam satu
musim tanam. Kebutuhan air yang besar tersebut selama ini dipenuhi dari limpasan mata air di kawasan karst
Gombong di Desa Jatijajar, bahkan air ini juga digunakan untuk pertanian padi di desa lain mengikuti arah aliran air.

Berdasarkan penelitian Putu Angga Aditya dkk pada tahun 2013 di Denpasar diketahui harga air sebesar
Rp. 358.515,-/Ha dalam satu musim tanam. Maka untuk mengetahui nilai ekonomi sumber daya air untuk usahatani
padi sawah dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
=× ×

Napt = Nilai ekonomi pemanfaatan air untuk usahatani padi sawah (Rp/Th)
Lp = Luas Pertanian (Ha)
BpA = Biaya penyediaan air (Rp/Ha/musim)
Mt = Rata-rata musim tanam padi (musim tanam per tahun)

Jadi nilai ekonomi jasa lingkungan atas pemanfaatan air untuk usaha pertanian di desa. Berdasarkan
analisis spasial terlihat luas sawah yang ditanami padi (Oryza sativa) dengan luas sawah 68,62 Ha dalam 2 masa
tanam dalam setahun adalah Rp. 49.202.599,- dalam satu tahun.

Nilai ekonomi jasa lingkungan terhadap sumber daya air sungai bawah tanah di karst
daerah

Batugamping yang merupakan penyusun utama kawasan karst merupakan batuan yang mudah mengalami proses
karstifikasi yang sangat dipengaruhi oleh pelarutan dari air. Dengan adanya pelarutan tersebut maka akan tercipta
rongga-rongga pada batu kapur, kemudian air permukaan akan masuk melalui rongga-rongga tersebut dan
menimbulkan terowongan-terowongan berupa sungai bawah tanah dan atau sistem gua (Aditya, Sudarma, & Djelantik,
2013).
Sungai bawah tanah yang membentuk alur pada kawasan karst biasanya selalu menghubungkan antara
sungai bawah tanah – gua – mata air yang disebut akuifer karst. Akuifer karst terdiri dari dua prinsip dasar yaitu
aliran difusi dan saluran (Wijayanti & Maryanto, 2017). Sistem difusi adalah air permukaan yang masuk dan merembes
dan disimpan di zona karst yang pada akhirnya akan membentuk sungai bawah tanah.
Ciri-ciri aliran tersebar adalah airnya jernih sepanjang tahun, fluktuasi aliran antar musim kurang signifikan sehingga
tersedia sepanjang tahun dan tidak terlalu sensitif terhadap hujan.
Sedangkan aliran konduit adalah air permukaan yang masuk melalui lubang aliran air (ponor), mengisi sungai-sungai
bawah tanah. Ciri-ciri aliran saluran adalah pada musim hujan airnya keruh dan pada musim kemarau tidak ada air
yang masuk.
Berdasarkan survey lapangan, sistem sungai bawah tanah di karst Gombong khususnya di Desa Jatijajar
bersifat campuran yaitu campuran menyebar dan saluran, terbukti dengan debit air yang stabil pada musim kemarau
dan musim hujan, terdapat beberapa mata air. yang akan mengalami peningkatan debit yang signifikan (Milon &
Alvarez, 2019). Sebaran outlet mata air di Desa Jatijajar berada di pinggir kawasan karst yang biasanya berupa mata
air lapis dan mata air kontak. Sedangkan hulu mata air berada di pegunungan karst.

Untuk mengetahui potensi mata air dan gua berair, perlu diketahui debit dari mata air dan gua berair. Berikut
hasil perhitungan debit rata-rata dengan metode kecepatan daerah baik yang diukur dengan menggunakan meteran
arus maupun pelampung yang dilakukan di daerah penelitian selama 5 bulan.

59
Machine Translated by Google

_______________EKO-REGIONAL, Vol 17, No. 1, Maret 2022. hal. 54-62

Tabel 1. Tabel Perhitungan Debit Air

Dihitung Rata-rata debit dalam 1


Nama dari Debet bulan
TIDAK Jenis X DAN DENGAN

musim semi Liter /


Liter M3
Kedua
1 Ubalan 1 Mata air 327.366 9.152.306 51 24,2 62.726.400 0,13 62.726,4
2 Ubalan 2 Mata air 327.254 9.152.211 36 336.960 29,8 336,96
3 Ubalan 3 Mata air 327.435 9.152.170 66 77.241.600 0,19 77.241,6
4 Ubalan 4 Mata air 327.376 9.152.135 55 492.480 3.628.800 492,48
5 Ubalan 5 Mata air 327.378 9.152.112 56 1.4 3.628,8 18,2 47.174.400
6 Ubalan 6 Mata air 326.996 9.151.801 39 47.174,4 27,5 71.280.000 71.280 29,4
7 Ubalan 7 Mata air 327.088 9.151.690 56 76.204.800 76.204,8 35,8 92.793.600
8 Ubalan 8 Mata air 327.169 9.151.697 66 92.793,6 17,6 45.619.200 45.619,2
9 Ubalan 9 Mata air 326.123 9.151.975 17 32,9 85.276.800 85.276,8 17,5
10 Kepala 1 Mata air 327.231 9.151.552 98 45.360.000 45.300 1 98,8 515.289.600
11 Kepala 2 Mata air 327.186 9.151.481 107 515.289,6 208,8 541.209.600
12 Sumber Air Banyurata 326.913 9.151.616 55 541.209,6 245,6 636.595.200 636.595,2
13 Jatijajar Watery cave 327,169 9,151,697 66
14 Barat Gua berair 327.470 9.152.326 73
15 Gua Berair Kalikarak 327.443 9.152.709 54

Dari tabel 1 diatas terlihat Gua Kalikarak mempunyai debit yang paling besar karena Kalikarak
merupakan resusitasi sistem sungai bawah tanah Goa Barat yang membentang sepanjang 9,8 Km yang
berasal dari Gua Purat di Desa Watukelir (Ening, 2015). Sedangkan mata air dengan debit terkecil adalah
Ubalan 2 dan Ubalan 4. Dalam satu bulan mata air di Desa Jatijajar rata-rata mampu menghasilkan
2.301.229.440 liter atau 2.301.229,44 meter kubik.
Untuk mengetahui nilai guna langsung nilai ekonomi sumber daya air sungai bawah tanah di
kawasan karst Desa Jatijajar menggunakan pendekatan harga pasar dari harga air PDAM sebesar Rp.
2.750,-/M3. Pendekatan ini dilakukan karena nilai air akan hilang jika terjadi kerusakan dan masyarakat
harus mengganti air dari mata air dengan air PDAM. Untuk mempermudah perhitungan, dapat digunakan
rumus berikut.
Nama = (Vma1 x HA) + (Vma2 x HA) + (Vma3 x HA) + ÿ +
(Vmaz x HA)……………………………..(3)

NAma = Nilai ekonomi mata air (Rp/bulan)


Vma = Rata-rata debit air dari mata air (m3 /bulan)
HA = PDAM water market price (Rp/m3 )

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh nilai ekonomi lingkungan
pelayanan sumber air dari sungai bawah tanah di kawasan karst desa Jatijajar yang terdiri dari 15 mata air
dengan total debit dalam satu bulan sebanyak 2.301.229,44 meter kubik adalah Rp. 6.328.380.960,- per
bulan dan dalam satu tahun sebesar Rp. 75.940.571.520,-. Nilai sumber daya air yang berasal dari sungai
bawah tanah di kawasan karst Desa Jatijajar akan selalu ada selama fungsi kawasan karst sebagai
pengatur alami tata air tidak berkurang atau hilang.
Berdasarkan uraian valuasi ekonomi terhadap total nilai ekonomi pemanfaatan sumber daya di
Desa Karst Jatijajar yang terdiri dari nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung, dan nilai pilihan.
Ciri-ciri nilai ekonomi dapat dilihat sebagai berikut:

60
Machine Translated by Google

Nilai Ekonomi Jasa Lingkungan ….. ( Wisnuaji & Fauzi _________ )

Tabel 2. Tabel Nilai Ekonomi Sumber Daya Kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar.
Menggunakan Nama Nilai Rupiah/tahun
DUV 1 Nilai ekonomi penggunaan air rumah tangga 11.627.015.400

DUV 2 Nilai ekonomi pemanfaatan air untuk budidaya padi sawah 49.202.599

DUV 3 Nilai ekonomi mata air 75.940.571.520

Total potensi sumber daya 87.616.789.519

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar memberikan kontribusi yang
cukup besar terhadap perekonomian masyarakat terutama melalui pemanfaatan sumber daya air. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan (Aditya et al., 2013) yang menunjukkan bahwa air memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap produksi padi. Sedangkan (Wijayanti et al., 2011) yang melakukan penelitian di lokasi yang sama dengan
penelitian ini lebih fokus pada dampak positif segerombolan kelelawar terhadap lingkungan. Sementara itu, hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ekonomi yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan hidup di
Kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar akan semakin terkikis ketika berbagai kerusakan lingkungan terjadi. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Putri, 2020) yang menunjukkan nilai ekonomi Mata Air Mudal.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya mengenai Kajian
Kajian Ekonomi Kawasan Karst Gombong di Desa Jatijajar Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
a) Karakteristik sumber daya alam di kawasan Karst Gombong Desa Jatijajar mempunyai karakteristik sumber
daya berupa pemanfaatan langsung yaitu dari sistem hidrologi air kawasan karst yang terdiri dari nilai
pemanfaatan sumber daya air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
kebutuhan, nilai sumber daya air untuk usahatani padi sawah, dan nilai sumber daya air untuk usahatani padi.
sumber air dari sungai bawah tanah di kawasan karst.
b) Total nilai ekonomi pemanfaatan potensi sumber daya di Kawasan Karst Gombong, Jatijajar
Desa, adalah Rp. 87.616.789.519,- dalam satu tahun. Nilai tersebut merupakan nilai sumber daya alam dan
lingkungan hidup dari pemanfaatan langsung ketersediaan sumber daya alam tersebut kepada masyarakat.
Nilai-nilai tersebut akan hilang jika kawasan karst mengalami kerusakan baik akibat aktivitas pertambangan
maupun perubahan fungsi lingkungan. Nilai tersebut akan menjadi nilai yang harus dikeluarkan oleh
masyarakat sebagai kompensasi atas hilangnya potensi sumber daya alam di kawasan karst.

Berdasarkan temuan di atas, perlu adanya perencanaan yang terarah dalam pemanfaatan kawasan karst, baik
oleh pemerintah pusat maupun daerah, masyarakat pedesaan di sekitar kawasan karst, serta peran aktif akademisi,
karena kawasan karst sangat rentan. dan peka terhadap perubahan akibat hilangnya salah satu ciri kawasan karst, baik
eksokarst maupun endokarst. Pemanfaatan salah satu potensi tersebut akan menimbulkan penilaian positif
(menguntungkan) namun juga akan menimbulkan penilaian negatif (merugikan). Hal ini disebabkan adanya hubungan
unik antara karst permukaan dan karst bawah permukaan serta kawasan karst yang rusak tidak dapat diperbarui.

REFERENSI
Aditya, P. A., Sudarma, I. M., & Djelantik, A. W. S. (2013). Analisis Harga Air untuk Irigasi Padi Sawah di Wilayah
Perkotaan(Kasus Subak Pakel I dan Subak Pagutan Kota Denpasar). E-Jurnal Agribisnis Dan Agrowisata, 2(2).

Akhmad, F. (2006). Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Teori danAplikasi.


Ening, A. (2015). Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Padi Melalui Valuasi Ekonomi. Forum
Penelitian Agro Ekonomi. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 33(2).
Fitri, D. R. K. (2017). VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN. In Proceeding IAIN
Batusangkar.

61
Machine Translated by Google

_______________EKO-REGIONAL, Vol 17, No. 1, Maret 2022. hal. 54-62

Hidayat, F. (2016). Valuasi Ekonomi Untuk Pengembangan Sumber Daya Air DAS Mahat Hulu. Jurnal
Agrium, 12(2).
Jhon, G. (2004). Ensiklopedia ilmu gua dan karst. New York.
Kementerian Lingkungan Hidup, R. (2007). Panduan Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam
danLingkungan.Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Milon, JW, & Alvarez, S. (2019). Penilaian ekonomi sumber daya pesisir dan ekosistem. Swiss.
Pramestyan, A. (2021). Valuasi ekonomi sumber daya alam kawasan hutan lindung Siregol di
Desa Sirau, Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga. E-Jurnal Ekonomi Sumberdaya Dan
Lingkungan, 10(1).
Putri, A. (2020). Valuasi Ekonomi Mata Air Mudal, Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul,
Yogyakarta Dengan Metode Replacement Cost. Jurnal Manajemen Keuangan Publik (PKN STAN), 4(2).
Wijayanti, F., & Maryanto, I. (2017). Diversity and pattern of nest preference of bat species at bat-
dwelling caves in Gombong Karst, Central Java, Indonesia. Biodiversitas Journal of Biological
Diversity, 18(3).
Wijayanti, F., Solihin, D. D., Alikodra, S. H., & Maryanto, I. (2011). Eritrosit dan Hemoglobin pada
Kelelawar Gua di Kawasan Karst Gombong, Kebumen,Jawa Tengah. Jurnal Biologi Indonesia
(LIPI), 7(1).
Wisnuaji, R. (2016). Tinjauan Ancaman Kelangsungan Dan Daya DukungEkosistem Essensial
Karst Gombong Oleh Rencana Pendirian Pabrik Semen. Masyarakat Spleologi Indonesia.

62

Anda mungkin juga menyukai